Pemeriksaan golongan darah ABO metode Slide a. Pembahasan Secara umum darah memiliki 4 golongan yaitu: golongan darah A dimana golongan darah A mempunyai antigen A dan anti - B, golongan darah B yaitu golongan darah yang memiliki antigen B dan anti – A, golongan darah O golongan darah yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan golongan darah AB golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak memiliki antibodi. Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis golongan darah pada manusia. Penentuan golongan darah ABO pada umumnya dengan menggunakan metode Slide. Metode ini didasarkan pada prinsip reaksi antara aglutinogen (antigen) pada permukaan eritrosit dengan aglutinin yang terdapat dalam serum/plasma yang membentuk aglutinasi atau gumpalan. Metode slide merupakan salah satu metode yang sederhana, cepat dan mudah untuk pemeriksaan golongan darah.Antigen – antigen golongan darah yang sangat penting adalah antigen A, dan B. Ciri antigen itu berada pada ujung gula – gula yang melekat langsung pada dinding sel atau melekat pada rangkaian protein yang menonjol dari hamparan bilipid. Reagen antisera merupakan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan golongan darah ABO. Diperoleh dari biakan supernatan secara in vitro yang berasal dari hibridisasi immunoglobulin sel tikus, dan hasil pemeriksaanya akan terbentuk aglutinasi. Misalnya pada golongan darah A ketika ditambahkan reagen antisera A, reagen antisera B, dan reagen antisera AB, maka terjadi aglutinasi pada darah yang di tetesi reagen antisera B dan AB, sedangkan pada reagen antisera AB tidak terbentuk aglutinasi. Dari segi reagen metode ini kurang ekonomis, maka serum dapat dijadikan sebagai reagen pada pemeriksaan golongan darah ABO [5]. Serum merupakan cairan darah yang berwarna kuning. Didalam serum terdapat dua protein yaitu albumin dan globullin. Antibodi berada di dalam serum dikarenakan Antibodi golongan darah merupakan protein globulin, yang bertanggung jawab sebagai kekebalan tubuh alamiah untuk melawan antigen asing. Komposisi serum sama dengan plasma yaitu 91% air, 8% protein, dan 0,9% mineral. Akan tetapi didalam serum tidak ada faktor pembekuan (fibrinogen). Dikarenakan serum tidak diberi anti koagulan, fibrinogen dapat diubah menjadi benang – benang fibrin sehingga terjadi pembekuan darah. Dimana antikoagulan ini mengikat kalsium sebagai faktor pembekuan sehingga fibrinogen tidak di ubah menjadi benang – benang fibrin. Ethylene Diamine Tetra Acetik Acid (EDTA) adalah antikoagulan yang paling sering digunakan. EDTA dapat digunakan dalam dua bentuk yaitu berupa larutan atau cair dan berupa zat padat (serbuk). Pemakaian antikoagulan EDTA yaitu 1 mg/1mL darah untuk EDTA kering (serbuk ) 10µL/1mLdarah untuk EDTA cair.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah
merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.menurut K. Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit (sel darah merah) seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi pada orang lain, campuran tadi tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, golongan darah tersebut dibagi menjadi 4 golongan yaitu sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau Onegatif.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal . Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal . Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Pemeriksaan golongan darah abo dan rhesus metode slide
Sejak penemuan Landsteiner (1901) sampai sekarang, telah diketemukan lebih dari 400 antigen golonqan darah dalam eritrosit. Tapi untuk kegunaan praktek, klinis yang terpenting hanya sistem golongan darah ABO dan Rh. Pada sistem golongan darah ABO hanya ada 4 golongan darah yaitu. A, B, AB dan 0. Golongan tersebut. berdasarkan atas ada atau tidak adanya antigen A dan antigen B. Dalam serum golongan 0 normal mengandung anti A dan anti B, serta golongan A hanya mengandung anti B, golongan B mengandung anti A dan golongan AB tidak mengandung baik anti A maupun anti B. Pada sistem Rh untuk kepentingan klinik cukup menentukan apakah sese orang negatif. Biasanya dengan memeriksa.reaksi sel eritrosit seseorang penderita terhadap antigen Rh yang dikenal dengan nama anti D. Oleh karena reaksi yang terjadi antara antigen – anti bodi adalah aglutinasi maka antigen (Ag) disebut juga aglutinasi & antibodi (Ab) disebut agglutinin. Pada pemeriksaan golongan darah, terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengetahui golongan darah. Metode yang dapat digunakan antara lain adalah metode slide, metode blood grouping, metode tabung, dan metode tile.
Pemeriksaan golongan darah bertujuan untuk mengetahui antigen dan antibody yang dimiliki oleh pasien untuk menentukan golongan darahnya. Antigen terletak pada permukaan sel darah merah (eritrosit) sedangkan antibody terletak didalam serum, sehingga untuk mengetahui golongan darah berdasarkan antigen yang dimiliki digunakan pemeriksaan pemeriksaan golongan darah dengan metode cell grouping (forward typing) baik dengan slide
maupun tube, sedangkan apabila berdasarkan
dengan antibody yang dimiliki digunakan pemeriksaan golongan darah dengan metode serum grouping (back typing) baik dengan slide maupun tube. Pada orang dengan golongan darah A maka orang tersebut memiliki antibody B dalam serum dan antigen A dalam eritrosit, orang dengan golongan darah B maka orang tersebut memiliki antibody A dalam serum dan antigen B dalam eritrosit, orang dengan golongan darah AB maka orang tersebut memiliki tidak memiliki
antibody dalam serumnya tetapi memiliki
antigen A dan B dalam eritrosit, sedangkan orang dengan golongan darah O memiliki antibody A dan B tetapi tidak memiliki antigen A tau B. Pada Pemeriksaan ini menggunakan sel dan serum probandus milik Halumma Fadhilah, Pada pemeriksaan yang telah dilakukan, hasil pemeriksaan sel grouping pada metode slide dengan bioplate diperoleh hasil negative atau tidak terjadi suatu reaksi aglutinasi pada masing-masing anti-A, anti-B, anti-AB yang ditambahkan dengan suspense sel 10%, sehingga dapat diketahui bahwa sel tersebut tidak mengandung antigen A, B atau AB sehingga golongan darah dari pasien tersebut adalah O. tetapi untuk pemeriksaan anti-D diperoleh hasil positif aglutinasi sehingga golongan darah system rhesus dari pasien adalah rhesus D +. sedangkan pada pemerikssan dengan serum grouping diperoleh hasil positif pada penamban sel A, sel B dan sel O 5% pada serum
pasien yang ditunjukan dengan adanya aglutinasi, dan negative pada pada autocontrol. Hal tersebut menunjukan adanya antibody A dan B pada serum pasien, yang miliki oleh golongan darah O. sehingga golongan darah dari pasi en adalah O. autocontrol dilakukan untuk mengetahui adanya autoimun apabila hasil dari autocontrol positive. Dari pemeriksaan yang dilakukan autocontrol yang diperiksa negative yang ditunjukan dengan tidak adanya aglutinasi, sehingga dapat diketahui pula bahwa tidak terdapat suatu kondisi autoimun. Dari pemeriksaan serum dan sel grouping dengan metode slide diperoleh hasil golongan darah dari pasien adalah golongan darah O dengan rhesus D +.
A. Kesimpulan Berdasarkan pemeriksaan golongan darah yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa golongan darah pasien adalah Golongan darah O dengan Rhesus D +. Pemeriksaan golongand darah ABO dan rhesus metode tabung Pemeriksaan golongan darah abo dan rhesus metode tabung
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok , dan kematian. Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO (Asri, 2010).
Pemeriksaan Golongan Darah 1.
Cell Grouping : Memeriksa antigen sel darah merah dengan cara menambahkan anti-A, anti-B monoklonal.
2.
Serum Grouping : Memeriksa antibodi dalam serum/plasma dengan cara mereaksikannya dengan sel golongan A, B, dan O.
3.
Auto
Control :
Memeriksa
antibodi
dalam
mereaksikannya dengan sel darah merahnya sendiri. Metode : 1.
Metode Slide/Kartu
serum
dengan
cara
2.
Metode Blood Grouping Plate (BGP)
3.
Metde Tabung
4.
Metode Tile
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut (Asri, 2010) : 1. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif. 2. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif 3. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif. 4. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah Onegatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif. Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Pemahaman mengenai aglutinogen dan aglutinin inilah yang mendasari teknik transfusi darah. Dalam transfusi darah, orang yang memberikan darah disebut donor, sedangkan yang menerima disebut resipien. Transfusi (pindah tuang darah) ini harus memperhatikan masalah aglutinin-aglutinogen, sebab jika terjadi inkompatibilitas (ketidakkcocokan) golongan darah, maka akan menyebabkan terjadinya aglutinasi (penggumpalan) darah, dan bisa menyebabkan kematian sang resipien (Kalsum, 2011). Dalam sistem Rhesus telah ditemukan beberapa macam antigen dan antigen yang utama, yaitu antigen D. Antigen ini merupakan antigen yang kuat yang dapat menyebabkan komplikasi, berupa reaksi transfusi hemolitik, yaitu reaksi hancurnya selsel darah merah. Pada bayi menyebabkan penyakit Hemolytic disease of the newborn, yaitu bayi lahir kuning atau bahkan bengkak di seluruh tubuh atau mungkin lahir meninggal (Kalsum, 2011). Golongan
Rhesus +
Rhesus -
Antigen
Antigen Rhesus
-
Antibodi
-
Anti Rhesus
Rhesus – maupun Rhesus + (dalam kondisi darurat). Tetapi orang Rhesus + hanya diperbolehkan mendonorkan darahnya kepada Rhesus + saja, dan tidak boleh ke Rhesus
– . Alasannya sama seperti golongan darah ABO, yaitu karena Rhesus + sebagai donor memiliki antigen (antigen Rhesus) dan Rhesus - sebagai resipien memiliki antibodi (anti Rhesus). Inkompatibilitas ini akan menyebabkan penggumpalan (aglutinasi) antigen Rhesus oleh anti Rhesus, dan bisa menyebabkan kematian sang resipien. Nilai medis lain dari golongan Rhesus ini terutama dalam masalah perkawinan. Jika seorang pria Rhesus + menikah dengan wanita Rhesus – , maka anaknya berpeluang mengalami eritroblastosis fetalis (penyakit kuning pada bayi). Kasus ini hanya terjadi pada tipe perkawinan pria Rhesus + dengan wanita Rhesus – (Kalsum, 2011).
Cross match