Definisi
Etiologi
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi.
S. Typhi bakteri gram negatif yang tidak berkapsul, mempunyai flagella.
Ada beberapa spesies lain paratifi A, paratifi B, dan paratifi C
Mempunyai makromolekular lipopolisakarida kompleks yang membentuk lapisan luar dinding sel yang dinamakan endotoksin.
Definisi
Etiologi
Demam Dengue : penyakit yang t.u terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan tanda-tanda klinis berupa demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai leucopenia, dengan atau tanpa ruam, dan limfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, gangguan rasa mengecap, trombositopenia ringan, dan ptekie spontan.
DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4
Demam berdarah dengue : penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama.
Sindroma renjatan dengue (Dengue Shock Syndrome) : penyakit demam berdarah dengue yang disertai renjatan/syok.
Referat
penatalaksanaan febris
Oleh :
Rahardian Sigmawan 201410401011013
Robiatul Adawiyah 201410401011016
Pembimbing
dr. Ipung Puruhito, Sp.PD
Definisi
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah.
Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali.
Dapat berlangsung akut ataupun kronik.
Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat. (Paul, 2009)
Malaria
Diagnosis
Kriteria klinis DBD menurut WHO 1997 :
Demam akut, yang tetap tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun. Demam disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang, persendian, dan kepala.
Manifestasi perdarahan, seperti uji tourniquet positif, ptekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan melena.
Pembesaran hati (hepatomegali)
Dengan atau tanpa renjatan. Renjatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai prognosis yang buruk.
Kenaikan nilai hematokrit/ hemokonsentrasi, yaitu sedikitnya >20%.
Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul)
Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.
Diagnosis
Kriteria klinis Demam Dengue :
Suhu badan yang tiba-tiba meninggi
Demam yang berlangsung hanya beberapa hari
Kurva demam yang menyerupai pelana kuda
Nyeri tekan terutama di otot-otot dan persendian
Adanya ruam-ruam pada kulit (ptekie)
Leukopenia
Manifestasi Klinis
Asimtomatik
Pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari, diikuti oleh fase kritis 2-3 hari
Pada fase kritis pasien tidak demam tapi mempunyai risiko untuk terjadinya renjatan/ syok.
PATOFISIOLOGI
Gigitan nyamuk aedes aegypti
Virus berkembang biak dlm retikuloendotel sistem (RES)
viremia
Membentuk kompleks virus antibodi
Agregasi trombosit
Aktivasi koagulasi
Aktivasi komplemen
Penghancuran trombosit o/ RES
Trombositopenia
Aktivasi faktor XII (faktor hagemen)
Permeabilitas dinding p.d me
Kebocoran plasma
Syok hipovolemia
DSS
Anoksia jaringan
Metabolisme anaerob
Asidosis metabolik
KEMATIAN
26
ETIOLOGI
Plasmodium parasit (protozoa)
Hidup dalam organ dan pembuluh darah manusia
Empat spesies penyebab penyakit pada manusia dgn manifestasi klinis berbeda
Plasmodium vivax malaria tertiana
Plasmodium falciparum malaria tropikana
Plasmodium malariae malaria kuartana
Plasmodium ovale malaria ovale
27
Patogenesis Malaria
Patogenesis malaria ada 2 cara, yaitu :
Alami, melalui gigitan nyamuk ke manusia.
Induksi, jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia melalui transfuse, suntikan, atau pada bayi baru lahir melalui plasenta ibu yang terinfeksi (kongenital).
33
P. falciparum
P. malariae
P. vivax
P. ovale
Diagnosis
Laboratorium
Air seni berwarna merah seperti air teh karena mengandung urobilin
Anemia hemolitik
Pada sediaan darah tipis dan tebal nampak adanya parasit malaria di dalam eritrosit (pengecatan Giemsa atau wright).
P. vivax :
pada hapusan darah tipis maupun tebal dapat dilihat eritrosit yang mengandung parasit membesar, terdapat titik Schoffner dan sitoplasmanya berbentuk ameboid.
P. ovale :
mirip P. vivax, hanya eritrosit yang mengandung parasit berbentuk oval.
P. malariae :
pada sediaan tipis, nampak parasit berbentuk pita (band), skizon berbentuk bunga mawar dan trofozoid bulat kecil-kecil nampak kompak dengan tumpukan pigmen yang kadang-kadang menutupi sitoplasma/ inti atau keduanya.
P. falciparum :
pada sediaan darah tipis, nampak gametosit berbentukpisang ; terdapat bentuk maurer.
Diagnosis
Anamnesis :
Penderita baru bepergian ke daerah endemis malaria.
Adanya rangkaian gejala : menggigil, demam tinggi, berkeringat banyak, disusul stadia sembuh, gejala tersebut bersifat serangan berulang (paroksismal).
Air seni berwarna merah seperti teh, nyeri kepala dan otot (terutama otot punggung), nafsu makan menurun.
Fisik :
pucat, anemia, ikterus, hipotensi postural, hepatomegali, splenomegali.
Dengan pengobatan anti malaria penderita sembuh.
Manifestasi Klinis
Masa tunas
P. vivax dan falciparum antara 10-14 hari
P. malariae antara 18 hari sampai 6 minggu
Pada masa prodormal gejala tidak khas : menggigil, demam, nyeri kepala, nyeri otot (terutama punggung), nafsu makan menurun, dan cepat lelah.
Gejala khas : serangan berulang paroksismal dari rangkaian gejala menggigil-demam-berkeringat
Serangan Demam
P. vivax : terjadi tiap hari ketiga (malaria tertiana),
P. falciparum : <48 jam (malaria tropika/ subtertiana)
P. malariae : tiap 72 jam (malaria kuartana).
Gejala-gejala lain : ikterus, anemia, splenomegali, hipotensi postural, urobilinuria, dan kadang-kadang diare.
Derajat beratnya DBD secara klinis
DD/DBD
Derajat*
Gejala
Laboratorium
DD
Demam disertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala, nyeri retro-orbital, mialgia, artralgia
Leukopenia, trombositopenia, tidak ditemukan kebocoran plasma
Serologi Dengue positif
DBD
I
Gejala diatas ditambah uji bending positif
Trombositopenia (<100.000/µl), bukti ada kebocoran plasma
Serologi Dengue positif
DBD
II
Gejala diatas ditambah perdarahan spontan
Trombositopenia (<100.000/µl), bukti ada kebocoran plasma
Serologi Dengue positif
DBD
III
Gejala diatas ditambah kegagalan sirkulasi (kulit dingin dan lembab serta gelisah)
Trombositopenia (<100.000/µl), bukti ada kebocoran plasma
Serologi Dengue positif
DBD
IV
Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi tidak terukur
Trombositopenia (<100.000/µl), bukti ada kebocoran plasma
Serologi Dengue positif
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Penderita nampak lesu, letih, wajah kosong
Demam bradikardi relatif
Tifoid tongue
Rose spots
Meteorismus, kembung
Hepatomegali
Splenomegali
Pemeriksaan Penunjang
Leukositosis
Netropeni
Limfositosis
Anemia ringan
Trombositopenia
LED meningkat
SGOT/SGPT meningkat
Uji Widal : titer O widal I 1/320 atau titer O widal II naik 4 kali lipat.
Tes Dipstick : IgM (+) demam tifoid akut, IgG (+) relaps.
Pola Demam
3. Demam Intermiten
peningkatan suhunya terjadi pada waktu tertentu dan kemudian kembali ke suhu normal, kemudian meningkat kembali. Siklus tersebur berulang-ulang hingga akhirnya demam teratasi, dengan variasi suhu diurnal >10 C.
a) Demam quotidian : demam dengan periodisitas siklus setiap 24 jam, khas pada malaria falciparum
Pola Demam
2. Demam Remiten
penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai normal dengan fluktuasi melebihi 2o C. Variasi diurnal biasanya terjadi, khususnya bila demam disebabkan oleh proses infeksi.
Pola Demam
1. Demam Kontinyu
peningkatan suhu tubuh yang terus-menerus dan memiliki fluktuasi yang tidak lebih dari 1o C.
Demam Dengue
Etiologi
Infeksi : infeksi bakteri, virus, ataupun parasit.
Bakteri : pneumonia, bronkitis, bakterial gastroenteritis, osteomyelitis, appendicitis, tuberculosis, sepsis, bakteremia, infeksi saluran kemih, meningitis, dan lain-lain.
Virus : influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya.
Parasit : malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis.
Non infeksi :
faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi, keadaan tumbuh gigi, dan lain-lain).
penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus, vaskulitis, dan lain-lain)
keganasan (Penyakit Hodgkin, Limfoma non-hodgkin, leukemia, dan lain-lain)
pemakaian obat-obatan (antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin.
pada anak-anak dapat mengalami demam karena efek samping dari pemberian imunisasi selama ± 1-10 hari.
Definisi Demam
Demam adalah peningkatan suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus.
Suhu tubuh normal berkisar antara 36,50 -37,20C.
Derajat suhu yang dapat dikatakan demam adalah rectal temperature 38,00 C atau oral temperature 37,50 C atau axillary temperature 37,20 C.
Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi berinteraksi dengan mekanisme pertahanan hospes.
Pola Demam
b) Demam tertian : demam dengan periodisitas siklus setiap 48 jam, khas pada malaria tertian (Plasmodium vivax).
Patofisiologi
Pola Demam
4. Demam Septik
tipe demam ini suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.
5. Demam Bifasik
menunjukkan satu penyakit dengan 2 episode demam yang berbeda
Diagnosis
Anamnesis
Masa inkubasi 10-14 hari
Keluhan utama demam yg diderita ± 5-7 hari yang tidak membaik dengan antipiretik
Demam makin naik tiap hari t.u sore dan malam hari
Badan lemah, nyeri kepala, pusing, nyeri otot
Perasaan tidak enak di perut
Obstipasi dan kadang-kadang diare
Mual, muntah
Kebiasaan makan dan minum.
Manifestasi Klinis
Masa tunas demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari
Gejalanya asimtomatik
Minggu pertama :
Demam meningkat perlahan-lahan t.u sore hingga malam hari
Nyeri kepala, pusing
Nyeri otot
Anoreksia, mual, muntah
Obstipasi atau diare
Perasaan tidak enak di perut
Minggu kedua :
Demam
Bradikardi relatif
Lidah kotor, tepi ujung hiperemi dan tremor
Hepatomegali
Splenomegali
Meteorismus
Penurunan kesadaran
Patofisiologi
Pola Demam
c) Demam quartan : demam dengan periodisitas siklus setiap 72 jam, khas pada malaria kuartana (Plasmodium malariae).
Demam Tifoid
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
9/25/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
9/25/2014
#
9/25/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
9/25/2014
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
9/25/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
9/25/2014
#
Click to edit Master title style
9/25/2014
#
Click to edit Master title style
9/25/2014
#
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Click to edit Master title style
9/25/2014
#
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
6
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
9/25/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
9/25/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
9/25/2014
#
9/25/2014
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#