10
BAB I
PENDHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Di dalam masyarakat modern, kekayaan dinilai dengan uang dan setiap transaksi aliran kekayaan antar individu di dalam masyarakat diukur dengan satuan uang. Untuk mendapakan berbagai barang dan jasa yang diperlukan, masyarakat modern memerlukan uang sebagai ukuran transaksi. Pengunaan uang telah merebes ke semua aspek kehidupan manusia modern memerlukan akuntansi sebagai komonikasi keuangan antar individu di dalam masyarakat. Kebutuhan akan informasi akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat.
Setiap pihak yang diserahi wewenang untuk mengelola kekayaan investor berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kekayaan tersebut kepada investor. Dalam mempertanggungjawabkan kekayaan, manajemen perusahaan mengunakan akuntansi sebagai bahasa komunikasi. Untuk itu, perusahaan perlu menyelengarakan akuntansi yang memungkinkan disajikannya laporan pertanggungjawaban kepada para investor. Pertanggungjawaban keuangan memerlukan dua unsur yaitu: kompetensi dalam bidang akuntansi dan keandalan informasi akuntansi yang di hasilkan. Semakin kompleks perekonomian suatu masyarakat, semakin kompleks transaksi keuangan yang dilakukan oleh masyarkat tersebut. sehingga memerlukan kompetisi yang tinggi untuk mencerminkan transaksi keuangan mereka dengan informasi akuntansi.
Pengetahuan auditing menjadikan orang kompeten untuk menilai kewajaran pertanggungjaawaban keuangan, sehingga memungkinkan orang yang terjun dalam profesi akuntan publik mampu menghasilkan jasa yang menjadikan masyarakat dapat memperoleh informasi keuangan yang andal. Informasi keuangan yang andal bagi masyarakat keuangan dalam menggambil keputusan pengalokasian sumber daya ekonomi secara efektif dan efesien. Dalam makalah ini siklus kegiatan perusahaan akan digunakan sebagai objek pengujian pengedalian khususnya jasa personalia. Siklus jasa personalia terdiri dari dua sistem informasi akuntansi, yaitu sistem informasi akuntansi penggajian dan siklus informasi akuntansi pengupahan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana sifat siklus personalia?
Apa tujuan audit siklus personalia?
Apa dan bagaimana materialitas, risiko, dan strategi audit siklus personalia?
Bagaimana pertimbangan struktur pengendalian audit siklus personalia?
Bagaimana penghimpunan dan pendokumentasian pemahaman audit siklus personalia?
Bagaimana menentukan risiko pengendalian audit siklus personalia?
Bagaimana pengujian pengendalian audit siklus personalia?
Bagaimana pengujian substantif saldo utang gaji dan upah?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Memahami sifat siklus personalia.
Mengetahui tujuan audit siklus personalia.
Memahami materialitas, risiko, dan strategi audit siklus personalia.
Mengetahui pertimbangan struktur pengendalian audit siklus personalia.
Memahami cara menghimpun dan mendokumentasikan pemahaman audit siklus personalia.
Mengetahui cara menentukan risiko pengendalian audit siklus personalia.
Memahami tentang pengujian pengendalian audit siklus personalia.
Memahami tentang pengujian substantif saldo utang gaji dan upah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SIFAT SIKLUS JASA PERSONALIA
Siklus jasa personalia sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, gaji, upah, pajak penghasilan karyawan, dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakn komponen utama hampir di semua perusahaan. Kedua, biaya tenaga kerja langsung merupakan faktor yang mempengaruhi penilaian persediaan barang dalam proses maupun persediaan produk jadi. Dengan demikian, kesalahan dalam penilaian dan pengalokasian biaya tenaga kerja dapat mengakibatkan salah saji laba usaha yang material. Ketiga, gaji dan upah merupakan titik rawan terjadinya in-efisiensi, dan pencurian serta manipulasi kas melalui pembayaran gaji fiktif.
Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan kompensasi eksekutif dan tenaga kerja. Kompensasi tersebut meliputi gaji, upah per jam, dan insentif lembur (upah lembur), komisi, bonus, dan berbagai bentuk tunjangan karyawan.
Transaksi utama siklus ini adalah transaksi gaji dan upah. Transaksi ini mempengaruhi beberapa rekening berikut:
Biaya gaji dan upah,
Berbagai bentuk tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan, tunjangan hari tua, dan sebagainya,
Biaya tenaga kerja langsung,
Utang gaji dan upah,
Pajak penghasilan karyawan,
Rekening kas di bank, dengan sistem imprest atau dana tetap, yang khusus digunakan untuk membayar gaji dan upah,
Persediaan barang dalam proses,
Persediaan barang jadi,
Dan harga pokok penjualan.
Siklus jasa personalia ini berkaitan dengan siklus pembelanjaan dan siklus produksi.kaitan siklus ini dengan siklus pengeluaran adalah adnya fakta bahwa pembayaran gaji dan upah dilakukan dengan menggunakan uang atau kas perusahaan. Kaitan siklus ini dengan siklus produksi adalah adanya kenyataan bahwa pembayaran gaji dan upah adalah sebagai imbalan atau balas jasa atas tenaga kerja karyawan yang diberikan dalam proses produksi. Tenaga karyawan digunakan untuk menghasilkan produk.
2.2 TUJUAN AUDIT
Tujuan audit siklus jasa personalia dibedakan untuk setiap asersi laporan keuangan.
Asersi Keberadaaan atau Keterjadian
Berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, auditor menekankan pada apakah seluruh saldo biaya gaji dan upah, utang gaji dan upah, tunjangan, bonus, dan saldo rekening lain yang terkait, benar-benar eksis pada tanggal neraca. Selain itu, asersi ini juga menekankan pada apakah seluruh transaksi gaji dan upah yang tercatat benar-benar terjadi dan tidak ada transaksi pembayaran gaji dan upah fiktif.
Asersi Kelengkapan
Asersi kelengkapan menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang semestinya tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan disajikan. Auditor akan mencoba mendeteksi apakah ada transaksi pembayaran gaji dan upah yang belum tercatat.
Asersi Hak dan Kewajiban
Berkaitan dengan asersi ini, auditor berusaha memastikan apakah perusahaan mempunyai kewajiban legal atas biaya dan utang gaji dan upah, dan pajak penghasilan karyawan.
Asersi Penilaian dan Pengalokasian
Berkaitan dengan asersi penilaian, auditor akan berusaha memperoleh bukti mengenai apakah saldo biaya gaji dan upah, bonus karyawan, tunjangan, utang gaji dan upah, dan pajak penghasilan karyawan telah disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat. Auditor akan memastikan apakah saldo tersebut diperoleh melalui penilaian dan pengalokasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
Selain memperoleh bukti mengenai keempat asersi tersebut, auditor perlu menghimpun bukti mengenai apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah tepat diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan dalam neraca.
2.3 MATERIALITAS, RISIKO, DAN STRATEGI AUDIT
Oleh karena biaya gaji dan upah umumnya merupakan biaya operasi terbesar, maka rekening biaya gaji dan upah sangat material bagi laporan laba rugi. Risiko bawaan asersi penilaian atau alokasi mungkin saja tinggi karena adanya kompleksitas perhitungan biaya gaji dan upah misalnya besarnya volume, perhitungan gaji dan upah berdasar satuan jumlah produk yang dihasilkan maupun jumlah jam kerja, serta penentuan jumlah gaji berikut bonus dan kompensasi yang berdasar prestasi karyawan. Saldo utang gaji akhir tahun sering tidak material. Kebanyakan perusahaan memperluas struktur pengendalian internal atas transaksi gaji dan upah. Oleh karena itu, auditor menerapkan pendekatan tingkat risiko kontrol yang ditetapkan lebih rendah untuk sebagian besar asersi.
2.4 PERTIMBANGAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
Auditor harus memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern transaksi gaji dan upah. Pemahaman tersebut meliputi:
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian meliputi beberapa faktor lingkungan pengendalian, yaitu:
Pertanggungjawaban urusan karyawan ada pada direktur hubungan industrial atau personalia,
Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standar dan anggaran serta perhitungan varians,
Adanya internal auditor,
Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan.
Penaksiran Risiko
Sebagai unsur dari perhitungan risiko, manajemen harus mempertimbangkan risiko yang telah dibahas pada uraian tentang risiko bawaan dan perancangan pengendalian di atas.
Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Dalam pemahaman sistem akuntansi, akuntan harus kompeten dalam menggunakan komputer karena transaksi gaji dan upah yang biasanya pertama kali diterapkan dalam komputerisasi.
Pemantauan
Pengendalian dan pemantauan yang dilakukan manajemen dalam siklus personalia mencakup umpan balik dari para karyawan seperti misalnya informasi mengenai data karyawan itu sendiri yang nantinya terkait erat dengan proses penentuan tunjangan untuknya.
2.4.1 Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi penggajian dan pengupahan dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan:
Riview kinerja. Aktivitas pengendalaian ini mencakup riview atas kinerja sesungguhnya dari transaksi yang berkaitan dengan penggajian dan pengupahan periode sebelumnya.
Pengolahan informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini adalah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum ini terkait dengan pengendalian atas operasional dari transaksi penggajian dan pengupahan, pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi. Pengendalian aplikasi berlaku untuk pengolahan aplikasi secara individual untuk masing-masing transaksi tersebut.
Pengendalian fisik. Untuk mengendalikan penggunaan uang yang tidak seharusnya dan biaya tenaga kerja yang tidak diotorisasi, manajemen harus menentukan kebijakan untuk membatasi akses ke personel dan catatan gaji.
Pemisahan tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk memberikan otorisasi transaksi penggajian dan pengupahan, pencatatan transaksi penggajian dan pengupahan, menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang dikelola dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang.
2.4.2 Fungsi Terkait
Fungsi penerimaan karyawan baru.
Fungsi inilah yang bertugas untuk menentukan layak atau tidaknya seseorang diterima sebagai karyawan baru perusahaan.
Fungsi pengotorisasi pengubahan gaji dan upah.
Fungsi ini dipegang oleh departemen personalia. Supervisor (pengawas) karyawan atau atasan karyawan tersebut dapat mengusulkan perubahan tarif gaji dan upah atau kenaikan jabatan.
Fungsi pelaksana absensi dan data waktu kerja
Fungsi ini sangat penting dalam audit gaji dan upah karena secara langsung mempengaruhi biaya gaji dan upah suatu periode.
Fungsi pelaksana gaji dan upah
Fungsi ini dipegang oleh departemen gaji dan upah serta EDP (pada sistem komputer). Departemen ini mengolah data jam kerja karyawan untuk menentukan (menghitung) gaji dan upah yang didukung dengan voucher gaji dan upah.
Fungsi pencatat gaji upah
Fungsi ini dipegang oleh bagian akunting. Pengendalian yang dilakukan oleh fungsi ini berupa pencatatan biaya gaji dan upah berdasar salinan cek gaji dan upah yang disukung dengan voucher gaji dan upah.
Fungsi pembayar gaji dan upah
Bendahara kantor biasanya memegang fungsi ini. Bendahara kantor memegang kopi register voucher dan cek gaji dan upah. Personel bendahara karyawan kantor kemudian mengecek kesesuaian nama dan jumlah cek dengan voucher register. Apabila sesuai, maka karyawan yang berwenang menandatangani cek dan menyerahkan cek pada karyawan yang berhak.
Fungsi penyiapan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan pajak penghasilan, perusahaan harus memotong gaji dan upah karyawannya.
2.5 PENGHIMPUNAN DAN PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN
Riview Pendahuluan
Dalam riview pendahaluan, auditor mengembangkan pemahaman umum mengenai lingkungan pengendalian perusahaan, alur personel dan transaksi gaji serta pencatatan semua sistem akuntansinya.
Dokumentasi Sistem
Auditor dapat menggunakan flowchart atau quesioner untuk mendokumentasikan pemahamannya dan menyiapkan narasi deskriptif pelaksanaan pembayaran gaji dan upah bagi karyawan perusahaan.
Menganalisa Alur Transaksi
Untuk menguatkan pemahamannya akan pengendalian intern perusahaan klien, auditor dapat memilih salah satu lini pemrosesan transaksi gaji dan upah dan melakukan tracing terhadapnya.
2.6 PENENTUAN RISIKO PENGENDALIAN
Proses penentuan risiko pengendalian meliputi identifikasi salah saji potensial, pengendalian yang perlu, dan tes pengendalian. Dalam menentukan risiko pengendalian, auditor perlu menyadari bahwa salah saji gaji dan upah dapat disebabkan karena kesalahan yang tidak disengaja maupun manipulasi. Auditor perlu memperhatikan adanya risiko overstatement gaji dan upah. Risiko understatement (asersi kelengkapan) dapat dikatakan sangat kecil karena tenaga kerja akan mengklaim apabila gajinya dibayar dalam jumlah lebih kecil dari semestinya.
Risiko overstatement meliputi:
Pembayaran tenaga kerja fiktif,
Pembayaran tidak fiktif tapi karyawan yang bersangkutan tidak bekerja,
Pembayaran melebihi tarif.
Kedua risiko pertama diatas berhubungan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian. Sedangkan risiko ketiga berkaitan dengan asersi penilaian dan pengalokasian.
Pengujian pengendalian dititikberatkan kepada pengendalian yang dapat mencegah dan mendeteksi overstatement. Prosedur pengujian yang sangat berguna adalah vouching. Auditor pertama kali melihat catatan gaji dan upah, kemudian dilanjutkan dengan memeriksa keberadaan dokumen pendukungnya. Disamping itu, auditor dapat mengamati distribusi gaji dan upah. Dalam hal ini auditor dapat mengamati pelaksanaan pemisahaan tugas, dan pembayaran gaji dan upah.
2.7 PENGUJIAN PENGENDALIAN
Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus gaji dan upah dibedakan atas prsedur:
Pengujian Pengendalian Biaya Gaji dan Upah
Langkah-langkahnya:
Himpun register gaji dan upah dari bagian gaji dan upah, dan memeriksa ketepatan perhitungan matematis.
Himpun ringkasan gaji dan upah, dan ringkasan distribusi tenaga kerja terkait
Pilih sampel karyawan secara random dari register gaji
Himpun arsip personalianya, kemudian:
Periksa kelengkapan arsip karyawan tersebut
Bandingkan informasi pengurangan gaji dan upah dalam catatan personalia dengan penjurnalan dalam register gaji, himpun laporan waktu dan hitung penerimaan kotornya
Mengusut penjurnalan dalam register gaji tersebut dengan posting-nya
Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui keempat langkah diatas.
Pengujian Pengendalian Pendistribusian Gaji dan Upah
Langkah-langkahnya:
Pilih dan minta sampel cek gaji yang sudah di-cancelled
Mengusut rincian dalam cek dengan penjurnalan dalam register gaji dan upah
Membandingkan tanda tangan penerima cek dengan tanda tangan dalam catatan personalia
Mengamati pendistribusian cek secara langsung
Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melaui keempat langkah diatas.
2.8 PENGUJIAN SUBSTANTIF SALDO UTANG GAJI DAN UPAH
Prosedur Analitis
Dalam menaksir kelayakan biaya gaji dan distribusinya, auditor dapat menyusun dan menganalisa keterkaitan antar data. Item yang telah diseleksi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Rasio selalu berguna dalam membuat perbandingan. Rasio dapat dihitung oleh auditor untuk menentukan apakah akun terkait dengan yang lainnya sesuai dengan yang diharapkan.
Perhitungan Kembali Utang Gaji dan Upah yang Dibebankan
Prosedur pengujian ini dapat dilakukan dengan menelaah perhitungan yang dilakukan manajemen. Apabila risiko deteksi yang ditetapkan rendah, maka auditor perlu melakukan perhitungan kembali yang independen atas utang gaji dan upah dibebankan. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan bukti yang berkaitan dengan asersi penilaian dan pengalokasian.
Verifikasi Kompensasi Eksekutif
Banyak perusahaan yang memberikan kompensasi khusus kepada manajer atau eksekutif perusahaan. Kompensasi tersebut dapat berupa pemberian gaji yang tinggi, fasilitas rumah, kendaraan, dan kepemilikan kartu kredit, pemberian komisi, bonus, dll. Potensi masalah yang ada adalah kemungkinan eksekutif perusahaan mengatur dan mengendalikan kompensasi yang akan diberikan pada dirinya sendiri. Untuk mencegah hal itu, perlu adanya otorisasi dewan komisaris atau rapat umum pemegang saham. Prosedur pengujian ini berkaitan dengan kelima asersi.
Menganalisis Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Auditor harus memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan utang gaji dan upah dan biaya gaji dan upah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Utang gaji dan upah diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar dalam neraca. Disamping itu, auditor perlu memastikan ketepatan pemisahan pembayaran gaji dan upah sebagai biaya administrasi dengan biaya tenaga kerja langsung yang menambah harga pokok produksi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan kompensasi eksekutif dan tenaga kerja. Kompensasi tersebut meliputi gaji, upah per jam, dan insentif lembur (upah lembur), komisi, bonus, dan berbagai bentuk tunjangan karyawan.
Tujuan audit siklus jasa personalia meliputi: (1) asersi keberadaan dan keterjadian, (2) asersi kelengkapan, (3) asersi hak dan kewajiban, (4) asersi penilaian dan pengalokasian, dan (5) asersi pelaporan dan pengungkapan.
Risiko bawaan asersi penilaian atau alokasi pada siklus jasa personalia mungkin saja tinggi karena adanya kompleksitas perhitungan biaya gaji dan upah misalnya besarnya volume, perhitungan gaji dan upah berdasar satuan jumlah produk yang dihasilkan maupun jumlah jam kerja, serta penentuan jumlah gaji berikut bonus dan kompensasi yang berdasar prestasi karyawan. Saldo utang gaji akhir tahun sering tidak material.
Pertimbangan struktur pengendalian intern meliputi: (1) lingkungan pengendalian, (2) penaksiran risiko, (3) sistem akuntansi, dan (4) pemantauan.
Penghimpunan dan pendokumentasian pemahaman pada audit siklus jasa personalia meliputi: (1) Rivew pendahuluan, (2) Dokumentasi sistem, (3) menganalisa alur transaksi, dan (4) indentifikasi pengendalian untuk memperoleh keyakinan.
Dalam menentukan risiko pengendalian, auditor perlu menyadari bahwa salah saji gaji dan upah dapat disebabkan karena kesalahan yang tidak disengaja maupun manipulasi. Auditor perlu memperhatikan adanya risiko overstatement gaji dan upah. Risiko understatement (asersi kelengkapan) dapat dikatakan sangat kecil karena tenaga kerja akan mengklaim apabila gajinya dibayar dalam jumlah lebih kecil dari semestinya.
Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus gaji dan upah dibedakan atas prsedur: pengujian pengendalian biaya gaji dan upah, dan pengujian pengendalian pendistribusian cek gaji.
Pengujian substantif saldo utang gaji dan upah meliputi: prosedur analitis, perhitungan kembali utang gaji dan upah yang dibebankan, verifikasi kompensasi eksekutif, dan menganalisis penyajian dan pengungkapan laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 2004. Auditing 2 : Dasar-dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan. Ed.3. UPP-AMP YKPN:Yogyakarta.
https://andinurhasanah.wordpress.com/2013/05/18/audit-siklus-penggajian-dan-personalia/ (Diakses pada 28 Oktober 2016).