PERGERAKKAN PENGUNYAHAN
Pemahaman mengenai pola pergerakan rahang telah menjadi topik yang menarik dalam hal klinis di kedokteran gigi, terutama dalam bidang orthodonti dan prostodonti. Salah satu tujuan membuat bentuk oklusal adalah untuk memastikan kontak gigi teri ntegrasi dengan pola pergerakan rahang. Oleh karena itu, beberapa penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan bagian mandibula selama pengunyahan dan untuk mengidentifikasikan posisi mandibula setelahnya. Dokter gigi mencari posisi stabil mandibula untuk menfasilitasi penelitian tentang rahang pada alat yang bernama simulator atau artikulator.
a. Pergerakan Selama pengunyahan rahang akan bergerak berirama, membuka dan menutup. Tingkat dan pola pergerakan rahang dan aktivitas otot rahang telah diteliti pada hewan dan juga manusia. Pola pergerakan rahang pada beberapa hewan berbeda tergantung jenisnya. Pengulangan pergerakan pengunyahan berisikan jumlah kunyahan dan penelanan. Selama mastikasi
karakteristik
pengunyahan
seseorang
sangat
bergantung
pada
tingkatan
penghancuran makanan. Urutan kunyah dapat dibagi menjadi m enjadi tiga periode. Pada tahap t ahap awal, makanan ditransportasikan ke bagian posterior gigi dimana ini merupakan penghancuran dalam periode reduksi. Selanjutnya bolus akan dibentuk selama final periode yaitu sebelum penelanan. Pergerakan rahang pada ketiga periode ini i ni dapat berbeda tergantung pada bentuk makanan dan spesiesnya. Selama periode reduksi terdapat fase opening, fast-opening dan slow-opening . Pada periode sebelum penelanan terdapat tiga fase selama rahang membuka dan dua fase selama rahang menutup. Selama penelanan lidah memainkan peran yang penting di dalam mengontrol pergerakan makanan dan pembentukan menjadi bolus. Untuk makanan yang dihancurkan, diposisikan oleh lidah pada konjugasi dengan otot buccinators pada pipi diantara oklusal permukaan gigi. Makanan yang padat dan cair ditransportasikan di dalam rongga mulut oleh lidah. Selama fase slow-opening fase slow-opening pada pada pengunyahan, lidah bergerak ke depan dan memperluas permukaan makanan. Tulang hyoid dan badan lidah kembali tertarik selama fase fast-opening fase fast-opening dan fase-closing, membuat gelombang yang dapat memindahkan makanan ke bagian posterior pada rongga mulut. Ketika makanan
sudah mencapai bagian posterior rongga
mulut, akan berpindah ke belakang di bawah soft palate oleh aksi menekan dari lidah. Lidah
amat penting dalam pengumpulan dan penyortiran makanan yang bias ditelan, sementara mengembalikan lagi makanan yang masih dalam potongan besar ke bagian oklusal untuk pereduksian lebih lanjut. Sedikit yang mengetahui mengenai mekanisme mendasar mengenai pengontrolan lidah selama terjadinya aktivitas ini.
b. Aktivitas Otot Kontraksi otot yang mengontrol rahang selama proses mastikasi terdiri dari aktivitas pola asynchronous dengan variabilitas yang luas pada waktu permulaan, waktu puncak, tingkat dimana mencapai puncak, dan tingkat penurunan aktivitas. Pola aktivitas ditentukan oleh factor-faktor seperti spesies, tipe makanan, tingkat penghancuran makanan, dan faktor individu. Otot penutupan biasanya tidak aktif selama rahang terbuka, ketika otot pembuka rahang sangat aktif. Aktivitas pada penutupan rahang dimulai pada awal rahang menutup. Aktivitas dari otot penutup rahang meningkat secara lambat seiring dengan bertemunya makanan di antara gigi. Otot penutupan pada sebelah sisi dimana makanan akan dihancurkan, lebih aktif daripada otot penutupan rahang kontralateral.
MEKANISME MASTIKASI
Faktor-faktor di bawah ini akan dibahas secara singkat : 1. Temporomandibular joint 2. Peran Lidah 3. Peran palatum keras 4. Peran bibir dan pipi 5. Kontak oklusal antara gigi yang berlawanan 6. Pergerakan gigi individu
Temporomandibular joint (TMJ) Temporomandibular joint manusia mempunyai tiga tipe pergerakan : a. Sendi engsel sederhana seperti pergerakan membuka dan menutup mandibula sekitar poros horizontal khayal berlokasi di condylus mandibula. Pergerakan ini digunakan
selama menggigit makanan, dan hanya tipe pergerakan mandibula carnivora yang bisa. b. Pergerakan protrusi mandibula. Pergerakan ini digunakan pada tahap awal mastikasi dan dibuat oleh gerakan rotasi dan translasi condylus mandibula pada lereng posterior articular eminence tulang temporal. Saat protrusi, bagian incisal gigi incisivus akan kontak atau disebut juga menggigit kemudian memotong. c. Pergerakan mandibula lateral. Ini digunakan ketika makanan dikunyah antara gigi posterior dengan gerakan menggerinda. Pergerakan ini disertai pergerakan sendi engsel dengan cepat secara serempak menghancurkan makanan. Pergerakan menyamping hampir simetris di banyak individu, tetapi faktor seperti rasa sakit gigi bisa menyebabkan satu sisi lebih sering digunakan sehingga individu tersebut mempunyai kebiasan mengunyah unilateral (satu sisi).
Peran lidah Lidah mempunyai beberapa fungsi dalam proses mastikasi. a. Lidah dapat digunakan untuk menghancurkan makanan dengan menekan ke palatum keras dan pada fungsi ini dibantu oleh kekasaran palatum (rugae) dan permukaan dorsal lidah (papilla). b. Lidah mencampur makanan dengan saliva dan memindahkan makanan dari satu sisi mulut ke sisi lainnya, memilih permukaan oklusi yang layak dan memastikan semua bagian makanan dikunyah dengan baik. c. Ujung sensorik pada permukaan dorsal lidah dapat membantu membedakan antara bagian-bagian makanan siap ditelan dan bagian-bagian yang masih membutuhkan mastikasi lebih lanjut. Lalu dipindahkan ke orofaring. d. Lidah mempunyai fungsi higienis dengan cara menghilangkan sisa-sisa makanan diantara gigi dan vestibulum mulut (sweeping action).
Peran Palatum Keras Dengan kekasarannya, palatum keras dapat mencegah terjadinya pergeseran dan pemindahan makanan yang tidak terkontrol. Palatum keras merupakan permukaan yang ideal untuk merubah bentuk makanan dan dibantu oleh lidah. Luasnya jumlah bagian terakhir yang
sensitif pada palatum keras memegang peranan dalam mengukur kekasaran dari makanan dan mebantu lidah dalam menentukan porsi makanan yang siap untuk ditelan. Orang yang memakai gigi tiruan, terutama pada orang lanjut usia, biasa mengeluhkan terjadinya kehilangan sebagian pengecapan. Hal itu bisa dimungkinkan berhubungan dengan hilangnya rasa sentuhan terhadap tekstur makanan, karena nervus bagian terakhir tertutupi oleh landasan gigi tiruannya. Untuk alasan yang sama, orang menjadi tidak dapat menilai suhu makanan dan juga sensitivitas terhadap rasa pahit dan asam bisa tergangu.
Daftar Pustaka Bradley, RM. 1995. Essentials of Oral Physiology. Mosby. St. Louis. Rensburg, BGJ. 1999. Oral Biology. Quistessence Publ. Chicago.