MAKALAH MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
"PENYAKIT JANTUNG KORONER"
Oleh
Alifah Fajriyyatul Izzah (1501470018)
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN LAWANG
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MALANG
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul "PENYAKIT JANTUNG KORONER" ini dapat terselesaikan. Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui pengertian, faktor-faktor risiko, cara mengatasi dan cara mencegah penyakit jantung koroner.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan permasalahan kesehatan utama yang dihadapi di berbagai negara di dunia. Banyaknya faktor yang mempengaruhi, menyebabkan diagnosis dan terapi penyakit tersebut terus berkembang. Meskipun penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sulit untuk diobati, namun para ilmuwan telah berusaha mengembangkan penelitian untuk pengobatan penyakit jantung koroner. Dengan selalu menerapkan prinsip hidup sehat maka masyarakat dapat terhindar dari kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung koroner.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada:
Bapak Vanda Hadinata, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil.
Teman-teman sekelas yang telah menyumbangkan banyak ide terhadap makalah ini.
Dan pihak-pihak lain yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Mungkin dalam laporan penelitian ini terdapat banyak kata yang kurang tepat, untuk itu penulis mohon maaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga laporan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Lawang, 29 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
Latar Belakang.........................................................,,............................................. 1
Rumusan Masalah...................................................,.............................................. 1
Tujuan Pembahasan............................................................................................... 1
Manfaat Pembahasan............................................................................................. 2
Bagi Mahasiswa............................................................................................. 2
Bagi Dosen..................................................................................................... 2
Bagi Masyarakat............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
Pengertian Penyakit Jantung Koroner..................................................................... 3
Jantung.......................................................................................................... 3
Penyakit Jantung Koroner............................................................................. 5
Aterosklerosis................................................................................................ 5
Faktor-faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner .................................................... 6
Faktor Risiko Alami...................................................................................... 7
Faktor Risiko Utama...................................................................................... 7
Faktor Risiko Tidak Langsung....................................................................... 10
Cara Mencegah Penyakit Jantung Koroner............................................................. 12
Cara Mengatasi Penyakit Jantung Koroner............................................................. 12
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 16
Kesimpulan............................................................................................................. 16
Saran....................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Anatomi Jantung ......................................................................................... 3
Gambar 2. Aterosklerosis.... ......................................................................................... 6
Gambar 3. Angioplasty ................................................................................................ 14
Gambar 4. Operasi by-pass ......................................................................................... 14
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kolesterol total ......................................................................................... 8
Tabel 2. LDL Kolesterol ......................................................................................... 8
Tabel 3. HDL Kolesterol ......................................................................................... 9
Tabel 4. Kadar Trigeserid ......................................................................................... 9
Tabel 5. Kriteria Tekanan Darah Dewasa .................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan permasalahan kesehatan utama yang dihadapi di berbagai negara di dunia. Banyaknya faktor yang mempengaruhi, menyebabkan diagnosis dan terapi penyakit tersebut terus berkembang. Di Indonesia kemajuan perekonomian menjadi salah satu faktor dalam meningkatnya prevalensi penyakit jantung koroner. Di Indonesia terjadi prevalensi kematian sebanyak 100.000- 499.999 orang. Dari data tersebut diketahui bahwa tingginya angka prevalensi kematian pada penderita PJK dikarenakan karena perubahan pola hidup masyarakat yang berubah yang menyebabkan pengaruh faktor risiko terjadinya PJK ini semakin besar.
Penyebab PJK secara pasti belum diketahui, meskipun demikian secara umum dikenal berbagai faktor yang berperan penting terhadap timbulnya PJK yang disebut sebagai faktor risiko PJK. Faktor risiko PJK dibagi menjadi faktor risiko alami, utama dan tidak langsung.
Meskipun penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sulit untuk diobati, namun para ilmuwan telah berusaha mengembangkan penelitian untuk pengobatan penyakit jantung koroner. Akhirnya ditemukan beberapa cara yaitu tes diagnosis,angioplasti, operasi by-pass dan pemberian obat-obatan. Penyakit jantung koroner juga dapat dicegah dengan cara menghindari faktor risiko yang dapat diubah. Dengan selalu menerapkan prinsip hidup sehat maka masyarakat dapat terhindar dari kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung koroner.
Rumusan Masalah
Apa pengertian dari Penyakit Jantung Koroner?
Apa saja faktor-faktor risiko Penyakit Jantung Koroner?
Bagaimana cara mencegah Penyakit Jantung Koroner?
Bagaimana cara mengatasi Penyakit Jantung Koroner?
Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui pengertian dari Penyakit Jantung Koroner.
Untuk mengetahui faktor-faktor risiko Penyakit Jantung Koroner.
Untuk mengetahui cara mencegah Penyakit Jantung Koroner.
Untuk mengetahui cara mengatasi Penyakit Jantung Koroner.
Manfaat Pembahasan
Bagi Mahasiswa
Mahasiswa memperoleh bahan informasi dan acuan untuk penelitian di masa yang akan datang.
Mahasiswa dapat mengambil keputusan pada kasus penyakit jantung koroner saat telah resmi bekerja.
Mahasiswa dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat berdasarkan informasi yang diterima mengenai penyakit jantung koroner.
Bagi Dosen
Dosen dapat membagi informasi mengenai penyakit jantung koroner saat kuliah.
Dosen dapat membuat penelitian ilmiah mengenai penyakit jantung koroner.
Bagi Masyarakat
Masyarakat memperoleh informasi mengenai pengertian, faktor risiko, cara mencegah dan cara mengatasi penyakit jantung koroner.
Masyarakat menjadi lebih waspada dan berhati-hati pada penyakit jantung koroner.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner
Jantung
Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot. Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah pertengahan rongga dada di atas diafragma,dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan kosta VI dua jari di bawah papilla mammae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis. Ukuran kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
Gambar 1. Anatomi Jantung
Lapisan dan Bagian Jantung
Lapisan Jantung
Endokardium: lapisan yang terdapat di sebelah dalam yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung.
Miokardium: lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung, otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu :
Bundalan otot atria yang terdapat di bagian kiri atau kanan dan basis kordis yang membentuk serambi atau aurikula kordis.
Bundalan ventrikel yang membentuk bilik jantung, dimulai dari cincin atrioventrikuler sampai di apeks jantung.
Bundalan otot atrioventrikuler merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik jantung.
Perikardium: lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput pembungkus, terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan pariental dan lapisan viseral yang bertemu di pangkal jantung membentuk kantung jantung.
Bagian Jantung
Atrium kanan: menyediakan sekitar 20% volume sekuncup ventrikel kanan, melakukan kontraksi dan mempunyai aksi sebagai jalan terusan pengisian pasif dari ventrikel kanan.
Atrium kiri: menyediakan sekitar 20% volume sekuncup ventrikel kiri, kontraksi dan mempunyai aksi sebagai jalan terusan pengisian pasif dari ventrikel kiri.
Ventrikel kanan: memompa darah yang mengandung karbondioksida ke sirkulasi pulmonar.
Ventrikel kiri: memompa darah yang mengandung oksigen ke sirkulasi pulmonar.
Pada orang awam, atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal dengan bilik. Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari pada ventrikel kanan. Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum inter-atriorum), sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter-ventrikulorum). Atrium dan ventrikel pada masing-masing sisi jantung berhubungan satu sama lain melalui suatu penghubung yang disebut orifisium atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup oleh suatu katup atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid (katup mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup trikuspid.
Di antara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan keduanya yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut katup mitral (katup bikuspid). Kedua katup ini berhungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.
Fisiologi Jantung
Periode konstriksi (periode sistole)
Suatu keadaan ketika jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup. Katup bikus dan trikuspidalis dalam keadaan tertutup valvula semilunaris aorta dan valvula semilunaris arteri pulmonalis masuk ke paru-paru kiri dan kanan. Sedangkan darah dari ventrikel sinistra mengalir ke aorta kemudian di edarkan ke seluruh tubuh.
Periode dilatasi (periode diastole)
Suatu keadaan ketika jantung mengembang. Katup bikus dan trikuspidalis terbuka, sehingga darah sehingga darah masuk dari atrium ke ventrikel dekstra. Selanjutnya darah yang ada di paru-paru kiri dan kanan melalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra dan darah dari seluruh tubuh melalui vena kava masuk ke atrium dekstra.
Periode istirahat
Merupakan waktu antara periode konstriksi dan dilatasi ketika jantung berhenti kira-kira 1/10 detik. Pada waktu kita beristirahat jantung akan menguncup sebanyak 70-80 kali/menit. Pada tiap-tiap konstriksi jantung akan memindahkan darah ke aorta sebanyak 60-70 cc.
Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung dimana terjadi penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbutan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri. Pembuluh darah koroner adalah pembuluh nadi yang mengantarkan darah ke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung. Sehingga terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan penyediaan oksigen otot jantung dimana terjadi kebutuhan yang meningkat atau penyediaan yang menurun, atau bahkan gabungan diantara keduanya itu, penyebabnya adalah berbagai faktor seperti denyut jantung yang meningkat, kekuatan berkontraksi yang meninggi, tegangan ventrikel yang meningkat, merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan dari otot-otot jantung. Sedangkan faktor yang mengganggu penyediaan oksigen antara lain, tekanan darah koroner meningkat, yang salah satunya disebabkan oleh artheroskerosis yang mempersempit saluran sehingga meningkatkan tekanan, kemudian gangguan pada otot regulasi jantung dan lain sebagainya.
Penyakit jantung koroner terjadi bila ada timbunan (PLAK) yang mengandung lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada intima, atau permukana bagian dalam pembuluh darah. Plak ini membuat intima menjadi kasar, jaringan akan berkurang oksigen dan zat gizi sehingga menimbulkan infark, penyakit jantung koroner menunjukkan gejala gizi terjadi infark miokard atau bila terjadi iskemia miokard seperti angina pectori. Kolesterol serum dibawa oleh beberapa lipoprotein yang diklasifikasikan menurut densitasnya. Lipoprotein dalam urutan densitas yang meningkat adalah kilomikron. VLDL (Very Low Density Lopoprotein). LDL (low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein) membawa hampir seluruh kolesterol dan merupakan yang paling aterojenik. HDL menurunkan risiko penyakit jantung ke hati, tempat kolesterol di metabolisme dan di ekskresikan.
Aterosklerosis
Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab penyakit arteri koronaria paling sering ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria, sehingga mempersempit lumen pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka resistensi terhadap aliran darah akan meningkat dan membahayakan aliran darah miokardium. Bila penyakit ini semakin lanjut, maka penyempitan lumen akan diikuti perubahan pembuluh darah yang mengurangi kemampuannya untuk melebar. Dan kebutuhan oksigen menjadi tidak stabil sehingga akan membahayakan miokardium yang terletak di sebelah distal dari daerah lesi. Aterosklerosis pada arteri besar dan kecil ditandai dengan penimbunan endapan lemak, trombosit, neutrofil, monosit, dan makrofag di seluruh kedalaman tunika intima (lapisan sel endothel) dan akhirnya ke tunika media (lapisan otot polos).
Terhalang atau tersumbatnya pembuluh arteri dapat disebabkan oleh pengendapan kalsium, kolesterol lemak dan lain-lain substansi, yang dikenal sebagai plak. Dalam periode tersebut deposit ini tertimbun secara perlahan-lahan yang akhirnya diameter di arteri koroner yang masih dapat dilalui darah makin lama semakin sempit, sampai pembuluh tersebut tidak dapat dilewati darah sesuai dengan kebutuhan otot jantung. Terhalangnya aliran darah seperti di atas disebut sebagai fixed blockage13. Plak sering timbul pada tempat-tempat dimana terjadi turbulensi maksimum seperti pada percabangan, daerah dengan tekanan tinggi, daerah yang pernah terkena trauma dimana terjadi deskuamasi endothel yang menyebabkan adesi trombosit.
Gambar 2. Aterosklerosis
2.2. Faktor-faktor risiko Penyakit Jantung Koroner
Faktor risiko suatu penyakit adalah faktor-faktor yang diyakini meningkatkan risiko timbulnya penyakit yang bersangkutan. Namun hal itu tidak bersifat absolut. Artinya bila seseorang memiliki salah satu faktor saja atau kombinasi dari beberapa jenis faktor risiko, tidak berarti bahwa secara otomatis ia mengidap penyakit jantung koroner. Tetapi ia memiliki kemungkinan lebih besar terkena penyakit daripada yang tidak memiliki faktor risiko.
2.2.1. Faktor Risiko Alami
2.2.1.1. Genetik
Riwayat keluarga yang positif terhadap PJK (saudara atau orang tua yang menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan timbulnya aterosklerosis prematur. Pentingnya pengaruh genetic dan lingkungan masih belum diketahui. Tetapi, riwayat keluarga dapat juga mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan stress atau obesitas.
2.2.1.2. Jenis Kelamin
Wanita lebih kebal pada penyakit jantung koroner daripada pria. Hal ini disebabkan karena wanita memiliki hormon estrogen yang mampu melebarkan pembuluh darah sehingga potensi terjadi penyempitan lebih kecil. Namun pada wanita yang telah mengalami menopause, memilki risiko yang sama besar dengan pria
2.2.1.3. Usia
Risiko PJK meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan timbulnya penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya lama paparan terhadap faktor-faktor pemicu. Pada masa tua terjadi degeneratif fungsi jantung dan pembuluh darah.
2.2.1.4. Ras
Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap PJK daripada orang kulit putih.
2.2.2. Faktor Risiko Utama
2.2.2.1. Kolesterol
Kolesterol merupakan salah satu kata yang sering diucapkan oleh masyarakat umum terutama bila menyangkut masalah kesehatan, biasanya dengan konotasi negative. Sesungguhnya kolesterol tidaklah selalu jelek. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks yang dihasilkan oleh tubuh untuk bermacam-macam fungsi kolesterol maka tubuh membuatnya sendiri di dalam hati (liver).
Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Sejauh pemasukan ini masih seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat. Tetapi sangat disayangkan kebanyakan dari kita memasukkan kolesterol lebih dari apa yang diperlukan, yaitu dengan makan makanan yang mengandung lemak yang kaya akan koelsterol dalam jumlah yang berlebihan. Hal ini dapat dimengerti karena hidangan yang lezat umumnya mengandung banyak lemak. Hasilnya mudah diterka, yaitu kadar kolesterol darah meningkat sampai di atas angka normal yang diinginkan.
Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di dalam pembuluh darah arteri, yang menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang dikenal sebagaiatherosclerosis. Seperti telah disebutkan di muka, bila penyempitan dan pengerasan ini cukup berat, sehingga menyebabkan suplai darah ke otot jantung tidak cukup jumlahnya, maka timbul sakit atau nyeri dada yang disebut angina, bahkan dapat menjurus ke serangan jantung. Di sinilah kolesterol tersebut berperan negative terhadap kesehatan. Karena alasan tersebut di atas, maka kadar kolesterol yang abnormal menjadi factor risiko utama PJK.
Parameter kolesterol terdiri dari:
1. Kolesterol total
Kadar kolesterol total darah yang sebaiknya adalah (200mg/dl, bila) 200 mg/dl berarti risiko untuk terjadinya PJK meningkat.
Kolesterol
Normal
Agak tinggi (Pertengahan)
Tinggi
<200 mg/dl
200 – 239 mg/dl
>240 mg/dl
Tabel 1. Kolesterol Total
2. LDL kolesterol
LDL (Low Density Lipoprotein) kolesterol biasa disebut kolesterol jahat karena apabila kadar LDL kolesterol meninggi akan menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah dan pengendapan kolesterol di arteri. Kadar LDL kolesterol lebih tepat sebagai petunjuk untuk mengetahui risiko PJK daripada kadar kolesterol total saja. Kadar LDL kolesterol > 130 mg/dl akan meningkatkan risiko terjadinya PJK. Kadar LDL kolesterol yang tinggi ini dapat diturunkan dengan diet.
Kadar Kolesterol
Normal
Agak tinggi (Pertengahan)
Tinggi
<130 mg/dl
130 – 159 mg/dl
>160 mg/dl
Tabel 2. LDL Kolesterol
3. HDL kolesterol
HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol sering disebut kolersterol baik karena mengangkut kelebihan kolesterol jahat dari pembuluh darah kembali ke hati untuk dibuang sehingga mencegah penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Jadi makin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan terjadinya PJK. Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan mengurangi berat badan, menambah exercise dan berhenti merokok.
Kadar Kolesterol
Normal
Agak tinggi (Pertengahan)
Tinggi
> 45 mg/dl
35 - 45 mg/dl
>35 mg/dl
Tabel 3. HDL Kolesterol
4. Kadar trigliserid
Trigliserid merupakan lemak di dalam tubuh yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. Kadar trigliserid yang tinggi merupakan faktor risiko untuk terjadinya PJK. Kadar trigliserid perlu diperiksa pada keadaan sebagai berikut yaitu bila kadar kolesterol total > 200 mg/dl, ada PJK, ada keluarga yang menderita PJK <55 tahun, ada riwayat keluarga dengan kadar trigliserid yang tinggi, ada penyakit DM & pankreas. Pengukuran kadar trigliserid kadang-kadang diperlukan untuk menghitung kadar LDL kolesterol, karena pemeriksaan laboratorium biasanya langsung dapat mengukur kolesterol total, HDL kolesterol dan trigliserid.
Kadar Kolesterol
Normal
Agak tinggi (Pertengahan)
Tinggi
> 150 mg/dl
150 - 250 mg/dl
>500 mg/dl
Tabel 4. Kadar Trigliserid
2.2.2.2. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri (faktormiokard). Serta tekanan darah yang tinggi menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya aterosklerosis koroner (factor koroner).
Sistolik
Diastolik
< 130
< 85
Normal
131 -159
86 – 99
Hipertensi ringan
160 – 179
100 – 109
Hipertensi sedang
180 – 209
110 – 119
Hipertensi berat
> 210
> 120
Hipertensi sangat berat
Tabel 5. Kriteria Tekanan Darah Dewasa
2.2.2.3. Merokok
Merokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena efek langsung pada dinding arteri, karbon monoksida menyebabkan hipoksia arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi katekolamin yang menimbulkan reaksitrombosit, glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksi hipersensitifitas dinding arteri.
2.2.3. Faktor Risiko Tidak Langsung
2.2.3.1. Diabetes Mellitus
Diabetes menyebabkan factor risiko terhadap PJK yaitu bila kadar glucose darah naik terutama bila berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga gula darah (glukoosa) tersebut dapat menjadi pekat, dan ini mendorong terjadinya pengendapanatherosclerosis pada arteri koroner. Pasien dengan diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi dalam darah cenderung menaikan kadar kolesterol.
2.2.3.2. Obesitas
Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki laki dan > 21 % pada perempuan. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan LDL kolesterol. Risiko PJK akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20% dari BB ideal. Obesitas mendorong timbulnya factor risiko yang lain seperti diabetes mellitus, hipertensi, yang pada taraf selanjutnya meningkatkan risiko PJK. Obesitas dalam arti kurangnya tenaga yang dikeluarkan sehingga zat makanan yang dimakan akan tersimpan akan tersimpan dan tertumpuk dalam tubuh sebagai lemak
2.2.3.3. Aktivitas Fisik
Masyarakat yang tidak aktif sedikitnya 2 kali lebih besar ditemukannya PJK daripada masyarakat yang aktif. Sedikit aktivitas fisik dapat memperburuk faktor risiko PJK lainnya, seperti tinggi kolesterol dalam darah dan trigliserid, hipertensi, diabetes dan prediabetes, dan obesitas. Sangat penting sekali untuk anak-anak dan dewasa untuk melakukan aktifitas fisik sebagai rutinitas sehari-hari. Salah satu alasan mengapa orang Amerika tidak cukup aktif dikarenakan mereka hanya menghabiskan waktu di depan TV dan mengerjakan pekerjaannya di depan computer. Beberapa spesialis menyarankan anak umur 2 tahun dan yang lebih tua sebaiknya tidak menghabiskan waktu dengan menonton TV atau memakai computer lebih dari 2 jam. Aktif secara fisik adalah salah satu hal terpenting yang dapat menjaga kesehatan jantung.
2.2.3.4. Stress
Stres dianggap merupakan salah satu faktor risiko dari PJK meskipun belum dapat "diukur" berapa besar pengaruh tersebut memicu timbulnya PJK. Demikian juga, amat sulit untuk memberikan definisi stress secara cepat. Mungkin deskripsi yang paling mendekati ialah suatu keadaan mental yang Nampak sebagai kegelisahaan, kekhawatiran, tensi tinggi, keasyikan yang abnormal dengan suatu dorongan atau sebab dari lingkungan yang tidak menyenangkan. Jadi seorang yang mengalami tres dapat mengeluh karena merasa tidak sehat, sakit kepala, berdebar (palpitasi), sakit lambung atau susah tidur, tidak bahagia, atau bahkan depresi. Tidak semua simtom tersebut hadir bersama – sama. Stres dapat memicu pengeluaran hormone andrenalin dan katekolamin yang tinggi dapat berakibat mempercepat kekejangan (spam) arteri koroner, sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu.
2.2.3.5. Diet dan nutrisi
Diet yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko PJK. Misalnya, makanan yang tinggi lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol yang akan meningkatkan kolesterol LDL. Dengan demikian, maka harus membatasi makanan tersebut Lemak jenuh ditemukan di beberapa daging, produk susu, coklat, makanan yang dipanggang, dan makanan goreng dan makanan yang diproses. Lemak trans ditemukan di beberapa makanan yang digoreng dan diproses. Kolesterol ditemukan pada telur, daging, produk susu, makanan yang dipanggang, dan beberapa jenis kerang. Hal ini juga penting untuk membatasi makanan yang tinggi natrium (garam) dan tambahan gula. Diet tinggi garam dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Tambahan gula akan memberi kalori tambahan tanpa nutrisi seperti vitamin dan mineral. Hal ini dapat menyebabkan berat badan meningkat, yang meningkatkan risiko PJK. Tambahan gula banyak ditemukan di makanan penutup, buah-buahan kalengan yang dikemas dalam sirup, minuman buah, dan minuman soda non diet.
2.2.3.6. Alkohol
Alkohol dapat mengurangi risiko PJK. Namun, mengkonsumsi terlalu banyak alkohol akan menjadi suatu risiko. Ketika diambil secara berlebihan, alkohol merugikan jantung dan organ lainnya. Hal ini secara langsung dapat menyebabkan kerusakan otot jantung dan detak jantung yang irreguler dari jantung. Alkohol dapat menyebabkan obesitas, trigliserida tinggi, tekanan darah tinggi, stroke dan kanker.41 Alkohol akan meningkatkan tekanan darah. Hal ini
juga akan menambah kalori yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Ada banyak alasan untuk tetap konsumsi alkohol dalam batas yang wajar. Pria dianjurkan untuk minum tidak lebih dari 28 unit seminggu dan perempuan tidak lebih dari 21 unit . Unit didefinisikan sebagai suatu jenis alkohol (misalnya, bir, wine, dll).
2.3. Cara Mencegah Penyakit Jantung Koroner
Walaupun penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang mematikan namun penyakit ini dapat dicegah, Berikut beberapa tips cara mencegah penyakit jantung koroner:
Berhenti merokok sedini mungkin
Berolahraga secara teratur
Konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang
Hindari stress yang berlebihan
Hindari pola hidup tidak sehat
Kurangi konsumsi alkohol
Menjaga tekanan darah
Kontrol gula darah
Menurunkan berat badan
2.4. Cara Mengatasi Penyakit Jantung Koroner
Tes Diagnostik
Elektrokardiogram (EKG).
Elektrokardiogram mencatat sinyal listrik ketika mereka bergerak melalui jantung Anda. EKG sering mengungkapkan bukti dari serangan jantung sebelumnya atau dalam perkembangan. Dalam kasus lain, Holter monitoring mungkin disarankan. Dengan EKG jenis ini , Anda memakai monitor portabel selama 24 jam saat Anda menjalani aktivitas normal. Kelainan tertentu mungkin menunjukkan aliran darah tidak memadai untuk jantung Anda.
Echocardiogram.
Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung Anda. Selama ekokardiogram, dokter anda dapat menentukan apakah semua bagian dari dinding jantung berkontribusi biasa dalam aktivitas memompa jantung. Bagian yang bergerak lemah mungkin telah rusak selama serangan jantung atau menerima terlalu sedikit oksigen. Ini mungkin menandakan penyakit arteri koroner atau berbagai kondisi lain.
Tes stres.
Jika tanda-tanda dan gejala paling sering terjadi selama oalh raga, dokter mungkin meminta Anda untuk berjalan di atas treadmill atau naik sepeda statis selama EKG. Hal ini dikenal sebagai olah raga tes stres. Dalam kasus lain, obat untuk merangsang jantung Anda dapat digunakan sebagai pengganti olah raga. Beberapa tes stres dilakukan dengan menggunakan ekokardiogram. Ini dikenal sebagai stres echos. Sebagai contoh, dokter Anda mungkin melakukan USG sebelum dan setelah olah raga di atas treadmill atau sepeda. Atau dokter Anda dapat menggunakan obat untuk merangsang jantung Anda selama ekokardiogram.
Koroner kateterisasi.
Untuk melihat aliran darah melalui jantung Anda, dokter Anda mungkin menyuntikkan cairan khusus ke dalam pembuluh darah (intravena). Hal ini dikenal sebagai angiogram. Cairan disuntikkan ke dalam arteri jantung melalui pipa panjang, tipis, fleksibel (kateter) yang dilewati melalui arteri, biasanya di kaki, ke arteri jantung. Prosedur ini dinamakan kateterisasi jantung. SPewarna menandai bintik-bintik penyempitan dan penyumbatan pada gambar sinar-X. Jika Anda memiliki penyumbatan yang membutuhkan perawatan, balon dapat didorong melalui kateter dan ditiup untuk meningkatkan aliran darah dalam jantung. Sebuah pipa kemudian dapat digunakan untuk menjaga arteri melebar terbuka.
Teknologi CT scan.
Computerized tomography (CT) , seperti berkas elektron computerized tomography (EBCT) atau CT angiogram koroner, dapat membantu dokter Anda memvisualisasikan arteri Anda. EBCT, juga disebut sebagai ultrafast CT scan, dapat mendeteksi kalsium dalam lemak yang sempit arteri koroner. Jika sejumlah besar kalsium ditemukan, penyakit arteri koroner mungkin terjadi. CT angiogram koroner, di mana Anda menerima pewarna kontras yang disuntikkan secara intravena selama CT scan, juga dapat menghasilkan gambar dari arteri jantung Anda.
Magnetic Resonance angiogram (MRA).
Prosedur ini menggunakan teknologi MRI, sering digabungkan dengan menyuntikkan zat warna kontras, untuk memeriksa area penyempitan atau penyumbatan - meskipun rincian mungkin tidak sejelas yang disediakan oleh kateterisasi koroner.
Angioplasty dan penempatan stent (revaskularisasi koroner perkutan).
Dalam prosedur ini, dokter Anda menyisipkan tabung panjang tipis (kateter) ke dalam bagian yang menyempit dari arteri Anda. Sebuah kawat dengan balon kempis melewati kateter ke daerah menyempit. Balon tersebut kemudian dipompa, menekan dinding arteri Anda. Sebuah tabung mesh/stent ditempatkan di arteri untuk membantu menjaga arteri terbuka. Beberapa stent perlahan melepas obat untuk membantu menjaga arteri terbuka.
Gambar 3. Angioplasty
Operasi bypass arteri koroner.
Seorang ahli bedah menciptakan sebuah graft untuk membypass arteri koroner yang tersumbat menggunakan pembuluh dari bagian lain dari tubuh Anda. Hal ini memungkinkan darah mengalir di sekitar arteri koroner yang tersumbat atau menyempit. Karena ini memerlukan operasi jantung terbuka, itu yang paling sering dilakukan untuk kasus beberapa arteri koroner menyempit.
Gambar 4. Operasi by-pass
Pemberian obat-obatan
Resin
Obat golongan resin ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus halus dan mengeluarkannya melalui tinja sehingga sirkulasi enterohepatik obat ini menurun. Akibatnya, terjadi peningkatan fungsi reseptor LDL dan peningkatan bersihan LDL plasma.
Niasin
Berfungsi enurunkan produksi VLDL yang merupakan prekursor LDL. Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau koleserol baik dalam darah untuk mencegah serangan jantung.
Statin
Bekerja dengan menghambat pembentukan kolesterol di hati dan eningkatkan pembuangan
Derivat asam fibrat
Golongan asam fibrat diindikasikan untuk hiperlipoproteinemia tipe IIa, Iib, III, IV dan V. Gemfibrozil sangat efektif dalam menurunkan trigliserid plasma, sehingga produksi VLDL dan apoprotein B dalam hati menurun.
Ezetimibe
Ezetimibe dapat menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL. Ezetimibe bekerja dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus. Ezetimibe dapat digunakan sendiri jika antihiperlidemik lain tidak bisa ditoleransi tubuh atau dikombinasi denga golongan statin (penghambat HMGCoa reduktase) jika golongan statin tidak dapat menurunka kadar lipid darah sendirian.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung dimana terjadi penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Pembuluh darah koroner adalah pembuluh nadi yang mengantarkan darah ke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung. Penyakit jantung koroner terjadi bila ada timbunan (plak) yang mengandung lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada intima, atau permukana bagian dalam pembuluh darah. Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab penyakit arteri koronaria paling sering ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria, sehingga mempersempit lumen pembuluh darah.
Faktor risiko PJK dibagi menjadi faktor risiko alami, utama dan tidak langsung. Faktor risiko alami terdiri dari genetik, jenis kelamin, usia dan ras. Faktor risiko utama terdiri dari kolesterol, hipertensi dan merokok. Faktor risiko tidak langsung terdiri dari diabetes mellitus, obesitas, aktivitas fisik, stress, diet nutrisi dan alkohol.
Cara mencegah penyakit jantung koroner adalah berhenti merokok sedini mungkin, berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, menghindari stress yang berlebihan, menghindari pola hidup tidak sehat, mengurangi konsumsi alkohol, menjaga tekanan darah, mengontrol gula darah dan menurunkan berat badan
Cara mengatasi penyakit jantung koroner adalah tes diagnosis,angioplasti, operasi by-pass dan pemberian obat-obatan.
3.2. Saran
Penyakit Jantung Koroner dapat menyerang kepada siapa saja, bukan hanya kepada usia lanjut saja, namun pada usia yang masih sangat muda sekalipun penyakit jantung dapat menyerang. Jadi, apabila kita tidak ingin terkena penyakit berbahaya ini maka kita harus mualai dengan berperilaku hidup sehat, dari mulai pola makan yang sehat dan teratur hingga mulai membiasakan untuk teratur berolahraga dan tidak merokok tentunya.
DAFTAR PUSTAKA
Soeharto, Iman. 2001. Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Yahya, Fauzi. 2009. Menaklukan Pembunuh NO 1 Mencegah dan Mengatasi PJK dengan Cepat dan Tepat. Bandung : Mizan.
Soeharto, Iman. 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama.
Rosyani, A. Y. 2012. Makalah penyakit jantung koroner, (http://afryluryanti.blogspot.co.id/ 2012/03/makalah-penyakit-jantung-koroner.html), diakses pada 25 Oktober 2015.
Redi. 2012. Makalah penyakit jantung koroner, (http://keperawatan-redi.blogspot.co.id/2012/04/makalah-penyakit-jantung-koroner.html), diakses pada 25 Oktober 2015.