Peran Perundingan dalam Penyelesaian Konflik di Aceh
PENDAHULUAN
I. Gera Geraka kan n Ace Aceh h Merd Merdek eka a
Nanggroe Aceh Darrusallam terletak pada bagian paling utara dari Indonesia pada 2 - 6° Lintang Utara Utara dan 95 - 98° Lintang Lintang Selatan. Selatan. Secara geografis geografis wilayah Aceh diapit oleh Samudra Indonesia di sebelah selatan dan barat, serta Selat Malaka dibagian utara. Aceh tercatat sebagai wilayah yang memiliki sejarah panjang dalam hal bertahan dari penjajah, seperti Belanda dan Inggris. Pada masa pemerintahan Sultan Ali Ibrahim Mughayat Syah pada abad ke-15, Aceh dikenal sebagai negara yang kaya akan hasil bumi. bumi. Keraj Kerajaan aan meme memerin rintah tahkan kan rakya rakyatt untuk untuk meng menggia giatka tkan n sektor sektor perta pertania nian n dan dan melakukan perdagangan dengan bangsa lain. Hal tersebutlah yang mendasari banyak dunia dunia berlomb berlomba-lom a-lomba ba melakuka melakukan n perdaga perdagangan ngan dengan dengan Aceh, Aceh, mulai mulai dari Tiongko Tiongkok, k, Arab, India, dan bahkan Amerika Serikat. Aceh telah menajadi wilayah yang sangat kaya, jauh sebelum Indonesia merdeka. Sang Sangat at berbe berbeda da jauh jauh deng dengan an kondis kondisii Aceh Aceh pada pada masa masa sekara sekarang ng,, menu menuru rutt Achmady & Dandhy dalam Hikayat Negara Kaya di Kampung Global pada tahun 2001 Aceh memiliki jumlah penduduk miskin sebanyak 1,1 juta jiwa. Setahun kemudian naik menjadi 1,2 juta dan terus melonjak hingga 1,6 juta orang pada 2003. Ini artinya, sekitar 40 persen orang Aceh hidup melarat 1. Bila dibandingkan dengan masa keemasan Aceh, tentu saja sangat berbeda jauh. Belum lagi sebelum penandatanganan Memorandum of Understanding antara pemerintahan Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) kemelut tak berkesudahan menyelemuti bumi rencong. Gerak Gerakan an Aceh Aceh Merde Merdeka ka atau atau GAM GAM adala adalah h suatu suatu gerak gerakan an separa separatis tis yang yang terdapat disemua wilayah Nanggroe Aceh Darrusallam. GAM berdiri pada 4 Desember 1976 1976 atas atas prakar prakarsa sa dari dari Teung eungku ku Hasan Hasan Muham Muhamma mad d Tiro Tiro yang yang tidak tidak lain lain adala adalah h 1
http://younone.wordpress.com/2007/05/04/sejarah-bangsa-aceh.html paragraf pertama
1
keturuna keturunan n dari Cik Di Tiro Tiro seorang seorang pembela pembela bumi bumi Aceh. Hasan Hasan Tiro Tiro yang yang meyakini meyakini bahwa Aceh merupakan wilayah yang yang memiliki identitas tersendiri, yaitu sejarah dan jati diri yang kuat. Oleh karenanya, kedaulatan Aceh yang sudah dimiliki ratusan tahun yang lalu mesti dikembalikan. dikembalikan. Dorongan Dorongan rakyat Aceh untuk melaksanakan melaksanakan hak menentukan nasib sendiri, dan melindungi hak sejarah istimewa nenek moyang dan negara Aceh dari semua kontrol politik yang dijalankan oleh pihak pemerintah asing di Jakarta, ditengarai menjadi salah satu penyebab lahirnya sparatisme di Aceh. Sejarah mencatat, pada tahun 1953 masyarakat Aceh pernah melakukan suatu gerakan gerakan Darul Darul Islam, Islam, yaitu yaitu suatu suatu gerakan gerakan perlawa perlawanan nan dengan dengan ideologi ideologi Islam Islam yang yang terbuka. Rakyat Aceh menuntut pemerintah pusat untuk mengubah sistem kenegaraan menjadi negara yang memiliki dasar hukum berupa syariat Islam. Akan tetapi tuntutan ini tidak tidak mendap mendapatka atkan n respon respon yang positif positif dari pemerint pemerintah ah pusat. pusat. Pembero Pemberontak ntakan an pun akhirnya berakhir setelah Soekarno memberikan keputusan bahwa Aceh merupakan daerah istimewa yang memiliki otonomi istimewa yang luas. Akan Akan tetap tetapi, i, tamp tampakn aknya ya keput keputusa usan n itu hanya hanya isapa isapan n jempo jempoll belak belaka, a, yang yang membua membuatt masyarak masyarakat at Aceh Aceh kembali kembali murka. murka. Setelah Setelah semua semua janji janji Soekarn Soekarno o tersebu tersebut, t, pada kenyataannya Aceh dieksploitasi secara besar-besaran dengan memanfaatkan memanfaatkan tambang tambang minyak minyak dan gas bumi bumi yang berlimpah berlimpah ruah. ruah. Kekecew Kekecewaan aan Aceh terhadap terhadap pemerin pemerintah tah pusat pusat yang yang tidak tidak mengabu mengabulkan lkan perminta permintaan an untuk untuk menjadi menjadi negara negara islam, islam, ditam ditamba bah h lagi lagi deng dengan an tidak tidak
terea terealis lisasi asinya nya keputu keputusan san Soeka Soekarno rno menye menyeba babka bkan n
masyarakat Aceh mengambil keputusan untuk mempersempit gerakannya dan hanya berkonsentrasi pada wilayah Aceh. Rakyat Aceh kemudian meluapkan kekesalannya dengan membentuk suatu gerakan sparatis yang diberi nama Gerakan Aceh Merdeka. Masyarakat Aceh memutuskan untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berniat untuk membentuk suatu negara baru yang berazaskan syariat Islam. Mulai dari skala kecil Teungku Hasan Muhammad Tiro berusaha menanamkan menanamkan sugesti pada masyarakat khususnya masyarakat Aceh Aceh dan dunia pada umunya, bahwa di Indonesia terdapat suatu wilayah yang ditindas oleh pemerintah RI. Kegiata Kegiatan n sparatis sparatisme me yang yang dilakuka dilakukan n oleh GAM mendap mendapat at respon respon cepat cepat dari pemerintahan pemerintahan orde baru. Kemunculan GAM pada masa awalnya langsung mendapat respon oleh pemerintah Orde Baru dengan melakukan operasi militer yang represif, sehing sehingga ga memb membuat uat GAM GAM kuran kurang g bisa bisa berke berkemb mban ang. g. Walau Walau demik demikian ian,, GAM GAM juga juga mela melaku kuka kan n pele peleba bara ran n jari jaring ngan an yang yang memb membua uatt mere mereka ka kuat kuat,, baik baik pada pada ting tingka katt internasional maupun menyatu dengan masyarakat dan GAM bisa terus bertahan.
2
II. II. Konf Konfli lik k di di Ace Aceh h
DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) Aceh merupakan daerah yang masih sangat kental tradisi dan budayanya. Pada suatu masa, para ulama di Aceh ingin menumbangkan kekuasaan uleebalang yang selama ini menguasai Aceh di bawah kerajaan. Beberapa tahun setelah setelah berhasil menumbangkan kekuasaan uleebalang, para ulama di Aceh mengumumkan Darul Islam untuk berpisah dari NKRI, karena rasa kecewa akibat sentralisasi yang dilakukan oleh pihak di Jakarta. Ditambah lagi, pada dasarnya wilayah Aceh memang tidak mengenal adanya adanya sentralis sentralisasi, asi, karena karena uleebala uleebalang ng yang yang mengua menguasai sai daerahdaerah-dae daerah rah di kawasan kawasan Aceh. Sebab beberapa tahun kemudian, Daud Beureueh,memproklamirkan Darul Islam (DI) yang pisah dari RI. Perang pun kembali berkecamuk. Pejuang Aceh Lagi pula dalam tradisi pemerintah Daud Pada Pada saat itu, pemerin pemerintaha tahan n pusat pusat masih masih memiliki memiliki rasa nasionalism nasionalisme e yang yang sangat tinggi. Maka dari itu, pemberontakan di Aceh ditanggapi secara serius dengan cara melancarkan persenjataan ke Aceh. Konflik besar pun dimulai kembali. Setelah sebelimnya Aceh dibawahi Belanda, kini Aceh tampaknya sedang berperang dengan bangsanya sendiri. Berabagi sarana mengalami kehancuran kehancuran akibat peran, dan menelan tidak tidak sediki sedikitt korba korban n jiwa. jiwa. Berba Berbaga gaii pihak pihak mene meneng ngara araii konfl konflik ik yang yang terja terjadi di di Aceh Aceh merupakan konflik keagamaan. Karena pada awalnya Aceh melayangkan tuntutan untuk merubah merubah ideologi ideologi Indones Indonesia ia dengan dengan ideologi ideologi yang berbasis berbasiskan kan syariat syariat Islam. Islam. Akan tetapi tetapi,, hal hal yang yang perlu perlu diteka ditekank nkan an adala adalah h GAM bukan bukan sebu sebuah ah organ organisa isasi si Islam Islam,, melainkan sebuah gerakan independen independen yang dilakukan sekelompok sekelompok orang yang berniat untuk untuk memisahk memisahkan an diri dari Indone Indonesia, sia, diakibat diakibatkan kan rasa kecewa kecewa akibat akibat eksploit eksploitasi asi berlebihan dan tidak terealisasinya otonomi khusus yang dijanjikan pada pemerintahan terdahulu. 2 Kemudia Kemudian n perundin perundingan gan merupak merupakan an suatu suatu titik terang terang yang cukup cukup melegak melegakan. an. Pemerintah Indonesia dan para pemberontak di Aceh memutuskan untuk melakukan 2
http://www.kairoscanada.org/e/countries/indonesia/conflictinaceh.html
3
perundin perundingan gan pada tahun tahun 1960-an 1960-an.. Pada Pada saat itu para petinggi petinggi gerakan gerakan DI di Aceh melakuka melakukan n kesepaka kesepakatan tan untuk untuk memban membangun gun kembali kembali Aceh dibawah dibawah naunga naungan n NKRI, NKRI, karena karena kedua kedua belah belah pihak pihak saling saling menyad menyadari ari bahwa bahwa begitu begitu banyak banyak hal yang sudah menjadi korban akibat peperangan tersebut.
Darurat Militer/Darurat Sipil (2003- 2004) Pada tanggal 28 April 2003 pemerintah Indonesia dibawah pimpinan Megawati Soekarno Soekarnoput putri ri memberi memberikan kan ultimat ultimatum um untuk untuk mengakh mengakhiri iri perlawa perlawanan nan yang selama selama ini dilakukan dilakukan oleh GAM terhada terhadap p pemerin pemerintah tah pusat pusat dan menerima menerima otonomi otonomi yang yang akan diberikan oleh pemerintah kepada Aceh. Akan tetapi ultimatum tersebut tidak diindahkan sama sama sekali sekali oleh oleh pemim pemimpin pin GAM GAM yang yang pada pada saat saat itu sedan sedang g berad berada a di Swedia Swedia.. Akiba Akibatny tnya a peme pemerin rinta tah h meras merasa a direm diremeh ehkan kan,, dan dan meng mengan angg ggap ap tawara tawaran n terse tersebu butt merupakan tawaran terakhir yang diberikan pada GAM. Padahal, beberapa negara di dunia seperti Amerika Serikat dan Jepang sempat memberikan desakan pada kedua belah belah pihak pihak untuk untuk meng mengakh akhiri iri perti pertikai kaian an deng dengan an jalan jalan perun perundin dinga gan n yang yang akan akan dilaksanakan di Tokyo dan tawaran tersebut tidak juga diindahkan. Pada 18 Mei 2003, presiden Megawati Soekarnoputri memberikan izin untuk melancarkan operasi militer dikawasan Aceh untuk melawan gerakan separatis yang terjadi di sana. Presiden juga menetapkan darurat militer di Aceh selama enam bulan. Ribuan Ribuan prajurit prajurit TNI maupun maupun POLRI POLRI dikerahk dikerahkan an untuk untuk melaksa melaksanak nakan an misi tersebu tersebut. t. Kurang Kurang satu tahun, tahun, sebelum sebelum akhirnya akhirnya pemerin pemerintah tah menurun menurunkan kan status status darurat darurat militer militer menjadi darurat sipil. Hal tersebut berlangsung selama lebih dari satu tahun ribuan korban berjatuhan, berjatuhan, dan kebanyakan adalah warga sipil. Maka dari itu, banyak isu-isu pelanggaran HAM tersebar pada saat terjadinya perang. Pihak TNI menyatakan bahwa sebagian besar dari korban perang tersebut merupakan anggota GAM, akan tetapi beberapa kelompok pembela hak asasi manusia baik lokal maupun internasional menyatakan bahwa TNI sering melakukan pelanggaran hak asasi manusia, dengan tidak membedakan antara warga warga sipil sipil dan pembe pemberon rontak tak selam selama a operas operasii milit militer er.. Kemud Kemudian ian,, kerab kerabat at korba korban n pelanggaran pelanggaran hak asasi manusia, merasa bahwa peradilan terhadap anggota anggota TNI hanya berpusat kepada para anggota berpangkat rendah dan bukan pada para komandan
4
yang mengha menghalalka lalkan n secara secara tidak tidak langsung langsung adanya adanya pelangg pelanggaran aran hak asasi asasi manusia manusia.. Kemenangan diraih oleh anggota TNI yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri dan Endriartono Sutarto dengan kekuatan kurang lebih sebanyak 45.000 personil TNI dan POLRI yang melawan sekitar 5000 anggota separatis di Aceh. Sete Setelah lah tumb tumbang angnya nya kekua kekuasaa saan n Soeh Soehart arto o pada pada tahun tahun 1998 1998,, konfli konflik k GAM GAM sepertinya lebih menunjukkan sedikit celah untuk memperundingkan apa yang sebarnya telah terjadi.
5
PEMBAHASAN
I. Perundingan Perundingan sebagai alat komunikasi komunikasi dalam penyelesaian penyelesaian masalah masalah Komunikasi adalah transmisi atau pertukaran informasi, data dan pesan melalui media, media, seperti seperti pembica pembicaraan raan ( verbal communication communication), tulisan (written ( written communication) communication) telepon, telegram (telecommunication ( telecommunication ), radio, televisi, surat kabar, film ( mass media) media) internet (interactive (interactive media), media ), lukisan dan musik ( recreation media). media). Komunikasi dapat dikategorikan menjadi komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Dala Dalam m
komu komuni nika kasi si
verb verbal al yang yang terp terpen enti ting ng adal adalah ah baha bahasa sa..
Masy Masyar arak akat at
menggunakan bahasa untuk mengutarakan maksud atau gagasan kepada orang lain. Perundingan adalah salah satu contoh dari komunikasi verbal yang secara khusus dapat dikata dikatakan kan komuni komunika kasi si orga organis nisas asii yaitu yaitu komu komunik nikasi asi yang yang dilaku dilakuka kan n dalam dalam sebua sebuah h organisasi secara terstruktur dan resmi. Dari dulu berbagai berbagai masalah masalah baik besar besar maupun maupun kecil memilih perundinga perundingan n sebagai sebagai media media untuk untuk membicar membicarakan akan suatu masalah masalah hingga pada pada saat saat yang yang tepat tepat mencari jalan keluar untuk masalah yang sedang dihadapi. Secara global, perundingan telah telah dipilih dipilih banyak banyak negara negara untuk untuk menyeles menyelesaika aikan n masalah masalah interen interen maupun maupun eksteren eksteren yang dihadapi. Pelajaran baik bisa kita ambil dari Filipina Selatan semasa rezim Marcos, yang secara tidak langsung, masalah yang dialami bisa terseret ke Organisasi Konferensi Internasi Internasiona onall (OKI). (OKI). Sebuah Sebuah organisa organisasi si perundin perundingan gan sebagai sebagai meditor meditor bagi bagi masalah masalah negara yang mendunia. Conto Contoh h lain, lain, Yugosl ugoslavi avia a pada pada akhir akhir tahun tahun 1990-a 1990-an n meng mengala alami mi gelom gelomba bang ng sepa separa rati tis s
dari dari Kroa Kroasi sia, a, Slov Sloven enia ia,,
Make Makedo doni nia, a, dan dan
Bosn Bosnia ia Herz Herzeg egov ovin ina a
untu untuk k
memis memisah ahkan kan diri diri dari dari nega negara ra indukn induknya. ya. Dalam Dalam meny menyele elesai saikan kan hal hal ini Yogosla ogoslavia via menerima banyak bantuan dari organisasi organisasi internasional internasional seperti Conference Conference on Security and Coorperation in Europe (CSCE). Perundingan berhasil ditempuh secara baik, dan berakhir dengan pengakuan CSCE dan PBB bahwa yang tersisa adalah negara Serbia dan Montenego, yang merupakan negara Yugoslavia yang baru. Tidak semua perundingan perundingan membuahkan hasil yang baik. Masalah interen antara GAM-RI di bawa ke meja perundingan internasional. Sebuah organisasi non-pemerintah yang bergerak di budang kemanusiaan, Henry Dunant Centre mencoba untuk menjadi
6
mediator di Bavois, Swiss pada 12 Mei 2000. Perundingan itu kemudian menyetujui suatu Joint Understanding Understanding (Persetu (Persetujuan juan Jeda Kemanu Kemanusiaa siaan), n), yang kemudia kemudian n tanpa tanpa membuahkan hasil konkret. Indonesia sendiri telah mengalami banyak jatuh bangun dalam dalam hal perundin perundingan gan.. Misalnya Misalnya perundin perundingan gan Indonesi Indonesia a dengan dengan pihak pihak separatis separatis di Timor-T Timor-Timu imur, r, walaupu walaupun n hasil hasil yang diperole diperoleh, h, Indonesi Indonesia a harus harus merelak merelakan an lepasny lepasnya a Timor-Timur dari NKRI. Indonesia juga menggunakan menggunakan segala cara untuk menyelesaikan menyelesaikan sengketanya dengan dengan pihak pihak sparatis sparatis di Aceh, baik secara secara perlawan perlawanana ana fisik maupun maupun perlawa perlawanan nan secara diplomatis dengan cara perundingan. perundingan. Masalah Aceh merupakan masalah dalam negeri, maka apapun cara yang ditempuh, Indonesia harus berusaha sebaik mungkin untuk untuk menyele menyelesaika saikan n masalah masalah ini sendiri, sendiri, tanpa tanpa campur campur tangan tangan lembaga lembaga dari luar Indonesia. Indonesia. Bahkan organisasi organisasi dunia seperti Perserikatan Perserikatan Bangsa Bangsa Bangsa dan ASEAN ASEAN pun memiliki komitmen untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri setiap negara anggotanya. anggotanya. Seperti yang dinyatakan dinyatakan oleh Sumaryo Suryokusumo Suryokusumo (2005) dalam tulisan yang berjudul Rencana Perundingan RI-GAM di Finlandia: “Baik “Baik negara negara atau atau kelompo kelompok k negara negara termasu termasuk k organisa organisasi si internas internasiona ionall tidak tidak mempunyai hak, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan dalih apa pun, untuk mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Jika hal itu terjadi, sudah tentu tentu bisa bisa menga mengarah rah pada pada suatu suatu intern internasi asion onali alisas sasii masa masalah lahnya nya,, sehin sehingga gga menjadikan masalah tersebut lebih kompleks.” 3 Sete Setelah lah tumb tumbang angnya nya kekua kekuasaa saan n Soeh Soehart arto o pada pada tahun tahun 1998 1998,, konfli konflik k GAM GAM sepert sepertiny inya a lebih lebih menu menunju njukka kkan n sedik sedikit it celah celah untuk untuk memp memperu erund nding ingkan kan apa yang yang sebenarrnya telah terjadi. Pada masa ini masyarakat sipil memegang peranan penting dalam dalam prose proses s perda perdama maian ian denga dengan n anggo anggota ta Gerak Gerakan an Aceh Aceh Merde Merdeka. ka. Pada Pada awal awal perun perundin dinga gan, n, GAM GAM masih masih memi memilik likii bahwa bahwa gerak gerakan an separa separatis tisme me yang yang dilaku dilakukan kan merupakan sambungan dari kekuasaan pada masa lampau. Pada perundingan kali ini, masyarakat sipil menanamkan paradigma bahwa kemerdekaan merupakan cerminan dari dari kehidu kehidupa pan n berde berdemo mokra krasi si yang yang dama damaii dibawa dibawah h NKRI. NKRI. Maka Maka dari dari itu setela setelah h perubah perubahan an paradigm paradigma a tersebu tersebut, t, perundin perundingan gan-per -perund undinga ingan n yang yang berlang berlangsung sung lebih lebih damai karena dialog yang dibangun berisikan cita-cita mengenai mengenai demokrasi yang damai bukan hanya membahas masalah sejarah lampau yang terlalu konvensional.
3
http://www.suarapembaruan.com/News/2005/01/27/Editor/edi04.htm
7
Seperti yang dikemukakan diatas, bahwa Indonesia memiliki kewajiban untuk menyeles menyelesaika aikan n semua semua konflik konflik interen interen secara secara mandiri. mandiri. Akan tetapi, tetapi, terkadan terkadang g konflik konflik inte intere ren n bers bersif ifat at sang sangat at luas luas,, sehi sehing ngga ga bila bila dise disele lesa saik ikan an seca secara ra tert tertut utup up akan akan mengakibatkan sesuatu yang lebih kacau. Bagaimana pun juga dikhawatirkan bila suatu konflik diselesaikan hanya dengan peranan pihak-pihak pihak-pihak yang bertikai, akan terjadi suatu perundingan yang bersifat subjektif, tanpa ada penetral. Maka dari itu, peranan pihak ketiga yang bersifat netral sangat dibutuhkan. Hal ini dikuatkan dengan sebuah tulisan oleh Iskandar Zulkarnaen (2007) dalam Peran Pihak Ketiga dalam Penyelesaian Penyelesaian Konflik di Aceh; Analisa Kegagalan HDC Serta Prospek Damai MoU Helsinki
menyatakan
bahwa, “ada “ada empat empat hal hal yang yang menja menjadi di alasan alasan meng mengap apa a bebera beberapa pa konfli konflik k intere interen n juga juga membutuhkan pihak luar dalam penyelesaiannya antara lain yaitu: pertama, sumbersumber konflik justru lebih banyak karena faktor luar. Kedua, interdependensi interdependensi global yang ada mengakibatkan perlunya pihak ketiga turun campur sebagai pencegahan agar agar konfli konflik k tidak tidak melua meluas s ke nega negaran ranya. ya. Ketig Ketiga, a, biaya biaya konfli konflik k berup berupa a trage tragedi di kemanusiaan membuat pihak luar memiliki legitimasi untuk tidak tinggal diam atau melakuka melakukan n interven intervensi. si. Keempat, Keempat, adanya adanya kesepaka kesepakatan tan dari hampir hampir semua semua kajian kajian konfli konflik k bahw bahwa a konfl konflik ik yang yang berla berlarut rut-la -larut rut hany hanya a dapa dapatt disele diselesai saika kan n deng dengan an melibatkan pihak luar.” 4 Menunjang pernyataan tersebut, Indonesia pun membutuhkan pihak luar sebagai mediator untuk menyelesaikan konflik di Aceh. Setelah kegagalan Henry Dunant Center (HDC) mendamaikan RI-GAM, RI-GAM, pihak luar masih belum menyerah, menyerah, jejak HDC diikuti pula oleh NGO. Secara Umum NGO didefinisikan sebagai lembaga privat, voluntary , nonprofit; dimana anggota-anggotanya mengkombinasikan kemampuan, cara dan energi mereka dalam mencapai tujuan dan idealita 5. HDC dan CMI adalah dua contoh NGO internasional, yang mencoba menyelesaikan masalah aceh. Kekuatan NGO sebagai organisasi non-pemerintah, non-pemerintah, membuat NGO dapat masuk ke bagian-bagian bagian-bagian privat tanpa harus mengkhawatirkan penolakan pengakuan resmi. Keterlibatan HDC pertama kali di Indonesia dimulai pada bulan Agustus 1999 ketika ketika Presid Presiden en Abdu Abdurra rrahm hman an Wahid ahid memin meminta ta HDC untuk untuk memf memfas asilit ilitasi asi dialog dialog 4
ACEH INSTITUTE.ONLINE _ PERAN PIHAK KETIGA DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DI ACEH; ANALISA KEGAGALAN HDC SERTA PROSPEK DAMAI MoU HELSINKI.html
5
ibid, bag. NGO Sebagai Aktor Aktor Resolusi Konflik
8
kemanusiaan guna menyelesaiakan konflik Aceh. Aksi pertama yang dilakukan HDC adalah adalah membawa membawa RI-GAM secara secara bersama bersama-sam -sama a ke meja perundin perundingan gan pada pada bulan bulan Januari 2000 yang kemudian diikuti dengan beberapa dilog oleh kedua belah pihak. Meskipun Meskipun tidak tidak memiliki memiliki kepercay kepercayaan aan terhadap terhadap Pemerint Pemerintah ah Indones Indonesia, ia, GAM segera segera mene menerim rima a tawara tawaran n dialog dialog denga dengan n tujua tujuan n meng mengint intern ernasi asion onali alisas sasii kasus kasus Aceh Aceh dan dan mendapatkan dukungan atau simpati dari Amerika atau negara negara-negara Eropa dengan harapan mereka mau menekan Indonesia agar melepaskan Aceh. GAM juga berharap dialog ini dapat mengekspos seluruh pelanggaran hak asasi manusia yang pernah TNI lakukan kepada warga Aceh. Dari perundingan tersebut diperoleh sebuah hasil berupa Memorandum of Understanding (MoU) pada 12 Mei 2000 tentang Jeda Kemanusiaan untuk Aceh di Geneva, Swiss. Sayangnya walaupun telah terlahir suatu kesepakatan antara kedua belah pihak, tetap saja masalah mendasar dari pihak yang bersengketa belum menemukan sebuah kesamaan tentang paham kemerdekaan, apakah Aceh merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI atau Aceh akan menjadi suatu negara baru yang terpisah dari NKRI. Pemerintah Indonesia masih bersikeras untuk mempertahankan Aceh, akan tetapi di lain lain pihak pihak pasuk pasukan an separa separatis tis di Aceh Aceh tetap tetap meme memegan gang g teguh teguh keing keingina inan n untu untuk k memisahkan diri dari diskriminasi pemerintah Indonesia. Ditamba Ditambah h lagi, lagi, dengan dengan degrada degradasi si keperca kepercayaan yaan oleh kedua kedua belah belah pihak pihak yang tengah bertikai membuat dialog yang sebelumnya berjalan secara damai dan lancar, kini mengalami kegagalan. Dari berbagai perundingan setelah hal itu terjadi, tampaknya puhak RI dan GAM masih tetap bertahan pada keinginannya masing-masing. Pada tanggal 18 Mei 2003 GAM mengeluarkan pernyataan penolakan terhadap pernyataan dari pemerintah Indonesia, dan secara cepat Presiden Megawati merespon merespon hal tersebut dengan menandatangan menandatanganii Darurat Militer di Aceh dan sejak saat itu kekuasaan berada di bawah militer sepenuhnya. Dengan dikeluarkannya kebijakkan tersebut, peran HDC pun terhenti dan dianggap gagal sebagai mediator perdamaian RI dan GAM.
II. Perundin Perundingan gan Akhir Akhir GAM GAM dan dan Indonesi Indonesia a Pada era Orde Baru, nyaris persoalan Aceh tidak pernah tersentuh oleh upaya penyeles penyelesaian aian konflik konflik secara secara damai damai kecuali kecuali melalui melalui pendeka pendekatan tan militer militer yang banyak banyak memakan korban jiwa. Pada era Gus Dur-lah permasalahan Aceh mulai dibuka dan
9
melibatkan pihak ketiga yaitu Henry Dunant Center (HDC) dalam penyelesaian konflik di dalamnya yang berakhir dengan kegagalan. Sete Setelah lah melal melalui ui bebe beberap rapa a perun perundin dinga gan n dan dan adu senjat senjata a yang yang pelik pelik.. Pada Pada pemerin pemerintaha tahan n Susilo Susilo Bambang Bambang Yudoyono, udoyono, sinyal sinyal perdama perdamaian ian Aceh semakin semakin terang terang bersinar bersinar.. Berbagai Berbagai kegaga kegagalan lan dalam dalam perundin perundingan gan sebelum sebelumnya, nya, seakan seakan memberi memberikan kan pelajara pelajaran n bahwa bahwa sebenarn sebenarnya ya masalah masalah Aceh dapat dapat diselesa diselesaikan ikan dengan dengan cara damai, damai, tanpa tanpa harus harus mengo mengorba rbank nkan an bany banyak ak hal hal untuk untuk suatu suatu perda perdama maian ian,, karen karena a deng dengan an pengalaman HDC, pihak yang bersengketa setidaknya bisa berdialog mengenai segala kemungkinan yang akan terjadi dan hal ini mungkin saja akan terealisasi pada suatu perundingan yang lebih tepat untuk menyelesaikan sengketa tua ini 26 Desembe Desemberr 2004, 2004, tsunami tsunami meluluhl meluluhlant antakka akkan n tanah tanah rencong. rencong. Bersumb Bersumber er www.endonesia.com menyata menyatakan kan bahwa bahwa korban korban tsunami tsunami mencapa mencapaii angka angka 166.080 166.080 orang. Belum lagi kerusakan infrastruktur yang benar-benar menghancurkan hati semua rakyat Aceh, bahkan rakyat Indonesia. Satu bulan setelah itu, terjadi suatu awal dari perdamaian yang selama hampir tiga dekade diimpikan diimpikan oleh rakyat Aceh. Pada tanggal tanggal 27-29 Januari 2005 2005 diadakan perundingan Helsinki, dan sayangnya perundingan ini belum menghasilkan apa-apa. Kemudian pada 21-23 Februari 2005, itikad baik mulai muncul dari pihak Aceh untuk menghen menghentika tikan n hasrat hasrat untuk untuk memisah memisahkan kan diri dari NKRI. NKRI. Perundin Perundingan gan selanjut selanjutnya nya diadakan pada 12-16 April 2005, kedua belah pihak sepakat untuk mencari sosuli terbaik untuk masalah yang telah mengakar ini. Tahap keempat perundingan diadakan pada 1217 Juli, perundingan ini menjelaskan bahwa telah terjadi kemajuan yang sangat peasat dari proses perdamaian RI dan GAM. Terdapat sebuah kesepakatan bahwa, antara pihak Indonesia dan GAM tidak diperk diperken enan anak akan an meng menggu gunak nakan an senjat senjata a jenis jenis apapu apapun n dari dari 23 Juli Juli 2005 2005 sampai sampai penandatanganan berlangsung. Akan tetapi tampaknya, perdamaian RI dan GAM masih diselimiti hal yang kelabu. Beberapa hari sebelum penandatanganan MoU dimanfaatkan oleh sebagian anggota GAM untuk melancarkan intimidasi kepada masyarakat sipil, hal ini disinyalir terjadi karena ada beberapa kaum muda dari pihak GAM, yang biasanya bera berada da di temp tempat at-t -tem empa patt
terp terpen enci cill
belu belum m meng menget etah ahui ui akan akan ada ada kese kesepa paka kata tan n
perdama perdamaian ian antara antara RI dan GAM. Walaupun Walaupun dengan berbaga berbagaii peristiwa peristiwa kelam kelam yang yang terjadi sebelum penandatanganan, penandatanganan, tetap saja kebanyakan kebanyakan anggota yang terkait merasa sanga sangatt optim optimis is denga dengan n perja perjanji njian an damai damai terse tersebu butt akan akan memb membaw awa a perda perdama maian ian menyeluruh bagi seluruh rakyat di Aceh maupun secara umum rakyat Indonesia.
10
Sete Setelah lah lebih lebih dari dari dua deka dekade de masa masalah lah antar antara a RI dan dan GAM GAM tidak tidak perna pernah h menemukan titik terang, maka dengan jasa Crisis Management Management Initiative (CMI) sebagai pihak ketiga, pada 15 Agustus 2005 -dua hari menjelang peringatan kemerdekaan- di sebuah villa megah di Vantaa, Helsinki, Finlandia antara Hamid Awaluddin sebagai wakil Indonesia dan Malik Mahmud, perwakilan GAM, setuju untuk menandatangani MoU perdama perdamaian. ian. Peristiw Peristiwa a bersejar bersejarah ah itu disiarkan disiarkan langsung langsung melalui melalui siaran siaran televisi, televisi, dan menjadi suatu awal dari penyelesaian konflik Aceh secara permanen. Pasca penandatangan MoU perdamaian ini, banyak yang cukup ragu dengan kepermanenan perjanjian ini. Tapi hingga saat ini, gema pertikaian di Aceh tampaknya bena benarr-be bena narr mere mereda da.. Hal Hal ini ini disi disiny nyal alir ir kare karena na anta antara ra kedu kedua a bela belah h piha pihak k yang yang sebelum sebelumnya nya bertikai, bertikai, dapat dapat menjami menjamin n keamana keamanan n di daerah daerah konflik. konflik. Hal ini ditanda ditandaii dengan penghancuran penghancuran 840 senjata GAM dan relokasi 36.000 personil TNI/POLRI, serta penghen penghentian tian kekerasa kekerasan, n, kriminal kriminalitas itas,, penculik penculikan, an, perampo perampokan, kan, dan segala segala bentuk bentuk kejahatan lainnya secara cepat di kalangan masyarakat. 6
6
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0708/13/nas06.html
11
PENUTUP
Gerakan Aceh Merdeka merupakan suatu gerakan separatis yang tumbuh akibat kekecewaan terhadap pemerintahan yang terkadang menyepelekan kekuatan-kekuatan khusus yang dimiliki daerah-daerah di NKRI. Kekecewaan Kekecewaan ini bukan hanya dirasakan oleh masyarakat Aceh saja, banyak daerah – daerah di Indonesia yang merasakan hal serupa. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak boleh dipandang sebelah mata, karena apabila bibit separatis terus menyebar maka rasa nasionalisme akan semakin tidak terasa. Berbagai Berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah mencegah dan menghentikan menghentikan gerakan separatisme di Indonesia. Selain gencatan senajata yang pasti akan memakan banyak korban, perundingan merupakan salah satu cara paling diplomatis untuk menyelesaikan masalah interen, seperti separatisme. Perundingan tidak bisa dilakukan hanya sekali untuk mencapai suatu tujuan, akan tetapi membutuhkan kesabaran untuk melaksanakan banyak perundingan agar hasil yang diperoleh benar- benar dapat berlangsung dalam waktu yang lama. Perundingan bagaikan suatu media yang bisa mengkomunikasikan kehendak kehendak dari pihakpihak- pihak pihak yang bertikai, bertikai, semakin semakin baik proses proses suatu suatu perundin perundingan gan berlangsung, maka proses komunikasi antar pihak yang bertikai juga bisa dikatakan berjalan berjalan sesuai sesuai dengan dengan harapan harapan,, dengan dengan demikian demikian akan memperk memperkecil ecil kemungk kemungkinan inan terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak.
12
Daftar Pustaka
Buku: Mulyana, Deddy. Deddy . Ilmu Komunikasai Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. 2005
Situs: Aspinal, Edward. 2007. Sejarah Konflik Aceh. 23 Oktober 008. Diunduh dari: www.acehinstitute.org/ resume_150607_edward_aspinal Achmady et al . 2007. Sejarah Bangsa Aceh. 23 oktober 2008. Diunduh dari: http://younone.wordpress.com/2007/05/04/sejarah-bangsa-aceh/ Fasya, Teuku Kemal. 2008. Mou Helsinki: Antara Keamanan dan Perdamaian. 25 Oktober 2008. Diunduh dari: http://kingagung.wordpress.com/2008/08/31/mou-helsinkiantara-keamanan-dan-perdamaian/ Suryokusumo, Sumaryo. 2005 . Rencana Perundingan RI-GAM di Finlandia. 23 Oktober 2008. Diunduh dari: http://www.suarapembaruan.com/News/2005/01/27/Editor/edi04.htm
Suradi. 2007. 23 Oktober 2008. Diunduh dari: http://www.sinarharapan.co.id/berita/0708/13/nas06.html
Ummahonline. 2007. GAM dan Perjuangan Jangka Panjang. 23 Oktober 2008. Diunduh dari: http://ummahonline.wordpress.com/2007/01/04/gam-dan-perjuangan-jangkapanjang.html
Zulkarnen, Iskandar. 2007. Peran Pihak Ketiga dalam Penyelesaian Konflik di Aceh; Analisa Kegagalan HDC serta Prospek Damai MoU Helsinki. 23 Oktober 2008. Diunduh dari dari::
http: tp://A //ACEH CEH
INST NSTITU ITUTE.O TE.ON NLINE LINE
/PERAN RAN
PIHA IHAK
KETIG TIGA
DAL DALAM
PENYELESAIAN KONFLIK DI ACEH; ANALISA KEGAGALAN HDC SERTA PROSPEK DAMAI MoU HELSINKI.html http://www.kairoscanada.org/e/countries/indonesia/background.asp
http://id.wikipedia.org/wiki/Operasi_militer_Indonesia_di_Aceh_(2003-2004).html
13
Hupudio,Hudoyo. Hupudio,Hudoyo. 2000. Sejarah Kekerasan Kekerasan di Aceh. Aceh. 23 Oktober 2008. 2008. Diunduh dari: http://groups.google.co.id/group/soc.culture.indonesia/tree/browse_frm/month/200308/f5bfed71c50ab1e4?rnum=1&_done=%2Fgroup%2Fsoc.culture.indonesia%2Fbrowse _frm%2Fmonth%2F2003-08%3F
14