Penyebab dan Penanganan Bayi Kuning (Ikterus Neonatorum) Penyebab dan Penanganan Bayi Kuning (Ikterus Neonatorum)
Ikterus neonatorum (bayi baru lahir berwarna kuning) adalah kondisi munculnya warna kuning di kulit dan selaput mata pada bayi baru lahir karena adanya bilirubin (pigmen empedu) pada kulit dan selaput mata sebagai akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah (hiperbilirubinemia). (hiperbilirubinemia). Keadaan kuning pada bayi lahir ini dalam istilah umum sering disebut jaundice. Kata jaundice berasal dari bahasa Perancis, dari kata jaune kata jaune yang yang berarti kuning. Sakit kuning ( jaundice) jaundice) yang juga dikenal dengan ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau jaringan lainnya (membran mukosa) yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat kadarnya dalam sirkulasi darah Bayi kuning atau jaundice adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah tinggi dan terjadi pada minggu pertama kehidupan sang bayi. Kadar bilirubin dalam darah bersiat toksik bagi perkembangan system sara pusat bayi, hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan sara yang tidak bisa diperbaiki lagi. !leh karena itu, butuh penanganan dokter dengan segera dan tepat. "ampir #$%&'$% bayi yang baru lahir akan terlihat kuning pada minggu pertama setelah mereka lahir. Sekitar &$% dari mereka membutuhkan penanganan khusus karena karena kadar bilirubinnya bilirubinnya yang secara secara signiikan tinggi, tinggi, sehingga dibutuhkan dibutuhkan ototerapi. ototerapi. Pada kebanyakan kebanyakan kasus kondisi tersebut tidak berbahaya sehingga tidak dibutuhkan penanganan khusus. Kuning pada bayi adalah sesuatu masalah yang sering terjadi pada bayi baru lahir. Kuning pada bayi baru lahir bayi terkadang sulit untuk mendeteksi atau menilai menilai secara benar. Secara Secara umum penilaian kunging bisa dilihat pada warna putih mata dan kulit yang bewarna kuning& kekuningan. *arna *arna kuning&kekuningan kuning&kekuningan ini dapat dilihat dengan lebih jelas apabila kulit bayi ditekan lembut, biasnya tampak kelihatan kekuningan. *arna *a rna kekuningan pada bayi baru lahir adakalanya merupakan kejadian alamiah (isologis), adakalanya menggambarkan suatu penyakit (patologis). Bayi berwarna kekuningan yang alamiah (isiologis) atau bukan karena penyakit tertentu dapat terjadi pada +% hingga $% bayi baru lahir cukup bulan (masa kehamilan yang cukup), dan persentasenya persentasenya lebih tinggi pada bayi prematur. Refere prematur. Referensi nsi lain menyebutkan menyebutkan angka kejadian bayi kuning alamiah (fisiologis) mencapai 80%. isebut alamiah (isiologis) jika warna kekuningan muncul pada hari kedua atau keempat setelah kelahiran, dan berangsur menghilang (paling lama) setelah $ hingga - hari. Ini terjadi karena ungsi hati belum sempurna (matang) dalam memproses sel darah merah. Selain itu, pada pemeriksaan laboratorium kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam darah tidak melebihi batas yang membahayakan (ditetapkan). da beberapa batasan warna kekuningan pada bayi baru lahir untuk menilai proses alamiah (isiologis), maupun warna kekuningan yang berhubungan dengan dengan penyakit (patologis), (patologis), agar kita lebih lebih mudah mengenalinya. mengenalinya. Secara garis besar, batasan batasan kekuningan bayi baru kahir karena proses alamiah (isiologis) adalah sebagai berikut/
•
*arna kekuningan nampak pada hari kedua sampai hari keempat. *arna Secara kasat mata, bayi nampak sehat
•
*arna kuning berangsur hilang setelah $&- hari.
•
Kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam darah kurang dari + mg%.
•
dapun warna kekuningan pada bayi baru lahir yang menggambarkan suatu penyakit (patologis), antara lain/
•
*arna kekuningan nampak pada bayi sebelum umur 0# jam. *arna *arna *a rna kekuningan cepat menyebar kesekujur tubuh bayi.
•
*arna *a rna kekuningan lebih lama menghilang, biasanya lebih dari + minggu.
•
dakalanya disertai dengan kulit memucat (anemia).
•
•
Kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam darah lebih dari + mg% pada bayi cukup bulan dan lebih dari $ mg% pada bayi prematur. prematur.
1ika ada tanda&tanda seperti di atas (patologis), bayi kurang akti, misalnya kurang menyusu, maka sebaiknya segera periksa ke dokter terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan.
isamping itu, beberapa kondisi yang dapat beresiko terhadap bayi, antara lain/
•
Ineksi yang berat. Kekurangan en2im glukosa&osat dehidrogenase(3 # P).
•
Ketidaksesuaian golongan darah antara ibu dan janin
•
Beberapa penyakit karena genetik (penyakit bawaan atau keturunan).
•
MEKANISME TE!A"IN#A PEN#AKIT Bagaimana terjadi kuning pada bayi , baik pada proses alamiah (isiologis) maupun warna kekuningan yang berhubungan dengan penyakit Pada dasarnya warna kekuningan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain/
•
Proses pemecahan sel darah merah (eritrosit) yang berlebihan. 3angguan proses transportasi pigmen empedu (bilirubin).
•
3angguan proses penggabungan (konjugasi) pigmen empedu (bilirubin) dengan protein.
•
3angguan proses pengeluaran pigmen empedu (bilirubin) bersama air.
•
"al4 lain yang berpengaruh adalah pembuangan sel darah merah yang sudah tua atau rusak dari aliran darah dilakukan oleh empedu. Selama proses tersebut berlangsung, hemoglobin (bagian dari sel darah merah yang mengangkut oksigen) akan dipecah menjadi bilirubin. Bilirubin kemudian dibawa ke dalam hati dan dibuang ke dalam usus sebagai bagian dari empedu. 3angguan dalam pembuangan mengakibatkan penumpukan bilirubin dalam aliran darah yang menyebabkan pigmentasi kuning pada plasma darah yang menimbulkan perubahan warna pada jaringan yang memperoleh banyak aliran darah tersebut. Kadar bilirubin akan menumpuk kalau produksinya dari heme melampaui metabolisme dan ekskresinya. Ketidakseimbangan antara produksi dan klirens dapat terjadi akibat pelepasan perkursor bilirubin secara berlebihan ke dalam aliran darah atau akibatproses isiologi yang mengganggu ambilan (uptake) hepar, metabolisme ataupun ekskresi metabolit ini. 3angguan pada proses di atas (dan proses lain yang lebih rumit) menyebabkan kadar pigmen empedu (bilirubin) dalam darah meningkat, akibatnya kulit bayi nampak kekuningan. •
!aundi$e %isiologi. Keadaan ini disebabkan oleh ketidakmampuan bayi dalam menangani terjadinya peningkatan produksi bilirubin, karena ungsi&ungsi organnya yang belum sempurna. Bayi akan terlihat kuning pada kurun waktu +-&'+ jam setelah lahir. 5ormalnya kadar bilirubin dalam darah pada bayi yang lahir cukup waktu akan mencapai puncaknya di le6el #&7 mg8d9 pada hari ketiga lalu akan turun di hari berikutnya. Sedangkan bayi dikatakan mengalami jaundice isiologi jika peningkatan kadar bilirubin mencapai + mg 8d9, dan tidak lebih dari mg8d9. Setelah hari ke&- bayi sudah tidak tampak kuning lagi.alam keadaan jaundice isiologi sebenarnya tidak dibutuhkan perawatan, hanya saja peran sang ibu sangat dibutuhkan. alam hal ini, ibu harus senantiasa menyusui bayinya. Bayi yang kuning harus disusui secara eksklusi, tanpa tambahan asupan yang lain, baik itu air atupun de:trose. Pada dasarnya jaundice isiologi tidak berbahaya, pemberian SI akan sangat membantu bayi dalam menangani tingginya kadar bilirubin dalam tubuhnya. ;etapi perlu diingat, jika kuningnya sudah menyebar sampai bagian kaki, maka bayi harus segera dibawa lagi ke rumah sakit, karena hal itu pertanda bahwa kadar bilirubin sudah semakin tinggi dan segera butuh penanganan tim medis. Saya mengalami hal tersebut, bayi saya harus mendapat ototerapi selama + hari karena kadar bilirubinnya yang meningkat lagi menjadi mg8d9 setelah + hari di rumah.
•
!aundi$e Patologi. Pada keadaan ini kadar bilirubin sudah melebihi ' mg8d9, sehingga harus segera diobser6asi penyebabnya dan juga dibutuhkan penanganan khusus, seperti ototerapi. 1ika bayi terlihat kuning dalam kurun waktu +- jam, peningkatan kadar bilirubin melebihi batas normal ( mg8d98hari), dan bayi masih terlihat kuning bahkan setelah 0 minggu usia kelahirannya, maka hal tersebut sudah dikategorikan sebagai jaundice patologi. ;idak hanya itu, eses bayi yang seperti tanah liat dan urine&nya yang berwarna gelap sehingga pakaian bayi menjadi kuning adalah tanda lain dari jaundice patologi. Pada jaundice patologi juga akan didapati kadar bilirubin yang lebih dari + mg8d9 ketika sampel darah diambil kapan saja 8 direct bilirubin (tidak ada inter6al waktu).Semua bayi yang mendapat perawatan ototerapi harus melalui serangkaian pengujian, seperti tes golongan darah dan
•
&emolyti$ !aundi$e. da beberapa tanda dari hemolitik jaundice, yaitu jaundice muncul dalam waktu +- jam, bayi tampak pucat, terjadinya hepato&splenomegali, meningkatnya jumlah retikulosit (>7%), peningkatan bilirubin yang cepat (> mg8d9 dalam waktu +- jam atau > $, mg8d98jam), serta adanya riwayat jaundice pada keluarganya. "emolytic jaundice disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya seperti penyakit hemolitik rhesus (?h), B! inkompatibiliti, serta deisiensi en2im 3#P.Bayi yang lahir dari ibu dengan ?h&negati dan ayah ?h&positi harus dilakukan identiikasi ?h dan uji irect
dalam waktu +- jam pertama (cirri yang sama dengan jaundice patologi). Penanganan hemolitik jaundice akibat deisiensi 3#P serupa dengan hemolitik jaundice akibat B! inkompatibiliti. Pemeriksaan deisiensi 3#P harus ditegakkan pada bayi yang diberikan terapi cahaya (ototerapi), baik itu pada bayi yang lahirnya cukup waktu (ull&term) ataupun yang hampir cukup waktu (near&term). •
Menyusui dan 'aundi$e. 1aundice pun juga bisa terjadi pada bayi yang disusui oleh ibunya. 1aundice ini biasanya muncul antara +-&'+ jam dengan puncaknya pada hari ke& sampai hari ke& dan akan hilang pada minggu ketiga. Studi yang dilakukan Schneider menunjukkan bahwa 0% bayi yang menyusui memiliki kadar bilirubin puncak sebesar + mg8d9 atau lebih tinggi -% jika dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu ormula. "al tersebut dapat terjadi bukan karena kandungan 2at di dalam SI, tetapi lebih karena pola menyusui yang belum optimal. @rekuensi menyusui yang kurang dapat menyebabkan munculnya jaundice isiologi. !leh karena itu, ibu harus selalu senantiasa berusaha untuk menyusui bayinya, meskipun terkadang pada awal& awal kelahiran SI ibu belum keluar. Itulah sebabnya dukungan suami mutlak diperlukan mengingat perannya yang tidak sedikit.
•
Breast Milk 'aundi$e . Sekitar +&-% bayi yang secara eksklusi disusui oleh sang ibu memiliki jaundice dengan kadar bilirubin lebih dari $ mg8d9 pada minggu ketiga. 1aundice yang tetap ada setelah 0 minggu pertama kehidupan seorang bayi disebut prolonged jaundice (jaundice diperpanjang). Seiring dengan waktu kadar bilirubin akan berkurang. ;etapi jika si kecil semakin kuning (sudah sampai ke kaki) atau kadar bilirubin sudah melebihi +$ mg8d9 segera hubungi dokter.
PENANANAN Pada bayi baru lahir dengan warna kekuningan karena proses alami (isiologis), tidak berbahaya dan tidak diperlukan pengobatan khusus, kondisi tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Prinsip pengobatan warna kekuningan pada bayi baru lahir adalah menghilangkan penyebabnya. •
•
•
Terapi Sinar (ototerapi)* @ototerapi dilakukan dengan cara meletakkan bayi yang hanya mengenakan popok (untuk menutupi daerah genital) dan matanya ditutup di bawah lampu yang memancarkan spektrum cahaya hijau&biru dengan panjang gelombang -$&-#$ nm. Selama ototerapi bayi harus disusui dan posisi tidurnya diganti setiap + jam. Pada terapi cahaya ini bilirubin dikon6ersi menjadi senyawa yang larut air untuk kemudian diekskresi, oleh karena itu harus senantiasa disusui (baik itu langsung ataupun tidak langsung). Keuntungan dari ototerapi ini adalah non&in6asi6 (tidak merusak), eekti, relati6e tidak mahal, dan mudah dilaksanakan. ;erapi sinar dilakukan selama +- jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin dalam darah kembali ke ambang batas normal. engan ototerapi, bilirubin dalam tubuh bayi dapat dipecahkan dan menjadi mudah larut dalam air tanpa harus diubah dulu oleh organ hati. ;erapi sinar juga berupaya menjaga kadar bilirubin agar tak terus meningkat sehingga menimbulkan risiko yang lebih atal. Sinar yang digunakan pada ototerapi berasal dari sejenis lampu neon dengan panjang gelombang tertentu. 9ampu yang digunakan sekitar + buah dan disusun secara paralel. i bagian bawah lampu ada sebuah kaca yang disebut le:y glass yang berungsi meningkatkan energi sinar sehingga intensitasnya lebih eekti. Sinar yang muncul dari lampu tersebut kemudian diarahkan pada tubuh bayi. Seluruh pakaiannya dilepas, kecuali mata dan alat kelamin harus ditutup dengan menggunakan kain kasa. ;ujuannya untuk mencegah eek cahaya berlebihan dari lampu&lampu tersebut. Seperti diketahui, pertumbuhan mata bayi belum sempurna sehingga dikhawatirkan akan merusak bagian retinanya. Begitu pula alat kelaminnya, agar kelak tak terjadi risiko terhadap organ reproduksi itu, seperti kemandulan. Pada saat dilakukan ototerapi, posisi tubuh bayi akan diubah&ubah4 telentang lalu telungkup agar penyinaran berlangsung merata. okter akan terus mengontrol apakah kadar bilirubinnya sudah kembali normal atau belum. 1ika sudah turun dan berada di bawah ambang batas bahaya, maka terapi bisa dihentikan. ?ata&rata dalam jangka waktu dua hari si bayi sudah boleh dibawa pulang. Aeski relati eekti, tetaplah waspada terhadap dampak ototerapi. da kecenderungan bayi yang menjalani proses terapi sinar mengalami dehidrasi karena malas minum. Sementara, proses pemecahan bilirubin justru akan meningkatkan pengeluarkan cairan empedu ke organ usus. lhasil, gerakan peristaltik usus meningkat dan menyebabkan diare. Aemang tak semua bayi akan mengalaminya, hanya pada kasus tertentu saja. ang pasti, untuk menghindari terjadinya dehidrasi dan diare, orang tua mesti tetap memberikan SI pada si kecil. Terapi Transusi. 1ika setelah menjalani ototerapi tak ada perbaikan dan kadar bilirubin terus meningkat hingga mencapai +$ mg8dl atau lebih, maka perlu dilakukan terapi transusi darah. ikhawatirkan kelebihan bilirubin dapat menimbulkan kerusakan sel sara otak (kern ikterus). Cek inilah yang harus diwaspadai karena anak bisa mengalami beberapa gangguan perkembangan. Aisalnya keterbelakangan mental, cerebral palsy, gangguan motorik dan bicara, serta gangguan penglihatan dan pendengaran. Dntuk itu, darah bayi yang sudah teracuni akan dibuang dan ditukar dengan darah lain. Proses tukar darah akan dilakukan bertahap. Bila dengan sekali tukar darah, kadar bilirubin sudah menunjukkan angka yang menggembirakan, maka terapi transusi bisa berhenti. ;api bila masih tinggi maka perlu dilakukan proses tranusi kembali. Cek samping yang bisa muncul adalah masuknya kuman penyakit yang bersumber dari darah yang dimasukkan ke dalam tubuh bayi. Aeski begitu, terapi ini terbilang eekti untuk menurunkan kadar bilirubin yang tinggi. Terapi +bat,obatan* ;erapi lainnya adalah dengan obat&obatan. Aisalnya, obat phenobarbital atau luminal untuk meningkatkan pengikatan bilirubin di sel&sel hati sehingga bilirubin yang siatnya indirect berubah menjadi direct. da juga obat&obatan yang mengandung plasma atau albumin yang berguna untuk mengurangi timbunan bilirubin dan mengangkut bilirubin bebas ke organ hati. Biasanya terapi ini dilakukan bersamaan dengan terapi lain, seperti ototerapi. 1ika sudah tampak perbaikan maka terapi obat&obatan ini dikurangi bahkan dihentikan. Cek sampingnya adalah mengantuk. . kibatnya, bayi jadi banyak tidur dan kurang minum SI sehingga dikhawatirkan terjadi kekurangan kadar gula dalam darah yang justru memicu peningkatan bilirubin.
isamping itu manaat atau eek dari pemberian obat biasanya terjadi setelah 0 hari pemberian obat. Sehingga, terapi obat&obatan bukan menjadi pilihan utama untuk menangani hiperbilirubin karena biasanya dengan ototerapi si kecil sudah bisa ditangani. •
Menyusui Bayi dengan ASI* Bilirubin juga dapat pecah jika bayi banyak mengeluarkan eses dan urin. Dntuk itu bayi harus mendapatkan cukup SI. Seperti diketahui, SI memiliki 2at&2at terbaik bagi bayi yang dapat memperlancar buang air besar dan kecilnya. kan tetapi, pemberian SI juga harus di bawah pengawasan dokter karena pada beberapa kasus, SI justru meningkatkan kadar bilirubin bayi (breast milk jaundice). i dalam SI terdapat hormon pregnandiol yang dapat mempengaruhi kadar bilirubinnya.
Aeski demikian dalam keadaan bilirubin yang tidak terlalu tinggi penghentian SI tidak direkomendasikan. •
Terapi Sinar Matahari ;erapi dengan sinar matahari hanya merupakan terapi tambahan. Biasanya dianjurkan setelah bayi selesai dirawat di rumah sakit.
MIT+S ATA- +PINI #AN BE.-M TENT- BENA / •
•
•
K-NIN "ISEBABKAN KAENA K-AN MIN-M* Ainum yang kurang bukanlah penyebab kuning pada bayi baru lahir, ;etapi pada bayi baru lahir dengan kuning yangb agak tinggi biasanya disertai oleh minum sus yang kurang atau malas minum. BI.A "IBEI ASI #AN BAN#AK K-NIN AKAN BEK-AN* Penurunan atau pengobatan kuning pada bayi baru lahir yang paling utama adalah penyinaran. Ainum yang banyak atau pemberian SI bukanlah upaya untuk penurunan kuning pada bayi baru lahir. BI.A K-NIN #AN TINI 0-K-P "I!EM- NANTI AKAN MEMBAIK SEN"II* alam keadaan kuning yang tidak tinggi, memang peningkatan kuning saat minggu pertama mungkin cukup dijemur di sinar martahari. ;etapi, bila dalam keadaan kuning yang tinggi sinar matahari tidak banyak bermanaat.
Kode I0"*12 (International
Jaundice yang berhubungan Jaundice Breast milk dengan Breast feeding
Hemolitik desease
Penyebab
@ungsi hepatik immatur Intake susu yang jelek ditambah peningkatan berhubungan dengan bilirubin dari hemolisis ?B< konsumsi kalori yang sedikit pada bayi sebelum susu ibu keluar
@aktor&aktor pada susu Incompatibilitas antigen ibu yang berubah, yang menyebabkan bilirubin menjadi bentuk hemolisis sebagian dari lemak yang mana ?B<."ati tidak mampu direabsorbsi usus untuk mengkonjugasikan dan mengeksresikan kelebihan bilirubin dari hemolisis
+nset
Setelah +- jam pertama (bayi prematur, bayi lahir lama)
+ F 0 hari
- F hari
Selama +- jam pertama
Puncak
'+ jam
+ F 0 hari
$ F hari
Ber6ariasi
Durasi
Berkurang setelah &' hari
Terapi
@ototherapi jika bilirubin meningkat dengan cepat
Sampai seminggu Berikan SI sesering "entikan SI selama +- Posnatal/ ototherapi, bila mungkin, berikan suplemen jam untuk perlu transusi kalori, ototherapi untuk mendeterminasi sebab, tukarPrenatal/;ransusi
kadar bilirubin 7 F +$ mg8dl jika kadar bilirubin (etus) menurun pemberian SI dapat diulangi.apat dilakukan ototherapi tanpa menghentikan pemberian SI