Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan penilaian berbasis kelas, Penilaian proyek dilakukan pada mata pelajaran tertentu, Penilaian proyek dilakukan secara kontekstual dan komprehensif, Penilaian proyek berorientasi pada pengembangan kompetensi siswa, Penilaian proyek menekankan pada proses dan produk, Penilaian proyek dikerjakan selama periode waktu tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian proyek adalah penilaian berbasis kelas yang dilakukan terhadap suatu tugas pada mata pelajaran tertentu dalam rangka untuk mendapatkan informasi kemampuan dan kompetensi siswa secara komprehensif yang harus diselesaikan dalam periode waktu tertentu. Penilaian proyek dapat berupa, Investigasi matematik, pengaruh olahraga pada postur tubuh, praktik investigasi fisika, air di rumah kita (multi-disiplin), perancangan tata ruang sekolah.
Setidaknya jika guru mampu memaksimalkan bentuk penilaian proyek kepada siswanya ada beberapa manfaat dan kelebihan yang diperoleh.Haryati dalam bukunya Model dan Teknik Penilaian mengungkapkan beberapa kelebihan dari jenis penilaian proyek diantaranya;
1. Merupakan bagian internal dari proses pembelajaran terstandar, bermuatan pedagogis, dan bermakna bagi peserta didik.
2. Memberi peluang kepada peserta didik untuk mengekspresikan kompetensi yang dikuasainya secara utuh.
3. Lebih efesien dan menghasilkan produk dan memiliki nilai ekonomis.
4. Menghasilkan nilai penguasaan kompetensi yang dapat dipertanggung jawabkan dan memiliki kelayakan untuk disertifikasi.
Materi yang dijadikan sebagai bahan untuk dalam penilaian proyek yang dilaksanakan oleh guru setidaknya memenuhi kriteria-kriteria prinsip dasar tes hasil belajar, sehingga sesuai dengan tujuan akhir dari belajar yaitu kesuksesan siswa. Adapun kriteria-kriteria dalam menentukan materi yang di jadikan sebagai bahan proyek yang dipersiapkan oleh guru adalah : pertama, hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan insruksional. Kedua, hendaknya dapat mengukur sampel yang representatif dari asil belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan. Ketiga, mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar yang di inginkan sesuai dengan tujuan. Keempat, didesain sesuai dengan kegunaan untuk memperoleh hasil yang di inginkan. Kelima, dibuat seandal mungkin sehingga mudah di interpretasikan dengan baik
Dari kesemua kriteria diatas yang paling penting adalah, proyek yang dilaksanakan oleh siswa tidak terlalu memberatkan dan membebani siswa, justru dapat menarik hasrat siswa untuk semakin menikmati proyek yang sedang dijalankan dalam mendapatkan hasil yang maksimal dan bermafaat besar bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.
PENGEMBANGAN PENILAIAN PROYEK
Dalam proses pembelajaran tentunya tidak semua bentuk penilaian akan cocok dengan materi atau kompetensi yang akan dicapai. Akan tetapi sebisa mungkin bentuk penilaian yang digunakan dapat mencakup tiga ranah kompetensi, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik
Dengan begitu, penilaian yang dilakukan oleh guru tidak hanya tepat tetapi juga lebih komprehensif. Dan dari beberapa jenis penilaian yang telah diungkapkan diatas salah satu jenis penilaian yang cukup komprehensif mencakup ketiga ranah tersebut adalah penilaian proyek (Project Work). Penilaian proyek memberikan kesempatan kepada siswa untuk seoptimal mungkin dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam memahami konsep sampai dengan aplikasi bahkan menciptakan. Dalam penilaian proyek guru dapat menilai siswa secara individu maupun kelompok. Sikap siswa terhadap proses pembelajaran juga dapat lebih terpantau.
Pelaksanaannya penilaian proyek dapat dilakukan oleh siswa secara individu atau kelompok. Penilaian proyek umumnya dilakukan dengan mengikuti beberapa tahap dalam pelaksanaannya yang meliputi, perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data, dan penyajian data atau presentasi.
Tahapan –tahapan dalam membuat penilaian proyek:
1. Pada tahap pelaksanaan siswa dituntut untuk merumuskan pokok permasalahan yang nantinya akan diteliti atau diamati. Selain itu, pada tahap perencanaan ini siswa juga membuat jadwal pelaksanaan proyek, tempat/lokasi, alat dan bahan, dan lainnya sesuai dengan instruksi dari guru pembimbing. Setelah pokok masalah dirumuskan langkah selanjutnya adalah pelaksanaan proyek. Pada tahap ini siswa dapat terjun ke lapangan atau masuk dalam setting sosial tertentu untuk mengamati dan menghimpun data. Pengumpulan data akan tergantung dengan masalah pokok dalam proyek, apakah proyek di fokuskan pada proses atau produk. Langkah selanjutnya adalah pengorganisasian.
2. Maksud dari pengorganisasian disini adalah data yang telah dihimpun dari lapangan kemudian dikelompokkan sesuai dengan pokok-pokok masalah dalam proyek tersebut. Tahap selanjutnya, setelah data terhimpun dan dikelompokkan kedalam pokok-pokok masalah maka data-data tersebut di interpretasikan atau dianalisis, tahapan ini dinamakan pengolahan data. Dan setelah data dianalisis sampai pada pengambilan kesimpulan langkah selanjutnya adalah menyusun laporan atau penyajian data.
3. Pada tahap penyajian data atau penulisan laporan proyek ini setidaknya mengikuti sistematika penulisan yang terdiri dari; 1) Pendahuluan, memuat dasar pemikiran dan strategi menjawab masalah. 2) Pengumpulan data, apa data utama dan antisipasi kesulitan. 3) Bagian inti/pembahasan, temuan utama, minimal 3 sub bagian. 4) Kesimpulan, menjawab apa, mengapa, dan bagaimana. 5) Daftar bacaan, berisi sumber-sumber bacaan yang relevan dengan masalah proyek. 6) Lampiran.
TEKNIK SKORING PENILAIAN PROYEK
Dalam melakukan penilaian proyek, dalam hal ini guru perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya : pertama, Kemampuan pengolahan, yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola waktu dalam pengumpulan data serta penulisan laporan. Kedua, Relevansi, kesesuaian mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahapan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran. Ketiga, Keaslian, proyek yang dilakukan peserta didik adalah hasil karya mereka, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk, arahan serta dukungan proyek kepada peserta didik.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan penilaian proyek dalam hal ini guru sangat berperan dalam membimbing siswa baik bekerja secara individu maupun kelompok. Bimbingan guru sangat diperlukan mulai dari tahap awal siswa akan menentukan topik dalam tugas proyek mereka sampai dengan pembuatan laporan.
Hasil yang diselesaikan oleh siswa kemudian akan diberikan nilai atau skor, yang sebelumnya sudah dipersiapkan oleh guru sesuai dengan kriteria-kreteria dari tugas yang diberikan oleh guru. Adapun teknik yang digunakan oleh guru dalam memberikan skor pada hasil tugas siswa adalah dengan daftar cek atau skala penilaian.[7]
Bentuk kerja yang dinilai sebagai hasil usaha siswa adalah proses proyek yang berlangsung. Diantaranya :
Contoh penilaian proyek
No
Aspek
Skor
1
2
3
4
5
1
Perencanaan :
a. Persiapan
b. Rumusan judul
2
Pelaksanaan
a. Sistematika penulisan
b. Keakuratan sumber data/informasi
c. Kuantitas sumber data
d. Analisis data
e. Penarikan kesimpulan
3
Laporan proyek
a. Performans
b. Presentasi dan penguasaan
Total skor
Dengan contoh tabel diatas, dari poin aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi siswa. Sedangkan pada kolom skor, siswa diberikan skor sesuai dengan ketepatan dan kelengkapan hasil proyek yang dilakukan siswa dengan sebelumnyadipersipakan terlebih dahulu oleh guru. Semakin tinggi skor yang didapat, maka semakin baik pula hasil proyek yang dilakukan oleh siswa.
Selanjutnya setelah point-point yang akan dinilai oleh gur sudah dipersiapkan, selanjutnya adalah meracang krtteria-kriteria penilaian dari setiap point yang akan di bidik oleh guru. Sebagai contoh adalah sebagai berikut :
Rubrik Penyelesaian Proyek
Komponen yang dinilai
Kriteria
Skor
Topik
Sesuai materi pembelajaran, orisinal, konstektual
5
Sesuai materi pembelajaran, orisinal, tidak konstektual
4
Sesuai materi pembelajaran, tidak orisinal, konstektual
3
Sesuai materi pembelajaran, tidak orisinal, tidak konstektual
2
Tidak sesuai materi pembelajaran, tidak orisinal, tidak konstektual
1
Diagram Proyek
Mencerminkan hubungan, ada peluang penemuan
5
Mencerminkan hubungan, tidak ada peluang penemuan
4
Kurang mencerminkan hubungan, ada peluang penemuan
3
Kurang mencerminkan hubungan, ada peluang penemuan
2
Tidak membuat diagram
1
Tahapan proses Proyek
Lengkap, sistematis, metodologis
5
Lengkap, kurang sistematis, metodologis
4
Lengkap, sistematis, kurang metodologis
3
Lengkap, kurang sistematis, kurang metodologis
2
Kurang lengkap, kurang sistematis, kurang metodologis
1
Monitoring
Sesuai tahapan proyek, jadwal jelas, ada lembar kemajuan
5
Sesuai tahapan proyek, jadwal jelas, tidak ada lembar kemajuan
4
Sesuai tahapan proyek, jadwal tidak jelas, ada lembar kemajuan
3
Sesuai tahapan proyek, jadwal tidak jelas, tidak ada lembar kemajuan
2
Tidak sesuai tahapan proyek
1
Selanjutnya, setelah mendapatkan hasil dari setiap individu atau kelompok nilai atau skor kemudian diolah menjadi nilai baku untuk menentukan keberhasilan dari tiap siswa. Dari contoh tabel diatas, jika skor tertinggi adalah 5 dan skor terendah adalah 1, maka jika yang di yang dibidik ada 4 komponen nilai maksimal yang didapat adalah 20 dan nilai terendah adalah 4 dain rentang nilai itulah yang di gunakan oleh guru untuk menentukan keberhasilan dari siswa dalam proyeknya.
Sehingga sebagai guru bisa menggunakan 3 kriteria dari hasil yang diperoleh oleh siswa, yaitu kurang baik, baik dan sangat baik. Sebagai mana bisa digambarkan :
Skor
Keterangan
1-7
Kurang baik
8-14
Baik
15-20
Sangat baik
Sebagai contoh dari hasil beberapa kelompok setelah menyelesaikan proyeknya diberikan nilai oleh guru sebagai berikut :
Tabel Hasil Pengolahan Nilai Proyek
Nama kel
Skor Aspek
Total
Rata-rata
Keterangan
Perencanaan
Pelaksanaan
Lap. proyek
Kelompok 1
20
18
19
57
19
Sangat baik
Kelompok 2
15
17
16
48
16
Sangat baik
Kelompok 3
18
19
18
55
18
Sangat baik
Kelompok 4
10
15
16
41
14
Baik
Kelompok 5
15
14
16
45
15
Sangat baik
Melihat dari hasil di atas, maka bisa dikatakan bahwa keberhasilan dari siswa dalam proyeknya hasil yang didapatkan berhasil dengan baik, hal ini di karenakan peran siswa dan guru saling mendukung. Guru selalu membimbing dan merangsang siswa agar semangat dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan, dan siswa juga termotivasi untuk menyelesaikan proyeknya dengan sngguh-sunguh maka hasil yang didapatkan bisa langsung dirasakan oleh siswa beserta manfaatnya.
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik dan logam. Produk yang dibuat adalah benda-benda yang bermanfaat bagi diri siswa atau bagi lingkungan siswa. Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi juga proses pembuatannya. Contoh, kemampuan peserta didik menggunakan berbagai teknik menggambar, menggunakan peralatan dengan aman, membakar kue dengan hasil baik, bercita rasa enak, dan berpenampilan menarik.
Tahapan Dalam Membuat Suatu Produk
Dalam membuat suatu hasil kerja, ada tiga tahapan yang harus dilalui siswa yaitu tahapan perencanaan atau perancangan, tahapan produksi, dan tahapan akhir.[5] Meskipun terdiri atas beberapa tahap yang berbeda tetapi kesemua tahap tersebut merupakan suatu proses yang padu. Karena ketiga tahap tersebut merupakan proses yang padu, maka guru dapat melakukan penilaian tentang kemampuan siswa dalam memilih teknik kerja pada tahap produksi dan pada tahap akhir.
Penilaian produk dilaksanakan dengan langkah-langkah sebaga berikut:
a) Pada tahap persiapan, siswa membuat rencana, mengumpulkan gagasan, dan kemudian membuat desain (rancangan) produk apa yang akan dibuat. Guru memberi saran-saran untuk melengkapi gagasan atau meyempurnakan desain. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, serta mendesain produk.
b) Pada tahap pembuatan produk, siswa memilih dan menggunakan bahan, alat, dan teknik yang sesuai dengan desain yang telah disusun. Dalam proses pembuatan dimungkinkan siswa membutuhkan bantuan berupa saran-saran dari guru. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c) Pada tahap penyerahan, siswa menyajikan produk atau memamerkannya kepada komunitas sekolah disertai uraian tertulis mengenai seluk-beluk produk tersebut, seperti maksud, ciri-ciri, proses perancangan dan pembuatan, dan lain-lain. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa membuat produk sesuai kegunaan dan memenuhi kriteria yang telah disepakati.
Perencanaan Dalam Melaksanakan Penilaian Produk
Pada waktu melakukan penilaian hasil kerja siswa, guru harus menentukan dulu hasil kerja siswa yang mana saja yang akan dijadikan dasar dalam menentukan tingkat kompetensi siswa. Berikut ini kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan hasil kerja siswa yang akan dipilih guru untuk penilaian.
a. Relevan dan mewakili kompetensi yang diukur
Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil kerja yang relevan dengan kompetensi yang diukur. Selain itu penilaian juga sebaiknya didasarkan pada seluruh aspek kompetensi (bukan pada salah satu aspek saja). Seperti misalnya penilaian hanya menekankan pada kualitas hasil kerja tanpa menilai proses kerja, atau penilaian hanya menekankan pada keterampilan saja tanpa mengukur pemahaman siswa. Hal yang demikian akan memberikan dampak negatif terhadap proses belajar mengajar. Strategi yang dapat dilakukan untuk memastikan relevansi dan lingkup hasil kerja adalah:
1) Menetapkan kompetensi yang akan diukur setiap memberikan tugas kepada siswa. Perlu diingat pada waktu memberikan tugas kepada siswa sebaiknya tugas tersebut tidak hanya memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi yang diukur tetapi juga memungkinkan siswa untuk dapat menunjukkan kompetensi setingkat di atasnya dan kompetensi setingkat di bawahnya.
2) Menetapkan kompetensi yang akan diukur pada tiap tahap dalam pengerjaan hasil kerja (dalam tahap perencanan, produksi, dan akhir).
b. Jumlah dan objektivitas hasil kerja
Semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk masing-masing kompetensi maka kesimpulan yang dihasilkan akan semakin handal. Untuk memperoleh penilaian hasil kerja yang handal biasanya digunakan portofolio kerja siswa. Penilaian hasil kerja yang objektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk hasil kerja siswa, serta tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai.
Contoh keterampilan siswa yang dapat dinilai pada waktu proses pembuatan suatu produk:
a. Tahap persiapan: keterampilan siswa untuk membuat perencanaan, kemampuan siswa untuk merancang suatu produk, atau kemampuan siswa untuk menggali dan mengembangkan suatu ide.
b. Tahap produksi: kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahan, peralatan, dan teknik kerja.
c. Tahap akhir: kemampuan siswa untuk menghasilkan produk yang memenuhi kriteria (fungsi dan estetika), kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.
Tujuan Dilakukannya Penilaian Produk
Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak terjadi kekeliruan dalam menyusun kisi-kisi instrument penilaian. Penilaian hasil kerja biasa digunakan guru untuk:[7]
a. Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari keterampilan berikutnya.
b. Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/ kelas di sekolah kejuruan.
c. Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan.
Selain itu penilaian produk akan menilai kemampuan siswa dalam bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain, memilih bahan-bahan yang tepat, menggunakan alat, menunjukkan inovasi dan kreasi, memilih bentuk dan gaya dalam karya seni.
Pengelolaan Hasil Kerja
Dalam menilai hasil kerja, guru perlu mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan mencatat hasil penilaiannya. Biasanya guru sudah merencanakan selama satu tahun ajaran bukti hasil kerja siswa yang harus dikumpulkan. Bermanfaat tidaknya hasil kerja siswa untuk digunakan sebagai dasar penilaian tergantung pada spesifikasi tugas yang diberikan kepada siswa.Spesifikasi tugas pada lembar kerja yang sifatnya umum atau tidak rinci, yang berarti memberi keleluasaan besar bagi siswa untuk berkreasi, akan mempersulit siswa untuk memenuhi tugas yang dimaksud.
Oleh karena itu spesifikasi tugas sebaiknya berisi hal-hal sebagai berikut:
a. Batasan pada tahap perencanaan/ perancangan. Batasan diberikan untuk membantu siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu batasan diperlukan untuk mempermudah guru menilai keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.
b. Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu hasil kerja. Hal ini akan membantu siswa untuk memfokuskan diri pada langkah-langkah yang akan dinilai.
c. Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek, kompetensi, langkah, kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit disertai nilainya.
Bila hasil penilaian produk ini diperlukan untuk membandingkan individu satu dengan individu lainnya, maka keadilan penilaian perlu diperhatikan.
Penilaian dan Pencatatan Hasil Kerja Siswa
Penentuan tingkat kompetensi siswa pada penilaian yang bersifat perkembangan biasanya didasarkan pada observasi dan penilaian hasil kerja siswa. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan guru untuk menilai dan mencatat hasil kerja siswa antara lain adalah sebagai berikut:
a. Anekdotal
Anekdotal adalah catatan yang dibuat guru selama melakukan pengamatan terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar. Anekdotal biasanya digunakan untuk mencatat kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa, misalnya kemampuan siswa untuk bekerjasama, kemampuan siswa menggunakan peralatan secara aman, atau kemampuan siswa untuk memilih bahan kerja yang tepat. Agar anekdotal dapat dimanfaatkan secara maksimal maka sebaiknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menentukan kompetensi yang akan diamati dan bagaimana mengamatinya. Misalnya guru akan mengamati kemampuan siswa mengorganisasi dan menerapkan prosedur kerja yang benar maka hal-hal yang perlu diamati adalah kerapianruang kerja siswa, penggunaan alat secara aman, dan penerapan prinsip-prinsip kenyamanan dalam kerja.
2. Menentukan secara sistematis siswa yang akan diamati karena guru tidak mungkin mengamati seluruh siswa dalam satu kali kegiatan belajar mengajar. Dengan cara bergantian tersebut semua siswa akhirnya akan dapat diamati daripada mengamati seluruh siswa dalam satu kegiatan.
b. Skala penilaian analitis
Analytic Rating adalah penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada hasil kerja siswa. Dalam analytic rating guru menilai hasil kerja siswa dari berbagai perspektif atau kriteria. Misalnya pada jurusan seni dan desain, hasil karya siswa dinilai selain dari segi keterampilan teknis juga pemahaman dasar-dasar dari desain.
Analytic Rating biasanya digunakan untuk menilai kemampuan pada tahap perencanaan/ perancangan dan tahap akhir. Pada kedua tahap tersebut guru dapat menilai desain atau hasil kerja siswa dari berbagai perspektif atau kriteria. Untuk setiap keterampilan yang diukur, ditentukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi.
c. Skala penilaian holistik
Penilaian holistik adalah penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruhan. Penilaian holistik biasanya digunakan untuk penilaian pada tahap akhir seperti penilaian terhadap kualitas hasil kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.
Contoh penilaian produk
Penilaian Produk
Judul Kegiatan
: Membuat Roket Air
Mata pelajaran
: IPA
Kelas
: VIII/I
SK
: 5.Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari
KD
: 5. Menerapkan hokum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
Nama siswa
: ______________________________
Kelas
: ______________________________
Waktu pengamatan
: ______________________________
No
Aspek yang diamati
Skor
Jumlah skor
3
2
1
1.
Komponen yang digunakan
3
2.
Rangkai alat
2
3.
Estetika
2
4.
Uji coba produk
2
Total skor yang di capai
9
Jumlah Skor maksimum
12
Keterangan nilai :
3 = sangat baik
2 = baik
1 = kurang baik
Kriteria skor
9-12 = sikap sangat baik
5-8 = sikap cukup baik
1-4 = sikapnya kurang baik
Rubrik Penilain
No
Kriteria
Skor (1-3)
1
Komponen yang digunakan lengkap dan baik
Pemiliahan dan penggunaan alat komponen tepat
Pemilihan tepat namun penggunaankomponen kurang tepat
Pemilaian danpenggunaan komponen kurang tepat
3
2
1
2
Rangkaian alat
Alat di rangkai dengan benar dan teliti
Rangkaian alat kurang benar dan
Rangkaian alat tidak tepat
3
2
1
3
Estetika
Roket yang dibuat indah dan rapi
Roket yang dibuat rapi tapi kurang indah
Roket yang dibuat tidak rapi dan tidak indah
3
2
1
4
Uji coba produk
Roket dapat meluncur dengan baik dan tinggi
Roket dapat meluncur namun tidak tinggi
Roket tidak dapat meluncur
3
2
1