25
38
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Upaya kesehatan kerja menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan khususnya pasal 23 tentang kesehatan kerja, menyatakan bahwa kesehatan kerja harus diselenggarakan disemua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan lebih dari sepuluh.
Pekerja yang berada di sarana kesehatan sangat bervariasi baik jenis maupun jumlahnya sesuai dengan fungsi sarana kesehatan tersebut, semua pekerja di rumah sakit dalam melaksanakan tugasnya selalu berhubungan dengan bahaya potensial yang bila tidak ditanggulangi dengan baik dan benar dapat menimbulkan dampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatannya, yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.
Pada hakekatnya kesehatan kerja merupakan penyesuaian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja, bila bahaya di lingkungan kerja tidak diantisipasi dengan baik akan menjadi beban tambahan bagi pekerjanya. Khusus untuk petugas rumah sakit di Instalasi pencucian menerima ancaman kerja potensial dari lingkungan bila keselamatan kerja tidak diperhatikan dengan tepat.
Faktor bahaya di tempat kerja adalah keadaan yang tidak mungkin dihindari. Timbulnya kecelakaan kerja serta penyakit kerja dapat mempengaruhi upaya peningkatan produktivitas dan menyebabkan kerugian baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kondisi tersebut maka perlu adanya upaya pengendalian terhadap faktor bahaya. Upaya pengendalian dilakukan untuk mengurangi resiko sampai batas-batas yang dapat diterima berdasarkan ketentuan, peraturan dan standar yang berlaku. Pengendalian resiko dapat dilakukan dengan mengikuti pendekatan hirarki pengendalian. Hirarki pengendalian adalah suatu urutan-urutan dalam pencegahan dan pengendalian resiko yang mungkin timbul (Tarwaka, 2008).
Adanya upaya pengendalian secara dini dapat digunakan sebagai :
Informasi tentang berbagai jenis bahaya dan resiko yang ada di tempat kerja beserta tingkat yang potensialnya untuk menimbulkan kecelakaan.
Penentu strategi dan jenis pengendalian yang berhubungan dengan peraturan anggaran K3.
Rencana penyusun program keadaan darurat.
Penentu strategi dan jenis pengendalian yang berhubungan dengan peraturan anggaran K3.
Rencana penyusun program keadaan darurat.
Berdasarkan Depkes RI (2004), Instalasi Laundry merupakan pelayanan penunjang non medis yang didalamnya terdapat faktor bahaya. Faktor bahaya tersebut meliputi faktor fisik meliputi kebisingan, penerangan, faktor kimia meliputi debu dan bahan kimia, faktor biologis seperti jamur, bakteri, dan virus. Faktor fisiologis seperti konstruksi mesin dan sikap kerja, faktor mental-psikologis seperti suasana kerja dan hubungan kerja. Faktor bahaya yang tidak dikendalikan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sehingga mengganggu proses kerja.
Melihat tingginya risiko terhadap gangguan kesehatan di rumah sakit, maka perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan terhadap kejadian penyakit atau traumatik akibat lingkungan kerja dan faktor manusianya. Salah satu upaya tersebut diantaranya adalah penggunaan APD. Kemampuan petugas untuk mencegah transmisi infeksi dan upaya pencegahan infeksi di rumah sakit dan upaya pencegahan adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan bermutu.
Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu rumah Sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang maksimal.Linen di rumah sakit dibutuhkan di setiap ruangan, kebutuhan akan linen sangat bervariasi, baik jenis, jumlah maupun kondisinya.
Alur penggunaan linen cukup panjang, membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak melibatkan tenaga kesehatan dengan bermacam macam klasifikasi. Klasifikasi tersebut terdiri dari ahli manajemen, teknisi, perawat, petugas cuci, penjahit, petugas setrika, ahli sanitasi, serta ahli keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman dan siap pakai, diperlukan perhatian khusus, seperti kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi dan efek penggunaan bahan-bahan kimia.
RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan kesehatan dan keselamatan kerja…?
Bahaya apa saja yang ada di instalasi Laundry…?
Bagaimana cara pengendalian bahaya di Instalasi Laundry…?
Bagaimana cara pencegahan bahaya di Instalasi Laundry ….?
TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian dan tujuan kesehatan dan keselamatan kerja.
Untuk mengetahui Bahaya yang ada di Instalasi Laundry
Untuk mengetahui cara Pengendalian bahaya di Instalasi Laundry
Untuk Mengetahui cara pencegahan bahaya yang ada di instalasi Laundry
BAB II
PEMBAHASAN
Instalasi Laundry
Sarana fisik untuk Instalasi Laundry mempunyai persyaratan tersendiri terutama bangunan misalnya lantai harus kuat, kedap air, tidak berpori, tidak licin, warna terang, dan mudah dibersihkan. Pertemuan lantai dengan dinding harus melengkung agar mudah untuk dibersihkan, dan untuk pemasangan peralatan pencucianyang barusebelum pemasangan,data lengkap SPA (Sarana,Prasarana,Alat) diperlukan untuk memudahkan koordinasi dan jejaring selama pengoprasiannya.Tata letak dan hubungan antar ruangan memerlukan perencanaan teknik yang matang guna memudahkan pengInstalasi an termasuk Instalasi listrik,uap,air panas dan penunjang lainnya.Sarana fisik Instalasi pencucian terdiri dari beberapa ruang antara lain :
Sarana
Ruang pencucian trolley
Berfungsi untuk mencuci/membersihkan trolley pengangkut linen kotor dan trolley pengangkut linen bersih dari ruang pengguna linen dan Instalasi Laundry sendiri.
Ruangan terbuka dengan luas ruangan 36,36 meter dengan panjang 13,35 meter dan lebar 2,4 meter.
Dinding pembatas dan pintu menggunakan jeruji besi
Lantai berwarna terang, tidak berpori dan tidak licin
Tersedia jenitor (untuk penempatan peralatan kebersihan ruang Laundry) dan kran air untuk pembersihan trolley
Ruang chemical
Berfungsi untuk menyimpan chemical yang di amprah dari logistik farmasi,
Luas ruangan 3 X 3 meter
Tersedia eye washer
Pintu yang berventilasi berfungsi untuk pengaturan tata udara ruang tersebut
Ruangan kering dan tidak lembab.
Ruang Penerimaan Linen Kotor
Ruang ini berfungsi untuk menerima linen kotor yang dikirim dari ruangan-ruangan pengguna linen serta dilakukan proses penimbangan (Kg), penghitungan (potong) pemilahan linen infeksius dan non infeksius serta pencatatan linen kotor.
Ruang ini memuat :
Meja penerima yaitu untuk pencatatan linen kotor yang masuk baik itu infeksius maupun non infeksius
Timbangan duduk
Sirkulasi udara perlu diperhatikan dengan memasang fan atau exhaust fan serta penerangan minimal kategori pencahayaan C=100-200 Lux sesuai pedoman pencahayaan rumah sakit
Lantai dalam ruang ini tidak boleh dari bahan yang licin, harus kuat, kedap air, tidak berpori dan berwarna terang.
Ruang pencucian & pemerasan
Ruangan ini berfungsi untuk kegiatan pencucian dan pemerasan. Khusus untuk pencucian linen infeksius dibatasi dengan partisi ukuran 4 X 2,5 meter yang berfungsi untuk membatasi linen infeksius dan non infeksius.
Jika Rumah sakit sudah menggunakan mesin pencuci otomatis maka daya listrik yang diperlukan antara 4,8 - 5 KVA. Petunjuk penggunaan mesin pencuci harus selalu berada dekat mesin cuci tersebut,agar petugas operator selalu bekerja sesuai prosedur.
Sirkulasi udara perlu diperhatikan dengan memasang exhausfan dan penerangan minimal kategori pencahayaan C =100-200 Lux sesuai pedoman pencahayaanRumah Sakit.
Ruang pengeringandan ruang setrika
Ruangan ini berfungsi untuk kegiatan proses pengeringan, pelipatan dan penyetrikaan linen serta press linen. Penyetrikaan linen menggunakan Flatwork Ironers, pressing ironer yang membutuhkan tenaga listrik 3.8 Kva – 4 Kva per alat atau jenis menggunakan uap dari boiler dengan tekanan kerja sekitar 5 Kg/cm2 dan tenaga listrik sekitar 1 Kva per unit alat.
Sirkulasi udara perlu diperlihatkan dengan memasang fan dan exhausfan
Penerangan minimal kategori pencahayaan D=200 - 500 Lux sesuai pedoman pencahayaan rumah sakit.
Lantai berwarna terang, tidak licin dan tidak berpori.
Ruangan kering dan tidak lembab
Ruang penyimpanan
Ruangan ini berfungsi untuk menyimpan sirkulasi linen distribusi dengan sistem FIFO (First in first out). Ruangan ini memuat :
Lemari dan rak untuk menyimpan linen
Meja administrasi
Ruang ini bebas dari debu dan pintu selalu tertutup
Ruangan kering dan tidak lembab
Sirkulasi udara dipertahankan dengan baik dengan memasang air conditioner, fan dan exhaust fan untuk mempertahankan suhu 22–27°C, Kelembaban 45-75%RH
Penerangan minimal kategori pencahayaan D=200–500Lux sesuai pedoman pencahayaan Rumah Sakit
Distribusilinen
Meja panjang untuk penyerahan linen bersih kepada pengguna linen
Sirkulasi udara dipertahankan dengan baik dengan memasang air conditioner, fan dan exhaust fan untuk mempertahankan suhu 22 - 27°C, Kelembaban 45 - 75 %RH
Penerangan minimal kategori pencahayaan D=200–500Lux sesuai pedoman pencahayaan Rumah Sakit
Gudang linen
Ruangan ini berfungsi untuk menyimpan linen baru untuk didistribusikan ke ruang pengguna linen yang mengajukan permintaan linen yang dibutuhkan.
Ruang ini bebas dari debu dan pintu selalu tertutup
Sirkulasi udara dipertahankan dengan baik dengan memasang AC
Penerangan minimal kategori pencahayaan D=200–500Lux sesuai pedoman pencahayaan Rumah Sakit ,
Suhu 22 - 27°C
Kelembaban 45 - 75 %RH
Ruang Administrasi
Ruangan ini berfungsi untuk proses manajemen Instalasi Laundry yang digunakan oleh Kepala Instalasi dan koordinator.
Ruang ini bebas dari debu dan pintu selalu tertutup
Sirkulasi udara dipertahankan dengan baik dengan memasang AC
Penerangan minimal kategori pencahayaan D=200 – 500 Lux sesuai pedoman pencahayaan Rumah Sakit ,
Suhu 22 - 27derajat celcius, Kelembaban 45 - 75 % RH
Prasarana
Mesin-mesin Laundry
Mesin cuci
Mesin cuci BM 10
Mesin cuci ini berfungsi mencuci linen non infeksius dengan menggunakan air bersih dan uap suhu ±80-90˚C untuk linen putih, suhu ±50-70˚C linen berwarna dan suhu ±50-60˚C proses bleaching linen berwarna putih. Kapasitas kelistrikan 6000 watt. Rincian pekerjaan pemeliharaan dan maintenancesebagai berikut :
Pelumasan gigi besar : 4 kali/bulan
Pelumasan bearing : 2 kali/bulan
Periksa electrik motor : 3 kali/bulan
Pembersihan body mesin : 22 kali/bulan
Mesin cuci Wascator FL-224 kapasitas 30 Kg
Mesin cuci ini berfungsi mencuci linen non infeksius dengan menggunakan air bersih dan uap suhu ±80-90˚C untuk linen putih, suhu ±50-70˚C linen berwarna dan suhu ±50-60˚C proses bleaching linen berwarna putih. Kapasitas kelistrikan 1400 watt. Rincian pekerjaan pemeliharaan dan maintenancesebagai berikut :
Membuang air steam pada pipa melalui steam trap : 2 kali/bulan
Pelumasan bearing : 2 kali/bulan
Pengecekan fanbelt : 2 kali/bulan
Pengecekan otomatis elektrik : 4 kali /bulan
Pembersihan body mesin : 22 kali/bulan
Mesin Wascator W1-183 kapasitas 15 Kg
Mesin cuci ini berfungsi mencuci linen non infeksius dengan menggunakan air bersih dan uap suhu ±80-90˚C untuk linen putih, suhu ±50-70˚C linen berwarna dan suhu ±50-60˚C proses bleaching linen berwarna putih. Kapasitas kelistrikan 1900 watt. Rincian pekerjaan pemeliharaan dan maintenance sebagai berikut :
Membuang air steam pada pipa melalui steam trap : 2 kali/bulan
Periksa relay kontrol : 4 kali/bulan
Periksa 2 buah limit switch : 4 kali/bulan
Periksa timer steam : 4 kali/bulan
Periksa check valve return : 4 kali/bulan
Pengecekan otomatis elektrik : 4 kali/bulan
Pelumasan bearing : 2 kali/bulan
Periksa fanbelt : 2 kali/bulan
Periksa steam trap : 2 kali/bulan
Pembersihan body mesin : 22 kali/bulan
Mesin electrolux W-4330N Kapasitas 30 Kg
Mesin cuci ini berfungsi mencuci linen non infeksius dengan menggunakan air bersih dan uap suhu ±80-90˚C untuk linen putih, suhu ±50-70˚C linen berwarna dan suhu ±50-60˚C proses bleaching linen berwarna putih. Kapasitas kelistrikan 4500 watt. Rincian pekerjaan pemeliharaan dan maintenance sebagai berikut :
Periksa elektrik motor : 3 kali/bulan
Periksa bearing : 2 kali/bulan
Perika elektrik box : 3 kali/bulan
Periksa putaran drum : 2 kali/bulan
Periksa limit switch : 3 kali/bulan
Pembersihan body mesin : 22 kali/bulan
Mesin Washer electrolux W-3400 H Kapasitas 40 Kg
Mesin cuci ini berfungsi mencuci linen non infeksius dengan menggunakan air bersih dan uap suhu ±80-90˚C untuk linen putih, suhu ±50-70˚C linen berwarna dan suhu ±50-60˚C proses bleachinglinen berwarna putih. Kapasitas kelistrikan 5500 watt. Rincian pekerjaan pemeliharaan dan maintenancesebagai berikut :
Pembersihan pada filter : 22 kali/bulan
Pembuangan air steam pada pipa melalui by pass : 22 kali/bulan
Periksa fanbelt : 4 kali/bulan
Pelumasan bearing dan poli : 2 kali/bulan
Periksa elektrik motor : 4 kali/bulan
Periksa steam trap : 2 kali/bulan
Pembersihan body mesin : 22 kali/bulan
Mesin cuci double door SB 442
Mesin cuci ini berfungsi mencuci linen non infeksius dengan menggunakan air bersih dan uap suhu ±80-90˚C untuk linen putih, suhu ±50-70˚C linen berwarna dan suhu ±50-60˚C proses bleachinglinen berwarna putih. Kapasitas kelistrikan 5500 watt. Rincian pekerjaan pemeliharaan dan maintenancesebagai berikut :
Pembersihan pada filter : 22 kali/bulan
Pembuangan air steam pada pipa melalui by pass : 22 kali/bulan
Periksa fanbelt : 4 kali/bulan
Pelumasan bearing dan poli : 2 kali/bulan
Periksa elektrik motor : 4 kali/bulan
Periksa steam trap : 2 kali/bulan
Pembersihan body mesin : 22 kali/bulan
Mesin Peras
Mesin Extractor type C-502 A 007 Kapasitas 100 Kg
Mesin ini berfungsi untuk memeras linen infeksius yang dicuci secara manual menggunakan bantuan dorongan uap dan kapasitas kelistrikan 2650 watt. Rincian pekerjaan pemeliharaan dan maintenancesebagai berikut :
Pembersihan steam trap : 2 kali/bulan
Membersihkan dump valve : 4 kali/bulan
Periksa selang air dari kompressor : 2 kali/bulan
Pelumasan bearing : 2 kali/bulan
Periksa poli dan fanbelt : 2 kali/bulan
Periksa steamer steam : 4 kali/bulan
Periksa relay kontrol : 4 kali/bulan
Periksa 2 buah limit switch : 4 kali/bulan
Periksa timer steam : 4 kali/bulan
Periksa check valve return : 4 kali/bulan
Pembersihan body mesin : 22 kali/bulan
Mesin Extractor type C-42 A kapasitas 15 Kg
Mesin berfungsi untuk memeras linen dengankapasitas kelistrikan 5000 watt. Rincian pekerjaan pemeliharaan dan maintenance sebagai berikut :
Periksa elektrik motor : 3 kali/bulan
Periksa poli dan fanbelt : 2 kali/bulan
Periksa dan pelumasan motor : 2 kali/bulan
Pembersihan body mesin : 22 kali/bulan
Mesin pengering
Mesin drying tumbler L36 kapasitas 30 kg
Mesin ini berfungsi untuk mengeringkan linen yang telah dicuci dan diperas dengan menggunakan kapasitas listrik 1511 watt.. Rincian pekerjaan maintenance dan pemeliharaan sebagai berikut :
Pembersihan pada filter : 22 kali/bulan
Pembuangan air steam pada pipa melalui bypass : 22 kali/bulan
Periksa fanbelt : 4 kali/bulan
Pelumasan bearing dan poli : 4 kali/bulan
Periksa elektrik motor : 2 kali/bulan
Periksa steam trap : 2 kali/bulan
Pembersihan body mesin : 22 kali/bulan
Mesin I Drying Tumbler TT 600 S Kapasitas 30 Kg
Mesin ini berfungsi untuk mengeringkan linen yang telah dicuci dan diperas dengan menggunakan kapasitas listrik 1400 watt. Rincian pekerjaan maintenance dan pemeliharaan sebagai berikut :
Pembersihan pada filter : 22 kali/bulan
Pembuangan air steam pada pipa melalui by pass : 22 kali/bulan
Periksa fanbelt dan elektrik motor : 4 kali/bulan
Pelumas bearing dan poly : 2 kali/bulan
Pembersihan body mesin : 22 kali/bulan
Mesin drying TT 1000 S Kapasitas 50 Kg
Mesin ini berfungsi untuk mengeringkan linen yang telah dicuci dan diperas dengan menggunakan kapasitas listrik 3600 watt. Rincian pekerjaan maintenance dan pemeliharaan sebagai berikut :
Pembersihan steamcoil filter condensor : 4 kali/bulan
Periksa exhaust outlet ducting : 4 kali/bulan
Periksa relay control : 4 kali/bulan
Periksa solenoid valve : 4 kali/bulan
Periksa check valve return : 4 kali/bulan
Periksa steamer steam : 22 kali/bulan
Periksa 2 buah limit switch : 4 kali/bulan
Periksa timer steam : 4 kali/bulan
Pembersihan pada filter : 22 kali/bulan
Pembuangan air steam pada pipa melalui bypass : 22 kali/bulan
Periksa fanbelt dan elektrik motor : 4 kali/bulan
Pelumas bearing dan poly : 2 kali/bulan
Pembersihan body mesin : 22 kali/bulan
Mesin Drying Tumbler Nyborg Type 1000 T Kapasitas 50 Kg
Mesin ini berfungsi untuk mengeringkan linen yang telah dicuci dan diperas dengan menggunakan kapasitas listrik 4000 watt. Rincian pekerjaan maintenance dan pemeliharaan sebagai berikut :
Pembersihan pada filter : 22 kali/bulan
Pembuangan air steam pada pipa melalui bypass : 22 kali/bulan
Periksa fanbelt dan elektrik motor : 4 kali/bulan
Pelumas bearing dan poly : 2 kali/bulan
Periksa steam trap : 2 kali/bulan
Pembersihan body mesin : 22 kali/bulan
Mesin Drying Tumbler Elektrik T Kapasitas 36.1 Kg
Mesin ini berfungsi untuk mengeringkan linen yang telah dicuci dan diperas dengan menggunakan kapasitas listrik 3600 watt. Rincian pekerjaan maintenance dan pemeliharaan sebagai berikut :
Pembersihan pada filter : 22 kali/bulan
Pembuangan air steam pada pipa melalui bypass : 22 kali/bulan
Periksa fanbelt dan elektrik motor : 4 kali/bulan
Pelumas bearing dan poly : 2 kali/bulan
Periksa steam trap : 2 kali/bulan
Pembersihan body mesin : 22 kali/bulan
Mesin Setrika
Mesin Roll Ironer IM 365/2100 Nr 100821
Mesin ini berfungsi untuk proses setrika linen lebar dan kecil dengan menggunakan metode manual pelipatan. Kapasitas penggunaan listrik sebesar 3000 Watt. Rincian pekerjaan pemeliharaan dan maintenancesebagai berikut :
Pembuangan air steam pada pipa melalui bypass : 22 kali/bulan
Pelumasan roda gigi : 4 kali/bulan
Periksa elektrik motor dan blower : 4 kali/bulan
Periksa bearing dan roll sprayer belt : 2 kali/bulan
Pembersihan body mesin : 22 kali/bulan
Mesin Roll Ironer IM 3316
Mesin ini berfungsi untuk proses setrika linen lebar dan kecil dengan menggunakan metode manual pelipatan. Kapasitas penggunaan listrik sebesar 13.300 Watt. Rincian pekerjaan pemeliharaan dan maintenance sebagai berikut :
Periksa elektrik roll : 4 kali/bulan
Periksa sprayer belt : 22 kali/bulan
Periksa bearing dan roll sprayer belt : 2 kali/bulan
Periksa cotton belt : 2 kali/bulan
Pembersihan body mesin : 22 kali/bulan
Mesin setrika Press Pony
Di Instalasi Laundry ada 2 (dua) unit yang berfungsi untuk press gorden, dan baju dan celana piyama pasien dengan menggunakan uap suhu ±70-80˚ C dan kapasitas listrik 1200 watt. Rincian pekerjaan sebagai berikut :
Pencucian water padding : 1 kali/bulan
Periksa return outlet : 1 kali/bulan
Periksa steam working pressure : 1 kali/bulan
Periksa tekanan team cunsuntion : 1 kali/bulan
Pembersihan of roll dimension : 1 kali/bulan
Swan Air kompressor A
Alat berfungsi untuk meningkatkan tekanan atau memapatkan fluida gas/udara guna mendukung operasional mesin cuci, mesin setrika, dan mesin press. Rincian pekerjaan pemeliharaan dan maintenancesebagai berikut :
Ganti oli kompressor : 1 kali/bulan
Periksa elektrik motor : 4 kali/bulan
Buang air dari tank kompressor : 22 kali/bulan
Swan Air kompressor B
Alat ini berfungsi untuk meningkatkan tekanan atau memapatkan fluida gas/udara guna mendukung operasional mesin cuci, mesin setrika, dan mesin press. Rincian pekerjaan pemeliharaan dan maintenance sebagai berikut :
Ganti oli kompressor : 1 kali/bulan
Periksa elektrik motor : 4 kali/bulan
Buang air dari tank kompressor : 22 kali/bulan
Tata Udara
Exhaust fan
Alat ini berfungsi untuk menghisap udara di dalam ruangan untuk dibuang keluar, dan pada saat bersamaan menarik udara segar dari luar ke dalam ruangan serta mengatur volume udara yang akan disirkulasikan pada ruangan.
Pekerjaan pemeliharaan dan maintenance terdiri dari :
Pemeriksaan elektrik motor : 3 kali/bulan
Pembersihan body kipas : 4 kali/bulan
Ducting/Exhaust grill
Alat ini berfungsi untuk mensirkulasikan dan mendistribusikan sejumlah udara dari suatu ruangan dengan bantuan blower.
Kegiatan pekerjaan maintenance dan pemeliharaan sebagai berikut :
Pembersihan selah-selah udara : 3 kali/bulan
Pembersihan body : 4 kali/bulan
Air conditioner
Sebuah alat yang berfungsi untuk mengkondisikan udara, menyejukkan atau mendinginkan udara, dan mengatur kelembapan udara di dalam ruangan sehingga terciptanya kondisi udara yang berkualitas, sehat, dan nyaman bagi tubuh.Untuk perbaikan dan pemeliharaan alat ini Instalasi Laundry berkoordinasi dengan Instalasi Pemeliharaan dan Sarana serta Bagian Rumah tangga.
Kelistrikan
Sebagian besar peralatan mesin cuci, mesin peras, mesin pengerin, mesin setrika, dan mesin press dan peralatan lainnya yang ada di Instalasi Laundry membutuhkan daya yang cukup besar sehinggan diperlukan listrik yang sesuai dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.
Air
Prasana air untuk Instalasi pencucian memerlukan sedikitnya 40% dari kebutuhan air di Rumah Sakit atau diperkirakan 200 liter per tempat tidur per hari.Kebutuhan air untuk proses pencucian dengan kwalitas air bersih sesuai standar air.Reservoir air dan pompa perlu disiapkan untuk menjaga tekanan air 2 (dua) Kg/cm. Standar air yang digunakan untuk mencuci mempunyai standar air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.416 tahun 1992 tentang penyediaan air bersih dan air minum. Dengan penekanan tidak adanya polutan di dalam air antara lain :
Hardness - Garam (Calsium, Carbonat dan Chlorida)
Standar baku mutu : 0 -90 ppm
Tingginya konsentrasi garam dalam air menghambat kerja bahan kimia pencuci,sehingga proses pencucian tidak berjalan sebagaimana seharusnya Efek pada linen dan mesin.
Garam akan merubah warna linen putih menjadi ke abu abuan dan linen warna akan cepat pudar ,mesin cuci akan cepat berkerak (scale forming),sehingga dapat menyumbat saluran saluran air dan mesin
Iron-Fe (besi)
Standar baku mutu :0 - 0,1 ppm
Kandungan zat besi pada air mempengaruhi konsentrasi bahan kimia dan proses pencucian.
Linen putih akan menjadi kekuning kekuningan (yellowing)dan linen warna
akan cepat pudar,mesin cuci akan berkarat.
Kedua polutan tersebut (hardness dan besi) mempunyai sifat alkali sehinggalinen yang rusak akibat kedua kotoran tersebutharus dilakukan prosespenetralan pH.
Prasarana Uap
Prasarana uap pada Instalasi pencucian digunakan pada proses pencucian,pengeringan dan setrika,yakni penggunaan uap panas minimum5kg/cm. kualitas uap yang baik adalah dengan fraksi kekeringan minimum 70% pada skala 0:1005 dan temperatur ideal 70–90˚celcius. Peralatan untuk suplay uap sebagai berikut :
Connection pipa steam A
Alat ini berfungsi untuk mensuplay uap ke mesin-mesin Laundry untuk proses pencucian, peras, pengeringan, setrika, dan press linen.
Rincian pekerjaan pemeliharaan dan maintenance sebagai berikut :
Periksa stop valve : 4 kali/bulan
Periksa water mur dan flens : 4 kali/bulan
Connection pipa PAM air dingin B
Alat ini berfungsi untuk mensuplai air bersih ke mesin-mesin Laundry serta alat lainnya
Rincian pekerjaan pemeliharaan dan maintenance sebagai berikut :
Periksa stop valve : 4 kali/bulan
Periksa water mur dan flens : 4 kali/bulan
Pembagian Jadwal Kerja
Pengaturan Jaga dengan reguler (tanpa shif), dengan jadwal kerja sebagai berikut:
Jaga Pagi, Jam : 07.30 – 15.30 Wib (Senin – Kamis)
Jaga Pagi, Jam : 07.30 – 16.00 Wib (Jumat)
Dinas lembur rutin pada hari Sabtu dilaksanakan pada jam 07.30-14.00 Wib dengan 6-7 orang petugas (bergiliran 2 kali dalam sebulan dengan pembagian 2 kelompok)
Lembur libur nasional, hari raya keagamaan, atau kondisi urgent (gangguan steam, mesin atau kelistrikan, serta kebutuhan khusus) dikondisikan dengan menugaskan staf sebanyak 6-7 orang dengan waktu yang ditentukan (10 jam), atas dasar arahan Kepala Instalasi dan persetujuan Direktur Umum, SDM dan pendidikan.
Waktu istirahat/Ishoma bergantian
Group I Jam : 11.30 – 12.30 Wib
Group II Jam : 12.30 – 13.30 Wib
Pada saat Instalasi dalam keadaan libur/tidak ada kegiatan (hari libur kerja) untuk linen di ruangan khususnya linen kotor dikumpulkan pada wadah yang telah disediakan terdiri dari :
Linen infeksius menggunakan kantong kuning berlogo linen infeksius Linen non infeksius menggunakan trolley linen kotor berwarna kuning
Tata Laksana Pelayanan
Alur Pelayanan
INSTALASI RAWAT INAPINSTALASI RAWAT JALANINSTALASI BEDAH SENTRALINSTALASI GAWAT DARURATINSTALASI TERKAIT PENGGUNAAN LINEN RUANG PEMULASARAN JENAZAHRUANG PENERIMAAN LINEN KOTOR :DITIMBANG HASIL KILOGRAMDIHITUNG HASIL POTONGDICATAT DIBUKU PENERIMAAN DAN BUKU EXPEDISI LAUNDRY, FORM NCR PADA IRIN, IRJA, IBS, IGD, DLLDIPILAH SESUAI DENGAN :TINGKAT KEKOTORANJENIS LINENTEBALTIPISWARNA LINENPUTIHHIJAUWARNA WARNILinen Infeksius langsung masuk mesin khusus dengan berikut kantongnyaLinen non infeksius masuk mesin cuci disatukan dengan linen lain sesuai dengan kapasitas mesinMEMISAHKAN LINEN UNTUK DIMASUKAN KEMESIN CUCI SESUAI KAPASITAS MESINMENENTUKAN CHEMICAL LAUNDRY SESUAI DENGAN WARNA, JUMLAH KG DARI LINEN YANG AKAN DICUCIDENGAN JENIS CHEMICAL LAUNDRY YANG BERFUNGSI UNTUK :MENGANGKAT NODA BERAT & BERLEMAK/BERMINYAKPEMUTIH LINEN PUDARPENCEMERLANG LINEN BERWARNADESINFEKTANMENCEGAH KOTORAN MENEMPEL KEMBALI PADA CUCIAN DAN LINEN TIDAK CEPAT PUDARPROSES PENCUCIANBILAS AWALTAHAP PENCUCIAN I, II, IIIBILAS AKHIRPERASPENGERINGANSORTIRPENYETRIKAANPELIPATANDISUSUNDIDISTRIBUSIKAN
INSTALASI RAWAT INAP
INSTALASI RAWAT JALAN
INSTALASI BEDAH SENTRAL
INSTALASI GAWAT DARURAT
INSTALASI TERKAIT PENGGUNAAN LINEN
RUANG PEMULASARAN JENAZAH
RUANG PENERIMAAN LINEN KOTOR :
DITIMBANG HASIL KILOGRAM
DIHITUNG HASIL POTONG
DICATAT DIBUKU PENERIMAAN DAN BUKU EXPEDISI LAUNDRY, FORM NCR PADA IRIN, IRJA, IBS, IGD, DLL
DIPILAH SESUAI DENGAN :
TINGKAT KEKOTORAN
JENIS LINEN
TEBAL
TIPIS
WARNA LINEN
PUTIH
HIJAU
WARNA WARNI
Linen Infeksius langsung masuk mesin khusus dengan berikut kantongnya
Linen non infeksius masuk mesin cuci disatukan dengan linen lain sesuai dengan kapasitas mesin
MEMISAHKAN LINEN UNTUK DIMASUKAN KEMESIN CUCI SESUAI KAPASITAS MESIN
MENENTUKAN CHEMICAL LAUNDRY SESUAI DENGAN WARNA, JUMLAH KG DARI LINEN YANG AKAN DICUCI
DENGAN JENIS CHEMICAL LAUNDRY YANG BERFUNGSI UNTUK :
MENGANGKAT NODA BERAT & BERLEMAK/BERMINYAK
PEMUTIH LINEN PUDAR
PENCEMERLANG LINEN BERWARNA
DESINFEKTAN
MENCEGAH KOTORAN MENEMPEL KEMBALI PADA CUCIAN DAN LINEN TIDAK CEPAT PUDAR
PROSES PENCUCIAN
BILAS AWAL
TAHAP PENCUCIAN I, II, III
BILAS AKHIR
PERAS
PENGERINGAN
SORTIR
PENYETRIKAAN
PELIPATAN
DISUSUN
DIDISTRIBUSIKAN
Kesehatan dan Keselamata Kerja
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS.
Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di RS, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RS.
Kesehatan kerja merupakan sebuah bentuk dari adanya jaminan kesehatan yang di berikan pada seseorang pada saat sedang melakukan sebuah pekerjaan.
Menurut Suma'mur, definisi kesehatan kerja sebagai sebuah spesialisasi yang terdapat di dalam ilmu kesehatan. Hal ini agar masyarakat pekerja dapat memperoleh derajat kesehatan yang optimal, baik fisik ataupun mental dan juga sosial dengan berbagai usaha-usaha preventif dan juga kuratif terhadap berbagai jenis penyakit dan berbagai gangguan-gangguan kesehatan yang bisa terjadi karena diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan atau lingkungan kerja. Ada banyak sekali tujuan kesehatan kerja yang di tujukan kepada para pekerja ini. Hal ini menjadi hal yang sangat penting khususnya bagi mereka yang memiliki pekerjaan dengan resiko yang tinggi. Maka dari itu, memberikan jaminan kesehatan kerja adalah tujuannya, dengan adanya kesehatan kerja ini tentunya akan lebih menjamin bagaimana kondisi kesehatan seseorang ataupun memberikan jaminan apabila seseorang pekerja bisa saja mengalami kecelakaan ataupun terluka ketika melakukan pekerjaannya.Tujuan dari kesehatan kerja yaitu untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman. Dengan adanya kesehatan kerja ini tentunya dapat membuat para pekerja menjadi lebih nyaman dan leluasa dalam menjalankan tugas mereka tanpa adanya rasa khawatir untuk hal-hal yang tidak di inginkan terjadi
Keselamatan kerja menurut World Health Organization, kesehatan kerja merupakan sebuah upaya yang bertujuan untuk dapat peningkatan dan juga pemeliharaan terhadap derajat kesehatan baik secara fisik, mental ataupun sosial bagi pekerja untuk semua jenis pekerjaan yang di lakukan
Infeksi Nasokomial
Pengertian
Infeksi adalah peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme di dalam tubuh pejamu yang mampu menyebabkan sakit (Perry & Potter, 2005; Linda Tietjen, 2004). Infeksi nasokomial adalah infeksi yang diperoleh ketika seseorang dirawat di rumah sakit. Infeksi nasokomial dapat terjadi setiap saat dan di setiap tempat di rumah sakit. Untuk mencegah dan mengurangi kejadian infeksi nasokomial serta menekan angka infeksi ke tingkat serendah-rendahnya, perlu adanya upaya pengendalian infeksi nasokomial. Pengendalian infeksi nasokomial bukan hanya tanggung jawab pimpinan rumah sakit atau dokter/perawat saja tetapi tanggung jawab bersama dan melibatkan semua unsure/profesi yang ada di rumah sakit.
Batasan
Suatu infeksi sebagai infeksi nasokomial apabila :
Waktu mulai dirawat tidak ditemukan tanda-tanda infeksi dan tidak sedang dalam masa inkubasi infeksi tersebut.
Waktu timbul sekurang-kurangnya 3 x 24 jam sejak mulai dirawat
Infeksi terjadi pada pasien dengan masa perawatan lebih lama dari masa inkubasi
Infeksi terjadi setelah pasien pulang dan dapat dibuktikan berasal dari rumah sakit
Sumber Infeksi
Yang merupakan sumber infeksi adalah :
Petugas rumah sakit (prilaku) :
Kurang atau tidak memahami cara-cara penularan penyakit
Kurang atau tidak memperhatikan kebersihan
Kurang atau tidak memperhatikan teknik aseptik dan antiseptik
Menderita suatu penyakit
Tidak mencuci tangan sebelum atau sesudah melakukan pekerjaan
Alat-alat yang dipakai (alat kedokteran/kesehatan, linen dan lainnya)
Kotor atau kurang bersih/tidak steril
Rusak atau tidak layak pakai
Dipakai berulang-ulang
Lewat batas waktu pemakaian
Pasien
Kondisi yang sangat lemah (gizi buruk)
Kebersihan kurang
Menderita penyakit kronik/menahun
Menderita penyakit menular/infeksi
Lingkungan
Tidak ada sinar (matahari, penerangan) yang masuk
Ventilasi/sirkulasi udara kurang baik
Ruangan lembab
Banyak serangga
Untuk mencegah/mengurangi terjadinya infeksi nasokomial, perlu diperhatikan:
Petugas :
Bekerja sesuai dengan Standar prosedur operasional (SOP) untuk pelayanan
Memperhatikan aseptic dan antiseptic
Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan
Bila sakit berobat
Alat-alat :
Perhatikan kebersihan (alat-alat Laundry, trolley untuk transportasi linen)
Penyimpanan linen yang benar dan perhatikan batas waktu penyimpanan (FIFO)
Linen yang rusak segera diganti (afkir)
Ruangan/lingkungan :
Tersedia air yang mengalir untuk cuci tangan
Penerangan cukup
Ventilasi/sirkulasi udara baik
Perhatikan kebersihan dan kelembaban ruangan
Pembersihan secara berkala
Lantai kering dan bersih.
Faktor-faktor yang sering menimbulkan terjadinya infeksi
Banyaknya pasien yang dirawat di rumah sakit yang dapat menjadi sumber infeksi bagi lingkungan dan pasien lain
Adanya kontak langsung antara pasien satu dengan pasien lainnya
Adanya kontak langsung antara pasien dengan petugas rumah sakit yang terinfeksi
Penggunaan alat-alat yang terkontaminasi
Kurangnya perhatian tindakan aseptic dan antiseptik
Kondisi pasien yang lemah
Pencegahan
Untuk mencegah/mengurangi terjadinya infeksi nasokomial, perlu diperhatikan:
Petugas :
Bekerja sesuai dengan Standar prosedur operasional (SOP) untuk pelayanan
Memperhatikan aseptic dan antiseptic
Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan
Bila sakit berobat
Alat-alat :
Perhatikan kebersihan (alat-alat Laundry, trolley untuk transportasi linen)
Penyimpanan linen yang benar dan perhatikan batas waktu penyimpanan (FIFO)
Linen yang rusak segera diganti (afkir)
Ruangan/lingkungan :
Tersedia air yang mengalir untuk cuci tangan
Penerangan cukup
Ventilasi/sirkulasi udara baik
Perhatikan kebersihan dan kelembaban ruangan
Pembersihan secara berkala
Lantai kering dan bersih.
Potensi Bahaya Pada Instalasi Laundry
Bahaya Mikrobiologi
Bahaya mikrobiologi adalah penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh mikroorganisme hidup seperti bakter, virus, riketsia, parasit dan jamur. Petugas Laundry yang menangani linen kotor senantiasa kontak dengan bahan dan menghirup udara yang tercemar kuman patogen. Menurut penelitian menunjukkan bahwa jumlah total bakteri meningkat 50 kali selama periode waktu sebelum cucian mulai diproses. Contoh mikroorganisme yaitu :
Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis adalah penyebab tuberculosis dan paling sering menyerang paru-paru. Penularannya melalui percikan atau dahak penderita. Pencegahannya :
Meningkatkan pengertian dan kepedulian petugas rumah sakit terhadap TBC dan penularannya,
Mengupayakan ventilasi dan pencahayaan yang baik dalam ruangan Laundry
Menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan ruangan dan jenis pekerjaan
Melakukan tindakan dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi terhadap bahan dan alat yang digunakan
Secara teknis setiap petugas harus melaksanakan tugas dan pekerjaannya sesuai dengan Standar operasional Prosedur.
Virus Hepatitis B
Selain manifestasi sebagai hepatitis B akut dengan segala komplikasinya, lebih penting dan berbahaya lagi adalah manifestasi dalam bentuk sebagai pengidap (carrier) kronik, yang dapat merupakan sumber penularan bagi lingkungan. Penularan dapat melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
Pencegahannya :
Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian petugas rumah sakit terhadap penyakit hepatitis B dan penularannya
Memberikan vaksinasi kepada petugas
Menggunakan APD sesuai SPO
Melakukan tindakan dekontaminasi, desinfeksi, dan sterilisasi terhadap bahan dan peralatan yang dipergunakan terutama bila terkena bahan infeksi
Secara teknik setiap petugas harus melaksanakan tugas sesuai SPO
Virus HIV (Human Immunodeficiency virus)
Penyakit yang ditimbulkannya disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome)
Virus HIV menyerang target sel dalam jangka waktu lama. Jarak waktu masuknya virus ke dalam tubuh sampai timbulnya AIDS tergantung pada daya tahan tubuh seseorang dan gaya hidup sehatnya. HIV dapat hidup dalam darah, cairan vagina, cairan sperma, air susu ibu, sekreta dan ekskreta tubuh. Penularannya melalui darah, jaringan, sekreta, ekskreta tubuh, yang mengandung virus dan kontak langsung dengan kulit yang terluka
Pencegahannya :
Linen yang terkontaminasi berat di tempatkan di kantong plastik keras berisi desinfektan, berlapis ganda, tahan tusukan, kedap air dan berwarna khusus serta diberi label bahan menular/AIDS selanjutnya dibakar.
Menggunakan APD lengkap sesuai ruangan dan jenis pekerjaannya.
Bahaya fisika
Debu
Pada Instalasi Laundry debu dapat berasal dari bahan linen itu sendiri. Debu linen yang sesuai adalah 0,2 miligram/m3. Efek pada kesehatan adalah mekanisme penimbunan debu dalam paru-paru dapat terjadi dengan menarik napas sehingga udara yang mengandung debu masuk ke dalam paru-paru. Pada pemajanan yang lama dapat terjadi pneumoconiosis, dimana partikel debu dijumpai di paru-paru dengan gejala sukar bernafas. Pneumoniconiosis yang disebabkan oleh serat kain/linen/kapas disebut bisinosis. Gejalanya hampir sama dengan asthma yang disebut Monday chest tightness atau Monday fever, karena gejala terjadi pada hari pertama kerja setelah libur yaitu senin, sering gejala hilang pada hari kedua dan bila pemaparan berlanjut maka gejala akan semakin berat.
Pengendaliannya :
Pencegahan terhadap sumber : diusahakan agar debu tidak keluar dari sumbernya dengan mengisolasi sumber debu
Memakai APD sesuai SPO
Ventilasi yang baik
Dengan alat exhauster
Bahaya Bahan Kimia
Bahan-bahan kimia yang ada di unit Laundry berasal dari detergen, desinfektan, zat pemutih, alkali, bleach, sour, dan softener. Tingkat resiko yang diakibatkan tergantung dari lama pernapasan atau lama pemajanan. Meskipun zat kimia sangat toxic sudah dilarang dan dibatasi pemakaiannya, pemajanan terhadap zat kimia yang membahayakan tidak dapat dielakkan (Depkes RI, 2004).
Alkali
Fungsi bubuk : penambah sifat alkali
Sifat : Bila terkena panas akan terkomposisi menjadi gas yang mungkin yang mungkin beracun dan iritasi tapi tidak mudah terbakar
Bahaya :
Iritasi pada mata dan kulit
Bila terhirup akan mengakibatkan edema paru
Bila tertelan menyebabkan kerusakan hebat pada selaput lendir
Pertolongan pertama :
Mata : cuci secepatnya dengan air sebanyak-banyaknya
Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup : Jauhkan dari jangkauan
Tertelan : cuci mulut, minum air atau susu
Tindakan pencegahan :
Control teknis, gunakan ventilasi yang cukup
Pemakaian APD sesuai dengan ruangan dan jenis pekerjaan
Penyimpanan dalam wadah tertutup, kondisi kering, ventilasi baik, jauhkan dari asam dan suhu yang ekstrim
Deterjen
Fungsi : deterjen atau sabun cuci
Sifat : bila terkena panas akan terkomposisi menjadi gas yang mungkin beracun dan iritasi, tidak mudah terbakar
Bahaya :
Iritasi mata dan kulit
Bila terhirup menyebabkan edema paru
Bila tertelan menyebabkan kerusakan selaput lendir
Pertolongan pertama
Mata : cuci secepatnya dengan air yang banyak
Kulit : cuci dengan air dan ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup : pindahkan dan jauhkan
Tertelan : bersihkan bahan kimia dari mulut dan minum 1-2 gelas air atau susu
Tindakan pencegahan
Memakai APD sesuai dengan ruangan dan jenis pekerjaannya
Penyimpanan dan pengangkutan : simpan di tempat aslinya, menggunakan wadah tertutup, kondisi kering, ventilasi yang baik, jauhkan dari asam dan suhu yang ekstrim
Emulsifier
Fungsi : cairan pengemulsi lemak atau minyak
Sifat : rusak oleh sinar matahari, stabil dan tidak mudah terbakar
Bahaya :
Iritasi mata dan kulit
Bila terhirup menyebabkan iritasi
Bila tertelan menyebabkan iritasi
Pertolongan pertama
Mata : Aliri dengan air selama 15 menit
Kulit : cuci dengan air
Terhirup : pindahkan dan jauhkan dari sumber
Tertelan : cuci mulut, minum air atau susu 1-2 gelas dan jangan berusaha untuk muntah
Tindakan pencegahan :
Pemakaian APD sesuai dengan ruangan dan jenis pekerjaannya
Penyimpanan dan pengangkutan : simpan di tempat sejuk dan kering, jauhkan dari sinar matahari langsung dan sumber panas
Oksigen bleach
Fungsi : bubuk pemutih beroksigen
Sifat : bereaksi dengan bahan pereduksi, tidak mudah terbakar, beracun untuk ikan (dilarutkan dulu sebelum dibuang ke selokan atau sumber air)
Bahaya :
Iritasi berat pada mata
Rasa terbakar pada kulit
Bila terhirup menyebabkan iritasi dan edema paru
Bila tertelan menyebabkan rasa terbakar
Pertolongan pertama :
Mata : cuci secepatnya dengan air
Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup : pindahkan dari sumber
Tertelan : cuci mulut, minum 1-2 gelas air atau susu
Tindakan pencegahan :
Memakai APD sesuai dengan ruangan dan jenis pekerjaan
Penyimpanan dan pengangkutan : simpan ditempat sejuk dan kering, jauhkan dari asam dan sumber panas
Chlorine Bleach
Fungsi : Pemutih pakaian
Sifat : bereaksi dengan asam akan mengeluarkan gas khlorine dengan cepat, tidak mudah terbakar
Bahaya :
Iritasi berat pada mata dan rasa terbakar pada kulit
Bila terhirup menyebabkan iritasi saluran pernafasan, asthma, edema paru dan kanker paru
Bila tertelan menyebabkan rasa terbakar
Pertolongan pertama :
Mata : cuci secepatnya dengan air
Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup : pindahkan dari sumber
Tertelan : cuci mulut, minum 1-2 gelas air atau susu
Tindakan pencegahan :
Memakai APD sesuai dengan ruangan dan jenis pekerjaan
Penyimpanan dan pengangkutan : simpan ditempat sejuk dan kering, jauhkan dari asam dan sumber panas
Sour atau Penetral
Fungsi : bubuk pengasam atau penetralisir
Sifat : bereaksi dengan asam akan mengeluarkan sulfur chloride, tidak mudah terbakar
Bahaya :
Iritasi berat pada mata dan kulit
Bila terhirup menyebabkan iritasi
Bila tertelan menyebabkan iritasi
Pertolongan pertama :
Mata : cuci secepatnya dengan air
Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup : pindahkan dari sumber
Tertelan : cuci mulut, minum 1-2 gelas air atau susu
Tindakan pencegahan :
Memakai APD sesuai dengan ruangan dan jenis pekerjaan
Penyimpanan dan pengangkutan : simpan ditempat sejuk dan kering, jauhkan dari asam dan sumber panas
Softener
Fungsi : cairan pelunak dan pelembut kain
Sifat : stabil, tidak mengandung bahan berbahaya, tidak mudah terbakar
Bahaya :
Iritasi berat pada mata dan kulit
Bila terhirup menyebabkan iritasi
Bila tertelan menyebabkan iritasi
Pertolongan pertama :
Mata : cuci secepatnya dengan air
Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup : pindahkan dari sumber
Tertelan : cuci mulut, minum 1-2 gelas air atau susu
Tindakan pencegahan :
Memakai APD sesuai dengan ruangan dan jenis pekerjaan
Penyimpanan dan pengangkutan : simpan ditempat sejuk dan kering, jauhkan dari suhu ekstrim
Tabel. 1 Chemical Laundry
NO
NAMA BAHAN
KOMPOSISI
KADAR
SIFAT
FISIK
FUNGSI
DOSIS
DAMPAK
PENANGANAN
1
BC-00 (Emulsifier)
1
Non Ionic Surfactant
8,70%
Iritasi
Cairan tidak berwarna (PH 10-11)
Produk yang diformulasikan untuk proses emulsifikasi dan membantu daya cuci deterjen dengan cara mengangkat kotoran khususnya minyak dan lemak
3-8 ml/kg cucian
1. Menyebabkan iritasi terutama pada kulit sensitif
1. Tutup rapat ditempat yang sejuk dan berventilasi baik
2
Organic Solvent
2,30%
2. Berbahaya jika tertelan
2. Jika terkena mata, segera bilas dengan air dan dapatkan pertolongan medis segera
3
Inert Ingredient
88,50%
3. Menyebabkan iritasi pada mata
3. Jika terkena kulit (teutama kulit sensitif) bilas dengan air
4. Gunakan sarung tangan
5. Jika tertelan, bilas mulut dengan air
2
L-BUILDER (Alkali)
1
Alkali Compound
39,60%
Korosif
Cairan kuning kecoklatan (PH 12-13)
Mengandung bahan alkali untuk meningkatkan daya kerja deterjen sehingga kotoran yang terdapat pada cucian mudah dibersihkan
1-10 ml/Kg cucian kering
1. Menyebabkan iritasi, terutama pada kulit sensitif
1. Tutup rapat ditempat yang sejuk dan berventilasi baik
2
Dispersing Agent
3,90%
2. Berbahaya jika tertelan
2. Jika terkena mata, segera bilas dengan air dan dapatkan pertolongan medis segera
3
Inert Ingredient
56,50%
3. Menyebabkan iritasi pada mata
3. Jika terkena kulit (teutama kulit sensitif) bilas dengan air
4. Gunakan sarung tangan
5. Jika tertelan, bilas mulut dengan air
3
L-SOAP (Detergen rendah busa)
1
Non Ionic Surfactant
8,70%
Iritasi
Cairan berwarna putih susu (PH 11-12)
Deterjen rendah busa yang mengandung bahan aktif digunakan untuk pencucian secara mekanik
2-7 ml/Kg cucian kering
1. Menyebabkan iritasi terutama pada kulit sensitif
1. Tutup rapat ditempat yang sejuk dan berventilasi baik
2
Organic Solvent
2,30%
2. Berbahaya jika tertelan
2. Jika terkena mata, segera bilas dengan air dan dapatkan pertolongan medis segera
3
Inert Ingredient
88,50%
3. Menyebabkan iritasi pada mata
3. Jika terkena kulit (terutama kulit sensitif) bilas dengan air
4. Gunakan sarung tangan
5. Jika tertelan, bilas mulut dengan air
4
L-Chloro Bleach Desinfektan
1
Zat aktif (as Cl2)
7%
Korosif
Cairan bening kekuningan (PH 9,8-10,8)
Berfungsi sebagai desinfektan dan penghilang noda organik pada cucian linen putih
2-5 ml/kg cucian
1. Menyebabkan iritasi terutama pada kulit sensitif
1. Tutup rapat ditempat yang sejuk dan berventilasi baik
2. Berbahaya jika tertelan
2. Jika terkena mata, segera bilas dengan air dan dapatkan pertolongan medis segera
Oksidising
3. Menyebabkan iritasi pada mata
3. Jika terkena kulit (terutama kulit sensitif) bilas dengan air
4. Gunakan sarung tangan
5. Jika tertelan, bilas mulut dengan air
5
L-SOUR (Penetralisir sisa alkali)
1
Ionarganic Acid
16,20%
Korosif
Cairan bening tidak berwarna (PH 02-03)
Penetral sisa alkali pada proses pencucian sebelumnya
2-4 ml/kg cucian
1. Menyebabkan iritasi terutama pada kulit sensitive
1. Tutup rapat ditempat yang sejuk dan berventilasi baik
2
Inert Ingredient
83,80%
2. Berbahaya jika tertelan
2. Jika terkena mata, segera bilas dengan air dan dapatkan pertolongan medis segera
3. Menyebabkan iritasi pada mata
3. Jika terkena kulit (terutama kulit sensitif) bilas dengan air
4. Gunakan sarung tangan
5. Jika tertelan, bilas mulut dengan air
6
BC-66 (Pelembut kain)
1
Cationic Surfactant
3,50%
Cairan berwarna biru (PH 5,5-7)
Pelembut kain katun dan sintetis yang berparfum
3-5 ml/kg cucian
1. Berbahaya jika tertelan
1. Tutup rapat ditempat yang sejuk dan berventilasi baik
2
Inert Ingredient
2. Menyebabkan iritasi pada mata
2. Jika terkena mata, segera bilas dengan air dan dapatkan pertolongan medis segera
3. Jika tertelan, bilas mulut dengan air
7
SUPERPINE (Membersihkan dan Membunuh kuman)
1
Anionic Surfactant
5%
Iritasi
Cairan berwarna bening, kuning sampai kecoklatan (PH 9-10)
Membersihkan dan membunuh kuman pada semua tipe linen putih dan berwarna, disarankan digunakan pada proses pre wash dengan suhu maks 60 derajat celcius
5-20 kg/cucian
1. Menyebabkan iritasi terutama pada kulit sensitif
1. Tutup rapat ditempat yang sejuk dan berventilasi baik
2
Aromatic Hydrocarbon
4,50%
2. Berbahaya jika tertelan
2. Jika terkena mata, segera bilas dengan air dan dapatkan pertolongan medis segera
3
Organic Solvent
10%
3. Menyebabkan iritasi pada mata
3. Jika terkena kulit (teutama kulit sensitif) bilas dengan air
4
Inert Ingredient
80,50%
4. Gunakan sarung tangan
5. Jika tertelan, bilas mulut dengan air
Bahaya Fisik
Beberapa bahaya fisik di Instalasi Laundry Rumah Sakit adalah :
Kebisingan
Kebisingan ditempat kerja adalah semua bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari mesin-mesin yang bergerak yang berada ditempat kerja (Suma'mur, 1996). Nilai Ambang Batas ditempat kerja adalah nilai rata-rata yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu yang tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Ketentuan tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No : KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja. Sumber berasal dari mesin-mesin Laundry, pajanan bising yang terjadi lama membuat efek kumulatif yang bertingkat dan menyebabkan gangguan pendengaran berupa noise induce hearing loss (NIHL)
Pencegahan :
Untuk media : disain akustik menggunakan alat peredam suara untuk mengurangi bising yang ditimbulkan oleh mesin-mesin tersebut, mengasorbsi dan mengurangi pantulan bising secara akustik pada dinding, langit-langit dan lantai, dan menutup sumber bising dengan barrier.
Untuk pekerja : Menggunakan APD (ear plug atau ear muff), mempunyai sarana ruang isolasi/ruang istirahat, rotasi pekerja untuk periode waktu tertentu antara lingkungan kerja yang bising dengan yang tidak bising, dan pengendalian secara admistratif dengan menggunakan jadwal kerja.
Pencahayaan
Menurut Suma'mur (1996) Pencahayaan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat. Penerangan yang memadai memberikan kenyamanan pada tenaga kerja. Sehingga tidak menimbulkan gangguan atau kelelahan pengelihatan selama bekerja. Apabila penerangan kurang maka akan menimbulkan kelelahan mata yang dapat mengakibatkan :
Banyak terjadi kelelahan
kualitas kerja rendah dan produktivitas menurun
Kecelakaan kerja
Pencahayaan di Instalasi Laundry sangatlah penting karena berhubung dengankeselamatan pekerja, peningkatan pencermatan, kesehatan yang lebih baik, suasana nyaman. Petugas yang terpajan gangguan pencahayaan akan mengeluh kelelahan mata dan keluhan lain berupa konjungtivitis (iritasi), ketajaman penglihatan terganggu, akomodasi dan konvergen terganggu, serta sakit kepala, untuk menghindari terjadinya gangguan pada mata, maka pencahayaan harus disesuaikan dengan Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun1964 tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja, untuk membedakan bahan yang kasar (linen, pakaian, sprei dan selimut) intensitas penerangannya minimal 200 lux.
Suhu
Suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap atau mendekati normal oleh suatu sistem pengatur suhu tubuh yang sempurna sehingga manusia dapat menyesuaikan diri dengan perubahan suhu yang terjadi di luar tubuhnya. Suhu menetap ini sebagai akibat dari metabolisme dan pertukaran panas antara tubuh dan lingkungan sekitarnya. Panas yang diakibatkan metabolisme sangat tergantung dari kegiatan tubuh. Kemampuan untuk menyesuaikan diri pada batasnya yaitu tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan dari temperatur luar tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin.
Seorang karyawan akan mampu bekerja efisien dan produktif bila lingkungan tempat kerjanya nyaman atau dapat dikatakan efisien kerja optimal dalam daerah nikmat kerja, tidak dingin dan tidak panas. Suhu yang tinggi merupakan beban kerja tambahan dan sangat berpengaruh bila tenaga kerja tersebut melakukan kerja fisik. Apabila suhu di ruang kerja mencapai 40°C dan menggunakan peralatan yang panas dapat menyebabkan keluarnya banyak keringat yang mempercepat timbulnya kelelahan, dapat berakibat menurunnya kemampuan kerja dan produktivitas kerja (Suma'mur, 1996).
Berdasarkan Kepmenkes No. Kep. 1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
Nilai standart untuk suhu yaitu 18-28°C. Tata cara pelaksanaan yaitu :
Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2,5 m.
Bila suhu udara >28°C perlu menggunakan alat penata udara seperti AC, kipas angin, exhaust fan
Bila suhu udara luar <18°C perlu menggunakan pemanas ruang.
Listrik
Kecelakaan tersengat listrik dapat terjadi pada petugas Laundry oleh karena dukungan pengetahuan listrik yang belum memadai. Pada umumnya yang terjadi di rumah sakit adalah kejutan listrik micrishick yang mengalir ke badan petugas melalui sistem peralatan yang tidak baik.
Efek kesehatan :
Tersengat listrik
Kaku pada otot di tempat yang tersengat listrik
Pengendalian
Pengukuran jaringan atau Instalasi listrik
Pemasangan pengaman atau alat pengamanan sesuai dengan ketentuan
Pemasangan tanda-tanda bahaya dan indikator
Penempatan pekerja sesuai dengan ketrampilan
Memakai sepatu atau sandal yang sesuai dengan standar keamanan (APD)
Getaran
Getaran atau vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh subyek dengan getaran isolasi. Vibrasi yang terjadi dapat lokal atau seluruh tubuh. Mesin cuci yang bergetar dapat memajani petugas melalui transmisi atau penjalaran, baik getaran yang mengenai seluruh tubuh, ataupun setempat yang merambat melalui tangan atau lengan operator.
Efek kesehatan
Pada sistem peredaran darah dapat terjadi kesemutan dan parese
Terhadap sistem tulang : sendi dan otot dapat terjadi gangguan osteoarticular yaitu gangguan pada sendi jari tangan
Terhadap sistem saraf : dapat terjadi parastesi, menurunnya sensitifitas, gangguan kemampuan membedakan atrofi
Pengendalian
Terhadap sumber diusahakan menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi atau isolator dan pemeliharaan mesin yang baik
Terhadap pekerja : tidak ada pelindung khusus hanya dianjurkan menggunakan sarung tangan untuk menghangatkan tangan dan perlindungan gangguan vaskuler.
Panas
Panas dirasakan bila suhu udara di atas suhu nyaman (26-28˚C) dengan kelembaban antara 60-70%. Pada Instalasi Laundry panas yang terjadi adalah panas lembab.
Efek pada kesehatan
Heat syncope (pingsan karena panas)
Heat disorder kumpulan gejala yang berhubungan dengan kenaikan suhu tubuh dan mengakibatkan kekurangan cairan tubuh seperti :
Heat stress atau heat exhaustion : terasa panas dan tidak nyaman, tekanan darah menurun menyebabkan gejala pusing dan mual
Heat cramps : spasme otot yang disebabkan cairan dengan elektrolit yang rendah masuk ke dalam otot, akibat banyak cairan tubuh yang keluar melalui keringat sedangkan penggantinya hanya air minum biasa tanpa elektrolit
Heat stroke : disebabkan kegagalan bekerja dalam mengatur pengeluaran keringat, suhu tubuh dapat mencapai 40˚C
Pengendalian
Isolasi peralatan yang menimbulkan panas
Menyempurnakan ventilasi yang ditempatkan di atas sumber panas yang bertujuan menarik udara panas keluar ruangan dapat digunakan kipas angin ruangan.
Menyediakan persediaan air minum yang cukup dan memenuhi syarat dekat tempat kerja dan kalau perlu sediakan ekstra salt
Hindarkan petugas yang harus bekerja di lingkungan panas apabila berbadan gemuk, dan berpenyakit kardiovaskuler.
Pengaturan waktu kerja dan istirahat
Faktor fisiologis
Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana kerja akan menentukan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja di setiap jenis pekerjaan. Posisi tubuh yang salah atau tidak alamiah dapat menimbulkan kesulitan dalam melaksanakan kerja, mengurangi ketelitian, dan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien. Hal ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fisik dan psikologi (Depkes RI, 2004)
Faktor fisiologis dapat dikatakan juga suatu ergonomi yaitu penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka, 2004). Gejala penyakit sehubungan dengan alat gerak yaitu : persendian, jaringan otot, saraf, dan penbuluh darah (low back pain).
Pengendalian
Mengangkat beban berat
Tubuh manusia mampu mengangkat beban seberat kira-kira 50 kg untuk laki-laki, dan 40 kg untuk perempuan. Bila berat badan yang akan diangkat lebih dari setengah dari beban si pengangkat maka beban harus dibagi menjadi dua. Apabila beban tidak dapat dibagi maka hendaknya beban diangkat secara beramai-ramai.
Posisi duduk
Tinggi alas duduk sebaiknya antara 38 sampai 48 cm, kursi harus stabil dan tidak goyang atau bergerak, dan kursi harus memungkinkan cukup kebebasan bagi gerakan petugas.
Posisi berdiri
Berdiri tidak lebih dari 6 jam.
Faktor Psikologis
Berdasarkan Depkes RI (2004), faktor psikologis ini mempunyai peranan besar dalam menimbulkan kelelahan. Sering kali tenaga kerja tidak mengerjakan apapun juga, tetapi mereka merasa lelah. Hal ini mungkin disebabkan adanya konflik mental. Konflik mental mungkin didasarkan atas pekerjaan sendiri, teman sekerjanya, atasannya, atau karena kejadian di rumah dan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan adanya konflik mental tersbut lama kelamaan akan menimbulkan stres kerja. Stres yaitu ancaman fisik dan psikologis dari faktor lingkungan terhadap kesejahteraan individu. Stres dapat disebabkan oleh :
Tuntutan pekerjaan
Beban kerja yang berlebih maupun yang kurang, tekanan waktu, tanggung jawab yang berlebih maupun kurang.
Dukungan dan kendala
Hubungan yang tidak baik dengan atasan, teman sekerja, adanya berita yang tidak dikehendaki, adanya kesulitan keuangan.
Kebakaran
Kebakaran dapat terjadi apabila terdapat 3 (tiga) unsur secara bersama-sama. Unsur tersebut adalah zat asam, bahan yang mudah terbakar dan panas
Penanggulangan
Adanya sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan yang mudah terbakar
Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran dilakukan secara terus-menerus.
Jalur evakuasi
Perlengkapan pemadam dan penanggulangan kebakaran disertai pengecekan rutin alat pemadam api ringan baik tabung maupun Hydrant
Pelatihan seluruh pegawai tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja dan bagaimana cara penggunaan alat pemadam api ringan, cara penyelamatan personil dan berkas serta pengetahuan tentang jalur evakuasi
Terpeleset atau Terjatuh
Faktor ini sangat mungkin terjadi di Instalasi Laundry yang disebabkan oleh lantai licin, tersandung benda serta faktor kelelahan yang menyebabkan : fraktur, dislokasi, salah urat dan memar.
Pengendalian dan penanggulangan :
Hindari penggunaan sepatu/sandal hak tinggi, sol sepatu yang rusak atau memakai tali sepatu yang longgar
Kontruksi lantai harus rata dan bukan dan sedapat mungkin dibuat dari bahan yang tidak licin
Lantai harus selalu dibersihkan dari kotoran seperti : pasir, debu, minyak yang memudahkan terpeleset
Lantai yang cacat misalnya banyak lubang atau permukaan diberi tanda dan harus segera diperbaiki.
Pengendalian Faktor Bahaya
Pengendalian terhadap faktor bahaya pada Instalasi Laundry bertujuan mengurangi timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta kerugian yang tidak diharapkan (Tarwaka, 2008). Upaya pengendalian tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
Eliminasi
Pengendalian secara eliminasi merupakan pengendalian resiko yang bersifat permanen.Eliminasi adalah cara pengendalian resiko bahaya yang paling baik, karena resiko terjadinya kecelakaan dan sakit akibat potensi bahaya ditiadakan (Tarwaka, 2008).
Substitusi
Substitusi adalah menggantikan bahan-bahan dan peralatan yang lebih berbahaya dengan bahan-bahan dan peralatan yang kurang berbahaya atau lebih aman sehingga pemaparannya selalu dalam batas yang masih dapat diterima (Tarwaka, 2008). Menurut Suma'mur (1996), substitusi adalah mengganti bahan yang lebih bahaya dengan bahan yang kurang bahaya atau tidak berbahaya sama sekali.
Engineering
Pengendalian secara engineering dapat dilakukan dengan merubah struktur objek kerja untuk mencegah seseorang terpapar kepada potensi bahaya, seperti pemberian pengaman mesin, pembuatan struktur pondasi mesin dengan cor beton, pemberian alat bantu mekanik, pemberian obsorber suara pada dinding ruang mesin yang menghasilkan kebisingan tinggi.
Pada pengendalian engineering dapat juga dilakukan dengan ventilasi umum (Tarwaka, 2008)
Administrasi
Administrasi dilakukan dengan menyediakan suatu sistem kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi bahaya. Metode ini meliputi;rekritmen tenaga kerja baru sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditangani, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, rotasi kerja untuk mengurangi kebosanan dan kejenuhan, penerapan prosedur kerja dan pengaturan kembali jadwal Kerja (Tarwaka, 2008).
Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) secara umum merupakan sarana pengendalian yang digunakan untuk jangka pendek dan bersifat sementara mana kala sistem pengendalian yang lebih permanen belum dapat diimplementasikan. APD merupakan pilihan terakhir dari suatu sistem pengendalian resiko ditempat kerja (Tarwaka, 2008).
Alat pelindung diri (APD) merupakan suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana secara teknis dapat mengurangi tingkat keparahan dari kecelakaan kerja yang terjadi. Peralatan pelindung diri tidak menghilangkan atau pun mengurangi bahaya yang ada. Peralatan ini hanya mengurangi jumlah kontak dengan bahaya dengan cara penempatan penghalang antara tenaga kerja dengan bahaya (Suma'mur, 2009).
Pemeriksaan kesehatan kerja sebelum bekerja (pada saat penerimaan pegawai baru) dan pemeriksaan kesehatan berkala setiap 1 tahun sekali.
Pemberian imunisasi
Pekerja yang memiliki permasalahan dengan kulit misalnya : luka-luka, ruam, kondisi kulit eksfoliatif tidak boleh melakukan proses pencucian
Pemakaian alat pelindung diri sesuai dengan area tugas dan jenis pekerjaan, antara lain :
Ruangan Pencucian menggunakan :
Tutup kepala : Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin-mesin berputar.
Cara perawatannya : tutup kepala ini bersifat disposibble atau sekali pakai, setelah penggunaan, langsung dibuang ke dalam tempat sampah medis (plastik kuning)
Tutup Telinga (Ear muff) frekuensi 2800–4000Hz sampai 42dB (35–45 dB) Untuk frekuensi biasa 25-30dB. Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi ; tapi tak lebih dari 50dB,karena hantaran suara melalui tulang masih ada.
Cara perawatannya : Sumbat telinga yang telah selesai digunakan dibersihkan dengan kain lap yang bersih, basah dan hangat, kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih dan kering, setelah itu simpan ke dalam kotak dan disimpan di lemari penyimpanan yang kering dan bebas dari lembab.
masker : Memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya seperti : Kekurangan oksigen, Pencemaran oleh partikel (debu, asap, Pencemaran oleh gas atau uap
Cara Perawatannya : Penyimpanan masker harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya. Masker ini bersifat disposibble atau sekali pakai, setelah penggunaan masker langsung dibuang ke dalam tempat sampah medis (plastik kuning)
Kacamata safety atau kacamata pelindung gunanya : untuk menghindari percikan bahan kimia, partikelir debu dan uap panas.
Cara perawatannya :
Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
Apron : untuk menghindari percikan bahan kimia, kotoran dan cairan tubuh yang terdapat dari linen dan lainnya
Sarung tangan : untuk menghindari iritasi pada kulit karena bersentuhan langsung dengan bahan kimia, menghindari dari tersengat listrik, uap panas dan getaran langsung dari mesin.
Cara perawatannya :
Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan. Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.
Sarung kaki/sepatu kerja/sepatu boot : menghindari tergelincir, tertusuk benda tajam, tersengat listrik, dan menghindari dari iritasi karena bersentuhan langsung dengan bahan kimia.
Cara Perawatannya :
Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
Ruangan pengeringan dan pelipatan :
Tutup kepala : Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin-mesin berputar.
Cara perawatannya : tutup kepala ini bersifat disposibble atau sekali pakai, setelah penggunaan, langsung dibuang ke dalam tempat sampah medis (plastik kuning)
Tutup Telinga (Earmuff) frekuensi 2800–4000 Hz sampai 42 dB (35–45 dB) Untuk frekuensi biasa 25-30 dB. Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi; tapi tak lebih dari 50 dB, karena hantaran suara melalui tulang masih ada.
Cara perawatannya : Sumbat telinga yang telah selesai digunakan dibersihkan dengan kain lap yang bersih, basah dan hangat, kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih dan kering, setelah itu simpan ke dalam kotak dan disimpan di lemari penyimpanan yang kering dan bebas dari lembab.
Masker : Memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya seperti : Kekurangan oksigen, Pencemaran oleh partikel (debu, asap, Pencemaran oleh gas atau uap
Cara Perawatannya : Penyimpanan masker harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya. Masker ini bersifat disposibble atau sekali pakai, setelah penggunaan masker langsung dibuang ke dalam tempat sampah medis (plastik kuning)
Sarung tangan : untuk menghindari iritasi pada kulit karena bersentuhan langsung dengan tersengat listrik, uap panas dan getaran langsung dari mesin.
Cara perawatannya :
Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan. Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.
Sarung kaki/Sandal kerja (tertutup) : menghindari tergelincir, tertusuk benda tajam, tersengat listrik
Cara Perawatannya :
Sandal kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan Sandal kerja yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
Ruangan distribusi :
Tutup kepala : Melindungi kepala dari kotoran debu atau
Cara perawatannya : tutup kepala ini bersifat disposible atau sekali pakai, setelah penggunaan, langsung dibuang ke dalam tempat sampah medis (plastik kuning)
masker : Memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya seperti : Kekurangan oksigen, Pencemaran oleh partikel (debu, asap, Pencemaran oleh gas atau uap
Cara Perawatannya : Penyimpanan masker harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya. Masker ini bersifat disposibble atau sekali pakai, setelah penggunaan masker langsung dibuang ke dalam tempat sampah medis (plastik kuning)
Sarung kaki/sandal kerja : menghindari tergelincir, tertusuk benda tajam, tersengat listrik,
Cara Perawatannya :
sandal kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sandal kerja yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan
Ruangan pelipatan linen bayi :
Tutup kepala : Melindungi kepala dari kotoran debu
Cara perawatannya : tutup kepala ini bersifat disposibble atau sekali pakai, setelah penggunaan, langsung dibuang ke dalam tempat sampah medis (plastik kuning)
masker : Memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya seperti : Kekurangan oksigen, Pencemaran oleh partikel (debu, asap, Pencemaran oleh gas atau uap
Cara Perawatannya : Penyimpanan masker harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya. Masker ini bersifat disposibble atau sekali pakai, setelah penggunaan masker langsung dibuang ke dalam tempat sampah medis (plastik kuning)
Apron : untuk menghindari baju dari kotoran debu, serat linen, dan lainnya
Sarung tangan : untuk menjaga kebersihan linen
Cara perawatannya :
Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.
Sarung kaki/Sandal kerja : menghindari tergelincir, tertusuk benda tajam, tersengat listrik, dan menghindari dari iritasi
Cara Perawatannya :
Sandal kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sandal kerja yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan
Tabel 2. Klasifikasi APD sesuai dengan Proses Pekerjaan
NO
PROSES PEKERJAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
1
Penerimaan, Penimbangan, Pemilahan
Tutup Kepala, masker, apron plastik, sarung tangan panjang, sepatu boot
2
Pencucian, Pemerasan
Tutup Kepala, tutup telinga (ear muff) masker, kaca mata pelindung, apron plastik, sarung tangan panjang, sepatu boot
3
Pengeringan
Tutup Kepala, tutup telinga (ear muff) masker, sarung tangan panjang, Sandal tertutup
4
Pernyetrikaan/Pengepresan
Tutup Kepala, tutup telinga (ear muff) masker, sarung tangan bahan kaos/katun halus, Sandal tertutup
5
Pelipatan
Tutup Kepala, tutup telinga (ear muff) masker, kaca mata pelindung, apron linen, sarung tangan bahan kaos/katun halus, sandal tertutup
6
Penyimpanan dan Distribusi linen bersih
Tutup Kepala, masker, Sandal tertutup
7
Penjahitan
Tutup Kepala, masker, Apron linen, Sandal tertutup
8
Pengambilan Chemical
Tutup Kepala, tutup telinga (ear muff) masker, kaca mata pelindung, apron plastik, sarung tangan panjang, sepatu boot
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja
Bahaya yang dihadapi di Instalasi Laundry RSUP Persahabatan sangat beragam diantaranya yaitu : Bahaya Biologi, kimia, fisika, dan fisik (Kebisingan, Pencahayaan, Suhu, Listrik, Getaran, Kebakaran, Psikologis, fisiologis, terpeleset dan resiko jatuh).
Pengendalian potensial bahaya tenaga kerja yang ada di Instalasi Laundry RSUP persahabatan terbagi dalam klasifikasi ruangan atau area kerja antara lain :
Ruang Penerimaan linen kotor (penimbangan, pemilahan)
Ruang Pencucian
Ruang Pengeringan dan pelipatan, setrika
Ruang press linen
Ruang distribusi dan penyimpanan linen
Ruang Penjahitan
Ruang pelipatan linen bayi
Saran
Pemantauan terhadap resiko bahaya pada lingkungan kerja Instalasi Laundry sebaiknya dilakukan secara berkala
Pemantauan terhadap penempatan bahan kimia/chemical laundry dan memperhatikan prinsip penyimpanan B3
Mengarahkan karyawan Instalasi Laundry untuk bekerja menurut standar operasional prosedur yang ada di Instalasi Laundry
Edukasi rutin karyawan Instalasi Laundry untuk bekerja menurut prinsip PPI
Edukasi rutin mengenai pentingnya penggunaan alat pelindung diri
Setiap karyawan instalasi laundry wajib menggunakan Alat pelindung diri jika bekerja menurut area kerja masing-masing