PEMELIHARAAN JALAN RAYA
1. PENDAHULUAN Dalam meningkatkan laju pembangunan dan peningkatan ekonomi pembangunan, jalan merupakan sarana penting di suatu daerah. Oleh karena itu pemeliharaan jalan harus selalu dilaksanakan agar bisa mencapai tingkat pelayanan tertentu dan fungsinya sebagai penghubung dari suatu daerah ke daerah lain bisa berjalan dengan baik dan lancer. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemeliharaan rutin untuk menjamin agar perkerasan, bahu jalan, drainase, dan perlengkapan jalan lama selalu dipelihara setiap saat selama Periode Pelaksanaan dalam kondisi pelayanan yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini harus dibayar secara bulanan dari harga penawaran lump sum untuk berbagai jenis pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal 10.1.7 dari Spesifikasi ini. Klasifikasi Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Perkerasan, bahu jalan, drainase, perlengkapan jalan dan jembatan a. Perkerasan Berpenutup Aspal. Pengembalian kondisi terhadap lubang yang lebih besar dari 40 cm x 40 cm, tepi yang rusak, retak halus yang mencakup lebih dari 10 % dari setiap 100 m panjang, retak-retak lebar yang memerlukan pengisian celah retak satu per satu, retak buaya yang dianggap oleh Direksi Pekerjaan bersifat struktural sehingga perlu digali dan ditambal, dan pekerjaan yang bertujuan untuk memperbaiki lereng melintang jalan, bentuk atau kekuatan struktural perkerasan yang tidak dipandang sebagai seb agai bagian dari pekerjaan pemeliharaan rutin dan harus diukur dan dibayar diba yar menurut Seksi -seksi yang berkaitan dari Spesifikasi ini untuk bahan yang digunakan, seperti Campuran Aspal Panas, dan sebagainya. b. Perkerasan Tanpa Penutup Aspal Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pengisian lubang dan keriting (corrugation), dan perataan ringan dengan "grader" untuk mendistribusi
1
kembali bahan yang lepas. Pengembalian kondisi jalan tanpa penutup aspal yang beralur (rutting) atau rusak berat dengan pengkerikilan kembali selain perataan dengan "grader" tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin. Pekerjaan perbaikan semacam ini harus diukur dan dibayar sesuai dengan bahan yang digunakan menurut Seksi 5.2 dan 8.1 dari Spesifikasi ini. c. Bahu Jalan. Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pengisian lubang dengan agregat bahu jalan, pembuangan semak-semak, rumput-rumput dan penghalang lainnya yang mengganggu fungsi bahu jalan. Pekerjaan perbaikan bahu jalan berskala besar yang mencakup pengisian agregat bahu jalan atau penggalian dan pengisian kembali agregat bahu jalan atau pelaburan bahu jalan tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin. Perbaikan bahu jalan semacam itu harus diukur dan dibayar menurut Seksi yang berkaitan untuk bahan-bahan yang digunakan, seperti Lapis Pondasi Agregat Kelas A, B atau S, Burtu, dan sebagainya. Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pembuangan lanau, daun, kotoran, tanah sedimen atau endapan, semak dan bahan-bahan lain yang mengganggu
saluran
samping,
gorong-gorong
dan
sistem
drainase
yang
ada.
Pengembalian kondisi Pasangan Batu dengan Mortar atau drainase yang dilapisi lainnya atau gorong-gorong dan pekerjaan perbaikan seperti galian untuk selokan baru, perluasan, peninggian, realinyemen atau pelapisan pada drainase dan selokan yang ada, atau penggantian atau perpanjangan atau pembuatan struktur drainase baru seperti goronggorong, lubang penangkap (catch pits), dsb. tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin. Pekerjaan perbaikan semacam ini harus dibayar menurut Seksi lain yang berkaitan dari Spesifikasi ini seperti Pasangan Batu Dengan Mortar, Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, Pekerjaan Beton, dan lain - lain. 1. KONDISI JALAN Secara umun kondisi jalan raya pantura jawa sudah mengalami peningkatan yang cukup baik, tetapi ada beberapa ruas jalan yang masih sangat memprihatinkan yaitu jalan raya pantura
2
Tegal-Brebes, masih banyak terlihat lubang, permukaan yang tidak rata dan kerusakan lain yang terlalu lama dibiarkan tanpa adanya perbaikan dari pihak-pihak yang terkait untuk menindak lanjuti masalah ini. Ini menjadi agenda pemerintah dalam usaha pemeliharaan dan perbaikan jalan.
Gb.1 Jalan beton baru berumur 3 tahun telah terjadi kerusakan yang cukup merepotkan. Kerusakan terjadi karena terjadinya differential settlement tanah dasar yang cukup besar. Retakan yang tidak beraturan,dan retakan berbentuk lengkung penurunan permukaan, lebar retakan lebih dari 2 mm, terjadi pada awal tahun dioperasikan. Retakan ini akibat beban berat lalu lintas dan daya dukung Sub- Grade yang rendah ( terjadi pemampatan ) dan tidak merata.
Gb.2
3
Permukaan perkerasan aspal pada musim panas, terjadi rutting dan lama terjadi lobang dan musim hujan lobang juga muncul cukup banyak. 1. PEMELIHARAAN JALAN
Gb.3 Perbaikannya Slab dan LC (Lean Concrete) yang retak harus dibongkar, timbunan dan SubGrade yang tidak memenuhi syarat harus dibongkar dan dipadatkan kembali sehingga memenuhi syarat. Tingginya frekuensi kendaraan yang lewat di permukaan jalan mengakibatkan turunnya tingkat pelayanan jalan. Karena pada umumnya kendaraan yang lewat di ruas jalan pantura merupakan kendaraan berat sehingga mengakibatkan kerusakan pada permukaan jalan. Adanya retak-retak (cracking), pengelupasan (ravelling), lubang-lubang (potholes) merupakan bukti bahwa jalan pantura Tegal-Brebes mengalami penurunan tingkat pelayanan atau kondisi jalan mengalami kerusakan. Kerusakan – kerusakan kecil seperti ini apabila tidak segera di antisipasi penangannya, menyebabkan kerusakan yang terjadi tambah parah dan dapat membahayakan lalu lintas serta mengurangi kapasitas jalan itu sendiri. Pemeliharaan jalan merupakan serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk menjaga agar struktur jalan dan fungsi jalan meningkat menjadi lebih baik. Pemeliharaan jalan raya ini perlu dilaksanakan mengingat sebagian struktur perkerasan jalan tidak dapat selalu rata selama umur rencananya tanpa adanya kerusakan. Ada masa dimana keadaan perkerasan jalan mulai
4
memburuk hingga pada tingkat yang tidak layak, untuk itu diperlukan suatu pemeliharaan agar kondisi jalan kembali pada tingkat pelayanan yang memadai, sehingga lalu lintas kendaran dapat berjalan baik dan lancar. 1) Tujuan pemeliharaan jalan
Usaha melakukan perbaikan-perbaikan dengan tujuan untuk memperpanjang umur rencana biasa disebut dengan pekerjaan pemeliharaan jalan. Dari survey kondisi jalan didapatkan hasil prioritas pemeliharaan jalan yang dapat berupa peningkatan jalan, overlay atau pemeliharaan rutin berupa penambalan-penambalan. Selain itu termasuk juga dalam pemeliharaan jalan yaitu penataan transportasi yang sesuai standar. 2) Penataan Transportasi.
Secara umum kita belum bisa menata atau mentrasformasi konsep-konsep yang dikembangkan Proyek Jalan Pantura ke unit-unit intitusi lain untuk ikut menata sistem transportasi barang dan jasa yang efektif, efisien dan selaras dengan moda transportasi di jalan jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa. Strategi dalam menata sistem transportasi barang dan jasa yang efektif, efisien dan selaras dengan moda transportasi di jalan jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa, akan dimulai dari penataan sistem pembatasan beban yang semula ditangani oleh Dinas Perhubungan (Dep Perhubungan), menjadi ditangani bersama antara PU, Perhubungan dan Polri. Dengan adanya pembatasan beban ini diharapkan akan mendorong pengembangan kendaraan berat dengan multi axle, integrasi moda darat- kerata api- dan kapal laut, sehingga akan mengurangi beban di jalur jalan Pantura Jawa. Ini juga sekaligus akan menurunkan biaya transportasi. Persoalannya adalah bagaimana kita bisa mendorong pengangkutan jarak jauh dengan angkutan laut dan Kereta Api , menghapus pungli di moda laut dan KA serta mengurangi sistem loading Unloading. Ini memang bukan domain kita, namun karena sistem angkutan laut dan KA ini terkait dengan tugas kita dalam menyediakan prasarana transport darat di Pantura supaya lancar, aman, efisen, efektif, awet dan handal maka kita mau tidak mau, suka tidak suka kita harus ikut mendorong kearah sana dengan memperkenalkan sistem transportasi intermoda atau
5
mengkapanyekan pada dunia usaha untuk menggunakan sistem intermoda karena moda laut, KA sudah tersedia di Pantura dan lebih kompetitif. Ini termasuk juga dalam pemeliharaan jalan. Pemeliharaan jalan juga dapat dilaksanakan dengan membuat aturan-aturan bagi kendaraan yang lewat. Ukuran, berat, dan karakteristik yang ditetapkan untuk kendaran angkutan barang sangat berkaitan dengan standar lebar lajur, ruang bebas vertical, dan beban pada perkerasan jalan. Beban yang tidak sesuai dengan ketentuan dapat menyebabkan jalan menjadi lebih cepat rusak. Karena daya tahan pengaspalan tidak bertahan lama akibat tekanan berat yang berlebihan. Akibatnya terjadi banyak kerusakan jalan yang misalnya jalan retak, cacat permukaan aspal, atau amblasnya jalan. Hal ini tentu sangat mengganggu kenyamanan dalam mengemudi. Untuk jalan Arteri Primer dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Kecepatan tempuh ratarata di Pantura > 40 Km/Jam sepanjang 1.146,14 Km Kecepatan tempuh rata-rata di Pantura < 40 Km/Jam sepanjang 108.60 Km, atau kecepatan tempuh rata-rata secara gabungan adalah 49,5 Km/jam masih lebih kecil dari target yang ditetapkan oleh Dirjen Binamarga dalam tahun 2005 (50Km/jam). Hal ini karena kita masih belum dapat mengurangi hambatan samping atau side friction, menata pasar tumpah, PKL serta masih sulitnya pembebasan lahan untuk peningkatan kapasitas. Tingkat kerataan yang yang kita targetkan dibawah 6 m/Km, masih ada beberapa ruas yang diatas 6 m/km, (angka ini masih jauh dari ideal tergantung volume lalulintas). Adapun jalan dengan: IRI < 6 m/Km sepanjang 1.093,40 Km IRI > 6 M/Km sepanjang 161,30 Km. Sumbangan besar angka IRI disini adalah masalah pemeliharaan terutama patching. Kita masih belum mampu dan mau melaksanakan pemeliharaan/patching secara benar karena banyaknya kendala peralatan, dana/biaya per meter persegi, peralatan dan sistem pengadaan.
6
Program zero pothole selama satu tahun masih belum berjalan sebagaimana mestinya. Banyak lobang di jalan yang dibiarkan lebih dari 3 hari, padahal tiap minggu sudah ada laporan dari para pengamat masuk ke PPK (Bagpro).
Gb.4 / 5 Pemeliharaan jalan Pantura Tegal Brebes 3) KENDALA PEMELIHARAAN JALAN
Program pemeliharaan rutin yang semula di kontrakkan mulai tahun 2005 ini kita geser menjadi swakelola dengan harapan supaya zero pothole berjalan dengan baik, ternyata juga belum berjalan sebagaimana mestinya, memang program ini seharusnya didukung adanya peralatan untuk patching yang memadai, dana yang siap pakai, sistem pengadaan yang cepat dan transparan, namun dilapangan kita temuai beberapa kendala diantaranya. a). Peralatan
Kegiatan pembangunan sampai sekarang belum didukung suatu peralatan UPR untuk patching, padahal ruas yang ditangani adalah pekerjaan yang sifatnya rutin yang dikerjakan secara swakelola. Semula pekerjaan patching ini ditangani oleh Kontraktor, namun hasilnya kurang memadai karena pekerjaan ini dianggap kecil dan biaya produksinya mahal. Kontraktor cenderung menunda sampai besar (lebih 40 x 40 Cm), Petugas atau pengawas juga kurang jeli dan tegas dalam menyikapi kemalasan Kontraktor untuk melakukan patching sehingga pekerjaan cenderung rusak (secara dokumen kalau semua pihak memahami kontrak atau dokumen yang ada, tidak ada jalan nasional di Indonesia ini yang berlubang lebih dari 1 minggu).
7
Oleh karenanya untuk penanganan efektif dilaksanakan oleh Kontraktor dan penanganan efektif dilaksanakan dengan cara swakelola hasilnya lebih baik dan terjadi penghematan yang cukup signifikan terutama pada biaya paching untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pengguna jalan masih kurang konsisten. Untuk itu kita harus kembali membulatkan niat dan tekad kita serta konsisten dalam melakukan pemeliharaan jalan sehingga biaya transport dapat ditekan rendah. b). Dana.
Dalam hal pendanaan sering terjadi kevacuman selama Hal ini menjadi terlambatnya pekerjaan patching. Apabila ditelusuri kenapa ini bisa terjadi, karena sistem Anggaran diterapkan tanpa adanya persiapan. c). Sistem Pengadaan.
Sistem pengadaan ini perlu ditingkatkan, kita harus menjaga kemandirian dan tetap profesional dalam membuat keputusan-keputusan. Kedepan semua dokumen yang tidak jelas harus kita review kembali dan rekan rekan Panitia supaya lebih memahami lagi SOP yang sudah dipersiapkan Induk. Bagi Rekanan atau Penyedia Jasa pahamilah dokumen dan sistem evaluasi lelang yang dikeluarkan oleh Induk Kegiatan Pembangunan Jalan Pantura sebelum Pembukaan Lelang dengan tetap mengacu Kepmen 4) Meningkatkan kualitas konstruksi dan kualitas pelayanan yang memadai.
Masalah kualitas konstruksi sudah banyak hal yang kita lakukan mulai dari menggunakan spesifikasi
baru,
mengubah
desain
perkerasan
fleksible
dengan
rigid
pavement,
medesentralisasikan desain, melatih para pengawas dan pelaksana, meminta supaya kontraktor memperbaiki AMP dan lain sebagainya, namun realisasinya juga masih belum sesuai yang kita harapkan, masih banyak mutu pekerjaan yang kehandalannya belum sesuai dengan umur rencana yang kita tentukan. Jalan yang kita desain dengan umur rencana 10 tahun baru tiga tahun sudah mulai terjadi gejala kerusakan. Kualitas jalan aspal kita masih berkutat pada ; bila musim hujan terjadi lobang, dan musim panas masih terjadi rutting. Begitu juga jalan beton yang kita desain 20 tahun baru 3 tahun sudah terjadi kerusakan. Jalan beton baru berumur 3 tahun telah terjadi kerusakan yang cukup merepotkan. Kerusakan terjadi karena terjadinya differential settlement
8
tanah dasar yang cukup besar. Retakan yang tidak beraturan,dan retakan berbentuk lengkung penurunan permukaan, lebar retakan lebih dari 2 mm, terjadi pada awal tahun dioperasikan. Retakan ini akibat beban berat lalu lintas dan daya dukung Sub- Grade yang rendah ( terjadi pemampatan ) dan tidak merata. Penyebabnya pemadatan timbunan dan Sub-Grade yang tidak baik dan merata sehingga terjadi pemampatan pada saat menerima beban berat lalu lintas. Dalam membenahi mutu ini Proyek Induk harus mengembangkan Sistem Manajemen Mutu yang diadopsi dari ISO 9001-2000, ini merupakan Total Quality Manajemen yang subtansinya terdiri dari : Ø Focus pada pelanggan (mengutamakan pelayanan prima). Ø Melakukan perbaikan secara terus menerus (con tinous improvement). Ø Total partisipation melalui Team Work. Ø Societal Learning / societal net working.
9