USULAN PERANCANGAN ALAT PEMOTONG KERTAS KARTON (Studi Kasus di D&D Handycraft Collections)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri
Oleh: Poppy Raharjo 03 06 03823/TI
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2008
1
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir berjudul USULAN PERANCANGAN ALAT PEMOTONG KERTAS KARTON (Studi Kasus di D&D Handycraft Collections) Disusun oleh : Poppy Raharjo (NIM: 03 06 03823) dinyatakan telah memenuhi syarat pada tanggal : 20 Juni 2008 Pembimbing I,
Pembimbing II,
(M.Chandra Dewi K.,ST.,MT.)(DM.Ratna Tungga D.,S.Si.,MT.) Tim penguji: Penguji I,
(M. Chandra Dewi K.,ST.,MT.) Penguji II,
Penguji III,
(L. Triani Dewi,ST.,MT.)
(Brillianta Budi N.,ST.,MT.)
Yogyakarta,
20 Juni 2008
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta Dekan,
(Paulus Mudjihartono, ST., MT.)
2
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir berjudul USULAN PERANCANGAN ALAT PEMOTONG KERTAS KARTON (Studi Kasus di D&D Handycraft Collections) Disusun oleh : Poppy Raharjo (NIM: 03 06 03823) dinyatakan telah memenuhi syarat pada tanggal : 20 Juni 2008 Pembimbing I,
Pembimbing II,
(M.Chandra Dewi K.,ST.,MT.)(DM.Ratna Tungga D.,S.Si.,MT.) Tim penguji: Penguji I,
(M. Chandra Dewi K.,ST.,MT.) Penguji II,
Penguji III,
(L. Triani Dewi,ST.,MT.)
(Brillianta Budi N.,ST.,MT.)
Yogyakarta,
20 Juni 2008
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta Dekan,
(Paulus Mudjihartono, ST., MT.)
2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini bermunculan industri kecil di bidang kerajinan
tangan
yang
bersaing
ketat
dalam
hal
kreativitas sehingga menuntut seseorang harus bekerja keras
untuk
menciptakan
ide
yang
lebih
menarik
dan
memiliki daya jual yang tinggi. Salah satunya adalah industri
kerajinan
wadah
multifungsi
milik
D&D
Handycraft Collections. Wadah multifungsi terbuat dari kertas karton dan terdiri dari dua macam bentuk, yaitu berbentuk tabung dan kubus. Alat pemotong kertas karton merupakan salah satu
peralatan
pembuatan
penting
wadah
yang
multifungsi.
harus Alat
ada
dalam
pemotong
proses kertas
karton yang saat ini digunakan dalam pembuatan wadah multifungsi gunting
di
untuk
lingkaran
dan
D&D
Handycraft
memotong
kertas
untuk cutter
Collections karton
memotong
adalah
berbentuk
kertas
karton
berbentuk persegi. Proses pengerjaan wadah multifungsi, khususnya proses pemotongan kertas karton, dilakukan di lantai
dengan
posisi
kaki
kiri
dilipat
ke
belakang
sebagai alas penyanggah pantat dan kaki kanan ditekuk. Posisi memotong kertas karton yang dimaksud nampak pada Gambar 1.1. berikut ini.
3
______________________________________________________
Gambar 1.1. Proses Pemotongan Kertas Karton _______________________________________________________
Dari
hasil
mayoritas
kuisioner
pekerja
merasakan
pendahuluan
diketahui
ketidaknyamanan
dalam
bekerja dengan posisi duduk seperti nampak pada Gambar 1.1.,
yaitu
punggung dengan
timbul
dan
rasa
sakit
tangan/pergelangan
menggunakan
peralatan
pada
leher,
tangan.
yang
ada
bahu,
Selain
itu,
sekarang
ini,
yaitu gunting dan cutter , muncul kesulitan dalam proses memotong kertas karton, yaitu adanya kecenderungan jari tersayat atau terjepit cutter atau gunting, membutuhkan waktu
yang
relatif
lama
dan
ketelitian
yang
cukup
tinggi agar hasil potongannya sesuai dengan pola yang telah dibuat.
1.2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah
bagaimana
usulan
perancangan
alat
pemotong
kertas karton yang ergonomis bagi para pekerja di D&D
4
Handycraft
Collections
dalam
pembuatan
wadah
multifungsi. 1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian
ini
adalah
menganalisis
dan
membuat usulan perancangan alat pemotong kertas karton yang
ergonomis
bagi
para
pekerja
di
D&D
Handycraft
Collections dalam pmembuatan wadah multifungsi.
1.4. Batasan Masalah
Agar
pemecahan
menyimpang
dari
masalah
ruang
yang
lingkup
yang
dilakukan
tidak
ditentukan,
maka
akan dilakukan pembatasan sebagai berikut: 1.
Alat pemotong kertas karton yang dirancang hanya untuk memotong kertas karton dengan diameter 12 cm untuk
wadah
ukuran
12
cm
multifungsi x
12
cm
berbentuk untuk
wadah
tabung,
dan
multifungsi
berbentuk kubus. 2.
Hasil
usulan
karton
perancangan
dievaluasi
alat
menggunakan
pemotong
kertas
analisis
postur
dengan metode REBA. 3.
Data
pengukuran
yang
diambil
hanya
sebatas
pada
pengukuran data anthropometri statis. 4.
Metode yang digunakan untuk merancang alat pemotong kertas
karton
adalah
metode
analisis anthropometri.
5
rasional
didukung
1.5. Metodologi Penelitian
Data-data/informasi yang dibutuhkan dalam proses penelitian
diperoleh
berdasarkan
teknik
pengumpulan
data yang dibedakan menurut jenisnya, yaitu:
a.
Data primer Data
primer
merupakan
data
yang
diperoleh
dari
pengamatan langsung di lapangan, dilakukan dengan: 1.
Wawancara, dan
para
berupa pekerja
tanya-jawab D&D
kepada
Handycraft
pemilik
Collections,
khususnya bagian pembuatan wadah multifugsi. 2.
Kuisioner, berupa seperangkat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan topik penelitian kepada para
pekerja
D&D
Handycraft
Collections,
khususnya bagian pembuatan wadah multifungsi. 3.
Pengukuran
langsung,
anthropometri Collections,
para
berupa pekerja
khususnya
bagian
pengukuran D&D
data
Handycraft
pembuatan
wadah
multifungsi. b.
Data sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan studi
pustaka,
yaitu
mengumpulkan
data
atau
informasi yang diperlukan dengan mempelajari bukubuku
penunjang
yang
berkaitan
dengan
topik
dasar
pemecahan
masalah
dalam
penelitian.
Langkah-langkah
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.2. berikut ini.
6
_______________________________________________________
Gambar 1.2. Diagram Alir Langkah-langkah Penelitian __________________________________________________________________
7
1.6. Metode Perancangan
Metode alat
yang
pemotong
digunakan
kertas
dalam
karton
usulan
dalam
perancangan
pembuatan
kotak
multifungsi ini adalah metode rasional. Adapun langkahlangkah metode rasional antara lain: a.
Clarifying Objectives
Metode
yang
digunakan
adalah
objectives
tree.
Metode ini bertujuan untuk menjelaskan tujuan dan sub tujuan dari perancangan dan hubungan diantara keduanya. b.
Establishing Function
Metode
yang
digunakan
adalah
function
analysis.
Metode ini bertujuan untuk menentukan fungsi-fungsi yang dibutuhkan dan batasan sistem dari perancangan produk. c.
Setting Requirements
Metode
yang
specification.
digunakan
adalah
performance
Metode ini bertujuan untuk membuat
spesifikasi yang akurat dari kebutuhan pelaksanaan suatu solusi perancangan. d.
Determining Characteristics
Metode yang dapat digunakan dalam tahap ini adalah Quality Function Deployment (QFD). Tujuannya adalah
untuk
menetapkan
karakteristik
target
teknis
yang
produk
akan
yang
dicapai
dapat
oleh
memenuhi
keinginan konsumen. e.
Generating Alternatives
Metode yang digunakan adalah morphological chart. Metode
ini
bertujuan
untuk
membangkitkan
range
lengkap dari solusi-solusi perancangan alternatif
8
dan memperluas pencarian terhadap solusi baru yang potensial. f.
Evaluating Alternatives
Metode yang digunakan adalah weighted objectives. Metode ini bertujuan untuk membandingkan nilai guna alternatif usulan perancangan yang ada. g.
Improving Details
Metode yang digunakan adalah perbandingan alat awal dengan
alat
baru
hasil
perancangan. Metode
ini
bertujuan untuk meningkatkan nilai jual produk baru yang jauh lebih unggul daripada produk sebelumnya.
1.7. Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan
laporan
yang
akan
disusun
terbagi dalam beberapa bab, antara lain: BAB 1: PENDAHULUAN Bab
ini
masalah,
berisi
latar
tujuan
belakang,
penelitian,
perumusan
batasan
masalah,
metodologi penelitian, diagram alir metodologi penelitian, metode perancangan, dan sistematika penulisan. BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA Bab
ini
berisi
uraian-uraian
singkat
tentang
penelitian terdahulu dan perbandingannya dengan penelitian yang sekarang dilakukan. BAB 3: DASAR TEORI Bab
ini
mendukung
berisi
tentang
penelitian
referensi pustaka.
9
yang
teori-teori diperoleh
yang
melalui
BAB 4: PROFIL PERUSAHAAN DAN DATA Bab ini berisi data-data yang diperlukan dalam penelitian,
berupa
data
kuisioner
dan
data
anthropometri, yaitu data lebar telapak tangan, data
diameter
genggaman
tangan,
data
tinggi
bahu dan data panjang lengan bawah. BAB 5: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi analisa data dan pembahasannya, meliputi
analisis
perancangan evaluasi
dengan
hasil
usulan
anthropometri, metode
analisis
rasional,
perancangan
dan
menggunakan
analisis postur dengan metode REBA. BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang rangkuman hasil analisis dan
pembahasan
serta
berikutnya.
10
saran
bagi
penelitian
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Nugroho
(2006),
dalam
penelitiannya
melakukan
perancangan alat pemotong tempe yang ergonomis untuk mengurangi dari
terjadinya
penelitian
penyakit
adalah
akibat
menghasilkan
kerja.
Tujuan
alat
bantu
pemotongan tempe yang ergonomis. Putra
(2007),
dalam
penelitiannya
melakukan
perancangan alat pembelah singkong untuk pembuatan tela mayonaise yang mampu membelah singkong dengan cepat, mudah pada
dioperasikan operator,
sehingga
tidak
dapat
menyebabkan
mengurangi sisa
cedera
singkong
yang
berlebihan serta mudah dioperasikan.
2.2. Penelitian Sekarang
Penelitian yang dilakukan sekarang mengenai alat pemotong kertas karton. Tujuannya adalah menganalisis dan
membuat
usulan
perancangan
alat
pemotong
kertas
karton untuk membuat wadah multifungsi yang ergonomis bagi
para
pekerja
di
D&D
Handycraft
Collections.
Penelitian ini menggunakan metode rasional dan analisis anthropometri. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.
11
_________________________________________________________________________________________ Tabel 2.1. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang Peneliti
Objek Penelitian
Metode
Nugroho (2006)
Perancangan alat pemotong tempe yang ergonomis Perancangan alat pembelah singkong untuk pembuatan tela mayonaise
Anthropometri, Metode Rasional
Menghasilkan alat bantu tempe yang ergonomis
Metode Rasional dengan Perhitungan Analisis Teknik
Menghasilkan alat pembelah singkong yang mempunyai kemampuan membelah singkong dengan cepat, mudah dioperasikan sehingga dapat mengurangi cedera pada operator, tidak menyebabkan sisa singkong yang berlebihan serta mudah dioperasikan Memberikan usulan rancangan alat pemotong kertas karton yang ergonomis dan dapat mengurangi kendala yang ada.
Putra (2007)
Tujuan Penelitian
Penulis (2008)
pemotongan
Usulan Anthropometri, perancangan alat Metode Rasional pemotong kertas karton yang ergonomis dalam pembuatan wadah multifungsi ________________________________________________________________________________________
10
BAB 3 DASAR TEORI
3.1. Ergonomi
yang
Ergonomi
berasal
dari
berarti
“kerja”
dan nomos yang
alam”.
Ergonomi
dapat
bahasa
Latin
didefinisikan
yaitu ergon
berarti sebagai
“hukum studi
tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya
BAB 3 DASAR TEORI
3.1. Ergonomi
yang
Ergonomi
berasal
dari
berarti
“kerja”
dan nomos yang
alam”.
Ergonomi
dapat
bahasa
Latin
didefinisikan
yaitu ergon
berarti
“hukum
sebagai
studi
tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang
ditinjau
secara
engineering ,
(Nurmianto,
anatomi,
manajemen 2004).
Ergonomi
fisiologi,
psikologi,
dan
desain/perancangan
ialah
suatu
cabang
ilmu
yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai
sifat,
kemampuan
dan
keterbatasan
manusia
untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan
efektif,
aman
dan
nyaman
(Sutalaksana
dkk.,
1979). Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah (Tarwaka, 2004): 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan
beban
kerja
fisik
dan
mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. 2. Meningkatkan peningkatan
kesejahteraan kualitas
mengkoordinir
kerja
kontak
sosial sosial,
secara
11
melalui
mengelola
tepat
guna
dan dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. 3. Menciptakan
keseimbangan
rasional
antara
berbagai
aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya
dari
setiap
sistem
kerja
yang
dilakukan
sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. Dalam penerapan ergonomi diperlukan informasi yang lengkap
mengenai
keterbatasannya. informasi
ini
penelitian.
kemampuan Salah
telah
satu
manusia usaha
banyak
Penelitian
dengan
untuk
mendapatkan
dilakukan
tersebut
segala
penelitian-
terdiri
dari
(Sutalaksana dkk., 1979): 1. Penelitian tentang display Yang
dimaksud
bagian
dari
keadaannya
dengan
penelitian
lingkungan
kepada
manusia.
yang
display
adalah
mengkomunikasikan
Contohnya,
jika
kita
ingin mengetahui berapa suhu ruangan saat ini, maka dengan melihat pengukur suhu ruangan yang diwakili dengan
tinggi
air
raksa
pada
skala
tertentu,
informasi suhu ruangan dapat diketahui. 2. Penelitian mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendaliannya Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia saat bekerja dan kemudian mempelajari cara mengukur
dari
Penyelidikan
setiap
ini
banyak
aktivitas
tersebut.
berhubungan
dengan
biomekanik. 3. Penelitian mengenai tempat kerja Agar diperoleh kerja yang baik, yaitu sesuai dengan kemampuan
dan
keterbatasan
12
manusia,
maka
ukuran
tempat kerja tersebut harus sesuai dengan dimensi tubuh
manusia.
Hal
ini
berhubungan
dengan
data
anthropometri. 4. Penelitian mengenai lingkungan fisik Yang
dimaksud
dengan
lingkungan
fisik
adalah
meliputi ruanagn dan fasilitas-fasilitas yang biasa digunakan
oleh
manusia,
serta
kondisi
lingkungan
kerja, yang kedua-duanya banyak mempengaruhi tingkah laku manusia. Ada 5 masalah pokok dalam ergonomi sehubungan dengan keterbatasan manusia, yaitu (Pullat, 1992): a. Anthropometric Anthropometric berhubungan dengan pengukuran
dimensi-dimensi linier tubuh manusia. Permasalahan yang sering ditemui adalah ketidaksesuaian dimensi tubuh manusia dengan rancangan produk dan area kerja. Solusinya adalah merancang suatu area kerja dan produk tersebut dengan penyesuaian terhadap informasi yang diperoleh dari data anthropometri. b. Cognitive Permasalahan cognitive yang timbul berhubungan dengan terjadinya kekurangan atau berlebihnya informasi yang dibutuhkan selama pemrosesannya. c. Musculoskeletal Sistem musculoskeletal terdiri dari otot, tulang dan jaringan penghubung. Timbulnya ketegangan pada otot atau rasa sakit pada tulang adalah akibat dari aktivitas fisik manusia. Hal ini membuat sistem kerja harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia atau mengadakan alat bantu untuk mempermudah pekerjaan.
13
d. Cardiovascular Permasalahan cardiovascular terletak pada sistem peredaran darah, yaitu jantung. Dalam menjalankan aktivitas fisik, otot memerlukan oksigen yang lebih banyak, maka jantung memompakan darah ke otot untuk memenuhi kebutuhan oksigen tersebut. e. Psychomotor berkaitan dengan fungsi sensorik manusia Psychomotor (panca indera). Fungsi sensorik ini dipengaruhi oleh rangsangan eksternal seperti informasi berupa bunyibunyian atau cahaya. Dengan adanya kelima masalah pokok tersebut, maka sistem kerja harus dirancang untuk menghasilkan kenyamanan yang maksimum bagi manusia.
3.2. Anthropometri 3.2.1. Pengertian Anthropometri
Istilah anthropometri berasal dari kata anthro yang berarti “manusia” dan metri yang berarti “ukuran”. Anthropometri adalah studi tentang dimensi tubuh manusia (Pullat, 1992). Anthropometri merupakan suatu ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaanperbedaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok dan lain sebagainya(Panero dan Zelnik, 1979). Data anthropometri yang ada dibedakan menjadi dua kategori, antara lain (Pullat, 1992): a) Dimensi struktural (statis) Dimensi struktural ini mencakup pengukuran dimensi tubuh pada posisi tetap dan standar.
14
b) Dimensi fungsional (dinamis) Dimensi fungsional mencakup pengukuran dimensi tubuh pada berbagai posisi atau sikap. Data anthropometri dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, antara lain (Wignjosoebroto, 1995): a. Perancangan areal kerja b. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya c. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer, dan lain-lain d. Perancangan lingkungan kerja fisik Perbedaan
antara
satu
populasi
dengan
populasi
yang lain adalah dikarenakan oleh faktor-faktor sebagai berikut (Nurmianto, 2004): 1) Keacakan/random Walaupun telah terdapat dalam satu kelompok populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku/bangsa, kelompok usia dan pekerjaannya, namun masih akan ada perbedaan
yang
cukup
signifikan
antara
berbagai
macam masyarakat. 2) Jenis kelamin Ada perbedaan signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk kebanyakan dimensi pria dan wanita ada perbedaan signifikan di antara mean dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan. Pria dianggap lebih
panjang
dimensi
segmen
badannya
daripada
wanita sehingga data anthropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah. 3) Suku bangsa Variasi
di
antara
beberapa
kelompok
suku
bangsa
telah menjadi hal yang tidak kalah pentingnya karena
15
meningkatnya jumlah angka migrasi dari satu negara ke negara lain. Suatu contoh sederhana bahwa yaitu dengan dari
meningkatnya
negara
jumlah
Vietnam
ke
penduduk
Australia,
yang
migrasi
untuk
mengisi
jumlah satuan angkatan kerja (industrial workforce), maka
akan
mempengaruhi
anthropometri
secara
nasional. 4) Usia, digolongkan atas berbagai kelompok usia yaitu: o balita, o anak-anak, o remaja, o dewasa, dan o lanjut usia Hal
ini
jelas
berpengaruh
diaplikasikan
untuk
Anthropometrinya batas
usia
terutama
anthropometri
cenderung
dewasa.
jika
terus
Namun
desain
anak-anak.
meningkat
setelah
sampai
menginjak
usia
dewasa, tinggi badan manusia mempunyai kecenderungan menurun
yang
elastisitas
disebabkan
tulang
belakang
oleh
berkurangnya
(intervertebral
discs)
dan berkurangnya dinamika gerakan tangan dan kaki. 5) Jenis pekerjaan Beberapa jenis pekerjaan persyaratan
dalam
tertentu menuntut adanya
seleksi
karyawannya,
misalnya:
buruh dermaga/pelabuhan harus mempunyai postur tubuh yang
relatif
karyawan
lebih
perkantoran
besar pada
dibandingkan umumnya.
Apalagi
dengan jika
dibandingkan dengan jenis pekerjaan militer. 6) Pakaian Hal
ini
disebabkan
juga
merupakan
oleh
sumber
bervariasinya
16
keragaman iklim/musim
karena yang
berbeda
dari
satu
tempat
ke
tempat
yang
lainnya
terutama untuk daerah dengan empat musim. Misalnya pada waktu musim dingin manusia akan memakai pakaian yang
relatif
lebih
lebih
besar.
pertambangan,
tebal
Ataupun
dan
ukuran
untuk
pengeboran
yang
para
lepas
relatif
pekerja
pantai,
di
pengecoran
logam. Bahkan para penerbang dan astronaut pun harus mempunyai pakaian khusus. 7) Faktor kehamilan pada wanita Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisis perancangan produk dan analisis perancangan kerja. 8) Cacat tubuh secara fisik Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir yaitu dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun
fasilitas akomodasi untuk para
penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat
ikut
serta
merasakan
“kesamaan”
dalam
penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi di dalam pelayanan timbul
untuk
misalnya:
masyarakat.
Masalah
keterbatasan
jarak
yang
sering
jangkauan,
dibutuhkan ruang kaki (knee space) untuk desain meja kerja, lorong/jalur khusus untuk kursi roda, ruang khusus di dalam lavatory, jalur khusus untuk keluar masuk
perkantoran,
kampus,
hotel,
restoran,
supermarket dan lain-lain.
3.2.2. Dimensi Anthropometri
Data
anthropometri
dapat
dimanfaatkan
untuk
menetapkan dimensi ukuran produk yang akan dirancang
17
dan disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia yang akan menggunakannya.
Beberapa
dimensi
statis
dari
tubuh
manusia dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
___________________________________________ Tabel 3.1. Dimensi Anthropometri dalam Posisi Duduk No
Nama Dimensi
Simbol
1 Tinggi duduk, tegak tdt 2 Tinggi mata duduk tmd 3 Tinggi bahu, duduk tbd 4 Jarak bahu ke siku bks 5 Tinggi siku, duduk tsd 6 Tinggi popliteal, duduk tpd 7 Tinggi lutut, duduk tld 8 Tebal paha, duduk thd 9 Jarak pantat ke popliteal plp 10 Panjang lengan bawah, duduk plb 11 Jarak pantat ke lutut jpl 12 Tebal perut tpr 13 Keliling pantat duduk klp 14 Lebar siku ke siku, duduk sks 15 Lebar bahu, duduk lbd 16 Lebar pinggul, duduk lpd _________________________________________________________________
_______________________________________________________ Tabel 3.2. Dimensi Anthropometri dalam Posisi Berdiri No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Dimensi
Simbol
Tinggi tubuh Tinggi siku, berdiri Tinggi pergelangan tangan Tebal dada Jangkauan tangan Tinggi jangkauan tangan Tinggi mata, berdiri Tinggi bahu Tinggi pinggang Tinggi selangkang Tinggi tulang kering Lebar bahu Lebar dada Lebar pinggul, berdiri
tbb tsb tgt tdd jkt tjt tmb tbh tpg tsk ttk lbh ldd lpd
_______________________________________________________
18
_______________________________________________________ Tabel 3.3. Dimensi Antropometri Kaki dan Tangan No
Nama Dimensi
Simbol
1 Tinggi mata kaki tmk 2 Panjang telapak kaki ptk 3 Lebar telapak kaki ltk 4 Lebar jantung kaki ljk 5 Lebar telapak tangan ltt 6 Tinggi jangkauan tangan tjt 7 Panjang telapak tangan ptt 8 Tebal telapak tangan ttt 9 Lebar telapak tangan dari ibu jari ltb 10 Diameter gegaman tangan dgt _______________________________________________________
3.2.3. Pengolahan Data Anthropometri
Data-data anthropometri yang didapat akan melewati beberapa uji agar layak untuk membuat dimensi atau ukuran dalam perancangan. Adapun pengujian yang dilakukan antara lain: a. Uji keseragaman data Pengujian keseragaman data dilakukan untuk mengetahui:
•
Homogenitas data
•
Apakah berasal dari suatu populasi yang sama
•
Data extrim atau yang berada di luar batas harus dihilangkan
dan
tidak
perlu
disertakan
dalam
perhitungan Untuk melakukan uji keseragaman data dilakukan tahapan perhitungan sebagai berikut: 1) Membagi
data
ke
dalam
suatu
sub
grup
(kelas)
Penentuan jumlah sub grup dapat ditentukan dengan menggunakan rumus: k
dimana N = jumlah 2) Menghitung
harga
= 1 + 3,3 log N
(3.1)
data. rata-rata
sub grup dengan:
19
dari
harga
rata-rata
n
∑ X i
i =1
X =
,
k
(3.2)
dimana: = Harga rata-rata dari sub grup ke-i X i k = Jumlah sub grup yang terbentuk 3) Menghitung
standar n
σ
= SD =
⎛ ⎜ X i − X ⎞⎟ ∑ ⎝ ⎠ i =1 N
deviasi
(SD),
dengan:
2
untuk populasi
(3.3)
2
n
⎛ ⎜ X i − X ⎞⎟ ∑ ⎝ ⎠ untuk sampel i =1 σ = SD = N − 1
(3.4)
dimana: N
=
jumlah data amatan pendahuluan yang telah dilakukan.
Xi
=
data
amatan
yang
didapat
dari
hasil
pengukuran ke-i. 4) Menghitung standar deviasi dari distribusi harga rata-rata sub grup: σ
X
=
σ
n
(3.5)
dimana n = ukuran satu sub grup 5) Menentukan
Batas
Kontrol
Atas
(BKA)
dan
Batas
Kontrol Bawah (BKB) dengan: B. A = X + 3σ x
(3.6)
B. B = X − 3σ x
(3.7)
b. Uji kecukupan data Pengujian kecukupan data sangat dipengaruhi oleh besarnya: 1) Tingkat
ketelitian
penyimpangan
(dalam
maksimum
dari
terhadap nilai yang sebenarnya.
20
persen), hasil
adalah
pengukuran
2) Tingkat
kepercayaan
besarnya bahwa
keyakinan
data
yang
(dalam atau
kita
persen),
besarnya
dapatkan
adalah
probabilitas
terletak
dalam
tingkat ketelitian yang telah ditentukan. Rumus umum: ⎡ ⎢ K ⎢S '= ⎢ N ⎢ ⎢ ⎢⎣
⎛ ⎛ ⎞ 2 ⎞ ⎟ ⎜ ⎟ i ⎟ − ⎜ ∑ X i⎟ ⎜ ∑ X ⎝ i =1 ⎠ ⎝ i = 1 ⎠
⎜ N
n
n
2
n
∑ X i
i =1
⎤ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥⎦
2
(3.8)
Keterangan: N’ = jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan (jumlah pengamatan dari hasil perhitungan) N
=
pengamatan pendahuluan
Jika N’ < N, maka data pengamatan cukup Jika
N’
perlu
>
N,
maka
data
pengamatan
kurang,
dan
tambahan data.
Nilai K untuk tingkat kepercayaan tertentu dapat dilihat pada Tabel 3.4. berikut. __________________________________________________ Tabel 3.4. Tingkat Kepercayaan Tingkat Kepercayaan
Nilai K
≤ 68%
1
68% < 1-α ≤ 95%
2
95% < 1-α ≤ 99%
3
__________________________________________________
Nilai
S
untuk
tingkat
ketelitian
tertentu
dapat
dilihat pada Tabel 3.5 berikut. ___________________________________________________ Tabel 3.5. Tingkat Ketelitian Tingkat Ketelitian
21
Nilai S
5%
0,05
10%
0,10
___________________________________________________
c. Uji kenormalan data
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data diperoleh dapat
telah
memenuhi
didekati
penelitian
oleh
ini
distribusi
distribusi
untuk
normal
atau
normal.
mempermudah
Pada
pengujian
kenormalan data, maka digunakan software SPSS 12.0 for
Program
Windows.
menampilkan
output
ini uji
akan
secara
kenormalan
otomatis
data
yang
adalah
suatu
diinputkan.
3.2.4.
Persentil
Menurut
Nurmianto
(2004),
persentil
nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih
rendah
dari
nilai
tersebut.
Misalnya
:
95%
populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95 persentil, 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 persentil. Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal. _______________________________________________________ Tabel 3.6. Perhitungan Persentil
Persentil
Perhitungan
Ke-1
x - 2,325αx
Ke-2,5
x - 1,96αx
22
Ke-5
x - 1,645αx
Ke-10
x - 1,28αx
Ke-50
x
Ke-90
x + 1,28αx
Ke-95
x + 1,645αx
Ke-97,5
x + 1,96αx
Ke-99
x + 2,325αx
_______________________________________________________
Gambar 3.1. Distribusi Normal _______________________________________________________
3.2.5.
Kelonggaran
Kelonggaran
digunakan
dalam
suatu
perancangan
apabila diperlukan dan mempengaruhi produk yang akan dirancang. Kelonggaran dapat bervariasi tergantung pada musim, kondisi lingkungan, jenis kelamin,
bahkan mode
yang sedang berlaku. Dalam banyak kasus, memang berlaku penambahan ukuran untuk kelonggaran ini, namun pakaian dan perlengkapan lain yang sangat tebal justru dapat mengurangi
pengukuran
jangkauan
dan
rentang
gerak
sendi. Berikut ini adalah kelonggaran yang diusulkan untuk beberapa dasar pakaian dan beberapa ukuran tubuh yang dipengaruhinya (Panero, 1979).
23
_______________________________________________________ Tabel 3.7. Penentuan Kelonggaran
Jenis Pakaian
Pakaian pria Pakaian wanita Mantel luar untuk musim dingin termasuk pakaian di dalamnya.
Sepatu bertumit (pria)
Sepatu bertumit (wanita)
Ukuran Tubuh Terpenting yang Dipengaruhi
Kelonggaran
0,50 in 0,75-1,0 in 0,25-0,50 in 0,50-0,75 in
1,3 1,9-2,5 0,6-1,3 1,3-1,9
2,0 in
cm cm cm cm
5,1cm
3,0-4,0 in 1,75-2,0 in
1,0-1,5 in
1,0-3,0 in
7,6-10,2 cm 4,4-5,1 cm
2,5-3,8 cm
2,5-7,6 cm
Lebar tubuh Rentang tubuh Lebar tubuh Rentang tubuh Lebar tubuh Rentang tubuh Jarak bersih paha Tinggi tubuh, tinggi mata, tinggi lutut pada posisi duduk, tinggi lipatan dalam lutut. Tinggi tubuh, tinggi mata, tinggi lutut pada posisi duduk, tinggi lipatan dalam lutut.
Sepatu 1,25-1,5 in 3,2-3,8 cm Panjang kaki pria Sepatu 0,5-0,75 in 1,3-1,9 cm Panjang kaki wanita Sarung Panjang tangan, 0,25-0,50 in 0,6-1,3 cm tangan rentang tangan _______________________________________________________
3.3. Rapid Entire Body Assesment ( REBA) Rapid Entire Body Assesment (REBA) merupakan salah
satu metode yang digunakan untuk menganalisis pekerjaan berdasarkan postur tubuh pekerja dalam ilmu ergonomi. Metode
ini
tidak
memerlukan peralatan
24
khusus,
hanya
dokumentasi
aktivitas
yang
dilakukan
dan
worksheet
REBA. Dari skor REBA yang diperoleh dapat digunakan sebagai
acuan
tindakan
yang
harus
diambil
untuk
mencegah cidera lebih lanjut. Dalam
analisis
REBA,
perhitungan
dibedakan
menjadi 2 grup, yaitu Grup A (trunk, neck, dan legs) dan Grup B (upper arms, lower arms, dan wrists). Langkah-langkah
dalam
menganalisis
menggunakan
REBA
adalah sebagai berikut: a. Grup A 1. Trunk (batang tubuh) __________________________________________________ +4
+1 +2 +3 +2
Gambar 3.2. Trunk Score (Hignett dan McAtamney, 2000) __________________________________________________ Nilainya ditambahkan jika : Tubuh diputar Tubuh
= +1
dibengkokkan = +1
2. Neck (leher) __________________________________________________ +1
+2
+2
Gambar 3.3. Neck Score (Hignett dan McAtamney, 2000) __________________________________________________ Nilainya ditambahkan jika : Leher diputar
= +1
25
Leher dibengkokkan
= +1
3. Legs (kaki) __________________________________________________
+2
+1
Add +2 Add +1
Gambar 3.4. Legs Score (Hignett dan McAtamney, 2000) __________________________________________________ Nilainya ditambahkan jika : Kaki membentuk sudut 30-60
= +1
Kaki membentuk sudut >60
= +2
Berdasarkan nilai yang sudah didapat yaitu trunk, neck,
dan legs
score maka
skor
untuk
Grup
dilihat pada Tabel 3.8. berikut ini.
Tabel 3.8. Total Skor Grup A Trunk Neck
= 3
3
4
5
1
1
2
2
3
4
2
2
3
4
5
6
3
3
4
5
6
7
4
4
5
6
7
8
1
1
3
4
5
6
2
2
4
5
6
7
3
3
5
6
7
8
4
4
6
7
8
9
1
3
4
5
6
7
2
3
5
6
7
8
3
5
6
7
8
9
4
6
7
8
9
9
Le s
= 2
Neck
2
Le s
= 1
Neck
1
Le s
26
A
dapat
_______________________________________________________
Pertimbangan lain yang harus diperhatikan dalam perhitungan untuk grup A yaitu nilai load atau force. Nilai load atau force untuk grup A dapat dilihat pada Tabel 3.9. berikut ini.
Tabel 3.9. Nilai Load atau Force untuk Grup A
Load/force 0 < 10 lb (< 5 kg)
1 10-20 lb (5-10 kg)
2 > 20 lb (> 10 kg)
+1 Shock or rapid build up of force
_______________________________________________________ b. Grup B 1. Upper Arms (lengan atas) __________________________________________________ +2
+2
+1
+4 +3
Gambar 3.5. Upper Arms Score (Hignett dan McAtamney, 2000) __________________________________________________ Nilainya ditambahkan jika : Bahu terangkat
= +1
Lengan atas abducted
= +1
Lengan ditumpu
= -1
27
2. Lower arms (lengan bawah) __________________________________________________ +1
+2
Gambar 3.6. Lower Arms Score (Hignett dan McAtamney, 2000) __________________________________________________ 3. Wrists (tangan) __________________________________________________ +1
+2
Gambar 3.7. Wrists Score (Hignett dan McAtamney, 2000) __________________________________________________
Berdasarkan nilai yang sudah didapat yaitu upper arms, lower arms, dan wrists score maka skor untuk Grup
B dapat dilihat pada Tabel 3.10. berikut ini. Tabel 3.10. Total Skor Grup B U Lower Arm =
Lower Arm = 2
er Arm
1
2
3
4
5
6
1
1
1
3
4
6
7
2
2
2
4
5
7
8
3
2
3
5
5
8
8
1
1
2
4
5
7
8
2
2
3
5
6
8
9
3
3
4
5
7
8
9
Wrist 1
Wrist
_______________________________________________________ Pertimbangan lain yang harus diperhatikan dalam perhitungan untuk grup B adalah nilai coupling . Nilai
28
untuk coupling
grup B dapat dilihat pada Tabel 3.11.
berikut ini. Tabel 3.11. Nilai Coupling untuk Grup B Coupling 0-Good
1-Fair Hand hold acceptable but not ideal or coupling is acceptable via another part of the body
Wellfitted handle with a mid-range power grip
2-Poor Hand hold not acceptable although possible
3-Unacceptable Awkward, unsafe grip, no handles. Coupling is unacceptable using other parts of the body
_______________________________________________________ Skor REBA diperoleh dengan menjumlahkan skor C dan activity score. Skor C didapat dari Tabel 3.12. berikut ini. _______________________________________________________ Tabel 3.12. Total Skor Grup C Score
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Score
1
1
1
2
3
4
6
7
8
9
10
11
12
B
2
1
2
3
4
4
6
7
8
9
10
11
12
3
1
2
3
4
4
6
7
8
9
10
11
12
4
2
3
3
4
5
7
8
9
10
11
11
12
5
3
4
4
5
6
8
9
10
10
11
12
12
6
3
4
5
6
7
8
9
10
10
11
12
12
7
4
5
6
7
8
9
9
10
11
11
12
12
8
5
6
7
8
8
9
10
10
11
12
12
12
9
6
6
7
8
9
10
10
10
11
12
12
12
10
7
7
8
9
9
10
11
11
12
12
12
12
11
7
7
8
9
9
10
11
11
12
12
12
12
12
7
8
8
9
9
10
11
11
12
12
12
12
_______________________________________________________ Activity
score dapat
dilihat
pada
Tabel
keputusan REBA dapat dilihat pada Tabel 3.14.
29
3.13,
dan
Tabel 3.13. Activity Score Activity +1 = 1 or more
+1 = repeated
body parts are static, e.q. held for longer than 1 minute
+1 = action
small range causes rapid actions, e.q. large range repeated more changes in than 4 times per posture or an minute (excluding unstable base walking)
_______________________________________________________
_______________________________________________________ Tabel 3.14. Keputusan REBA REBA Score
Risk Level
Action
Negligible None necessary 1 Low Maybe necessary 2 – 3 Medium Necessary 4 – 7 High Necessary soon 8 – 10 Very High Necessary now 11 – 15 _______________________________________________________
3.4. Metode Perancangan Rasional
Metode ini menggunakan pendekatan yang sistematis dalam perancangan. Metode ini banyak digunakan dalam perancangan karena memiliki tahapan yang jelas sehingga dapat memberikan hasil rancangan dan produk akhir yang berkualitas.
Adapun
langkah-langkah
metode
rasional
antara lain: h. Clarifying Objectives
Langkah
yang
metode
rasional
dimana
langkah
pertama adalah
ini
yang
digunakan
clarifying
menjelaskan
dalam
objectives,
mengenai
tujuan
perancangan. Metode yang digunakan adalah objectives tree. Metode ini bertujuan untuk menjelaskan tujuan
dan
sub
tujuan
dari
perancangan
30
dan
hubungan
diantara
keduanya.
Langkah-langkah
pembuatan
objectives tree adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan daftar tujuan perancangan. Daftar
ini
diambil
dari
ringkasan
perancangan,
dari pernyataan kepada klien dan dari diskusi di dalam kelompok perancangan. 2) Daftar disusun ke dalam kumpulan tujuan tingkat tinggi dan tingkat rendah. Perluasan kasar
daftar
dapat
tujuan
dan
dikelompokkan
sub ke
tujuan
dalam
secara
tingkatan
hirarki. 3) Menggambarkan
diagram
Tree,
Objectives
hubungan
hirarki dan garis hubungannya. Cabang-cabang atau akar dalam pohon menggambarkan hubungan
yang
mengusulkan
bagaimana
mencapai
tujuan. i. Establishing Function Metode yang digunakan adalah function analysis. Metode analisis fungsi ini menawarkan fungsi-fungsi penting dan level dari masalah yang ada. Metode ini bertujuan
untuk
menentukan
fungsi
yang
dibutuhkan
dan batasan sistem dari perancangan baru. Prosedurprosedur dari metode ini adalah: i.
Menjelaskan
seluruh
fungsi
perancangan
dalam
perubahan input menjadi output. ii. iii.
Memecah seluruh fungsi menjadi sub-fungsi dasar. Menggambarkan
diagram
blok
interaksi antar sub-fungsi. iv.
Menggambarkan batas sistem.
31
yang
menggambarkan
v.
Mencari komponen yang tepat untuk menampilkan subfungsi dan interaksinya.
j. Setting Requirements Metode
yang
digunakan
adalah The
Performance
Specification Methods. Metode ini bertujuan membantu
menemukan
masalah
perancangan.
Langkah-langkah-
langkah metode ini adalah sebagai berikut: 1. Menimbang
perbedaan
tingkatan
umum
penyelesaian
yang dapat diterima. Misal ada beberapa pilihan alternatif produk, tipe produk dan ciri-ciri produk. 2. Menentukan
tingkatan
umum
yang
nantinya
akan
dioperasikan. Keputusan ini biasanya dibuat oleh konsumen.
Tingkatan
umum
yang
lebih
tinggi
memberikan kebebasan yang lebih untuk perancangan. 3. Mengidentifikasi atribut yang dibutuhkan. Atribut harus dinyatakan secara bebas untuk solusi tertentu. 4. Menyebutkan
persyaratan
yang
diperlukan
atribut
dengan tepat dan teliti. Bila dimungkinkan, spesifikasi harus dalam bentuk kuantitatif
dan
mengidentifikasikan
jarak
antar
batas k. Determining Characteristics
Dalam tahapan ini salah satu metode yang dapat digunakan adalah Quality Function Deployment (QFD). Tujuannya untuk menetapkan target yang akan dicapai oleh karakteristik teknis produk yang dapat memenuhi keinginan
konsumen.
pembentukan
Quality
Prosedur Function
adalah:
32
yang
dilalui
dalam
Deployment
(QFD)
1) Mengidentifikasikan
keinginan
konsumen
terhadap
keinginan
konsumen
atribut produk. Suara
konsumen
dihargai
dan
bukan merupakan subjek untuk diterjemahkan oleh tim desain. 2) Menentukan atribut yang relatif penting Teknik dapat
pemberian digunakan
relatif
yang
rangking untuk
harus
atau
penempatan
nilai
membantu
menentukan
bobot
didampingkan
dengan
berbagai
atribut. Persentase bobot normal digunakan. 3) Mengevaluasi atribut terhadap produk pesaing Nilai performansi untuk produk pesaing dan produk hasil rancangan tim desain harus terdaftar pada keinginan konsumen. 4) Menggambar
matrik
atribut
produk
dalam
karakteristik teknik Termasuk
semua
mempengaruhi
karakteristik
sejumlah
teknik
atribut
yang
produk
dan
memastikannya untuk dapat disampaikan dalam unitunit yang dapat diukur. 5) Mengidentifikasi
hubungan
antara
karakteristik
teknik dengan atribut produk Kekuatan hubungan dapat diidentifikasikan dengan simbol
atau
nomor,
penggunaan
nomor
mempunyai
beberapa keuntungan, tetapi dapat memperkenalkan sebuah keakuratan palsu. 6) Mengidentifikasi
beberapa
antara karakteristik teknik
33
hubungan
yang
relevan
Atap
rumah
dari House
of
menguntungkan
Quality
pengecekan, tetapi tergantung terhadap perubahan dalam konsep desain. 7) Mengatur
target
figur
yang
dapat
dicapai
dari
produk
untuk
karakteristik teknik Menggunakan
informasi
pesaing
atau
percobaan dengan konsumen-konsumennya. l. Generating Alternatives
Pada tahap ini mulai dicari solusi-solusi yang mungkin.
Metode
yang
bisa
dipakai
adalah
Morphological Chart Method. Morphological chart ini
berguna baru
untuk
yang
memperluas
potensial
daerah
dalam
pencarian
pengembangan
solusi
alternatif
(Cross, 1994). Tujuan dari pembangkitan alternatif adalah
untuk
membangkitkan
solusi-solusi
rancangan
alternatif atau memperluas ruang pencarian terhadap solusi-solusi
baru
yang
berbeda
dari
sub
dari
solusi
teridentifikasi pembuatan
solusi
chart,
morphological
memunculkan
potensial.
dan baru
dapat
dipilih
diharapkan yang
sebelumnya.
morphological
Kombinasi
chart
belum
yang dari dapat
pernah
Langkah-langkah adalah
sebagai
berikut: i. Membuat daftar fitur atau fungsi yang penting untuk produk tersebut. ii. Membuat daftar cara-cara untuk setiap fitur atau fungsi tersebut. iii. Menggambarkan bagan yang memuat seluruh solusi yang memungkinkan. iv. Mengidentifikasi
kombinasi
memungkinkan.
34
sub-solusi
yang
m. Evaluating Alternatives
Tahap terbaik
ini
diantara
Metode
yang
dilakukan
beberapa
berdasarkan
alternatif
alternatif
yang
metode
obyektif).
jumlah
menghasilkan
yang
pemilihan
adalah
(pembobotan
yang
langkah
tahap
digunakan
objectives
bobot
adalah
dari
angka
dibutuhkan
weighted
Pemilihan
score
dikalikan
terbesar.
dalam
ada.
Langkah-
pengerjaan
metode
weighted objectives:
1) Membuat daftar tujuan perancangan. Pohon objektif dapat juga sebagai tambahan berguna untuk metode ini. 2) Mengurutkan tingkatan tujuan. Perbandingan
dapat
membantu
menyusun
urutan
tingkatan. 3) Menentukan pembobotan relatif tujuan. 4) Menyusun nilai kegunaan untuk setiap tujuan. 5) Menghitung
dan
membandingkan
nilai
kegunaan
relatif perancangan alternatif. n. Improving Details
Contoh metode yang dapat digunakan pada tahap ini adalah value engineering . Tujuan utamanya adalah untuk
meningkatkan
mereduksi perlu
biaya
dilakukan
fungsi
produksi. dalam
atau
nilai
Beberapa
teknik
produk
tahapan
value
dan yang
engineering
adalah : 1) Pembuatan
daftar
komponen-komponen
produk,
identifikasi fungsi dari setiap komponen. 2) Pembandingan nilai dari setiap fungsi yang telah diidentifikasi
(nilai
disini
dirasakan oleh konsumen).
35
adalah
nilai
yang
3) Pembandingan biaya dari setiap komponen (setelah komponen selesai dirakit). 4) Pencarian
solusi
pengurangan atau
untuk
performansi/nilai
penambahan
produk
pengurangan
tanpa
biaya
fungsional
performansi/nilai
penambahan
biaya.
Dalam
tanpa produk
fungsional hal
perlu
adanya suatu teknik kreatif yang kritis. 5) Pengevaluasian
alternatif
dan
pemilihan
pengembangan yang dilakukan.
3.5. Perhitungan waktu Baku
Perhitungan waktu baku merupakan perhitungan waktu tidak
langsung.
memiliki telah
Jika
keseragaman
memenuhi
keyakinan
yang
semua yang
data
yang
dikehendaki,
tingkat-tingkat diinginkan,
maka
didapat dan
telah
jumlahnya
ketelitian
serta
selanjutnya
adalah
mengolah data tersebut sehingga memberikan waktu baku. Langkah-langkah untuk mendapatkan waktu baku dari data yang terkumpul adalah sebagai berikut: a. Menghitung waktu siklus rata-rata (Ws) dengan:
∑ X
=
Ws
i
(3.9)
N
dimana : Xi = waktu amatan N
= jumlah amatan
b. Menghitung waktu normal (Wn) dengan: Wn
dimana
p
penyesuaian
=
Ws
× p
adalah ini
(3.10) faktor
penyesuaian.
diperhitungkan
jika
Faktor pengukur
berpendapat bahwa operator bekerja dengan kecepatan tidak wajar. Jika pekerja bekerja dengan wajar, maka
36
nilai p = 1, jika terlalu lambat nilai p<1, dan jika terlalu cepat nilai p>1. c. Menghitung waktu baku (Wb) dengan:
dimana
Wb
=
1
adalah
pekerja
Wn
untuk
× (1 + a)
(3.11)
allowance yang
menyelesaikan
diberikan
pekerjaannya
kepada
disamping
waktu normal.
3.5.1. Faktor Penyesuaian
Suatu
ketidakwajaran
dalam
melakukan
suatu
pekerjaan hendaknya disesuaikan atau diwajarkan dengan memberikan
faktor
penyesuaian
untuk
memperoleh
waktu
penyelesaian yang normal. Ada beberapa cara atau metode yang
digunakan
untuk
menentukan
besarnya
faktor
penyesuaian (Sutalaksana dkk., 1979):
a. Cara Presentase Cara
ini
digunakan faktor
merupakan
dalam
melakukan
penyesuaian
pengukur
melalui
pengukuran.
Jadi
cara
yang
penyesuaian.
sepenuhnya
pengamatannya sesuai
paling
Besarnya
ditentukan selama
pengukuran
dia
awal
oleh
melakukan menentukan
harga p yang menurut pendapatnya akan menghasilkan waktu
normal
bila
dikalikan
dengan
waktu
siklus.
Misalnya si pengukur berpendapat bahwa p=110%. Jika waktu
siklusnya
telah
terhitung
sama
dengan
menit, maka waktu normalnya: Wn = 14,6 x 1,1 = 16,6 menit Cara ini sangat subjektif dan sangat sederhana.
37
14,6
b. Cara Shumard Cara
ini
memberikan
patokan-patokan
penilaian
melalui kelas-kelas performansi kerja, dimana setiap kelas memiliki nilai sendiri-sendiri, dapat dilihat pada Tabel 3.15. berikut ini. ___________________________________________________ Tabel 3.15. Penyesuaian Menurut Cara Shumard (Sutalaksana dkk., 1979) KELAS
PENYESUAIAN
100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40
Superfast Fast + Fast Fast Excellent Good + Good Good _ Normal Fair + Fair Fair _ Poor
___________________________________________________ Misalnya seorang yang dianggap bekerja normal diberi nilai
60.
excellent,
demikian
Bila maka
dapat
performansi dia
mendapat
diperoleh
kerjanya nilai
faktor
dinilai
80.
Dengan
penyesuaiannya
adalah P = 80/60 = 1,33 Jika
waktu
siklus
rata-ratanya
sama
dengan
276,4
detik, maka waktu normalnya: Wn = 276,4 x 1,33 = 367,6 detik c. Cara Westinghouse Cara ini mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang
dianggap
ketidakwajaran
dalam
menentukan bekerja
38
kewajaran yaitu
dan
Keterampilan,
Usaha,
Kondisi
keterampilan
Kerja,
dan
Konsistensi.
didefinisikan
sebagai
Faktor
kemampuan
mengikuti cara kerja yang telah ditetapkan. Faktor usaha
dimaksudkan
sebagai
kesungguhan
yang
ditunjukkan atau diberikan pekerja ketika melakukan pekerjaannya. Faktor kondisi kerja merupakan kondisi fisik
lingkungannya
temperatur,
dan
konsistensi tetap
diperhatikan
pernah
secara karena
waktu
semuanya
ditunjukkan
keadaan
kebisingan
menunjukkan
bekerja
pengukuran
seperti
ruangan.
kemampuan
kenyataan
sama,
bahwa yang
waktu
selalu
Faktor
pekerja
konsisten. Faktor
angka-angka
pekerja
pencahayaan,
untuk
ini
pada
perlu setiap
dicatat
tidak
penyelesaian
berubah-ubah
yang
dari
satu
siklus ke siklus lainnya, dari jam ke jam, bahkan dari
hari
ke
hari.
Pengelompokan
mengenai
kelas-
kelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.16. berikut ini.
___________________________________________________ Tabel 3.16. Penyesuaian Menurut Westinghouse (Sutalaksana dkk.,1979) FAKTOR
KETERAMPILAN
KELAS
LAMBANG
Superskill Excellent Good Average Fair Poor
USAHA
Excessive Excellent
39
A1 A2 B1 B2 C1 C2 D E1 E2 F1 F2 A1 A2 B1 B2
PENYESUAIAN
+ + + + + + + + + +
0,15 0,13 0,11 0,08 0,06 0,03 0,00 0,05 0,10 0,16 0,22 0,13 0,12 0,10 0,08
FAKTOR
KELAS Good Average Fair Poor
KONDISI KERJA
Ideal Excellenty Good Average Fair Poor
KONSISTENSI
Perfect Excellent Good Average Fair Poor
LAMBANG
PENYESUAIAN
C1 C2 D E1 E2 F1 F2 A B C D E F
+ 0,05 + 0,02 0,00 - 0,04 - 0,08 - 0,12 - 0,17 + 0,06 + 0,04 + 0,02 0,00 - 0,03 - 0,07
A B C D E F
+ 0,04 + 0,03 + 0,01 0,00 - 0,02 - 0,04
___________________________ __________________________________________ ______________________________ ___________________ ____
Dalam yang
menghitung dianggap
faktor
wajar
penyesuaian,
diberi
harga
bagi
p=1,
keadaan
sedangkan
terhadap penyimpangan dari keadaan ini harga p nya ditambah dengan angka-angka yang sesuai dengan ke empat
faktor
rata-rata dicapai
di
sama
dengan
(E1), fair
atas. dengan
Misalnya 124,6
keterampilan
jika
detik
waktu
dan
pekerja
siklus
waktu
yang
ini
dinilai
usaha good (C2), kondisi excellent (B)
dan konsistensi poor (F), maka tambahan terhadap p=1 (F), adalah: Keterampilan
: Fair (E1)
= -0,05
Usaha
: Good (C2)
= +0,02
Kondisi
: Excellent (B)= +0,04
Konsistensi
: Poor (F)
Jumlah
:
= -0,04 -0,03
40
Jadi
p=(1–0,03)
atau
p=0,97
sehingga
waktu
normalnya Wn = 124,6 x 0,97 = 120,9 detik d. Cara Objektif Cara yang terakhir ini memperhatikan 2 faktor, yaitu kecepatan kerja dan tingkat kesulitan kerja. Kedua faktor inilah yang dipandang secara bersamasama
menentukan
harga
p
untuk
mendapatkan
waktu
normal. Kecepatan melakukan
kerja
pekerjaan
adalah
dalam
kecepatan
pengertian
biasa.
dalam Jika
operator bekerja dengan kecepatan wajar diberi nilai satu atau p1=1. Apabila kecepatan kerjanya dianggap terlalu tinggi maka p1>1 dan sebaliknya p1<1 jika terlalu lambat. Tingkat kesulitan kerja dinotasikan dengan p2, berhubungan
dengan
penggunaan
anggota
badan
dalam
melakukan suatu pekerjaan, apakah ada pedal kaki dan sebagainya.
Besarnya
faktor
penyesuaian
diperoleh dengan mengalikan p1 dengan p2. _________________________________________________
41
(p)
Tabel 3.17. Penyesuaian Tingkat Kesulitan Cara Objektif (Sutalaksana dkk., 1979) KEADAAN ANGGOTA BADAN TERPAKAI
Jari Pergelangan tangan dari jari Lengan bawah, pergelangan tangan dan jari Lengan atas, lengan bawah dst Badan Mengangkat beban dari lantai dengan kaki
LAMBANG
PENYESUAIAN
A B C
0 1 2
D
5 8
E E2
10
F
0
G
5
H
0
H2
18
I J K L M
0 2 4 7 10
N O P Q R
0 1 2 3 5
PEDAL KAKI
Tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu di bawah kaki Satu atau dua pedal dengan sumbu tidak di bawah kaki PENGGUNAAN TANGAN
Kedua tangan saling bantu atau bergantian Kedua tangan mengerjakan gerakan yang sama pada saat yang sama KOORDINASI MATA DENGAN TANGAN
Sangat sedikit Cukup dekat Konstan dan dekat Sangat dekat Lebih kecil dari 0,04 cm PERALATAN
Dapat ditangani dengan mudah Dengan sedikit kontrol Perlu kontrol dan penekanan Perlu penanganan hati-hati Mudah pecah, patah
_________________________________________________
42
_________________________________________________ Tabel 3.17. Lanjutan KEADAAN
LAMBANG
PENYESUAIAN
BERAT BEBAN (kg)
Tangan Kaki 0,45 B-1 2 1 0,90 B-2 5 1 1,35 B-3 6 1 1,80 B-4 10 1 2,25 B-5 13 3 2,70 B-6 15 3 3,15 B-7 17 4 3,60 B-8 19 5 4,05 B-9 20 6 4,50 B-10 22 7 4,95 B-11 24 8 5,40 B-12 25 9 5,85 B-13 27 10 6,30 B-14 28 10 _________________________________________________
Jika
untuk
suatu
pekerjaan
diperlukan
gerakan-
gerakan lengan bagian atas, siku, pergelangan tangan dan jari (C), tidak ada pedal kaki (F), kedua tangan bekerja tangan
bergantian sangat
dekat
(H),
koordinasi
(L),
alat
yang
mata dipakai
dengan hanya
memerlukan sedikit control (O), dan berat benda yang ditangani 2,3 kg, maka: Bagian badan yang dipakai
:
C = 2
Pedal kaki
:
F = 0
Cara menggunakan kekuatan tangan :
H = 0
Koordinasi mata dengan tangan
:
L = 7
Peralatan
:
O = 1
Berat
: B-5 = 13
Jumlah
= 23
Sehingga p2 = (1+0,23) atau p2 = 1,23. Faktor penyesuaiannya dihitung dengan:
43
p = p1 x p2
(3.12)
Jika nilai p1 telah diketahui sama dengan 0,9 maka faktor penyesuaian untuk operator yang bersangkutan: p = 0,9 x 1,23 = 1,11
3.5.2. Faktor Kelonggaran
Faktor kelonggaran diberikan untuk tiga hal yang secara
nyata
kebutuhan
dibutuhkan
pribadi,
oleh
pekerja
menghilangkan
rasa
yaitu
untuk
fatique,
dan
hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan dimana kelonggaran perlu ditambahkan setelah mendapatkan waktu normal (Sutalaksana dkk.,1979). a. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi Kebutuhan pribadi yang dimaksud disini adalah halhal
seperti
rasa
haus,
minum ke
sekadarnya
kamar
kecil,
untuk
menghilangkan
bercakap-cakap
dengan
teman kerja sekadar untuk menghilangkan ketegangan ataupun kejemuan dalam bekerja. Kebutuhan-kebutuhan ini
jelas
merupakan wajar
merupakan tuntutan
dan
produktivitas
sesuatu
yang
psikologis
manusiawi, pekerja
dan
serta
apabila
mutlak,
karena
fisiologis
dapat tidak
yang
menurunkan
dilaksanakan.
Besarnya kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi
berbeda-beda
dari
satu
pekerjaan
ke
pekerjaan lainnya. Berdasarkan penelitian diketahui besar kelonggaran ini berbeda antara pekerja pria dan wanita. b. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik jumlah maupun kualitas. Salah
44
satu cara untuk menentukan besarnya kelonggaran ini adalah
dengan
kerja
dan
melakukan
mencatat
pengamatan
pada
sepanjang
saat-saat
dimana
hari hasil
produksi menurun. Tetapi masalahnya adalah kesulitan dalam
menentukan
pada
saat-saat
mana
menurunnya
hasil produksi diebabkan oleh timbulnya rasa fatique karena
masih
banyak
kemungkinan
lain
yang
dapat
menyebabkannya. Jika rasa fatique telah datang dan pekerja harus bekerja untuk menghasilkan performance normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja lebih besar
dari
normal
dan
ini
akan
menambahkan
rasa
fatique. Bila hal ini berlangsung terus-menerus akan
dapat menimbulkan fatique total yaitu jika anggota badan yang bersangkutan sudah tidak dapat melakukan gerakan
kerja
dikehendaki. berdasarkan
Hal
sekali
ini
kerjanya
walaupun
sangat
terjadi
karena
jarang
pengalamannya
kecepatan lambatnya
sama
pekerja
sedemikian
gerakan-gerakan
kerja
dapat
mengatur
rupa
sehingga
ditujukan
untuk
menghilangkan rasa fatique ini. c. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tak terhindarkan Hambatan dalam hal ini ada 2, pertama hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol berlebihan serta yang
kedua
karena
hambatan
berada
diluar
mengendalikannya. dihilangkan,
yang
tidak
dapat
kekuasaan
dihindarkan
pekerja
Bagi
yang
pertama
sedangkan
yang
hambatan
jelas kedua
untuk harus akan
tetap ada dan karenanya harus diperhitungkan dalam perhitungan
waktu
baku.
Beberapa
contoh
termasuk hambatan tak terhindarkan adalah:
45
yang
1) Menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas 2) Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin 3) Memperbaiki
kemacetan-kemacetan
singkat
seperti
mengganti alat potong yang patah, memasang kembali ban yang lepas dan sebagainya 4) Mengasah peralatan potong 5) Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus dari gudang 6) Hambatan-hambatan karena kesalahan pemakaian alat ataupun bahan 7) Mesin
berhenti
karena
aliran
listrik
mati
atau
putus Besarnya itu
hambatan
sangat
untuk
kejadian-kejadian
bervariasi
dari
satu
seperti
pekerjaan
ke
pekerjaan yang lain bahkan dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain karena banyaknya penyebab seperti
mesin,
ketelitian
suplai
kondisi alat
mesin, dan
46
bahan
prosedur dan
kerja,
sebagainya.
_________________________________________________________________________________________ Tabel 3.18. Besar Kelonggaran Berdasar Faktor yang Berpengaruh (Sutalaksana dkk., 1979) Faktor A.Tenaga yg dikeluarkan dikeluarkan
1.Dapat diabaikan 2.Sangat ringan 3.Ringan 4.Sedang 5.Berat 6.Sangat berat 7.Luar biasa berat
Contoh Pekerjaan
Kelonggaran (%)
Ekivalen Beban (kg)
Bekerja di meja, Bekerja di meja, Menyekop, ringan Mencangkul Mengayun palu yg Memanggul beban Memanggul karung
duduk berdiri
Tanpa beban 0,00-2,25 2,25-9,00 9,00-18,00 18,00-27,00 27,00-50,00 > 50,00
berat berat
Pria
Wanita
0,0-6,0 6,0-7,5 7,5-6,0 12,0-19,0 19,0-30,0 30,0-50,0
0,0-6,0 6,0-7,5 7,5-6,0 16,0-30,0
B.Sikap Kerja
1.Duduk 2.Berdiri diatas 2 kaki 3.bediri diatas 1 kaki 4.Berbaring 5.Membungkuk
Bekerja duduk, ringan Badan tegak, ditumpu 2 kaki 1 kaki mengerjakan alat control pada bag. Sisi belakang atau depan badan Badan dibungkukkan bertumpu pd ke-2 kaki
0,0-1,0 1,0-2,5 2,5-4,0 2,5-4,0 4,0-10,0
Ayunan bebas dari palu Ayunan terbatas dari palu Membawa beban berat dg satu tangan Bekerja dengan tangan di atas kepala
0,0 0,0-5,0 0,0-5,0 5,0-10,0
Bekerja dilorong pertambangan yang sempit
10,0-15,0
C.Gerakan Kerja
1.Normal 2.Agak terbatas 3.Sulit 4.Pada angota-anggota Badan terbatas 5.Seluruh anggota badan terbatas
_________________________________________________________________________________________
47
_________________________________________________________________________________________ Tabel 3.18. Lanjutan Faktor
Contoh Pekerjaan
Pencahayaan
D.Kelelahan mata *)
1.Pandangan yg terputus-putus 2.Pandangan yg hampir terus-menerus 3.Pandangan terus-menerus dg fokus yang berubah-ubah 4.Pandangan terus-menerus dg fokus tetap E. Keadaan Temp. Tempat Kerja **)
1.Beku 2.Rendah 3.Sedang 4.Normal 5.Tinggi 6.Sangat Tinggi
Kelonggaran (%)
Membaca alat ukur Pekerjaan-pekerjaan yg teliti Memeriksa cacat-cacat pada Kain Pemeriksaan yang sangat Teliti Temperatur (c)
<0 0-13 13-22 22-28 28-38 >38
Baik
Buruk
0
1
2 2
2 5
4
8
Kelemahan normal
di atas 10 10 s/d 0 5 s/d 0 0 s/d 5 5 s/d 40 di atas 40
Berlebih
di atas 12 12 s/d 5 8 s/d 0 0 s/d 8 8 s/d 100 di atas 100
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________ Tabel 3.18. Lanjutan Faktor
Contoh Pekerjaan
Kelonggaran (%) Pencahayaan
D.Kelelahan mata *)
1.Pandangan yg terputus-putus 2.Pandangan yg hampir terus-menerus 3.Pandangan terus-menerus dg fokus yang berubah-ubah 4.Pandangan terus-menerus dg fokus tetap E. Keadaan Temp. Tempat Kerja **)
Membaca alat ukur Pekerjaan-pekerjaan yg teliti Memeriksa cacat-cacat pada Kain Pemeriksaan yang sangat Teliti Temperatur (c)
1.Beku 2.Rendah 3.Sedang 4.Normal 5.Tinggi 6.Sangat Tinggi
<0 0-13 13-22 22-28 28-38 >38
Baik
Buruk
0
1
2 2
2 5
4
8
Kelemahan normal
di atas 10 10 s/d 0 5 s/d 0 0 s/d 5 5 s/d 40 di atas 40
Berlebih
di atas 12 12 s/d 5 8 s/d 0 0 s/d 8 8 s/d 100 di atas 100
_________________________________________________________________________________________
48
_________________________________________________________________________________________ Tabel 3.18. Lanjutan Faktor
Contoh Pekerjaan
Kelonggaran (%)
F. Keadaan Atmosfer ***)
1. Baik 2. Cukup Baik 3. Kurang Baik 4. Buruk
Ruangan yang berventilasi baik, udara segar Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan Adanya debu-debu beracun, atau tidak beracun tapi banyak Adanya bau-bauan berbahaya yang mengharuskan menggunakan Alat-alat pernafasan
0 0-5 5-10 10-20
G. Keadaan Lingkungan yang Baik
1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah
0
2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5 - 10 detik
0-1
3. Siklus kerja berulang-ulang antara 0 -5 detik
1-3
4. Sangat bising
0-5
5. Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas
0-5
6. Terasa adanya getaran lantai
5-10
7. Keadaan-keadaan yang luar biasa (bunyi,kebersihan,dll)
5-15
H. Kelonggaran Kebutuhan Pribadi
1. Pria
0-2,5
_________________________________________________________________________________________ Tabel 3.18. Lanjutan Faktor
Contoh Pekerjaan
Kelonggaran (%)
F. Keadaan Atmosfer ***)
1. Baik
0
Ruangan yang berventilasi baik, udara segar Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan Adanya debu-debu beracun, atau tidak beracun tapi banyak Adanya bau-bauan berbahaya yang mengharuskan menggunakan Alat-alat pernafasan
2. Cukup Baik 3. Kurang Baik 4. Buruk
0-5 5-10 10-20
G. Keadaan Lingkungan yang Baik
1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah
0
2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5 - 10 detik
0-1
3. Siklus kerja berulang-ulang antara 0 -5 detik
1-3
4. Sangat bising
0-5
5. Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas
0-5
6. Terasa adanya getaran lantai
5-10
7. Keadaan-keadaan yang luar biasa (bunyi,kebersihan,dll)
5-15
H. Kelonggaran Kebutuhan Pribadi
1. Pria
0-2,5
2. Wanita
2-5
Keterangan: *) Kontras antar warna hendaknya diperhatikan. **) Tergantung juga pada keadaan ventilasi ***) Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklim
49
3.6. Mekanika Teknik 3.6.1. Gaya
Gaya (F) didefinisikan sebagai aksi suatu benda terhadap benda lain dan umumnya ditentukan oleh titik kerjanya,
besarnya
dan
arahnya.
Gaya
mungkin
saja
terpusat atau terdistribusi. Apabila dimensi luasannya sangat
kecil
dibandingkan
dimensi-dimensi
lain
dari
banda yang bersangkutan, dapat dianggap sebagai gaya terpusat pada suatu titik. Berat suatu benda adalah gaya tarikan gravitasi
3.6. Mekanika Teknik 3.6.1. Gaya
Gaya (F) didefinisikan sebagai aksi suatu benda terhadap benda lain dan umumnya ditentukan oleh titik kerjanya,
besarnya
dan
arahnya.
Gaya
mungkin
saja
terpusat atau terdistribusi. Apabila dimensi luasannya sangat
kecil
dibandingkan
dimensi-dimensi
lain
dari
banda yang bersangkutan, dapat dianggap sebagai gaya terpusat pada suatu titik. Berat suatu benda adalah gaya tarikan gravitasi yang terdistribusi pada volumenya dan dapat dikatakan sebagai gaya terpusat yang bekerja melalui titik berat benda yang bersangkutan. Rumus untuk menghitung gaya berat jika massanya telah diketahui: W = m.g
(3.13)
dimana: W = Gaya berat (N) m = Massa (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s2)
3.6.2. Momen
Sebuah
gaya
cenderung
untuk
menggerakkan
suatu
benda pada arah kerjanya. Selain itu sebuah gaya juga cenderung
untuk
memutar
suatu
benda
terhadap
suatu
sumbu. Sumbu ini dapat merupakan sembarang garis yang tidak
berpotongan
maupun
sejajar
dengan
garis
kerja
gaya tersebut. Kecenderungan untuk berotasi ini disebut sebagai
momen
M
dari
gaya
didefinisikan sebagai:
50
tersebut.
Besar
momen
M = F.d
(3.14)
dimana M = Momen (Nmm) F = Gaya (N) d = Jarak tegak lurus gaya terhadap titik momen (mm)
3.6.3. Tegangan ( Stress)
Intensitas
gaya
yang
tegak
lurus
atau
normal
terhadap irisan disebut tegangan normal (normal stress) pada
sebuah
dilambangkan tegangan
titik
(Popov,
dengan
huruf
tertentu
tangkap
pada
yang
1996). Yunani
dianggap
sebuah
Tegangan
σ (sigma).
benar-benar
titik,
normal
secara
Suatu
bertitik matematis
didefinisikan oleh persamaan:
σ = lim ΔF/ΔA
(3.15)
ΔA0
dimana F adalah suatu gaya yang bekerja tegak lurus terhadap
potongan,
sedangkan
A
merupakan
luas
yang
bersangkutan. Tegangan normal yang menghasilkan tarikan pada permukaan sebuh potongan disebut tegangan tarik, sedangkan
tegangan
normal
yang
mendorong
potongan
disebut tegangan tekan.
3.6.4. Momen Lentur
Momen
lentur
dilambangkan
dengan
simbol
M
yang
berasal dari huruf Latin. Persamaan untuk mencari momen lenturan adalah sebagai berikut: M I
=
σ
y
(3.16)
51
dari persamaan tersebut, σ adalah tegangan pada jarak y dari
sumbu
netral.
Karena
tegangan
berbanding
lurus
dengan jarak ke sumbu netral, tegangan maksimum akan tergantung pada jarak maksimum y. Jadi bila σmaks adalah tegangan maksimum dan ymaks adalah jarak maksimum dari sumbu netral ke suatu bagian irisan, maka: M = σmaks x (I/ymaks)
(3.17)
Momen lentur dinyatakan dalam satuan newton meter (Nm). Momen
lentur
sebuah
poros
inersia
utama
menimbulkan tegangan lentur sebagai berikut: σ
=
M . y
(3.18)
I
52
BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN DAN DATA
4.1. Profil Perusahaan dan Uraian Proses Produksi
D&D Handycraft merupakan suatu industri kerajinan yang beralamat di jalan Imogiri Barat No. 1 Km 3,5 Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. D&D Handycraft didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Suyono dan Ibu Wati dengan jumlah pekerja awal sebanyak 4 orang dan produk
yang
multifungsi
dihasilkan dan
adalah
dompet.
tas,
Produk
tas
sabuk,
wadah
terbuat
dari
beberapa macam bahan, diantaranya bahan enceng gondok, agel, nilon dan daun lontar; produk sabuk dan dompet terbuat dari kulit; produk wadah multifungsi terbuat dari kertas karton. Produk yang masih lancar diproduksi oleh
D&D
Handycraft
sampai
saat
ini
adalah
wadah
multifungsi dan tas dengan jumlah pekerja sebanyak 20 orang. Penelitian
ini
berfokus
pada
proses
pembuatan
wadah multifungsi yang terdiri dari 2 bentuk, yaitu berbentuk tabung dan kubus, terutama proses pemotongan kertas
karton
multifungsi
sebagai
dengan
bahan
utama
menggunakan
pembuatan
gunting
dan
wadah
. cutter
Uraian proses pembuatan wadah multifungsi, baik yang berbentuk tabung maupun kubus, adalah sebagai berikut:
53
a.
Proses 1 1.
Membuat
dan
memotong
pola
1
(termasuk
pola
untuk tutup wadah multifungsi) ________________________________________________
Gambar 4.1. Proses Pembuatan dan Pemotongan Pola 1 ________________________________________________
2.
Menyemprot
hasil
potongan
pola
dengan
karet
mentah (proses pe-latek-an) ________________________________________________
Gambar 4.2. Proses Pelatekan Pola 1 _______________________________________________
3.
Memasang puring untuk lapisan bagian dalam pada bagian yang telah di latek
________________________________________________
Gambar 4.3. Proses Pemasangan Puring ________________________________________________
54
4.
Pola yang telah dipasangi puring selanjutnya di latek
________________________________________________
Gambar 4.4. Proses Pelatekan Puring _________________________________________________
5.
Memotong puring sesuai pola yang telah ditempel
_________________________________________________
Gambar 4.5. Pemotongan Puring _________________________________________________
6.
Merekatkan bagian tepi-tepinya
_________________________________________________
Gambar 4.6. Proses Perekatan Bagian Tepi Puring _________________________________________________
7.
Setelah
direkatkan
selanjutnya mengelemnya
55
bagian
tepi-tepinya,
_________________________________________________
Gambar 4.7. Proses Pengeleman Puring _________________________________________________
8.
Merakit bagian-bagian pola yang telah dilem
_________________________________________________
Gambar 4.8. Proses Perakitan Pola 1 _________________________________________________
9.
Memukul-mukul
pola
yang
telah
dirakit
dengan
kayu agar sambungannya rata dan kuat _________________________________________________
Gambar 4.9. Proses Perataan Sambungan Pola 1 _________________________________________________
b.
Proses 2 1.
Membuat
dan
memotong
pola
2
untuk tutup wadah multifungsi)
56
(termasuk
pola
_________________________________________________
Gambar 4.10. Proses Pemotongan Pola 2 _________________________________________________
2.
Melatek hasil potongan pola
_________________________________________________
Gambar 4.11. Proses Pelatekan Pola 2 _________________________________________________
3.
Menempelkan pola pada vinil
_________________________________________________
Gambar 4.12. Proses Pemasangan Vinil _________________________________________________
4.
Melatek hasil perakitan pola 1 dan pola yang telah ditempelkan pada vinil
57
_________________________________________________
Gambar 4.13. Proses Pelatekan Vinil _________________________________________________
5.
Memotong vinil sesuai pola yang telah ditempel
_________________________________________________
Gambar 4.14. Proses Pemotongan Vinil _________________________________________________
6.
Merekatkan bagian-bagian tepinya
_________________________________________________
Gambar 4.15. Proses Perekatan Bagian Tepi Vinil _________________________________________________
7.
Setelah
direkatkan
tepi-tepinya,
menjahit bagian tepi-tepinya
58
selanjutnya
_________________________________________________
Gambar 4.16. Proses Penjahitan Vinil _________________________________________________
8.
Mengelem hasil vinil yang telah dijahit
_________________________________________________
Gambar 4.17. Proses Pengeleman Vinil _________________________________________________
9.
Setelah
dilem
lalu
ditempelkan
pada
hasil
perakitan pola 1 _________________________________________________
Gambar 4.18. Prose Penempelan Vinil ke Pola 1 _________________________________________________
10. Selanjutnya
memukul-mukulnya
dengan
kayu
tempelan dan sambungannya rata dan kuat
59
agar
_________________________________________________
Gambar 4.19. Proses Perataan Sambungan Produk Jadi _________________________________________________
11. Wadah multifingsi siap dijual _________________________________________________
Gambar 4.20. Produk Jadi _________________________________________________
4.2. Data Penelitian Pendahuluan 4.2.1. Data Kuisioner I
Kuisioner I merupakan kuisioner pendahuluan yang dilakukan Handycraft
untuk
mengetahui
Collections
apakah
mengalami
pekerja
di
kesulitan
D&D
ketika
memotong kertas karton dan untuk mengetahui keluhankeluhan apa saja yang dialami para pekerja berkaitan dengan
gunting
pergunakan
dan
dalam
cutter sebagai
memotong
60
kertas
alat
yang
karton.
mereka
Kuisioner
dibagikan
kepada
7
pekerja
di
D&D
Handycraft
Collections. Pertanyaan yang diajukan kepada pekerja berjumlah 6
pertanyaan
lama
jam
kertas
berupa
kerja,
karton
memotong
gunting
kesulitan-kesulitan
dan
kertas
disertakan
spesifikasi
perlukah
karton
yang
modifikasi
dari
dan cutter ,
dalam
dirancang baru.
alat
Selain
Nordic
memotong untuk
itu,
juga
Musculoskeletal
Questionnaire (NMQ), (Kuorinka, 1986) seperti pada buku Occupational
(Chaffin,
Biomechanics
dkk.,
1999). NMQ
digunakan untuk menentukan frekuensi dan bagian tubuh yang dirasakan tidak nyaman. NMQ terdiri dari beberapa pertanyaan yang difokuskan pada beberapa bagian tubuh yang berbeda. Bagian pertama dan kedua pada NMQ berkaitan dengan rasa
sakit
yang
timbul
pada
bagian-bagian
tubuh
responden selama 3 tahun dan 1 tahun terakhir dimana responden merasa
sakit
pinggang, dengan
diminta
menjawab
apakah
bagian
leher,
pada
tangan/pergelangan
menjawab
’ya’
atau
responden bahu,
tangan,
’tidak’.
pernah
punggung,
paha,
dan
kaki
Selanjutnya
pada
bagian ketiga responden diminta menjawab apakah 6 bulan terakhir leher,
responden
bahu,
tangan,
paha,
sering
punggung, dan
kaki
merasa
sakit
pinggang, dengan
pada
bagian
tangan/pergelangan
menjawab
’ya’
atau
’tidak’. Apabila responden menjawab ‘ya’ pada bagian ketiga maka dapat melanjutkan ke bagian keempat. Pada
bagian
keempat
responden
diminta
memilih
tingkat keluhan (tanpa rasa sakit, agak sakit, sakit, sangat
sakit)
yang
dirasakan
pada
leher,
bahu,
punggung, pinggang, tangan/pergelangan tangan, paha dan
61
kaki. Selanjutnya pada bagian kelima responden diminta untuk menjawab apakah aktivitas sehari-hari terganggu (di rumah maupun di luar rumah) akibat keluhan tersebut pada bagian ketiga dengan menjawab ’ya’ atau ’tidak’. Pada
bagian
keenam
responden
diminta
memilih
berapa lama biasanya rasa sakit tersebut pada bagian ketiga berlangsung (20 menit, 30 menit, 40 menit, dan lain-lain). Pada bagian terakhir, yaitu bagian ketujuh, responden diminta menuliskan selang jangka waktu rasa sakit tersebut pada bagian ketiga dirasakan kembali. Berikut ini adalah sebagian hasil kuesioner. Hasil kuisioner selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. _______________________________________________________
14,3%
28,6% <= 1 Jam 2 - 3 jam 4 - 5 jam
57,1%
Gambar 4.21. Lama Waktu Memotong Kertas Karton Bentuk Lingkaran Dalam Sehari _______________________________________________________ _______________________________________________________
14,3% 42,9%
<= 1 Jam 2 - 3 jam 4 - 5 jam
42,9%
Gambar 4.22. Lama Waktu Memotong Kertas Karton Bentuk Persegi Dalam Sehari _______________________________________________________
62
_______________________________________________________
28,60%
71,40%
Butuh waktu yang lama
Butuh ketelitian yang cukup tinggi
Gambar 4.23. Kesulitan Memotong Kertas Karton Menggunakan Gunting dan Cutter _______________________________________________________ _______________________________________________________
14,30%
85,70%
Ya
Tidak
Gambar 4.24. Perlu Dirancang Alat Untuk Memotong Kertas Karton Yang Baru _______________________________________________________
4.2.2. Data Kuisioner II
Kuisioner II berupa kuisioner preferensi responden yang disebarkan kepada pekerja D&D Handycraft Collections yang berjumlah 7 orang. Kuisioner ini digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan dari tiap-tiap kriteria yang digunakan untuk perancangan produk. Tingkat kepentingan tersebut diberikan nilai skor, yaitu nilai skor 1 (sangat tidak penting), nilai skor 2 (tidak penting), nilai skor 3 (cukup penting), nilai skor 4 (penting) dan nilai skor 5 (sangat penting).
63
_______________________________________________________ Tabel 4.1. Hasil Kuisioner II
Kriteria
Hasil Kuisioner Tingkat Kepentingan 1 2 3 4 5 6 7
Total
1 5 5 5 5 4 5 5 34 2 5 4 5 5 4 5 5 33 3 3 3 2 3 3 3 3 20 4 3 2 2 2 3 3 3 18 5 4 3 4 3 3 4 3 24 6 4 4 3 3 4 4 4 26 7 3 4 4 3 4 4 3 25 Total 27 25 25 24 25 28 26 180 _______________________________________________________ _______________________________________________________ Tabel 4.2. Hasil Rata-Rata Tiap Kriteria No.
1.
2.
3.
4.
5. 6.
Kriteria
Ada pisau potong yang berbentuk sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Pekerja cukup mengganti pisau potong sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Adanya handle untuk menaikkan/menurunkan plat landasan bagi pisau potong Ukuran diameter, lebar dan tinggi handle disesuaikan dengan data anthropometri pekerja Adanya pengaman pisau potong Perubahan postur/posisi bekerja dari di lantai dengan posisi kaki kiri dilipat ke belakang sebagai alas penyanggah pantat dan kaki kanan ditekuk berubah menjadi berdiri
64
Ratarata
4,857
4,714
2,857
2,5714
3,4286 3,7143
7.
Waktu baku <97,235 detik/potong untuk bentuk lingkaran dan <96,259 detik/potong untuk bentuk persegi
3,5714
4.3. Data Waktu Siklus Awal
Waktu proses
siklus
pemotongan
yang
diambil
kertas
karton
adalah
waktu
menggunakan
siklus gunting
untuk memotong kertas karton berbentuk lingkaran dengan ukuran diameter 12 cm, dan menggunakan cutter untuk memotong kertas karton berbentuk persegi dengan ukuran 12 cm x 12 cm. Pertimbangannya adalah kotak multifungsi dengan ukuran 12 cm yang paling banyak dibuat, baik untuk wadah multifungsi berbentuk tabung maupun kubus. ________________________________________________________ Tabel 4.3. Data Waktu Siklus Proses Pemotongan Kertas Karton Menggunakan Gunting (detik) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pekerja 1 85,3 78,1 80,2 80,2 75,8 80,5 75,9 81,1 85,2 78,7
Pekerja 2 80,2 79,5 81,3 80,1 78,9 79,3 81,1 79,4 80,6 80,4
Pekerja 3 83,3 75,5 81 81,6 79,4 84,1 79,1 79 80,3 77,2
Pekerja 4 80,4 79,2 79,1 80,3 80,9 81,2 79,1 80,5 80,9 79,6
Pekerja 5 80,5 80,1 79,1 79,3 80,4 80,5 79,9 78,8 80,1 81,2
Pekerja 6 82,4 75,8 81,3 79,1 82,9 77,1 81,5 79,5 80,9 81,2
Pekerja 7 79,9 78,2 83,1 79,6 82,6 77,2 80,5 81,7 79,3 80,9
_________________________________________________________
65
_______________________________________________________ Tabel 4.4. Data Waktu Siklus Proses Pemotongan Kertas Karton Menggunakan Cutter (detik) No. 1. 2. 3.
Pekerja 1 78,3 82,5 76,4
Pekerja 2 82,3 76,2 80,9
Pekerja 3 83,1 79,4 78,2
Pekerja 4 81,2 79,4 80,8
Pekerja 5 82,4 76,5 81,2
Pekerja 6 83,1 78,5 79,8
Pekerja 7 78,5 83,1 80,9
_________________________________________________________ _________________________________________________________ Tabel 4.4. Lanjutan No. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pekerja 1 81,1 80,6 76,7 80,2 82,1 77,9 80,7
Pekerja 2 81,3 78,9 81,4 77,8 77,1 82,6 80,3
Pekerja 3 80,3 80,5 76,7 80,5 78,6 81,4 80,9
Pekerja 4 80,1 79,7 79,3 81,1 80,4 79,4 79,3
Pekerja 5 81,9 78,3 81,4 82,1 77,3 79,6 79,7
Pekerja 6 79,7 80,4 77,8 81,2 78,9 81,4 80,3
Pekerja 7 77,4 81,5 81,2 77,7 80,3 79,2 81,4
_________________________________________________________
4.4. Data Pengukuran Anthropometri
Data
anthropometri
anthropometri sampai melalui
35
yang
laki-laki
tahun.
pengukuran
Data
digunakan yang
adalah
berusia
anthropometri
pekerja
di
D&D
antara
data 22
diperoleh Handycraft
Collections dan orang–orang disekitar tempat usaha yang memenuhi persyaratan usia tersebut.
66
_______________________________________________________ Tabel 4.5. Data Anthropometri Laki-Laki Dewasa (dalam cm) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Umur 22 27 24 23 23 30 30 25 25 26 26 31
LTT 8,6 8,2 8,7 9 8,2 8,5 8,3 8,6 8,3 8 8,7 8,6
DGT 4,2 4 4,1 4,2 4,3 4 4,2 4,4 4,2 4,1 4 4
TBH 132 134 130 133 131 135 134 131 130 132 134 133
PLB 36 38 37 35 36 36 35 37 39 35 36 38
________________________________________________________ ________________________________________________________
Tabel 4.5. Lanjutan No. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Umur 35 22 24 24 22 22 23 32 23 23 30 30 35 35 26 26 25 24
LTT 8,2 8,7 8,5 8,4 8,1 8,3 8 7,2 7 7,9 8 7,4 8 7,9 7,9 7,9 8,5 7,3
DGT 4,2 4,2 4,2 4,3 4 4,1 4 4,4 4,2 4 4,3 4,3 4,1 4,1 4,3 4 4 4,2
67
TBH 130 131 135 133 131 132 133 135 134 134 133 132 135 135 130 131 133 133
PLB 35 36 36 38 36 37 35 38 38 37 37 35 35 38 37 36 38 35
31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49.
24 24 22 22 29 28 35 35 22 34 27 33 35 29 30 23 23 26 22
7,6 9 8 8,4 7,8 8 8,6 8,3 8 8,7 8 8,2 9 8,8 8,6 8,1 8,3 8,5 8
4,1 4 4,3 4,1 4,4 4 4 4,4 4,2 4,2 4,4 4,1 4,2 4 4,2 4,1 4,2 4,4 4
130 133 133 131 135 133 131 131 130 134 130 132 132 133 131 130 134 132 132
38 38 35 36 35 39 37 39 35 37 37 38 37 37 36 38 37 36 36
_______________________________________________________
Keterangan: LTT
= lebar telapak tangan
DGT
= diameter genggaman tangan
TBH
= tinggi bahu
PLB
= panjang lengan bawah
4.5. Data Waktu Siklus Baru
Waktu proses pemotong
siklus
pemotongan kertas
yang
diambil
kertas
karton
adalah
karton
hasil
waktu
menggunakan
rancangan,
baik
siklus alat kertas
karton berbentuk lingkaran dengan ukuran diameter 12 cm maupun kertas karton berbentuk persegi dengan ukuran 12 cm x 12 cm.
68
_______________________________________________________ Tabel 4.6. Data Waktu Siklus Proses Pemotongan Kertas Karton Bentuk Lingkaran (detik) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pekerja 1 51,1 49,7 50,3 48,3 49,5 48,4 50,6 50,1 49,2 50,2
Pekerja 2 50,4 49,8 49,6 48,5 50,2 51,9 49,3 50,2 48,8 50,3
Pekerja 3 49,7 51,2 50,1 50,8 48,4 50,2 50,9 48,3 49,7 49,5
Pekerja 4 50,7 49,2 49,9 48,4 49,2 51,1 49,5 50,3 48,6 49,4
Pekerja 5 50,2 50,7 48,3 49,1 50,6 49,8 49,5 51,1 50,5 49,1
Pekerja 6 51,6 50,4 48,5 49,3 49,7 49,7 50,1 50,4 49,9 49,5
Pekerja 7 49,7 48,4 50,1 49,6 50,4 50,2 49,4 48,7 50,3 49,8
_________________________________________________________ _________________________________________________________ Tabel 4.7. Data Waktu Siklus Proses Pemotongan Kertas Karton Bentuk Persegi (detik) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pekerja 1 52,1 48,4 50,6 46,9 50,7 50,4 47,6 51,2 48,5 49,3
Pekerja 2 53,4 49,1 51,6 47,5 50,2 50,7 47,3 47,9 50,1 50,8
Pekerja 3 49,7 49,1 50,2 49,6 48,7 48,4 50,2 49,4 49,6 50,1
Pekerja 4 49,5 48,3 50,7 48,9 49,7 49,2 50,6 49,5 48,1 50,3
Pekerja 5 49,1 48,7 50,2 49,4 49,8 50,1 49,6 50,3 48,7 49,8
Pekerja 6 49,5 49,1 48,8 50,2 49,5 48,7 50,2 49,7 49,2 50,1
Pekerja 7 50,4 49,1 49,5 48,7 50,3 49,2 49,1 50,4 48,9 50,7
_______________________________________________________
4.6. Data Harga Material
Data harga material yang digunakan untuk pembuatan alat
pemotong
kertas
karton
sumber, antara lain:
69
berasal
dari
beberapa
1)
Toko Besi Sekawan Jaya, Jl. Magelang Km.8 Sleman Yogyakarta
2)
Toko Bandung, J. Diponegoro Yogyakarta
3)
Laboratorium Las dan bubut STM Pembangunan Mrican, Yogyakarta
4)
Bengkel Rekayasa Pak Wangdi, Cambahan, Nogo Tirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta
Berikut
adalah
daftar
harga
material
dari
beberapa
sumber tersebut di atas per Januari 2008: Plat siku
= Rp 64.500,00 /6m
Plat tebal 9mm
= Rp 40.000,00/m
Pipa ∅ 0,75 in
= Rp 52.500,00 /6m
Plat strip
= Rp 31.000,00/6m
Baja AS ∅ 1 in
= Rp 205.000,00/6m
Baja AS bulat Ø 1,25 in
= Rp 330.000,00/6m
Plat tebal 9mm
= Rp 1.667.500,00/28.800cm2
Plat tebal 6cm
= Rp 225.000,00/6m
Biaya tenaga kerja
= Rp 40.000,00/hari
Canal C
= Rp 245.000,00/6m
Plat strip
= Rp 80.000,00/6m
Baut + mur
= Rp 1.000,00/buah
Plat tebal 1mm
= Rp 27.000,00/6m
70
BAB 5 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Postur Awal
Gambar kertas
postur
karton
tubuh
pekerja
menggunakan
pada
gunting
saat
dan
memotong
cutter ,
dan
besarnya sudut pada setiap bagian tubuh pekerja dapat dilihat pada bagian Lampiran 2. Analisis postur pekerja pada
proses
pemotongan
kertas
karton
menggunakan
gunting dan cutter dengan metode REBA adalah sebagai berikut: a.
Analisis REBA pada proses pemotongan kertas karton berbentuk
lingkaran
menggunakan
gunting
(bagian
kanan)
Tabel 5.1. Total Skor Analisis REBA Pada Proses Pemotongan Kertas Karton Menggunakan Gunting (Bagian Kanan) Tabel A Bagian Tubuh
Tabel B Skor
Bagian Tubuh
Skor
Trunk
3
Upper Arms
2
Neck Legs
2 4 7 0
Lower Arms Wrist
1 3 3 1
Total Load /force Total skor tabel A Skor tabel C Activity score Total skor REBA
Total Coupling
7
Total skor tabel B
4
= 8 = 1 = 9
__________________________________________________________________
71
Hasil analisis postur pekerja dengan metode REBA menunjukkan bahwa proses pemotongan kertas karton menggunakan
gunting
(bagian
kanan)
REBA
9.
berarti
bahwa
total
Ini
memiliki tingkat
skor
risiko
dalam proses pemotongan kertas karton menggunakan gunting (bagian kanan) tinggi dan perlu dilakukan perbaikan dengan segera.
b.
Analisis REBA pada proses pemotongan kertas karton berbentuk
lingkaran
menggunakan
gunting
(bagian
kiri)
Tabel 5.2. Total Skor Analisis REBA Pada Proses Pemotongan Kertas Karton Menggunakan Gunting (Bagian Kiri) Tabel A Bagian Tubuh
Tabel B Skor
Bagian Tubuh
Skor
Trunk
3
Upper Arms
3
Neck Legs
2 4 7 0 7
Lower Arms Wrist
1 2 4 3 7
Total Load /force Total skor tabel A Skor tabel C Activity score Total skor REBA
Total Coupling
Total skor tabel B
= 9 = 1 = 10
__________________________________________________________________
Hasil analisis postur pekerja dengan metode REBA menunjukkan bahwa proses pemotongan kertas karton menggunakan REBA
total
gunting 10.
Ini
(bagian berarti
kiri) bahwa
memiliki tingkat
skor
risiko
dalam proses pemotongan kertas karton menggunakan
72
gunting (bagian kiri) tinggi dan perlu dilakukan perbaikan dengan segera.
c.
Analisis REBA pada proses pemotongan kertas karton berbentuk persegi menggunakan cutter (bagian kanan)
Tabel 5.3. Total Skor Analisis REBA Pada Proses Pemotongan Kertas Karton Menggunakan Cutter (Bagian Kanan) Tabel A Bagian Tubuh
Tabel B Skor
Bagian Tubuh
Skor
Trunk
3
Upper Arms
1
Neck Legs
2 4 7 0 7
Lower Arms Wrist
1 3 2 1 3
Total Load /force Total skor tabel A Skor tabel C Activity score Total skor REBA
Total Coupling
Total skor tabel B
= 7 = 1 = 8
__________________________________________________________________
Hasil analisis postur pekerja dengan metode REBA menunjukkan bahwa proses pemotongan kertas karton menggunakan
(bagian cutter
kanan)
REBA
8.
bahwa
total
Ini
berarti
memiliki tingkat
skor
risiko
dalam proses pemotongan kertas karton menggunakan cutter
(bagian kanan) tinggi dan perlu dilakukan
perbaikan dengan segera.
73
d.
Analisis REBA pada proses pemotongan kertas karton berbentuk persegi menggunakan cutter (bagian kiri)
Tabel 5.4. Total Skor Analisis REBA Pada Proses Pemotongan Kertas Karton Menggunakan Cutter (Bagian Kiri) Tabel A Bagian Tubuh
Tabel B Skor
Bagian Tubuh
Skor
Trunk
3
Upper Arms
3
Neck Legs
2 4 7 0 7
Lower Arms Wrist
2 2 5 3 8
Total Load /force Total skor grup A Skor Grup C = 10 Activity score = 1 Total skor REBA = 11
Total Coupling
Total skor grup B
__________________________________________________________________
Hasil analisis postur pekerja dengan metode REBA menunjukkan bahwa proses pemotongan kertas karton menggunakan cutter (bagian kiri) memiliki skor REBA total 11. Ini berarti bahwa tingkat risiko dalam proses pemotongan kertas karton menggunakan cutter (bagian
kiri)
sangat
tinggi
perbaikan sekarang juga.
74
dan
perlu
dilakukan
5.2. Perhitungan Waktu Baku Awal
Hasil
pengujian
kenormalan,
keseragaman,
dan
kecukupan data waktu siklus proses pemotongan kertas karton
awal
menggunakan
gunting
dan
cutter
dapat
dilihat pada bagian Lampiran 4.
5.2.1. Perhitungan Waktu Baku Proses Pemotongan Kertas Karton Menggunakan Gunting
Pekerja 1 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Perhitungan
waktu
siklus
rata-rata
menggunakan
persamaan: Ws
b.
∑
=
X i
=
N
801 10
= 80,1 detik
Waktu normal Perhitungan
waktu
penyesuaian penilaian
normal
berdasarkan kerja
didasarkan
menggunakan Westinghouse pada
4
faktor
faktor karena yang
dirincikan secara mendetail sehingga meminimalkan penilaian yang bersifat subyektif. Berdasarkan pengamatan sesuai dengan ciri-ciri yang telah
ditetapkan,
maka
diperoleh
besarnya
penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
0,00
= +0,02
good (C)
= +0,02
: fair (E)
= -0,02
Jumlah
= +0,02
p = (1 + 0,02) = 1,02 Wn
=
Ws
× p =(80,1 detik)x(1,02)=81,702 detik
75
faktor
c.
Waktu baku Perhitungan Berdasarkan
waktu
menggunakan
pengamatan
maka
nilai
kelonggaran.
diperoleh
besarnya
nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 6% • Sikap kerja
= 1%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 3%
• Keadaan atmosfer
= 3%
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 18%
× (1 + a)
= (81,702 detik) x (1 + 0,18) = (81,702 detik) x (1,18) = 96,408 detik Pekerja 2 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
800,8
N
10
= 80,08 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C)
: average (D) Jumlah
0,00
= +0,02 = +0,02 =
0,00
= +0,04
p = (1 + 0,04) = 1,04 Wn
=
Ws
× p =(80,08 detik)x(1,04)=83,28 detik
76
c.
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 6% • Sikap kerja
= 1%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 3%
• Keadaan atmosfer
= 3%
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 18%
× (1 + a)
= (83,28 detik) x (1 + 0,18) = (83,28 detik) x (1,18) = 98,27 detik Pekerja 3 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
800 , 5
N
10
= 80,05 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
0,00
= +0,02
good (C)
= +0,02
: fair (E)
= -0,02
Jumlah
= +0,02
p = (1 + 0,02) = 1,02 Wn
c.
=
Ws
× p =(80,05 detik)x(1,02)=81,65 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
77
• Tenaga yang dikeluarkan = 6% • Sikap kerja
= 1%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 3%
• Keadaan atmosfer
= 3%
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 18%
× (1 + a)
= (81,65 detik) x (1 + 0,18) = (81,65 detik) x (1,18) = 96,35 detik Pekerja 4 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
801 , 2
N
10
= 80,12 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D2)=
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C)
0,00
= +0,02 = +0,02
: average (D) Jumlah
=
0,00
= +0,04
p = (1 + 0,04) = 1,04 Wn
c.
=
Ws
× p =(80,12 detik)x(1,04)=83,32 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 6% • Sikap kerja
= 1%
78
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 3%
• Keadaan atmosfer
= 3%
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 18%
× (1 + a)
= (83,32 detik) x (1 + 0,18) = (83,32 detik) x (1,18) = 98,32 detik Pekerja 5 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
799 , 9
N
10
= 79,99 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C)
0,00
= +0,02 = +0,02
: average (D) Jumlah
=
0,00
= +0,04
p = (1 + 0,04) = 1,04 Wn
c.
=
Ws
× p =(79,99 detik)x(1,04)=83,19 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 6% • Sikap kerja
= 1%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
79
• Keadaan tempat kerja
= 3%
• Keadaan atmosfer
= 3%
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 18%
× (1 + a)
= (83,19 detik) x (1 + 0,18) = (83,19 detik) x (1,18) = 98,16 detik Pekerja 6 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
801 , 7
N
10
= 80,17 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan : • Usaha
average skill (D) =
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
0,00
= +0,02
good (C)
= +0,02
: fair (E)
= -0,02
Jumlah
= +0,02
p = (1 + 0,02) = 1,02 Wn
c.
=
Ws
× p =(80,17 detik)x(1,02)=81,77 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 6% • Sikap kerja
= 1%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 3%
• Keadaan atmosfer
= 3%
80
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 18%
× (1 + a)
= (81,77 detik) x (1 + 0,18) = (81,77 detik) x (1,18) = 96,49 detik Pekerja 7 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
N
803 10
= 80,3 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan : • Usaha
average skill (D) =
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
0,00
= +0,02
good (C) (C)
= +0,02
: fair (E)
= -0,02
Jumlah
= +0,02
p = (1 + 0,02) = 1,02 Wn
c.
=
Ws
× p =(80,3 detik)x(1,02)=81,91 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 6% • Sikap kerja
= 1%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 3%
• Keadaan atmosfer
= 3%
81
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 17%
× (1 + a)
= (81,91 detik) x (1 + 0,18) = (81,91 detik) x (1,18) = 96,65 detik
5.2.6. Perhitungan Waktu Baku Proses Pemotongan Kertas Karton Menggunakan Cutter
Pekerja 1 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
796 , 5
N
10
= 79,65 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan : • Usaha
average skill (D) =
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
0,00
= +0,02
good (C)
= +0,02
: fair (E)
= -0,02
Jumlah
= +0,02
p = (1 + 0,02) = 1,02 Wn
c.
=
Ws
× p =(79,65 detik)x(1,02)=81,24 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 6% • Sikap kerja
= 1%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 3%
82
• Keadaan atmosfer
= 3%
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 18%
× (1 + a)
= (81,24 detik) x (1 + 0,18) = (81,24 detik) x (1,18) = 95,86 detik Pekerja 2 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
798,8
N
10
= 79,88 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C
= +0,02 = +0,02
: fair (E)
= -0,02
Jumlah
= +0,02
p = (1 + 0,02) = 1,02 Wn
c.
=
Ws
0,00
× p =(79,88)x(1,02)=81,48 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 6% • Sikap kerja
= 1%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 3%
• Keadaan atmosfer
= 3%
83
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 18%
× (1 + a)
= (81,48 detik) x (1 + 0,18) = (81,48 detik) x (1,18) = 96,15 detik Pekerja 3 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
799 , 6
N
10
= 79,96 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
0,00
= +0,02
good (C)
= +0,02
: fair (E)
= -0,02
Jumlah
= +0,02
p = (1 + 0,02) = 1,02 Wn
c.
=
Ws
× p =(79,96 detik)x(1,02)=81,56 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 6% • Sikap kerja
= 1%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 3%
• Keadaan atmosfer
= 3%
84
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 18%
× (1 + a)
= (81,56 detik) x (1 + 0,18) = (81,56 detik) x (1,18) = 96,24 detik Pekerja 4 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
800 , 7
N
10
= 80,07 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C)
0,00
= +0,02 = +0,02
: average (D) Jumlah
=
0,00
= +0,04
p = (1 + 0,04) = 1,04 Wn
c.
=
Ws
× p =(80,07 detik)x(1,04)=83,27 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 6% • Sikap kerja
= 1%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 3%
• Keadaan atmosfer
= 3%
85
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 18%
× (1 + a)
= (83,27 detik) x (1 + 0,18) = (83,27 detik) x (1,18) = 98,26 detik Pekerja 5 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
800 , 4
N
10
= 80,04 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C
0,00
= +0,02 = +0,02
: fair (E)
= -0,02
Jumlah
= +0,02
p = (1 + 0,02) = 1,02 Wn
c.
=
Ws
× p =(80,04 detik)x(1,02)=81,64 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 6% • Sikap kerja
= 1%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 3%
• Keadaan atmosfer
= 3%
86
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 18%
× (1 + a)
= (81,64 detik) x (1 + 0,18) = (81,64 detik) x (1,18) = 96,34 detik Pekerja 6 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑ X i
=
801 ,1
N
10
= 80,11 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
0,00
= +0,02
good (C)
= +0,02
: fair (E)
= -0,02
Jumlah
= +0,02
p = (1 + 0,02) = 1,02 Wn
c.
=
Ws
× p =(80,11 detik)x(1,02)=81,71 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 6% • Sikap kerja
= 1%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 8%
• Keadaan atmosfer
= 3%
87
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 18%
× (1 + a)
= (81,71 detik) x (1 + 0,18) = (81,71 detik) x (1,18) = 96,42 detik Pekerja 7 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
801 , 2
N
10
= 80,12 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
0,00
= +0,02
good (C)
= +0,02
: fair (E)
= -0,02
Jumlah
= +0,02
p = (1 + 0,02) = 1,02 Wn
c.
=
Ws
× p =(80,12 detik)x(1,02)=81,72 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 6% • Sikap kerja
= 1%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 3%
• Keadaan atmosfer
= 3%
88
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 18%
× (1 + a)
= (81,72 detik) x (1 + 0,18) = (81,72 detik) x (1,18) = 96,43 detik ___________________________________________________ Tabel 5.5. Waktu Baku Proses Pemotongan Kertas Karton Awal Pekerja
Waktu Baku (detik) Gunting Cutter 1 96,408 95,86 2 98,27 96,15 3 96,35 96,24 4 98,32 98,26 5 98,16 96,34 6 96,49 96,42 7 96,65 96,43 Rata-rata 97,235 96,529 ___________________________________________________
5.3. Analisis Data Anthropometri 5.3.1. Uji Kenormalan Data Anthropometri
Pengujian
kenormalan
data
menggunakan
software
berupa SPSS 12.0 for windows. Hasil seluruh pengujian mengenai
data
lebar
telapak
genggaman
tangan
dan
data
dinyatakan
normal
karena
tangan,
data
diameter
tinggi
siku
berdiri
nilai
besar dari 0,05.
89
signifikannya
lebih
Hasil pengujian kenormalan data untuk data lebar telapak tangan, data diameter genggaman tangan dan data tinggi
siku
berdiri
dapat
dilihat
pada
Tabel
5.6.
berikut ini. _______________________________________________________ Tabel 5.6. Hasil Uji Kenormalan Data Anthropometri Dimensi
Nilai Signifikan
Keterangan
0,530 LTT Normal 0,120 Normal DGT 0,296 Normal TSB _______________________________________________________ Keterangan: LTT
= Lebar Telapak Tangan
DGT
= Dianeter Genggaman Tangan
TSB
= Tinggi Siku Berdiri
5.3.2. Uji Keseragaman Data Anthropometri
Pengujian mengetahui
keseragaman
homogenitas
data
data
yang
dilakukan
untuk
diambil
dalam
melakukan perancangan, sehingga dapat dikatakan seragam apabila
rata-rata
setiap
sub
group berada
di
dalam
batas bawah dan batas atas yang telah dihitung. Hasil pengujian keseragaman data untuk data lebar telapak tangan, data diameter genggaman tangan dan data tinggi
siku
berdiri
dapat
berikut ini.
90
dilihat
pada
Tabel
5.7.
__________________________________________________________________
Tabel 5.7. Hasil Uji Keseragaman Data Anthropometri Nilai Ratarata Sub grup
Dimensi
BKA
BKB
Keterangan
LTT 8,2204 8,7249 7,7159 Seragam DGT Seragam 4,1612 4,3129 4,0096 TSB Seragam 100,1429 102,5564 97,7293 _______________________________________________________
Keterangan: BKB
= Batas Kontrol Bawah
BKA
= Batas Kontrol Atas
LTT
= Lebar Telapak Tangan
DGT
= Diameter Genggaman Tangan
TSB
= Tinggi Siku Berdiri
5.3.3. Uji Kecukupan Data Anthropometri
Pengujian kecukupan data sangat dipengaruhi oleh besarnya
tingkat
Pengujian
ketelitian
kecukupan
data
dan
tingkat
ini
kepercayaan.
menggunakan
tingkat
ketelitian 5% dan tingkat kepercayaan 99%. Hal tersebut menunjukkan pengukuran
bahwa yang
penyimpangan
diperbolehkan
maksimum
sebesar
5%
dari
dalam nilai
yang sebenarnya dan besarnya kemungkinan data terletak pada nilai
tingkat
ketelitian
tersebut
adalah
99%.
Jadi,
indeks untuk tingkat kepercayaan (K) 99% adalah
3 dan nilai indeks untuk tingkat ketelitian (S) adalah 0,05. Hasil lebar
telapak
pengujian tangan,
kecukupan
diameter
91
data
genggaman
untuk tangan
data dan
data tinggi siku berdiri dapat dilihat pada Tabel 5.8. berikut ini. _______________________________________________________ Tabel 5.8. Hasil Uji Kecukupan Data Anthropometri Dimensi N N’ Keterangan LTT 49 Cukup 10,5456 DGT 49 Cukup 3,7182 TSB 49 Cukup 1,6264 _______________________________________________________ Keterangan: N
= Jumlah data pengamatan yang diambil
N’
= Jumlah data pengamatan yang seharusnya diamati LTT DGT TSB
= Lebar Telapak Tangan = Diameter Genggaman Tangan = Tinggi Siku Berdiri
5.3.4. Perhitungan Nilai Persentil
Nilai
persentil
ke-5,
ke-50
dan
nilai
persentil
yang
dihitung
ke-95.
Hasil
untuk
data
adalah
pengolahan lebar
persentil data
telapak
dalam
tangan,
diameter genggaman tangan dan data tinggi siku berdiri dapat dilihat pada Tabel 5.9. berikut ini. _______________________________________________________
Tabel 5.9. Hasil Nilai Persentil Dimensi
Nilai Persentil (cm) Ke-5 Ke-50 Ke-95
LTT 7,9446 8,2204 8,4962 DGT 4,0783 4,1612 4,2441 TBH 98,8235 100,1429 101,4622 _______________________________________________________ Keterangan: LTT
= Lebar Telapak Tangan
DGT
= Dianeter Genggaman Tangan
TSB
= Tinggi Siku Berdiri
92
5.4. Analisis Perancangan 5.4.1. Tahap Clarifying Objectives
Pada
tahap
ini,
metode
yang
digunakan
adalah
objectives tree, bertujuan untuk menjelaskan tujuan dan
sub
tujuan
dari
perancangan,
dan
hubungan
diantara
keduanya. Objectives tree untuk usulan perancangan alat pemotong kertas karton dapat dilihat pada Gambar 5.1. berikut ini. _____________________________________________________
Gambar 5.1. Objectives Tree Usulan Perancangan Alat Pemotong Kertas Karton _______________________________________________________
5.4.2. Tahap Establishing Functions
Pada function
tahap analysis
menentukan sistem
ini,
metode
(analisis
fungsi-fungsi
dari
usulan
yang
fungsi),
yang
digunakan bertujuan
dibutuhkan
perancangan
alat
adalah
dan
pemotong
untuk
batasan kertas
karton. Function analysis untuk usulan perancangan alat
93
pemotong kertas karton dapat dilihat pada Gambar 5.2. berikut ini. _______________________________________________________
Gambar 5.2. Function Analysis Usulan Perancangan Alat Pemotong Kertas Karton _______________________________________________________
5.4.3. Tahap Setting Requirements
Pada
tahap
performance
ini,
metode
specification
yang
digunakan
(spesifikasi
adalah
perfomansi),
bertujuan untuk membuat spesifikasi yang akurat dari kebutuhan pelaksanaan suatu solusi usulan perancangan alat pemotong kertas karton. Performance specification untuk usulan perancangan alat pemotong kertas karton dapat dilihat pada Tabel 5.10. berikut ini.
94
_______________________________________________________ Tabel 5.10. Performance Spesification Usulan Perancangan Alat Pemotong Kertas Karton Tujuan
Kriteria
1.Mempermudah dalam memotong kertas karton
2.Sesuai anthropometri pekerja 3.Meminimasi cidera pekerja 4.Meminimasi keluhan sakit pekerja 5.Mempersingkat waktu untuk memotong kertas karton
a. Ada pisau potong yang berbentuk sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) b. Pekerja cukup mengganti pisau potong sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) c. Adanya handle untuk menaikkan/menurunkan plat landasan bagi pisau potong Ukuran diameter, lebar dan tinggi handle disesuaikan dengan data anthropometri pekerja Adanya pengaman pisau potong Perubahan postur/posisi bekerja dari di lantai dengan posisi kaki kiri dilipat ke belakang sebagai alas penyanggah pantat dan kaki kanan ditekuk berubah menjadi berdiri
Waktu baku <97,235 detik/potong untuk bentuk lingkaran dan <96,529 detik/potong untuk bentuk persegi
_______________________________________________________
5.4.4. Tahap Determining Characteristics
Pada ergonomi
tahap dan
ini
menggunakan
analisis
teknik.
metode
Tahap
ini
analisis berisikan
penjelasan mengenai pemenuhan target yang akan dicapai dari
setiap
karakteristik
produk
sehingga
kebutuhan
konsumen dapat terpenuhi. Pada
penelitian
characteristics tidak function
dilakukan
deployment
berupa
ini,
tahap
determining
dilakukan dengan metode quality (QFD)
usulan
95
karena
penelitian
perancangan
yang
yang lebih
difokuskan
pada
karakteristik
perancangan
alat
memperbaiki
postur
kertas
pemotong
karton
dipertimbangkan kriteria
namun
pembobotan
karton
pada
proses
keinginan hanya
dan
yaitu
kertas
pekerja
dimana
teknis,
usulan
yang
dapat
pemotongan
pengguna
dalam
hal
tetap
penentuan
alternatif-alternatif
yang
digunakan dalam usulan perancangan saja. Berikut metode
akan
analisis
dijelaskan ergonomi
satu
dan
per
satu
analisis
mengenai
teknik
yang
digunakan. a) Analisis Ergonomi
Analisis
ergonomi
dilakukan
untuk
mendapatkan
ukuran yang akan digunakan dalam usulan perancangan alat
pemotong
dibutuhkan rancangan berupa
kertas
untuk yang
karton.
memberikan dibuat.
penambahan
atau
Nilai
kelonggaran
kelonggaran
Nilai
terhadap
kelonggaran
pengurangan
dari
dapat ukuran
sebenarnya berdasarkan dari hasil perhitungan nilai persentil
serta
digunakan.
Analisis
dimensi ergonomi
Tabel 5.11. berikut ini.
96
anthropometri dapat
dilihat
yang pada
_________________________________________________________________________________________ Tabel 5.11. Analisis Ergonomi Anthropometri untuk Usulan Perancangan Alat Pemotong Kertas Karton Keterangan
Lebar handle
Diameter handle
Tinggi handle
Dimensi Anthro
Persentil
2LTT
95%
DGT
5%
TSB
5%
Alasan Persentil
Ukuran (cm)
Agar dapat mengakomodasi sebagian besar penggunanya. Agar pengguna yang diameter genggaman tangannya kecil dapat menggenggam dengan nyaman. Agar pengguna yang tinggi siku berdirinya tergolong pendek dapat menggunakan alat dengan nyaman.
Nilai Kelonggaran (cm)
16,9924
+2,6
4,0783
-0,7
98,8235
Alasan kelonggaran
Ukuran + Kelonggaran (cm)
Ukuran yang dirancang (cm)
19,5924
20
3,3783
3,5
98,8235
99
Apabila pekerja memakai sarung tangan Apabila pekerja memakai sarung tangan
-
-
_________________________________________________________________________________________
97
b)
Pembahasan
Penentuan
Dimensi,
Persentil,
dan
Kelonggaran
1)
Lebar handle Lebar
handle yang
dengan
dimensi
telapak
tangan
95%.
Tujuan
dirancang
anthropometri (2LTT)
pemilihan
dengan
2
disesuaikan kali
nilai
dimensi
lebar
persentil
2LTT
dengan
persentil 95% adalah agar pekerja yang memiliki dimensi
lebar
telapak
tangan
besar
dapat
menggunakan alat pemotong kertas karton dengan nyaman.
Berdasarkan
hasil
analisis
ergonomi
b)
Pembahasan
Penentuan
Dimensi,
Persentil,
dan
Kelonggaran
1)
Lebar handle Lebar
handle yang
dengan
dimensi
telapak
tangan
95%.
Tujuan
dirancang
anthropometri (2LTT)
dengan
pemilihan
2
disesuaikan kali
nilai
dimensi
lebar
persentil
2LTT
dengan
persentil 95% adalah agar pekerja yang memiliki dimensi
lebar
telapak
tangan
besar
dapat
menggunakan alat pemotong kertas karton dengan nyaman.
Berdasarkan
diperoleh
ukuran
hasil
lebar
analisis
ergonomi
handle alat
pemotong
kertas karton yang dirancang adalah 16,9924 cm. Allowance yang diberikan sebesar +2,6 cm dengan
pertimbangan
pekerja
memakai
sarung
tangan
sehingga ukuran untuk lebar handle yang
akan
dirancang adalah 19,5924 cm, dibulatkan menjadi 20 cm. 2)
Diameter handle Diameter handle yang dirancang disesuaikan dengan dimensi anthropometri diameter genggaman tangan (DGT) dengan nilai persentil 5%. Tujuan pemilihan adalah
dimensi
agar
diameter
hasil
pekerja
sedangkan
besar
dapat
analisis
diameter
dengan yang
genggaman
menggenggam dimensi
DGT
memiliki
tangan
kecil
pekerja
yang
menyesuaikan.
ergonomi
handle alat
persentil
dimensi dapat memiliki
Berdasarkan
diperoleh
pemotong
5%
kertas
ukuran karton
yang dirancang adalah 4,0783 cm. Allowance yang diberikan sebesar -0,7 cm dengan pertimbangan
98
pekerja memakai sarung tangan sehingga ukuran untuk
diameter
handle yang
akan
dirancang
adalah 3,3783 cm, dibulatkan menjadi 3,5 cm. 3)
Tinggi handle Tinggi handle yang dengan
dimensi
dirancang
anthropometri
disesuaikan
tinggi
siku
berdiri (TSB) dengan nilai persentil 5%. Tujuan pemilihan
dimensi
TSB
adalah
agar
pekerja
tinggi
siku
berdiri
dengan yang
persentil
memiliki
tergolong
5%
dimensi
pendek
dapat
menggunakan alat pemotong kertas karton dengan nyaman.
Berdasarkan
diperoleh
ukuran
hasil
analisis
ergonomi
tinggi handle alat
pemotong
kertas karton yang dirancang adalah 98,8235 cm, dibulatkan 99 cm tanpa adanya kelonggaran. c) Analisis Teknis
Pada
proses
pemotongan
kertas
karton
yang
telah
dilakukan, beban rata-rata yang diperlukan sehingga gunting dan cutter mampu memotong kertas karton = 25 kg, sehingga besar gaya yang diperlukan untuk memotong kertas karton: F = m.g F = (25 kg) x (9,81 m/s2) F = 245,25 kg m/2 F = 245,25 N
Pada percobaan dengan alat, beban yang diperlukan untuk
dapat
memotong
kertas
karton
=
35
kg,
sehingga besar gaya yang diperlukan untuk memotong kertas karton:
99
F1 = m.g F1 = (35 kg) x (9,81 m/s2) F1 = 343,35 kg m/2 F1 = 343,35 N
L=70cm F1 MA
A
B
Walat
FD
Fa
FC
h=80cm
Fa
d=50cm
MA = F1 x L = (343,35 N)(0,7m) = 240,345 Nm
∑MB = 0
-(F1.L)-( Fa.½d) - ( F a.½d) - ( F a.½d) - ( F a.½d) = 0 -240,345 Nm –(4Fa.½d)=0 -240,345 Nm – 4Fa(0,25m)=0 -240,345 Nm = 4Fa(0,25m) Fa = -240,345 N
100
Walat = - (Fa + Fa + Fa+ Fa)
= - 4Fa = - 4(-240,345 N) = 961,38 N
Perhitungan Tuas Penekan Mmax = F1(0,7 m) = (343,35 N)(700 mm) = 240.345 Nmm Ymax = I
=
1 2 π
d0 =
(d
0
4
1
(25 mm) = 12,5 mm
2
− d 1
4
)
64 3,14 (25mm) − (20mm) 4
=
4
64
= 11.315,03906 mm4
σmax = =
( M max )(Y max ) I
(240.345 Nmm) (12,5 mm) 11.315,03906mm
4
= 265,515 N/mm2
Bahan adalah
yang baja
Karena σmax <
dipakai ST τ
ijin
37
untuk yang
membuat
memiliki
tuas
τ
ijin
=
370
penekan N/mm2.
maka dapat disimpulkan bahwa tuas
penekan tersebut aman digunakan.
101
Perhitungan Poros Penekan
F = 343,35 N
300 mm
τ
max
= =
F A
343,35 N π
=
=
2
r
343,35 N
(3,14)(12,5 mm )2 343,35 N 490,625 mm 2
= 0,6998 N/mm2 (untuk 1 poros penekan) Bahan
yang
adalah
baja
Karena σmax <
dipakai ST τ
ijin
untuk
37
yang
membuat
memiliki
poros τ
ijin
=
370
penekan N/mm2.
maka dapat disimpulkan bahwa tuas
penekan tersebut aman digunakan.
5.4.5. Tahap Generating Alternatives
Pada
tahap
morphological
membangkitkan perancangan
ini,
metode
chart (peta range
alternatif
yang
digunakan
adalah
morfologi), bertujuan untuk
lengkap dan
dari
solusi-solusi
memperluas
pencarian
terhadap solusi baru yang potensial. Morphology Chart
102
untuk usulan perancangan alat pemotong kertas karton dapat dilihat pada Tabel 5.12. dibawah ini. _______________________________________________________
Tabel 5.12. Morphology Chart Usulan Perancangan Alat Pemotong Kertas Karton Atribut
Alternatif Perancangan Alternatif Alternatif Alternatif 1 2 3
Bahan pisau potong
Baja
Stainless Steel
Bahan pelapis handle Bahan tuas penekan
Busa Pipa baja
Gabus Pipa aluminium
Karet
Bahan pelindung pisau Kayu potong _______________________________________________________
Berdasarkan
Morphology
diatas,
Chart
didapatkan
kombinasi alternatif perancangan sebanyak 2 x 3 x 2 x 1 = 12 alternatif.
5.4.6. Tahap Evaluating Alternatives
Pada tahap ini metode yang digunakan adalah metode Weighted
Objectives yang
berisi
penjelasan
mengenai
pembandingan nilai guna alternatif usulan perancangan alat pemotong kertas karton, terdiri dari tahap: a.
Screening
Screening
bertujuan
untuk
mengurangi
jumlah
alternatif perancangan. Alternatif yang diperoleh pada
tahap
alternatif. terlalu
Generating
Alternatif
banyak
eliminasi alternatif
Alternatives sebanyak
atau
sehingga
yang tidak
pengurangan
tesebut.
Berikut
103
dihasilkan perlu
terhadap adalah
12
tidak
dilakukan alternatif-
pembangkitan
alternatif dari ke-12 alternatif perancangan yang dapat dilihat pada Tabel 5.13. dibawah ini.
104
____________________________________________________________________________________ Tabel 5.13. Pembangkitan Alternatif Usulan Perancangan Alat Pemotong Kertas Karton Atribut 1
Alternatif Perancangan 3 4
2
Bahan pisau potong Bahan pelapis handle Bahan tuas penekan
Baja Busa Pipa baja
Bahan pelindung pisau potong
Kayu
Baja Busa Pipa aluminium Kayu
Baja Gabus Pipa baja Kayu
Baja Gabus Pipa aluminium Kayu
5
6
Baja Karet Pipa baja
Baja Karet Pipa aluminium Kayu
Kayu
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________ Tabel 5.13. Lanjutan Atribut 7
Bahan pisau potong Bahan pelapis
8
Alternatif Perancangan 9 10
11
12
Stainless Steel
Stainless Steel
Stainless Steel
Stainless Steel
Stainless Steel
Stainless Steel
Busa
Busa
Gabus
Gabus
Karet
Karet
Pipa baja
Pipa aluminium Kayu
Pipa baja
Pipa aluminium Kayu
Pipa baja
Pipa aluminium Kayu
handle
Bahan tuas penekan Bahan pelindung pisau potong
Kayu
Kayu
Kayu
___________________________________________________________________________________
105
b.
Pembobotan
Pemberian nilai bobot didasarkan pada nilai ratarata
hasil
preferensi
responden
terhadap
masing-
masing kriteria pada kuisioner penelitian. Kriteria dengan
nilai
rangking
rata-rata
tertinggi
terbesar
serta
akan
memiliki
mendapatkan
bobot
terbesar
dan kriteria dengan nilai rata-rata terkecil akan mendapatkan rangking terendah serta memiliki bobot terkecil.
b.
Pembobotan
Pemberian nilai bobot didasarkan pada nilai ratarata
hasil
preferensi
responden
terhadap
masing-
masing kriteria pada kuisioner penelitian. Kriteria dengan
nilai
rangking
rata-rata
tertinggi
terbesar
serta
akan
memiliki
mendapatkan
bobot
terbesar
dan kriteria dengan nilai rata-rata terkecil akan mendapatkan rangking terendah serta memiliki bobot terkecil.
106
_________________________________________________________________________________________
Tabel 5.14. Pembobotan Obyektif Untuk Setiap Kriteria No.
1. 2. 3.
4.
5. 6.
7.
Kriteria
Rata-rata
Ada piau potong yang berbentuk sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Pekerja cukup mengganti pisau potong sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Adanya handle untuk menaikkan/menurunkan plat landasan bagi pisau potong Ukuran diameter, lebar dan tinggi handle disesuaikan dengan data anthropometri pekerja Adanya pengaman pisau potong Perubahan postur/posisi bekerja dari di lantai dengan posisi kaki kiri dilipat ke belakang sebagai alas penyanggah pantat dan kaki kanan ditekuk berubah menjadi berdiri Waktu baku <97,235 detik/potong untuk bentuk lingkaran dan <96,259 detik/potong untuk bentuk persegi Total
Ranking
Nilai
Bobot
4,857
1
7
0,25
4,714
2
6
0,2143
2,857
6
2
0,0714
2,5714
7
1
0,0357
3,4286
5
3
0,1071
3,7143
3
5
0,1786
3,5714
4
4
0,1429
28
28
1
_________________________________________________________________________________________
107
c.
Penilaian
Pemilihan alternatif karton
usulan
akan
terhadap
salah
satu
alternatif
perancangan
dilakukan
alat
dengan
masing-masing
diantara
pemotong
memberikan
kriteria
dalam
12
kertas
penilaian Weighted
Objectives Evaluation Chart. Nilai yang diperoleh untuk
masing-masing kriteria merupakan hasil perkalian antara nilai dengan
bobot
dengan
menggunakan
nilai skala
skor. 5
titik
Penilaian
dilakukan
(five-point
scale)
yaitu dari skala 0 sampai 4. Pemberian nilai skor yang
c.
Penilaian
Pemilihan alternatif karton
usulan
akan
terhadap
salah
satu
alternatif
perancangan
dilakukan
alat
dengan
masing-masing
diantara
pemotong
memberikan
kriteria
dalam
12
kertas
penilaian Weighted
Objectives Evaluation Chart. Nilai yang diperoleh untuk
masing-masing kriteria merupakan hasil perkalian antara nilai
bobot
dengan
dengan
menggunakan
nilai skala
skor. 5
titik
Penilaian
dilakukan
(five-point
scale)
yaitu dari skala 0 sampai 4. Pemberian nilai skor yang tinggi yaitu skala 4 yang berarti alternatif yang ada telah memenuhi sfesifikasi performansinya, tetapi jika skor yang diberikan dibawah skala 4 maka alternatif tersebut belum memenuhi sfesifikasi performansinya. Berikut
ini
adalah
tabel-tabel
pemberian
skor
untuk atribut-atribut yang dipakai dalam penilaian. _______________________________________________________ Tabel 5.15. Five-Point Scale Bahan Pisau potong Kelas
Spesifikasi
Skor
V
Tidak liat, sulit ditempa, memiliki kuat tarik dan kekakuan yang rendah, sulit diperoleh di pasaran, kuat lekatan menggunakan las. Liat, sulit ditempa, memiliki kuat tarik dan kekakuan yang rendah, sulit diperoleh di pasaran, lemah lekatan menggunakan las. Liat, dapat ditempa, memiliki kuat tarik dan kekakuan yang tinggi, sulit diperoleh di pasaran, lemah lekatan menggunakan las. Liat, dapat ditempa, memiliki kuat tarik dan kekakuan yang tinggi, mudah diperoleh di pasaran, lemah lekatan menggunakan las. Liat, mudah ditempa, memiliki kuat tarik dan kekakuan yang tinggi, mudah diperoleh di pasaran, kuat lekatan menggunakan las
0
IV
III
II
I
1
2
3
4
_______________________________________________________
108
_______________________________________________________ Tabel 5.16. Five-Point Scale Bahan Tuas Penekan Kelas
Spesifikasi
V
Sulit sulit Dapat mudah Dapat sulit Mudah sulit Mudah mudah
IV III II I
Skor
dipadukan dengan komponen lain, diperoleh di pasaran, tidak liat. dipadukan dengan komponen lain, diperoleh di pasaran, tidak liat. dipadukan dengan komponen lain, diperoleh di pasaran, tidak liat. dipadukan dengan komponen lain, diperoleh di pasaran, liat. dipadukan dengan komponen lain, didapat di pasaran, liat.
0 1 2 3 4
_______________________________________________________
_______________________________________________________ Tabel 5.17. Five-Point Scale Bahan Pelapis Handle Kelas
Spesifikasi
Skor
V
Keras, licin, sulit dalam pengerjaan, mudah sobek. Tidak keras, licin, mudah dalam pengerjaan, tidak mudah sobek. Tidak keras, tidak licin, sulit dalam pengerjaan, mudah sobek. Tidak keras, tidak licin, mudah dalam pengerjaan, mudah sobek. Tidak keras, tidak licin, mudah dalam pengerjaan, tidak mudah sobek.
0
IV III II I
1 2 3 4
_______________________________________________________
Kriteria 1 : Ada pisau potong yang berbentuk sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi). Penentuan digunakan. alternatif mempunyai tarik
dan
skor
Bahan
pisau
yaitu sifat
dilihat
potong
baja liat,
kekakuan
dari
dan mudah
yang
sifat
yang
bahan
digunakan
yang ada
2
stainless
steel.
Baja
ditempa,
memiliki
kuat
tinggi,
mudah
menggunakan
diperoleh
pasaran,
kuat
lekatan
stainless
steel
mempunyai sifat liat, dapat ditempa,
109
las.
di
Sedangkan
memiliki kuat tarik dan kekakuan yang tinggi, mudah diperoleh di pasaran, namun lemah lekatan menggunakan las.
Berikut
adalah
hasil
perbandingan
antara
kedua
bahan tersebut
_______________________________________________________ Tabel 5.18. Perbandingan Bahan Pisau Potong Bahan
Skor
Baja
4
stainless steel
3
_______________________________________________________
Kriteria
2
:
Pekerja
cukup
mengganti
pisau
potong
sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi). Pemberian skor pada kriteria ini adalah 4 untuk semua
alternatif
mengganti
jenis
berbentuk
yang
pisau
lingkaran
ada
karena
pekerja
cukup
potong
sesuai
kebutuhan
yaitu
atau
persegi
untuk
semua
alternatif.
Kriteria 3 : Adanya handle untuk menaikkan/menurunkan plat landasan bagi pisau potong. Penentuan
skor
untuk
kriteria
ini
dalam
usulan
perancangan alat pemotong kertas karton dilihat dari segi bahan handle yang berupa tuas penekan dan bahan lapisan handle yang digunakan. Bahan untuk tuas penekan ada 2 alternatif, yaitu pipa baja dan pipa aluminium. Pipa
baja
mudah
dipadukan
dengan
komponen
lain
dan
mudah diperoleh di pasaran, sedangkan pipa aluminium dapat dipadukan dengan komponen lain namun agak sulit
110
diperoleh di pasaran. Berikut adalah hasil perbandingan antara pipa baja dan pipa aluminium.
_______________________________________________________ Tabel 5.19. Perbandingan Bahan Tuas Penekan Bahan
Skor
Pipa Baja
4
Pipa Aluminium
2
_______________________________________________________
Bahan
pelapis
handle
yang
digunakan
ada
3
alternatif yaitu busa, gabus dan karet. Busa bahannya empuk, ringan, tidak begitu licin namun mudah sobek. Gabus
agak
keras,
ringan,
licin
namun
sulit
dalam
pengerjaannya dan mudah hancur. Karet bersifat elastis dan
tidak
mudah
sobek
namun
agak
keras
dan
licin.
Berikut adalah hasil perbandingan antara busa, gabus dan karet. ______________________________________________________ Tabel 5.20. Perbandingan Bahan Pelapis Handle Bahan
Skor
Busa
3
Gabus
2
Karet
1
_______________________________________________________
Berdasarkan perbandingan dari bahan tuas penekan dan
bahan
digunakan
pelapis untuk
handle di
masing-masing
111
atas,
maka
alternatif
skor
yang
merupakan
hasil rata-rata dari skor bahan tuas penekan dengan skor bahan pelapis handle sebagai berikut : _______________________________________________________ Tabel 5.21. Skor Rata-rata untuk Kriteria 3 Parameter
Bahan Tuas Penekan Bahan Pelapis
1
2
Kriteria 3 4
4
2
4
2
4
2
3
3
2
2
1
1
5
6
Handle
Rata-rata 3,5 2,5 3 2 2,5 1,5 Skor _______________________________________________________
_______________________________________________________ Tabel 5.21. Lanjutan Parameter
Bahan Tuas Penekan Bahan Pelapis
7
8
Kriteria 9 10
4
2
4
3
3
2
11
12
2
4
2
2
1
1
Handle
Rata-rata 3,5 2,5 3 2 2,5 1,5 Skor _______________________________________________________
Kriteria 4 : Ukuran diameter, lebar dan tinggi handle
disesuaikan dengan data anthropometri pekerja. Pemberian skor pada kriteria ini adalah 4 untuk semua alternatif yang ada karena ukuran diameter, lebar dan tinggi handle disesuaikan dengan data anthropometri pekerja.
112
Kriteria 5 : Adanya pengaman pisau potong.
Pemberian skor pada kriteria ini adalah 4 untuk semua
alternatif
yang
ada
karena
tersedia
pelindung
pisau potong untuk semua alternatif. Kriteria 6 : Perubahan postur/posisi bekerja dari duduk
menjadi berdiri. Pemberian skor pada kriteria ini adalah 4 untuk semua alternatif yang ada karena pekerja hanya bisa menggunakan alat pemotong kertas karton hasil rancangan dalam posisi berdiri. Kriteria
7
: Waktu
baku
<97,235
detik/potong
untuk
bentuk lingkaran dan <96,259 detik/potong untuk bentuk persegi. Pemberian skor pada keriteria ini adalah 4 untuk semua alternatif yang ada karena dengan adanya alat pemotong kertas karton hasil rancangan diharapkan waktu baku rata-rata proses pemotongan kertas karton dapat berkurang atau menjadi lebih cepat.
Setelah kriteria
maka
mengetahui tahapan
skor
untuk
selanjutnya
masing-masing
adalah
menghitung
bobot total masing-masing alternatif untuk mengetahui alternatif
mana
kemudian
dipilih
Perhitungan
yang
bobot
memiliki sebagai total
bobot
alternatif masing-masing
disajikan dalam Tabel 5.22. berikut ini.
113
terbesar
untuk
terbaik. kriteria
_________________________________________________________________________________________ Tabel 5.22. Hasil Penilaian Alternatif No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Alternatif 1 Skor Nilai
Alternatif 2 Skor Nilai
Alternatif 3 Skor Nilai
Kriteria
Bobot
Ada pisau potong yang berbentuk sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Pekerja cukup mengganti pisau potong sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Adanya handle untuk menaikkan/menurunkan plat landasan bagi pisau potong Ukuran diameter, lebar dan tinggi handle disesuaikan dengan data anthropometri pekerja Adanya pengaman pisau potong
0,25
4
1
4
1
4
1
0,2143
4
0,8572
4
0,8572
4
0,8572
0,0714
3,5
0,2499
2,5
0,1785
3
0,2142
0,0357
4
0,1428
4
0,1428
4
0,1428
0,1071
4
0,4284
4
0,4284
4
0,4284
0,1786
4
0,7144
4
0,7144
4
0,7144
0,1429
4
0,5716
4
0,5716
4
0,5716
Perubahan postur/posisi bekerja dari di lantai dengan posisi kaki kiri dilipat ke belakang sebagai alas penyanggah pantat dan kaki kanan ditekuk berubah menjadi berdiri Waktu baku <97,235 detik/potong untuk bentuk lingkaran dan <96,259 detik/potong untuk bentuk persegi
3,9643
Total
3,8929
3,9286
_________________________________________________________________________________________
114
_________________________________________________________________________________________ Tabel 5.22. Lanjutan No.
1.
2.
3.
4. 5.
6.
Alternatif 4 Skor Nilai
Alternatif 5 Skor Nilai
Alternatif 6 Skor Nilai
Kriteria
Bobot
Ada pisau potong yang berbentuk sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Pekerja cukup mengganti pisau potong sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Adanya handle untuk menaikkan/menurunkan plat landasan bagi pisau potong Ukuran diameter, lebar dan tinggi handle disesuaikan dengan data anthropometri pekerja
0,25
4
1
4
1
4
1
0,2143
4
0,8572
4
0,8572
4
0,8572
0,0714
2
0,1428
2,5
0,1785
1,5
0,1071
0,0357
4
0,1428
4
0,1428
4
0,1428
Adanya pengaman pisau potong
0,1071
4
0,4284
4
0,4284
4
0,4284
Perubahan postur/posisi bekerja dari di lantai dengan posisi kaki kiri dilipat ke belakang sebagai alas penyanggah pantat dan kaki kanan ditekuk berubah menjadi berdiri
0,1786
4
0,7144
4
0,7144
4
0,7144
_________________________________________________________________________________________ Tabel 5.22. Lanjutan No.
1.
2.
3.
4. 5.
6.
7.
Alternatif 4 Skor Nilai
Alternatif 5 Skor Nilai
Alternatif 6 Skor Nilai
Kriteria
Bobot
Ada pisau potong yang berbentuk sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Pekerja cukup mengganti pisau potong sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Adanya handle untuk menaikkan/menurunkan plat landasan bagi pisau potong Ukuran diameter, lebar dan tinggi handle disesuaikan dengan data anthropometri pekerja
0,25
4
1
4
1
4
1
0,2143
4
0,8572
4
0,8572
4
0,8572
0,0714
2
0,1428
2,5
0,1785
1,5
0,1071
0,0357
4
0,1428
4
0,1428
4
0,1428
Adanya pengaman pisau potong
0,1071
4
0,4284
4
0,4284
4
0,4284
Perubahan postur/posisi bekerja dari di lantai dengan posisi kaki kiri dilipat ke belakang sebagai alas penyanggah pantat dan kaki kanan ditekuk berubah menjadi berdiri Waktu baku <97,235 detik/potong untuk bentuk lingkaran dan <96,259 detik/potong untuk bentuk persegi
0,1786
4
0,7144
4
0,7144
4
0,7144
0,1429
4
0,5716
4
0,5716
4
0,5716
3,8572
Total
3,8929
3,8215
_________________________________________________________________________________________
115
_________________________________________________________________________________________ Tabel 5.22. Lanjutan No.
1.
2.
3.
4. 5.
6.
Alternatif 7 Skor Nilai
Alternatif 8 Skor Nilai
Alternatif 9 Skor Nilai
Kriteria
Bobot
Ada pisau potong yang berbentuk sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Pekerja cukup mengganti pisau potong sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Adanya handle untuk menaikkan/menurunkan plat landasan bagi pisau potong Ukuran diameter, lebar dan tinggi handle disesuaikan dengan data anthropometri pekerja Adanya pengaman pisau potong
0,25
3
0,75
3
0,75
3
0,75
0,2143
4
0,8572
4
0,8572
4
0,8572
0,0714
3,5
0,2499
2,5
0,1785
3
0,2142
0,0357
4
0,1428
4
0,1428
4
0,1428
0,1071
4
0,4284
4
0,4284
4
0,4284
0,1786
4
0,7144
4
0,7144
4
0,7144
Perubahan postur/posisi bekerja dari di lantai dengan posisi kaki kiri dilipat ke belakang sebagai alas penyanggah pantat dan kaki kanan ditekuk berubah menjadi berdiri
_________________________________________________________________________________________ Tabel 5.22. Lanjutan No.
1.
2.
3.
4. 5.
6.
7.
Alternatif 7 Skor Nilai
Alternatif 8 Skor Nilai
Alternatif 9 Skor Nilai
Kriteria
Bobot
Ada pisau potong yang berbentuk sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Pekerja cukup mengganti pisau potong sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Adanya handle untuk menaikkan/menurunkan plat landasan bagi pisau potong Ukuran diameter, lebar dan tinggi handle disesuaikan dengan data anthropometri pekerja Adanya pengaman pisau potong
0,25
3
0,75
3
0,75
3
0,75
0,2143
4
0,8572
4
0,8572
4
0,8572
0,0714
3,5
0,2499
2,5
0,1785
3
0,2142
0,0357
4
0,1428
4
0,1428
4
0,1428
0,1071
4
0,4284
4
0,4284
4
0,4284
0,1786
4
0,7144
4
0,7144
4
0,7144
0,1429
4
0,5716
4
0,5716
4
0,5716
Perubahan postur/posisi bekerja dari di lantai dengan posisi kaki kiri dilipat ke belakang sebagai alas penyanggah pantat dan kaki kanan ditekuk berubah menjadi berdiri Waktu baku <97,235 detik/potong untuk bentuk lingkaran dan <96,259 detik/potong untuk bentuk persegi
3,7143
Total
3,6429
3,6786
_________________________________________________________________________________________
116
_________________________________________________________________________________________ Tabel 5.22. Lanjutan No.
1.
2.
3.
4. 5.
6.
Alternatif 10 Skor Nilai
Alternatif 11 Skor Nilai
Alternatif 12 Skor Nilai
Kriteria
Bobot
Ada pisau potong yang berbentuk sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Pekerja cukup mengganti pisau potong sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Adanya handle untuk menaikkan/menurunkan plat landasan bagi pisau potong Ukuran diameter, lebar dan tinggi handle disesuaikan dengan data anthropometri pekerja Adanya pengaman pisau potong
0,25
3
0,75
3
0,75
3
0,75
0,2143
4
0,8572
4
0,8572
4
0,8572
0,0714
2
0,1428
2,5
0,1785
1,5
0,1071
0,0357
4
0,1428
4
0,1428
4
0,1428
0,1071
4
0,4284
4
0,4284
4
0,4284
0,1786
4
0,7144
4
0,7144
4
0,7144
0,1429
4
0,5716
4
0,5716
4
0,5716
Perubahan postur/posisi bekerja dari di lantai dengan posisi kaki kiri dilipat ke belakang sebagai alas penyanggah pantat dan kaki kanan ditekuk berubah menjadi berdiri Waktu baku <97,235 detik/potong
_________________________________________________________________________________________ Tabel 5.22. Lanjutan No.
1.
2.
3.
4. 5.
6.
7.
Alternatif 10 Skor Nilai
Alternatif 11 Skor Nilai
Alternatif 12 Skor Nilai
Kriteria
Bobot
Ada pisau potong yang berbentuk sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Pekerja cukup mengganti pisau potong sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) Adanya handle untuk menaikkan/menurunkan plat landasan bagi pisau potong Ukuran diameter, lebar dan tinggi handle disesuaikan dengan data anthropometri pekerja Adanya pengaman pisau potong
0,25
3
0,75
3
0,75
3
0,75
0,2143
4
0,8572
4
0,8572
4
0,8572
0,0714
2
0,1428
2,5
0,1785
1,5
0,1071
0,0357
4
0,1428
4
0,1428
4
0,1428
0,1071
4
0,4284
4
0,4284
4
0,4284
0,1786
4
0,7144
4
0,7144
4
0,7144
0,1429
4
0,5716
4
0,5716
4
0,5716
Perubahan postur/posisi bekerja dari di lantai dengan posisi kaki kiri dilipat ke belakang sebagai alas penyanggah pantat dan kaki kanan ditekuk berubah menjadi berdiri Waktu baku <97,235 detik/potong untuk bentuk lingkaran dan <96,259 detik/potong untuk bentuk persegi
3,6072
Total
3,6429
3,5715
_________________________________________________________________________________________
117
Berdasarkan
hasil
penilaian
alternatif
usulan
perancangan alat pemotong kertas karton di atas, hasil perkalian
bobot
alternatif
1
dan
yaitu
skor
yang
sebesar
tertinggi
3,9643.
adalah
Hasil
nilai
tertinggi tersebut dipilih sebagai acuan dari usulan perancangan dibuat. karton
alat
pemotong
kertas
karton
yang
akan
Berikut ini adalah alteralat pemotong kertas yang
dipilih.
akan
dibuat
berdasarkan
alternatif
yang
Berdasarkan
hasil
penilaian
alternatif
usulan
perancangan alat pemotong kertas karton di atas, hasil perkalian
bobot
alternatif
1
dan
yaitu
skor
yang
sebesar
tertinggi
3,9643.
adalah
Hasil
nilai
tertinggi tersebut dipilih sebagai acuan dari usulan perancangan dibuat. karton
alat
pemotong
kertas
karton
yang
akan
Berikut ini adalah alteralat pemotong kertas yang
akan
dibuat
berdasarkan
alternatif
yang
dipilih.
Tabel 5.23. Alternatif yang dipilih Atribut pisau potong pelapis handle tuas penekan pelindung pisau potong
Keterangan
Baja Busa Pipa baja Kayu _______________________________________________________ Bahan Bahan Bahan Bahan
5.3.7. Tahap Improving Details
Pada
tahap
terakhir
dari
perancangan
ini,
menggunakan metode perbandingan antara produk terdahulu dengan produk hasil rancangan, yaitu hasil perbandingan proses pemotongan kertas karton menggunakan gunting dan cutter
dengan
rancangan.
alat
Hasil
pemotong
kertas
perbandingannya
Tabel 5.24. di bawah ini.
118
dapat
karton dilihat
hasil pada
_______________________________________________________ Tabel 5.24. Perbandingan Produk Terdahulu dengan Produk Sekarang Pembanding
Produk Terdahulu
Produk Sekarang
Efektif
Kesulitan dalam memotong kertas karton karena butuh ketelitian cukup tinggi agar hasil potongan sesuai dengan pola dan ukuran yang telah dibuat.
Tersedia pisau potong dengan bentuk sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) dimana dalam pengoperasiaannya pekerja cukup mengganti jenis pisau potong sesuai kebutuhan, dan tersedia handle yang mempermudah dalam proses pemotongan kertas karton.
Nyaman
Gunting dan cutter yang digunakan untuk memotong kertas karton tidak sesuai dengan dimensi pekerja (ada yang terlalu besar atau kecil) sehingga pekerja kurang nyaman dalam bekerja. 1. Tangan pekerja rawan terluka pada saat proses pemotongan kertas karton menggunakan gunting dan cutter karena tidak ada pelindung 2. Rawan timbulnya cedera pada pekerja pada beberapa anggota bagian tubuh pekerja karena proses pemotongan kertas karton dalam posisi duduk di lantai.
Aman
Dimensi diameter, lebar dan tinggi handle disesuaikan dengan data anthropometri pekerja sehingga nyaman digunakan. 1. Ada pengaman pada bagian pisau potongnya sehingga megurangi resiko terluka pada pekerja. 2. Posisi pekerja pada proses pemotongan kertas karton berubah dari duduk di lantai menjadi berdiri sehingga menguragi resiko cedera pada bagian tubuh pekerja.
_______________________________________________________
119
_______________________________________________________ Tabel 5.24. Lanjutan Pembanding
Efisien
Produk Terdahulu
Produk Sekarang
Waktu baku rata-rata proses pemotongan kertas karton yaitu 97,235 detik untuk bentuk lingkaran dan 96,259 detik untuk bentuk persegi
Waktu baku rata-rata proses pemotongan kertas karton yaitu 63,193 detik untuk bentuk lingkaran dan 62,571 detik untuk bentuk persegi
_______________________________________________________
Selain karton
perbandingan
terdahulu
antara
(gunting
dan
alat
pemotong
cutter )
dengan
kertas alat
pemotong kertas karton hasil rancangan sekarang, perlu diketahui mengenai biaya yang dikeluarkan selama proses pembuatan alat pemotong kertas karton hasil rancangan. Berikut
ini
akan
dijelaskan
rincian
biaya
yang
dikeluarkan untuk pembuatan 1 buah alat pemotong kertas karton hasil rancangan: _______________________________________________________ Tabel 5.25. Biaya Bahan Baku Keterangan
Harga
Plat siku = 4 m @ Rp 64.500,00 /6m Plat tebal 9mm = (25cmx25cm) @ Rp 40.000,00/m Pipa ∅ 0,75 in = 45cm @ Rp 52.500,00 /6m Plat strip = 30cm @ Rp 31.000,00/6m
Rp
43.000,00
Rp
10.000,00
Rp
3.950,00
Rp
1.550,00
_______________________________________________________
120
_______________________________________________________ Tabel 5.25. Lanjutan Keterangan
Harga
Baja AS ∅ 1 in = 60cm @ Rp 205.000,00/6m Baja AS bulat Ø 1,25 in = 28cm @ Rp 330.000,00/6m Plat tebal 9mm = 1600cm 2 @ Rp 1.667.500,00/28.800cm2 Plat tebal 6cm = 35cm @ Rp 225.000,00/6m Canal C = 40cm @ Rp 245.000,00/6m Plat strip = 24cm @ Rp 80.000,00/6m Baut = 5 buah @ Rp 1.000,00/buah Pegas + busa Plat tebal 1mm = 1,5m @ Rp 27.000,00/6m Jumlah
Rp
20.500,00
Rp
15.400,00
Rp
92.650,00
Rp
13.125,00
Rp
16.350,00
Rp
3.200,00
Rp
2.500,00
Rp
5.000,00
Rp
6.750,00
Rp 233.975,00
_______________________________________________________
_______________________________________________________ Tabel 5.26. Biaya Tenaga Kerja Keterangan
Biaya
Biaya tenaga kerja selama 2 hari @
Rp
80.000,00
Rp
80.000,00
Rp 40.000,00/hari Jumlah
121
_______________________________________________________ Tabel 5.27. Biaya Permesinan Keterangan
Biaya
Pengelasan
Rp
Jumlah
Rp
50.000,00 50.000,00
_______________________________________________________
_______________________________________________________ Tabel 5.28. Biaya Total Keterangan
Biaya
Biaya Bahan Baku
Rp
233.975,00
Biaya Tenaga Kerja
Rp
80.000,00
Biaya Permesinan
Rp
50.000,00
Rp
363.975,00
Biaya Total
_______________________________________________________
5.5.
Analisis
Postur
Terhadap
Alat
Pamotong
Kertas
Karton Hasil Rancangan
Gambar
postur
tubuh
pekerja
pada
saat
memotong
kertas karton menggunakan alat pemotong kertas karton hasil rancangan, dan besarnya sudut pada setiap bagian tubuh pekerja dapat dilihat pada bagian Lampiran 7. Analisis postur pekerja pada proses pemotongan kertas karton menggunakan alat pemotong kertas karton hasil rancangan dengan metode REBA adalah sebagai berikut:
122
a.
Analisis REBA pada proses pemotongan kertas karton menggunakan alat baru (bagian kanan)
Tabel 5.29. Total Skor Analisis REBA Pada Proses Pemotongan Kertas Karton Menggunakan Alat Baru (Bagian Kanan) Tabel A Bagian Tubuh
Tabel B Skor
Bagian Tubuh
Skor
Trunk
2
Upper Arms
1
Neck Legs
1 1 2 0 2
Lower Arms Wrist
1 2 2 0 2
Total Load /force Total skor tabel A Skor tabel C Activity score Total skor REBA
Total Coupling
Total skor tabel B
= 2 = 1 = 3
__________________________________________________________________
Hasil analisis postur pekerja dengan metode REBA menunjukkan bahwa proses pemotongan kertas karton menggunakan
alat
pemotong
kertas
karton
hasil
rancangan (bagian kanan) memiliki skor REBA total 3. Ini berarti bahwa tingkat risiko dalam proses pemotongan kertas karton menggunakan alat pemotong kertas karton hasil rancangan (bagian kanan) rendah dan
perbaikan
ergonomi
berhasil
diterapkan
usulan perancangan alat pemotong kertas karton.
123
pada
b.
Analisis REBA pada proses pemotongan kertas karton berbentuk lingkaran menggunakan alat baru (bagian kiri)
Tabel 5.30. Total Skor Analisis REBA Pada Proses Pemotongan Kertas Karton Menggunakan Alat Baru (Bagian Kiri) Tabel A Bagian Tubuh
Tabel B Skor
Bagian Tubuh
Skor
Trunk
2
Upper Arms
1
Neck Legs
1 2 3 0 3
Lower Arms Wrist
1 2 2 0 2
Total Load /force Total skor tabel A Skor tabel C Activity score Total skor REBA
Total Coupling
Total skor tabel B
= 3 = 1 = 4
__________________________________________________________________
Hasil analisis postur pekerja dengan metode REBA menunjukkan bahwa proses pemotongan kertas karton menggunakan
alat
pemotong
kertas
karton
hasil
rancangan (bagian kiri) memiliki skor REBA total 4. Ini
berarti
bahwa
tingkat
risiko
dalam
proses
pemotongan kertas karton menggunakan alat pemotong kertas karton hasil rancangan (bagian kiri) turun dari tinggi menjadi sedang, dan perbaikan ergonomi berhasil
diterapkan
pada
pemotong kertas karton.
124
usulan
perancangan
alat
5.6. Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Alat
Hasil
pengujian
kenormalan,
keseragaman,
dan
kecukupan data waktu siklus proses pemotongan kertas karton menggunakan alat pemotong kertas karton hasil rancangan
dapat dilihat pada bagian Lampiran 8.
5.6.1. Perhitungan Waktu Baku Proses Pemotongan Kertas Karton Bentuk Lingkaran
Pekerja 1 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Perhitungan waktu siklus rata-rata menggunakan persamaan: Ws
b.
∑
=
X i
=
497 , 4
N
10
= 49,74 detik
Waktu normal Perhitungan
waktu
penyesuaian penilaian
normal
berdasarkan kerja
didasarkan
menggunakan Westinghouse pada
4
faktor
faktor karena yang
dirincikan secara mendetail sehingga meminimalkan penilaian yang bersifat subyektif. Berdasarkan pengamatan sesuai dengan ciri-ciri yang telah
ditetapkan,
maka
diperoleh
besarnya
penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C
: average (D) Jumlah
0,00
= +0,02 = +0,02 =
0,00
= +0,04
p = (1 + 0,04) = 1,04 Wn
=
Ws
× p =(49,74 detik)x(1,04)=51,73 detik
125
faktor
c.
Waktu baku Perhitungan Berdasarkan
waktu
menggunakan
pengamatan
maka
nilai
kelonggaran.
diperoleh
nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 7,5% • Sikap kerja
= 2,5%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 4%
• Keadaan atmosfer
= 3%
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 22%
× (1 + a)
= (51,73 detik) x (1 + 0,22) = (51,73 detik) x (1,22) = 63,11 detik Pekerja 2 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i N
=
499 10
= 49,9 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C)
: average (D) Jumlah
p = (1 + 0,04) = 1,04 Wn
=
Ws
× p =(49,9)x(1,04)=51,9 detik
126
0,00
= +0,02 = +0,02 =
0,00
= +0,04
besarnya
c.
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 7,5% • Sikap kerja
= 2,5%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 4%
• Keadaan atmosfer
= 3%
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 22%
× (1 + a)
= (51,9 detik) x (1 + 0,22) = (51,9 detik) x (1,22) = 63,32 detik Pekerja 3 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
498 ,8
N
10
= 49,88 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C)
: average (D) Jumlah
0,00
= +0,02 = +0,02 =
0,00
= +0,04
p = (1 + 0,04) = 1,04 Wn
c.
=
Ws
× p =(49,88 detik)x(1,04)=51,88 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
127
• Tenaga yang dikeluarkan = 7,5% • Sikap kerja
= 2,5%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 4%
• Keadaan atmosfer
= 3%
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 22%
× (1 + a)
= (51,88 detik) x (1 + 0,22) = (51,88 detik) x (1,22) = 63,29 detik Pekerja 4 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
496 , 3
N
10
= 49,63 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C)
0,00
= +0,02 = +0,02
: average (D) Jumlah
=
0,00
= +0,04
p = (1 + 0,04) = 1,04 Wn
c.
=
Ws
× p =(49,63 detik)x(1,04)=51,62 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 7,5% • Sikap kerja
= 2,5%
128
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 4%
• Keadaan atmosfer
= 3%
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 22%
× (1 + a)
= (51,62 detik) x (1 + 0,22) = (51,62 detik) x (1,22) = 62,98 detik Pekerja 5 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
498 , 9
N
10
= 49,89 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C)
0,00
= +0,02 = +0,02
: average (D) Jumlah
=
0,00
= +0,04
p = (1 + 0,04) = 1,04 Wn
c.
=
Ws
× p =(49,89 detik)x(1,04)=51,89 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 7,5% • Sikap kerja
= 2,5%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
129
• Keadaan tempat kerja
= 4%
• Keadaan atmosfer
= 3%
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 22%
× (1 + a)
= (51,89 detik) x (1 + 0,22) = (51,89 detik) x (1,22) = 63,31 detik Pekerja 6 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑ X i
=
499 ,1
N
10
= 49,91 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C)
0,00
= +0,02 = +0,02
: average (D) Jumlah
=
0,00
= +0,04
p = (1 + 0,04) = 1,04 Wn
c.
=
Ws
× p =(49,91 detik)x(1,04)=51,91 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 7,5% • Sikap kerja
= 2,5%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 4%
• Keadaan atmosfer
= 3%
130
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 22%
× (1 + a)
= (51,91 detik) x (1 + 0,22) = (51,91 detik) x (1,22) = 63,33 detik Pekerja 7 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
496 , 6
N
10
= 49,66 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C)
0,00
= +0,02 = +0,02
: average (D) Jumlah
=
0,00
= +0,04
p = (1 + 0,04) = 1,04 Wn
c.
=
Ws
× p =(49,66 detik)x(1,04)=51,65 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 7,5% • Sikap kerja
= 2,5%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 4%
• Keadaan atmosfer
= 3%
131
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 22%
× (1 + a)
= (51,65 detik) x (1 + 0,22) = (51,65 detik) x (1,22) = 63,01 detik
5.6.2. Perhitungan Waktu Baku Proses Pemotongan Kertas Karton Bentuk Persegi
Pekerja 1 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
495 , 7
N
10
= 49,57 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
0,00
= +0,02
good (C)
= +0,02
: fair (E)
= -0,02
Jumlah
= +0,02
p = (1 + 0,02) = 1,02 Wn
c.
=
Ws
× p =(49,57 detik)x(1,02)=50,56 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 7,5% • Sikap kerja
= 2,5%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 4%
132
• Keadaan atmosfer
= 3%
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 22%
× (1 + a)
= (50,56 detik) x (1 + 0,22) = (50,56 detik) x (1,22) = 61,68 detik Pekerja 2 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
498,6
N
10
= 49,86 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
0,00
= +0,02
good (C)
= +0,02
: fair (E)
= -0,02
Jumlah
= +0,02
p = (1 + 0,02) = 1,02 Wn
c.
=
Ws
× p =(49,86 detik)x(1,02)=50,86 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 7,5% • Sikap kerja
= 2,5%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 4%
• Keadaan atmosfer
= 3%
133
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 22%
× (1 + a)
= (50,86 detik) x (1 + 0,22) = (50,86 detik) x (1,22) = 62,05 detik Pekerja 3 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
N
495 10
= 49,5 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C)
0,00
= +0,02 = +0,02
: average (D) Jumlah
=
0,00
= +0,04
p = (1 + 0,04) = 1,04 Wn
c.
=
Ws
× p =(49,5 detik)x(1,04)=51,48 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 7,5% • Sikap kerja
= 2,5%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 4%
• Keadaan atmosfer
= 3%
134
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 22%
× (1 + a)
= (51,48 detik) x (1 + 0,22) = (51,48 detik) x (1,22) = 62,81 detik Pekerja 4 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
494 , 8
N
10
= 49,48 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C)
0,00
= +0,02 = +0,02
: average (D) Jumlah
=
0,00
= +0,04
p = (1 + 0,04) = 1,04 Wn
c.
=
Ws
× p =(49,48 detik)x(1,04)=51,46 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 7,5% • Sikap kerja
= 2,5%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 4%
• Keadaan atmosfer
= 3%
135
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 22%
× (1 + a)
= (51,46 detik) x (1 + 0,22) = (51,46 detik) x (1,22) = 62,78 detik Pekerja 5 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
495 , 7
N
10
= 49,57 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C)
0,00
= +0,02 = +0,02
: average (D) Jumlah
=
0,00
= +0,04
p = (1 + 0,045) = 1,04 Wn
c.
=
Ws
× p =(49,57 detik)x(1,04)=51,55 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 7,5% • Sikap kerja
= 2,5%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 4%
• Keadaan atmosfer
= 3%
136
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 22%
× (1 + a)
= (51,55 detik) x (1 + 0,22) = (51,55 detik) x (1,22) = 62,89 detik Pekerja 6 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
N
495 10
= 49,5 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C)
0,00
= +0,02 = +0,02
: average (D) Jumlah
=
0,00
= +0,04
p = (1 + 0,04) = 1,04 Wn
c.
=
Ws
× p =(49,5 detik)x(1,04)=51,48 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 7,5% • Sikap kerja
= 2,5%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 4%
• Keadaan atmosfer
= 3%
137
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 22%
× (1 + a)
= (51,48 detik) x (1 + 0,22) = (51,48 detik) x (1,22) = 62,81 detik Pekerja 7 a.
Waktu siklus rata-rata (Ws) Ws
b.
=
∑
X i
=
496 , 3
N
10
= 49,63 detik
Waktu normal Besarnya faktor penyesuaian:
• Keterampilan
: average skill (D) =
• Usaha
: good effort (C2)
• Kondisi kerja : • Konsistensi
good (C)
0,00
= +0,02 = +0,02
: average (D) Jumlah
=
0,00
= +0,04
p = (1 + 0,04) = 1,04 Wn
c.
=
Ws
× p =(49,63 detik)x(1,04)=51,62 detik
Waktu baku Besarnya nilai kelonggaran:
• Tenaga yang dikeluarkan = 7,5% • Sikap kerja
= 2,5%
• Gerakan kerja
= 0%
• Kelelahan mata
= 2%
• Keadaan tempat kerja
= 4%
• Keadaan atmosfer
= 3%
138
• Keadaan lingkungan
= 1%
• Kebutuhan pribadi
= 2%
Total Wb
=
Wn
= 22%
× (1 + a)
= (51,62 detik) x (1 + 0,22) = (51,62 detik) x (1,22) = 62,98 detik _______________________________________________________ Tabel 5.31. Waktu Baku Proses Pemotongan Kertas Karton Baru Pekerja
1 2 3 4 5 6 7
Waktu Baku (detik) Bentuk Bentuk lingkaran persegi 63,11 61,68 63,32 62,05 63,29 62,81 62,98 62,78 63,31 62,89 63,33 62,81 63,01 62,98
Rata-rata 63,193 62,571 _______________________________________________________
_______________________________________________________ Tabel 5.32. Perbandingan Waktu Baku Awal dan Baru Bentuk Lingkaran Bentuk Persegi Awal Baru Awal Baru Pekerja (detik) (detik) (detik) (detik) 1 96,408 63,11 95,86 61,68 2 98,27 63,32 96,15 62,05 3 96,35 63,29 96,24 62,81 4 98,32 62,98 98,26 62,78 5 98,16 63,31 96,34 62,89 6 96,49 63,33 96,42 62,81 7 96,65 63,01 96,43 62,98 Rata-rata 97,235 63,193 96,529 62,571 _______________________________________________________
139
Waktu baku rata-rata proses pemotongan kertas karton menggunakan gunting adalah sebesar 97,25 detik untuk bentuk lingkaran dan menggunakan cutter sebesar 96,529 detik untuk bentuk persegi. Waktu baku rata-rata proses pemotongan kertas
kertas
karton
karton
hasil
menggunakan
rancangan
adalah
alat
pemotong
sebesar
63,193
detik untuk bentuk lingkaran dan 62,571 detik untuk bentuk persegi. Selisih
waktu
baku
sebesar
34,042
detik
untuk
bentuk lingkaran dan 33,958 detik untuk bentuk persegi. Tujuan mengurangi waktu baku telah dicapai dengan alat pemotong kertas karton hasil rancangan.
140
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil perancangan alat pemotong kertas karton dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh waktu baku proses pemotongan kertas karton yang lebih cepat, yaitu selisih 34,042 detik untuk bentuk lingkaran dan 33,958 detik untuk bentuk persegi.
b.
Total
skor
REBA
diperoleh
3-4,
postur
pekerja
termasuk dalam kategori medium risk dan low risk. c.
Biaya yang dikeluarkan untuk membuat 1 buah alat pemotong kertas karton yaitu sebesar Rp 363.975,00.
6.2. Saran a.
Penelitian
lebih
lanjut
mengenai
pengaturan
ketinggian alat pemotong kertas karton dan ukuran pisau potong yang adjustable sesuai kebutuhan. b.
Penelitian lebih lanjut mengenai pengaturan panjang handle
dan kaki alat pemotong kertas karton yang
meminimasi ruang. c.
Penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan bahan lain sebagai alternatif perancangan alat pemotong kertas karton yang lebih baik dengan biaya produksi yang
rendah
tanpa
mengurangi
rancangan.
141
kualitas
hasil
DAFTAR PUSTAKA
Cross, N., 1994, Engineering Design Methods Strategies for Product Design, Edisi 2, John Wiley and Sons Ltd., United Kingdom. Niemann, G., 1986, Elemen Mesin (Terjemahan Ir. Anton B. dan Dipi. Ing, Ir. Bambang P.), Jilid Kedua Erlangga, Jakarta. Nugroho, A., 2006, Perancangan Alat Pemotong Tempe Yang Ergonomis, Skripsi pada Program Studi Teknik Industri Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Nurmianto, E., 2004, Ergonomi, Konsep Konsep Dasar dan Aplikasinya Aplikasinya, Edisi 2, Guna Widya, Surabaya.
Panero,
J.,
dan Martin Z., 2003, Dimensi Interior , Erlangga, Jakarta.
Ruang
dan
Popov, E.P., 1996, Mekanika Teknik (terjemahan Astamar, Z.), ed. 2nd, Erlangga, Jakarta. Pullat,
B.M., 1992, Fundamentals of Industrial Ergonomics, Prentice Hall Inc., United States of America.
Rimmer, J.G., dan Titherington, D., 1984, Mekanika Terapan (terjemahan Prasetyo, L.), ed. 2nd, Erlangga, Jakarta. Sutalaksana,
I.Z.,
Ruhana
A., dan Jann Teknik Tata Cara Kerja, ITB, Bandung.
H.T.,
1979,
Stolk Dan Kros, 1981, Elemen Mesin (Elemen Konstruksi Bangunan Mesin), Edisi 21, Erlangga, Jakarta. Tarwaka, Solichul HA.B., Lilik S., 2004, Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Cetakan Pertama, UNIBA Press, Surakarta.
142
Lampiran 1
Kuisioner I : Kuisioner Pendahuluan
Kuisioner
ini
bertujuan
untuk
mengadakan
survei
kepada para pekerja kerajinan wadah multifungsi di D&D Handycraft Collections terhadap kegunaan, kenyamanan, dan keefektifan pengggunaan gunting dan cutter sebagai alat untuk memotong kertas karton dalam pembuatan wadah multifungsi.
Berilah
tanda
silang
(X)
untuk
menjawab
pertanyaan-
pertanyaan berikut ini. Nama :
1.
Berapa panjang mata potong gunting dan cutter yang Anda gunakan untuk memotong kertas karton? o Untuk gunting : a.
8 cm
b.
10 cm
c.
12 cm
d.
. . .
o Untuk cutter :
2.
a.
6 cm
b.
8 cm
c.
10 cm
d.
. . .
Adakah pengaruh ketebalan mata potong gunting dan cutter terhadap
ketajaman
potongan kertas karton?
143
mata
potong
dan
hasil
Ketajaman mata potong
3.
Apa
Ketebalan mata potong
a.
Ada, alasan : . . .
b.
Tidak ada, alasan : . . .
bahan
pegangan
gunting
dan cutter yang Anda
gunakan untuk memotong kertas karton? o Untuk gunting : a.
Bahan plastik
b.
Bahan logam
c.
. . .
o Untuk cutter : :
4.
a.
Bahan plastik
b.
Bahan logam
c.
. . .
Berapa lama waktu yang Anda perlukan untuk memotong kertas karton dalam sehari? o Untuk bentuk bulat : a.
<= 1 jam
b.
2 - 3 jam
c.
4 - 5 jam
d.
. . .
o Untuk bentuk persegi : a.
<= 1 jam
144
5.
Apa
b.
2 - 3 jam
c.
4 - 5 jam
d.
. . .
kesulitan
Anda
dalam
memotong
kertas
karton
menggunakan gunting dan cutter ? a.
Butuh waktu yang lama.
b.
Butuh ketelitian yang cukup tinggi.
c.
. . .
Petunjuk : Jawablah pertanyaan berikut (pada halaman
berikutnya)
dengan
memberi
tanda
silang
(x)
pada lingkaran sesuai jawaban Anda. Gambar ini menunjukkan bagian-bagian tubuh yang dimaksud dalam pertanyaan kuisioner.
Leher Bahu Punggung
Pinggang
Tangan Paha
Kaki
145
6.
Perlukah
dirancang
alat
untuk
memotong
kertas
karton yang baru? a.
Ya, alasan : . . .
b.
Tidak, alasan : . . .
Atas kesediaan Anda untuk mengisi kuisioner ini, Saya ucapkan terima kasih.
6.
Perlukah
dirancang
alat
untuk
memotong
kertas
karton yang baru? a.
Ya, alasan : . . .
b.
Tidak, alasan : . . .
Atas kesediaan Anda untuk mengisi kuisioner ini, Saya ucapkan terima kasih.
147
Lampiran 2 Analisis Postur Awal
1.
Proses Pemotongan Kertas Karton Menggunakan Gunting a.
Bagian Kanan Tubuh
o
72
o
77
Postur Upper Arm
Postur Lower Arm
o
136
o
23
Postur Wrist b.
Postur Leg
Bagian Kiri Tubuh
o
90
o
71
Postur Upper Arm
148
Postur Lower Arm
o
25
o
159
Postur Wrist c.
Postur Leg
Bagian Trunk (Batang Tubuh) dan Neck (Leher) o
21 o
58
Postur Trunk
2.
Postur Neck
Proses Pemotongan Kertas Karton Menggunakan Cutter a.
Bagian Kanan Tubuh
o
26
o
75
Postur Upper Arm
149
Postur Lower Arm
o
154
o
41
Postur Wrist
b.
Postur Leg
Bagian Kiri Tubuh
o
90
6
Postur Upper Arm
o
37
Postur Lower Arm
o
169
Postur Wrist c.
o
Postur Leg
Bagian Trunk (Batang Tubuh) dan Neck (Leher)
o
24 o
45
Postur Trunk
Postur Neck
150
Lampiran 3
Frekuensi Hasil Kuisioner Pendahuluan
PanjangMataPotongGuntingUntukMemotongKertasKarton
Valid
6 cm
Frequency 7
Percent 100,0
Valid Percent 100,0
Cumulative Percent 100,0
PanjangMataPotongCutterUntukMemotongKertasKarton
Valid
8 cm
Frequency 7
Percent 100,0
Valid Percent 100,0
Cumulative Percent 100,0
PengaruhKetebalanMataPotongThdpKetajamanMataPtgDanHasilPotongan
Valid
Frequency 1
ada
Percent 14,3
Valid Percent 14,3
Cumulative Percent 14,3 100,0
tidak ada
6
85,7
85,7
Total
7
100,0
100,0
BahanPeganganGunting
Valid
Frequency 7
bahan logam
Percent 100,0
Valid Percent 100,0
Cumulative Percent 100,0
Valid Percent 100,0
Cumulative Percent 100,0
BahanPeganganCutter
Valid
Frequency 7
bahan plastik
Percent 100,0
LamaWaktuMemotongKartonBentukLingkaranDalamSehari
Valid
Cumulative Percent 28,6
<= 1 jam
Frequency 2
Percent 28,6
Valid Percent 28,6
2 - 3 jam
4
57,1
57,1
85,7
4 - 5 jam
1
14,3
14,3
100,0
Total
7
100,0
100,0
LamaWaktuMemotongKartonBentukPersegiDalamSehari
Valid
Cumulative Percent 42,9
<= 1 jam
Frequency 3
Percent 42,9
Valid Percent 42,9
2 - 3 jam
3
42,9
42,9
85,7
4 - 5 jam
1
14,3
14,3
100,0
Total
7
100,0
100,0
KesulitanMemotongKertasKartonMenggunakanGuntingDanCutter
Valid
Frequency 2
Percent 28,6
Valid P ercent 28,6
Cumulative Percent 28,6
butuk ketelitian yang cukup tinggi
5
71,4
71,4
100,0
Total
7
100,0
100,0
butuh waktu yang lama
151
PerluDirancangAlatUntukMemotongKertasKartonYangBaru
Valid
ya
Frequency 6
Percent 85,7
Valid Percent 85,7
Cumulative Percent 85,7 100,0
tidak
1
14,3
14,3
Total
7
100,0
100,0
TigaTahunTerakhirPernahMerasaSakitDiLeher
Valid
ya
Frequency 4
Percent 57,1
Valid Percent 57,1
Cumulative Percent 57,1 100,0
tidak
3
42,9
42,9
Total
7
100,0
100,0
TigaTahunTerakhirPernahMerasaSakitDiBahu
Valid
ya
Frequency 4
Percent 57,1
Valid Percent 57,1
Cumulative Percent 57,1 100,0
tidak
3
42,9
42,9
Total
7
100,0
100,0
TigaTahunTerakhirPernahMerasaSakitDiPunggung
Frequency Valid
tidak
4 3
Percent 57,1 42,9
Total
7
100,0
ya
Valid Percent 57,1 42,9 100,0
Cumulative Percent 57,1 100,0
TigaTahunTerakhirPernahMerasaSakitDiPinggang
Valid
tidak
Frequency 7
Percent 100,0
Valid Percent 100,0
Cumulative Percent 100,0
TigaTahunTerakhirPernahMerasaSakitDiTanganAtauPergelangan Tangan
Valid
ya
Frequency 7
Percent 100,0
Valid Percent 100,0
Cumulative Percent 100,0
TigaTahunTerakhirPernahMerasaSakitDiPaha
Valid
ya
Frequency 1
Percent 14,3
Valid Percent 14,3
Cumulative Percent 14,3 100,0
tidak
6
85,7
85,7
Total
7
100,0
100,0
TigaTahunTerakhirPernahMerasaSakitDiKaki
Valid
ya
Frequency 1
Percent 14,3
Valid Percent 14,3
Cumulative Percent 14,3 100,0
tidak
6
85,7
85,7
Total
7
100,0
100,0
SatuTahunTerakhirMerasaSakitDiLeher
Frequency Valid
Percent 42,9
Valid Percent 42,9
Cumulative Percent 42,9 100,0
ya
3
tidak
4
57,1
57,1
Total
7
100,0
100,0
152
SatuTahunTerakhirMerasaSakitDiBahu
Frequency Valid
Percent 28,6
Valid Percent 28,6
Cumulative Percent 28,6 100,0
ya
2
tidak
5
71,4
71,4
Total
7
100,0
100,0
SatuTahunTerakhirMerasaSakitDiPunggung
Frequency Valid
Percent 42,9
Valid Percent 42,9
Cumulative Percent 42,9 100,0
ya
3
tidak
4
57,1
57,1
Total
7
100,0
100,0
SatuTahunTerakhirMerasaSakitDiPinggang
Frequency Valid
Percent 14,3
Valid Percent 14,3
Cumulative Percent 14,3 100,0
ya
1
tidak
6
85,7
85,7
Total
7
100,0
100,0
SatuTahunTerakhirMerasaSakitDiTanganAtauPergelanganTangan
Frequency Valid
Percent 71,4
Valid Percent 71,4
Cumulative Percent 71,4 100,0
ya
5
tidak
2
28,6
28,6
Total
7
100,0
100,0
SatuTahunTerakhirMerasaSakitDiPaha
Frequency Valid
Percent 14,3
Valid Percent 14,3
Cumulative Percent 14,3 100,0
ya
1
tidak
6
85,7
85,7
Total
7
100,0
100,0
SatuTahunTerakhirMerasaSakitDiKaki
Frequency Valid
Percent 14,3
Valid Percent 14,3
Cumulative Percent 14,3 100,0
ya
1
tidak
6
85,7
85,7
Total
7
100,0
100,0
EnamBulanTerakhirSeringMerasaSakitDiLeher
Valid
ya
Frequency 4
Percent 57,1
Valid Percent 57,1
Cumulative Percent 57,1 100,0
tidak
3
42,9
42,9
Total
7
100,0
100,0
EnamBulanTerakhirSeringMerasaSakitDiBahu
Valid
ya
Frequency 4
Percent 57,1
Valid Percent 57,1
Cumulative Percent 57,1 100,0
tidak
3
42,9
42,9
Total
7
100,0
100,0
153
EnamBulanTerakhirSeringMerasaSakitDiPinggang
Frequency Valid
Percent 14,3
Valid Percent 14,3
Cumulative Percent 14,3 100,0
ya
1
tidak
6
85,7
85,7
Total
7
100,0
100,0
EnamBulanTerakhirseringMerasaSakitDiTanganAtauPergelangan Tangan
Frequency Valid
ya
Percent 100,0
7
Valid Percent 100,0
Cumulative Percent 100,0
EnamBulanTerakhirSeringMerasaSakitDiPaha
Frequency Valid
Percent 14,3
Valid Percent 14,3
Cumulative Percent 14,3 100,0
ya tidak
1 6
85,7
85,7
Total
7
100,0
100,0
EnamBulanTerakhirSeringMerasaSakitDiKaki
Frequency Valid
Percent 14,3
Valid Percent 14,3
Cumulative Percent 14,3 100,0
ya
1
tidak
6
85,7
85,7
Total
7
100,0
100,0
TingkatKeluhanYangDirasakanDiLeher
Valid
Cumulative Percent 42,9
Frequency 3
Percent 42,9
Valid Percent 42,9
agak sakit
2
28,6
28,6
71,4
sakit
2
28,6
28,6
100,0
Total
7
100,0
100,0
0
TingkatKeluhanYangDirasakanDiBahu
Valid
Frequency 3
Percent 42,9
Valid Percent 42,9
Cumulative Percent 42,9
agak sakit
1 2
14,3 28,6
14,3 28,6
57,1 85,7
sakit
1
14,3
14,3
100,0
Total
7
100,0
100,0
0 tanpa rasa sakit
TingkatKeluhanYangDirasakanDiPunggung
Valid
Frequency 4
Percent 57,1
Valid Percent 57,1
Cumulative Percent 57,1
tanpa rasa sakit
1
14,3
14,3
71,4
agak sakit
1
14,3
14,3
85,7
sakit
1
14,3
14,3
100,0
Total
7
100,0
100,0
0
TingkatKeluhanYangDirasakanDiPinggang
Valid
0
Frequency 6
Percent 85,7
Valid Percent 85,7
Cumulative Percent 85,7 100,0
sakit
1
14,3
14,3
Total
7
100,0
100,0
154
TingkatKeluhanYangDirasakanDiTanganAtauPergelanganTangan
Valid
Cumulative Percent 14,3
Frequency 1
Percent 14,3
Valid Percent 14,3
sakit
5
71,4
71,4
85,7
sangat sakit
1
14,3
14,3
100,0
Total
7
100,0
100,0
agak sakit
TingkatKeluhanYangDirasakanDiPaha
Valid
0
Frequency 6
Percent 85,7
Valid Percent 85,7
Cumulative Percent 85,7 100,0
sakit
1
14,3
14,3
Total
7
100,0
100,0
TingkatKeluhanYangDirasakanDiKaki
Frequency Valid
sakit
6 1
Percent 85,7 14,3
Total
7
100,0
0
Valid Percent 85,7 14,3 100,0
Cumulative Percent 85,7 100,0
Akt ivi tasTer gang guK arenaSak itDi Leher
Frequency Valid
Percent 42,9
Valid Percent 42,9
Cumulative Percent 42,9 100,0
0
3
ya
4
57,1
57,1
Total
7
100,0
100,0
Akt ivi tasT ergan ggu Karen aSakit DiBah u
Frequency Valid
ya
3 4
Percent 42,9 57,1
Total
7
100,0
0
Valid Percent 42,9 57,1 100,0
Cumulative Percent 42,9 100,0
Akt ivi tas Tergan ggu Kar enaSak itDi Pun ggu ng
Valid
0
Frequency 4
Percent 57,1
Valid Percent 57,1
Cumulative Percent 57,1 100,0
ya
3
42,9
42,9
Total
7
100,0
100,0
Akt ivi tasT ergan gg uKar enaSaki tDiPi ng gang
Valid
0
Frequency 6
Percent 85,7
Valid Percent 85,7
Cumulative Percent 85,7 100,0
ya
1
14,3
14,3
Total
7
100,0
100,0
Akt ivi tasTer gang guK aren aSakit DiTang anAtau Pergel angan Tangan
Valid
ya
Frequency 7
Percent 100,0
Valid Percent 100,0
155
Cumulative Percent 100,0
Akt ivi tasTer gang guK arenaSak itDi Paha
Frequency Valid
Percent 85,7
Valid Percent 85,7
Cumulative Percent 85,7 100,0
0 ya
6 1
14,3
14,3
Total
7
100,0
100,0
Akt ivi tasTer gang guK arenaSaki tDiK aki
Frequency Valid
Percent 85,7
Valid Percent 85,7
Cumulative Percent 85,7 100,0
0
6
ya
1
14,3
14,3
Total
7
100,0
100,0
LamaRasaSakitDiLeherBerlangsung
Valid
Frequency 3
0
Percent 42,9
Valid Percent 42,9
Cumulative Percent 42,9 100,0
20 menit
4
57,1
57,1
Total
7
100,0
100,0
LamaRasaSakitDiBahuBerlangsung
Valid
Cumulative Percent 42,9
Frequency 3
Percent 42,9
Valid Percent 42,9
20 menit
2
28,6
28,6
71,4
30 menit
2
28,6
28,6
100,0
Total
7
100,0
100,0
0
LamaRasaSakitDiPunggungBerlangsung
Valid
Frequency 4
0
Percent 57,1
Valid Percent 57,1
Cumulative Percent 57,1 100,0
20 menit
3
42,9
42,9
Total
7
100,0
100,0
LamaRasaSakitDiPinggangBerlangsung
Valid
Frequency 6
0
Percent 85,7
Valid Percent 85,7
Cumulative Percent 85,7 100,0
20 menit
1
14,3
14,3
Total
7
100,0
100,0
LamaRasaSakitDiTanagnAtauPergelanganTanganBerlangsung
Valid
20 menit 30 menit Total
Frequency 5 2
Percent 71,4 28,6
Valid Percent 71,4 28,6
7
100,0
100,0
Cumulative Percent 71,4 100,0
LamaRasaSakitDiPahaBerlangsung
Valid
0 20 menit Total
Frequency 6
Percent 85,7
Valid Percent 85,7
1 7
14,3 100,0
14,3 100,0
156
Cumulative Percent 85,7 100,0
LamaRasaSakitDiKakiBerlangsung
Valid
0 20 menit
Frequency 6
Total
Percent 85,7
Valid Percent 85,7
Cumulative Percent 85,7 100,0
1
14,3
14,3
7
100,0
100,0
SelangJangkaWaktuMerasaSakitDiLeher
Valid
Frequency 3
Percent 42,9
Valid Percent 42,9
Cumulative Percent 42,9
1-3 hari kemudian
2
28,6
28,6
71,4
4-7 hari kemudian
1
14,3
14,3
85,7
>7 hari kemudian
1
14,3
14,3
100,0
Total
7
100,0
100,0
0
SelangJangkaWaktuMerasaSakitDiBahu
Valid
Frequency 3
Percent 42,9
Valid Percent 42,9
Cumulative Percent 42,9
1-3 hari kemudian 4-7 hari kemudian
1
14,3
14,3
57,1
2
28,6
28,6
85,7
>7 hari kemudian
1
14,3
14,3
100,0
Total
7
100,0
100,0
0
SelangJangkaWaktuMerasaSakitDiPunggung
Valid
Frequency 4
0
Percent 57,1
Valid Percent 57,1
Cumulative Percent 57,1 100,0
1-3 hari kemudian
3
42,9
42,9
Total
7
100,0
100,0
SelangJangkaWaktuMerasaSakitDiPinggang
Valid
Frequency 6
0
Percent 85,7
Valid Percent 85,7
Cumulative Percent 85,7 100,0
4-7 hari kemudian
1
14,3
14,3
Total
7
100,0
100,0
SelangJangkaWaktuMerasaSakitDiTanganAtauPergelanganTangan
Valid
Percent 71,4
Valid Percent 71,4
Cumulative Percent 71,4 100,0
1-3 hari kemudian
Frequency 5
4-7 hari kemudian
2
28,6
28,6
Total
7
100,0
100,0
SelangJangkaWaktuMerasaSakitDiPaha
Valid
Frequency 6
0
Percent 85,7
Valid Percent 85,7
Cumulative Percent 85,7 100,0
1-3 hari kemudian
1
14,3
14,3
Total
7
100,0
100,0
SelangJangkaWaktuMerasaSakitDiKaki
Valid
0 1-3 hari kemudian Total
Frequency 6 1
Percent 85,7 14,3
Valid Percent 85,7 14,3
7
100,0
100,0
157
Cumulative Percent 85,7 100,0
Lampiran 4
Uji Kenormalan Data Waktu Siklus Proses Pemotongan Kertas Karton Awal
One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Gunting1 10
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
80,100
Std. Deviation
3,2714
Absolute
,180
Positive
,180
Negative
-,140
Kolmogorov-Smirnov Z
,569
Asymp. Sig. (2-tailed)
,903
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Gunting2 10
N Normal Parameters
a,b
Mean
80,080
Std. Deviation Most Extreme Differences
,7969
Absolute
,167
Positive
,167
Negative
-,110
Kolmogorov-Smirnov Z
,527
Asymp. Sig. (2-tailed)
,944
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Gunting3 10
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
80,050
Std. Deviation
2,6159
Absolute
,144
Positive
,098
Negative
-,144
Kolmogorov-Smirnov Z
,456
Asymp. Sig. (2-tailed)
,986
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
158
One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Gunting4 10
N Normal Parameters
a,b
Mean
80,120
Std. Deviation Most Extreme Differences
,8053
Absolute
,188
Positive
,173
Negative
-,188
Kolmogorov-Smirnov Z
,596
Asymp. Sig. (2-tailed)
,870
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Gunting5 10
N Normal Parameters
a,b
Mean
79,990
Std. Deviation Most Extreme Differences
,7355
Absolute
,159
Positive
,144
Negative
-,159
Kolmogorov-Smirnov Z
,504
Asymp. Sig. (2-tailed)
,961
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Gunting6 10
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
80,170
Std. Deviation
2,2896
Absolute
,225
Positive
,117
Negative
-,225
Kolmogorov-Smirnov Z
,712
Asymp. Sig. (2-tailed)
,692
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Gunting7 10
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
80,300
Std. Deviation
1,8607
Absolute
,095
Positive
,085
Negative
-,095
Kolmogorov-Smirnov Z
,302
Asymp. Sig. (2-tailed)
1,000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
159
One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Cutter1 10
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
79,650
Std. Deviation
2,1778
Absolute
,200
Positive
,132
Negative
-,200
Kolmogorov-Smirnov Z
,631
Asymp. Sig. (2-tailed)
,820
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Cutter2 10
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
79,880
Std. Deviation
2,2449
Absolute
,175
Positive
,123
Negative
-,175
Kolmogorov-Smirnov Z
,554
Asymp. Sig. (2-tailed)
,919
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Cutter3 10
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
79,960
Std. Deviation
1,8075
Absolute
,175
Positive
,113
Negative
-,175
Kolmogorov-Smirnov Z
,552
Asymp. Sig. (2-tailed)
,921
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Cutter4 10
N Normal Parameters
a,b
Mean
80,070
Std. Deviation Most Extreme Differences
,7602
Absolute
,211
Positive
,211
Negative
-,156
Kolmogorov-Smirnov Z
,667
Asymp. Sig. (2-tailed)
,765
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
160
One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Cutter5 10
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
80,040
Std. Deviation
2,1041
Absolute
,209
Positive
,131
Negative
-,209
Kolmogorov-Smirnov Z
,662
Asymp. Sig. (2-tailed)
,773
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Cutter6 10
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
80,110
Std. Deviation
1,5481
Absolute
,126
Positive
,126
Negative
-,096
Kolmogorov-Smirnov Z
,398
Asymp. Sig. (2-tailed)
,997
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Cutter7 10
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
80,120
Std. Deviation
1,8546
Absolute
,163
Positive
,128
Negative
-,163
Kolmogorov-Smirnov Z
,515
Asymp. Sig. (2-tailed)
,953
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
161
Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Waktu Siklus Proses Pemotongan Kertas Karton Awal ( dalam detik)
Tingkat Ketelitian = 5% Tingkat Kepercayaan = 99%
Gunting 1
Sub 1 2
1 85,3 80,5
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 78,1 75,9
3 80,2 81,1
80,1 3,2714 2,3132 87,04 73,16
4 80,2 85,2
5 75,8 78,7
Rerata 79,92 80,28
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 5,4045 N = 10
Gunting 2
Sub 1 2
1 80,2 79,3
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 79,5 81,1
3 81,3 79,4
80,08 0,7969 0,5635 81,771 78,389
4 80,1 80,6
5 78,9 80,4
Rerata 80 80,16
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 0,3209 N = 10
Gunting 3
Sub 1 2
1 83,3 84,1
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 75,5 79,1 80,05 2,6159 1,8497 85,599 74,501
3 81 79
4 81,6 80,3
5 79,4 77,2
Rerata 80,16 79,94
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 3,4598 N = 10
162
Keterangan Seragam Seragam
Gunting 4
Sub 1 2
1 80,4 81,2
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 79,2 79,1
3 79,1 80,5
80,12 0,8053 0,5694 81,828 78,412
4 80,3 80,9
5 80,9 79,6
Rerata 79,98 80,26
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 0,3273 N = 10
Gunting 5
Sub 1 2
1 80,5 80,5
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 80,1 79,9
3 79,1 78,8
79,99 0,7355 0,5201 81,55 78,43
4 79,3 80,1
5 80,4 81,2
Rerata 79,88 80,1
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 0,2739 N = 10
Gunting 6
Sub 1 2
1 82,4 77,1
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 75,8 81,5
3 81,3 79,5
80,17 2,2896 1,619 85,027 75,313
4 79,1 80,9
5 82,9 81,2
Rerata 80,3 80,04
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 2,6427 N = 10
Gunting 7
Sub 1 2
1 79,9 77,2
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 78,2 80,5 80,3 1,8607 1,3157 84,247 76,353
3 83,1 81,7
4 79,6 79,3
5 82,6 80,9
Rerata 80,68 79,92
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 1,7397 N = 10
163
Keterangan Seragam Seragam
Cutter 1
Sub 1 2
1 78,3 76,7
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 82,5 80,2
3 76,4 82,1
79,65 2,1778 1,5399 84,27 75,03
4 81,1 77,9
5 80,6 80,7
Rerata 79,78 79,52
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 2,4222 N = 10
Cutter 2
Sub 1 2
1 82,3 81,4
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 76,2 77,8
3 80,9 77,1
79,88 2,2449 1,5874 84,642 75,118
4 81,3 82,6
5 78,9 80,3
Rerata 79,92 79,84
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 2,5589 N = 10
Cutter 3
Sub 1 2
1 83,1 76,7
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 79,4 80,5
3 78,2 78,6
79,96 1,8075 1,2781 83,794 76,126
4 80,3 81,4
5 80,5 80,9
Rerata 80,3 79,62
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 1,6556 N = 10
Cutter 4
Sub 1 2
1 81,2 79,3
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 79,4 81,1 80,07 0,7602 0,5375 81,683 78,457
3 80,8 80,4
4 80,1 79,4
5 79,7 79,3
Rerata 80,24 79,9
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 0,292 N = 10
164
Keterangan Seragam Seragam
Cutter 5
Sub 1 2
1 82,4 81,4
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 76,5 82,1
3 81,2 77,3
80,04 2,1041 1,4878 84,503 75,577
4 81,9 79,6
5 78,3 79,7
Rerata 80,06 80,02
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 2,239 N = 10
Cutter 6
Sub 1 2
1 83,1 77,8
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 78,5 81,2
3 79,8 78,9
80,11 1,5481 1,0947 83,394 76,826
4 79,7 81,4
5 80,4 80,3
Rerata 80,3 79,92
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 1,2099 N = 10
Cutter 7
Sub 1 2
1 78,5 81,2
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 83,1 77,7 80,12 1,8546 1,3114 84,054 76,186
3 80,9 80,3
4 77,4 79,2
5 81,5 81,4
Rerata 80,28 79,96
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 1,7361 N = 10
165
Keterangan Seragam Seragam
Lampiran 5
Kuisioner II : Preferensi Responden
Pada bagian ini Anda diminta untuk memberi tanda silang (X) pada kolom dibawah sesuai keinginan Anda.
No
Kriteria
Sangat tidak penting
Tidak penting
Ada pisau potong yang berbentuk sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi)
1.
2.
3.
4.
5.
Pekerja cukup mengganti pisau potong sesuai kebutuhan (lingkaran/persegi) handle Adanya untuk menaikkan/menurunkan plat landasan bagi pisau potong Ukuran diameter, lebar dan tinggi handle disesuaikan dengan data anthropometri pekerja Adanya pengaman pisau potong Perubahan postur/posisi bekerja dari di lantai dengan posisi kaki kiri dilipat ke belakang sebagai alas penyanggah pantat dan kaki kanan ditekuk berubah menjadi berdiri Waktu baku <97,235 detik/potong untuk bentuk lingkaran dan <96,259 detik/potong untuk bentuk persegi
Skor: Sangat tidak penting
Tidak penting Cukup penting Penting Sangat penting
= = = = =
1 2 3 4 5
Atas perhatian dan kesediaan Anda, Saya ucapkan terima kasih.
166
Cukup penting
Penting
Sangat penting
Lampiran 6
UJI KENORMALAN DATA ANTHROPOMETRI
Uji Kenormalan Data Lebar Telapak Tangan One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test LTT N
49
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
8,22
Std. Deviation
,450
Absolute
,116
Positive
,076
Negative
-,116
Kolmogorov-Smirnov Z
,809
Asymp. Sig. (2-tailed)
,530
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Uji Kenormalan Data Diameter Genggaman Tangan One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test DGT N
49
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
4,16
Std. Deviation
,135
Absolute
,169
Positive
,169
Negative
-,144
Kolmogorov-Smirnov Z
1,185
Asymp. Sig. (2-tailed)
,120
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Uji Kenormalan Data Tinggi Siku Berdiri One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test TSB N
50
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
99,96
Std. Deviation
2,490
Absolute
,138
Positive
,138
Negative
-,130
Kolmogorov-Smirnov Z
,977
Asymp. Sig. (2-tailed)
,296
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
167
UJI KESERAGAMAN DAN KECUKUPAN DATA ANTHROPOMETRI
Tingkat ketelitian
= 5%
Tingkat kepercayaan = 99% Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Lebar Telapak Tangan Sub 1 2 3 4 5 6 7
1 8,6 8,6 8,5 7,9 8,5 8 9
Rata-rata SD SDr BKA BKB
Uji
2 8,2 8,3 8,4 8 7,3 8,6 8,8 = = = = =
3 8,7 8 8,1 7,4 7,6 8,3 8,6
4 9 8,7 8,3 8 9 8 8,1
5 8,2 8,6 8 7,9 8 8,7 8,3
8,2204 0,4449 0,1682 8,7249 7,7159
Keseragaman
6 8,5 8,2 7,2 7,9 8,4 8 8,5
7 8,3 8,7 7 7,9 7,8 8,2 8
Persentil ke 5 = Persentil ke 50= Persentil ke 95= N = N' =
dan
Kecukupan
Data
Rerata 8,5000 8,4429 7,9286 7,8571 8,0857 8,2571 8,4714
Keterangan Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam
7,9446 8,2204 8,4962 49 10,5456
Diameter
Genggaman
Tangan Sub 1 2 3 4 5 6 7
1 4,2 4,4 4,2 4 4 4 4,2
Rata-rata SD SDr BKA BKB
2 4 4,2 4,3 4,3 4,2 4 4 = = = = =
3 4,1 4,1 4 4,3 4,1 4,4 4,2
4,1612 0,1337 0,0505 4,3129 4,0096
4 4,2 4 4,1 4,1 4 4,2 4,1
5 4,3 4 4 4,1 4,3 4,2 4,2
6 4 4,2 4,4 4,3 4,1 4,4 4,4
7 4,2 4,2 4,2 4 4,4 4,1 4
Persentil ke 5 = Persentil ke 50= Persentil ke 95= N = N' =
168
Rerata 4,1429 4,1571 4,1714 4,1571 4,1571 4,1857 4,1571 4,0783 4,1612 4,2441 49 3,7182
Keterangan Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam
Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Tinggi Siku Berdiri Sub 1 2 3 4 5 6 7
1 101 99 100 98 97 100 100
Rata-rata SD SDr BKA BKB
2 99 97 102 100 99 105 100 = = = = =
3 103 100 99 101 103 99 98
100,1429 2,1285 0,8045 102,5564 97,7293
4 98 95 102 100 101 101 102
5 100 104 100 99 101 105 99
6 96 101 99 98 99 98 101
7 101 104 98 100 103 101 101
Persentil ke 5 = Persentil ke 50= Persentil ke 95= N = N' =
169
Rerata 99,71429 100 100 99,42857 100,4286 101,2857 100,1429
Keterangan Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam
98,8235 100,1429 101,4622 49 1,6264
Lampiran 7
Analisis Postur Menggunakan Alat Pemotong Kertas Karton Hasil Rancangan
Bagian Trunk (Batang Tubuh) dan Bagian Neck (Leher) o
10
Postur Trunk
o
15
Postur Neck
Bagian Kanan Tubuh
o
11
Postur Upper Arm
o
61
Postur Lower Arm
170
o
0 o
21
Postur Wrist
Postur Leg
Bagian kiri Tubuh
o
78
o
14
Postur Upper Arm
Postur Lower Arm
171
o
25
o
17
Postur Wrist
Postur Leg
172
Lampiran 8
Uji Kenormalan Data Waktu Siklus Proses Pemotongan Kertas Karton Baru One-Sample Kolmogo rov-Smirnov Test Lingkaran1 10
N Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
49,7400 ,91068
Absolute
,154
Positive
,129
Negative
-,154
Kolmogorov-Smirnov Z
,486
Asymp. Sig. (2-tailed)
,972
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogo rov-Smirnov Test Lingkaran2 10
N Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
49,9000 ,95568
Absolute
,200
Positive
,200
Negative
-,123
Kolmogorov-Smirnov Z
,634
Asymp. Sig. (2-tailed)
,817
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogo rov-Smirnov Test Lingkaran3 10
N Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
49,8800 ,98184
Absolute
,149
Positive
,134
Negative
-,149
Kolmogorov-Smirnov Z
,472
Asymp. Sig. (2-tailed)
,979
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
173
One-Sample Kolmogo rov-Smirnov Test Lingkaran4 10
N Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
49,6300 ,87184
Absolute
,159
Positive
,159
Negative
-,111
Kolmogorov-Smirnov Z
,504
Asymp. Sig. (2-tailed)
,962
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogo rov-Smirnov Test Lingkaran5 10
N Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
49,8900 ,88374
Absolute
,155
Positive
,114
Negative
-,155
Kolmogorov-Smirnov Z
,490
Asymp. Sig. (2-tailed)
,970
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogo rov-Smirnov Test Lingkaran6 10
N Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
49,9100 ,81575
Absolute
,174
Positive
,174
Negative
-,127
Kolmogorov-Smirnov Z
,550
Asymp. Sig. (2-tailed)
,922
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogo rov-Smirnov Test Lingkaran7 10
N Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
49,6600 ,67032
Absolute
,164
Positive
,135
Negative
-,164
Kolmogorov-Smirnov Z
,520
Asymp. Sig. (2-tailed)
,950
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
174
One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Persegi1 10
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
49,5700
Std. Deviation
1,68921
Absolute
,188
Positive
,137
Negative
-,188
Kolmogorov-Smirnov Z
,596
Asymp. Sig. (2-tailed)
,870
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Persegi2 10
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
49,8600
Std. Deviation
1,93976
Absolute
,149
Positive
,144
Negative
-,149
Kolmogorov-Smirnov Z
,472
Asymp. Sig. (2-tailed)
,979
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Persegi3 10
N Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
49,5000 ,61644
Absolute
,164
Positive
,128
Negative
-,164
Kolmogorov-Smirnov Z
,520
Asymp. Sig. (2-tailed)
,950
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Persegi4 10
N Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
49,4800 ,89294
Absolute
,121
Positive
,107
Negative
-,121
Kolmogorov-Smirnov Z
,382
Asymp. Sig. (2-tailed)
,999
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
175
One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Persegi5 10
N Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
49,5700 ,58509
Absolute
,153
Positive
,131
Negative
-,153
Kolmogorov-Smirnov Z
,483
Asymp. Sig. (2-tailed)
,974
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Persegi6 10
N Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
49,5000 ,55377
Absolute
,161
Positive
,106
Negative
-,161
Kolmogorov-Smirnov Z
,508
Asymp. Sig. (2-tailed)
,958
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. One-Sample Kolmogor ov-Smirnov Test Persegi7 10
N Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
49,6300 ,74095
Absolute
,219
Positive
,219
Negative
-,217
Kolmogorov-Smirnov Z
,693
Asymp. Sig. (2-tailed)
,723
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
176
Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Waktu Siklus Proses Pemotongan Kertas Karton Baru ( dalam detik)
Tingkat Ketelitian = 5% Tingkat Kepercayaan = 99%
Lingkaran 1
Sub 1 2
1 51,1 48,4
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 49,7 50,6
3 50,3 50,1
49,74 0,9107 0,6439 51,672 47,808
4 48,3 49,2
5 49,5 50,2
Rerata 49,78 49,7
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 1,0861 N = 10
Lingkaran 2
Sub 1 2
1 50,4 51,9
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 49,8 49,3
3 49,6 50,2
49,9 0,9557 0,6758 51,927 47,873
4 48,5 48,8
5 50,2 50,3
Rerata 49,7 50,1
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 1,1884 N = 10
Lingkaran 3
Sub 1 2
1 49,7 50,2
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 51,2 50,9 49,88 0,9818 0,6943 51,963 47,797
3 50,1 48,3
4 50,8 49,7
5 48,4 49,5
Rerata 50,04 49,72
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 1,2554 N = 10
177
Keterangan Seragam Seragam
Lingkaran 4
Sub 1 2
1 50,7 51,1
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 49,2 49,5
3 49,9 50,3
49,63 0,8718 0,6165 51,479 47,781
4 48,4 48,6
5 49,2 49,4
Rerata 49,48 49,78
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 0,9998 N = 10
Lingkaran 5
Sub 1 2
1 50,2 49,8
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 50,7 49,5
3 48,3 51,1
49,89 0,8837 0,6249 51,765 48,015
4 49,1 50,5
5 50,6 49,1
Rerata 49,78 50
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 1,0166 N = 10
Lingkaran 6
Sub 1 2
1 51,6 49,7
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 50,4 50,1
3 48,5 50,4
49,91 0,8157 0,5768 51,64 48,18
4 49,3 49,9
5 49,7 49,5
Rerata 49,9 49,92
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 0,8655 N = 10
Lingkaran 7
Sub 1 2
1 49,7 50,2
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
2 48,4 49,4 49,66 0,6703 0,474 51,082 48,238
3 50,1 48,7
4 49,6 50,3
5 50,4 49,8
Rerata 49,64 49,68
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 0,5903 N = 10
178
Keterangan Seragam Seragam
Persegi 1
Sub 1 2
1 52,1 50,4
Rata-rata SD SDr BKA BKB
2 48,4 47,6
= = = = =
49,57 1,6892 1,1945 53,153 45,987
1 53,4 50,7
2 49,1 47,3
3 50,6 51,2
4 46,9 48,5
5 50,7 49,3
Rerata 49,74 49,4
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 3,7625 N = 10
Persegi 2
Sub 1 2
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
49,86 1,9398 1,3716 53,975 45,745
1 49,7 48,4
2 49,1 50,2
3 51,6 47,9
4 47,5 50,1
5 50,2 50,8
Rerata 50,36 49,36
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 4,9038 N = 10
Persegi 3
Sub 1 2
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
49,5 0,6164 0,4359 50,808 48,192
1 49,5 49,2
2 48,3 50,6
3 50,2 49,4
4 49,6 49,6
5 48,7 50,1
Rerata 49,46 49,54
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 0,5025 N = 10
Persegi 4
Sub 1 2
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
49,48 0,8929 0,6314 51,374 47,586
3 50,7 49,5
4 48,9 48,1
5 49,7 50,3
Rerata 49,42 49,54
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 1,0552 N = 10
179
Keterangan Seragam Seragam
Persegi 5
Sub 1 2
1 49,1 50,1
Rata-rata SD SDr BKA BKB
2 48,7 49,6
= = = = =
49,57 0,5851 0,4137 50,811 48,329
1 49,5 48,7
2 49,1 50,2
3 50,2 50,3
4 49,4 48,7
5 49,8 49,8
Rerata 49,44 49,7
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 0,4514 N = 10
Persegi 6
Sub 1 2
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
49,5 0,5538 0,3916 50,675 48,325
1 50,4 49,2
2 49,1 49,1
3 48,8 49,7
4 50,2 49,2
5 49,5 50,1
Rerata 49,42 49,58
Keterangan Seragam Seragam
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 0,4055 N = 10
Persegi 7
Sub 1 2
Rata-rata SD SDr BKA BKB
= = = = =
49,63 0,7409 0,5239 51,202 48,058
3 49,5 50,4
4 48,7 48,9
5 50,3 50,7
Rerata 49,6 49,66
Untuk K=3 dan S=0,05 N' = 0,7222 N = 10
180
Keterangan Seragam Seragam
Lampiran 9
Gambar Alat Hasil Perancangan
181
Drawn by
: Poppy
Reg. Nr.
: 03823
Date
: 09-06-08
Revision Index
Checked by :
A4 Origin.
Rep.
Unit
: cm
Material : St :
Isometric View 1 Rep.by.
182
: 1:1
Sign.
Operation
INDUSTRIAL ENGINEERING UAJY
Scale
Dwg. Nr.
SN.
NS.
Drawn by
Revision Index
Reg. Nr. Date
: Poppy
Scale
: 1:1
:
Unit
: cm
: 09-06-08
Checked by :
A4 INDUSTRIAL ENGINEERING UAJY Origin.
Rep.
183
Material : St Sign.
:
Isometric View 2 Operation
Dwg. Nr.
Rep.by.
SN.
NS.
Revision Index
Drawn by
: Poppy
Reg. Nr.
: 03823
Date
: 09-06-08
Checked by :
A4
Unit
: cm
Material : St :
Front View
INDUSTRIAL ENGINEERING UAJY Origin.
Rep.by.
184
: 1:1
Sign.
Operation
Rep.
Scale
Dwg. Nr.
SN.
NS.
Drawn by
: Poppy
Scale
: 1:1
Reg. Nr.
: 03823
Unit
: cm
Date
: 09-06-08
Material : St
Revision Index
Checked by :
A4 INDUSTRIAL ENGINEERING UAJY Origin.
Rep.
185
Sign.
:
Right View Operation
Dwg. Nr.
Rep.by.
SN.
NS.
Drawn by
: Poppy
Scale
: 1:1
Reg. Nr.
: 03823
Unit
: cm
Date
: 09-06-08
Revision Index
Checked by :
A4 INDUSTRIAL ENGINEERING UAJY Origin.
Rep.
186
Material : St Sign.
:
Top View Operation
Dwg. Nr.
Rep.by.
SN.
NS.
Drawn by
: Poppy
Scale
: 5:1
Reg. Nr.
: 03823
Unit
: cm
Date
: 09-06-08
Revision Index
Checked by :
A4 INDUSTRIAL ENGINEERING UAJY Origin.
Rep.
187
Material : Wood Sign.
:
Pisau Bulat Operation
Dwg. Nr.
Rep.by.
SN.
NS.