PENYAKIT TROPIS
(Farin Wahyu Rachman)
PENGERTIAN PENYAKIT TROPIS
Penyakit Tropis adalah penyakit yang lazim terjadi di daerah tropis dan subtropis. Istilah ini juga sering mengacu pada penyakit yang berkembang di wilayah panas berkondisi lembab, seperti malaria, demam berdarah dan kusta.
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TROPIS
Dalam ilmu kesehatan istilah penyakit tropis (tropical medicine) dinisbatkan pada wilayah-wilayah beriklim panas seputar garis khatulistiwa. Istilah ini diperkenalkan para peneliti kesehatan dari Barat (Eropa dan Amerika) yang keadaan wilayahnya jauh berbeda dengan Indonesia. Penyakit tropis sebenarnya memiliki konotasi yang negatif yang berhubungan dengan cara hidup yang tidak sehat, hygiene yang buruk, dan penyakit yang menular.
Selama penjajahan Belanda, Bataviaasch Genootschap van Kunsten en weten schappen, organisasi ilmiah Belanda dalam bidang kesehatan melakukan riset selama seratus enam puluh empat tahun tentang penyakit tropis untuk kepentingan pemerintah kolonial Belanda dalam melancarkan sistem politik sosial-ekonominya dalam penguasaan sumber-sumber kekayaan negara jajahannya.
Dalam perkembangan penelitian kesehatan, didapatkan fakta bahwa penyakit tropis bukanlah penyakit yang aneh dan mengerikan seperti yang disangka oleh kebanyakan orang sebelumnya. Bahkan beberapa jenis penyakit tropis mungkin saja terjadi di daerah yang beriklim sedang, hanya berbeda pada frekuensi penderitanya saja. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti iklim, demografi, sosial-ekonomi dan faktor genetik.
Menurut Dr dr Umar Zein, ada beberapa macam penyakit tropis yang sudah dikenal sejak masa penjajahan Belanda, ratusan tahun lalu seperti penyakit cacar, polio, frambusia (puru), malaria, kolera, tuberkulosis, kusta dan elefantiasis (kaki gajah). Kategori penyakit tropis lainnya adalah malaria, demam berdarah, tifus, sepsis, hepatitis, dan TBC. Namun, meski telah diteliti selama ratusan tahun, penyakit-penyakit tropis ini masih saja ditemui dan berkembang di kelompok masyarakat tertentu seperti, di Indonesia. Berbagai penelitian yang mengeluarkan dana yang tergolong besar yang dilakukan untuk mencari cara penanggulangan dan pemberantasan penyakit tropis ini masih belum juga menunjukkan hasil yang memuaskan karena penyakit-penyakit ini berhubungan erat dengan pola hidup masyarakat itu sendiri.
SIFAT PENYEBAB PENYAKIT TROPIS
Kemajuan penguasaan bioteknologi dan biologi molekuler telah memberikan harapan untuk mengatasi masalah penyakit-penyakit tropis. Demikian dikemukakan pakar kesehatan dari UGM, Prof Dr Supargiyono di Yogyakarta, seperti dilansir dari Antara. Supargiyono mengingatkan, beberapa penyakit tropis seperti demam berdarah, hepatitis, malaria dan TBC masih menjadi masalah kesehatan yang utama.
Penyebabnya adalah lingkungan fisik, kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan perubahan biologis dari vektor penyakit. Penyakit tropis erat kaitannya dengan kesehatan lingkungan yang sering tidak diperhitungkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
MODEL PENYAKIT TROPIS
1. Penyakit infeksi oleh bakteri
Bakteri mengandung informasi genetik dan banyak peralatan yang diperlukan untuk menghasilkan energi dan bereplikasi secara independen. Beberapa bakteri, namun hanya dapat mereproduksi ketika tumbuh di dalam sel, dari mana mereka berasal nutrisi yang dibutuhkan. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri diantaranya pertusis, tetanus, tuberculosa, typhoid, dan pest.
TBC (Tuberculosis), Penyebabnya adalah Mycobacterium tuberculosis & M. Bovis. Ditularkan lewat udara saat pasien batuk atau percikan ludah.
Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh corynebacterium diphteriae yang berasal dari membrane mukosa hidung dan nasofaring, kulit dan lesi lain dari orang yang terinfeksi
Pencegahan:
Bayi = imunisasi DPT (difteria, pertusis dan tetanus)
Anak usia SD = vaksin DT (difteria, tetanus)
Pertusis merupakan penyakit infeksi saluran nafas akut = batuk rejan (anak,) Penyebabnya adalah Bordetella pertussis (haemophilus pertussis), Penularan melalui droplet Pencegahan : imunisasi
Tetanus Neonatorum merupakan penyakit kekakuan otot (spasme) yang disebabkan oleh eksotoksin dari Clostridium tetani Penularan melalui luka dalam akibat kecelakaan, tertusuk, operasi, karies gigi, radang telinga tengah, dan pemotongan tali pusat. Pencegahan:
- Imunisasi aktif dengan toksoid
- Perawatan luka (dengan hidrogen peroksida)
- Persalinan yang bersih
Demam Tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penularan melalui air dan makanan. Pencegahan: kebersihan makanan dan minuman, sanitasi lingkungan.
Kusta, Angka kejadian di Indonesia: papua (6,5), maluku (5,43) dan NAD (2,77) per 10.000 penduduk. Penyebab: Mycobacterium leprae
PES merupakan penyakit pada rodensia akibat terinfeksi Yersinia pestis. Penularan: tikus liar yg mengigit pinjal atau langsung manusia, manusia yg terinfeksi digigit pinjal, droplet. Pencegahan:
- Menempatkan kandang ternak di luar rumah
- Merekonstruksi rumah
- Membuat ventilasi
- Melapisi lantai dengan semen
- Melapor ke puskesmas bila banyak tikus mati
- Mengatur ketinggian tempat tidur (> 20 cm)
ANTRAKS merupakan penyakit yang disebabkan oleh Bacillus anthracis pada binatang ternak/buas. Penularan:
- Kontak dengan kulit manusia yg lesi, lecet/abrasi
- Mengkonsumsi daging yang terkontaminasi
- Menghisap spora di kandang hewan
- Digigit serangga yang baru menggigit hewan infektif
LEPTOSPIROSIS merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans. Penularan:
- Kontak dengan air, tanah dan lumpur yang tercemar bakteri
- Kontak dengan organ, darah dan urin hewan terinfeksi
- Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi
2. Penyakit infeksi oleh virus
Virus adalah agen menular yang umumnya hanya terdiri dari materi genetik ditutupi oleh shell protein. Mereka hanya meniru dalam sel, yang menyediakan mesin sintetis yang diperlukan untuk menghasilkan partikel virus baru. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus diantaranya parotitis, campak, hepatitis B, HIV, dan flu burung.
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue dari kelompok Arbovirus B yang disebarluaskan oleh artropoda. Vektor utama nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
Pencegahan:
a. Pembersihan jentik
- program pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
- larvasidasi
- menggunakan ikan (ikan kepala timah, capung, sepat)
b. Pencegahan gigitan nyamuk
- menggunakan kelambu
- menggunakan obat nyamuk
- penyemprotan
CHIKUNGUNYA merupakan penyakit yang mirip dengan demam dengue yang disebabkan oleh virus chikungunya dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes africanus.
Campak. Indonesia, angka kesakitan tercatat 30.000 kasus per tahun. Penyebabnya virus campak (Morbillivirus). Penularan melalui droplet di udara oleh penderita sejak 1 hari sebelum timbulnya gejala klinis sampai 4 hari sesudah ruam
Hepatitis adalah penyakit radang hati yang disebabkan oleh virus hepatitis (Picornavirus) Ditularkan melalui makanan-minuman yang terinfeksi, hubungan seksual.
RABIES adalah penyakit yang menyerang susunan saraf pusat. Penyebab: virus yang berfamili Rhabdovirus. Ditularkan melalui anjing, kucing dan monyet
HIV-AIDS. AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini bukan bawaan tapi hasil penularan, yang disebabkan oleh virus HIV. Penularan:
Cairan tubuh (darah, cairan genital, ASI), Ibu hamil,
jarum suntik, transfusi darah dan hubungan seksual
Pengobatan:
- Pengobatan suportif
- Penanggulangan penyakit oportunistik
- Pemberian antivirus
- Penangulangan dampak psikososial
Pencegahan:
- Hindari hubungan seksual dg penderita AIDS, pasangan berganti-ganti & pecandu narkotik suntik
- Memberikan tranfusi darah hanya yg perlu
- Memastikan alat suntik steril
VARISELA adalah infeksi virus akut yang ditandai dengan adanya vesikel pada kulit yang sangat menular = chicken pox, cacar air, varisela zoster. Disebabkan oleh Herpesvirus varicellae atau Human (alpha) herpes virus-3. Penularan melalui kontak langsung (cairan vesikel) dan droplet
FLU BURUNG Penyebabnya virus Al (Orthomyxoviridae). Penularan: udara dan skskret (kotoran, urin, ingus) unggas yang terinfeksi
Pencegahan:
a. Peternak: gunakan masker, baju khusus, kacamata di peternakan, batasi jumlah orang yang masuk, desinfeksi orang, kendaraan, alat dan isolasi kandang & kotoran
b. Masyarakat umum: pilih daging yang segar, masak daging min 80°C, telur 65°C, jaga kesehatan dan ketahanan tubuh
SARS atau Severe acute respiratory syndrome/sindrom pernafasan akut berat adalah sindrom akibat infeksi virus paru yang mendadak dengan gangguan pernafasan. Penyebabnya Paramyxovirus. Penularan: melalui droplet pasien yg terinfeksi
Pencegahan:
- Mencegah penularan melalui udara, droplet
- Menggunakan masker buat penderita
- Perawatan penderita di ruang isolasi
POLIO adalah penyakit akut yang menyerang sistem syaraf perifer karena virus polio (enterovirus). Ditularkan antar manusia melalui rute oro-fekal, sekret faring
3. Penyakit infeksi oleh parasit
Parasit adalah organisme yang hidup di dalam atau pada organisme lain, tuan rumah, pada biaya yang mereka memperoleh beberapa keuntungan seperti makanan. Kelompok ini mencakup protozoa patogen (organisme bersel tunggal yang lebih kompleks daripada bakteri) dan cacing (organisme multisel sering disebut sebagai cacing). Beberapa penyakit yang disebabkan oleh parasit diantaranya malaria, askariasis, filariasis, trichiuris dan ankylostomiasis.
MALARIA disebabkan oleh parasit sporozoa (Plasmodium) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina infektif
CACINGan disbabkan Cacing tambang: Necator americanus, Ancylostoma duodenale dan Ancylostoma ceylonicum, Cacing gelang: Ascaris lumbricoides.
FILARIASIS adalah penyakit akut yang menyerang sistem syaraf perifer karena virus polio (enterovirus) Ditularkan antar manusia melalui rute oro-fekal, sekret faring.
MEKANISME PENULARAN DAN PEMBERANTASANNYA
Penyakit-penyakit yang dapat menular itu terjadi sebagai akibat dari adanya interaksi antara agent, proses transmisi, host (penjamu) dan lingkungan.
a. Agent Infeksius
Sejumlah mikroorganisme menyebabkan terjadinya penyakit pada manusia. Infeksi itu adalah masuk dan berkembangnya atau bermultiplikasinya sebuah agent yang infeksius di dalam host (pejamu).
b. Transmisi
Ini adalah merupakan penghubung kedua yang terdapat di dalam rantai infeksi, yang merupakan penyebaran dari sebuah agent infeksius melalui lingkungan atau manusia yang lainnya. Transmisi dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung.
Transmisi secara langsung merupakan pemindahan dari agent infeksius yang berasal dari host yang terinfeksi atau reservoir ke suatu tempat masuk yang tepat, yang mengakibatkan terjadinya infeksi pada manusia. Pemindahan ini dapat berupa kontak langsung, seperti sentuhan, ciuman, atau hubungan kelamin, atau dengan penyebaran secara langsung dari droplet, yaitu melalui bersin atau batuk-batuk. Transfusi darah dan infeksi transplasental dari ibu kepada fetus mungkin merupakan transmisi penting yang lain.
Transmisi secara tidak langsung mungkin adalah penularan melalui vehikel, penularan melalui vektor atau penularan melalui udara. Penularan melalui vehikel itu terjadi melalui material-material, misalkan saja adalah makan, pakaian, perlengkapan tidur, dan alat –alat untuk memasak. Penularan melalui vektor terjadi bila agent dibawa oleh seekor serangga atau binatang (vektor) lainnya kepada seorang host yang rentan; agent tersebut melakukan multiplikasi atau tidak dalam vektor. Transmisi melalui udara dalam jarak yang amat jauh sekali terjadi bila diseminasi dari doplet yang amat sedikit itu mengenai sebuah titik masuk yang tepat, biasanya adalah saluran pernapasan. Partikel-partikel debu juga dapat berperan dalam penularan melalui udara, sebagai contoh adalah spora-spora jamur.
c. Host (Pejamu)
Host adalah hubungan ketiga yang terdapat di dalam rantai infeksi dan didefinisikan sebagai orang atau binatang yang memberikan tempat yang cocok bagi suatu agent yang infeksius untuk tumbuh dan memperbanyak diri dalam kondisi yang alamiah.
d. Lingkungan
Lingkungan memegang peranan yang amat penting dalam penyebaran penyakit-penyakit menular. Sanitasi umum, temperatur, kondisi udara, dan kualitas air adalah faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh tahap-tahap yang ada di dalam rantai infeksi. Sebagai tambahan, faktor-faktor sosial-ekonomi, sebagai contoh adalah kepadatan penduduk, kepadatan hunian, dan kemiskinan merupakan sesuatu yang amat penting.
Berikut ini merupakan upaya yang dapat dilakukan dalam penanggulangan wabah, antara lain :
Penyelidikan epidemiologis, yaitu melakukan penyelidikan untuk mengenal sifat-sifat penyebabnya serta faktor yang dapat menimbulkan wabah.
Pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita termasuk karantina.
Pencegahan dan pengebalan, yaitu tindakan yang dilakukan untuk memberikan perlindungan kepada mereka yang belum sakit tetapi memiliki resiko terkena penyakit.
Pemusnahan penyebab penyakit, yaitu bibit penyakit yang dapat berupa bakteri, virus, dan lain-lain.
Penanganan jenazah akibat wabah.
Penyuluhan kepada masyarakat.
Beberapa strategi untuk mengendalikan penyakit tropis meliputi :
Pengeringan lahan basah untuk mengurangi populasi serangga dan vektor lainnya.
Aplikasi insektisida dan / atau penolak serangga) pada permukaan strategis seperti: pakaian, kulit, bangunan, habitat serangga, dan kelambu.
Penggunaan kelambu tempat tidur atas (juga dikenal sebagai "kelambu") untuk mengurangi penularan malam hari, karena spesies tertentu dari nyamuk tropis pakan terutama di malam hari.
Penggunaan air sumur, dan / atau penyaringan air, filter air, atau air pengobatan dengan tablet air untuk menghasilkan air minum bebas dari parasit.
Pengembangan dan penggunaan vaksin untuk mempromosikan kekebalan penyakit.
Farmakologis pra-pajanan (untuk mencegah penyakit sebelum pajanan terhadap lingkungan dan / atau vektor).
Farmakologis profilaksis pasca pajanan (untuk mencegah penyakit setelah terpapar lingkungan dan / atau vektor).
Terapi farmakologis (untuk mengobati penyakit setelah infeksi atau infestasi).
Membantu dengan pembangunan ekonomi di daerah endemik. Misalnya dengan memberikan kredit mikro untuk memungkinkan investasi di bidang pertanian lebih efisien dan produktif. Hal ini pada gilirannya dapat membantu subsisten pertanian menjadi lebih menguntungkan, dan ini keuntungan dapat digunakan oleh penduduk setempat untuk pencegahan penyakit dan pengobatan, dengan manfaat tambahan mengurangi angka kemiskinan.
REFERECE
Luthvianny Firstya, 2013, Penyakit tropis, http://firstya.blogspot.com/2013/05/penyakit-tropis.html, diakses pada 1 Januari 2014, Mojokerto.
Widoyo, 2005, Penyakit tropis, epidemiologi, penularan, pencegahan dan pemberantasannya, Penerbit Erlangga.