PEMERIKSAAN ASET TETAP
Dalam suatu perusahaan kekayaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini dikarenakan berjalannya kegiatan perusahaan sangat berhubungan erat dengan kepemilikan kekayaan perusahaan. Disisi lain kepemilikan kekayaan perusahaan harus di kelola dan ungkapkan dengan benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum agar informasi yang diberikan nantinya tidak menyesatkan bagi pemakai Laporan keuangan .
Audit merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menilai kewajaran atas akun yang terdapat pada laporan keuangan dari kesalahan mencatat maupun kesalahan dalam mengalokasikan biaya, baik yang disengaja maupun tidak disengaja . Audit dapat dilakukan oleh pihak intern maupun oleh pihak ekstern.
Dalam Pemeriksaan akuntansi baik yang dilakukan oleh auditor intern ataupun oleh auditor ekstern , harus diketahui terlebih dahulu tentang tujuan perusahaan dalam melaksanakan Pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan karena diketahui sebelumnya adanya ketidakberesan atau biasa disebut dengan tujuan khusus , maka Pemeriksaan harus dilakukan dengan sedetail mungkin dan sample yang digunakan adalah 100 % atau semua kegiatan yang berkaitan dengan masalah tersebut harus di periksa. Agar diketahui ketidakberesan yang terjadi karena apa dan berapa nilai kesalahannya, serta siapa pihak yang terkait yang melakukan kesalahan (disengaja atau tidak). Berbeda dengan Pemeriksaan yang tujuannya adalah umum dimana perusahaan hanya menginginkan penilaian terhadap pihak auditor, untuk menyatakan wajar atau tidak terhadap pelaksanaan kegiatan akuntansi yang sudah dilaksanakan oleh perusahaan. Dengan demikian untuk Pemeriksaan umum ini auditor tidak harus melakukan Pemeriksaan dengan 100 % Bukti transaksi , tetapi dapat dengan menggunakan sample Bukti yang sebelumnya dilakukan penilaian system pengendalian intern, materialitas perusahaan dan risiko perusahaan.
Aktiva Tetap sebagai salah satu akun yang mempunyai nilai material , maka adanya kesalahan pencatatan, perhitungan, penyajian dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda oleh pemakai Laporan keuangan. Hal ini sangat merugikan baik oleh perusahaan sendiri maupun oleh pihak ekstern yaitu seperti kreditur, investor, pemegang saham , publik . Untuk itu diperlukan audit untuk menghindari kesalahan dalam pelaporan keuangan. Agar audit dapat memberikan laporan yang memberikan risiko kecil maka perlu dibuat teknik audit yang baik sesuai dengan kondisi perusahaan . Demikian pula diperlukan orang yang kompeten dan independen dalam melaksanakan audit tersebut. Dari masalah tersebut maka muncul pertanyaan tentang bagaimana teknik audit aktiva tetap dilakukan agar terhindar dari kesalahan dalam pelaporan keuangan .
Definisi Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Masa manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan.
Aktiva tetap meliputi aktiva yang tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan aktiva yang dapat disusutkan (depreciable) mencakup tanah, bangunan, mesin serta peralatan lainnya, ataupun sumber-sumber alam.
Aktiva tetap pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan."
Sedangkan untuk pengakuannya, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 tentang Pengakuan Aktiva Tetap dan Aktiva Lain- Lain, menyatakan suatu barang modal untuk diakui sebagai aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap maka harus dipenuhi syarat berikut:
Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan. Dalam menentukan suatu pos memenuhi kriteria pertama untuk pengakuan, suatu perusahaan harus menilai tingkat kepastian aliran manfaat keekonomian masa yang akan datang berdasarkan bukti yang tersedia pada waktu pengakuan awal. Adanya kepastian yang cukup bahwa manfaat keekonomian masa yang akan dating akan mengalir ke perusahaan membutuhkan suatu kepastian bahwa perusahaan akan menerima imbalan dan menerima resiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya tersedia jika resiko dan imbalan telah diterima perusahaan. Sebelum hal ini terjadi, transaksi untuk memperoleh aktiva biasanya dapat dibatalkan tanpa sanksi yang signifikan, dan karenanya aktiva tidak diakui.
Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal. Kriteria kedua untuk pengakuan biasanya dapat dipenuhi langsung karena transaksi pertukaran mempunyai bukti pembiayaan aktiva yang mengidentifikasikan biayanya. Dalam keadaan suatu aktiva dikontruksi sendiri, suatu pengukuran yang dapat diandalkan atas biaya dapat dibuat dari transaksi dengan pihak eksternal dan perusahaan untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja dan input lain yang digunakan dalam proses kontruksi.
Aktiva yang digunakan dalam operasi/kegiatan utama perusahaan dan tidak untuk dijual.
Memiliki umur ekonomi yang panjang, biasanya lebih dari satu tahun dan disusutkan nilainya; dan
Memiliki bentuk fisik yang aktual.
Kelompok Aktiva Tetap
Fixed assets atau aktiva tetap bisa dibedakan menjadi
Fixed tangible assets (aktiva tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa diraba).
Fixed intangibleassets (aktiva tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba).
Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud
Menurut Suandy (2008) penyusutan adalah : "Alokasi sistematis suatu nilai asset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang dapat diestimasi." Metode manapun yang dipilih, konsistensi dalam penggunaanya adalah perlu, tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode
Metode Perhitungan Penyusutan
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokan sebagai berikut:
Metode aktivitas (Activity Method)
Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode Beban Menurun (Decreasing Charge Method)
Metode Penyusutan Khusus
Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Tunai
Pengertian Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Tunai
Pembiayaan secara tunai berarti perusahaan harus menyiapkan dan mengeluarkan dana tunai sebesar harga aktiva tetap yang baru. Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembiayaan tunai dicatat dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap
tersebut. Perusahaan harus sanggup menyediakan uang tunai sebesar harga aktiva tetap dan menyetorkan kepada pihak supplier. Setelah bukti pembayaran telah diterima, supplier akan mengirimkan aktiva tersebut kepada perusahaan yang membeli dengan biaya-biaya yang telah disepakati dalam perjanjian jual beli barang.
Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Kredit Bank
Pengertian Kredit Bank
Kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu "credere", yang artinya percaya. Menurut Hasibuan (2001:87), "Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati".
Jenis Kredit Bank Berdasarkan Jangka Waktu
Menurut Home (1992), ada dua pembedaan jangka waktu kredit, yaitu:
Kredit jangka pendek merupakan kredit yang berjangka waktu selama-lamanya satu tahun.
Kredit jangka panjang merupakan kredit yang berjangka waktu lebih dari satu tahun. Keuntungan utama dari pinjaman jangka panjang adalah fleksibilitasnya. Debitur berurusan langsung dengan yang meminjamkan, dan pinjaman dapat disesuaikan terhadap kebutuhan peminjam melalui negosiasi langsung
Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Melalui Sewa Guna Usaha (leasing)
Definisi Sewa Guna Usaha (leasing)
Definisi sewa guna usaha (leasing), menurut The International Accounting Standart (IAS 17) Triandaru, Sigit 2006 : "Suatu perjanjian dimana pemilik asset atau perusahaan sewa guna
usaha (lessor) menyediakan barang atau asset dengan hak penggunaan kepada penyewa guna usaha (lessee) dengan imbalan pembayaran sewa untuk suatu jangka waktu tertentu."
Jenis Sewa Guna Usaha (leasing)
Menurut Suandy (2008), sewa guna usaha (leasing) dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
Sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi (finance lease/capital lease) adalah sewa guna usaha (leasing) di mana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha (leasing) berdasarkan nilai sisa yang disepakati
Sewa guna usaha (leasing) tanpa hak opsi (operating lease) adalah sewa guna usaha (leasing) di mana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha (leasing) tersebut.
Perbandingan Biaya yang dapat Dikurangkan dari Alternatif Pembiayaan
Tunai, Kredit Bank, dan Sewa Guna Usaha (leasing)
Ketiga alternatif pembiayaan aktiva tetap diatas memiliki perbedaan tingkat suku bunga dan juga perbedaan dalam perlakuan disektor pajakannya. Adapun beberapa perbedaan perlakuan biaya dalam sektor pajak antara ketiga alternatif pembiayaan tersebut, yaitu :
Pembiayaan aktiva tetap secara tunai.
Biaya yang dapat dibebankan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan adalah biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku, sedangkan biaya-biaya yang berkenaan dengan perolehan aktiva tetap tersebut tidak boleh dibiayakan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan
Pembiayaan aktiva tetap dengan cara sewa guna usaha (leasing).
Semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar sewa guna usaha (leasing) dapat dibiayakan pada laporan keuangan fiskal pada tahun yang bersangkutan, sedangkan untuk biaya penyusutannya, belum boleh diakui oleh pihak lessee (perusahaan) selama masa sewa guna usaha (leasing), biaya penyusutan boleh diakui jika aktiva telah diambil alih oleh lessee (perusahaan) dengan membayar nilai hak opsi sebesar nilai perolehan aktiva (besar nilai opsi telah ditentukan perusahaan sewa guna usaha (leasing)) sesuai dengan metode dan umur aktiva bersangkutan yang telah ditetapkan.
Pembiayaan aktiva tetap dengan kredit bank.
Biaya yang boleh dikurangkan dalam laporan keuangan fiskal adalah beban bunga atas kredit bank tersebut serta biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku.
AUDIT OBJECTIVE (TUJUAN PEMERIKSAAN) AKTIVA TETAP
Dalam satu general audit (pemeriksa umum), pemeriksaan atas aktiva tetap mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :
Memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aktiva tetap.
Untuk memeriksa apakah aktiva tetap yang tercantum di neraca betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
Untuk memeriksa apakah penambahan aktiva tetap dalam tahun berjalan (periode yang diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar.
Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aktiva tetap sudah dicatat dengan benar di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah perhitungannya telah dilakukan dengan benar (secara akurat).
Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan, jika ada apakah pendapatan sewa sudah diterima perusahaan.
Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai (imperment).
Untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Pengendalian Intern secara Umum terhadap transaksi pembelian Aktiva Tetap.
Dalam pengendalian intern untuk aktiva tetap terdapat dokumen-dokumen kunci dan catatan akuntansi yang biasa dapat dibuat oleh perusahaan. Dibawah ini adalah dokumen-dokumen kunci dan catatan akuntansi yang seharusnya (idialnya) dibuat oleh perusahaan.
Dokumen-dokumen kunci dan catatan akuntansi :
Permintaan pembelian (purchase requisition)
Perintah Pembelian (Purchase order)
Laporan Penerimaan Barang (Receiving report)
Faktur penjualan ( vendor invoice)
Surat perintah pembayaran (voucher)
Ringkasan surat perintah pembayaran (voucher summary)
Bukti kas keluar
Daftar voucher (voucher register)
Cek (chek)
Buku tambahan hutang dagang (accounts payable subsidiary ledger)
Arsip perintah pembelian yang belum terealisasi (open purchase file)
Laporan rekanan penjual (vendor's statement)
Arsip voucher pembelian yang disetujui (purchase transaction file)
Memo debit , dll
Organisasi yang terkait.
Sistem yang baik adalah system yang dalam setiap pekerjaan dilakukan oleh masing-masing fungsi yang memiliki wewenang dan tanggung jawab kepada atasan fungsi lainnya. Sebagai contoh dalam system pembelian aktiva tetap maka fungsi-fungsi yang biasanya terkait adalah :
Bagian gudang fungsi penyimpanan barang. ( surat permintaan barang)
Bagian pembelian fungsi pembelian . (surat permintaan penawaran harga, surat order pembelian)
Bagian penerimaan fungsi penerimaan barang. (laporan penerimaan barang)
Bagian Utang fungsi pencatat utang (bukti kas keluar)
Bagian Kas fungsi pengeluaran kas
Bagian pengiriman fungsi pengiriman barang . (laporan pengiriman barang )
Bagian Jurnal, Buku Besar , dan Laporan , Bagian kartu persediaan, dan Kartu biaya. fungsi Akuntansi (Jurnal Umum, kartu persediaan)