Thumbnails Document Outline Attachments
Find: Previous Next Highlight all
Match case
Presentation Mode Open Print Download Current View Go to First Page Go to Last Page Rotate Clockwise Rotate Counterclockwise Enable hand tool Document Properties… Toggle Sidebar Find Previous Next Page: of 22 Presentation Mode Open Print Download Current View Tools Zoom Out Zoom In
Page Fit
menghadapi persalinan, tidak mengetahui tanda-tanda persalinan dan bagaimana melahirkan nanti. Ny. W sering bertanya tentang kehamilannya kepada ibu mertuanya. Ny. W ingin mengetahui kondisi janinnya dan ingin mengetahui cara menghadapi proses persalinan nanti. B. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Berdasarkan Model Promosi Kesehatan, perawat harus melakukan pengkajian komprehensif agar dapat mengembangkan rencana asuhan keperawatan. Pengkajian yang dilakukan oleh perawat adalah : a. Pengkajian karakteristik dan pengalaman individual yang meliputi pengkajian perilaku sebelumnya dan pengkajian faktor personal. Pengkajian perilaku sebelumnya meliputi pengalaman kehamilan sebelumnya. Hasil pengkajian ini menunjukkan ibu hamil pertama dengan usia kehamilan 38-39 minggu, belum ada pengalaman persalinan sebelumnya. Ibu tidak mengetahui tentang tanda-tanda persalinan. Ibu melakukan perawatan antenatal dengan memeriksakan kehamilannya di bidan praktek. Pengkajian faktor personal meliputi faktor biologis (usia, jenis kelamin,
indeks massa tubuh, status pubertas, kapasitas aerobik, kekuatan, kecerdasan, keseimbangan), faktor psikologis (harga diri, motivasi diri, kompetensi personal, status kesehatan sebelumnya, definisi tentang kesehatan) dan faktor sosial budaya (ras, etnik, penyesuaian diri, status sosial ekonomi). Hasil pengkajian ini menunjukkan bahwa usia ibu 25 tahun, Tekanan darah 10 0/60 mmHg, nadi 90x/menit, pernafasan 24x/menit, suhu 37°C. Keadaan umum baik, penampilan rapi, gaya berjalan lordosis, mudah kelelahan dan kadang-kadang timbul his (braxton hicks). Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada gangguan penglihatan. Nafsu makan baik, 3x sehari diselingi bubur dan susu, BB bertambah 11 kg dari sebelum hamil. BAB 1x sehari, BAK lebih sering terutama malam hari, ibu sulit untuk memulai tidur. Riwayat menarche usia 13 th, siklus haid 30 hari selama 5-6 hari. Ibu berasal dari betawi tetapi suami berasal dari jawa. Norma budaya menganut budaya jawa tetapi tidak diterapkan dalam semua sisi kehidupan. Keluarga saling menyayangi dan komunikasi berjalan dengan baik. Suami Ny. M bekerja sebagai pegawai toko keramik dengan penghasilan rata-rata 1 juta perbulan. Keluarga dapat menyisihkan penghasilan untukpersiapan persalinan. b. Pengkajian perilaku spesifik, pengetahuan dan sikap individu yang meliputi persepsi tentang manfaat tindakan, persepsi tentang hambatan tindakan, persepsi tentang kemampuan diri, aktivitas yang berhubungan dengan sikap, pengaruh interpersonal dan pengaruh situasional. Pengaruh interpersonal meliputi norma, dukungan sosial dan role model. Pengaruh interpersonal terutama berasal dari keluarga,kelompokdan tenaga kesehatan c. Pengkajian mengenai hasil perilaku yang meliputi komitmen terhadap rencana tindakan, tuntutan yang mendesak dan adanya pilihan-pilihan yang lebih baik serta perilaku promosi kesehatan. 2. Diagnosa Keperawatan a. Masalah karakteristik dan pengalaman individual
Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai tanda-tanda persalinan
Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan pada akhir kehamilan
Intolerans aktivitas berhubungan dengan meningkatnya berat badan dan perubahan pusat gravitas
Nyeri berhubungan dengan kontraksi braxton hicks b. Masalah perilaku spesifik, pengetahuan dan sikap individu
Penerimaan progresif terhadap kehadiran j
anin
Memulai fantasi tentang personality janinMengembangkan hubungan kerja yang langsung kepada dukungan saling menguntungkan selama kehamilan dan parenting
Mengenali saling ketergantungan antar anggota keluarga c. Masalah hasil perilaku
Memulai persiapan lingkungan bagi bayi baru lahir
Persiapan progresif terhadap persalinan
Membuat rencana persalinan untuk mengkomunikasikan keinginan personal terhadap pengalaman melahirkan 3. Intervensi a. Karakteristik dan pengalaman individual
Koping individu tidak efektif dapat diatasi dengan mendiskusikan tanda-tanda persalinan pasti/palsu ( true labor dan false labor ) yang meliputi frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi, pecahnya ketuban dan bloody show .
Gangguan pola tidur dapat diatasi dengan meyakinkan pada ibu bahwa gangguan tidur normal terjadi pada akhir kehamilan, mendiskusikan dan mendemontrasikan teknik relaksasi, effleurage , penggunaan bantal sebagai penyokong, mengajarkan mengenai posisi yang nyaman saat tidur, menganjurkan untuk mandi air hangat dan minum susu sebelum tidur serta mengeksplorasi suasana yang nyaman untuk memulai tidur (seperti kasur yang empuk, lampu dimatikan dan suasana hening).
Intolerans aktivitas dapat diatasi dengan mengajarkan postur tubuh yang baik, tidur dengan menggunakan banyak bantal, mengajarkan teknik bernapas, menganjurkan ibu untuk sering istirahat ketika melakukan aktivitas serta penggunaan alat bantu ketika beraktivitas.
Nyeri yang berhubungan dengan kontraksi braxton hicks dapat diatasi dengan mengkaji frekuensi, kekuatan dan keteraturan kontraksi untuk mengetahui apakah merupakan tanda persalinan pasti/palsu, meyakinkan ibu bahwa braxton hikcs merupakan kondisi yang normal saat kehamilan, menganjurkan ibu untuk berjalan/beraktivitas ketika braxton hicks , mengajarkan teknik pernapasan dan relaksasi serta menganjurkan ibu untuk miring ke kiri pada saat istirahat/tidur. b. Perilaku spesifik, pengetahuan dan sikap individu
Penerimaan progresif terhadap kehadiran janin dapat ditingkatkan dengan menunjukkan bagian-bagian janin saat pemeriksaan abdomen, mengusahakan agar ibu dapat mendengar denyut jantung janin, reinforce hasil observasi ibu terhadap janin serta memberikan informasi mengenai karakteristik janin sesuai dengan umur kehamilan.
Memulai fantasi tentang personality janin dapat diintervensi dengan mengeksplorasi fantasi ibu dan meyakinkan bahwa berfantasi mengenai janin merupakan sesuatu yang normal.
Mengembangkan hubungan kerja yang langsung kepada dukungan saling menguntungkan selama kehamilan dan parenting dapat ditingkatkan dengan menganjurkan ibu untuk membagi perasaannya dengan suami, memberikan informasi mengenai kelas prenatal, memberikan reinforcement saat ibu sudah melakukan teknik pernapasan dan relaksasi yang benar serta memberikan informasi mengenai parenting.
Mengenali saling ketergantungan antar anggota keluarga dapat ditingkatkan dengan memberikan reinforcemet saat anggota keluarga saling berbagi perasaan dan mengembangkan cara supaya pasangan terlibat dalam kehamilan, persalinan dan bayi. c. Hasil perilaku o Memulai persiapan lingkungan bagi bayi baru lahir dapat ditingkatkan melalui pemberian informasi tentang jenis-jenis perlengkapan yang penting bagi bayi, bagaimana cara merawat bayi dan memberikan reinforcement terhadap persiapan yang telah dilakukan. o Persiapan progresif terhadap persalinan dapat ditingkatkan melalui pemberian informasi mengenai metode persalinan, mengajarkan teknik pernapasan dan relaksasi serta meminta ibu untuk mendemontrasikan dan mengoreksi teknik yang kurang benar. o Membuat rencana persalinan untuk mengkomunikasikan keinginan personal terhadap pengalaman melahirkan dapat ditingkatkan dengan mengekplorasi alternatif yang realistis terhadap pengalaman persalinan, memberikan reinforcment terhadap pembuatan keputusan dan mengkomunikasikan keinginan ibu kepada petugas kesehatan dimana ibu akan melahirkan. STUDI KASUS 3.1 Kasus 1 3.1.1 Pengkajian Nama : Ny. T Umur :51 th Agama : Islam
Pendidikan : SD Pekerjaan : swasta Suku / bangsa : Jawa / Indonesia Hari/Tanggal : Selasa / 21 Februari 2012 Waktu : 10.00 WIB 3.1.2 Data Dasar Pengkajian Pender 3. Karakteristik dan Pengalaman Individu tentang hipertensi pada keluarga dan klienHipertensi A. Perilaku Sebelumnya 1. Kebiasaan individu Setiap hari klien beraktifitas dirumah yaitu dengan berjualan makanan, jika terlalu capek klien sering mengeluh pusing, makanan yang di konsumsi setiap hari sering asin dan bersantan, klien jugamempunyai kebiasaan minum kopi. 2. Hambatan dari perilaku yang pernah dilakukan Anggota keluarga yang lain menjadi hambatan, karena semua kegiatan berjualan di lakukan sendiri, klien hidup serumah dengan kedua anaknya dan satu orang cucu 3. Manfaat dari perilaku yang telah dilakukan Produktif , bisa menghasilkan namun perilaku diatas malah memicu meningkatnya tekanan darah Ny.T 4. Penyakit yang pernah diderita Pusing, linu-linu, batuk, pilek 5. Sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan Jika sakit klien ke tenaga kesehatan atau ke Puskesmas 6. Upaya yang pernah di lakukan k etika keluarga sakit hipertensi Istirahat, keluarga memeriksakan Ny.T ke puskesmas I. Faktor Personal 1. Faktor biologis Pengkajian Tn.J
Ny.T Tn.S Ny.W Umur 56 th 51 th 31th 26 th Penyakit Linu-linu HT Pilek Imunisasi 2. Faktor psikososial a) Status kesehatan Ny.T mengatakan pusing berkurang, tekanan darah sudah tidak tinggi dari pada kemarin, TD:160/90 mmHg, N:82x/mnt b) Motivasi Semua keluarga memberikan dukungan terhadap kesehatan Ny.T c) Harapan diri dan keluarga tentang kesehatan (Hipertensi) Keluarga dan Ny.T berharap mendapatkan obat untuk mengatasi sakit hipertensinya dan rasa pusing tidak muncul lagi. 3. Faktor sosial budaya a) Pendidikan : SD b) Status ekonomi (Penghasilan per bulan): ± Rp.750.000 4. Perilaku spesifik pengetahuan dan sikap a) Manfaat/harapan dari tindakan : setelah diberikan promosi kesehatan, keluarga diharapkan mampu merubah prilaku yang tidak sehat dan dapat mengendalikan hipertensi pada anggota keluarganya.
b) Hambatan 1) Ny.T sering mengonsumsi makanan yang berlemak dan sering mimum kopi. 2) Ketidak tersediaan sarana prasarana: tempat tinggal Ny.T tidak begitujauh denga sarana prasaran pelayanan kesehatan. c) Kemajuan diri Motivasi untuk berperilaku hidup sehat 1) Wujud dari perilaku: Ny.T sudah berusaha mengurangi kebiasaan minum kopi dan makanan yang dapat memicu tekanan darah tinggi, jika capek dan butuh istirahatklien menutup warung beberapa hari sampai merasa pusingnya hilang. 2) Pengalaman: Setelah memperhatikan saran dari tenaga kesehatan tekanan darah dan nyeri kepala sudah mendingan/menurun 3) Ajakan Tenaga kesehatan menyarankan agar membiasakan pola hidup sehat 4) Kondisi psikologi (kecemasan) Pasien bingung dengan keadaan yang di alami sekarang dan tidak begitu paham dengan hipertensi d) Sikap yang berhubungan dengan aktifitas Reaksi emosional terhadap perilaku yang telah dilakukan. apakah mempertahankan, menghindar, merubah. Karena ada keingina untuk hidup sehat setelah klien berusaha berubah supaya Hipertensi dapat dihindari dan tidak sampai menyebabkan komplikasi. e) Pengaruh situasional Keadaan lingkungan sekitar 1) Keadaan lingkungan rumah Keadaan rumah terang ventilasi cukup, tidak
tertata rapi, mempunyaijamban, lantai dari tegel, kalau memasak masih menggunakan kayu bakar 2) Sanitasi Tidak ada pembuangan limbah, sampah langsung di bakar 3) Komunitas (tetangga) Keluarga dan tetangga berperan aktif dalam berhubungan/berinteraksi dengan klien. f) Pengaruh interpersonal 1) Dukungan sosial Dari segi keluarga dan tetangga berperan baik dalam menciptakan hidup sehat 2) Role model Tidak ada panutan dari lingkungan dalam mencegah penyakitnya. 3) Kebudayaan (nilai kepercayaan yang dianut) Klien dan keluarga menganut Agama Islam. Klien jarang melaksanakan shalat 5 waktu. II. Fungsi Keluarga 1. Fungsi afektif Hubungan pasien dan keluarga baik, tetapi pasif dalam penerapan pola hidup sehat e) Pengaruh situasional Keadaan lingkungan sekitar 1) Keadaan lingkungan rumah Keadaan rumah terang ventilasi cukup, tidak tertata rapi, mempunyaijamban, lantai dari tegel, kalau memasak masih menggunakan kayu bakar 2) Sanitasi Tidak ada pembuangan limbah, sampah langsung di bakar 3) Komunitas (tetangga) Keluarga dan tetangga berperan aktif dalam berhubungan/berinteraksi dengan klien. f)
Pengaruh interpersonal 1) Dukungan sosial Dari segi keluarga dan tetangga berperan baik dalam menciptakan hidup sehat 2) Role model Tidak ada panutan dari lingkungan dalam mencegah penyakitnya. 3) Kebudayaan (nilai kepercayaan yang dianut) Klien dan keluarga menganut Agama Islam. Klien jarang melaksanakan shalat 5 waktu. II. Fungsi Keluarga 1. Fungsi afektif Hubungan pasien dan keluarga baik, tetapi pasif dalam penerapan pola hidup sehat 2. Fungsi perawatan keluarga a) Kemampuan keluarga mengenal masalah Kurang mengerti tentang kesehatan b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan Keluarga membawa ke pelayanan kesehatan terdekat jika sakit yang di rasakan terus berlanjut. c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Mampu merawat tetapi kurang maksimal d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah Mampu, tetapi tidak maksimal e) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan Mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada More Information Less Information Close
Enter the password to open this PDF file.
Cancel OK File name: -
File size: Title: Author: Subject: Keywords: Creation Date: Modification Date: Creator: PDF Producer: PDF Version: Page Count: Close
Preparing document for printing... 0%