I.
II.
Tinjauan Pustaka
[1]
T. H. ilaningrum, !"PT#$%#&$ P'N($H$)$$N $%$# *$%$ '+#'N 'N'-# *# P'P&T$/$$N -,! pp. 10. !&istem pasi ini bias dicapai dengan teknik desain arsitektur yang mengolah tatanan ruang, bidang, massa, dan elemen arsitektur. Pendekatan bioklimatik pada dasarnya bertitik tolak dari dua hal undamental untuk menentukan strategi desain yang responsi terhadap lingkungan global yaitu kondisi kenyamanan manusia dan penggunaan energi secara pasi. .!
[2]
$. $3i3, !/ajian Terhadap /enyamanan uang Teori di +akultas Teknik ni4ersitas Negeri )ogyakarta di Tinjau dari Pencahayaan $lami da Pencahayaan (ampuran! pp. 105. ! /uat pencahayaan pada ruang teori diukur dengan menggunakan lu6 meter pada pukul 78.77 9ib semua ruang belum mencapai standar minimum, pada pukul 12.77 9ib : ;tiga< ruang teori atau 2: = ruang sudah mencapai standar minimum!
[:]
N. $min, !"ptimasi &istem Pencahayaan dengan emanaatkan (ahaya $lami! Jurnal Ilmiah Foristek, 4ol. #, no. 1, pp. >:0?7, 2711. ! Pemanaatan cahaya matahari untuk pencahayaan ruangan memberikan eisiensi pemakaian energi listrik untuk lampu dan mengurangi biaya konsumsi listrik hingga :5 persennya. Pemilihan lampu dan peletakan luminer sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas cahaya yang diberikan pada bidang kerja.!
Teori P enunjang 9.1 Pencahayaan Alami 9.1.1 Pengertian Pe ncahayaan Al ami Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari [1]. Penggunaan pencahayaan alami ini dapat memberikan keuntungan berupa penghematan energi listrik yang digunakan pada sebuah bangunan. Namun, pencahayaan alami mempunyai kelemahan berupa intensitas cahaya yang dipancarkan tidak tetap. Pencahayaan alami pada suatu ruangan dapat didapatkan dengan
digunakaannya jendela jendela yang besar atau penggunaan dinding dindingdi kaca. Hal ini menyebabkan intensitas cahaya yang masuk besar dan tersebar seluruh ruangan. Namun,apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi, dapat digunakan pencahayaan buatan[2].
9.1.2
Kriteria Perancangan
pada ditentukan Nasional 2:@50 berikutA
/riteria perancangan pencahayaan alami sesuai &tandar #ndonesia &N# 7:0 2771[:] sebagai
9.1.2.1
Faktor
pencahayaan alami hari Pada pencahayaan alami terdapat : komponen yang dapat empengaruhi distribusi pencahayaannya. &alah satunya komponen langit ;aktor langit0l<, yaitu perbandingan tingkat pencahayaan langsung dari langit di titik tersebut dengn tingkat pencahayaan oleh terang langit pada bidang datar dilapangan terbuka. +aktor langit adalah selalu lebih kecil dari aktor pencahaya an
pasdiang
di siang hari. Perhitungan pada aktor langit berguna untuk memudahkan perhitungan, dikarenakan l merupakan komponen yang terbesar pada titik ukur. 9.1.2.2 Faktor – aktor Pencahayaan Alami
+aktor pencahayaan alami siang hari adalah perbandingan tingkat pencahayaan pada suatu titik darisuatu bidang tertentu di dalam suatu ruangan terhadap tingkat pencahayaan bidang datar di lapangan terbuka yang merupakan ukuran kinerja lubang cahaya ruangan tersebut. +aktor pencahayaan alami siang hari terdiridari : komponen meliputiA 1.&ky component ;&(<, yaitu komponen pencahayaanlangsung dari cahaya langitB 2. '6ternally relected component ;'(<, yaitu komponen pencahayaan yangyangbersangkutanB berasal dari releksibenda0benda yang berada di sekitar bangunan :. #nternally relected component ;#(<, yaitu komponen pencahayaan yang berasal dari releksipermukaan0permukaan dalam ruangan.
-ambar...Tiga /omponen (ahaya %angit yang sampai pada &uatu Titik di Cidang /erja 9.1.2.! Persamaan untuk menentukan aktor pencahayaan alami Penetapan nilai dari aktor langit didasarkan pada kriteria langit perancangan yang memberikan kekuatan pencahayaan pada titik dibidang datar dilapangan terbuka sebsar 17.777 lu6.
-ambar .... Centuk %ubang (ahaya 'ekti Persegi Panjang Cerikut merupakan persamaan aktor pencahayaan alami siang hari pada komponen langit ;aktor langit0l
fl =
1 2π
{
−1
tan
( ) L D
−
1
√ ( ) 1+
H D
2
tan
−1
L D
√ ( ) 1+
H D
2
}
/eterangan A % D %ebar lubang cahaya eekti H D Tinggi lubang cahaya eekti * D Earak titik ukur ke lubang cahaya &elain menggunakan perhitungan matematis menggunakan persamaan diatas untuk menghitung aktor langit, dapat digunakan menggunakan metode tabelFanalitis. Cerikut tabel untuk mengetahui nilai dari aktor langitA
-ambar .... Tabel untuk etode $nalitis @.1.2.: Titik kur
9.1.2." Titik #kur $dapun berikut merupakan langkah0langkah dalam penentuan
titik ukurA a. Titik ukur diambil pada suatu bidang datar yang letaknya pada tinggi 7,8? meter di atas lantai. Cidang datar tersebut disebut bidang kerja.
-ambar .... Tinggi dan %ebar (ahaya 'ekti b. ntuk menjamin tercapainya suatu keadaan pencahayaan yang cukup memuaskan, maka +aktor %angit ;l< titik ukur tersebut harus memenuhi suatu nilai minimum tertentu yang ditetapkan menurut ungsi dan ukuran ruangannya. c. *alam perhitungan digunakan dua jenis titik ukur A 1< Titik kur tama ;T <, diambil pada teng ah0tengah antar 1
kedua dinding samping, yang berada pada jarak
3
d
dari
bidang lubang cahaya eekti. 2< Titik kur &ing ;T&<, diambil pada jarak 7,? meter dari 1
dinding samping, yang juga berada pada jarak
3
d
dari
bidang lubang cahaya eekti. *engan d adalah ukuran kedalaman ruangan, diukur dari mulai bidang lubang cahaya eekti hingga pada dinding seberangnya, atau hingga pada Gbidang batas dalam ruangan yang hendak dihitung pencahayaannya itu.
-ambar .... Penjelasan engenai Earak d :< Earak Gd pada dinding tidak sejajar $pabila kedua dinding yang berhadapan tidak sejajar, maka untuk d diambil jarak ditengah antara kedua dinding samping tadi, atau diambil jarak rata0ratanya. 1
>< /etentuan jarak
3
d
minimum
ntuk ruang dengan ukuran d sama dengan atau kurang 1
daripada 5 meter, maka ketentuan jarak
3
d
diganti dengan
jarak minimum 2 meter. 9.1.2.$ %u&ang 'ahaya (ekti Pada umumnya cahaya dari langit masuk kedalam ruangan melalui lubang cahaya eekti pada beberapa dinding. &ehingga pada setiap dinding akan memiliki lubang cahaya eekti sendiri0sen diri. $dapun penyebab adanya lubang cahaya eekti yaitu bentuk bangunan itu sendiri yang menyempitkan pandangan keluar, pembatasan oleh letak bidang kerja terhadap bidang lubang cahaya atau bagian dari jendela yang dibuat dari bahan yang tidak tembus cahaya.
Dafpus: