1
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (PENDEKATAN STRUKTURAL DAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF)
BAB
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Pendekatan Pembelajaran 1.
Pengertian Pendekatan
Menurut Resmini, dkk (2006: 31), “Pendekatan adalah cara seseorang memandang sesuatu atau cara seseorang menjelaskan suatu fenomena”. Pendekatan berguna untuk merumuskan langkah-langkah pencapaian suatu tujuan yang didasarkan pada pengetahuan secara teori maupun konteks. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dapat dibatasi pada cara seseorang memandang atau menjelaskan tentang pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. 2.
Pengertian Pembelajaran
Resmini, dkk (2006: 49) mengemukakan, “Pembelajaran merupakan kegiatan guru dan siswa dalam mencapai tujuan”. Dalam pembelajaran, ada guru yang melaksanakan kegiatan mengajar dan ada siswa yang melaksanakan kegiatan belajar. Jadi, pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran dapat pula
2
diartikan sebagai bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. 3.
Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Para
ahli
mengutarakan
berbagai
pengertiannya
mengenai
pendekatan pembelajaran, di antaranya Sudrajat (2008) mengemukakan bahwa, Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu p roses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Jadi, dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran ialah aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan pengajaran dengan materi bidang studi yang sudah tersusun dalam urutan tertentu, ataukah dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan merupakan materi yang terintegrasi dalam suatu kesatuan multi disiplin ilmu. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran harus berto lak dari asumsi kegiatan guru, kegiatan siswa, dan kurikulum. 4.
Kurikulum
3
Remini, dkk (2006: 31) mengemukakan mengenai kurikulum yang dikemukakannya sebagai berikut. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Hal-hal yang berkenaan dengan pembelajaran bahasa dalam kurikulum mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, yaitu sebagai berikut. a.
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu pelajaran bahasa Indonesia diarahkan pada peningkatan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan.
b.
Pembelajaran bahasa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan penggunaan bahasa.
c.
Pembelajaran bahasa mencakup empat keterampilan dasar, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
d.
Pembelajaran kosakata disajikan di dalam konteks wacana yang dipadukan dalam kegiatan pembelajaran percakapan, menulis, dan pembelajaran sastra.
e.
Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan sesuai dengan fungsi dan tujuan berbahasa itu sendiri.
4
f.
Bahan pembelajaran kebahasaan mencakup lafal, intonasi, dan ejaan diintegrasikan dalam bahan pembelajaran lain, di antaranya bahan pembelajaran menulis dan percakapan.
g.
Penilaian proses dan hasil belahar pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
mencakup
pengetahuan,
keterampilan,
dan
sikap
berbahasa (Resmini, dkk: 2006).
B. Pendekatan Pembelajaran Bahasa 1.
Pendekatan Struktural a.
Pengertian Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran ba hasa yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahasa sebagai kaidah. Atas dasar anggapan tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran
bahasa
harus
mengutamakan
penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa melalui pendekatan ini menitikberatkan pengajaran bahasa pada pengetahuan atau kaidah tata bahasa. Siswa belajar bahasa dimulai pengetahuan tentang struktur bahasa yang tercakup dalam fonologi, mofologi, dan sintaksis. Dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi sangat penting. Dengan struktural, siswa akan menjadi cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka memahami kaidahkaidahnya.
5
b.
Ciri-ciri Pendekatan Struktural
Menurut Dendy Sugono (1996: 8), ciri-ciri pendekatan struktural antara lain sebagai berikut. 1)
Inti pengajaran bahasa adalah penghafalan kaidah-kaidah tata bahasa. 2) Tata bahasa diajarkan secara deduktif, yaitu pemberian kaidah-kaidah tata bahasa kemudian diberi latihan. 3) Unit mendasar adalah kelimat, kaidah atau latihan berfokus pada kalimat-kalimat lepas. Berdasarkan hal di atas, pendekatan struktural ini dapat menghasilkan siswa yang hafal kaidah-kaidah bahasa, namun mereka kurang terampil dalam pemakaian bahasa itu sendiri. Dengan kata lain, siswa menjadi kuat pengetahuan bahasanya, tetapi lemah dalam kemampuan berbahasanya. 2.
Pendekatan Komunikatif a.
Pengertian Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi
merupakan
pembelajarannya.
tujuan
Menurut
yang
Syafi’ie
harus (1995:
dicapai 18),
dalam
pengertian
pendekatan komunikatif adalah sebagai berikut. ”Yang dimaksud dengan pendekatan komunikatif adalah pengajaran bahasa yang mengutamakan kemampuan penggunaan bahasa dalam konteks komunikasi”. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai seperangkat kaidah, tetapi sebagai sarana untuk berkomuunikasi.
6
Sedangkan Resmini, dkk (2006: 53) mengemukakan, Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa untuk mengembangkan potensi siswa dalam menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Littlewood (dalam Zuchdi dan Budiasih, 1997: 34) pemikiran pendekatan komunikatif didasarkan atas pemikiran sebagai berikut. 1)
Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang lebih luas tentang bahasa. Hal ini terutama dilihat bahwa bahasa tidak terbatas p ada tata bahasa dan kosa kata, tetapi juga pada fungsinya sebagai sarana berkomunikasi. 2) Pedekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran bahasa. Hal itu menimbulkan kesadaran bahwa mengajarkan bahasa, tidak cukup dengan memberikan bentuk-bentuk asing kepada siswa, tetapi siswa harus mampu mengembangkan cara-cara menerapkan bentuk-bentuk itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam situasi dan waktu yang tepat. Berdasarkan
hal tersebut, dalam pembelajaran bahasa, siswa
bukan belajar menghafal kaidah-kaidah bahasa, tetapi belajar menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Jadi pembelajaran yang komunikatif adalah pembelajaran bahasa yang memungkinkan siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan kebahasaannya sesuai dengan situasi nyata. b.
Ciri-ciri Pendekatan Komunikatif
Menurut Brumfit dan Finocchiaro (dalam Djuanda, 2006: 3334), mengemukakan ciri-ciri pendekatan komunikatif yaitu sebagai berikut.
7
1)
Kebermaknaan sangat penting dibandingkan dengan struktur dan bentuk bahasa. 2) Percakapan harus berpusat di sekitar fungsi komunikatif dan tidak dihafalkan. 3) Kontekstualisasi merupakan tujuan utama. 4) Belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi, bukan mempelajari struktur, bunyi atau kosakata secara terpisah pisah. 5) Kelancaran menggunakan bahasa yang dapat diterima, menjadi tujuan utama yang ingin dicapai. Keakuratan pengguunaan bahasa dilihat dari konteks penggunaannya.. 6) Latihan atau drill diperbolehkan. 7) Bukan ucapan yang persis seperti ucapan penutur asli yang dicari, tetapi ucapan yang dapat dipahami. 8) Segala upaya untuk berkomunikasi dapat didorong sejak awal. 9) Apabila diperlukan dan berguna bagi siswa, penerjemahan dapat dilakukan. 10) Jika diperlukan campur kode dengan bahasa ibu dapat dilakukan.. 11) Sistem bahasa dipelajari melalui kegiatan berkomunikasi. 12) Komunikasi komunikatif merupakan tujuan. 13) Variasi linguistik merupakan konsep inti dalam materi dan metodologi. 14) Materi pelajaran disusun dan ditahapkan melalui pertimbangan isi, fungsi, atau makna yang menarik. 15) Guru mendorong siswa agar dapat bekerja sama dengan menggunakan bahasa itu. 16) Kefasihan dan bahasa yang diterima merupakan tujuan utama. 17) Siswa diharapkan dapat berinteraksi dengan orang lain melalui kelompok atau pasangan, secara lisan dan t ulis. c.
Tujuan Pendekatan Komunikatif
Tujuan pengajaran bahasa menurut pendekatan komunikatif ialah untuk, 1) mengembangkan
kompetensi
komunikatif
siswa,
yaitu
kemampuan menggunakan bahasa yang dipelajarinya itu untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi dan konteks.
8
2) meningkatkan penguasaan keempat keterampilan berbahasa yang diperlukan dalam b erkomunikasi. Sedangkan sumber materi dalam pendekatan komunikatif biasanya menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari yang biasa digunakan siswa untuk masyarakat di lingkungannya.
berkomunikasi dengan bahasa
BAB PENERAPAN PENDEKATAN STRUKTURAL DAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
A. Penerapan Pendekatan Struktural dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Pembelajaran bahasa dengan pendekatan struktural menitikberatkan pengajaran bahasa pada pengetahuan atau kaidah tata bahasa. Siswa belajar bahasa dimulai pengetahuan tentang struktur bahasa yang tercakup dalam fonologi, mofologi, dan sintaksis. Dalam hal ini pengetahuan tentang pola pola kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi sangat penting. Pendekatan struktural akan menghasilkan siswa yang hafal kaidah-kaidah bahasa, dengan kata lain, siswa menjadi kuat pengetahuan bahasanya dan menjadikan anak cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka memahami kaidahkaidahnya. Siswa tidak akan membuat kelasahan seperti pada kalimat berikut ini. “Bajunya anak itu baru”. “Di sekolahan kami mengadakan pertandingan sepak bola”. “Anak-anak itu lari-lari di halaman”. Namun pendekatan struktural ini dipandang sebagai suatu pendekatan yang kurang tepat digunakan dalam pembelajaran bahasa. Hal ini berkaitan dengan asumsi-asumsi yang menekankan bahwa belajar bahasa melalui pendekatan ini hanya sebatas pengetahuan tentang struktur bahasa. Kekuatan
9
10
pembelajaran struktur sekaligus menjadi kelemahan karena siswa menjadi kurang terampil dalam pemakaian bahasa dan lemah dalam kemampuan bahasanya. Artinya, pendekatan struktural ini tidak pernah memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menggunakan bahasa dalam situasi komunikasi yang nyata yang sesungguhnya lebih penting untuk dimiliki oleh para siswa ketimbang sekedar pengetahuan tentang kaidahkaidah bahasa. Hal ini sekaligus menjadi kelemahan dari pendekatan struktural. Berdasarkan kaidah-kaidah pendekatan struktural, dapat dirancang suatu pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan kaidah pendekatan struktural itu sendiri. 1.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan pendekatan struktural merupakan tujuan yang lebih mencerminkan kaidah-kaidah gramatikal. Oleh karena itu, tujuan umum pembelajaran bahasa melaui pendekatan ini ialah mengembangkan pengetahuan siswa akan kaidah-kaidah bahasa. Berbahasa melalui pendekatan struktural haruslah sesuai dengan Pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) dalam Kurikulum
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
mengandung
sejumlah
kompetensi-kompetensi struktural. Contohnya, dalam SKKD kelas V Semester 2,
11
Menulis
8. Mengungkapkan pikiran,
8.2 Menulis laporan pengamatan
perasaan, informasi, dan fakta
atau kunjungan berdasarkan
secara tertulis dalam bentuk
tahapan (catatan, konsep
ringkasan, laporan, dan puisi
awal, perbaikan, final)
bebas.
dengan memperhatikan penggunaan ejaan.
Berdasarkan SKKD dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut.
2.
a.
Siswa dapat menulis laporan pengamatan sesuai kerangka laporan.
b.
Siswa dapat menulis laporan pengamatan dengan ejaan yang tepat.
Materi Ajar
Pemilihan materi berdasarkan pendekatan struktural didasarkan pada tingkat kesukaran dan kerumitan struktur. Materi yang dipakai dalam pembelajaran bahasa dengan pendekatan struktural dapat berupa meteri teks, surat resmi, dan sebagainya. Materi ajar lebih berhubungan dengan ejaan. 3.
Metode Pengajaran
Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa dengan pendekatan stru ktural adalah metode latihan dan penugasan. Metode ini cocok untuk mengasah sejauh mana pemahaman siswa terhadap penggunaan kaidah-kaidah bahasa. 4.
Tipe Kegiatan
Tipe kegiatan pendekatan struktural dapat berupa kegiatan latihan.
12
5.
Media Pembelajaran
Penggunaan media didasarkan pada kegiatan pembelajaran yang dirancang. Misalnya kegiatan menulis naskah pidato. Sudah tentunya, media yang digunakan dalam pembelajaran adalah contoh naskah pidato yang disusun secara terstruktur dari segi kebahasaannya. 6.
Evaluasi
Tes yang cocok untuk pembelajaran bahasa melalui pendekatan struktural ialah tes integratif, yaitu suatu tes yang yang mengetes kemampuan siswa dalam menggunakan aspek kebahasaan pada satu waktu sekaligus. Sesuai dengan tujuan pembelajaran dengan pendekatan struktural yaitu memberikan pemahaman aspek kebahasaan yaitu perihal fonologi, morfologi, dan sintaksis, maka penyusunan evalusi harus dapat mengukur hal tersebut secara bersamaan.
B. Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar
Kelemahan pendekatan struktural, yaitu tidak pernah memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menggunakan bahasa dalam situasi komunikasi yang nyata, mengilhami lahirnya pendekatan komunikatif yang menitikberatkan komunikasi.
perhatian
Pendekatan
pada
penggunaan
komunikatif
bahasa
memberikan
dalam tekanan
situasi pada
13
kebermaknaan dan fungsi bahasa. Dengan kata lain, bahasa untuk tujuan tertentu dalam kegiatan berkomunikasi. Pembelajaran melalui pendekatan komunikatif adalah pembelajaran bahasa
yang
memungkinkan
siswa
memiliki
kesempatan
untuk
mengembangkan kebahasaannya sesuai dengan situasi nyata. Pendekatan ini muncul untuk menyempurnakan pendekatan struktural yang sejatinya tidak “sejati” diterapkan ke dalam pembelajaran bahasa. Berdasarkan empat kompetensi komunikatif yang dikemukakan oleh Canale dan Swain (dalam Resmini, dkk, 2006: 58), yaitu: 1. 2. 3. 4.
kemampuan gramatikal: kemampuan menggunakan kaidah gramatika, kemampuan sosiolinguistik; kemampuan menggunakan bahasa sesuai konteks sosial tempat terjadinya komunikasi, kemampuan wacana: kemampuan untuk menyampaikan tujuan atau maksud komunikasi, dan kemampuan strategi: kemampuan menggunakan berbagai cara atau strategi dalam b erkomunikasi,
dapat digambarkan adanya suatu hubungan antara pendekatan struktural dan pendekatan komunikatif, yaitu sebagai berikut.
KOMUNIKATIF
STRUKTURAL
Pembelajaran
bahasa
secara
struktural
merupakan
bagian
dari
pembelajaran bahasa secara komunikatif. Hal ini karena pada beberapa
14
konteks komunikasi, bahasa secara komunikatif tersajikan pula ke dalam bahasa secara struktural. Pendekatan komunikatif dapat juga dikatakan sebagai suatu pendekatan yang sangat tepat digunakan dalam pembelajaran bahasa. Ketepatan ini berkaitan dengan asumsi-asumsi yang menekankan bahwa belajar bahasa sejatinya adalah belajar berkomunikasi. Artinya, pemakaian bahasa sesuai dengan fungsinya adalah hal yang seharusnya dalam sebuah proses pembelajaran bahasa. Berdasarkan analisis di atas, perlu dirancang suatu pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan kaidah pendekatan komunikatif itu sendiri. 1.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan pendekatan komunikatif merupakan tujuan yang lebih mencerminkan kebutuhan siswa yaitu kebutuhan berkomunikasi. Oleh karena itu, tujuan umum pembelajaran bahasa
ialah
mengembangkan
kompetensi
komunikatif
siswa
berdasarkan kompetensi komunikatif yang dikemukakan oleh Canale dan Swain (dalam Resmini, dkk, 2006: 58). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) dalam Kurikulum
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
mengandung
sejumlah
kompetensi-kompetensi komunikatif. Contohnya, dalam SKKD kelas 1,
15
Berbicara
2. Mengungkapkan pikiran,
2.1 Memperkenalkan diri dengan
perasaan, dan informasi,
kalimat sederhana dan bahasa
secara lisan dengan
yang santun.
perkenalan dan tegur sapa,
2.2 Menyapa orang lain dengan
pengenalan benda dan fungsi
menggunakan kalimat sapaan
anggota tubuh, dan deklamasi.
yang tepat dan santun.
Berdasarkan SKKD dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut. c.
Siswa dapat memperkenalkan diri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun dengan tepat.
d.
Siswa dapat menyapa orang lain dengan menggunakan kalimat sapaan dan bahasa yang santun dengan tepat.
2.
Materi Ajar
Pemilihan
materi
berdasarkan
pendekatan
komunikatif
tidak
didasarkan pada tingkat kesukaran dan kerumitan struktur, melainkan didasarkan pada kebutuhan komunikasi siswa. Materi yang dipakai dalam pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif dapat berupa meteri teks, percakapan (dialog), gambar, dan sebagainya. 3.
Metode Pengajaran
Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif adalah metode komunikatif itu sendiri.
16
4.
Tipe Kegiatan
Tipe kegiatan pendekatan komunikatif dapat berupa kegiatan tukar informasi, atau kegiatan berinteraksi. 5.
Media Pembelajaran
Penggunaan media didasarkan pada kegiatan pembelajaran yang dirancang. Misalnya kegiatan mengarang melalui gambar seri. Sudah tentunya, mendia yang digunakan dalam pembelajaran adalah gambar seri. 6.
Evaluasi
Evaluasi yang cocok untuk pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif adalah evaluasi dengan tes integratif dan pragmatik. Dalam tes integratif, yaitu suatu tes yang yang mengetes kemampuan siswa dalam menggunakan aspek kebahasaan pada satu waktu sekaligus. Yang termasuk dalam tes integratif, antara lain menyusun kalimat, menafsirkan wawancara yang dibaca atau didengar, memahami bacaan yang didengar atau dibaca, dan menyusun sebuah alinea berdasarkan kalimat-kalimat yang disediakan. Selain tes integratif, tes pragmatik juga cocok untuk evaluasi pembelajaran bahasa melalui pendekatan komunikatif karena tes pragmatik, menguji kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa dalam konteks situasi tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Dadan. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Resmini, dkk. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS
Syafi’ie, Sudarmi. (1995). Implementasi Kurikulum Guruan Dasar 1994 Pelajaran Indonesia. Solo: Tiga Serangkai.
Sudrajat, Akhmad. (2008). Pendekatan, Strategi, Metode, dan Model Pembelajaran. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com. 10 Februari 2011.
Sugono, Dendy. (1996). Lancar Berbahasa Indonesia 4: Petunjuk Guru Sekolah Dasar . Jakarta: Departemen Pendidikan d an Kebudayaan.
Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. (1997). Guruan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Keb udayaan.