PEMERIKSAAN FISIK PADA SAPI Signalement :
Sapi bernama Felly berumur 6 tahun dengan berat badan 500 kg berjenis kelamin betina, merupakan sapi peranakan Frisian Holstein Anamnesa :
Sapi rutin diberi obat cacing, belum dilakukan vaksinasi rutin, tidak ada gejala adanya penyakit. Produksi susu normal. Hasil pemeriksaan Klinis: Inspeksi
Sebelum melakukan inspeksi, usahakan hewan tidak curiga kepada pemeriksa dan usahakan agar hewan tenang. Inspeksi atau melihat keadaan pasien dari jarak jauh dan jarak dekat secara menyeluruh dari segala arah serta perhatikan keadaan sekitarnya. Dilakukan dengan memperhatikan keadaan hewan seperti ekspresi muka, kondisi tubuh, cara dan tipe pernafasan, keadaan abdomen, posisi berdiri, keadaan lubang alami, aksi dan suara. Selain kegiatan inspeksi seperti diatas perlu juga dilakukan inspeksi jarak dekat terhadap warna kulit, karena selain warna kulit terpengaruh pigmen kulit juga dapat dipengaruhi oleh peredaran darah di bawahnya (Soehardo K, 2007). Sapi Felly digolongkan kurus karena os pelvis dan processus spinosus dan transversus dari vertebrae tampak menonjol. Namun sapi Felly tidak terlalu kurus dan dapat dikatakan cenderung normal. Sikap sapi Felly secara umum normal, sapi tidak nampak stress atau depresi, Bentuk tubuh secara lateral normal, tidak lordosis, kifosis, maupun scoliosis. Bentuk tubuh dari posterior normal. Gait normal, sapi tidak pincang, kaki tidak kaku, tidak mengalami paresis maupun paralisis, tidak nampak adanya fraktur maupun foot rot. Tidak ditemukan adanya submandibular/brisket edema. Feses berwarna normal dengan konsistensi normal. Urin berwarna normal dan beraroma normal. Alat genitalia tampak normal, pada bagian rektal tidak ditemukan adanya abnormalitas. Kelenjar mamaria laktasi normal namun tidak simetris antara kanan dan kiri.
Palpasi
a. Suhu Suhu tubuh ternak ternak perlu diketahui. Sebelum mengukur suhu tubuh, pastikan thermometer yang digunakan dapat bekerja dengan baik dan tidak rusak. Masukkan ujung termometer dengan hati-hati ke lubang anus, bila ada hal yang meragukan misalnya (diduga ada radang lokal atau anus terlalu kendor), lakukanlah pada rongga mulut, hati-hati jangan sampai ujung termometer tergigit, pada cara ini hasilnya supaya ditambahkan 0,50C. temperature yang
didapatkan dari sapi Felly adalah 38,7oC. suhu tubuh normal pada sapi adalah 37,5oC - 39,5oC (Frandson, 2006). b. Selaput lendir mata Perhatikan pula selaput lendir mata (conjunctiva). Geser ke atas kelopak mata atas dengan ibu jari, gantikan ibu jari dengan telunjuk dan sedikit ditekan, maka akan nampak selaput lendir mata. Lakukan pula pada kelopak mata yang bagian bawah. Bandingkan antara conjuctiva mata kanan dan kiri, apakah ada perbedaan. Selanjutnya usahakan melihat conjunctiva pada beberapa ekor ternak dan berbagai spesies untuk meyakinkan bagaimana warna konjungtiva normal. Pada waktu pemeriksaan konjungtiva, perhatikan apakah ada perubahan warna, apakah lebih basah atau lebih kering, apakah ada lesi, kotoran, bercak-bercak dan lain sebagainya. Bila ada perubahan apakah bilateral atau unilateral (Subronto, 2003). Selaput lendir mata sapi Felly normal. c. Selaput lendir hidung, mulut dan vulva. Pemeriksaan selaput lendir hidung tidak selalu dapat dilakukan karena diantara ternak ada yang selaput hidungnya sempit atau selaput lendirnya berpigmen. Pada beberapa spesies, lesi pada selaput lendir, hidung, mulut dan vulva sering menjadi petunjuk untuk penyakit spesifik, oleh sebab itu pada waktu memeriksa selaput lendir, hal-hal tersebut perlu diingat (Boddie, 2002). Pada sapi felly tidak ditemukan abnormalitas. d. Mata Perhatikan konjungtiva mata apakah ada vasa injeksi atau lesi-lesi. Periksa pula bola mata dari sebelah muka dan samping supaya dapat dibedakan dimana letak lesi, apakah di cornea, atau di bagian sebelah belakangnya. Untuk pemeriksaan retina dan fundus dapat digunakan opthalmoskope. Pemeriksaan mata sapi Felly normal, tidak ditemukan adanya konjunctivitis, air mata berlebih maupun kurangnya reflex pada mata. e. Status Hidrasi Status dehidrasi dari hewan dapat dilihat dengan cara menarik kulit di tengkuk dan dihitung waktu yang dibutuhkan kulit tersebut untuk kembali ke posisi semula, apabila kurang dari 2 detik maka dinyatakan normal/ tidak dehidrasi, apabila lebih dari 2 detik makan dinyatakan dehidrasi. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk kembali ke tempat semula maka dapat dinyatakan hewan tersebut semakin dehidrasi (Frandson, 2006). Berdasarkan pemeriksaan sapi Kelly dinyatakan tidak mengalami dehidrasi. f. Kulit dan bulu Pemeriksaan kulit dilakukan dengan cara palpasi dan inspeksi pada seluruh bagian tubuh dari cranial ke caudal dari proximal ke distal. Diperiksa apakah ada lesi, ektoparasit atau miasis. Bulu teratur, bersih, rapi dan mengkilat. Kulit mulus, tidak ada luka, keropeng dsb. Bulu kusam,
tampak kering dan acak-acakan menunjukkan hewan kurang sehat (Subronto, 2003). Kulit sapi Felly bersih dan tidak terdapat keabnormalitasan menunjukan Felly dalam kondisi sehat. g. Pulsus Sistem sirkulasi seekor hewan terdiri dari suatu pompa empat ruang, yaitu jantung, serta suatu sistem pembuluh guna peredaran darah. Pembuluh yang mengedarkan darah dari jantung ke bagian-bagian lain disebut arteri, sedangkan yang membawa darah menuju jantung disebut vena. Pulsus bersumber pada denyut jantung. Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan irama dan lajunya dalam semenit serta kualitasnya. Jikalau irama denyut tidak rata, dikatakan ada pulsus irregularis (Soehardo K, 2007). Pada sapi Felly diperoleh data pulsus yaitu 68 kali permenit. Sedangkan frekuensi pernafasan yaitu 28 kali permenit Pemeriksaan pulsus pada sapi dapat dipalpasi pada : arteria maxillaris externa/a. facialis (raba tepi depan m. Masseter dengan jari dan gerakan kemuka dan kebelakang) atau a. cocc ygea di sebelah ventral dari pangkal ekor. h. Telinga dan Hidung Telinga sapi Felly panas menandakan peredaran darah pada telinga lancar. Hidung sapi lembab dan merupakan normal karena sapi sehat akan rutin membasahi hidungnya menggunakan lidahnya. Tidak terdapat leleran baik pada telinga maupun hidung. Juga tidak ditemukan adanya lesi atau luka pada telinga maupun hidung sapi Felly. i. Lymph Nodes limpo nodus yang mudah diamati adalah lgl submandibular yang berada di daerah bawah telinga , prescapularis, popliteal, dan inguinalis. diraba bagian kulitnya dan temukan bentuk benjolan. Dalam keadaan normal tidak terlalu mencolok kelihatan. Apabila ada peradangan kemudian membengkak, tanpa diraba akan terlihat jelas pembesaran didaerah dimana kelenjar getah bening berada (Frandson,2006). Lgl pada sapi Felly normal tidak terdapat pembesaran. j. vena jugularis Vena. Vena jugularis pada hewan besar cukup diperiksa dalam keadaan berdiri, perhatikan kemungkinan adanya pulsus venosus tampak berupa pembesaran vena, aliran/desakan darah kembali ke sebelah atas yang biasanya melampaui daerah leher 1/3 bawah. Coba tekan pada batas antara daerah 1/3 tengah dan 1/3 bawah leher, apakah sebelah atas bagian yang ditekan tetap ada gerakan dari vena. Vena sapi Felly normal.
Auskultasi
a. Suara Jantung Dengan auskultasi, dengarkan suara detak jantung dan hitung frekuensinya, lakukan bersama-sama pemeriksaan pulsus, perhatikan apakah detak j antung sinkron dengan pulsus, serta
perhatikan ritmenya. Perhatikan perbedaan suara I (sistole) dan II (diastole). Perhatikan kemungkinan adanya perubahan kekuatan detak jantung, sura I dan II tidak dapat dibedakan, dan dupliksi suara I. Perhatikan pula kemungkinan adanya suara tambahan (bising) baik berasal dari endocardium (bising endocardial) maupun yang berasal dari pericardium (bising pericardial) (Boddie, 2002). Pada sapi Felly normal. b. Suara Nafas Dilakukan auskultasi pada daerah rongga dada dipastikan apakah terdapat suara rhonci, suara redup, adanya dyspnea, atau takipnea. Sapi Felly bernafas dengan normal. Juga tidak ditemukan adanya batuk, serta nafas berbau normal tidak bau keton ataupun bau busuk. c. Kontraksi Rumen Diauskultasi di bagian perut untuk mengetahui kontraksi rumen, setelah dihitung jumlah kontraksi rumen tiap menitnya, rumen Felly berkontraksi 10 kali tiap 5 menit. Kekuatan kontraksi tergolong kuat/ normal. Berdasarkan jenis suara yang dihasilkan dapat dinyatakan isi rumen adalah campuran padat. Suara ping tidak ada. Respon nyeri Xiphoideus tidak ada.
KESIMPULAN
Sapi Felly dalam kondisi sehat, ambing tidak simetri tapi masih d alam batas normal.
DAFTAR PUSTAKA
Soehardo, K. 2007. Fisiologi Reproduksi Ternak I. Bag. Reproduksi & Kebidanan. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Boddie., G.F. 2002. Diagnostic Methods in Veterinary Medicine. Philadelphia: J.B. Lippincott Company Frandson,. R.D. 2006. Anatomi dan Fisiologi Ternak . Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Subronto, 2003. Ilmu Penyakit Ternak I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta