PIUTANG DAGANG A.Pengertian Piutang
Dalam pengertian luas istilah piutang dapat dipakai bagi semua pihak atas uang, barang dan jasa. Namun demikian untuk tujuan akuntansi istilah ini pada umumnya diterapkan dalam pengertian yang lebih sempit yaitu untuk menjelaskan hak-hak yang diharapkan dapat dipenuhi dengan pengertian kas. Piutang adalah salah satu aktiva perusahaan yang dikelompokkan dalam aktiva lancar. Pada umumnya sebuah perusahaan terlibat dalam penjualan barang dan jasa. Cara pembayaran barang dan jasa tersebut yaitu dengan penjualan tunai dan juga sebagian besar secara kredit. Jika penjualan dilakukan dalam bentuk kredit maka akan meningkatkan piutang dagang bagi perusahaan tersebut. Bagaimana cara perusahaan mengelola piutang pada dasarnya bergantung pada tingkat penjualan kredit perusahaan. Penjualan secara kredit dilakukan untuk mempertahankan pelanggan-pelanggan yang sudah ada dan juga untuk menarik pelanggan baru bagi perusahaan. Persyaratan-persyaratan kredit mungkin berbeda dari satu jenis usaha ke jenis usaha lainnya. Tetapi untuk perusahaan perusahaan dalam jenis usaha yang sama biasanya memberikan persyaratan yang tidak jauh berbeda. Namun tentu saja dalam hal ini masih terdapat pengecualian karena seringkali supplier memberikan persyaratan yang begitu gampang kepada pelanggan tertentu baik dalam rangka membantu pelanggan tersebut maupun menariknya agar mau menjadi langganan tetap perusahaan. Penjualan kredit yang pada akhirnya akan menimbulkan hak penagihan atau piutang kepada langganan, sangat erat hubungannya dengan persyaratan kredit yang diberikan. Selain itu pengumpulan piutang juga sering tidak tepat pada waktu. Dengan demikian dibutuhkan kebijaksanaan pengumpulan piutang yang diatur dengan cara seefisien mungkin. Menurut tujuan akuntansi, istilah piutang pada umumnya diterapkan dalam pengertian yang sempit yaitu berupa klaim yang diharapkan akan diselesaikan melalui penerimaan kas. Semua piutang yang diharapkan akan tertagih menjadi kas dalam jangka waktu yang tidak lebih dalam 1 tahun.
Pengertian piutang menurut Indriyo dan Basri (2002;81) adalah meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap perorangan, organisasi, badan atau debitur lainnya. Piutang juga timbul dari beberapa jenis transaksi, yang paling umum adalah penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara kredit. Piutang merupakan suatu pos yang terdapat dalam kegiatan aktiva lancar yang dapat dengan cepat diuangkan menjadi kas. Dalam hal ini pemberian piutang ini akan banyak hal yang perlu diperhatikan yang sangat mempengaruhi utang dagang. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan tuntutan yang diharapkan dapat diterima dalam bentuk tunai berupa uang atau dapat disamakan dengan uang.
B.PIUTANG DAGANG Piutang dagang (Accounts Receivable atau Trade Receivable) adalah merupakan tagihan yang timbul atau diperoleh karena adanya kegiatan penjualan barang atau jasa secara kredit (tidak tunai). Piutang dagang timbul dari penjualan kredit barang atau Jasa yang merupakan usaha pokok perusahaan. Bila piutang timbul dari penjualan asset perusahaan, pemberian pinjaman kepada pihak tertentu maka piutang tersebut tidak termasuk golongan piutang dagang
KREDIT BCA Produk Kredit yang tersedia: *Kredit Pemilikan Rumah BCA (KPR BCA) * Kredit Pemilikan Rumah Xtra (KPR BCA Xtra) * Refinancing * Kredit Pemilikan Apartemen (KPA BCA) * Kredit Kendaraan Bermotor (KKB BCA) KPR BCA(Kredit Pemilikan Rumah BCA)
Memiliki rumah pribadi adalah impian semua orang. Hanya saja dana yang diperlukan tidaklah sedikit untuk mewujudkannya. BCA menawarkan alternatif pembelian rumah melalui KPR BCA yaitu pinjaman yang ditujukan untuk membiayai pembelian rumah/ruko baik dalam kondisi baru maupun bekas (second) untuk dimiliki/ditempati sendiri dan perbaikan rumah tinggal (renovasi). Persyaratan : 1.Pemohon adalah WNI dengan status karyawan tetap, pengusaha atau profesional. 2.Lama bekerja atau berusaha minimal 2 tahun. 3.Usia minimum pemohon adalah 21 tahun, dan usia maksimum pemohon pada saat kredit berakhir adalah 55 tahun untuk karyawan dan 60 tahun untuk pengusaha atau profesional 4.Angsuran (pokok + bunga) dari seluruh jumlah hutang yang ada (di BCA + bank lain) + permohonan baru, maksimal 1/3 kali dari gaji kotor pemohon/joint income suami-istri. 5.Pemohon wajib menutup asuransi (jiwa dan kebakaran) dengan syarat banker's clause. 6.Bersedia menandatangani perjanjian kredit dan APHT. 7.Pembayaran angsuran secara autodebet dari rekening Pemohon yang bersangkutan di BCA. 8.Mengisi formulir aplikasi dan melengkapi persyaratan dokumen yang dibutuhkan. **** bunga saat ini fix 3tahun 9,75% dan selanjutnya 11%
Mandiri telah Salurkan Kredit Rp78 Triliun AKARTA--MICOM: Sektor komersial dan bisnis PT Bank Mandiri Tbk telah berhasil menyalurkan Rp78
triliun kredit sampai dengan September 2010. Direktur Commercial & Business Banking Bank Mandiri Sunarso mengatakan, dengan pencapaian tersebut pihaknya yakin bisa mencapai target yang ditentukan perusahaan, yaitu sebesar Rp80 triliun. Sunarso menuturkan bahwa target penyaluran dari sektor komersial dan bisnis tersebut berasal dari kredit komersial Rp55 triliun dan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Rp 25 triliun, sehingga jumlah target mencapai Rp 80 triliun. Ia yakin dengan pencapaian Rp 78 triliun, target yang ditentukan perusahaan Rp 80 triliun dapat tercapai tahun ini. "Pokoknya tercapai target Rp 80 triliun," ujarnya di sela-sela acara media training Bank
Mandiri di Bandung, Jumat (15/10). Untuk tahun depan, Sunarso enggan mengungkapkan target pencapaian sektor yang ditanganinya tersebut Namun pihaknya berencana menambah jaringan mikro Bank Mandiri, yang terdiri dari penambahan 250 kantor cabang pembantu, 70 unit mikro, dan 200 kios mikro. Saat ini Bank Mandiri memiliki jaringan mikro yang terdiri dari 144 kantor cabanga pembantu, 891 unit mikro, dan 377 kios mikro. Sunarso memperkirakan, untuk satu unit mikro memerlukan investasi sekitar Rp10 milair-Rp15 miliar. Selain itu Bank Mandiri juga berencana memperbesar kontribusinya untuk sektor UMKM pada tahuntahun mendatang. Untuk itu Sunarso mengatakan bahwa pihaknya akan menggeser porsi penyaluran kredit korporasi dari 50% menjadi 40% dari total keseluruhan kredit yang disalurkan. "Kita tidak akan meninggalkan segmen corporate tapi akan menge rjakan sektor UMKM lebih agresif lagi," ujarnya. (OL-3)