DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 2 A.
Latar Belakang ............................................................................................ 2
B.
Sejarah Daerah Asal .................................................................................... 7
C.
Luas Wilayah ............................................................................................ 13
D.
Jumlah Penduduk ...................................................................................... 15
BAB II .................................................................................................................. 20 A.
Potensi Pariwisata ..................................................................................... 20
B.
Potensi Sumber Daya Alam ..................................................................... 28
C.
Potensi Sumber Daya Manusia ................................................................. 30
D.
Potensi Perdagangan, Perekonomian, dan Industri ................................... 37
E.
Potensi Kebudayaan .................................................................................. 52
BAB III ................................................................................................................. 58 A.
Visi dan Misi Menjadi Kepala Daerah ...................................................... 58
B.
Program Kerja Selama Menjabat Menjadi Kepala Daerah ....................... 58
1
BAB I
A.
Latar Belakang Kabupaten Probolinggo adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Timur, Indonesia dengan ibu kota dan pusat pemerintahan kabupaten berada di Kraksaan. Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang terletak di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur. Kabupaten ini dikelilingi oleh pegunungan Tengger, Gunung Semeru, dan Gunung Argopuro. Dilihat dari ketinggian berada pada 0-2500 m diatas permukaan laut dengan temperatur rata-rata 27’C – 30’C, dan lokasi Kabupaten Probolinggo yang berada di sekitar garis khatulistiwa, menyebabkan daerah ini mengalami perubahan iklim dua jenis setiap tahun, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Untuk musim kemarau berkisar pada bulan April hingga bulan Oktober dengan rata-rata curah hujan + 29,5 mm per hari hujan, sedangkan musim penghujan dari bulan Oktober hingga bulan April dengan rata-rata curah hujan + 229 mm per hari hujan. Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret dengan rata-rata curah hujan + 360 mm per hari hujan. Diantara dua musim tersebut terdapat musim pancaroba yang biasanya ditandai dengan tiupan angin kering yang cukup kencang yang berhembus dari arah Tenggara ke Barat Laut biasa disebut “Angin Gending” Kabupaten Probolinggo mempunyai semboyan "Prasadja Ngesti Wibawa". Makna semboyan ini diantaranya yaitu: Prasadja berarti : bersahaja, blaka, jujur, bares, dengan terus terang. Ngesti berarti: menginginkan, menciptakan, mempunyai tujuan, Wibawa berarti : mukti, luhur, mulia. Apabila beberapa kata diatas digabungkan, maka semboyan ini mempunyai makna: “Dengan rasa tulus ikhlas (bersahaja, jujur, bares) menuju kemuliaan.”
2
Visi dari Kabupaten Probolinggo adalah: “Terwujudnya Kabupaten Probolinggo yang sejahtera, berkeadilan, mandiri, berwawasan lingkungan, dan berakhlak mulia.” Sedangkan misi dari Kabupaten ini diantaranya yaitu: Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan daya saing daerah, pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan, dan optimalisasi pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia melalui peningkatan kualitas pelaksanaan otonomi daerah dalam penyelenggaraan kepemerintahan yang baik dan bersih Setiap daerah baik Kotamadya ataupun Kabupaten pasti mempunyai lambang atau simbolnya tersendiri. Begitu pula dengan Kabupaten Probolinggo, Kabupaten ini mempunyai lambang seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar. 1 Lambang Kabupaten Probolinggo
Makna dari lambang ini diantaranya yaitu:
Bintang berwarna kuning merupakan pertanda KETUHANAN YANG MAHA ESA.
3
Sungai sebagai pertanda “Sungai Banger”. Sebuah sungai yang semula memberi nama daerah Kabupaten ini pada zaman Bupati Probolinggo yang pertama Kiyai Tumenggung Djojolelono (tahun : 1746-1768).
Angin berwarna merah putih merupakan ciri khas dari daerah Kabupaten Probolinggo, yang terkenal dengan sebutan “ANGIN GENDING”. Angin yang arusnya sangat deras yang datang setiap musim kemarau dari arah tenggara.
Gunung, sebagai pertanda “GUNUNG BROMO”. Sebuah gunung di daerah Kabupaten Probolinggo, terletak di Pegunungan Tengger dalam sebuah kaldera yang luas dengan garis tengahnya kurang lebih 11 (sebelas) kilometer.
Sungai, sebagai pertanda “SUNGAI BANGER”. Sebuah sungai yang semula memberi nama daerah Kabupaten Probolinggo ini, pada zaman Bupati Probolinggo yang pertama : KYAI TUMENGGUNG DJOJOLELONO (Tahun 1746 – 1768).
Dataran tanah berwarna hijau, merupakan pertanda keadaan tanah daerah Kabupaten Probolinggo yang cukup subur.
Gelombang air laut, yang menunjukkan letak daerah Kabupaten Probolinggo di tepi pantai Selat Madura.
Daun anggur sebanyak 4 (empat) helai berwarna hijau muda, dengan buah anggur 17 (tujuh belas) buah menunjukkan hasil buah-buahan khas daerah Kabupaten Probolinggo (terkenal sejak tahun 1913).
Daun mangga sebanyak 5 (lima) helai berwarna hijau, dengan buah mangga 8 (delapan) buah, menunjukkan buah-buahan yang terkenal di seluruh Indonesia dan di sekitarnya serta merupakan buah-buahan khas daerah Kabupaten Probolinggo.
Pita dasar dengan warna putih berisi Semboyan “PRASAJA NGESTI WIBAWA”. Makna semboyan : PRASAJA, berarti : bersahaja, terbuka, jujur, beres dan terus terang. NGESTI, berarti : menginginkan, menciptakan dan mempunyai tujuan.WIBAWA, berarti : mukti, luhur dan mulia. “PRASAJA NGESTI WIBAWA”, berarti : Dengan rasa tulus ikhlas bersahaja, beres menuju kemuliaan.
4
Warna-warna yang digunakan dalam lambang ini juga mempunyai makna, diantaranya yaitu:
Warna Kuning berarti : Keagungan, Keluhuran, Kemuliaan.
Warna Biru berarti : Kesetiaan.
Warna Hijau berarti : Kesuburan, Kemakmuran. Berikut ini nama-nama Bupati yang pernah menjabat di Kabupaten
Probolinggo: Tahun Jabatan
Nama Bupati Kiyai Djojolelono
1746-1768
Raden Tumenggung Djojonegoro
1768-1805
Raden Tumenggung Tjondronegoro
1805-1808
Raden Tumenggung Djojodiningrat
1808-1810
Babah Tumenggung Han Kek Koo
1810-1813
Raden Tumenggung Soerjodiningrat
1813-1816
Raden Tumenggung Ario Notoadiningrat
1818-1821
Raden Tumenggung Pandji Notonegoro
1823-1837
Kiyai Tumenggung Wirjowidjojo
1837-1840
Raden Adipati Arioprawiroadiningrat
1840-1843
Raden Adipati Tjokronegoro
1843-1855
Raden Adipati Soerdjadinegoro
1855-1879
Raden Tumenggung Soerdjoningrat
1879-1888
Raden Tumenggung Widjojokusumo
1888-1894
Raden Tumenggung Soerengrono
1894-1901
Raden Tumenggung Abdoel Moegani
1901-1916
5
Raden Adipati Ario Nitinegoro
1916-1926
Raden Adipati Ario Poedjo
1930-1943
Raden Abdoel Rahim Pratolikromo
1943-1944
Mas Soedarnotoamidarmo
1944-1947
Raden Soedoet Alip
1947-1949
M. Soesilo Tondo Anudjojo
1949-1950
M. Soebandi Hadinoto
1950-1957
Ki. Ahmad Tahir Hadisuparto
1958-1960
Raden Lantip
1960-1966
H. Moehamad Ishak
1966-1973
Kol. Inf. H. Moehamad Soenjoto
1973-1978
Kol. Pol. HR. Soedirman Mertoadikusumo
1978-1983
Kol. Pol. H. Soetardjo
1983-1988
Kol. Pol. Soeprapto
1988-1991
Kol. Inf. Pamoedji
1993-1998
Kol. CZI Murhadi
1998-2003
Drs. H. Hasan Aminuddin
2003-2008
Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si
2008-2013
Hj. P. Tantriana Sari, SE
2013-2018
Tabel. 1 Daftar Bupati di Probolinggo
6
B.
Sejarah Daerah Asal Sejarah berdirinya Kabupaten Probolinggo pada hakekatnya dapat dilihat
dari dua perspektif. Perspektif pertama, yaitu saat terbentuknya kesatuan daerah/wilayah
pemerintahan
yang
dalam
perkembangannya
kemudian
dinamakan sebagai daerah Probolinggo yang statusnya ditetapkan sebagai suatu daerah dengan tingkat tertentu dalam struktur pemerintahan di Indonesia yang terdiri dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, maka perlu ditemukan mulai kapan terbentuk dan mulai disebutnya wilayah teritorial yang kemudian dinamakan daerah Kabupaten Probolinggo. Perspektif kedua, apabila status Probolinggo dalam struktur pemerintahan yang ada menjadi tolok ukur, mulai kapan struktur pemerintahan dengan level kabupaten
diimplemetasikan
di
Probolinggo.
Apabila
dicermati
dengan
menggunakan sumber-sumber sejarah secara saksama ternyata daerah atau wilayah yang kemudian disebut Kabupaten probolinggo baik secara kewilayahan maupun posisinya dalam struktur pemerintahan dalam perjalanan sejarah Indonesia itu mengalami proses dan perkembangan panjang. Kabupaten itu dari zaman ke zaman mengalami pasang surut atau perkembangan sangat dinamis. Informasi historis tentang Kabupaten Probolinggo ditemukan dalam ”Reis Van G.-G. Van Inhoff over Java in het Jaar 1746,” BKI, No.I, 1853; J. Hageman,Jcz, ”Namen der Gewestelijke Europesche gezaghebbers, enz.op Java en Madura,” TBG., Vol.XIII, (’s Hage:Martinus Nijhoff,1964), dan ”Geschied en Aardrijkskundig Overzigt van Java, op het Einde der Achttiende
Eeuw,”
TBG.,Vol.IX,(Batavia:Lange&Co,1860);
J.G.W.
Lekkerkerker, ”Probolinggo, Geschiedenis en Overlevering,” dalam De Indische Gids, (5 Jg,I,1931); J.K.J. de Jonge, De Opkomst van het Nederlandsch gezag over Java, Uitgeven door M.L. Van Deventer, deel.X & XI; Th. G. Th. Pigeaud, Java in The 14th. Century A Study in Cultural History I Javanese Texts in Trancription (The Hague : M. Nijhoff, 1960); Textes Et Documents Nousantariens : Babad Wilis; Babad Blambangan; Prasasti Surodakan (1447), Nagarakrtagama (1365), Serat Pararaton (1613), Serat Babad Momana, Babad
7
Tanah Djawi (1720), Pustaka Rajapuwara (lk. 1740), dan Arsip-arsip VOC (1733, 1737). Berdasarkan
perspektif
historisnya,
sejarah
berdirinya
Kabupaten
Probolinggo terbagi menjadi beberapa masa, diantaranya yaitu: a) Masa Kerajaan Singasari (1222-1292) Berdasarkan Prasasti Mula-Malurung, wilayah Probolinggo menjadi bagian dari Kerajaan Singosari dibawah Raja Saminingrat (Wisnuwardana) tahun 12481254. Wilayah itu menjadi bagian dari Lumajang yang diperintah oleh Nararya Kirana, raja bawahan Singasari hingga masa raja Kertanegara. (1254-1293). Pada periode itu, nama-nama daerah baik pada tingkatan dusun, wanua, kuwu, hingga watek masih belum muncul di wilayah Probolinggo. Status wilayah Probolinggo masih dibawah kendali raja bawahan Singosari di Lamajang. b) Masa Kerajaan Majapahit Abad XIV-XV Pada zaman pemerintahan Prabu Radjasanagara (Sri Nata Hayam Wuruk), Raja Majapahit yang ke IV (1350-1389), Probolinggo dikenal dengan nama “Banger”, yaitu nama sebuah sungai yang mengalir di tengah daerah. Banger merupakan pedukuhan kecil di bawah pemerintahan Akuwu di Sukodono. Nama Banger sendiri dikenal dari buku Negarakertagama yang ditulis oleh pujangga kerajaan Majapahit yang terkenal, yaitu Mpu Prapanca. Ketika seluruh Wilayah Nusantara dapat dipersatukan di bawah kekuasaan Majapahit tahun 1357 M (tahun 1279 Saka), Maha Patih Gajah Mada telah dapat mewujudkan ikhrarnya dalam Sumpah Palapa. Dalam upaya mendekatkan diri dengan rakyatnya,
Prabu Hayam Wuruk dengan didampingi Patih Amangku
Bumi Gadjah Mada melakukan perjalanan keliling ke daerah-daerah, antara lain Lumajang dan Bondowoso. Perjalanan tersebut dimaksudkan agar Sang Prabu dapat melihat sendiri bagaimana kehidupan masyarakat di pedesaan, sekaligus melihat sejauh mana perintahnya dapat dilaksanakan oleh para pembantunya. Perjalanan muhibah ini terlaksana pada tahun 1359 (tahun 1281 Saka). Dalam perjalanan inspeksi tersebut Prabu Hayam Wuruk singgah di desa Banger, desa Baremi, dan desa Borang. Desa tersebut sekarang ini menjadi bagian wilayah
8
administrasi Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo (Kelurahan Sukabumi, Mangunharjo, Wiroborang). Singgahnya Prabu Hayam Wuruk di desa Baremi, Banger dan Borang, disambut masyarakat sekitar dengan penuh sukacita. Pada hari Kamis Pahing (Respati Jenar) tanggal 4 september 1359 Masehi, Prabu Hayam Wuruk memerintahkan kepada rakyat Banger agar memperluas Banger dengan membuka hutan yang ada di sekitarnya, yang selanjutnya akan dijadikan sebagai pusat pemerintahan. Perintah itulah yang akhirnya menjadi landasan sejarah hari lahirnya Kota Probolinggo. Banger mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini ternyata menarik perhatian dari Bre Wirabumi (Minakjinggo), Raja Blambangan yang berkuasa. Hingga pada akhirnya Banger dapat dikuasai oleh Bre Wirabumi. Bahkan Banger pernah menjadi kancah perang saudara antara Bre Wirabumi (Blambangan) dengan Prabu Wikramardhana (Majapahit) yang dikenal dengan “Perang Paregreg”. Ketika rombongan Hayam Wuruk ini hendak melanjutkan perjalanan, beliau diliputi rasa sedih karena enggan untuk berpisah. Saat perpisahan diliputi rasa duka cita, bercampur bangga. Karena Hayam Wuruk junjungannya berkenan mengunjungi dan singgah berlama-lama di tempat ini. Sejak itu warga disini menandai tempat ini dengan sebutan "Prabu Linggih". Artinya tempat persinggahan Hayam Wuruk sebagai "Tamu Agung". Sebutan Prabu Linggih selanjutnya mengalami proses perubahan ucap hingga kemudian berubah menjadi "Probo Linggo". Maka sebutan itu kini menjadi Probolinggo. c) Masa Kerajaan Blambangan Abad XV-XVI Sejak Majapahit diperintah oleh Dyah Ranawijaya (1486-1527), nama Wirabhumi sudah tenggelam, sebagai gantinya muncul nama Blambangan dengan luas wilayah sebelah barat berbatasan garis Gunung Semeru-Tengge ke Selat Bali. Blambangan saat itu diperintah oleh Dinasti Mas Sembar yang masih di bawah kekuasaan Majapahit dengan ibukota Panarukan (1600 M.).1 Pada masa kejayaan Pangeran Tawangalun (Dinasti Mas Sembar) luas Blambangan mencakup batas barat Blitar-Malang ke Utara hingga Banger ke 1
Samsubur, Sejarah Blambangan, Banyuwangi, 1997.
9
Timur Selat Bali. Namun sejak akhir pemerintahan Tawangalun, sekitar tahun 1690 M. Luas wilayah Blambangan telah menciut. Beberapa wilayahnya melepaskan diri, termasuk di dalamnya Banger. d) Masa Kerajaan Supit Urang (Sengguruh) Abad XVI-XVII Kerajaan Supit Urang sering disebut Sengguruh.2 Sesudah runtuhnya kerajaan Majapahit pada 1527, di Sengguruh untuk beberapa lama masih berlaku kekuasaan keturunan patih Majapahit, yang (menurut Tome Pires sebagai Gusti Pate) pada hari-hari terakhir kerajaan itu masih berkuasa. Kerajaan-kerajaan di Jawa Timur, menurut penulis Portugis itu pada sekitar tahun 1515 diperintah oleh anak laki-laki Gusti Pate dari Sengguruh.3 Sengguruh tunduk pada kekuasaan maharaja Hindu. Pusat pemerintahannya terletak di bagian hulu sungai Brantas, di Malang Selatan. Menurut cerita tutur Jawa, di Sengguruh inilah terjadi pertempuran terakhir melawan tentara Islam oleh para pengikut atau keluarga patih Majapahit terakhir yang belum masuk Islam. Mengenai soal ini terdapat kesesuaian antara Serat Kandha, babad Sangkala, dan cerita tutur Jawa. Menurut Rouffaer, kerajaan itu merupakan kelanjutan dari kerajaan Singasari. Wilayahnya meliputi : Pasuruan, Malang dan Probolinggo. Beberapa ahli ada yang menduga bahwa pusat kerajaan ini di daera pegunungan Tengger. Sebuah kenyataan adalah bahwa hari-hari masa lalu di Probolinggo dalam keterangan sering muncul istilah kerajaan Supit Urang, dimana Probolinggo termasuk wilayahnya pada jaman dahulu. Kebanyakan orang yakin bahwa pusat kerajaan ini terletak di Tengger. e) Masa Kerajaan Surapati Abad XVII-XVIII Surapati, keturunan Bali, putra budak, bekas perwira dalam militer VOC, pada tahun 1686 mendirikan kerajaannya di Pasuruan. Wilayah ini membentang atas daerah Blambangan seperti Panarukan, Lumajang dan Malang; 4 jadi kerajaan 2
Legenda tentang Sengguruh tercatat dalam naskah Jawa, Codex LOr 3035 (Pegeaud, Literature Jil.III,Indeks), Lihat juga HJ.De Graaf & TH.Pegeaud,Kerajaan Islam Pertama di Jawa: Tinjauan Sejarah Politik Abad XV-XVI, (Leiden : KITLV, 1974), hal. 66 & 283. 3 Ibid., hal. 164-165. 4 Lekkerkerker, op. Cit., hal. 4.
10
ini juga mencakup Probolinggo. Kemudian (1717) Pasuruan kembali melepaskan diri, namun Probolinggo, Panarukan, Lumajang dan Malang tetap berada di tangannya. f) Masa Kerajaan Mataram Abad XVI-XVIII Pada Abad XVI-XVII, Kabupaten Probolinggo dikuasai Kerajaan Mataram setelah Sultan Agung melancarkan ekspansi terhadap wilayah Blambangan (1635).
Walaupun
Blambangan
kemudian
melancarkan
aksi-aksi
untuk
melepaskan diri dari kekuasaan Mataram bantuan dari Bali. Aksi-aksi tersebut baru dapat dipadamkan pada tahun 1640. Pada masa Kerajaan Mataram struktur pemerintahan pada dasarnya tidak berbeda dengan masa Majapahit. Raja sebagai penguasa tertinggi berada di pusat kerajaan, dibawahnya terdapat bupati wedana yang merupakan pengawas dan koordinator para bupati, bupati/adipati pengusa kabupaten, demang pemimpin kademangan, petinggi sebagai kepala desa dan pedukuhan yang dipimpin kepala dukuh. Wilayah Mataram dibagi dalam susunan: kraton, kuthagara (ibukota), negaragung, mancanegara (dan pasisiran). Mancanegara dan pesisiran dibedakan wetan dan kilen, dengan demikian terdapat mancangara wetan, mancanegara kilen, pesisiran wetan, pesisiran kilen.5 Posisi Probolinggo terletak di pesisiran wetan berdasarkan struktur yang ada. g) Masa VOC Abad XVIII Pada Masa VOC, berdasarkan data historis, penguasaan Belanda atas wilayah Probolinggo, bermula dari perjanjian tahun 1705. Untuk menumpas perlawanan Untung Suropati (1705), Pakubuwono I minta bantuan kepada Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Atas jerih payah membantu dalam Perang Suksesi Jawa I itu, VOC mendapat daerah Cirebon, Priangan, dan separo bagian Timur Pulau Madura. Selanjutnya setelah Perang Cina berakhir pada tahun 1743, seluruh daerah pantai Utara Jawa yang di dalamnya termasuk Probolinggo dan seluruh Pulau Madura jatuh ke tangan Kompeni.
5
G. Moedjanto, Konsep Kekuasaan Jawa Penerapannya Oleh Raja-raja Mataram (Yogyakarta: Kanisius, 1994), halaman 112
11
Ngabehi Djojolalono diangkat sebagai bupati pertama yang memerintah atas nama kompeni dari tahun 1746-1750.6 Dalam laporan Gubernur Jenderal Van Inhoff pada saat mengadakan pertemuan dengan Bupati Bangil, Pasuruan dan Probolinggo pada tanggal 26 April 1746 di Pasuruan, disebutkan bahwa Bupati Probolinggo (Ngabehi Djojolelono ?) telah memberi upeti kepada Belanda sebanyak 3 pikul beras.7 Sebagai penggantinya diangkat Nagabehi Poespo Kesoemo. Mengenai pergantian ini apakah karena pungutan tahunan yang tidak dapat dipenuhi oleh Bupati Djojolalono atau sebab-sebab lain, tidak ada sumber yang jelas. Pada tahun 1767 merupakan akhir dari masa pemerintahan Poespo Kesoemo. Ia diberhentikan dan ditahan oleh Kompeni dengan alasan telah melakukan tindakan yang kurang terpuji.8
Demikian halnya dalam kasus ini
alasan tindakan Kompeni terhadap pemecatan Poespo Kesoemo tidak disebutkan dalam beberapa sumber. Dimungkinkan bahwa Poespo Kesoemo telah berkomplot dengan Blambangan untuk menentang Kompeni.9
Penggantinya
Raden Tumenggung Djojonagoro atau disebut Kyai Sepuh berasal dari Surabaya dan memerintah Kabupaten Probolinggo selama 37 tahun (1768-1805). Menurut sejarah dan ceritanya nama Probolinggo digunakan sekita dekade ketujuh abad XVIII di bawah kepemimpinannya. Semula bernam Banger yang berarti tergenang. Untuk menyebut air yang menggenangi Kali Pancoran yang dipakai sebagai sarana irigasi pada saat itu.10 Orang-oran Madura yang banya bermigrasi ke daerah ini menyebut Banger, karena menurut pengertiannya adalah untuk menolak bencana. Alasan sederhana mengenai perubahan nama yang diketengahkan oleh J.G.W. Lekkerkerker hanyalah karena nama lama tidak cukup indah dan bagaimanapun juga nama Probolinggo lebih baik daripada Banger. Dalam sebuah kisah Probolinggo diterjemahkan sinar yang terang atau cahaya yang memancar.11
6
J. Hageman,Jcz, ”Namen der Gewestelijke Europesche gezaghebbers, enz.op Java en Madura,” TBG., Vol.XIII, (’s Hage:Martinus Nijhoff,1964),hlm. 262. 7 Lihat ”Reis Van G.-G. Van Inhoff over Java in het Jaar 1746,” BKI, No.I, 1853, hlm.363. 8 J.G.W. Lekkerkerker, ”Probolinggo, Geschiedenis en Overlevering,” dalam De Indische Gids, (5 Jg,I,1931), hlm.488. 9 J. Hageman,Jcz, ”Geschied en Aardrijkskundig Overzigt van Java, op het Einde der Achttiende Eeuw,” TBG.,Vol.IX,(Batavia:Lange&Co,1860), hlm. 275-277. 10 J.G.W. Lekkerkerker, op. Cit., hlm.485. 11 Ibid.
12
C.
Luas Wilayah Secara astronomis, Kabupaten Probolinggo berada pada posisi 7′ 40′-8′ 10′
Lintang Selatan (LS) dan 112′ 50′-113′ 30′ Bujur Timur (BT) yang terbentang dari daerah barat ke selatan mulai Kecamatan Tongas sampai Kecamatan Lumbang dan sebelah timur mulai Kecamatan Paiton hingga Kecamatan Tiris serta Kecamatan Krucil diposisi arah tenggara. Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Situbondo dan Jember terletak di bagian timur, wilayah Kabupaten Pasuruan terletak di bagian barat, wilayah Kabupaten Lumajang dan Malang terletak di bagian selatan, wilayah Selat Madura terletak di bagian utara, sedangkan di sebelah Utara bagian tengah terdapat Daerah Otonom yaitu Kota Probolinggo. Luas wilayah Kabupaten Probolinggo adalah 169.616,65 ha atau 1.696,17 km2 (1,07 % dari luas daratan dan lautan Propinsi Jawa Timur) yang terdiri dari lahan basah seluas 373.38 km2 dan lahan kering seluas 1,322.79 km2. Ataupun secara terperinci, luas wilayah Kabupaten Probolinggo ini terdiri dari:
Permukiman, seluas 147,74 km2
Persawahan, seluas 373,13 km2
Tegal, seluas 513,80 km2
Perkebunan, seluas 32,81 km2
Hutan, seluas, 426,46 km2
Tambak/Kolam, seluas 13,99 km2
Pulau Gili Ketapang, seluas 0,60 km2
Lain-lain, seluas 188,24 km2 Secara topografi, Kabupaten Probolinggo mempunyai ciri fisik yang
menggambarkan kondisi geografis, terdiri dari dataran rendah pada bagian utara, lereng-lereng gunung pada bagian tengah dan dataran tinggi pada bagian selatan, dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan tanah yang berbeda.
13
Bentuk permukaan daratan diklasifikasikan atas 3 (tiga) jenis, yaitu : Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian 0-100 M diatas permukaan air laut, daerah ini membentang di sepanjang pantai utara mulai dari Barat ke arah Timur kemudian membujur ke Selatan. Daerah perbukitan dengan ketinggian 100-1.000 M diatas permukaan air laut, daerah ini terletak di wilayah bagian Tengah sepanjang kaki Gunung Semeru dan Pegunungan Tengger serta pada bagian Utara sisi bagian Timur sekitar Gunung Lamongan. Daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 1.000 M dari permukaan air laut, daerah ini terletak di sebelah barat daya yaitu sekitar Pegunungan Tengger dan disebelah Tenggara yaitu di sekitar Pegunungan Argopuro. Untuk wilayah pegunungan terdiri dari Gunung Bromo, Widodaren, Gilap, Gambir, Jombang, Cemoro Lawang, Malang, Batujajar dan Argopuro.Sedangkan jumlah sungai yang ada di wilayah Kabupaten Probolinggo antara lain terdiri dari Sungai Pekalen, Pancarglagas, Krasak, Kertosuko, Rondoningo, Pendil, Gending, Banyubiru, Ronggojalu, Kedunggaleng dan Patalan. Sungai terpanjang adalah Rondoningo dengan panjang 95,2 Km, sedangkan sungai terpendek adalah Afour Bujel dengan panjang hanya 2 Km saja. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Probolinggo tersebut sangat dipengaruhi oleh iklim yang berlangsung tiap tahun. Adapun pembagian wilayah administratif, secara yuridis formal dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Probolinggo terdiri dari 24 kecamatan, 325 desa, 5 kelurahan, 1.642 Rukun Warga (RW), dan 5.864 Rukun Tetangga (RT). Beberapa kecamatan yang terdapat dalam kabupaten ini adalah Kecamatan Dringu, Kecamatan Gending, Kecamatan Leces, Kecamatan Bantaran, dll. Sedangkan beberapa kelurahan yang terdapat dalam kabupaten ini adalah Kelurahan Sidomukti, Kelurahan Semampir, Kelurahan Kraksaan Wetan, Kelurahan Patokan, dan Kelurahan Kandangjati Kulon.12
12
Kelurahan di Kabupaten Probolinggo hanya berjumlah 5 Kelurahan saja, yang terdapat di Kecamatan Kraksaan. Sedangkan di Kecamatan lainnya berupa desa
14
Beberapa desa yang terdapat dalam kabupaten ini adalah Desa Kalirejo, Desa Asembakor, Desa Rondokuning, Desa Lumbang, dan lain-lain. D.
Jumlah Penduduk Berdasarkan
perhitungan
Badan
Pusat
Statistik
(BPS)
Kabupaten
Probolinggo pada tahun 2008, jumlah penduduk Kabupaten Probolinggo sebanyak 1.092.036 jiwa. Jumlah penduduk ini terdiri atas 523.652 laki laki dan 568.384 perempuan. Tingkat pertumbuhan penduduk yaitu sebesar 1.01%. Adapun tingkat kepadatan penduduk rata rata yaitu 644 jiwa/km2 dengan tingkat kepadatan tertinggi terjadi di Kecamatan Sumberasih. Dan tingkat kepadatan terendah terjadi di Kecamatan
Sumber.
Mayoritas
penduduknya
beragama Islam
dengan
presentase sebesar 95.4%, Kristen atau Protestan sebesar 1,46%, Katolik sebesar 1,45%, Budha sebesar 0.08%, serta sebesar 1,5% beragama Hindu yang tersebar di kecamatan Sumber dan Sukapura. Adapun berdasarkan perhitungan BPS pada tahun 2010, jumlah penduduk di Kabupaten Probolinggo adalah 1,096,244 jiwa, yang terdiri atas 534,986 lakilaki dan 561,258 perempuan. Adapun jumlah sex ratio pada tahun ini adalah 95. Secara terperinci seperti pada tabel dibawah ini: Kecamatan
Jumlah Laki-laki
Jumlah Perempuan
Jumlah
Sex Ratio
Sukapura
9,652
9,919
19,571
97
Sumber
12,812
13,326
26,138
96
Kuripan
14,125
15,129
29,254
93
Bantaran
19,385
21,256
40,641
91
Leces
26,644
28,059
54,703
95
Tegalsiwalan
17,337
18,884
36,221
92
Banyuanyar
25,135
27,071
52,206
93
Tiris
31,173
32,231
63,404
97
Krucil
26,172
26,196
52,368
100
Gading
23,195
24,918
48,113
93
15
Pakuniran
20,677
21,567
42,244
96
Kotaanyar
17,111
18,020
35,131
95
Paiton
34,161
34,753
68,914
98
Besuk
21,999
23,659
45,658
93
Kraksaan
32,212
33,378
65,590
97
Krejengan
18,432
19,604
38,036
94
Pajarakan
16,259
17,408
33,667
93
Maron
29,984
31,880
61,864
94
Gending
19,143
19,955
39,098
96
Dringu
25,258
25,479
50,737
99
Wonomerto
18,776
19,793
38,569
95
Lumbang
15,105
15,910
31,015
95
Tongas
30,972
32,651
63,623
95
Sumberasih
29,267
30,212
59,479
97
534,986
561,258
1,096,244
95
Total
Tabel. 2 Jumlah Penduduk Kabupaten Probolinggo Hasil Sensus Penduduk 2010
Berdasarkan perhitungan BPS pada tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten Probolinggo adalah 1,127,950 jiwa. Terdiri atas penduduk laki laki sejumlah 550,473 jiwa dan penduduk perempuan sejumlah 577,477 jiwa. Pada tahun ini, tingkat pertumbuhan penduduk yaitu sebesar 0.73%, dengan kepadatan penduduk yaitu 665 jiwa/km2. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Sumberasih, yakni sebesar 2031.5 jiwa/km2. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk terendah terjadi di Kecamatan Sumber, yakni sebesar 188.9 jiwa/km2 .
16
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan di Kabupaten ini secara terperinci terlihat pada tabel berikut: Uraian TK TKLB RA Setingkat TK SD SDLB Kejar Paket A MI Ula Setingkat SD SMP SMPLB SMPT SD - SMTP Satu Atap Kejar Paket B MTs Wustho Setingkat SMP SMTA SMTALB SMP - SMTA Satu Atap SMK SMK Kecil Kejar Paket C MA Setingkat SMA
2011 17.687 13 10.337 28.037 103.190 81 568 34.852 3.455 142.146 26.072 28 289 1.172 1.197 18.542 3.725 51.025 9.697 12 1.538 10.719 0 669 8.891 31.526
2012 20.542 14 10.903 31.459 103.203 84 571 35.494 3.455 142.807 26.825 20 272 1.185 1.195 19.149 3.725 52.371 10.126 11 1.540 11.542 0 673 8.720 32.612
Tabel. 3 Perkembangan Pendidikan Dasar, Menengah Pertama dan Atas di Kabupaten Probolingo
17
Dari jumlah penduduk yang ada, sebagian besar terdiri dari suku Madura dan Jawa yang mayoritas beragama Islam dan didukung oleh adanya keberadaan sejumlah Pondok Pesantren yang tersebar di beberapa Kecamatan. Sedangkan di Kecamatan Sukapura dan Sumber terdapat kelompok penduduk yang mempunyai sifat sosial dan budaya khas, yaitu suku Tengger dengan sebagian besar penduduknya beragama Hindu. Adapun secara rinci, jumlah penduduk menurut agama di Kabupaten Probolinggo terlihat pada tabel berikut:
Kecamatan
Islam
Hindu Katholik Protesten Budha Lain-lain
Sukapura
12,179
8,058
61
72
6
0
Sumber
20,694
7,250
21
23
5
119
Kuripan
31,563
0
2
0
0
0
Bantaran
45,692
0
18
5
6
0
Leces
61,891
7
67
108
0
0
Tegalsiwalan
35,413
0
19
8
0
0
Banyuanyar
53,308
0
17
47
6
0
Tiris
66,151
2
7
24
0
0
Krucil
51,240
0
25
54
0
0
Gading
56,037
0
0
34
0
0
Pakuniran
50,134
0
48
26
0
11
Kotaanyar
38,313
6
68
0
0
0
Paiton
64,231
17
80
39
7
0
Besuk
50,838
2
30
4
4
0
Kraksaan
56,707
89
419
635
95
0
Krejengan
37,937
0
7
0
4
0
Pajarakan
33,207
0
0
163
14
0
Maron
62,677
0
20
68
0
0
Gending
43,891
0
0
323
0
0
Dringu
50,644
0
91
40
7
0
Wonomerto
39,188
0
5
24
0
0
Lumbang
33,710
2
4
26
0
0
Tongas
66,695
0
12
33
0
0
Sumberasih
64,134
0
0
21
0
0
1,021
1,777
154
130
Total
1,126,474 15,433
Tabel. 4 Penduduk Menurut Agama Kabupaten Probolinggo 2013
18
Berdasarkan karakteristik daerah,
±70 % mata pencaharian penduduk
bekerja di bidang pertanian, sedangkan untuk daerah pantai seperti di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Pajarakan, Kraksaan dan Paiton sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Dari perkembangan penyerapan tenaga kerja di bidang pertanian tersebut semakin lama peranannya cenderung menurun dan tergeser oleh sektor non pertanian seperti industri, perdagangan dan jasa yang cenderung meningkat.
19
BAB II
A.
Potensi Pariwisata Kabupaten Probolinggo mempunyai destinasi wisata yang menarik untuk
dikunjungi. Destinasi wisata ini sudah terkenal hingga ke mancangegara. Potensi pariwisata yang dikembangkan di Kabupaten ini yaitu berupa pariwisata alam, pariwisata budaya, dan pariwisata kuliner. 1) Pariwisata Alam Gunung Bromo Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai objek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah objek wisata, Gunung
Bromo
menjadi
menarik
karena
statusnya
sebagai gunung berapi yang masih aktif di Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Luma jang, dan Kabupaten Malang. Gambar. 2 Gunung Bromo yang terletak di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.Bagi penduduk Bromo, suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak Gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
20
Pantai Bentar Pantai Bentar terletak di tepi jalan raya Surabaya – Banyuwangi, tepatnya berada di Kecamatan Gending, sekitar 7 Km dari pusat kota Probolinggo. Pantai ini tidak terlalu ramai dikunjungi, tetapi menawarkan satu pemandangan yang indah dan menawan. Karena terletak bersebrangan dengan bukit dan hutan mangrove, menjadikan pantai ini serasa menyatu dengan alam yang hijau. Terdapat sebuah dermaga yang panjang kearah tengah laut dan bisa dilalui dengan aman, dan bisa menambah keindahan laut Bentar saat berada di ujung dermaga.
Gambar. 3 Pantai Bentar
Arung Jeram Sungai Pekalen (Songa Rafting) Sungai Pekalen, terletak 25 Km dari pusat kota Probolinggo. Sungai Pekalen memiliki landscape yang berbelok dan bertebing, dan masuk dalam 3 kawasan kecamatan yaitu Tiris, Maron dan kecamatan Gading. Lebih tepatnya, sungai ini terletak di dusun Angin-Angin, desa Ranu Gedang dan berakhir di dusun Gembleng, desa Pesawahan. Bentaran sungai yang bisa diarungi berjarak 29 Km dan terbagi atas 3 area. Dari keadaan alam ini, sungai Pekalen dimanfaatkan sebagai wana wisata yang bisa memacu adrenalin, yaitu, arung jeram atau rafting. Dengan background panorama yang indah, air terjun yang megah dan terdapat goa-goa kelelawar dan beberapa satwa langka di sana sininya, membuat arung jeram di Pekalen menjadi kegiatan yang luar biasa menyenangkan.
21
Gambar. 4 Para wisatawan menikmati arung jeram Pekalen (Songa Rafting)
Terdapat 3 rute dari masing-masing arus yang biasa dijadikan paket dalam arung jeram Pekalen, yaitu Sungai Pekalen atas berjarak 12 Km, Sungai Pekalen Tengah berjarak 7 Km dan Sungai Pekalen Bawah berjarak 10 Km. Masingmasing rute menawarkan berbagai keunikan tersendiri saat dilalui, seperti: pada Pekaleng bawah terdapat 32 jeram yang akan dilalui dan pada Pekalen atas, akan dijumpai 10 air terjun yang mempesona indahnya.Yang paling penting untuk diketahui adalah, semua paket yang ditawarkan dalam wana wisata arung jeram ini aman untuk dilakukan. Bagi mereka yang suka akan tantangan tapi tidak bisa berenang, jangan khawatir karena semua berada pada tangan-tangan profesional. Baik dari segi perahu, pelampung dan staff ahli yang mendampingi. Pengunjung hanya perlu tenang dan nikmati setiap gejolak adrenalin yang ada. Air Terjun Madakaripura Air terjun Madakaripura terletak di Desa Negororejo, Kecamatan Lumbang. Air terjun Madakaripura masih termasuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Air terjun Madakaripura berbentuk ceruk yang dikelilingi perbukitan yang meneteskan air pada seluruh bidang tebingnya, tiga di antaranya mengucur deras
dan
membentuk
air
terjun
lagi.
Gambar. 5 Pemandangan di Air Terjun Madakaripura
22
Air Terjun Madakaripura diyakini sebagai tempat meditasi terakhir Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit. Air terjun yang menjulang tinggi ini dijuluki air terjun abadi karena tidak pernah berhenti mencurahkan tirai air halus serupa curahan hujan bagi orang-orang yang dapat melintas di bawahnya. Lokasi air terjun spektakuler ini tersembunyi di ujung lembah yang dalam di kaki bukit Pegunungan Tengger. Berjarak sekitar 5 km dari lintas jalan raya menuju Bromo atau sekitar 45 menit waktu tempuh dari lokasi wisata Gunung Bromo ke arah Probolinggo (ke Utara). Jika dari pusat Kota / Kabupaten Probolinggo sekitar 30 km. Lokasi air terjun ini bisa dicapai dengan kendaraan. Jika perjalanan datang dari arah Probolinggo maka sesampai di Desa Sukapura akan ditemui pertigaan yang ditandai dengan plang besar. Jika ke ke kiri ke arah Gunuing Bromo dan yang ke kanan ke arah lokasi Air Terjun Madakaripura. Jarak dari pertigaan ini masih sekitar 4 km hingga tiba di pintu masuk lokasi air terjun. Kawasan Wisata Cikasa Obyek wisata ini terletak di Kawasan Gunung Argopuro, yang memiliki pemandangan sangat indah dan binatang-binatang lain seperti burung merak, ayam hutan, kijang, dan harimau. Sebagai penunjang kawasan obyek wisata tersebut, disekitar kawasan ini masih banyak obyek - obyek wisata yang cukup menarik yaitu: Obyek wisata Taman Hidup, Desa Bremi Kecamatan Krucil Ranu Segaran, Desa Segaran, Kecamatan Tiris, dan Sumber air panas dibalik Ranu Segaran
Gambar. 6 Wisata Taman Hidup
23
Pulau Gili Ketapang Gili Ketapang adala sebuah desa, atau lebih tepatnya pulau kecil di Selat Madura, tepatnya 8 Km di lepas pantai utara Probolinggo yang berlokasi di Kecamatan Sumberasih.Memiliki luas wilayah sebesar 68 hektar, dihuni oleh sebagian besar etnis Madura yang bermatapencaharian sebagai nelayan dengan kualitas hidup yang bisa disebut makmur. Pulau Gili Ketapang terhubung dengan Pulau Jawa, dan bisa diakses melalui pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo yang hanya berjarak sekitar 30 menit
perjalann.
Pulau
ini
masih terbilang pulau yang masih
perawan,
dimana
terdapat laut yang masih biru dan bebas pencemaran dan di dasar laut terlihat terumbu karang Gambar. 7 Panorama Pulau Gili Ketapang
yang
jernih
dan
berwarna-warni. Masyarakat sekitar Gili Ketapang meyakini bahwa desa Ketapang
awalnya menyatu dengan Pulau Jawa. Setelah gempa dasyat pasca letusan gunung Semeru, desa Ketapang terlepas dengan sendirinya dari Pulau Jawa. Karena itu nama Gili Ketapang berasal, dalam bahasa Madura, Gili memiliki arti mengalir, dan Ketapang adalah nama asli tempat tersebut. Perkebunan Teh Andung Biru Perkebunan teh Andung Biru yang terletak di Kecamatan Tiris – Kabupaten Probolinggo ini menjadi salah satu obyek wisata yang menawarkan suasana hijau khas perkebunan teh, dengan udara yang dingin dan sejuk serta pemandangan alam yang eksotis. Suasana Kebun Teh ini sangat memikat, karena kebun ini masih alami, dan masih jarang orang yang
menggunakannya
sebagai Gambar. 8 Perkebunan Teh Andung Biru
24
tujuan dari wisata, sarana dan prasarana juga belum lengkap, dan apabila anda berniat mengunjunginya kami menyarankan agar anda membawa perbekalan, karena disini belum ada warung atau toko yang menjual keperluan anda berwisata kesini. Kebun Teh ini sudah ada sejak tahun 1925, dengan luas sekitar 300 Hektar dengan jenis yang dihasilkan salah satunya adalah Teh Hijau. Anda bisa menikmati aroma daun teh yang segar dengan daerah perbukitan dan hijaunya pegunungan yang indah. Selain bisa menyaksikan para pemetik teh di sekitar perkebunan secara langsung, anda juga bisa ikut memetik dan melihat proses pembuatan teh untuk bisa langsung diminum. 2) Pariwisata Budaya Candi Jabung Candi Jabung terletak di Jabung Candi, Paiton, Probolinggo adalah Candi Hindu peninggalan kerajaan Majapahit. Meski hanya dari bata merah, candi Jabung terbukti mampu bertahan selama ratusan tahun. Menurut keagamaan,
Agama
Budha
dalam
kitab
Nagarakertagama Candi Jabung di sebutkan dengan nama Bajrajinaparamitapura. Dalam kitab Nagarakertagama candi Jabung dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada lawatannya keliling Jawa Timur pada tahun 1359 Masehi. Pada kitab Pararaton Gambar. 9 Candi Jabung
disebut
Sajabung
yaitu
tempat
pemakaman Bhre Gundal salah seorang keluarga raja.
25
Candi Kedaton Candi Kedaton adalah salah satu candi unik yang terbuat dari batu Andesit. Candi ini dibangun sekitar akhir abad XIV dengan bentuk yang unik dan pemandangan yang indah di sekitarnya. Candi Kedaton terletak di 60 km ke selatan dari Probolinggo, tepatnya di dusun Lawang Kedaton, desa Andungbiru, kecamatan Tiris.
Gambar. 10 Candi Kedaton di Desa Tiris
Candi Kedaton merupakan candi Hindu, yang berukuran 6 meter persegi dan memiliki tahun yang tertulis di tangga nya, sekitar 1292 Saka (1370 Masehi). Candi Kedaton memiliki 33 relief di kaki candi. Selain cerita tentang Garudeya, terdapat pula beberapa relief yang tertulis seperti, Arjunawiwaha dan Bhomakwya. Upacara Kasada Selain menyimpan keindahan tiada duanya, Bromo juga memiliki daya tarik budaya yakni Upacara Kasada sebagai persembahan kepada Sang Hyang Widhi dan
para
leluhur.
Tak
sedikit
wisatawan yang datang ke Bromo untuk menyaksikan upacara ini. Upacara Kasada adalah hari raya adat Suku Tengger yang digelar setiap hari ke-14 di bulan Kasada dalam penanggalan Jawa. Dalam Upacara
Kasada,
suku
Gambar. 11 Suasana Upacara Kasada
Tengger
26
melempar aneka sesajen berupa sayuran, buah-buahan, hasil ternak bahkan uang ke kawah Gunung Bromo. Suku Tengger sendiri adalah pemeluk agama Hindu lama. Tidak seperti umat Hindu lainnya yang beribadah di candi-candi, Suku Tengger justru melakukan peribadatan di punden, danyang dan poten. Nah poten inilah yang menjadi tempat diselenggarakannya Upacara Kasada. Poten merupakan sebidang tanah di lautan pasir di kaki Gunung Bromo dan terdisi dari beberapa bangunan dan ditata dalam suatu komposisi. Upacara Kasada dilakukan Suku Tengger sebagai bentuk rasa syukur atas hasil ternak dan pertanian yang melimpah, memohon agar dijauhkan dari malapetaka, serta yang utama adalah sebagai peringatan pengorbanan Raden Kesuma, anak Jaka Seger dan Lara Anteng, penguasa Suku Tengger di zaman dulu. 3) Pariwisata Kuliner Soto Kraksaan Selain mangga dan anggur sebagai produk unggulan, ada pula satu makanan yang menjadi icon kuliner di Kabupaaten Probolinggo ini, yaitu Soto Ayam Kampung Kraksaan atau lebih dikenal Soto Kraksaan. Dalam kuliner probolinggo ini sajiannya berisi daging ayam kampung, nasi atau lontong, tauge, yang disiram dengan kuah santan dan koya. Kliner probolinggo berupa soto kraksaan ini sudah sangat populer, Bahkan Pemkab Probolinggo menjadikannya sebagai kuliner khas Kabupaten Probolinggo dalam buku profilnya.
Gambar. 12 Soto Kraksaan yad
27
Nasi Glepungan Namanya cukup aneh, tetapi rasanya sangat lezat sekali. Nasi Glepungan biasanya terdiri dari ikan asin, lalapan, sambal pedas, nasi glepungan (sari-sari jagung), sayur kelor, tempe dan tahu penyet. Keripik Olok Olok, adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat Probolinggo untuk menyebut kepiting muda yang terdapar di pantai. Kepiting muda ini diolah dan diberi campuran udang dan bumbu. Kemudian dimasukkan lagi ke dalam cangkang kepiting yang berukuran besar. Cangkang dari kepiting muda ini masih lembut sehingga rasanya gurih. Probolinggo memang terkenal dengan kekayaan olahan lautnya, selain kepiting ada pula hidangan lain berbahan kerang simping. Ketak Kratok (Oncer) Makanan lain yang dapat dijumpai di Probolinggo adalah Oncer, dan ternyata Oncer ini masih banyak dijumpai di daerah Kecamatan Bantaran karena sebagian masyarakatnya masih mengkonsumsi Oncer. Makanan Oncer atau yang kerap disebut dengan sorghum atau jagung cantel. Sebagai lauknya yang khas yaitu mortes yang biasa disebut remis. Untuk Oncer, bisa juga diolah menjadi berbagai bahan makanan dan minuman. Untuk makanan pokok Oncer ini dijadikan nasi non beras dan rasanya juga tidak kalah dengan beras. Bisa pula diolah menjadi kudapan tape, selanjutnya dijadikan madu mongso,lupis dan mentuk. Untuk mimunan bisa dibuat menjadi dawet oncer dan cao oncer. B.
Potensi Sumber Daya Alam Kabupaten Probolinggo memiliki potensi sumberdaya alam (SDA) yang
besar, walaupun tidak mempunyai pendapatan dari subsektor migas (minyak bumi dan gas alam). Kabupaten Probolinggo yang mempunyai sektor dominan di subsektor non migas membuat Kabupaten Probolinggo berusaha meningkatkan pendapatan daerahnya dengan mengoptimalkan sumberdaya alam yang berpotensi untuk memacu pertumbuhan ekonomi dengan kabupaten-kabupaten lain yang ada di Provinsi Jawa Timur.
28
Potensi sumber daya alam yang terdapat di Kabupaten Probolinggo ini terbagi menjadi sebagai berikut: a) Potensi Sumber Daya Alam Diperbarui Adapun potensi sumber daya alam diperbarui di Kabupaten Probolinggo adalah sebagai berikut: Potensi perkebunan, sebagian besar terdapat di wilayah bagian selatan yaitu: tanaman semusim (tembakau, tebu, jarak, kapas, jahe) dan tanaman tahunan (kelapa, kopi, aren, asem, cengkeh, lada, kapuk randu, jambu mente, dan pinang) Potensi pertanian tanaman pangan, pada umumnya terdapat di wilayah utara (padi, jagung, kedelai, kacang tanah) dan tanaman holtikultura pada umumnya
terdapat
di
wilayah
selatan
(kentang,
kobis,
cabe,
durian,mangga). Potensi peternakan, sebagian besar terdapat di wilayah selatan antara lain: ternak besar (sapi, kuda, kerbau), ternak kecil (kambing, domba, babi) dan unggas (ayam ras, ayam kampung, itik, entok, kelinci). Potensi perikanan, antara lain kawasan perikanan darat (perikanan kolam dan keramba di Kecamatan Paiton, Krakasan, Pajarakan, Gending, Dringu, Tongas dan Sumberasih), dan kawasan perikanan laut di Kecamatan Paiton, Krakasan, Pajarakan, Gending, Dringu, Tongas, Sumberasih. Potensi hutan lindung, merupakan potensi yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Potensi ini telah ditetapkan sesuai dengan arahan RTRW Provinsi Jawa Timur. Perlindungan ini terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan plasma nutfah dan daerah pengungsian satwa. Di Kabupaten Probolinggo, potensi hutan lindung terletak di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Cagar Alam Pegunungan Argopuro.
29
b) Potensi Sumber Daya Alam Tidak Diperbarui Adapun potensi sumber daya alam tidak diperbarui di Kabupaten Probolinggo adalah sebagai berikut: Potensi pertambangan yang cukup besar produksinya, khususnya galian C, diantaranya yaitu: Batu Gunung, Pasir, Tanah Urug, dan Sirtu Potensi kawasan pertambangan dan energi berupa PLTU Paiton sebagai salah satu sumber energi listrik Jawa-Bali dan pertambangan gas bumi terbesar di Jawa Timur yang terdapat di kawasan pegunungan Hyang/ pegunungan Argopuro. C.
Potensi Sumber Daya Manusia Potensi sumber daya manusia di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat dari
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan sebaran Rumah Tangga Miskin (RTM). Indeks Pembangunan Manusia terdiri dari 3 komponen yaitu Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks Daya Beli Masyarakat. Mengenai IPM di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut : No 1. 2. 3. 4.
Indeks IPM Indeks Harapan Hidup Indeks Pendidikan Indeks Daya Beli
2008 61.44 59,27 62.91 62.15
2009 62.13 59,74 63.19 63.45
2010 62.99 60,22 64.98 63.78
2011 2012** 63.84 64,06 60.70 60,87 66.52 66,84 64.29 64,48
Tabel. 5 Besarnya Nilai IPM dan Komponennya Sumber : BPS Provinsi Jatim 2012 (Ket : ** Angka Sementara)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai IPM Kabupaten Probolinggo pada tahun 2008-2012 mengalami peningkatan, tetapi setiap tahunnya mengalami besar peningkatan yang berbeda-beda. Tahun 2008-2009 meningkat sebesar 0,69 lebih besar dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2009-2010 juga mengalami peningkatan sebesar 0,86 , pada tahun 2010-2011 mengalami peningkatan sebesar 0,85 dan tahun 2011-2012 mengalami peningkatan sebesar 0,22.
30
Adapun lebih jelas lagi, dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik. 1 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Probolinggo Tahun 2008-2012
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat nilai IPM dari Kabupaten Probolinggo dari tahun 2008-2012 mengalami peningkatan. Tetapi jika dibandingkan dengan IPM Jawa Timur, nilai IPM Kabupaten Probolinggo masih jauh dibawah angka IPM Jawa Timur. Hal ini mengindikasikan bahwa harus lebih banyak pembenahan dan peningkatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Probolinggo. Adapun potensi sumber daya manusia di Kabupaten Probolinggo juga dapat dilihat dari fokus kesejahteraan sosial dan ekonomi yang diukur dengan beberapa indikator sebagai berikut: Angka melek huruf Angka melek huruf Kabupaten Probolinggo tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tahun Angka melek huruf (%)
2008 78.24
2009 77.97
2010 82.06
2011 81.73
2012 82,94
Tabel. 6 Angka Melek Huruf Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 – 2012 Sumber: Dinas Pendidikan/BPS
31
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa proporsi penduduk Kabupaten Probolinggo yang melek huruf sempat mengalami penurunan mulai tahun 2008 dan 2009. Pada tahun 2010 angka melek huruf Kabupaten Probolinggo mengalami peningkatan signifikan menjadi 82,06%. Tetapi pada tahun 2011 kembali mengalami penurunan menjadi 81,73%. Dan pada tahun 2012 kembali naik menjadi 82,94%. Namun secara regional posisi Kabupaten Probolinggo selisih tipis di bawah Kabupaten Situbondo, dan masih sedikit di atas Kabupaten Bondowoso. Angka melek huruf Provinsi Jawa Timur adalah 87,80 persen pada tahun 2009 dan 88,34 persen pada tahun 2010.
Angka Angka rata-rata lama sekolah Angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tahun Angka rata-rata lama sekolah (SD s/d SMA)
2009 12,97
2010 12,78
2011 12,17
2012 12,09
Tabel. 7 Angka Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) Kabupaten Probolinggo Tahun 2009 – 2012 Sumber: Dinas Pendidikan/BPS
Dari tabel 7 diatas, dapat diketahui bahwa perkembangan rata-rata lama sekolah di Kabupaten Probolinggo dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2009, angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Probolinggo yaitu 12,97 tahun, tahun 2010 yaitu 12,78 tahun, tahun 2011 yakni 12,17 tahun, dan tahun 2012 meningkat menjadi 12,09 tahun. Walaupun begitu, data ini menunjukkan bahwa dari segi rata-rata lama sekolah Indeks Kualitas pembangunan Manusia di Kabupaten Probolinggo masih di bawah rata-rata lama sekolah di Provinsi Jawa Timur dan jauh tertinggal dibandingkan dengan Kabupaten dan Kota lainnya di Jatim.
32
Tingkat Pendidikan Adapun prosentase tingkat pendidikan di Kabupaten Probolinggo ini, secara terperinci terlihat pada tabel di bawah ini: Uraian
Laki-Laki Perempuan Laki + Perempuan
Tidak/Belum Pernah Sekolah
4.76
13.18
9.11
Tidak/Belum Tamat SD
28.28
27.09
27.66
Tamat SD/MI
31.51
35.24
33.43
Tamat SLTP sederajat
16.90
14.16
15.48
Tamat SLTA sederajat
14.91
7.88
11.28
Tamat Perguruan Tinggi
3.65
2.46
3.03
Tabel. 8 Tingkat Pendidikan Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 (Persen) (Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2013)
Berdasarkan tabel 8 diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Kabupaten Probolinggo masih tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya penduduk di Kabupaten ini yang hanya tamat SD/MI, dengan prosentase sebanyak 33,43%. Sedangkan penduduk yang tamat perguruan tinggi masih sangat minim, dengan prosentase sebanyak 3,03%
33
Kesehatan Adapun prosentase indikator kesehatan di Kabupaten Probolinggo ini, secara terperinci terlihat pada tabel di bawah ini: Indikator Kesehatan
2013
Persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan sebulan yang lalu
12.71
Persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan (dokter, bidan dan tenaga medis)
88.72
Persentase penduduk yang mengobati sendiri
49.15
Persentase penduduk yang mengobati sendiri dengan obat tradisional
18.77
Persentase penduduk yang mengobati sendiri dengan obat modern
87.04
Persentase penduduk yang berobat jalan
55.49
Persentase penduduk yang berobat jalan ke Puskesmas
19.81
Persentase penduduk yang berobat jalan ke Praktek Tenaga Kesehatan
61.22
Persentase penduduk yang rawat inap setahun terakhir
3.13
% Balita yang pernah mendapatkan imunisasi
96.58
% Balita yang pernah mendapatkan ASI
86.42
Tabel. 9 Statistik Kesehatan Kabupaten Probolinggo (Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2013)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa indikator kesehatan di Kabupaten Probolinggo sudah tergolong baik. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya penduduk yang sudah mengobati penyakitnya sendiri dengan obat modern dengan prosentase sebanyak 87,04%, dan banyaknya penduduk yang berobat jalan ke tenaga kesehatan dengan prosentase sebanyak 61,22%. Dalam bidang kesehatan ibu dan bayi, di Kabupaten Probolinggo ini sudah tergolong baik. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya penduduk perempuan yang melakukan persalinan dengan bantuan tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan tenaga medis) dengan prosentase sebanyak 88,72%, dan banyaknya balita yang sudah mendapatkan ASI dan imunisasi dengan prosentase sebanyak 86,42% dan 96,58%.
34
Hal ini mengindikasikan bahwa, mayoritas penduduk di Kabupaten Probolinggo sudah sadar akan pentingnya kesehatan bagi dirinya sendiri. Mereka sudah menggunakan jasa tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Probolinggo, serta menggunakan teknologi kesehatan yang tersedia. Penduduk di Kabupaten Probolinggo sudah menggunakan efektivitas dalam bidang kesehatan. Artinya, mereka sudah mengikuti perkembangan zaman, dan kualitas sumberdaya mereka akan baik. Penduduk di Kabupaten Probolinggo ini juga sudah sadar akan pentingnya kesehatan ibu dan bayi. Mereka sudah mempercayakan tenaga medis dalam melakukan persalinan, dan memperhatikan kesehatan buah hati mereka dengan cara memberikan ASI dan imunisasi yang lengkap. Hal ini mengakibatkan adanya kualitas sumberdaya manusia yang baik di generasi mendatang dengan tingkat kesehatan yang baik pula. Tingkat Kemiskinan Adapun prosentase tingkat kemiskinan di Kabupaten Probolinggo ini, secara terperinci terlihat pada tabel di bawah ini: Uraian
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Jumlah Penduduk Miskin
277,10
305,07
280,10
276,60
259,23
247,60
237,80
% Penduduk Miskin (P0)
26.58
29.23
26.82
25.23
23.48
22.15
21.12
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
4.11
4.78
4.74
4.32
4.00
3.42
3.34
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
0.98
1.11
1.21
1.12
0.98
0.81
0.81
154,46
178,71
225,15
255,76
280,10
303,48
328,40
Garis Kemiskinan (GK)
Tabel. 10 Prosentase Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) dan Garis Kemiskinan Kabupaten Probolinggo (Sumber: Data dan Informasi Kemiskinan, BPS)
35
Berdasarkan tabel 10 tersebut, menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di Kabupaten Probolinggo tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan dengan prosentasi jumlah penduduk miskin dari tahun 2007 sampai tahun 2013 mengalami penurunan. Terjadi peningkatan prosentase jumlah penduduk miskin yakni pada tahun 2008 dengan prosentase sebanyak 305,07%. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Probolinggo juga dapat dilihat pada prosentase indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan yang mengalami penurunan dari tahun 2007 sampai tahun 2013. Terjadi peningkatan prosentase pula pada kedua indeks tersebut. Terjadi peningkatan prosentase indeks kedalaman kemiskinan yakni pada tahun 2008, sebanyak 4,78%. Sedangkan peningkatan prosentase indeks keparahan kemiskinan terjadi pada tahun 2009 dengan prosentase sebanyak 1,21%. Pada prosentase garis kemiskinan (GK), dari tahun 2007 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan. Adapun yang dimaksud dengan garis kemiskinan yaitu tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi di suatu negara. Garis kemiskinan bisa disebut pula dengan batas kemiskinan. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk di Kabupaten Probolinggo sudah tergolong baik. Karena tingkat kemiskinan yang rendah, maka mayoritas penduduk di Kabupaten Probolinggo sudah mencapai tingkat kesejahteraannya. Sehingga, kualitas sumberdaya manusia akan menjadi lebih baik karena kesejahteraannya mencukupi. Angkatan Kerja Adapun jumlah penduduk di Kabupaten Probolinggo ini yang tergolong angkatan kerja, bekerja, pengangguran, bukan angkatan kerja secara terperinci terlihat pada tabel di bawah ini: Uraian
Laki-Laki
Perempuan
Total
Angkatan Kerja
369,088
239,190
608,278
Bekerja
353,721
234,346
588,067
Pengangguran
15,367
4,844
20,211
36
Bukan Angkatan Kerja
33,279
194,582
226,861
Jumlah Penduduk Usia Kerja
401,367
433,772
835,139
Persentase Bekerja
95.84
97.97
96.68
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
4.16
2.03
3.32
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
91.96
55.14
72.84
Tabel. 11 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Seminggu yang Lalu di Kabupaten Probolinggo, Agustus 2013 (Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2013)
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa penduduk di Kabupaten Probolinggo tergolong penduduk yang produktif dengan tingkat pengangguran rendah. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya penduduk yang bekerja, yakni sejumlah 588.067 orang dari 608.278 yang termasuk dalam angkatan kerja. Dengan prosentase bekerja sebesar 96,68% dari prosentasi tingkat partisipasi angkatan kerja yakni sebesar 72,84% Tingkat pengangguran yang rendah ditunjukkan dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam golongan pengangguran bisa dikatakan sedikit. Yakni sejumlah 20,211 orang dari 608.278 orang yang termasuk dalam angkatan kerja. Dengan prosentase tingkat pengangguran terbuka (TPT) yakni sebesar 3,32%. D.
Potensi Perdagangan, Perekonomian, dan Industri
1) Perdagangan Adapun potensi perdagangan yang ada di Kabupaten Probolinggo ini meliputi bidang pertanian, perkebunan, pertenakan, kehutanan, dan perikanan. Pada bidang pertanian, fokus kepada produksi tanaman pangan dan tanaman hortikultura (tanaman budidaya) yang meliputi sayur-sayuran dan buah-buahan. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, produktivitas tanaman pangan yakni meliputi padi sebesar 54,80 kw/ha, sehingga dengan luas panen 64.623 hektar produksinya mencapai 354.121,04 ton Pada tahun 2015 jumlah produksi jagung sebesar 247.316.6 ton, kedelai 344.998 ton, ubi kayu 102.869.8 ton, kacang tanah 20.098.6 ton, kacang hijau 3.583.4 ton, dan ubi jalar 7,5 ton. Dari beberapa tanaman tersebut, produksi terbanyak merupakan jagung
37
yan terdapat di Kecamatan Krucil. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Kecamatan
Rumah Tangga Tanaman Pangan Padi
Palawija
Sukapura
285
2.845
Sumber
220
3.089
Kuripan
4.860
6.154
Bantaran
4.776
6.682
Leces
3.901
4.745
Tegalsiwalan
3.348
4.137
Banyuanyar
5.433
6.188
Tiris
5747
9.472
Krucil
4.857
10.000
Gading
6.992
1.560
Pakuniran
4.373
1.351
Kotaanyar
5.329
1.768
Paiton
3.763
2.706
Besuk
2.647
559
Kraksaan
1.806
247
Krejengan
3.870
27
Pajarakan
1.627
293
Maron
5.408
2.659
Gending
1.900
677
Dringu
2.032
1.315
Wonomerto
7.332
7.394
Lumbang
5.927
6.459
Tongas
9.071
9.085
Sumberasih
5.529
4.778
100.943
94.199
Probolinggo
Tabel. 12 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Tanaman Pangan Menurut Kecamatan, 2013 (Sumber: Hasil Sensus Pertanian 2013)
38
Komoditas hortikultura andalan di Kabupaten Probolinggo antara lain bawang merah, cabe merah, cabe rawit, kentang, kubis, sawi, bawang daun, dan wortel. Produktivitas terbesar terletak pada tanaman bawang merah yang ada di Kecamatan Tegalsiwalan dan Kecamatan Dringu sebesar 44.020 ton, kentang 40.294 ton, kubis 17.893 ton, dan bawang daun sebesar 14.213 ton. Pada buahbuahan, produktivitas mangga pertahun sebesar 99.621 ton, pisang pertahun sebesar 11.278 ton, alpukat produksi pertahun sebesar 5.080 ton, durian produksi pertahun sebesar 2.464 ton, dan rambutan produksi per tahun sebesar 1.059,6 ton. Pada bidang perkebunan, berdasarkan data luas areal perkebunan yang ada di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2015, yang mempunyai areal terluas adalah perkebunan tembakau , yaitu sebesar 13.030 Ha dengan hasil produksi sebesar 14.721,21 ton. Diikuti oleh luas areal perkebunan kopi 5.925.19 ha dengan produksi sebesar 1.775,27 ton. Pada bidang perternakan, terdapat jumlah populasi sapi potong pada tahun 2015 sebanyak jantan 121.361 dan betina 134.888 ekor. Sapi perah 6.611 ekor, kambing 58.598 ekor, domba 77.487 ekor, kuda 599 ekor yang paling banyak terdapat di Kecamatan Sukapura sebagai sarana pariwisata. Sedangkan populasi unggas untuk Ayam Buras sebesar 664.887 ekor , ayam petelur 213.095, ayam pedaging 2.878.754 ekor, itik 90.638 ekor dan Itik Manila 17.114 kg, populasi ayam petelur terbanyak di kecamatan Tegalsiwalan 70.350 ekor untuk ayam pedaging ada di Kecamatan Wonomerto sebesar 876.379 ekor. Pada bidang kehutanan, berdasarkan Data Perum Perhutani KPH Probolinggo memperlihatkan bahwa hutan di Kabupaten Probolingg luasnya mencapai 84.264,8 ha, yang terdiri dari hutan produksi seluas 46.903.7 ha dan hutan lindung seluas 34.212 ha. Produksi kayu di Kabupaten Probolinggo didominasi oleh kayu pertukangan sebesar 15.322, dengan produksi kayu jati sebanyak 2 124 dan kayu rimba sebanyak 13.198.
39
Sedangkan dalam bidang perikanan, secara terperinci pada tabel dibawah ini: Tahun
Produksi Ikan (Kg)
Nilai Produksi (Rp.)
2007
9.267.300
42.079.625.000
2008
9.342.400
57.575.370.000
2009
9.417.800
63.074.238.000
2010
9.474.300
66.761.325.000
2011
9.550.200
67.818.083.000
2012
9.550.200
73.460.723.000
2013
9.665.200
76.102.630.000
Tabel. 13 Perkembangan Produksi Ikan Laut dan Nilainya (Sumber: Kabupaten Probolinggo Dalam Angka 2014)
40
Kecamatan
Rumah Tangga Budidaya Ikan
Bukan Ikan hias Laut
Tambak/ Air Payau
Kolam / Air Tawar
Sawah
Perairan Umum
Khusus Ikan Hias
Sukapura
1
0
0
1
0
0
0
Sumber
1
0
0
1
0
0
0
Kuripan
6
0
0
6
0
0
0
Bantaran
4
0
0
3
0
0
1
Leces
37
0
1
36
0
0
0
Tegalsiwalan
12
0
1
9
0
0
2
Banyuanyar
21
0
2
19
0
0
0
Tiris
10
0
0
10
1
0
0
Krucil
14
0
0
14
0
0
0
Gading
17
0
0
17
0
0
0
Pakuniran
8
0
0
8
1
0
0
Kotaanyar
5
0
0
5
0
0
0
Paiton
67
0
23
44
0
0
0
Besuk
0
0
0
0
0
0
0
Kraksaan
62
0
52
10
0
0
0
Krejengan
18
0
0
17
0
0
1
Pajarakan
83
0
56
27
1
0
0
Maron
40
0
3
35
0
2
0
Gending
226
1
188
38
0
1
1
Dringu
74
1
20
53
0
0
0
Wonomerto
0
0
0
0
0
0
0
Lumbang
6
0
0
4
0
0
3
Tongas
61
0
32
31
0
0
0
Sumberasih
25
0
15
9
0
0
1
Probolinggo 798 2 393 397 3 3 Tabel. 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Kecamatan dan Jenis Budidaya Ikan 2013 (Sumber: Hasil Sensus Pertanian 2013)
41
9
Volume (Kg)
Nilai ( 000 Rp.)
Jenis ikan 2012
2013
2012
2013
Bandeng
1.143.560
1.319.670
11.700.115
13.479.040
Belanak
150.140
101.310
807.550
528.525
Udang Windu
100.150
97.080
8.121.000
8.207.700
Udang Putih
62.740
162.820
1.645.500
6.287.900
Udang Werus/Api-api
226.360
339.310
4.658.810
9.374.990
Mujair
166.820
75.230
878.690
413.280
Kepiting
84.510
136.830
5.994.600
13.795.400
-
3.700
-
188.700
79.720
99.800
93.250
117.280
1.839.650
2.401.580
66.908.404
127.937.295
3.853.650
4.737.330
100.807.919
180.330.110
Kakap Rumput Laut Lain-Lain (termasuk Nila Merah) Jumlah/Total
Tabel. 15 Banyaknya Produksi Ikan Tambak, 2012-2013 (Sumber: Kabupaten Probolinggo Dalam Angka 2014)
Adapun dalam rata-rata harga eceran beberapa jenis barang, dapat dilihat pada tabel berikut: Jenis Barang
Satuan
2013
2014
Daging Ayam Ras
kg
26.313
26.111
Daging Sapi
kg
79.396
86.065
Susu Kental
kaleng (385 ml)
7.932
9.222
Minyak Goreng
kg
11.769
12.544
Gula Pasir
kg
11.994
10.793
Tepung Terigu
kg
8.167
8.090
42
Cabai Rawit
kg
24.417
25.875
Cabai Merah
kg
23.823
26.642
Telur Ayam Ras
kg
9.787
17.017
Ikan Kembung
kg
12.200
15.854
Tabel. 16 Rata-Rata Harga Eceran Beberapa Jenis Barang (rupiah), 2013-2014 (Sumber: BPS, Survei Harga Pedesaan)
Adapun jumlah pedagang besar di Kabupaten Probolinggo tahun 2015 sebesar 253 pedagang menengah 1.584 dan pedagang kecil 19.807, sedangkan sarana perdagangan seperti pasar terdapat 55 unit, Toko/kedai 15.297 dan warung 6.094. secara terperinci, dapat dilihat pada tabel dibawah ini Sarana Perdagangan
2011
2012
2013
2014
2015
Pasar
55
Toko
15.297
Kios
Data Belum Tersedia
Warung
6.094 21.466
Jumlah
Tabel. 17 Jumlah Sarana Perdagangan Menurut Jenisnya di Kabupaten Probolinggo, 2011-2015 (Sumber: Kabupaten Probolinggo dalam Angka 2016)
Dalam hal perdagangan beras dan gabah, banyaknya beras dan gabah yang dikelola oleh bulog yang dibeli dari petani tahun 2015, beras sebesar 309.086,11 ton, sedangkan gabah sebesar 33.057,80 ton. Persediaan beras di akhir tahun 2015 sebesar 11.228.342,40 ton dari stok awal tahun sebesar 35.868.273,65 ton. Pemasukan beras terbesar terjadi pada bulan Mei, yakni sebesar 15.182.175 ton. Kebijakan harga dasar gabah yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2015 yakni Rp. 3.700 per kg. Potensi kawasan perdagangan yaitu lebih dari sepuluh buah pasar yang terdiri dari sepuluh jenis pasar (pasar buah, pasar sayur, pasar buah-sayur, pasar hewan, pasar hewan dan umum, pasar induk, pasar ikan/daging, pasar palawija, pasar pelelangan ikan, pasar sayur, dan pasar umum), potensi pasar Semampir yang ada
43
di Kecamatan Kraksaan dan pasar kelas II yaitu 3 unit yaitu Pasar Maron, Pasar Leces, dan Pusat Perbelanjaan Kraksaan, potensi Pasar Bawang merah di Dringu. 2) Perekonomian Potensi perekonomian yang ada di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat dari pertumbuhan PDRB, pertumbuhan ekonomi, dan laju inflasi. Pertumbuhan PDRB Berdasarkan indikator PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu 5 (lima) tahun menunjukkan fluktuasi. Pada tahun 2007 mencapai angka sebesar 5,97 %, tahun 2008 turun menjadi 5.78 %, tahun 2009 turun menjadi 5.72 %, dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 6,19 %, sedangkan pada tahun 2011 meningkat lagi menjadi 6,23 % dan pada tahun 2012 mencapai 6,47 % (angka sementara). Menurunnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 dan 2009 disebabkan antara lain karena adanya dampak krisis moneter di tahun tersebut.
44
Uraian PDRB ADHB
Ket
2009
2010
2011
2012**
Juta Rupiah
13.196.219,85
14.896.373,69
16.761.960,78
18.849.107,52
PDRB Juta Rupiah 6.358.557,90 6.752.163,38 7.172.491,08 7.636.625,43 ADHK'2000 PDRB Perkapita Rupiah 11.022.140,09 12.350.009,86 13.818.944,20 15.453.119,42 ADHB PDRB Perkapita Rupiah 5.310.984,27 5.597.958,67 5.913.165,85 6.260.757,13 ADHK 2000 Tabel. 18 Pertumbuhan PDRB dan Pendapatan Per Kapita Tahun 2009-2012 (Sumber: B P S Kabupaten Probolinggo Tahun 2012)
Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi tersebut, secara langsung akan berdampak terhadap nilai pendapatan masyarakat. Dari tabel 17 dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 11.022.140,09. Pada tahun 2010 PDRB per kapita naik menjadi Rp. 12.350.009,85 yang berarti terdapat peningkatan sebesar 12,05 % dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp. 13.818.944,20 atau 12,29% dan pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp. 15.453.119,42 atau sebesar 11,83%. Selama kurun waktu lima tahun terakhir perekonomian Kabupaten Probolinggo selalu menunjukkan pergerakan yang positif dari tahun ke tahun, baik dilihat melalui PDRB atas dasar harga berlaku maupun PDRB atas dasar harga konstan. Pada tahun 2008 kegiatan ekonomi atas dasar harga berlaku di Kabupaten Probolinggo mampu menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 11.834 milyar, meningkat menjadi Rp. 13.196 milyar (2009); dan sebesar Rp. 14.896 milyar pada tahun 2010, kemudian pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 16.761 milyar dan pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp. 18.849 milyar.
45
Sektor Pertanian
2009 (Rp)
2010 %
(Rp)
%
2.295.577,54 36.10 23.693.375,28
Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan
80.914,81
1.27
1.160.120,73 18.25
2011
35.09
85.575,50
1.27
1.214.102,09
17.98
(Rp)
2012** %
(Rp)
2.422.055,11 33.77 2.482.613,21
87.316,16
1.22
90.110,27
1.291.886,93 18.01 1.379.523,30
% 32,88
1,26
19,23
Listrik,gas,& air bersih
47.937,72
0.75
50.851,47
0.75
54.010,44
0.75
57.374,03
0,8
Konstruksi
105.527,62
1.66
110.188,83
1.63
117.887,42
1.64
127.342,00
2
1.601.809,86
23.72
Perdagangan, hotel & restoran
1.452.259,96 22.84
1.762.627,71 24.57 1.941.027,00
27,06
Pengangkutan & komunikasi
405.876,77
6.38
452.085,72
6.70
509.848,04
7.11
567.810,53
8,38
Keuangan,sewa & jasa Perusahaan
301.812,18
4.75
323.446,30
4.79
351.782,36
4.90
383.105,62
5,34
Jasa-jasa
508.530,58
8
544.728,32
8.07
575.076,08
8.02
607.719,47
8,47
6.358.557,90
100
6.752.163,38
100
100
7.636.625,43
100
PDRB
Tabel. 19 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2009 s.d 2012 atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Probolinggo (Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo Tahun 2012)
Berdasarkan data dari tabel 18 diatas, sektor pertanian dan perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB tahun 2009-2012 atas harga konstan (Hk). Pada tahun 2009, kontribusi sektor pertanian dalam PDRB berada pada angka 36,10%. Tahun 2010 kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan menjadi dan 35,09 %. Pada tahun 2011, sektor pertanian kembali mengalami penurunan hingga menjadi 33,77% dan pada tahun 2012 menjadi 32,88% (angka sementara). Sementara sektor listrik, gas, dan air bersih
46
masih menyumbang kontribusi terkecil dari semua sektor, di mana hingga pada tahun 2012 masih berada pada angka 0,80% (angka sementara). Sektor
2009
2010
2011
2012**
(Rp)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
4.124.889,15
31.26
4.531.452,12
30.42
5.015.957,47
29.92
5.576.625,88
29,59
120.243,04
0.91
131.586,29
0.88
141.199,54
0.84
151.736,07
0,81
2.472.585,04
18.74
2.805.377,05
18.83
3.179.860,63
18.97
3.615.821,29
19,18
92.101,63
0.70
100.185,89
0.67
107.588,30
0.64
115.627,29
0,61
323.564,62
2.45
363.572,13
2.44
418.161,76
2.49
464.345,88
3,92
Perdagangan, hotel & restoran Pengangkutan & komunikasi Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan Jasa-jasa
3.716.407,37
28.16
4.308.485,95
28.92
4.904.040,70
29.26
5.550.970,63
29,45
758.978,97
5.75
869.999,52
5.84
993.340,16
5.93
1.124.629,62
5,97
549.286,97
4.16
618.367,95
4.15
703.855,47
4.20
803.908,45
4,26
1.038.163,78
787
1.167.346,81
7.84
1.297.956,75
7.74
1.445.442,41
7,67
PDRB
13.196.219,85
100
14.896.373,69
100
16.761.960,78
100
18.849.107,52
100
Pertanian Pertambangan & penggalian Industri pengolahan Listrik,gas & air bersih Konstruksi
Tabel. 20 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2009 s.d 2012 atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Probolinggo (Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo Tahun 2012)
Berdasarkan data tabel 2.9 di atas, sektor pertanian dan perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB tahun 2009-2012 atas dasar harga berlaku (Hb). Pada tahun 2009, kontribusi sektor pertanian dalam PDRB berada pada angka 31,26%. Tahun 2010 kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan menjadi 30,42%. Pada tahun 2011, sektor pertanian kembali mengalami penurunan hingga menjadi 29,92% dan pada tahun 2012 menjadi 29,59% (angka sementara). Sementara sektor listrik, gas, dan air bersih masih menyumbang kontribusi terkecil dari semua sektor, di mana hingga pada tahun 2012 masih berada pada angka 0,61% (angka sementara).
47
Pertumbuhan Ekonomi Secara umum laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo dalam lima tahun terakhir berada pada rentang stagnasi, artinya kondisi perekonomian di Kabupaten Probolinggo tetap dapat memberikan pertumbuhan yang positif akan tetapi kenaikannya tidak terlalu mencolok, tidak bisa selalu di atas tingkat inflasi dan masih di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi regional Jawa Timur. Mulai tahun 2008 sampai dengan 2012 tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami naik turun, yakni 5,78% pada tahun 2008, turun menjadi sebesar 5,72% tahun 2009 sedangkan pada tahun 2010 terjadi kenaikan yang cukup signifikan menjadi 6,19%. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo sebesar 6,23% sedangkan di tahun 2012 mengalami peningkatan pertumbuhan menjadi sebesar 6,47% menurut data sementara dari BPS Provinsi Jawa Timur. Kondisi ini tentunya cukup menggembirakan dan menandakan bahwa perkembangan perekonomian di wilayah Kabupaten Probolinggo sudah mulai kembali pada jalur yang sesuai dengan harapan. Namun demikian masih diperlukan upaya-upaya yang lebih baik di dalam upaya percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Probolinggo agar dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru guna mengatasi tingginya laju pertumbuhan angkatan kerja serta mengatasi pengangguran yang ada. Selanjutnya kecenderungan laju pertumbuhan ekonomi sejak 2008-2012 adalah sebagaimana pada grafik di bawah ini:
Grafik. 2 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kab.Probolinggo Tahun 2008 – 2012
48
Dari grafik diatas dapat dilihat perkembangan pertumbuhan ekonomi kabupaten probolinggo dari tahun ke tahun di bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Kecenderungan pertumbuhan ekonomi kabupaten Probolinggo mengalami
peningkatan.
Tetapi
antara tahun 2008-
2009
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo mengalami penurunan 5,78 (2008) dan 5,01 (2009). Sedangkan pada tahun 2010- 2012 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolingo mengalami peningkatan yang signifikan, 6,19 (2010); 6,23 (2011); dan 6,47 (2012). Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo secara umum masih di bawah Jawa Timur. Kecuali pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo lebih tinggi 0,71. Laju Inflasi Kabupaten Probolinggo cukup berhasil dalam menekan laju inflasi pada tahun 2010. Berdasarkan angka inflasi di Kabupaten Probolinggo tercatat sebesar 6,30% dan berada di bawah tingkat inflasi Provinsi Jawa Timur yang tercatat sebesar 6,96%. Nilai inflasi rata-rata Kabupaten Probolinggo tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Uraian 2008 2009 2010 2011 2012** Inflasi 9,02 5,48 6,30 5,93 5,62 Tabel. 21 Nilai Inflasi Rata-rata Tahun 2008-2012 Kabupaten Probolinggo (Sumber: BPS Kab. Probolinggo Tahun 2012 (diolah))
Grafik.
49
Dari tabel 20 dapat dilihat bahwa nilai inflasi rata-rata Kabupaten Probolinggo pada tahun 2008-2009 mengalami penurunan sebesar 3,72%. Pada tahun 2009-2010 nilai rata-rata inflasi Kabupaten Probolinggo mengalami peningkatan sebesar 0,82%. Faktor penyebab inflasi pada tahun 2010 baik nasional, regional Jawa Timur maupun Kabupaten Probolinggo diantaranya dipengaruhi oleh terjadinya kondisi iklim ekstrim dan tidak menentu atau anomali cuaca, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada awal tahun 2010, dan kenaikan harga bahan makanan yang disebabkan banyaknya kegagalan panen menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas, hal tersebut menyebabkan terjadinya kenaikan inflasi pada tahun 2010. Angka inflasi Kabupaten Probolinggo juga mengalami penurunan di Tahun 2011 menjadi sebesar 5,93% dan menurut angka sementara dari BPS Provinsi Jawa Timur inflasi Kabupaten Probolinggo tahun 2012 adalah sebesar 5,62 %.
Grafik. 4 Grafik Laju Inflasi Kab.Probolinggo-Prov Jawa Timur Tahun 2008-2012
Grafik diatas menggambarkan laju inflasi Kabupaten Probolinggo di bandingkan dengan laju inflasi provensi Jawa Timur. Dari grafik tersebut dapat diamati bahwa pada tahun 2009 laju inflasi Kabupaten Probolinggo jauh lebih besar dari Provinsi Jawa Timur. Sedangkan pada tahun 2010- 2011 laju inflasi Kabupaten Probolinggo memiliki nilai yang hampir sama dengan nilai inflasi di Provinsi Jawa Timur. Hal ini menunjukkan dengan bertambahnya tahun Kabupaten Probolinggo banyak pembenahan terutama dari struktur ekonomi sehingga dapat menekan nilai inflasi yang ada. Pada tahun 2012 laju inflasi
50
Kabupaten Probolinggo kembali berada di atas Provinsi Jawa Timur berdasar angka sementara dari BPS. 3) Industri Industri yang terdapat di Kabupaten Probolinggo ini terdiri dari industri kecil, industri kerajinan, dan industri menengah. Adapun industri kecil dan kerajinan meliputi: industri konvensi di Kecamatan Tongas,dan industri kerajinan meubel di Kecamatan Tongas dan Dringu. Sedangkan industri menengah dan pergudangan terdapat di sepanjang jalur Pantura, terutama di Kecamatan Tongas, Dringu dan Paiton. Adapun industri besar di Kabupaten Probolinggo, yang terdiri dari pabrik atau perusahaan yang sudah terkenal di negeri ini diantaranya yaitu: Pabrik Gula (PG) Wonolangan di Kecamatan Dringu, PT. Sasa Inti di Kecamatan Gending, PT. Gudang Garam. Tbk di Kecamatan Paiton dan Perusahaan Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton di Kecamatan Paiton. PG Wonolangan memproduksi gula pasir dengan bahan baku tebu, yang diperjualbelikan di Kota dan Kabupaten Probolinggo. Sedangkan PT. Sasa Inti memproduksi bumbu penyedap dan produk olahan makanan yang wilayah pemasarannya sudah di seluruh Indonesia. PT. Gudang Garam. Tbk memproduksi rokok dengan bahan baku tembakau yang wilayah pemasarannya sudah sampai internasional (komoditas ekspor ke mancanegara). Serta PLTU Paiton menghasilkan aliran listrik untuk wilayah Jawa dan Bali, dengan sumber energi utamanya yaitu batu bara. Berdasarkan hasil Survei Industri Besar Sedang 2015 di Kabupaten Probolinggo, menunjukkan bahwa pada tahun 2015 keadaan industri Pengolahan didominasi Industri Pengolahan Sedang sebanyak 32 dengan Tenaga Kerja mencapai 1.196 orang, untuk Industri Besar sebanyak 14 Unit dengan menyerap tenaga kerja sebesar 6.507 seperti yang tertera pada Tabel 22.
51
Klasifikasi Industri
Perusahaan
Tenaga
Nilai
Kerja
Produksi
Industri Pengolahan Besar
14
6.507
0
Industri Pengolahan Sedang
32
1.196
0
Total
46
7.703
0
Tabel. 22 Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja, dan Nilai Produksi Menurut Klasifikasi Industri di Kabupaten Probolinggo 2015 (Sumber: Survei Perusahaan Manufaktur Tahunan)
E.
Potensi Kebudayaan Kabupaten Probolinggo mempunyai berbagai macam kebudayaan yang
beraneka ragam dan berpotensi untuk dilestarikan dan diperkenalkan di dunia internasional. Kebudayaan yang dimiliki Kabupaten ini terdiri dari: tari glipang, ludruk, tradisi ngiring kucing, upacara tugel kuncung dan tugel tombak, wayang topeng, dan upacara kasada. Tari Glipang Tari Glipang lahir di Desa Pendil, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo dikenal
ini
sudah
masyarakat.
lama Tari
Glipang berasal dari kebiasaan masyarakat.
Kebiasaan
yang
sudah turun temurun tersebut akhirnya menjadi tradisi. Pak Parmo yang merupakan cucu dari pencipta Tari Glipang ini mengatakan
Gambar. 13 Tari Glipang
bahwa “Glipang” bukanlah nama yang sebenarnya dari tarian tersebut. Awalnya nama tari ini adalah “Gholiban” berasal dari bahasa Arab yang berarti kebiasaan. Musik tradisional Glipang adalah instrumen utama pengiring tarian ini. Tari Glipang adalah tarian yang menggambarkan tentang gagahnya seorang pemuda yang sedar berlatih keprajuritan.
52
Ludruk Ludruk merupakan suatu bentuk pementasan drama kehidupan yang disajikan dengan pendekatan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Timur pada umumnya. Ludruk tumbuh dan berkembang hampir di semua daerah Jawa Timur bagian Timur termasuk di daerah Probolinggo. Tampilan ludruk khas Probolinggo memiliki perbedaan dengan ludruk-ludruk lainnya, yakni pada bahasa yang dipakai. Ludruk Probolinggo menggunakan bahasa Jawa Ngoko yang dicampur dengan bahasa Madura Pesisiran, baik dalam bentuk kidungan maupun dialog para pemainnya. Tradisi Ngiring Kucing Tradisi Ngiring Kucing adalah tradisi masyarakat Probolinggo, tepatnya suku Tengger yang mendiami wilayah Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber. Tradisi ini merupakan upacara adat dengan memandikan seekor kucing hitam untuk memohon kepada Sang Hyang Widi Wasa untuk menurunkan hujan di Desa Tengger agar petani bisa memulai proses bercocok tanam. Kucing berbulu hitam sebagai salah satu perlengkapan upacara merupakan lambang mendung hitam. Masyarakat berharap melalui doa yang mereka panjatkan, awan segera menyelimuti kawasan di atas desa mereka hingga akhirnya turun hujan.
Gambar. 14 Tradisi Ngiring Kucing
Pada akhir prosesi, dukun desa yang memimpin jalannya upacara akan memandikan kucing dengan air kembang dan dawet atau cendol. Sementara itu, warga yang membawa dawet untuk didoakan, meminum dawet itu bersama-sama. Sebagian besar warga Tengger bermata pencaharian sebagai petani sayur, diantaranya adalah petani kentang, kubis, dan bawang. Upaca ini telah dilakukan selama berpuluh-puluh tahun.
53
Upacara Tugel Kuncung dan Tugel Gombak Upacara Tugel Kuncung dan Tugel Gombak juga merupakan salah satu upacara tradisional yang diselenggarakan oleh masyarakat Tengger di Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo. Upacara ini diadakan untuk anak laki-laki yang berumur empat tahun, yang siap untuk melakukan khitan. Proses pertama yang dilakukan adalah memotong rambut dahi dari anak laki-laki yang mengikuti jalannya upacara, untuk mendapatkan berkat dan kesejahteraan dari Tuhan. Sementara itu, Tugel Gombak adalah upacara untuk anak perempuan. Upacara ini wajib bagi masyarakat Tengger
dan
yang
akan
selalu
diadakan sekali dalam seumur hidup. Sebelum
upacara,
masyarakat
menggelar doa bersama di Pura setempat. memimpin memotong
Lalu,
dukun
yang
ini
akan
upacara rambut
para
peserta
Gambar. 15 Tradisi Tugel Gombak
inisiasi. Masyarakat setempat percaya bahwa Tugel Kuncing dan Tugel Gombak dilakukan untuk melempar nasib buruk jauh dari remaja pubertas, dan diharapkan mereka akan terhindar dari berbgaia rintangan hidup dan memiliki kemakmuran di masa depan Wayang Topeng Wayang Topeng adalah bentuk lain dari pertunjukkan wayang di Jawa Timur. Wayang
Toperng
berkembang
di
Malang, Probolinggo, Situbondo, dan Sumenep. Acara in
seperti boneka
manusia, yang dimainkan oleh seniman topeng menggunakan pemain manusia. Cerit itu sendiri didasarkan pada cerita klasik Mahabarata dan Ramayana.
Gambar. 16 Wayang Topeng
54
Upacara Kasada Upacara Kasada adalah hari raya adat Suku Tengger yang digelar setiap hari ke-14 di bulan Kasada dalam penanggalan Jawa. Dalam Upacara Kasada, suku Tengger melempar aneka sesajen berupa sayuran, buah-buahan, hasil ternak bahkan uang ke kawah Gunung Bromo
Gambar. 17 Suku Tengger membawa sesajen untuk dilempar di Kawah Gunung Bromo
Sesajen yang dibawah untuk sesembahan bukanlah sesajen biasa. Sesajen haus disiapkan beberapa hari sebelumnya dan dirapal mantra terlebih dahulu oleh dukun atau tabib. Dukun dan tabib yang berhak merapal mantra hanyalah dukun atau tabib yang dinyatakan llus tes mantra oleh tetua desa. Suku Tengger sendiri adalah pemeluk agama Hindu lama. Tidak seperti umat Hindu lainnya yang beribadah di candi-candi, Suku Tengger justru melakukan di punden,
danyang,
dan
poten.
Poten
inilah
yang
menjadi
tempat
diselenggarakannya Upacara Kasada. Poten merupakan sebidang tanah di lautan sapasir di kaki Gunung Bromo dan terdiri dari beberapa bangunan dan ditata dalam suat komposisi. Upacara Kasada dilakukan Suku Tengger sebagai bentuk rasa syukur atas hasil ternak dan pertanian yang melimpah, memohon agar dijauhkan dari malapetaka, serta yang utama adalah sebagai peringatan pengorbanan Raden Kesuma, anak Jaka Seger dan Lara Anteng, penguasa Suku Tengger di zaman dulu.
55
Dalam
upacara
Kasada,
masyarakat Tengger berkumpul dengan membawa hasil bumi dan peternakan yang ditata di tempat bernama ongkek. Mereka berbondong-bondong membawa sesajen ini ke kawah Gunung Bromo
untuk
kemudian
dilemparkan ke dalamnya.
Gambar. 18 Sesajen dilempar ke dalam Kawah Gunung Bromo
Uniknya, Upacara Kasada ini juga dimanfaatkan pengemis dan warga suku Tengger yang tinggal di pedalaman untuk berebut mendapatkan ongkek yang berisi sesajen tadi. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang sengaja datang jauhjauh hari dan membuat tempat tingggal sementara di Gunung Bromo. Terdapat beberapa tahapan uang harus dilalui warga Suku Tengger supaya Upaca Kasada ini berlangsung khidmad. Upacara Kasada dimulai dengan pengukuhan sesepuh Tengger. Lalu ada pula pagelaran sendratari yang mengisahkan kehidupan Rara Anteng dan Jaka Seger di Desa Ngadisari. Upacara Kasada juga menjadi salah satu tes yang harus dilalui calon dukun. Jika calon dukun ini melakukan kesalahan dalam prosesi Upacara Kasada, mama ia akan gagal ditunjuk sebagai dukun. Upacara
Kasada
dilanjutkan
tepat
malam,
dimana
dukun
dan
tengah pelantikan
pemberkatan
masyarakat di padang pasir Gunung Bromo. Seorang dukun sangat dihormati di kalangan Suku
Tengger
merupakan
pemimpin
karena keag
Gambar. 19 Suku Tengger dalam perjalanan menuju ke kawah Gunung Bromo
amaan. Maka dari itu, seorang dukun harus lulus ujian menghafal mantra-mantra sebelum dilantik.Setelah itu, barulah ongkek tersebut dikorbankan di Puden
56
Cemara Lawang dan dilempar ke kawah Gunung Bromo yang menandai puncak Upacara Kasada. Sejarah Upacara Kasada Upacara Kasada sudah digelar sejak zaman kerajaan Majapahit. Suku Tengger sendiri diyakini merupakan keturunan Rara Anteng (putri Raja Majapahit) dan Jaka Seger (putra Brahmana), sehingga penggabungan dua nama tersebut menjadi asal mula nama suku ini. Asal mura upacara Kasada pun tak lepas dari kehidupan keluarga Rara Anteng dan Jaka Seger. Setelah bertahun-tahun menikah, mereka belum juga dikaruniai anak. Rara Anteng dan Jaka Seger kemudia memutuskan bertapa di Gunung Bromo memohon diberikan keturunan Di tengah pertapaan tersebut, mereka mendapat petunjuk akan dikabulkan keinginan untuk memiliki keturunan dengan syarat anak bungsu mereka harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo. Pasangan ini menyetujui syarat tersebut dan dikaruniai 25 orang anak, dengan Kesuma sebagai si bungsu. Tahun demi tahun berlalu, kesediaan mereka mengorbankan anak bungsu ke kawah Gunug Bromo pun ditagih. Namun, mereka tidak tega sehingga terjadi malapetaka dan membuat bumi gelap gulita. Setelah tahu janji yang diucap kedua orang tuanya, Kesuma si anak bungsu pun bersedia dikorbankan demi menyelamatkan negeri sehingga dunia kembali tenang. Guna menghormati pengorbanan tersebut, warga Suku Tengger setiap tahunnya menggelar Upacara Kasada dengan melempar sesaji ke Kawah Bromo. Masyarakat Suku Tengger dikenal sangat taat kepada adat, tak heran Upacara kasada ini tetap dilestarikan samai sekarang. Upacara Kasada pun membawa banyak manfaat bagi masyarakat suku Tengger itu sendiri. Selain sebagai ajang meminta keselamatan, Upacara kasada juga mampu menyedot atensi wisatawan untuk datang menyaksikannya.
57
BAB III
A.
Visi dan Misi Menjadi Kepala Daerah Jika saya menjadi Kepala Daerah (Bupati) di daerah asal saya, yakni
Kabupaten Probolinggo, visi yang akan saya terapkan yaitu “Terwujudnya Kabupaten Probolinggo yang unggul dalam segala hal, dengan menggali potensi lokal yang ada secara maksimal.” Adapun misi yang akan saya tetapkan apabila saya menjadi Kepala Daerah, diantaranya yaitu: Mewujudkan Kabupaten Probolinggo yang unggul melalui peningkatan kualitas sumber daya alam dan manusia secara optimal, berkelanjutan, dan bersifat tidak mengeksploitasi sumber daya tersebut. Menggali potensi lokal yang ada di Kabupaten Probolinggo melalui pengembangan potensi-potensi daerah yang sudah ada, dan memunculkan bibit-bibit baru meliputi bidang sumber daya manusia, sumber daya alam, terlebih khususnya bidang pariwisata dan kebudayaan yang berpotensi menjadikan Kabupaten Probolinggo sebagai wilayah yang unggul dan berkualitas. B.
Program Kerja Selama Menjabat Menjadi Kepala Daerah Jika saya menjadi Kepala Daerah (Bupati) di daerah asal saya, yakni
Kabupaten Probolinggo, program kerja yang akan saya jalankan selama saya menjabat menjadi Kepada Daerah yaitu berdasarkan misi yang saya tetapkan seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Adapun program kerja ini meliputi: 1) Bidang Sumber Daya Alam: Peningkatan hasil produktivitas sumber daya alam, terutama produk unggulan. Memberikan pelatihan kepada para petani tentang bagaiama mengolah hasil produktivitas sumber daya alam, yang awalnya hanya produksi bahan mentah, menjadi produk olahan yang unik yang menunjukkan karakter Kabupaten ini.
58
Eksplorasi daerah di Kabupaten Probolinggo untuk mencari sumber daya alam yang berpotensi. Menetapkan peraturan pemerintah mengenai pelestarian secara berkelanjutan untuk kawasan konservasi dan sumber daya alam yang langka. Menonjolkan sumber daya alam yang khas di kabupaten ini menjadi maskot (simbol) di Kabupaten Probolinggo. 2) Bidang Sumber Daya Manusia (pendidikan, kesehatan, kesejahteraan) Pendidikan Mendirikan lembaga pendidikan non formal bagi warga yang putus sekolah Penggunaan teknologi pendidikan di sekolah-sekolah secara efisien dan tepat guna Mendirikan pusat belajar “Omah Gawe Sinau” bagi para pelajar di Kabupaten Probolinggo, agar mudah mencari sarana pembelajaran di luar sekolah. Gerakan “ayo ngajar rek!”, yaitu suatu gerakan yang didirikan oleh beberapa relawan pendidikan yang dibina langsung oleh pemerintah. Fungsinya yaitu untuk memberikan pendidikan secara sukarela kepada anak-anak yang putus sekolah. Tempat pengajarannya yaitu di pusat belajar “Omah Gawe Sinau”. Mendirikan perpustakaan di setiap Desa atau Kecamatan. Ataupun mengadakan program perpustakaan keliling. Program beasiswa “Aku Pintar” untuk anak-anak yang pintar, tetapi tidak mampu untuk menempuh pendidikan. Program pemberdayaan kualitas pendidikan bagi penyandang disabilitas, agar kualitas pendidikannya sama rata dengan warga pada umumnya. Program pemberdayaan ini meliputi: pendirian lembaga pendidikan yang layak dan berkualitas bagi disabilitas; pelatihan kreatifitas; dan pendirian pusat belajar bagi penyandang disabilitas. Lokasinya di pusat belajar “Omah Gawe Sinau”
59
Kesehatan Pengenalan teknologi kesehatan kepada masyarakat awam. Pelayanan kesehatan 24 jam. Peluncuran panggilan telepon untuk pelayanan kesehatan darurat (seperti panggilan darurat 911). Peluncuran “Telponan Karo Dokter”, yaitu layanan kesehatan tanpa menemui dokternya langsung di rumah sakit/puskesmas. Jadi, para warga ini bisa bertanya atau konsultasi mengenai kesehatan melalui saluran telepon. Peluncuran jaminan kesehatan “Probolinggo Sehat Jeh”, bagi warga yang kurang mampu, dengan kategori pekerja dengan upah dibawah UMR yang berlaku di Kabupaten Probolinggo. Jaminan kesehatan ini berlaku untuk keluarganya pula. Kesejahteraan Pemberdaayan desa dengan program “Tang Desa Maju Sarah”, jadi di setiap desa ada sosialisasi-sosialisasi tentang kewirausahaan, pendidikan, dan pelatihan kreativitas. Agar setiap desa mempunyai potensinya masingmasing. Menyediakan fasilitas transportasi yaitu bis atau angkutan sekolah bagi para pelajar yang sekolahnya jauh. Karena kebanyakan pelajar di Kabupaten Probolinggo ini letak sekolahnya jauh dari rumah mereka. Sedangkan transportasi yang tersedia dinilai kurang layak bagi para pelajar. Peluncuran jaminan sosial “Probolinggo Tentrem Cong”, yaitu jaminan sosial bagi warga Kabupaten Probolinggo. Jaminan ini terdiri dari jaminan kecelakaan, jaminan kesehatan (berlaku bagi warga pada umumnya), Menyediakan fasilitas transportasi umum, yaitu angkutan yang melintas di setiap kecamatan. Fungsinya yaitu agar akses dari kecamatan satu dengan yangg lain lebih mudah.
60
3) Bidang Ekonomi Penetapan UMR yang layak sesuai pekerja. Pengalokasian APBD secara tepat sasaran, efisiensi, dan transparan. Pengalokasian dana khusus untuk bidang pendidikan dan kesejahteraan warga khususnya warga tidak mampu. Menetapkan kebijakan keuangan secara berkala sesuai dengan gejolak ekonomi yang terus berfluktuasi. Mengurangi pengeluaran dana yang sifatnya tidak penting / tidak memberikan kemaslahatan kepada warga Kabupaten Probolinggo. Menetapkan kebijakan harga barang-barang di pasar, seperti harga sembako secara berkala menurut harga barang yang berlaku di pasaran dalam jangka waktu tertentu. Tetapi penetapan harga ini harus ditetapkan secara efisien, agar masyarakat masih mampu untuk membelinya. Menjadikan produk-produk unggulan di Kabupaten Probolinggo, komoditas ekspor, dan potensi pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Dalam hal pengangguran dan lapangan pekerjaan, diberlakukan kebijakan meliputi: Dinas Tenaga kerja secara berkala mengadakan event “job fair” bagi pengangguran yang ingin mencari informasi lapangan pekerjaan; pendirian balai latihan khusus (BLK) kepada pengangguran agar mempunyai keahlian tersendiri, mungkin dari mereka bisa membuka lapangan pekerjaannya sendiri. Program “Ekonomi Kreatif, Tang Kabupaten Majuh”, yaitu program pemerintah dimana warga di kabupaten bisa menciptakan lapangan pekerjaannya sendiri dan dibina langsung oleh pemerintah. Pembinaan ini seperti diberi kemudahan dalam perizinan usaha, pengembangan usaha, dll. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar lebih maju lagi. Penetapan kebijakan tentang perpajakan secara berkala sesuai dengan kebijakan pusat dan disesuaikan dengan kondisi Kabupaten. Mengadakan sosialiasi “Ayo Majer Pajak Cong” kepada warga-warga di desa yang susah jangkauannya atau warga yang kurang pengetahuannya mengenai pajak.
61
4) Bidang Kebudayaan Eksplorasi budaya-budaya yang ada di Kabupaten ini, yang belum dikenal masyarakat. Mengadakan event “Sak Ulan Nang Bolinggo”, dimana di event ini ada kegiatan karnaval budaya, untuk mengenalkan budaya-budaya yang ada di Kabupaten Probolinggo kepada para warga dan wisatawan. Pengenalan kebudayaan di Kabupaten Probolinggo pada setiap sekolah yang ada di Kabupaten ini. Program “Dolan Nang Bolinggo Yok”, seperti program Wonderful Indonesia, program ini diadakan dengan tujuan untuk mengenalkan kebudayaan dan pariwisata yang ada di Kabupaten Probolinggo kepada khalayak umum. 5) Bidang Pariwisata : Eksplorasi daerah yang berpotensi menjadi tempat wisata. Mengadakan event “Sak Ulan Nang Bolinggo”, sebagai bulan pariwisata. Dengan target banyak wisatawan yang datang di event ini, terutama dari wisatawan mancanegara. Program “Dolan Nang Bolinggo Yok”, seperti program Wonderful Indonesia, program ini diadakan dengan tujuan untuk mengenalkan kebudayaan dan pariwisata yang ada di Kabupaten Probolinggo kepada khalayak umum. Mengembangkan dan membenahi tempat wisata yang kurang terpelihara dengan baik.
62