PEMBERIAN OBAT Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah KDKK yang diampu oleh Ibu Retno Dumilah, SST, M.Keb
Disusun oleh: 1. 2. 3. 4.
Adinda Niken Kevin Merdayanti Luthfianny Fadhila Anisa Shofura
P17324418045 P17324418032 P17324418059 P17324418050
Jalur Umum Kelas 1B
Program Studi Diploma III Kebidanan Jurusan Kebidanan Karawang Politeknik Kesehatan Bandung 2018/2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugrahkan keimanan, keislaman, kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul “PEMBERIAN “PEMBERIAN OBAT” OBAT” ini disusun dalam rangka memenuhi rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah KDKK yang di ampu oleh Ibu Retno Dumilah, SST, M.Keb Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini. Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran p ositif dari pembaca. Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan untuk kami khususnya.
Karawang, 30 Januari 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................. ...................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Tujuan ............................................... ............................................... 1 C. Rumusan Masalah ........................................................................... 1 BAB II. PEMBAHASAN
A. Mulut.................................................................................................. 9 B. Kulit ................................................................................................... 10 C. Epidural............................................... ............................................... 10 D. Terapi panas dingin............................................................................ 10 E. Zid bath/kompres ................................................... ............................ 10 BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 17 B. Saran .................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA ............................................... ...................................... 18
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tindakan pemberian obat menjadi salah satu tindakan penting seorang perawat dalam menjalankan peran kolaborasinya. Saat memberikan obat pada pasian perawat perlu memperrhatikan aspek enam tepat yang meliputi: tepat pasien (right client), tepat obat (right drug), tepat dosis (right dosis), teapt waktu (right time), tepat cara (right route), dan tepat dokumentasi (right documentation) (Kee and Hayes, 2000) Pemberian obat oleh perawat dengan memperhatikan prinsip enam tepat ini akan mempengaruhi keberhasilan pengobatan dan kesembuhan penyakit pasien. Hal ini teurtama akan mudah dilihat pada pasien yang dirawat di ruang inap. Obat merupakan suatu substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan, pengobatan atau bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh. Dalam pelaksanaannya, tenaga medis memiliki tanggung jawab dalam keamanan obat danpemberian secara langsung ke pasien. Hal ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pasien. Farmakologi menjadi sangat penting karena mempelajari tentang efek dari obat, sehingga diharapkan mampu mengevaluasi efek pengobatan. Pada aspek obat, ada beberapa istilah yang yang penting kita ketahui diantaranya: nama generik merupakan nama pertama dari pabrik yang sudah mendapatkan lisensi, kemudian ada nama resmi yang memiliki arti nama dibawah lisensi salah satu publikasi yang resmi, nama kimiawi merupakan nama yang berasal dari susunan zat kimianya seperti acetylsalicyic acid atau Aspirin, kemudian nama dagang (trade mark ) merupakan nama yang keluar sesuai dengan perusahaan atau pabrik dalam menggunakan simbol seperti ecortin, bufferin, empirin, analgesik, dan lain-lain. B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemberian obat melalui mulut? 2. Bagaimana pemberian obat melalui kulit? 3. Bagaimana pemberian obat metode epidural? 4. Bagaimana pemberian obat metode terapi panas dingin? 5. Bagaimana pemberian obat metode Zid bath/kompres? 1
C. Tujuan
1. Mengetahui cara pemberian obat melalui mulut 2. Mengetahui cara pemberian obat melalui kulit 3. Mengetahui cara pemberian obat metode epidural 4. Mengetahui cara pemberian obat metode terapi panas dingin 5. Mengetahui cara pemberian obat metode Zid bath/kompres
2
BAB II PEMBAHASAN A. MATA B. KULIT C. Pemberian obat dengan cara epidural
Epidural adalah teknik untuk menghilangkan rasa sakit dengan memasukkan jarum kecil berisi tabung (kateter) yang sangat kecil melalui otot punggung hingga ke daerah epidural (rongga dibagian tulang belakang). Hal ini dilakukan oleh dokter anestesi. Manajemen nyeri yang dapat dilakukan oleh bidan diantaranya mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri misalnya ketidakpercayaan, kesalahfahaman, ketakutan, kelelahandan kebosanan. Memodifikasi stimus nyeri dan menggunakan teknik-teknik seperti teknik latihan pengalihan menonton televisi, berbincang-bincang dengan orang lain, mendengarkan musik, atau stimulasi kulit dengan menggosok dengan halus pada daerah yang nyeri,menggosok punggung, menggunakan air hangat dan dingin, memijat dengan air mengalir. Terdapat berbagai cara untuk pemberian obat-obatan seperti diminum, disuntikkan ke otot, dimasukkan ke dalam anus dan juga dimasukkan secara epidural. Rongga epidural adalah bagian dari susunan tulang belakang manusia yang terdapat didalam saluran tulang belakang diluar membran yang dinamakan duramater. Pemberian obat pada bagian ini umumnya ditujukan untuk pembiusan yang kita namakan anastesi epidural. Anastesi epidural merupakan pembiusan regionalberupa memasukkan obat-obatan melalui kateter pada rongga epidural. Kelebihan cara ini adalah dapat diberikan terus menerus dan dapat dipertahankan untuk beberapa hari. Pemberian obat ini dapat ditujukan untuk pembiusan umum,metode pembiusan utama, penghilang rasa sakit sehabis operasi, atau pengobatan nyeri punggung. Perhatian utama dari teknik ini adalah rongga epidural lebih sulit dan lebih berbahaya pada bagian atas tulang belakang,sehingga umumnya teknik ini dilakukan untuk dada, abdomen , dan tungkai bawah. Teknik ini kurang cocok untuk daerah leher, lengan atau kepala.
3
Teknik Pemberian Obat melalui Epidural
Pemberian obat melalui epidural, merupakan teknik untuk menghilangkan rasa sakit atau nyeri dengan memasukan jarum kecil berisi tabung (kateter) yang sangat kecil melalui punggung hingga ke daerah epidural (rongga di bagian telang belakang dan sangat hati-hati menarik ujung jarum hingga tabung p olythene tertinggal di dalam rongga epidural. Kemudian dokter dapat memberikan pembiusan melalui tabung di rongga tersebut (gambar 3). Hal ini dilakukan oleh dokter spesialis anestesi.
Efek samping epidural setelah melahirkan
1.
Mengganggu proses persalinan Epidural akan memperlambat proses persalinan dan mengurangi kemampuan kontraksi rahim. Hal ini karena epidural menghambat pelepasan hormon oksitosin selama persalinan untuk membantu kontraksi rahim. Ketika kemampuan kontraksi rahim menurun, suntikan pitocin harus diberikan yang merupakan bentuk sintesis dari oksitosin.
2.
Menurunkan tekanan darah Dalam beberapa kasus, epidural akan menurunkan tekanan darah.
3.
Masalah kandung kemih Epidural mungkin akan mempengaruhi kemampuan untuk mengendalikan kandung kemih. Dalam pengaruh epidural, pasien tidak merasa kalau kandung kemihnya sudah penuh
4.
Sakit kepala Salah satu efek samping utama epidural adalah timbulnya sakit kepala. Hal ini mungkin disebabkan oleh kebocoran cairan tulang belakang. Jika sakit kepala tidak kunjung hilang maka “blood patch” diberikan kepada pasien. Blood patch adalah injeksi yang mengandung darah pasien yang diberikan ke dalam ruang epidural untuk meredakan sakit kepala.
5.
Nyeri punggung Epidural juga bisa memicu nyeri punggung yang kadang tidak hilang lama setelah melahirkan.
4
Efek samping pada bayi
Bayi mungkin mengalami kesulitan saat menyusu ke puting ibu yang daat menyebabkan banyak masalah. Selain itu, selama persalinan bayi mungkin mengalami depresi pernapasan, malposisi , dan peningkatan denyut jantung.
Efek samping jangka panjang
Berikut adalah beberapa efek samping jangka panjang epidural 1.
Berpotensi menyebabkan kebocoran ciran tulang belakang yang memicu mual dan sakit kepala
2.
Penurunan kekebalan tubuh
3.
Peningkatan abnormal nafsu makan
4.
Membuat gula darah menjadi tinggi
5.
Tubuh menjadi rentan terhadap infeksi
6.
Berpotensi menyebabkan radang perut dan katarak
7.
Menyebabkan nekrosis avaskular (tulang mati) yang bisa terjadi dibahu, pinggul , atau lutut
8.
Mungkin memperburuk diabetes pada pasien yang sudah menderita kondisi ini
9.
Beresiko menyebabkan kerusakan saraf permanen
D. Terapi panas dingin
Terapi adalah suatu proses berjangka panjang berkenaan dengan rekonstruksi pribadi. Dalam kamus Bahasa Indonesia, definisi terapi adalah “usah a untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit”. Tidak disebut ‘usaha medis’ dan juga tidak disebut menyembuhkan penyakit. Maka kita bisa paham bahwa terapi adalah lebih luas daripada sekadar pengobatan atau perawatan. Apa yang dapat memberi kesenangan, baik fisik maupun mental, pada seseorang yang sedang sakit dapat dianggap terapi.
Macam-macam Terapi a. Terapi Panas Terapi panas merupakan terapi dengan menggunakan panas. Pemberian panas adalah
memberikan rasa hangat pada bagian tubuh yang memerlukan Sedangkan kompres adalah salah satu metode fisik yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh bila anak demam yang 5
sudah dikenal sejak zaman dulu. Kompres panas membantu meredakan sakit yang berhubungan dengan radang sendi dan otot kaku dengan mengurangi ketegangan dan melancarkan aliran darah.
Tujuan
Terapi Panas pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres panas akan menghangatkan menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres panas menghasilkan perubahan fisiologis suhu jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler, area permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan. Contoh Perantara Terapi Panas 1. Kendi Antara lain terdapat kendi yang terbuat dari batu atau logam. Pada penggunaannya kendi ini diisi dengan air mendidih, namun pada kebanyakan hal tersebut sudah tidak dipergunakan lagi. Yang sekarang digunakan adalah kendi yang dilebur padat, yang dapat diisi dengan air atau paraffin. Kendi ini dipanaskan sampai mencapai suhu 90C atau dipertahankan pada suhu tersebut dalam sebuah pemanas kendi. 2. Kantung Air Panas Kantung air panas merupakan kantung karet dapat ditutup dengan sekrup diperlengkap dengan penutup karet / sebuah lempeng karet. Kantung diisi dengan air yang panasnya 80C. Air yang mendidih akan merusak kantung yang terbuat dari bahan karet. Kantung air panas diisi air panas sampai 1/3 penuh. Peralatan yang diperlukan 1. Kantung air panas 2. Air panas 3. Kantung atau sarung flannel (misalnya sarung kecil) 4. Handuk Cara Kerja a. Periksalah keadaan kantung air panas b. Isi kantung air panas dengan sejumlah air panas yang dibutuhkan c. Hilangkan udara yang terdapat dalam kantung air panas dengan meletakkan kantung air panas secara mendatar, leher mulut kantung sedikit ditinggikan, turunkan perlahan hingga 6
udara dalam kantung terdorong oleh air keluar. d. Tutup kantung dengan skrup penyumbatnya. e.
Keringkan bagian luar dan dalam leher mulut kantung.
f.
Periksa kantung air panas bocor ataukah tidak.
g. Pasang kantung/ sarung flannel untuk membungkus kantung air panas. h. Letakkan kantung itu pada kaki penderita / tempat lain yang diinginkan dan tidak boleh pada bagian tubuh yang telanjang. i.
Pada penggunaan yang berlangsung lama, jangan sampai lupa memeriksa kulit penderita
pada tempat diletakkannya kantung. 3. Lampu Infra Merah Lampu infra merah merupakan sebuah sumber panas dengan sinar tertentu yang dipancarkan. Sinar infra merah dipancarkan pada tubuh panderita untuk memperoleh rasa hangat pada tubuhnya. (Bouwhuizen,W.1986:191-193) Keuntungan dan Kerugian 1.
Keuntungan
1.
Memenuhi kebutuhan rasa nyaman pada klien
2.
Mudah dan Praktis
3.
Memberikan rasa hangat
4.
Mengurangi dan membebaskan rasa nyeri
2. Kerugian 1. Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan
meningkatkan perdarahan
dan pembengkakan 2. Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan Perdarahan 3.
Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.
4. Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat, mempercepat metastase (tumor sekunder) 5.
Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapan membakar atau
menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh. Terapi Dingin Terapi dingin dikenal sebagai cryotherapy yang bekerja pada prinsip pertukaran panas. Hal ini terjadi ketika menempatkan objek pendingin dalam kontak langsung dengan objek suhu 7
yang lebih hangat, seperti es terhadap kulit. Objek dingin akan menyerap panas dari objek yang lebih hangat. Setelah cedera, pembuluh darah akan memberikan oksigen dan nutrisi kepada selsel yang rusak. Sel-sel di sekitar cedera meningkat kan metabolisme dalam upaya mengkonsumsi lebih banyak oksigen. Ketika seluruh oksigen digunakan, sel-sel akan mati serta pembuluh darah yang rusak tidak bisa membuang sampah. Sel darah dan cairan meresap ke dalam ruang di sekitar otot yang mengakibatkan pembengkakan dan memar. Saat es ditempelkan akan menyebabkan suhu jaringan yang rusak menurun melalui pertukaran panas dan menyempitkan pembuluh darah lokal. Hal ini memperlambat metabolisme dan konsumsi oksigen, sehingga mengurangi laju kerusakan. Proses tersebut menghentikan transfer impuls ke otak yang mendaftar sebagai nyeri. Kebanyakan terapis dan dokter menyarankan untuk tidak menggunakan terapi panas setelah cedera, karena hal ini akan memiliki efek sebaliknya dari terapi dingin. Panas meningkatkan aliran darah dan melemaskan otot-otot. Hal itu baik untuk meredakan ketegangan otot, tetapi hanya akan meningkatkan rasa sakit dan pembengkakan cedera dengan mempercepat metabolisme. Terapi dingin harus selalu digunakan sesegera mungkin setelah cedera terjadi. Terapi dingin dilakukan sekitar 15 hingga 20 menit selama 48 jam. Tujuan a. Mengurangi peradangan dengan cara mengerutkan atau mengecilkan pembuluh darah b. Mengurangi rasa sakit c. Mengurangi kejang otot d. Mengurangi kerusakan jaringan e. Mengurangi pembengkakakan f. Mengurangi pembentukan udema (Pembekuan darah di bawah kulit)
Contoh Perantara Terapi Panas
1. Kantung Es dan Kerah Es Kantung es adalah sebuah kantung karet yang tipis, yang ditutup dengan mempergunakan sebuah sumbat sekrup dan sebuah cincin karet atau sebuah lempeng karet. Hal yang sama berlaku juga bagi kerah es, hanya bentuknya saja yang berbeda dan ia dip ergunakan khusus untuk leher. Sebuah kantung es harus didinginkan kembali pada waktunya, yaitu sebelum es yang terakhir mencair. Berapa cepatnya es itu akan mencair, bergantung pada suhu penderita dan suhu 8
sekitarnya. Sensasi ini dalam rangka adalah: 1).Dingin kulit 2) Merasa Burning 3) Sakit , 4) Kekebasan Peralatan yang diperlukan: a.
Kantung es atau kerah es
b.
Potongan es yang kecil- kecil
c.
Peniti atau penusuk es
d.
Sarung kecil yang terbuat dari bahan flannel
e.
Handuk
Cara Kerja :
1. Sebelum dipergunakan, periksa dahulu keadaan kantung dan kerah es. 2. Potongan es kecil- kecil dari lemari es, dimasukkan ke dalam baskom. Jika diperlukan potongan es yang lebih kecil lagi, kecilkan dengan menggunakan peniti atau p enusuk. Untuk mengerjakannya membutuhkan alas bersih. Jika terdapat ujung yang runcing, Tumpulkan dengan membilasnya di bawah pancuran, kemudian isi kantung es. 3. Air yang berasal dari es mencair dan udara yang terdapat di dalam kantung es harus di keluarkan. 4. Tutup kantung atau kerah es. 5. Setelah bagian luarnya dikeringkan, periksa kantung es jika terjadi kebocoran. Kemudian masukkan kantung tersebut ke dalam sarung kecil yang terbuat dari bahan flanel. Kantung tidak boleh di letakkan diatas kulit telanjang pasien. b.
Pijat Es Es merupakan material dari teknik terapi dingin. Es adalah sebuah air bersih yang
dimasukkan ke dalam wadah lalu dibekukan di dalam lemari es samapi benar-benar beku. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam teknik ini yaitu sedikit demi sedikit membuka es lalu pijatkan ke area yang sakit dengan menggunakan gerakan melingkar konstan. Jangan meletakkan es di satu daerah selama lebih dari 3 menit karena hal ini dapat menyebabkan radang dingin. Terapi dingin harus dihentikan setelah kulit terasa mati rasa.
9
Peralatan yang diperlukan
a. Balok es berukuran kecil b. Peniti atau penusuk es c. Gelas dan sepotong kasa d. Piring kecil e. Sendok kecil
Cara Kerja :
Dengan tangan bersih, letakkan balok es berukuran kecil di atas alas yang bersih lalu tusuktusuk sehingga butir es menjadi lebih kecil. Butir e s dimasukkan ke dalam gelas yang diatasnya telah direntangkan sepotong kasa. Gelas dan sendok kecil diletakkan di piring kecil kemudian dibawa ke tempat penderita, dan sampaikan bahwa ia harus menelan butir- butir es secara utuh. 1. Unsur – Unsur Pendingin Unsur pendingin atau “cold packs” diperoleh dalam keadaan siap pakai, digunakan sebagai pengganti kantung es. Unsur- unsur tersebut harus didinginkan di lemari es dengan suhu (- 18C). Suhu diatas 60C harus dihindarkan. Letakkan cold packs pada tempat yang diinginkan, bungkus dengan kain flanel dan tidak boleh diletakkan diatas kulit telanjang. Setelah selesai dipakai, bersihkan unsur- unsur pendingin dengan air dan sabun. Dan perlu diingat bahwa unsur pendingin harus dihindarkan dari kerusakan oleh benda tajam. 2. Keuntungan dan Kerugian Keuntungan -Alat dan bahan mudah ditemukan dan digunakan di rumah -Murah -Persiapan yang sedikit -Baik untuk luka ringan yang hanya memerlukan terapi dingin untuk satu samapi dua hari. Kerugian ·Es sebagai bahan dari terapi dingin mudah jatuh serta sulit untuk menjaga es di tempat ·Es cepat mencair dan dapat membuat berantakan terutama jika melakukan terapi dingin di tempat tidur. ·Es diterapkan pada permukaan sendi secara terbatas.
10
·Hanya dapat diterapkan untuk jangka waktu yang singkat (10-20 menit). ·Sulit digunakan untuk cedera yang lebih besar atau setelah operasi karena berbagai alasan.
E. Zid bath/kompres
Konsep Zid Bath / Kompres Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksan yang digunakan untuk menilai kondisi metabolisme dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah Kompres atau Zid bath adalah bantalan dari linen atau meteri lainnya yang dilipat-lipat, dikenakan dengan tekanan; kadang-kadang mengandung obat dan dapat bersih ataupun kering, panas ataupun dingin (Kamus Dorland, 1996) Zid Bath atau kompres dibagi menjadi 2 : • Kompres Hangat Memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres hangat diberikan satu jam atau lebih. • Kompres Dingin Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kompres adalah kain pembebat yang dibasahi dengan air dingin (es, dan sebagainya) untuk menyejukkan kepala dan sebagainya. Mekanisme kompres terhadap tubuh (Barbara R Hegner, 2003) Kompres panas dan dingin mempengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda. 1. Kompres dingin mempengaruhi tubuh dengan cara : • Menyebabkan pengecilan pembuluh darah (Vasokonstriksi). • Mengurangi oedema dengan mengurangi aliran darah ke area. • Mematirasakan sensasi nyeri. • Memperlambat proses kehidupan. • Memperlambat proses inf lamasi/peradangan(bengkak,kemerahan ) • Mengurangi rasa gatal. 2. Kompres Panas (diatermi) mempengaruhi tubuh dengan cara : • Memperlebar pembuluh darah (Vasodilatasi). • Memberi tambahan nutrisi dan oksigen untuk sel dan membuang sampah-sampah tubuh. 11
• Meningkatkan suplai darah ke area-area tubuh. • Mempercepat penyembuhan. • Dapat menyejukkan Pemberian kompres panas/hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hypothalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas dihypotalamus dirangsang, system effektor mengeluarkan sinyal yang mem ulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hypotalamik bagian anterior sehigga terjadi vasodilatasi (Wolf, 1984). Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas melalui kulit meningkat. Derajat suhu air untuk kompres (Wolf, 1984) • Dingin sekali dibawah 13ºC (55ºF) • Dingin 10 – 18ºC (50 – 65ºF) • Sejuk 18 – 26ºC (65 – 80ºF) • Hangat kuku 26 – 34ºC (80 – 93ºF) • Hangat 34 – 37ºC (93 – 98ºF) • Panas 37 – 41ºC (98 – 105ºF) • Sangat panas 41 – 46ºC (105 – 115ºF)
Tujuan Kompres
a. kompres panas Pada umunya bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan. Tujuan khususnya yaitu : • memperlancar sirkulasi darah • mengurangi rasa sakit • memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien • merangsang peristatik usus • memperlancar pengeluaran eksudat b. Kompres dingin • menurunkan suhu tubuh • mencegah peradangan meluas • mengurangi kongesti (akumulasi abnormal atau berlebihan d ari cairan tubuh) 12
• mengurangi perdarahan setempat • mengurangi rasa sakit pada daerah setempat Kompres panas dan dingin pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres dingin pada bagian tubuh akan menyerap panas dari area tersebut; kompres panas, tentu saja akan menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres panas atau dingin menghasilkan perubahan fisiologis suhu jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler, area permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan. Durasi kompres juga mempengaruhi respons.
Penggunaan Kompres
A. Penggunaan Kompres Hangat : • Penanganan demam bukanlah dengan dikompres air dingin seperti yang biasa dilakukan dahulu kala karena orang demam jika dikompres dingin akan lebih demam lagi saat kompres dihentikan. Karena pada saat dikompres dingin, pusat pengatur suhu menerima sinyal bahwa suhu tubuh sedang dingin maka tubuh harus segera dihangatkan. Jadi justru akan bertentangan dengan hasil yang diharapkan. Lain halnya bila dilakukan kompres hangat. Pusat suhu akan menerima informasi bahwa suhu tubuh sedang hangat, maka suhu tubuh harus segera diturunkan. Inilah pengaruh yang diharapkan. Ketika demam kita memang merasa kedinginan meskipun tubuh kita sebenarnya panas. Kompres hangat membantu mengurangi rasa dingin & menjadikan tubuh terasa lebih nyaman. • Untuk cedera lama/kondisi kronis, yang mana bisa membantu membuat rileks, mengurangi tekanan pada jaringan serta merangsang aliran darah ke daerah. • Untuk pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang tetapi tidak boleh digunakan untuk yang cedera akut atau ketika masih ada bengkak, karena panas dapat memperparah bengkak yang sudah ada. B. Penggunaan Kompres Dingin • Digunakan untuk cedera tiba-tiba atau yang baru terjadi/ akut. Jika cedera baru terjadi (dalam waktu 48 jam terakhir) yang lalu timbul pembengkakan, maka dengan kompres dingin bisa membantu meminimalkan pembengkakan di sekitar cedera karena suhu dingin mengurangi aliran darah di daerah cidera sehin gga memperlambat metabolisme sel dan yang paling penting adalah dapat mengurangi rasa sakit. 13
• Untuk keseleo pergelangan kaki, cedera berlebihan pada atlet atau luka memar. • Membantu mengobati luka bakar dan jerawat. C. Penggunaan Kompres Panas 1. kompres panas basah Persiapan alat : a) kom berisi air hangat (40-46c) b) bak steril berisi 2buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai c) kasa perban/kain segitiga d) pengalas e) sarung tangan bersih di tempatnya f) bengkok 2buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%) g) waslap 4 buah h) pinset anatomi 2 buah i) korentang Cara kerja a) Dekatkan alat-alat kedekat klien b) Perhatikan privacy klien c) Cuci tangan d) Atur posisi klien yang nyaman e) Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres f) Kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban. Kemudian, buang bekas balutan ke dalam bengkok kosong g) Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu masukkan ke dalam kom yang berisi cairan hangat. h) Kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada area yang akan dikompres i) Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi dengan kasa kering. selanjutnya dibalut dengan kasa perban atau kain segitiga j) Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan anti balutan kompres tiap 5 menit k) Lepaskan sarung tangan 14
l) Atur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman m) Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali n) Cuci tangan o) Dokumentasikan tindakan ini beserta responnya. Hal yang perlu diperhatikan : 1. Kain kasa harus diganti pada waktunya dan suhu kompres di pertahankan tetap hangat 2. Cairan jangan terlalu panas, agar kulit jangan sampai kulit terbakar 3. Kain kompres harus lebih besar dari pada area yang akan dikompres 4. Untuk kompres hangat pada luka terbuka, peralatan harus steril. Pada luka memar atau bengkak, peralatan tidak perlu steril yang penting bersih. 2. Kompres panas kering menggunakan buli-buli panas Persipan alat : a) buli-buli panas dan sarung b) termos berisi air panas/ termometer air panas c) lap kerja Cara Kerja : a) Cuci tangan b) Lakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli panas dengan cara : mengisi buli-buli dengan air panas, kencangkan penutupnya kemudian membalik posisi buli-buli berulang-ulang, lalu kosongkan isinya. Siapkan dan ukur air yang di inginkan (50-60ºc) c) Isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih setengah bagian dari buli-buli tesebut. Lalu keluarkan udaranya dengan cara : a. Letakkan atau tidurkan buli-buli di atas meja atau tempat datar. b. Bagian atas buli-buli di lipat sampai kelihatan permukaan air di leher buli-buli c. Kemudian penutup buli-buli di tutup dengan rapat/benar d. Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkn dengan lap kerja dan masukkan ke dalam sarung buli-buli d) Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien e) Letakkan atau pasang buli-buli pada area yang memerlukan f) Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui kelainan yang timbul akibat pemberian 15
kompres dengan buli-buli panas, seperti kemerahan, ketidak nyamanan, kebocoran. g) Ganti buli-buli panas setelah 30 menit di pasang dengn air anas lagi, sesuai yang di kehendaki h) Bereskan alat alat bila sudah selesai i) Cuci tangan j) Dokumentasikan Hal-hal yang peril di perhatikan : 1. Buli-buli panas tidak boleh diberikan pada klien pendarahan 2. Pemakaian buli-buli panas ada bagian abdomen, tutup buli-buli mengarah ke atas/samping 3. Bagian kaki, tutup buli-buli mengarah ke bawah/samping 4. Buli-buli harus diperiksa dulu/cincin karet pada penutupnya Kompres Hangat dilakukan: 1. Pada radang persendian 2. Pada kekejangan otot 3. Bila perut kembung 4. Bila ada bengkak (abses) akibat pemberian suntikan 5. Bila pasien kedinginan (misalnya akibat narkose, iklim atauketegangan dll) 6. Pada bagian tubuh yang abses 7. Bila ada haematoom Sekilas Info D. Penggunaan Kompres Basah Kompres basah diberikan pada bagian tubuh untuk memberi efek lokal. Kompres dingin sering kali digunakan untuk meredakan perdarahan dengan cara mengkonstriksi pembuluh darah, meredakan inflamasi dengan vasokonstrisi, dan meredakan nyeri dengan memperlambat kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja sebagai counterirritant 1.
Kompres dingin basah dengan larutan obat anti septic Persiapan alat :
a) Mangkok bertutup steril b) Bak steril berisi pinset steril anatomi 2buah c) Cairan anti septic berupa PK 1:4000, revanol 1:1000 sampai 1:3000 larutan betadin
16
d) Pembalut dan sampiran bila perlu e) Perlak, pengalas dan kain kasa (bila perlu) Cara Kerja : a) Dekatkan alat ke dekat klien b) Pasang sampiran c) Cuci tangan d) Pasang perlak pada area yang akan di kompres e) Mengocok obat atau larutan bila terdapat endapan f) Tuangkan cairan kedalam mangok steril g) Masukkan beberapa potong kasa kedalam mangkok tersebut h) Peras kain kasa trsbt dg menggunkan pingset i) Bentangkan kain kasa dan letakkan kasa di atas area yang dikompres dan di balut j) Rapikan posisi klien k) Bereskan alat-alat setelah selesai tindakan l) Cuci tangan m) Dokumentasikan Hal yang perhatikan : 1. Kain kasa harus sering dibasai agar tetap basah 2. Pada luka bakar kotor kasa diganti tiap 1-2 jam 3. Perhatikan kulit setempat/sekitarnya. Bila terjadi iritasi segera laporkan 4. Pada malam hari agar kelembapan kompres bertahan lama, tutupi dengan kapas sublimat. 2.
Kompres dingin basah dengan air biasa/air es Kompres basah adalah balutan kasa basah yang sering diletakkan di atas luka terbuka.
Kompres kasa dan kemasan basah dapat diberikan dalam bentuk panas atau dingin. Tujuan 1. Membersihkan luka 2. Mengobati luka 3. Mencegah kekeringan pada luka tertentu Dilakukan pada 1. Luka yang kotor 2. Pasien colostomi sebelum dilakukan opersi 17
Persiapan alat : a) Kom kecil berisi air biasa/air es b) Pengalas dan sampiran (bila perlu) c) Beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran tertentu Cara Kerja : a) Dekatkan alat-alat ke klien b) Pasang sampiran bila perlu c) Cuci tangan d) Pasang pengalas pada area yang akan dikompres e) Masukkan waslap/kain kasa kedalam air biasa atau air es lalu diperas sampai lembab f) Letakkan waslap/kain kasa tersebut pada area yang akan dikompres g) Ganti waslap/kain kasa tiap kali dengan waslap/kain kasa yang sudah terendam dalam air biasa atau air es. h) Diulang-ulang sampai suhu tubuh turun i) Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila prasat ini sudah selesai j) Cuci tangan k) Dokumentasikan Hal yang harus diperhatikan : 1. Bila suhu tubuh 39c/lebih, kompres dilipat paha/ketiak 2. Pada pemberian kompres dilipat paha, selimut diangkat dan dipasang busur selimut di atas dada dan perut klien agar seprei atas tidak basah 3. Kompres dingin kering dengan kirbat es (eskap)
Memberikan kompres dingin kepada pasien yang memerlukannya, dengan menggunakan kirbat es yang telah diisi dengan potongan es. Tujuan 1. Membantu menurunkan suhu tubuh 2. Mengurangi rasa sakit atau nyeri 3. Membantu mengurangi perdarahan 4. Membatasi peradangan Dilakukan pada : 18
1. Pasien yang suhunya tinggi 2. Pasien perdarahan hebat 3. Pasien yang kesakitan Persiapan alat : a) Kirbat es/eskap dengan sarungnya b) Kom berisi berisi potongan-potongan kecil es dan satu sendok teh garam agar es tidak cepat mencair c) Air dalam kom dan Lap kerja d) Perlak pengalas selimut bila perlu Cara Kerja : a) Bawa alat-alat ke dekat klien b) Cuci tangan c) Masukkan batnan es ke dalam kom air supaya pinggir es tidak tajam d) Isi kirbat es dengan potongan es sebanyak kurang lebih setengah bagian dari kirbat tersebut e) Keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang kosong, lalu di tutup rapat f) Periksa skap, adakah kebocoran atau tidak g) Keringkan eskap dengan lap, lalu masukkan ke dalam sarungnya h) Buka area yang akan di kompres dan atur yang nyaman pada klien i) Pasang perlak pengalas pada bagian tubuh yang akan di kompres j) Letakkan eskap pada bagian yang memerlukan kompres k) Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan suhu tubuh l) Angkat eskap bila sudah selesai m) Atur posisi klien kembali pada posisi yang n yaman n) Bereskan alat setelah selesi melakukan prasat ini o) Cuci tangan p) Dokumentasikan Hal-hal yang perlu di perhatikan : 1. Bila klien kedinginan atau sianosis, kirbat es harus segera di angkat 2. Selama pemberian kirbat es, perhatikan kult klien terhadap keberadaan iritasi dan lain-lain 3. Pemberian kirbat es untuk menurukan suhu tubuh, maka suhu tubuh harus di control setiap 3060 menit.bila suhu sudah turun kompres di hentikan 19
4. Bila tdak ada kirbat es bias menggunakan kantong plastic 5. Bila es dalam kirbat es sudah mencair harus segera diganti (bila perlu)
Kontraindikasi
A. Kontraindikasi pemberian kompres panas, yaitu: 1. Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan perdarahan dan pembengkakan 2. Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan perdarahan 3. Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema. 4. Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat ,mempercepat metastase (tumor sekunder) 5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapat membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh. B. Kontraindikasi pemberian kompres dingin, yaitu: 1. Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan karena mengurangi aliran ke luka terbuka 2. Gangguan sirkulasi. Dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan lebih lanjut dan menyebabkan kerusakan jaringan. Pada klien dengan penyakit raynaud, dingin akan meningkatkan spasme arteri 3. Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin. Beberapa klien memiliki alergi terhadap dingin yang dimanisfestasikan dengan respon inflamasi (mis, eritema, hive, bengkak, nyeri sendi, dan kadang-kadang spasme otot), yang dapat membahayakan jika orang tersebut hipersensitif.
20
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Prinsip dasar dalam pemberian obat yang aman dan akurat dengan prinsip “enam tepat” penting diterapkan. obat dapat diberukan dengan berbagai cara disesuaikan dengan ko ndisi pasien, diantaranya: secara tropical, supossitoria intra tekal dan yang lain sesuai dengan prinsip dalam pemberian obat. Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jenis obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah. B. Saran
Pemberian obat yang tepat dan sesuai dengan dosis adalah salah satu tanggung jawab penting bagi seorang perawat/bidan. Terutama bila dilakukan perawat /bidan dan proses penyembuhan yang dilakukan ditempat pelayanan kesehatan seperti halnya rumah sakit dan puskesmas. Meskipun obat bermanfaat bila digunakan sesuai dengan dosis serat aturan pakai, namun bukan berarti tanpa reaksi yang meugikan. Dan ingatlah mencegah lebih baik daripada mengobati.
21
DAFTAR PUSTAKA
Uliyah, Musrifatul dan Alimul Hidayat, Azis. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Surabaya. Salemba Medika Siwi Walyani, Elisabeth. 2015. Keterampilan Dasar Kebidanan 1. Yogyakarta. Pustakabarupress
http://en.wikipedia.org/wiki/epidural https://www,google.com/search?safe=strict&client=ms-android-asus&hl=inID&ei=C9tQXKnYA4zlvgSBnpmQCA&q=jurnalpemberianobatsecaraoral&oq=jurnalpemberia nobat&gs_l=mobile-gws-wizserp.1.2.0l5.1335.1335..6831...0.0..0.156.156.0j1......0.........0i71.4NLqbxoTRDM
https://seputarkuliahkesehatan.blogspot.com/2018/03/makalah-pemberian-obat.html?m=1
22