PENGELOLAAN PRODUKSI/OPERASI DALAM BISNIS
PENGELOLAAN PRODUKSI/OPERASI DALAM BISNIS
Produksi Barang dan Jasa
Utilitas merupakan kemampuan suatu produk untuk memuaskan keinginan manusia, terdiri dari 4 jenis, yaitu utilitas waktu, tempat, kepemilikan, dan bentuk.
Manajemen operasi adalah sebuah proses sistematis yang mentransformasikan atau mengubah sumber daya input menjadi barang jadi atau jasa. Sumber daya input, terdiri dari material, tenaga kerja, energi, teknologi, mesin dan informasi. Output merupakan produk yang dihasilkan terdiri dari barang atau jasa.
Tipe-tipe sistem produksi terdiri 2 jenis, yaitu process focused dan product focused. Untuk produksi barang terbagi menjadi proses analitik dan sintetik, sedangkan untuk produksi/operasi jasa terbagi menjadi low contact process dan high contact process.
Perbedaan karakteristik jasa dengan barang, yaitu jasa tidak berwujud, konsumsi jasa tidak dapat dipisahkan dari produksinya, jasa tidak dapat disimpan, jasa bervariasi tidak terstandarisasi.
Klasifikasi sistem jasa, yaitu stagnant personal, substitute personal, progressive, dan explosive.
Perbedaan operasi dan jasa dengan barang, yakni jasa terfokus pada kinerja, sedangkan barang terfokus pada output, jasa terfokus pada proses, dan barang terfokus pada hasil akhir produk.
Perencanaan Operasi: Prediksi Output
Tahapan dalam perencanaan manajemen operasi meliputi perencanaan bisnis dan prediksi masa depan, perencanaan operasi jangka panjang, penjadwalan operasi, pengawasan operasi, dan output bagi pelanggan.
Dalam melakukan perencanaan produksi, kita perlu melakukan prediksi atas output yang kita hasilkan. Hal ini sangat perlu untuk perencanaan kapasitas, penempatan lokasi pabrik dan penentuan layout mesin, serta memilih metode produksinya.
Metode forecasting, yakni analisis time series (runtut waktu), regresi (causal-effect relationship) serta metode kualitatif
Tiga time frame dalam forecast, yakni short range, medium range, dan long range.
Forecast akan mengikuti pola-pola, seperti tren, siklus, dan pola musiman serta pola random.
Macam-macam metode time series, yakni moving average, weighted moving average, simple exponential smoothing, serta adjusted exponential smoothing.
Ada berbagai metode untuk mengukur forecast error, yakni Mean Absolute Deviation (MAD), Mean Absolute Percentage Deviation (MAPD), Cumulative Error (E), serta Average Error atau Bias ( ).
Perencanaan Operasi: Kapasitas, Lokasi, Layout, Kualitas, dan Metode
Perencanaan operasi jangka panjang meliputi: perencanaan kapasitas, lokasi, layout, kualitas, dan metode
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan perencanaan jangka panjang, yaitu perkiraan permintaan, biaya, perilaku pesaing, strategi bisnis, dan pengaruh internasional.
Perencanaan kapasitas (jumlah produk yang dapat diproduksi pada kondisi normal). Pada produksi barang kapasitas melebihi sedikit dari permintaan, sedangkan pada jasa low contact berdasarkan rata-rata permintaan, high contact berdasarkan permintaan puncak.
Perencanaan lokasi, untuk produksi barang berdasarkan pertimbangan-pertimbangan: bahan baku, pasar, tenaga kerja, dan biaya transportasi, sedangkan untuk operasi jasa low contact berdasarkan pertimbangan tenaga kerja, pasar atau biaya transportasi, operasi jasa high contact lokasi harus diletakkan dekat dengan pelanggan.
Alternatif layout untuk produksi barang adalah process layout, cellular layout, dan product layout. Layout untuk operasi jasa low contact disusun untuk meningkatkan kualitas jasa dan operasi jasa high contact disusun untuk memenuhi keinginan dan harapan pelanggan.
Produk yang dihasilkan baik barang maupun jasa harus memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
Operasi barang maupun jasa membutuhkan metode perbaikan yang berkelanjutan, untuk produksi barang menggunakan process flow chart, sedangkan untuk operasi jasa menggunakan service flow chart.
Penjadwalan dan Pengawasan Operasi
Lima faktor penting dalam manajemen material adalah transportasi, gudang, pembelian, pemilihan suplier, dan pengendalian persediaan.
Beberapa alat analisis yang digunakan dalam production process control adalah worker training, Just in Time, Material Requirement Planning, dan Quality Control.
Pengawasan operasi terdiri dari material management dan production process control.
Penjadwalan untuk operasi jasa, meliputi jadwal kerja dan pekerja.
Penjadwalan operasi terkait dengan penempatan waktu perolehan dan penggunaan sumber daya input untuk produksi
Penjadwalan untuk produksi barang dalam jangka panjang disusun menjadi master production schedule terkait dengan produk apa yang akan diproduksi, kapan produksi akan dilakukan, dan sumber daya apa yang akan digunakan dalam.
Manajemen Kualitas dan Produktivitas
Produktivitas adalah pengukuran kinerja perekonomian, yaitu dengan membandingkan jumlah yang kita produksi dengan sumber daya yang kita gunakan untuk memproduksinya.
Dalam sudut pandang konsumen, kualitas adalah kecukupan produk dalam memenuhi kegunaannya, sedangkan dari sudut pandang perusahaan (sebagai produsen), kualitas adalah menyakinkan produk yang dibuat sesuai dengan desainnya (disebut sebagai quality of conformance).
Statistical process control (SPC) merupakan prosedur statistik yang menggunakan control charts dalam pengecekan proses produksi untuk melihat apakah ada bagian di dalamnya yang tidak berfungsi secara benar, yang mana dapat menyebabkan kualitas yang buruk.
Control charts dapat digunakan baik untuk atribut maupun variabel, dan dalam masing-masing kategori terdapat beberapa tipe control charts, 4 control charts yang umum digunakan (dua untuk masing-masing kategori), yakni mean ( ) control charts dan range (R) control charts untuk variabel, p-charts control dan c-charts control untuk atribut.
Pendekatan manajemen kualitas melalui keseluruhan sistem produksi dan organisasi produksi dikenal dengan istilah Total Quality Management (TQM). TQM menekankan peranan dominasi manajemen puncak untuk mengarahkan usaha-usaha yang berkualitas (total quality effort), yakni semua karyawan pada semua level harus fokus dan bertanggung jawab atasnya, melakukan peningkatan kualitas secara terus-menerus, dan menyakinkan bahwa kualitas adalah poin utama dari semua fungsi organisasi.
https://arly912.wordpress.com/2012/11/20/pengelolaan-produksioperasi-dalam-bisnis/
PENGELOLAAN PRODUKSI DAN OPERASI
PENDAHULUAN
Produksi dan operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang harus dikelola manajer. Setiap organisasi atau perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa secara sadar ataupun tidak, memiliki fungsi produksi. Perusahana tersebut harus memikirkan bagaimana barang atau jasa yang mereka produksi dapat disampaikan dan dapat memenuhi keinginan konsumen. Fungsi produksi dan operasi dapat menjadi competitive edge perusahaan atau malah borok yang membebani perusahaan.
PERBEDAAN PRODUKSI, MANUFAKTUR, DAN OPERASI
PRODUKSI
Merupakan keseluruhan proses yang digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa. Proses ini terdiri dari pengerjaan, ide, serta perencanaan desain teknis.
Produksi tidak terbatas pada proses produksi barang (manufacture) tetapi juga perusahaan yang menghasilkan jasa. Sebagai contoh, produksi tidak hanya dilakukan oleh perusahan penghasil shampo tetapi juga salon yang menghasilkan perawatan rambut. Dimana dalam salon tersebut terdapat proses produksi untuk menghasilkan jasa perawatan rambut.
MANUFAKTUR
Merupakan proses fisik untuk memproduksi barang, dan tidak tergolong jasa, Dilihat dari ruang lingkupnya, manufaktur mempunyai lingkup yang lebih sempit dibanding proses produksi. Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa perusahaan penghasil shampo merupakan perusahaan manufaktur sedangkan salon tidak tergolong perusahaan manufaktur.
Manufacture berasal dari bahasa latin yaitu kata manu yang berarti tangan dan facto yang beratri membuat. Jadi manufacture berarti buatan tangan. Dalam hal ini yang menjadi tekanan bukan buatan tangan atau buatan mesin karena pada saat itu semua barang dibuat tangan (hand made), namun penekanannya lebih kepada barang yang dihasilkan.
OPERASI
Marupakan keseluruhan fungsi atau kegiatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana strategis agar perusahan dapat terus beroperasi. Secara trdisional operasi terdiri dari fungsi pembelian, pengelolaan material, produksi, kontrol persediaan dan kualitas, serta pemeliharaan. Fungsi operasi meliputi fungsi produksi dan manufaktur.
Seorang manajer operasi menghadapi tantangan dalam mengkombinasikan SDM dan sumberdaya lainnya untuk menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas, tepat waktu dan dengan biaya yang rendah. Tugas manajer operasi dalam jangka pendek adalah menggunakan fasilitas yang ada dengan sebaik-baiknya, dalam jangka panjang adalah mencari cara untuk meningkatkan produksi.
SEJARAH SINGKAT MANUFAKTUR
INOVASI AWAL
Sampai abad ke-19, manufaktur sebagian besar dikerjakan oleh tangan. Industri modern dimulai dengan adanya penggunaan energi bahan bakar dalam proses manufaktur dan pengembangan produksi masal.
Produksi masal atau mass production adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak barang dalam sekali proses. Adapun keuntungan dari mass production adalah:
Mekanisasi, yaitu penggunaan mesin untuk menggantikan pekerjaan manusia. Mengganti tenaga manusia dengan mesin mengakibatkan peningkatan produktivitas.
Standarisasi, yaitu penggunaan bagian-bagian yang dapat dipertukarkan (interchangeable). Keuntungan dari standarisasi adalah kemudahan dalam memperbaiki. Satu bagian dapat diganti dengan bagian lain yang telah dibuat sesuai standar.
Spesialisasi, yaitu membagi proses produksi kedalam kegiatan terkecil sehingga seorang pekerja hanya mempunyai satu tugas saja.
Assembly lines, yaitu suatu sistem conveyor atau alat yang memungkinkan produk bergerak kemasing-masing stasiun kerja (work station) dalam proses produksi. Assembly lines ditemukan oleh Hendry Ford dan Charles Sorenson.
Otomatisasi (automation), yaitu penggunaan mesin untuk melakukan pekerjaan dengan intervensi manusia yang sangat sedikit. Pada perusahan atau pabrik dengan proses otomatisasi tinggi, pekerja menngoperasikan mesin dan mesin tesebut yang melakukan pekerjaan sebenarnya.
Awal abad ke-20, para manajer sangat tertarik pada peningkatan produktivitas. Frederick Taylor, Bapak Scientific Management, merupakan pendahulu dalam penggunaan metode scientific untuk meningkatkan produktivitas.
INDUSTRIALISASI
Selama tahun 1920, sebagian negara di dunia manjadi negara industri yang semakin maju dan kompetitif. Setelah perang dunia II, Jepang dan Jerman (barat) menjadi negara yang industrialisasinya kuat. Beberapa negara lain seperti Amerika, Kanada, Inggris, Prancis, Italia yang tergabung dalam G-7, saat ini merupakan industri maju yang menikmati keunggulan karena menguasai teknologi. Industrialisasi memungkinkan diproduksinya berbagai produk dengan lebih efektif dn efisien.
KONSUMERISME
Ekspansi industri pada tahun '50,'60-an berkembang sangat cepat, seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat. Upah meningkat, harga naik, dan tingkat produksi meningkat. Pada sekitar tahun 70-an terjadi tekanan baru, ketidakpuasan mulai terjadi. Kondisi ini memicu mereka untuk bersatu dan malakukan aktivitas yang melindungi haknya. Konsumerisme merebak dimana-mana, yang ditandai dengan munculnya organisasi kemasyarakatan yang bertujuan untuk melindungi hak konsumen. DiIndonesia yaitu Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
PERUBAHAN DALAM PROSES MANUFAKTUR
Jepang terkenal dengan sistem manufaktur yang fleksibel, mereka dapat merespon keinginan konsumen dengan sangat cepat. Salah satu konsep yang digunakan adalah Kaizen atau continous improvement, ide konsep ini adalah pembentukan tim dari berbagai departemen yang kecil. Melalui konsep ini pula, mudah dilakukan perubahan proses manufaktur dengan biaya yang murah sehingga dapat meningkatkan proses produksi.
Trend bisnis berubah dari perusahan yang besar, pabrik yang tidak fleksibel dengan fixed cost yang besar, menuju perusahan yang lebih kecil dan lebih efisien dalam penggunaan fasilitas. Pabrik itu dilengkapi dengan peralatan yang lebih baik untuk memenuhi permintaan dalam berbagai tingkat kualitas dan memberikan pelayanan kepada konsumen dengan lebih baik.
Pabrik yang lebih kecil dan fleksibel merupakan bagian dari concurrent engineering yaitu penggunaan cross functional team yang mendesain produk dan proses manufaktur pada saat bersamaan. Cross functional team merupakan tim yang anggotanya berasal dari berbagai fungsi. Keuntungannya adalah pengurangan biaya dan waktu serta mempermudah pembuatan desain produk dengan komponen yang lebih sedikit.
ISU LINGKUNGAN
Perusahan yang memproduksi baik barang maupun jasa harus melihat ulang proses operasi mereka sehubungan dengan adanya peningkatan peraturan yang berhubungan dengan polusi lingkungan. Perusahaan harus mendesain produk dan proses produlsinya untuk mencegah atau mengurangi polusi. Penghasil jasa juga harus menemukan cara sehingga proses operasi mereka lebih ramah lingkungan.
https://abuaza.wordpress.com/2012/01/12/pengelolaan-produksi-dan-operasi/
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
2.1.1 Pengertian Produksi Dan Operasi
Istilah produksi dan operasi sering dipakai dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran output, baik berupa barang maupun jasa. Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dengan dasar pengertian itu, di dalam kegiatan menghasilkan barang atau jasa, dapat diukur kemampuan menghasilkan atau transformasinya, yang sering dikenal dengan apa yang disebut dengan produktivitas untuk setiap masukan (input) yang dipergunakan, kecuali bahan.
Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan yang menghasilkan barang, baik barang jadi, barang setengah jadi, bahan industri, suku cadang, dan komponen. Karena adanya batasan pengertian produksi dalam arti sempit, maka dipergunakanlah istilah produksi dan operasi, sehingga mencakup pembahasan dalam arti luas untuk kegiatan masukan (inputs) menjadi keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.
Pengertian produksi dan operasi dalam ekonomi adalah merupakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa. Yang terkait dalam pengertian produksi dan operasi adalah penambahan atau penciptaan kegunaan atau utilitas karena bentuk dan tempat, sehingga membutuhkan faktor-faktor produksi. Dalam ilmu ekonomi faktor-faktor produksi terdiri atas tanah atau alam, modal, tenaga kerja, dan keterampilan manajerial (managerial skills) serta keterampilan teknis dan teknologi.
2.1.2 Pengertian Manajemen Produksi Dan Operasi
Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau mengkordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain. Dalam pengertian ini terdapat tiga unsur penting, yaitu adanya orang lebih dari satu, adanya tujuan yang ingin dicapai, dan orang yang bertanggung jawab akan tercapainya tujuan tersebut.
Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa. Dari uraian di atas, dapatlah dinyatakan bahwa manajemen produksi dan operasi merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Sasaran dari organisasi itu antara lain adalah untuk mempeoleh tingkat laba tertentu atau memaksimalisasi laba, memberikan pelayanan dengan tingkat pelayanan yang baik, serta berupaya dan berusaha untuk menjamin eksistensi dari organisasi tersebut.
Ada dua permasalahan yang penting dalam peningkatan produktivitas, yaitu: pertama, produktivitas baru meningkat bila terdapat peningkatan kondisi kerja dari kondisi yang kurang baik menjadi kondisi yang lebih baik. Kedua, beberapa hasil peningkatan produktivitas tidak dapat membantu organisasi secara keseluruhan, karena hasil tersebut hanya terkait dengan perbaikan pada bidang tertentu saja, sedangkan bidang yang lainnya mungkin tetap tidak terpengaruh.
Manajer produksi dan operasi dalam mengatur dan mengkordinasikan penggunaan sumber-sumber daya, perlu membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan, agar barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuai dan tepat dengan apa yang diharapkan, yaitu tepat mutu (kualitas), tepat jumlah (kuantitas) dan tepat waktu yang direncanakan, serta dengan biaya yang rendah.
2.1.3 Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi Dan Operasi
Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memudahkan proses pemilihan alternatif atau penggunaan peralatan analisis, bagi penentuan keputusan, sehingga dapat diketahui bagaimana keputusan-keputusan yang rasional harus diambil, dan dengan demikian dapat ditentukan dan disusun rencana-rencana logis dari keputusan-keputusan yang diambil atas dasar peralatan ilmu pengetahuan dan matematika atau analisis kuantitatif serta kenyataan yang terjadi.
Dilihat dari kondisi atau keadaan dari keputusan yang harus diambil, maka terdapat empat macam pengambilan keputusan, yaitu:
a. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
b. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
c. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti (uncertainly)
d. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Dalam kerangka kerja pengambilan keputusan, bidang produksi dan operasi mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama, yaitu: proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu atau kualitas. Masing-masing kerangka tanggung jawab keputusan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Proses
Keputusan-keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang digunakan untuk memproduksikan produk berupa barang atau jasa. Keputusan mencakup jenis peralatan dan teknologi, arus dari proses, tata letak (lay out) dari peralatan dan seluruh aspek dari fisik pabrik atau fasilitas jasa pelayanan. Banyak keputusan tentang proses ini merupakan keputusan jangka panjang dan tidak dapat dengan mudah diubah atau direvisi.
b. Kapasitas
Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk memberikan besarnya jumlah kapasitas yang tepat dan penyedian pada waktu yang tepat.
c. Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi dan operasi, mengenai apa yang dipesan, berapa banyak yang dipesan, dan kapan pemesanan dilakukan.
d. Tenaga kerja
Dalam menajemen produksi dan operasi, pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini karena tidak akan terjadi proses produksi dan operasi tanpa adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan.
e. Mutu atau kualitas
Fungsi produksi dan operasi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar terhadap mutu atau kuliatas dari barang atau jasa yang dihasilkan.
2.1.4 Ruang Lingkup Manajemen Produksi Dan Operasi
Manajemen Produksi dan operasi seprti yang telah dibahas pada oint sebelumnya setidaknya mengajarkan kita bagaimana utuk mencapai suatu tujuan dengan perencanaan dan keberhasilan rencana yang telah kita rancang. Untuk itu, dalam manajemen produksi dan operasi terdapat:
a. Seleksi dan rancangan atau desain hasil produksi.
b. Seleksi dan perancangan proses dan peralatan.
c. Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksi.
d. Rancangan tata letak (layout) dan arus kerja atau proses.
e. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas.
Penambahan dalam pengoperasian sistem produksi dan operasi akan mencakup:
a. Penyusunan rencana produksi dan operasi.
b. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan.
c. Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin dan peralatan.
d. Pengendalian mutu.
e. Manajemen tenaga kerja (Sumber Daya Manusia)
2.2 PERKEMBANGAN MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
2.2.1 Sejarah
Orang pertama yang memberikan perhatian terhadap cara berproduksi efisien adalah Adam Smith, dengan menulis buku The Wealth of Nations (1776). Adam Smith mengemukakan keuntungan dari adanya pembagian kerja (division of labor), yaitu:
1. Bertambahnya kecakapan atau ketrampilan seseorang apabila orang itu mengerjakan pekerjaan secara beruang ulang,
2. Diperoleh penghematan waktu, karena sering bergantinya pekerjaandari pekerjaan satu ke pekerjaan yang lain,
3. Ditemukannya mesin-mesin spesialisasi yang hanya mengerjakan satu macam pekerjaan saja dalam suatu rangkaian pekerjaan.
Pada masa ini kemudian terjadi perubahan sistem produksi, dari sistem produksi rumahan menuju sistem produksi dengan mesin, misalnya ditemukannya alat pintal, alat tenun, dan mesin uap. Perkembangan produksi menjadi semakin maju dari berkembangnya pabrik-pabrik, kemudian diikuti dengan perkembangan tenaga kerja.
Eli Whitney (1880) dikenal sebagai orang pertama yang mempopulerkan komponen yang dapat dibongkar pasang, yang didapat melalui standardisasi dan pengendalian mutu. Ia berhasil memenangkan kontrak pemerintah Amerika Serikat untuk 10.000 pucuk senjata, yang dijual dengan harga tinggi karena senjata tersebut dibongkar pasang.
Pada 1852, Charles Babbage mengemukakan pendapat bahwa pada proses produksi barang terdapat kegiatan yang tidak ekonomis dalam hal pemakaian mesin-mesin dan tenaga manusia, pada bukunya On the Economy of Machinery and Manufacturers. Pada masa ini sistem produksi diharapkan ekonomis sehingga tidak terjadi pemborosan faktor produksi.
Disusul kemudian oleh FW Taylor tahun 1881 dengan mengemukakan "metode kerja dengan pembagian gerak dan waktu secara minimum atau dikenal dengan time and motions study. FW Taylor mengemukakan empat tugas pokok manajemen, yaitu:
1. Mengganti metode rule of thumb (metode yang tidak berdasar ilmu) dengan metode ilmiah yang disebut motions study untuk memperhatikan gerak minimum, sehingga diperoleh hasil maksimum.
2. Manajer harus mengadakan seleksi dan pelatihan terhadap buruh atautenaga kerja secara ilmiah serta menghilangkan sifat individualisdiantara para pekerja.
3. Mengembangkan semangat kerjasama yang erat antara buruh,pegawai, dan manajer.
4. Mengadakan pembagian kerja secara jelas antara buruh dan majikan,sehingga jelas pembagian tugas dan tanggung jawabnya.
Tahun 1913, Henry Ford dan Charles Sorensen memadukan pengetahuan mereka terhadap komponen yang distandardisasi dengan lini produksi semu pada proses pengepakan daging dan industri mail order, dan juga menambahkan konsep baru pada lini produksi, dimana para pekerja berdiri sementara bahan bergerak. Carles Sonersen menderek sasis mobil pada sebuah tambang di bahunya melintasi lini produksi di pabrik Foord, saat yang lainnya menambahkan komponen pada mobil tersebut.
Pengendalian mutu juga berperan besar dalam sejarah manajemen operasi. Walter shewhart tahun 1924 memadukan pengetahuan statistiknya dengan kebutuhan akan pengendalian mutu dan menemukan dasar-dasar perhitungan statistik dan pengambilan sampel untuk mengendalikan mutu.Perkembangan manajemen operasi dilanjutkan kemudian dengan munculnya revolusi industri Pada masa ini, terjadi perkembangan-perkembangan yang mengarah ke persaingan hebat dalam bidang hasil produksi. Para penguasa mulai memikirkan arti pentingnya ramalan permintaan, peningkatan mutu produk dan forecasting sebagai dampak lanjut dari kemajuan niaga dan politik pemasaran.
Arah kegiatan produksi berpandangan pada:
1. Mencari pasar yang strategis
2. Mengembangkan fasilitas produksi dengan perkembangan teknologi
3. Mempromosikan hasil-hasil produksi.
Pada sesudah dan teriadi depresi, tahun 1930, perkembangan manajemen operasi mengarah ke penggunaan Scientific Management,ditandai oleh pengenalan dan pengembangan Statistical Quality oleh Walter Stewart, tahun 1931, dan pengembangan Work Sampling oleh DHC Tippet, tahun 1934, yang menemukan prosedur sampling untuk mengetahui standar atas kelambatan proses produksi, waktu kerja, yang dikenal denganstandard of delays.
W. Edwards Deming (1950) dan Frederick Taylor berpendapat bahwa manajemen harus berbuat lebih banyak untuk memperbaiki lingkungan kerja dan proses agar mutu menjadi lebih baik. Manajemen operasi terus berkembang dengan adanya sumbangan dari ilmu lain, termasuk teknik industri dan management science. Ilmu ini seiring dengan statistik juga manajemen dan ilmu ekonomi telah berkontribusi pada peningkatan produktivitas.
Setelah Perang Dunia II, perkembangan manajemen operasi menjadi semakin cepat, ditandai dengan ditemukannya metode Linear Programming, Waiting Line Theory, yang dikembangkan dalam analisa industri, serta mulai digunakannya komputer dalam desain-desain system operasi seperti Computer Aided Design, dan Computer Models for Operating Management.
Kontribusi terpenting bagi manajemen operasi adalah dari ilmu informatika, yang didefinisikan oleh Jay Heizer dan Barry Render sebagai proses sistematis yang dilakukan pada data untuk mendapatkan informasi. Ilmu informatika, internet, dan e-commerce memberikan sumbangan dalam peningkatan produktivitas dan menyajikan barang dan jasa yang lebih bervariasi pada masyarakat.
2.2.2 Faktor Pesatnya perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi
Pesatnya perkembangan manajemen produksi dan operasi disebabkan antara lain oleh faktor di bawah ini:
1. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi.
2. Revolusi industri
3. Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup standardisasi parts dan komponen serta penggunaan komputer.
4. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup ilmiah , hubungan antar manusia dan model keputusan.
2.2.3 Perkembangan Ilmu dan Metode bagi Manajemen Menurut Taylor
1. Manajemen harus mengganti metode coba-coba yang berdasarkan ilmu dan ngawur.
2. Manajemen harus mengadakan pemilihan dan harus melatih serta mengembangka pekerja atau buruh secara ilmiah.
3. Manajemen harus mengembangkan semangat kerjasama yang erat antara pekerja, buruh dan pegawai.
4. Menejemen harus mengadakan pembagian kerja antara kaum buruh atau pekerja dengan majikan atau manager.
2.3 FUNGSI DAN SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI
Manajemen Produksi dan Operasi tidak hanya manajemen pabrik manufaktur. Dalam pembahasan Manajemen Produksi dan Operasi, di samping menyangkut pembahasan organisasi pabrik manufaktur, juga menyangkut pembahasan organisasi jasa, seperti perbankan, rumah sakit dan jasa transportasi. Perusahaan atau organisasi jasa, pertumbuhannya sangat pesat, dan dari hasil-hasil penemuan dapatlah diketahui bahwa teknik-teknik Manajemen Produksi dan Operasi dapat dipergunakan secara efektif untuk mengurangi biaya dan memperbaiki hasil jasa yang ditawarkan atau dijual. Dalam kegiatan produksi dan operasi tercakup seluruh proses yang mengubah masukan (inputs) dan menggunakan sumber-sumber daya untuk menghasilkan keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.
Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, Manajer Produksi dan Operasi harus mampu membina dan mengendalikan arus masukan (inputs) dan keluaran (output), serta mengelola penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki. Agar kegiatan dan fungsi produksi dan operasi dapat lebih efektif, maka para manajer harus mampu mendeteksi masalah-masalah penting serta mampu mengendalikan dan mengawai sumber-sumber daya yang sangat terbatas. Manajer produksi dan operasi harus dapat merencanakan secara efektif penggunaan sumber-sumber daya yang sangat terbatas, memperkirakan dampak pada sasaran dan mengorganisasikan pengimplementasian dari rencana. Berdasarkan rencana yang disusun maka keputusan-keputusan yang lebih terinci harus dibuat, seperti besarnya partai (batch) dari produk untuk macam-macam yang berbeda, waktu-waktu lembur dan variabel-variabel tenaga kerja yang lain, prosedur pengendalian mutu, pemesanan bahan dan banyak prosedur-prosedur lain yang harus diterapkan atau diimplementasikan. Rencana tidak harus selalu diikuti ketidak tepatan peramalan atau prakiraan penjualan serta banyak alasan-alasan lain.
Manajer produksi dan operasi membuat keputusan-keputusan mengenai fungsi produksi dan operasi, serta sistem transformasi yang dipergunakan. Dari uraian ini terdapat tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan kegiatan Manajemen Produksi dan Operasi yaitu fungsi, sistem dan keputusan.
Pertama, mengenai fungsi dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi dan operasi bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi dalam organisasi yang menghasilkan barang atau jasa. Jadi istilah produksi dan operasi dipergunakan untuk menunjukkan fungsi yang menghasilkan barang atau jasa. Sehingga produksi atau operasi sama halnya dengan pemasaran dan keuangan atau pembelanjaan sebagai salah satu fungsi organisasi perusahaan dan merupakan salah satu fungsi bisnis.
Kedua, mengenai sistem, dalam hal ini terkait dengan perumusan sistem transformasi yang menghasilkan barang atau jasa. Pengertian sistem ini tidak hanya pada pemahaman produksi dan operasinya, tetapi yang lebih penting lagi adalah sebagai dasar untuk perancangan dan penganalisisan operasi produksi, yang terdapat dalam proses pengkonversian di dalam persahaan. Dalam hal kita berbicara tentang sistem keseluruhan dalam perusahaan, dimana terkait dengan bidang-bidang fungsi lain diluar produksi dan operasi.
Akhirnya, tentang keputusan, dimana unsur yang terpenting di dalam manajemen prosuksi dan operasi adalah pengambilan keputusan. Oleh karena seluruh manajer bertugas dan tidak terlepas dengan hal pengambilan keputusan, maka penekanan utama dalam pembahasan manajemen produksi dan operasi adalah proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam manajemen produksi dan operasi, terdapat di dalam proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu.
Ada empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah :
1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolalahan masukan (inputs)
2. Jasa-jasa penunjang, merupakan saran yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu
4. Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlasananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk pengunaan dan pengolahan masukan(inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
2.4 PERAMALAN (FORECASTING)
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Selain itu peramalan juga didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis. Bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Atau bias juga dengan menggunakan kombinasi model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari seorang manajer.
Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan mempunyai peranan langsung pada peristiwa eksternal yang pada umumnya berada di luar kendali manajemen seperti: ekonomi, pelanggan, pesaing, pemerintah dan lain sebagainya.
Peramalan permintaan memegang peranan penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan khususnya dibidang produksi. Aktivitas manajemen operasi menggunakan peramalan permintaan dalam perencanaan yang menyangkut skedul produksi, perencanaan pemenuhan kebutuhan bahan, perencanaan kebutuhan tenaga kerja, perencanaan kapasitas produksi, perencanaan layout fasilitas, penentuan lokasi, pemenuhan metode proses, penentuan jumlah mesin, desain aliran bahan dan lain sebagainya. Peranan ini disebabkan adanya tenggang waktu antara suatu peristiwa dengan kebutuhan mendatang.
Walaupun terdapat banyak bidang lain yang memerlukan peramalan permintaan, namun aktivitas manajemen operasi di atas merupakan bentuk khas dari keperluan peramalan permintaan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Perusahaan perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang meliputi:
1. Identifikasi dan definisi masalah peramalan
2. Aplikasi metode peramalan
3. Pemilihan metode peramalan yang tepat untuk situasi tertentu
4. Dukungan manajemen untuk menggunakan metode peramalan tertentu
Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena perubahan permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat kompleks dan dinamis. Hanya sedikit bisnis yang dapat menghindari proses peramalan dan hanya menunggu apa yang terjadi untuk kemudian mengambil kesempatan. Perencanaan yang efektif baik untuk jangka panjang maupun bergantung pada peramalan permintaan untuk produk perusahaan tersebut.
Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dicakupnya. Horison waktu teragi atas beberapa kategori :
1. Peramalan jangka pendek, peramalan ini mencakup jangka waktu hingga 1 tahun tetapi umumnya kurang dari bulan. Peramalan ini dugunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, penugasan kerja dan tingkat produksi.
2. Peramalan jangka menengah, umumnya mencakup hitungan bulanan hingga 3 tahun. Peramalan ini berguna untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas, dan menganalisis bermacam-macam rencana operasi.
3. Peramalan jangka panjang, umumnya untuk perencanan masa 3 tahun atau lebih. Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan.
Peramalan jangka menengah dan jangka panjang dapat di bedakan dari peramalan jangka pendek dengan melihat tiga hal :
1. Jangka menengah dan jangka panjang berkaian dengan permasalahan yang lebih menyeluruh dan mendukung keputuan manajemen yang berkaitan dengan perencanaan produk, pabrik dan proses. Misalnya keputusanakan fasilitas parik seperti membuka pabrik atau gedung baru.
2. Peramalan jangka pendek biasanya menerapkan metodologi yang berbeda di bandingkan peramalan jangka panjang.
3. Peramalan jangka pendek cenderung lebih tepat dibandingkan peramalan jangka panjang. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan berubah setiap hari. Dengan demikian, sejalan dengan semakin panjangnya horizon waktu, ketepatan peramalan seseorang cenderung semakin berkurang. Peramalan penjualan harus diperbaharui secara berkala untuk menjaga nilai dan integritasnya. Peramalan harus selalu dikaji ulang dan direvisi pada setiap akhir periode penjualan.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan saat membuat ramalan penjualan, terutama peramalan penjualan jangka panjang adalah siklus hidup produk. Penjualan produk dan bahkan jasa, tidak terjadi pada tingkat yang konstan sepanjang hidupnya. Hampir semua produk yang berhasil melalui empat tahapan : Perkenalan, pertumbuhan, kematangan dan penurunan.
2.4.1 Jenis Peramalan
Organisasi pada umumnya menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan :
1. Peramalan Ekonomi (economic forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indicator perencanaan lainnya.
2. Peramalan Terknologi (technological forecast) memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.
3. Peramalan Permintaan (demand forecast) adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan, yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
Peramalan yang baik sagat penting dalam semua aspek bisnis : peramalan merupakan satu-satunya prediksi atas permintaan hingga permintaan yang sebenarnya diketahui. Peramalan permintaan mengendalikan keputusan dibanyak bidang. Berikut ini akan diahasa dampak peramalan produk pada tiga aktivitas :
1. Sumber Daya Manusia
Mempekerjakan, melatih dan memberhentikan pekerja, semua tergantung pada permintaan. Jika departemen sumber daya manusia harus mempekerjakan pekerja tambahan tanpa adanya persiapan, akiatnya kualitas pelatihan menurun dan kualitas pekerja juga menurun.
2. Kapasitas
Saat kapasitas tidak mencukupi, kekurangan yang diakibatkannya bisa berarti tidak terjaminnyapengiriman, kehilangan konsumen dan kehilangan pangsa pasar.
3. Manajemen Rantai Pasokan
Hubungan yang baik dengan pemasok dan harga barang dan komponen yang bersaing, bergantung pada peramalan yang akurat. Sebagai contoh, manufaktur pembuat mobil yang menginginkan TRW Corp. menjamin keteresediaan kantung udara yang cukup, harus menyediakan ramalan yang akurat untuk membenarkan ekspansi pabrik TRW.
2.5 PENENTUAN LOKASI SUATU PABRIK
Tujuan penentuan lokasi suatu pabrik dengan tepat ialah untuk dapat membantu pabrik beroperasi atau berproduksi dengan lancar, efektif dan efisien. Dengan adanya penentuan lokasi suatu pabrik yang tepat atau baik akan menentukan :
1. Kemampuan melayani konsumen dengan memuaskan
2. Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan kontinue dengan harga yang layak / memuaskan.
3. Mendapatkan tenaga buruh yang cukup.
4. Memungkinkan diadakannya perluasan pabrik dikemudian hari.
Adapun yang menjadi masalah dalam plant location ini adalah :
1. Karena berubahnya adat kebiasaan masyarakat.
2. Dengan berpindahnya pusat-pusat penduduk dan perdagangan
3. Adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik.
2.5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrik
1. Faktor-faktor utama / primer (Primary Factors)
a. Letak dari pasar
b. Letak dari sumber-sumber bahan mentah
c. Terdapatnya fasilitas pengangkutan
d. Supply dari buruh atau tenaga kerja yang tersedia
e. Terdapatnya pembangkit tenaga listrik (power station)
2. Faktor-faktor skunder (Scondary Factors)
a. Rencana masa depan
b. Biaya dari tanah dan gedung, terutama dlam hubungannya dengan rencana masa depan
c. Kemungkinan perluasan
d. Terdapatnya fasilitas service
e. Terdapatnya fasilitas pembelanjaan
f. Water supply (persediaan air)
g. Tinggi rendahnya pajak dan undang-undang perburuhan
h. Masyarakat di daerah itu (sikap, besar dan keamanan)
i. Iklim
j. Tanah
k. Perumahan yang ada dan fasilitas-fasilitas lainnya
2.5.2 Tahap-tahap yang dapat dilakukan dalam memilih lokasi suatu pabrik
Ada 3 tahap yang dapat dilakukan dalam memilih lokasi suatu pabrik, yaitu:
1. Melihat kemungkinan daerah-daerah mana yang dapat ditentukan sebagai daerah-daerah alternatif dengan melihat ketentuan dari pemerintah daerah setempat mengenai daerah-daerah mana yang diperkenankan untuk mendirikan pabrik tertentu. Dalam hal ini pemerintah daerah setempat perlu dihubungi untuk mendapatkan informasi kemungkinan-kemungkinan daerah yang dapat dipilih.
2. Melihat pengalaman orang lain atau pengalaman kita sendiri dalam menentukan lokasi pabrik. Dalam hal ini jenis barang hasil produksi dan proses pengerjaanya selalu akan menentukan kekhususan pabrik tersebut, seperti mengenai lokasi, powernya, transportasinya serta faktor-faktor lain yang dianggap penting.
3. Mempertimbangkan dan menilai masyarakat-masyarakat dari daerah-daerah yang ada pada tahap kedua telah dipilih untuk daerah lokasi pabrik karena dianggap paling menguntungkan.
2.6 PERENCANAAN BANGUNAN PABRIK (Planning The Building)
2.6.1 Economic Factors' yang dapat mempengaruhi pembuatan bangunan.
Suatu bangunan yang direncanakan secara baik akan memberikan banyak keuntungan. Sebagai contoh suatu bangunan yang mempunyai design dan perencanaan yang baik akan dapat membantu mengurangi biaya pengolahan dengan jalan :
1. Mengurangi work in process inventory
2. Menekan biaya pemindahan bahan-bahan (material handling cost)
3. Menakan biaya-biaya penyimpanan
4. Mengurangi waktu pengerjaan (manufacturing cycle time)
5. Menyederhanakan prosedur pengawasan atas pengolahan dan pegawai
6. Mengurangi biaya pemeliharaan pabrik
7. Mengurangi kemacetan-kemacetan dan gangguan-gangguan atas pekerjaan
8. Memperbesar fleksibilitas dan kegunaan dari suatu pabrik
9. Mengurangi upah dan biaya-biaya untuk melatih buruh
10. Memperbesar kesenangan kerja dan mempertinggi moril para pekerja serta mengurangi turn over buruh.
2.6.2 Jenis-jenis bangunan
Pada dasarnya sebagian besar dari bangunan-bangunan industri dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Gedung yang tidak bertingkat dengan pelbagai macam susunan / bentuk atap (single story).
2. High bay and monitor types
3. Gedung yang bertingkat (multy story)
4. Gedung dengan bentuk-bentuk khusus / tertentu (special types)
2.6.3 Jenis-jenis konstruksi
Banyak jenis-jenis konstruksi (types of construktion) yang terdapat pada gedung / bangunan pada dewasa ini, terutama dalam gedung / bangunan untuk industri seperti dengan digunakannya kerangka-kerangka kayu, batu bata dan kerangka-kerangka baja.
2.6.4 Pertimbangan-pertimbangan dalam pembuatan design bangunan (design building)
Adapun pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan design bangunan adalah :
1. Fleksibilitas
2. Kemungkinan perluasan / ekspansi
3. Fasilitas bagi para karyawan / pegawai
4. Fasilitas bagi kendaraan maupun tempat-tempat lain seperti istirahat pekerja, kamar kecil (WC), cafetaria dan sebagainya.
5. Perlindungan terhadap bahaya kebakaran dan keamanan pekerja.
6. Hal-hal yang dapat merusak kesehatan
7. Kekuatan dan kapasitas lantai
8. Hal-hal lain
2.7 PENYUSUNAN PERALATAN PABRIK (Plant Lay Out)
Plant lay out adalah fase yang termasuk dalam design dari suatu sistem produksi. Tujuan daripada lay out adalah untuk memperkembangkan sistem produksi sehingga dapat mencapai kebutuhan kapasitas dan kwalitas dengan rencana yang paling ekonomis.
Lay out yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan effisien semua fasilitas-fasilitas pabrik dan buruh yang ada dalam pabrik. Plant lay out yang baik dapat membantu kita dalam produksi, dimana dengan penempatan fasilitas yang baik maka material handling dan material movement dapat ditekan sedikit mungkin sehingga menurunkan cost yang berarti perusahaan lebih efisien.
2.7.1 Tujuan lay out yang baik
1. Mengurangi jarak pengangkutan material dan produk yang telah jadi sehingga mengurangi material handling
2. Memperhatikan frekwensi arus pekerjaan
3. Mengurangi ongkos produksi, karena cost ditekan seminimum mungkin.
4. Mempertinggi keselamatan kerja sehingga kemanan bekerja semakin terjamin
5. Memberikan hasil produksi yang baik
6. Memberikan service yang baik bagi konsumen
7. Memperbaiki moral pekerja
8. Mengurangi delays (kelambatan) dalam pekerjaan
2.7.2 Cara-cara pengaturan dari pada lay out
Ada 2 cara pengaturan lay out yang dipakai yaitu :
1. Atas dasar proses
2. Atas dasar arus atau flow
Oleh karena itu, ada 2 pola lay out yang utama, yaitu :
1. Proses lay out
Dalam proses lay out semua mesin-mesin dan peralatan yang sama dikelompokkan dalam suatu area yang sama. Jadi hanya terdapat satu jenis proses disetiap bagian.
Keuntungan dari proses lay out adalah :
a. Investasi yang lebih rendah di dalam equipment (mesin-mesin), karena dalam proses lay outlebih memungkinakan untuk menggunakan mesin pada tingkat penggunaan yang cukup tinggi karena mengerjakan satu jenis pekerjaan saja.
b. Sangat flexsible, karena mesinnya general purpose machine, sehingga dapat mengikuti dengan cepat perubahan dari satu jenis produk.
c. Manufacturing cost biasanya lebih rendah.
Kerugian dari proses lay out adalah :
a. Material handling dan material transportation cost tinggi karena biasanya di sini kita tidak bisa menggunakan ban berjalan atau mesin-mesin otomatis.
b. Kordinasi dan pengawasan sukar
2. Product lay out
Product lay out adalah dimana msin-mesin dan fasilitas manufacturing yang lain diatur menurut urutan-urutan dari proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk.
Keuntungan-keuntungan dari product lay out adalah:
a. Dapat digunakannya alat-alat yang otomatis.
b. Dapat digunakannya ban berjalan
c. Inspeksi yang diperlukan lebih sedikit
d. Kebutuhan material dapat dijadwalkan lebih tepat.
Sedangkan kerugian dari product lay out adalah :
a. Pekerjaan mudah berhenti
b. Karena sifatnya tidak flexsible maka kalau terjadi perubahan-perubahan akan memakan biaya yang besar.
c. Tingkat produksinya sudah fixed.
d. Sifat pekerjaan adalah satu irama saja sehingga dapat membosankan, maka efisiensi pekerja akan menurun.
e. Investasinya tinggi
2.8 PENERANGAN, SUARA RIBUT DAN UDARA DALAM PABRIK
2.8.1 Penerangan (Lighting) pabrik
Adapun keuntungan-keuntungan dari adanya penerangan yang baik adalah:
1. Menaikkan produksi dan menekan biaya
2. Meningkatkan pemeliharaan gedung dan kebersihan pabrik
3. Mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi
4. Memudahlkan pengamatan / pengawasan
5. Memperbaiki moril para pekerja
6. Lebih mudah untuk melihat
Hubungan produktivitas dengan penerangan adalah:
1. Bila terdapat penerangan yang cukup akan memberikan pertambahan produksi
2. Pabrik texstil memperoleh pertambahan out put sebesar 9% dan mengurangi biaya perbaikan sebesar 33%.
Ciri-ciri penerangan yang baik adalah :
1. Sinar / cahaya yang cukup
2. Sinar yang tidak berkilauan atau menyilaukan
3. Tidak terdapat kontras yang tajam
4. Cahaya terang
5. Distribusi cahaya yang merata
6. Warna yang sesuai
Sumber-sumber penerangan yang digunakan :
1. Lampu pijar / listrik biasa
2. Lampu mercury
3. Lampu neon
2.8.2 Suara ribut
Bunyi ribut ini perlu dipertimbangkan karena mengganggu kesenangan kerja, merusak pendengaran pekerja dan menimbulkan komunikasi yang salah.
1. Pengukuran suara atau bunyi ribut
Kemampuan telinga untuk mendengar secara ekstrim berkisar antara 7 sampai 20.000 cycles / detik getar suara. Suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur suara adalah bel atau decibel. 1 decibel = 1/10 bel. Decibel adalah suatu istilah yang relatip digunakan untuk menyatakan suatu logaritma dari pada perbandingan antara 2 kekuatan suara / bunyi yaitu intensitas atau tekanannya.
2. Pengaturan suara
Tujuan dari pada pengendalian suara atau bunyi di samping untuk menghemat uang yang dikeluarkan untuk pengaturan ini adalah untuk menjaga agar pendengaran buruh / pekerja tetap baik.
2.8.3 Udara dalam pabrik
Salah satu sistem yang penting dalam hal ini adalah air conditioning (AC).
1. AC (Air Conditioning)
AC tidak mendinginkan udara tapi dengan suatu sistem juga digunakan untuk mengontrol temperatur, kelembaban udara dan kebersihannya.
Alasan perusahaan memasang AC system dan memperhatikan kondisi pekerja, yaitu karena ruang kerja yang baik akan memberikan kemungkinan :
a. Memperbesar hasil (out put)
b. Memperbaiki kwalitas pekerjaan dan kecakapan bekerja dari karyawan
c. Menambah kebersihan pabrik
d. Mengurangi biaya pemeliharaan
e. Mengurangi turn over buruh
f. Mengurangi pemborosan
g. Merupakan daya tarik untuk bekerja lebih baik
2. Pemanasan (Heating)
Untuk pemanasan dalam pabrik, banyak pabrik yang menggunakan unit pemanasan dari langit-langit (ceiling) pabrik yang terdiri dari sirkulasi (lingkaran pemanas) dengan gas, elektrik, air atau uap dengan suatu blower untuk mempengaruhi sirkulasi udara.
http://hanhairulnassa.blogspot.co.id/2013/12/manajemen-produksi-dan-operasi.html
MANAJEMEN PRODUKSI
MANAJEMEN PRODUKSI
Produksi adalah
- suatu kegiatan atau proses yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output).
- kegiatan yang menghasilkan barang, baik barang jadi, setengah jadi, barang industri, suku cadang maupun komponen-komponen penunjang.
- kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan suatu barang atau jasa.
Utilitas / Kegunaan (Utility) adalah kemampuan suatu produk untuk memuaskan keinginan manusia (konsumen).
Terdapat empat jenis utilitas berbasis produksi:
1. Utilitas waktu : perusahaan membuat produk tersedia sewaktu konsumen menginginkannnya. Misalnya hiasan pohon natal di waktu natal
2. Utilitas tempat: Produk-produk tersedia di tempat yang sesuai bagi konsumen
3. Utilitas kepemilikan : Dengan membuat suatu produk tersedia bagi konsumen untuk dimiliki dan digunakan.
4. Utilitas bentuk : Dengan mengubah bahan mentah menjadi barang jadi, produksi menyebabkan produk-produk menjadi tersedia.
Proses Operasi / Produksi adalah serangkaian metode dan teknologi yang digunakan dalam memproduksi barang atau jasa.
Jenis produksi dapat diklasifikasikan menurut perbedaan dalam proses-proses operasinya. Barang-barang produk berdasarkan apakah proses operasinya mengkombinasikan sumber daya atau dipecah menjadi beberapa bagian komponen. Kita dapat menjabarkan jasa berdasarkan tingkat kontak dengan pelanggan yang dibutuhkan.
Proses Pabrikasi Barang : Proses Analitis vs Sintetis
Seluruh proses pabrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat analitis atau sintetis dari proses transformasi.
Proses analitis: proses produksi yang menguraikan sumber-sumber daya menjadi komponen untuk menciptakan produk-produk jadi.
Produksi sintetis : proses produksi yang mengkombinasikan bahan-bahan mentah untuk memproduksi suatu barang jadi.
Proses jasa : Tingkat kontak dengan pelanggan
Satu cara mengklasifikasikan jasa adalah menanyakan apakah suatu jasa tertentu dapat diberikan tanpa pelanggan menjadi bagian dalam sistem produksi.
Proses kontak tinggi: Tingkat kontak antara jasa dengan konsumen dimana konsumen menerima jasa sebagai bagian dari sistem. Misalnya jasa transportasi.
Proses kontak rendah: tingkat kontak antara jasa dengan konsumen dimana konsumen tidak perlu menjadi bagian dari sistem dalam menerima jasa. Misalnya penyetoran giro di bank, nasabah tidak mengikuti proses perbankannya.
Proses Produksi dapat ditinjaui dari dua segi yaitu:
1. Kelangsungan Hidup
a. Produksi terus-menerus (Continuous Production)
Produksi terus menerus dilakukan sebagai proses untuk mengubah bentuk barang-barang. Dalam proses produksi ini, walaupun terjadi perubahan model, susunan dan fungsi alat-alat mesin yang dipakai tidak berubah. Misalnya penggergajian kayu mengubah balok menjadi papan, karet menjadi ban atau pun proses perakitan mobil, walaupun terjadi perubahan bentuk tetapi tidak mengubah susunan dan fungsi alat-alat mesin. Proses produksi ini menghasilkan produk yang standar (massal).
b. Produksi yang terputus-putus (Intermitten Production)
Proses produksi tidak terus menerus atau operasi seringkali terhenti guna mengubah alat-alat, pengaturan kembali alat-alat dan penyesuaian yang terus menerus diadakan sesuai dengan tuntutan produk yang akan dihasilkan. Proses produksi ini dilakukan berdasarkan pesanan yang sesuai dengan keperluan pemesan.
2. Teknik
a. Proses ekstraktif : suatu proses pengambilan langsung dari alam seperti kayu, perikanan, pertambangan.
b. Analitis : Proses memisahkan bahan-bahan seperti minyak mentah menjadi minyak bersih.
c. Proses Pengubahan: Proses perubahan bentuk seperti alat-alat rumah tangga.
d. Proses Sintetis: Proses mencampur dengan unsur-unsur lain seperti bahan-bahan kimia
Manajemen Operasi / Produksi
- pengarahan dan pengendalian suatu proses secara sistematis untuk mengubah sumber daya menjadi barang atau jasa.
- Merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasi penggunaan sumber-sumber daya berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa.
Perkembangan manajemen produksi didorong oleh beberapa faktor antara lain:
1. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi
Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bila disertai pengelolaan yang baik. Pekerjaan yang semula terkonsentrasi pada satu pihak dapat dibagikan untuk ditangani oleh pihak-pihak lain sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik pada waktu yang telah ditentukan.
Spesialisasi kerja memungkinkan peningkatan keahlian seseorang sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dalam waktu lebih singkat dengan kualitas yang lebih baik. Sehingga hal ini akan mengurangi biaya produksi dan mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi.
2. Revolusi Industri
Revolusi industri merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin dan merupakan proses yang berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial ekonomi, budaya dan politik.
3. Perkembangan alat dan teknologi yang mencakup penggunaan komputer, penggunaan robot serta otomatisasi mesin dan alat perkantoran.
4. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia dan model keputusan.
Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan memungkinkan ditemukannya metode kerja terbaik dengan pendekatan sebagai berikut:
- Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku.
- Pengamatan terhadap metode kerja yang lebih baik melalui pengukuran dan analisis ilmiah.
- Pelatihan pekerja dengan metode baru
- Pemanfaatan umpan balik dan pengelolaan atas proses kerja.
Pengambilan keputusan dalam Manajemen Produksi
Dalam mengatur dan mengkoordinasi penggunaan sumber-sumber daya, manajer produksi perlu membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan upaya-upaya untuk mencapai tujuan, agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dan tepat seperti yang diharapkan yaitu tepat mutu (kualitas), tepat jumlah (kuantitas) dan tepat waktu dengan biaya yang rendah.
Ditinjau dari kondisi keputusan yang harus diambil, terdapat empat macam pengambilan keputusan yaitu:
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti (certainty).
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko.
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti (uncertainty).
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang produksi mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama yaitu:
1. Proses
Keputusan-keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang digunakan untuk untuk memproduksi barang atau jasa. Keputusan mencakup jenis peralatan dan teknologi, arus proses, tata letak (lay out) peralatan dan seluruh aspek fisik pabrik atau fasilitas jasa pelayanan.
2. Kapasitas
Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk menentukan besarnya kapasitas yang tepat dan penyediaan waktu yang tepat. Kapasitas jangka panjang ditentukan oleh besarnya fasilitas fisik yang dibangun. Dalam jangka pendek kapasitas kadang-kadang diperbesar dengan mengadakan sub-kontrak kepada pihak luar atau penambahan regu (shift) atau menyewa ruangan / peralatan tambahan.
3. Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi, menyangkut apa yang dipesan, berapa banyak pemesanan, serta kapan pemesanan dilakukan.
4. Tenaga kerja
Dalam manajemen produksi, penentuan dan pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya manusia menempati posisi sangat penting. Proses produksi tidak mungkin berlangsung tanpa tenaga kerja yang menggarap kegiatan untuk menghasilkan produk, baik berupa barang atau jasa. Keputusan tentang tenaga kerja mencakup seleksi, penggajian, pelatihan, penempatan, penyelian atau supervisi.
5. Mutu / kualitas.
Fungsi produksi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar terhadap mutu barang atau jasa yang dihasilkan. Mutu merupakan tanggung jawab produksi yang penting dan harus didukung oleh organisasi secara keseluruhan.
Perencanaan Operasi
Rencana dan Ramalan Bisnis
Keseluruhan rencana dan ramalan bisnis dikembangkan oleh top manajemen dan menjadi panduan perencanaan operasi. Rencana bisnis memuat garis besar tujuan dan sasaran perusahaan, termasuk barang dan jasa tertentu yang akan ditawarkan pada tahun-tahun mendatang. Selain rencana bisnis, para manajer juga membuat rencana jangka panjang melalui ramalan atau forecast terhadap permintaan di masa mendatang baik untuk produk baru maupun untuk produk yang sudah ada. Rencana jangka panjang mencakup periode 2-5 tahun dan memerinci jumlah pabrik atau fasilitas jasa, tenaga kerja, permesinan, fasilitas transportasi, gudang atau penyimpanan yang akan diperlukan untuk memenuhi permintaan.
Perencanaan Kapasitas
Kapasitas adalah jumlah suatu produk yang dapat diproduksi suatu perusahaan pada kondisi kerja normal.
Perencanaan kapasitas berarti menjamin bahwa suatu kapasitas perusahaan sedikit melebihi permintaan normal akan produk-produknya. Jika kapasitas terlalu kecil untuk memenuhi permintaan, perusahaan harus merencanakan alternatif-alternatif lain untuk memenuhi permintaan misalnya outsourching, sub-contract, dll. Jika kapasitas terlalu besar perlu dicarikan alternatif penyelesaiannya. Misalnya pengurangan karyawan, menerima sub-contract, dsb.
Perencanaan lokasi
Lokasi suatu pabrik mempengaruhi biaya produksi dan flexibilitasnya, maka lokasi harus direncanakan dengan cermat.
Para manajer harus mempertimbangkan banyak faktor dalam perencanaan lokasi fasilitasnya antara lain
- daya tarik lokasi yang dipengaruhi oleh kedekatan lokasi dengan bahan mentah dan pasar / konsumen
- ketersediaan tenaga kerja, energi, biaya transportasi
- peraturan pemerintah, pajak lokal dan kondisi kehidupan masyarakat
Perencanaan Tata ruang
Tata ruang menentukan apakah suatu perusahaan dapat cepat tanggap dan efisien terhadap permintaan konsumen atau untuk dapat menyamai kecepatan produksi pesaing.
Perencanaan Tata Ruang untuk memproduksi barang direncanakan dalam tiga jenis ruang yang berbeda yaitu :
- Fasilitas produktif : bengkel kerja dan peralatan untuk mengubah bahan-bahan mentah
- Fasilitas non-produktif : daerah penyimpanan dan pemeliharaan
- Fasilitas pendukung : kantor, kamar kecil, area parkir, dsb.
Pada fasilitas produktif terdapat alternatif pilihan yaitu
- Tata Ruang Proses : Pengaturan kegiatan produksi yang mengelompokkan peralatan dan orang-orangnya berdasarkan fungsinya. Misalnya Bengkel mesin, toko kue, binatu
- Tata Ruang Selular : Pengaturan kegiatan produksi yang dirancang untuk memindahkan satu keluarga produk melalui alur yang sejenis.
Keuntungannya: Karena produk yang serupa membutuhkan lebih sedikit penyesuaian peralatan, waktu persiapan peralatan lebih singkat, jarak antar alur lebih dekat sehingga penanganan bahan prduksi dan waktu transit menjadi lebih efisien, persediaan barang dalam proses lebih sedikit dan administrasinya menjadi lebih sederhana karena alur bahan produksi menjadi lebih teratur.
Kerugiannya adalah penggandaan peralatan.
- Tata Ruang Produk : Pengaturan kegiatan produksi yang dirancang untuk memindahkan sumber daya melalui serangkaian tahap yang lancar dan tetap. Peralatan dan manusianya dipersiapkan untuk memproduksi hanya satu jenis barang dan diatur sesuai dengan kebutuhan produksi. Tata ruang produk efisien untuk memproduksi produk dalam jumlah besar dan biasanya menggunakan lini perakitan atau assembly line yaitu suatu produk setengah jadi yang bergerak dari satu tahap ke tahap berikutnya melalui pabrik dengan menggunakan ban berjalan atau peralatan lain sampai barang tersebut jadi. Contoh pabrik mobil, pabrik motor, pabrik elektronik.
Perencanaan Kualitas
Setiap rencana operasi yang lengkap harus memastikan bahwa barang-barang diproduksi untuk memenuhi standar kualitas perusahaan. Kualitas ditingkatkan melalui perbaikan metode kerja secara terus menerus. Pengawasan dilakukan pada setiap tahap produksi dari awal sampai akhir, dari bahan mentah sampai barang jadi. Program perbaikan kualitas bertujuan mengurangi pemborosan dan meningkatkan kemampuan produksi.
Perencanaan Metode
Dalam merancang sistem operasi, para manajer harus secara jelas mengidentifikasi setiap tahap produksi dan metode spesifik untuk melaksanakannya. Deskripsi rinci dari suatu prosedur biasanya dijabarkan dengan menggunakan diagram yang disebut flow chat proses. Diagram tersebut mengidentifikasi serangkaian kegiatan produksi, pergerakan bahan produksi dan pekerjaan yang dilaksanakan pada setiap tahap sewaktu produk menempuh produksi. Alur inilah yang dapat dianalisa untuk menentukan adanya aktivitas pemborosan, sumber-sumber keterlambatan dalam alur produksi dan inefisien lainnya. Tahap akhir adalah menerapkan perbaikan-perbaikan tersebut.
Penjadwalan Operasi
Apabila rencana telah mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dan merinci maksud dari penggunaannya untuk mencapai tujuan suatu perusahaan, para manajer harus mengembangkan daftar jam (time table) untuk mendapatkan sumber daya. Aspek operasi ini disebut penjadwalan.
Penjadwalan terjadi pada berbagai tingkat. Pertama, suatu tingkat puncak atau jadwal produksi induk (master production schedule) yaitu jadwal yang memperlihatkan produk mana yang akan diproduksi, kapan produksi akan dimulai dan sumber daya apa yang akan digunakan selama periode waktu yang sudah ditentukan.
Pengendalian Operasi
Pengendalian operasi membutuhkan manajer produksi untuk memonitor kinerja produksi dengan cara membandingkan hasil dengan rencana. Jika jadwal atau standar kualitas tidak sesuai maka diperlukan tindakan korektif. Tindak lanjut (follow up) pemeriksaan untuk memastikan bahwa keputusan produksi telah dilaksanakan adalah merupakan hal yang penting dan harus terus menerus dilakukan dalam pengendalian operasi.
Pengendalian operasi meliputi dua bidang yaitu manajemen bahan produksi dan pengendalian proses produksi.
Manajemen Bahan Produksi
Manajemen bahan produksi meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian alur bahan produksi.
Lima bidang utama dalam manajemen bahan produksi adalah:
- Transportasi: mencakup alat-alat transportasi sumber daya ke perusahaan dan barang jadi ke pembeli
- Pergudangan baik bahan mentah, bahan pendukung, bahan setengah jadi maupun barang jadi.
- Pembelian (purchasing) adalah perolehan seluruh bahan produksi dan jasa yang diperlukan suatu perusahaan untuk memproduksi produk-produknya.
- Seleksi Pemasok (supplier selection) yaitu menemukan dan menentukan pemasok mana yang dipilih untuk membeli kebutuhan jasa dan bahan produksi.
- Pengendalian persediaan (inventory control) termasuk penerimaan, penyimpanan, penanganan, serta penghitungan seluruh bahan mentah, barang setengah jadi maupun barang jadi. Hal ini untuk memastikan bahwa persediaan bahan produksi cukup tersedia untuk memenuhi jadwal produksi. Salah satu caranya dengan menetapkan batas minimum persediaan dengan memperhatikan minimum order dan jangka waktu pengiriman barang sampai ke pabrik dari tanggal pemesanan.
Alat untuk pengendalian Operasi
Sejumlah alat (tool) yang membantu manajer dalam mengendalikan operasi adalah pelatihan pekerja, just in time production systems, dan pengendalian mutu.
Pelatihan pekerja
Kepuasan pelanggan sangat berkaitan dengan karyawan yang memberikan layanannya. Pekerja jasa dilatih dan dimotivasi dalam sikap dan perilaku yang berorientasi kepada pelanggan.
Just in time (JIT) production system adalah metode produksi yang mengumpulkan keseluruhan bahan dan komponen yang diperlukan di setiap tahap produksi pada waktu yang tepat saat mereka dibutuhkan untuk setiap tahap produksi. Tujuan JIT adalah untuk meminimalkan kelebihan biaya persediaan, mengurangi sampai hampir tidak ada barang yang berada dalam tahap pemrosesan.
Material Requirment Planning (MRP) yaitu metode pengendalian produksi yang menggunakan bill of material untuk menjamin bahwa jumlah bahan yang tepat telah dikirim ke tempat yang tepat pada waktu yang tepat.
Bill of material adalah alat pengendali produksi yang menspesifikasikan bahan-bahan kandungan yang penting dari suatu produk (bahan-bahan mentah dan komponen), pesanan yang harus digabungkan dan seberapa banyak yang dibutuhkan untuk membuat satu batch.
Manufacturing Resource Planning (MRP II) adalah versi lanjutan dari MRP yang mengumpulkan seluruh bagian dari organisasi ke dalam kegiatan produksi perusahaan.
Pengendalian Mutu / Kualitas (Quality Control)
Adalah manajemen dari proses produksi yang dirancang untuk manufaktur barang atau menyediakan jasa yang sesuai dengan standar kualitas tertentu.
Dengan memonitor produk dan jasa, perusahaan dapat mendeteksi kesalahan dan membuat koreksinya.
Pengendaliaan mutu ini harus dimulai dari tahap awal yaitu dari bahan mentah, proses produksi, sampai barang jadi.
Untuk mengelola kualitas, perusahaan ada yang menggunakan cara Manajemen Kualitas Total atau Total Quality Management (TQM) yaitu jumlah seluruh kegiatan yang diperlukan untuk menempatkan kualitas barang dan jasa ke dalam tempat pasar.
Alat yang sering digunakan dalam manajemen kualitas total adalah
- analisa nilai tambah
- kontrol proses statistik
- studi kualitas / biaya
- tim gugus kendali mutu
- benchmarking
http://pengantar-bisnis.blogspot.co.id/2006/11/manajemen-produksi.html
MANAJEMEN BISNIS – KULIAH V
Manajemen Bisnis :
· "Segala hal yang ada hendaknya dapat dikelola secara tepat agar dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan dengan baik dan benar. Mengelola bisnis tentu menggunakan manajemen bisnis.
· Manajemen bisnis merupakan pelaksanaan dari rencana bisnis yang juga harus disusun sebelumnya dengan baik"
· Manajemen adalah seni dan ilmu sebagai alat untuk melakukan proses pengelolaan sumber daya dan dana melalui mekanisme fungsional guna mencapai tujuan.
· Bisnis merupakan kegiatan untuk membuat sesuatu dan atau menambah sesuatu yang telah tersedia guna dijual dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
· Jadi manajemen bisnis adalah seni dan ilmu sebagai alat untuk melakukan proses pengelolaan sumber daya dan dana melalui mekanisme fungsional dalam rangka membuat suatu produk guna dipasarkan dan atau dijual agar mendapatkan keuntungan.
· Inti pengertian manajemen bisnis adalah pengelolaan usaha.
· Focus of Interest dari pengelolaan usaha yang terdiri dari ; mengatur SDM, pembiayaan usaha untuk membuat produk, mengelola keuangan dan melakukan pemasaran.
· Dalam manajemen bisnis harus dilakukan kegiatan yang bersifat manajerial, fungsional dan operasional.
· Kegiatan yang bersifat manajerial diantaranya membuat organisasi usaha, memimpin, membuat kebijakan dan mengambil keputusan.
· Yang bersifat fungsional terdiri atas; Planning, Organizing, Leading dan Controlling disingkatPOLC, ditambah Bimbingan yang disebut Coaching
· Yang bersifat operasional meliputi pengelolaan SDM dan sumber daya alam, yang biasanya dikelola oleh manajemen/manajer personalia;
· Pengelolaan sumber dana, aspek financial (Keuangan) biasanya dikelola oleh manajemen/manajer produksi;
· Pengelolaan aktifitas pemasaran biasanya dikelola oleh manajen/manajer pemasaran.
SDM merupakan modal pertama dan utama yang harus dikelola dengan tepat. Untuk mengelola SDM dengan baik dan tepat dibutuhkan :
1. Struktur Organisasi
2. Job Specification
3. Job Description
4. Renumerasi
Manajemen Bisnis diorientasikan atau diarahkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang secara berurut meliputi :
1. Membuat Produk
2. Melakukan Pemasaran
3. Mengelola SDM (Personalia) yang ada
4. Melaksanakan Sistem Pencatatan Keuangan (Akutansi)
1. Membuat Produk
Ketika kita sudah memahami paradigma bisnis, memiliki modal, menyusun rencana bisnis dan merancang manajemen bisnis, berarti telah betul-betul mempunyai modal. Langkah penting berikutnya yakni membuat produk. Dalam membuat produk hendaknya lakukan kegiatan-kegiatan berikut :
1. Menyusun struktur organisasi, job specification dan job description bidang produksi.
2. Menata lay-out proses produksi dan menyusun SOP-nya
3. Melakukan pengadaan peralatan, perlengkapan dan bahan baku.
4. Mencari dan menetapkan tenaga ahli utk membuat produk yang akan menjadi komoditi bisnis Anda.
5. Melaksanakan proses produksi sesuai dengan lay-out dan SOP serta rencana bisnis yang di susun.
6. Melakukan QC – quality control (pemeriksaan kualitas produk)
7. Koordinasi dengan bagian (fungsi) pemasaran.
8. Tujuh langkah membuat produk dilakukan secara berurutan dan koordinatif mulai dari tahap pertama hingga menjelang kegiatan pemasaran.
2. Pemasaran Produk
· Banyak pakar yang mendefinisikan pemasaran. Intinya marketing mengandung makna kegiatan bisnis yang meliputi pengadaan produk, penetapan harga, pelaksanaan promosi dan distribusi.
· Hal ini sering disingkat sebagai 4 P, yaitu Product (Pengadaan/Pembuatan Produk), Price (Penetapan Harga), Promotion (Promosi), Place of Distribution (Distribusi).
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pemasaran produk antara lain meliputi :
1. Mapping.
— Mapping diartikan sebagai pemetaan. Artinya sebelum melakukan substansi (inti) kegiatan marketing yang terdiri dari 4 P, pebisnis hendaknya memetakan berbagai aspek yang terkait dengan pemasaran yang akan dilakukan untuk memperoleh hal-hal mendasar yang dapat melandasi 'bangunan' manajemen bisnis khususnya yang terkait bidang pemasaran.
2. Segmentasi Pasar dan Survey Penjualan.
3. Prakiraan permintaan produk oleh konsumen.
— Dalam melakukan prakiraan permintaan produk oleh konsumen dapat digunakan cara dari bagian yang sudah dipaparkan ditambah dengan hal-hal yang relatif teknis.
4. Penetapan Harga serta Pelaksanaan Promosi dan Distribusi.
— Penetapan Harga
· Dalam pemasaran hendaknya gunakan slogan: "Mutu Tinggi Harga Standard".
— Pelaksanaan Promosi dan Distribusi
· Promosi diartikan sebagai proses komunikasi yang bberisi penyampaian data dan informasi, manfaat serta keunggulan suatu produk kepada halayak masyarakat luas oleh petugas promosi dengan tujuan untuk menarik perhatian sasaran promosi agar menjadi konsumen produk yang dipromosikan.
Berdasarkan konsepsinya, promosi dapat dilakukan dengan cara ;
§ Advertising (Periklanan)
§ Personnel Selling (Penjualan Pribadi)
§ Sales Promotion (Promosi Penjualan)
§ Publicity (Mempublikasikan nilai positif bisnis)
§ Public Relation (Mubungan Masyarakat)
§ Combination (Kombinasi)
§ Advertising (Periklanan)
o Merupakan pemasangan iklan atau penyajian iklan melalui media tertentu baik media massa cetak (koran), majalah dan elektronik.
§ Personel Selling (Penjualan Pribadi)
o Kegiatan yang dilakukan utuk mempromosikan suatu produk yang sekaligus di sertai penjualan produk pada waktu dilakukannya promosi. Personnel Selling dapat di lakukan di toko, di rumah maupun ditempat umum. Personnel Selling sering dianggap sebagai jenis promosi yang paling efektif dan efisien, karena "Sekali merengkuh dayung dua, tiga pulau terlampaui".
§ Sales Promotion (Promosi Penjualan)
o Suatu moment / event yang sengaja digelar oleh petugas promosi untuk mempromosikan produk dengan teknik yang demonstratif guna menarik pembeli.
§ Publicity (Publisitas)
o Pemberitaan hal-hal positif dari suatu perusahaan atau produk tertentu di media massa, sehingga memberikan dampak positif bagi perusahaan terkait terutama terhadap peningkatan jumlah penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
§ Public Relation (Humas)
o Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang memiliki nilai guna bagi masyarakat luas dan memiliki efek positif terhadap nama baik perusahaan yang pada gilirannya mampu meningkatkan penjualan produk yang dihasilkan.
§ Combination (Kombinasi)
o Dalam konteks promosi, kombinasi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan cara memadukan 2 atau lebih jenis promosi sebagaimana yang telah dikemukakan. Pengiklanan dengan publisitas misalnya. Atau antara yang satu dengan yang lainnya.
Distribusi
§ Komponen terahir dalam manjemen pemasaran ini adalah distribusi. Secara umum distribusi berarti penyebaran sesuatu untuk di sampaikan kepada yang berhak menerima nya. Dalam pemasaran, distribusi berarti penyampaian produk dari produsen ke konsumen.
§ Adapun unsur-unsur saluran distribusi terdiri atas ; Produsen, Konsumen, Pengecer, Pedagang Besar dan Agen.
§ Untuk membedakan unsur-unsur saluran distribusi tersebut dapat dikemukakan penjelasan sbb :
§ Produsen adalah penghasil produk (produk industri dan konsumsi/produk ahir).
§ Konsumen adalah pemakai produk (Konsumen Industri dan konsumen pemakai ahir).
§ Pengecer adalah usaha yang menjual produk dalam jumlah satuan terkecil terutama komsumen ahir. Pengecer dapat juga disebut sebagai Penyalur (Supplier), pialang (Perantara). Kadang-disebut juga Distributor.
§ Pedagang besar adalah penjual dalan jumlah besar (jadi terjadi pemindahan hak milik atas produk, yang dikompensasi dengan pembayaran, baik kredit atau tunai), kadang disebut grosir.
§ Agen adalah suatu lembaga perantara penjualan dalam jumlah besar (jadi tidak melakukan pemindahan hak atas produk yang dipasarkan). Kadang di sebut makelar yang bertugas mempertemukan penjual dan pembeli.
3. Mengelola SDM - Manajemen Personalia
§ Bisnis tidak akan bisa terpisah dari usur personalia (SDM) yang berwenang sekaitan dengan jabatannya dalam suatu manajemen bisnis.
Menurut Prof. Edwin B. Filippo, manajemen personalia adalah :
§ Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi danmasyarakat
Berdasarkan hal tersebut maka manajemen personalia memiliki 2 tujuan utama, yaitu:
§ Production Minded, yang menekankan pentingnya efisiensi dalam menghasilkan produk yang di olah oleh SDM.
§ People Minded, yakni upaya menciptakan kerja sama (Kolaborasi) yang baik antara personal yang terlibat dalam proses produksi dan pengelolaan SDM.
Dale Yoder dalam bukunya "Personnel Principle and Policies, Modern Manpower Management" mengemukakan bahwa ;
§ Personnel Management is the provision of leadership and direction of people in their working or employment relationship.
§ (Manajemen Personalia adalah Kepemimpinan dan Pengarahan kepada Pegawai di dalam pekerjaannya atau dalam hubungan kepegawaian).
Jadi manajemen personalia berkaitan dengan :
§ Pemberian pengarahan kepada setiap pegawai agar bekerja dengan baik.
§ Menjalin kerjasama satu dengan yang lain.
4. Administrasi Keuangan dalam praktik Bisnis
Sondang P. Siagian, mendefinisikan administrasi sebagai :
'keseluruhan proses kerjasama antara 2 orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya'
Jadi unsur-unsur administrasi meliputi :
§ Dokumentasi dan Kebijakan
§ Pengaturan kegiatan usaha
§ Kerjasama 2 orang atau lebih
§ Tujuan yang telah di tetapkan
· Kegiatan usaha tidak bisa terlepas dari kegiatan pencatatan khususnya aspek keuangan dan hal terkait lainnya. Inil yang dinamakan administrasi dalam arti sempit yakni berupa pencatatan keuangan dikenal dengan istilah pembukuan.
· Setiap bisnis memerlukan pembukuan. Ironisnya perusahaan kecil cenderung mengabaikannya. Sedangkan perusahaan menengah dan besar biasanya sudah tertata rapi karena dirasakan sebagai kebutuhan sehingga sistemnya sudah baik dan canggih.
· Seiring perkembangan, istilah pembukuan seakan tergantikan oleh istilah akuntansi yang maknanya hampir sama, cuma aplikasinya saja yang sedikit berbeda.
· Pembukuan adalah proses pencatatan transaksi dalam buku, khususnya pemindahan dari jurnal ke buku besar.
· Akuntansi adalah seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi.
· Tidak masalah untuk menggunakan istilah pembukuan ataupun memakai istilah akuntansi.
http://kokockp.blogspot.co.id/2012/05/pengantar-bisnis-5.html