Pemboran horizontal mempunyai tujuan untuk meningkatkan produksi minyak dan juga untuk menambah recovery. Hal ini sudah banyak dibuktikan di beberapa lapangan, seperti di lapangan Rospo Mare di Italia yang produksinya mencapai 2 kali lipat dari produksi sumur vertikal, kemudian di Prudhoe !ay untuk " sumur horizontal produksinya mencapai #$. bbl%hari. &R'(, M(!I), *(*&), &+&MR& dan M&-+ juga sudah menggunakan pemboran horizontal di beberapa lapangannya.
Pemboran horizontal dapat menembus lebih dalam daerah Pay /one. +umur0 sumur horizontal dapat mengakibatkan pola aliran yang planar, dimana untuk sumur vertikal mempunyai pola aliran yang sirkular. gambar memperlihatkan kedua pola aliran sumur tersebut.
SASARAN PEMBORAN HORIZONTAL : “MEMPERPANJANG PENEMBUSAN ZONA PRODUKTIF SEHINGGA MEMPERLUAS DAERAH PENGURASAAN SUATU SUMUR” TUJUAN PEMBORAN HORIZONTAL : 1. MENINGKATKAN LAJU PRODUKSI SUMUR 2. MENINGKATKAN RECOVERY SUMUR 3. MEMBUAT RESERVOIR YANG SUDAH TIDAK EKONOMIS BILA DIKEMBANGKAN DENGAN BOR TEGAK AKAN MENJADI EKONOMIS KEMBALI BILA DIKEMBANGKAN DENGAN PEMBORAN HORIZONTAL . MEMPERKECIL TERJADINYA !ATER CONING DAN GAS CONING
pemboran horizontal dapat diklasi1kasikan dalam tiga kategori berdasarkan penggunaan !uild Rate yang berbeda yaitu pemboran horizontal dengan menggunakan +hort Radius, Medium Radius dan )ong Radius konvensional3.
*erdapat tiga jenis type pemboran horizontal 4ambar 2 dan 4ambar "3 yang dibedakan atas laju pertambahan sudut !R 5 build up rate3, yaitu 6 +hort radius !R 5 #.7 0 " %8t, Medium radius !R 5 9 0 2 %# 8t, )ong radius 5 2 0 : %# 8t o
o
o
4ambar #
4ambar "
4ambar 2
)ong radius atau konvensional sumur horizontal mempunyai build0 rate 2 0 : %# 8t dan build radiusnya # 0 " 8t. +udut inklinasi pada pemboran ini dapat mencapai : . Pemboran long radius mempunyai " bagian phase3 mulai dari ujung kepala sumur sampai pada ujung sumur bagian ba;ah. Phase # adalah pemboran vertikal sampai <(P
o
Penentuan kedalaman total dari tiap0tiap phase disesuaikan dengan kemiringan 8ormasi. Pemasangan casing untuk masing0masing phase dapat mengikuti standar praktis. Perencanaan sistem lumpur juga harus hati0hati sekali karena pada pemboran yang beradius sering terjadi kemacetan akibat lumpur. Perlengkapan yang biasa digunakan untuk mencegah timbulnya masalah mekanik lubang sumur dapat mengikuti seperti yang ada di ba;ah ini dengan pertimbangan0pertimbangan lithologi, perencanaan sumur, logistik dan harga se;a rig, yaitu 6 #. Measurement =hile >rilling M=>3 2. +teerable Motor ". +istem Rig *op >rive $. (il !ase Mud 7. )ogging dengan bantuan drill pipe :. 4aya puntir P>M untuk coring
+ebagai standar untuk melakukan pemboran horizontal ini, pertama0tama dilakukan pemboran dengan kenaikkan build 2 0 $ %# 8t, kemudian build rate dinaikkan lagi $ 0 : %# 8t atau lebih. Masing0masing phase yang telah terbentuk terlebih dahulu dipasang casing. 3 dan permulaan horizontal akan menentukan bentuk akhir sumur. !iasanya sudut inklinasi akhir yang terjadi adalah 9 . o
o
o
ntuk sistem radius medium yang mempunyai batas build rate antara 902o%# 8t. *eknik medium radius mempunyai jari0jari kelengkungan antara #270@ 8t. +elain itu, build rate @7o%# 8t juga masih dapat digolongkan medium radius. >o;nhole motor digunakan pada saat akan membor lubang ke arah horizontal. >o;nhole motor mempunyai 2 sambungan miring stabilizer bent housing.
Pemboran horizontal dengan cara short radius biasanya menggunakan beberapa hal seperti di ba;ah ini 6 )aju perubahan sudut build rate3 #.7 0 " %8t >rill collar yang mempunyai sambungan Aeksibel >o;nhole Motor
o
+istem pemboran yang lama seperti knuckle joint yang terletak di atas near bit stabilizer atau reamer masih digunakan. =hipstock digunakan untuk pembentukan sudut a;al yang dikehendaki. Bear bit stabilizer stabilizer yang terletak dekat bit3 atau reamer ber8ungsi sebagai penumpu pendulum3 yang dapat mengarahkan bit sesuai dengan lintasan kurva yang direncanakan. +istem pemboran terdiri dari perlengkapan pemboran yang tidak berputar, drill pipe yang Aeksibel, dan stabilizer.
Peralatannya terdiri dari dua bagian, yaitu 6 #. Pipa Aeksibel, pipa ini ber8ungsi untuk meneruskan gaya puntir yang berasal dari drillstring yang diputar pada permukaan menuju bit. 2. +hell Aeksibel yang tidak berputar, ber8ungsi untuk melengkungkan pipa Aeksibel di atas. 4aya berat menuju bit juga diteruskan melalui shell ini oleh gaya dorong bearing yang terletak pada bagian atas dan ba;ah bagian elemen ini.
". D#$%#& V#'()*"+ T"',#( !agian horizontal yang terbentuk di 8ormasi hampir mendekati tegak lurus dengan bagian vertikal dari sumur horizontal tersebut lihat 4ambar 3
+umur horizontal yang menembus 8ormasi produkti8 dengan sudut kemiringan yang sangat besar 9709@ derajat3 lihat 4ambar3
'ara penembusan zone produkti8 dengan model ular, sehingga akan memperluas bidang serap dari sumur lihat 4ambar 3
T-'/# &"% D'", >alam perencanaan rangkaian drillstring harus mempertimbangkan beban drag, torsi 4ambar 0 &3 dan kemungkinan bengkoknya drill string karena tertekuknya drillstring yang akhirnya menyebabkan beban drag semakin besar serta apabila critical buckling 8orce telah melebihi kekuatan yield rangkaian pipa yang digunakan, maka pipa tersebut akan patah.
*orsi yang berlebihan akan membatasi panjang bagian lubang yang dapat ditembus. *orsi yang mampu memutar bit dalam pemboran menggunakan metoda rotary dibatasi oleh 6 #. *orsi maksimal yang dapat dilakukan oleh rotary table 2.
ntuk menghitung beban torsi yang dapat ditanggung oleh pipa pada kondisi tensile%tertarik adalah 6 dengan, * 5 Minimum torsi pada kondisi tension lb08t3 I 5 Polar momen inersia in$3 (> 5 (utside diameter in3 I> 5 inside diameter in3 C 5 Minimum yield strength psi3 *e 5 !eban tensile lb3 & 5 )uas permukaan pipa, in2
T =
0.096167 OD
2 Te Y − 2 A 2
0.5
I =
π
32
[OD
2
− ID
2
]