Paleogen adalah periode dalam skala waktu geologi yang merupakan bagian pertama dari era Kenozoikum dan berlangsung selama 42 juta tahun antara 65,5 ± 0,3 hingga 23,03 ± 0,05 juta tahun yang lalu. Periode ini terdiri dari kala Paleosen, Eosen, dan Oligosen, dan dilanjutkan oleh kala Miosen pada periode Neogen.
Paleogen merupakan saat pertama berkembangnya mamalia dari jumlah yang sedikit dan bentuk yang sederhana, hingga membengkak menjadi beragam jenis pada akhir kepunahan massal yang mengakhiri periode Kapur (era Mesozoikum) sebelumnya. Beberapa mamalia ini akan berevolusi menjadi bentuk yang lebih besar yang mendominasi daratan, dan ada pula yang berevolusi menjadi mampu hidup di lingkungan lautan, daratan khusus, dan bahkan di udara.
Burung juga berkembang pesat pada periode ini menjadi kurang lebih bentuk modern yang dikenal saat ini. Cabang kehidupan lain di bumi bertahan relatif tidak berubah dibandingkan dengan perubahan yang dialami burung dan mamalia pada periode ini. Iklim menjadi lebih dingin sepanjang Paleogen dan batas laut menyurut di Amerika Utara di awal periode ini.
CIRI
– CIRI ZAMAN PALEOGEN
Ciri – ciri endapan diantaranya : 1. Penyebaran terbatas (oleh graben) 2. Pengendapan bersamaan dengan aktivitas tektonik 3. Ketebalan bervariasi dan banyak lapisan 4. Selalu berkaitan dengan busur vulkanik 5. Hampir semua Autochton
6. Endapan tersusun oleh matriks lempung dan bongkah-bongkah
batugamping
numulit,
batupasir kasar - sangat kasar, serta konglomerat. 7.
Diendapkan
sedimen-sedimen
regresif
cekungan sedang mengalami pengangkatan dan inversi. 8. Pengendapan sebelum transgresi
CONTOH CEKUNGAN 1. Cekungan Kutai Atas yang membentang di sepanjang timur tepian benua (continental margin) Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. 2. Cekungan Barito terletak di Kalimantan Selatan berumur Eosen. 3. Cekungan Asam-asam terletak di Kalimantan Timur. 4. Cekungan Pasir terletak di Kalimantan Selatan. 5. Cekungan Melawi dan Ketungau terletak di Kalimantan Barat 6. Cekungan Tarakan terletak di Kalimantan Timur 7. Cekungan Ombilin terletak di Sumatera Barat
SKALA WAKTU GEOLOGI
Kondisi pada awal Paleogen merupakan kondisi dimana terbentuknya awal dari sebuah cekungan, mulai ada suplai sedimen yang mengisi cekungan yang umumnya disebut dengan cekungan praTersier. Kondisi awal cekungan, untuk di daerah fore-arc atau sepanjang zona tumbukan kerak samudera (Samudera HIndia) dan kerak benua (Indo-Asia) berupa laut tengah hingga dalam (zona batial) hingga terendapkan batulempung hingga batupasir halus.
Contohnya yang terjadi pada daerah Banjarnegara - Purbalingga, dimana pada Paleogen Akhir merupakan laut dalam yang dipengaruhi kegiatan tektonik aktif sehingga terjadi longsoran-longsoran bawah laut yang mengakibatkan terjadinya endapan turbidit Formasi Worawari. Pada akhir Paleogen Atas terjadi pula longsoranlongsoran yang mengakibatkan terbentuknya endapan olistostrom Formasi Worawari yang tersusun oleh matriks lempung dan bongkahbongkah batugamping numulit, batupasir kasar - sangat kasar, serta konglomerat.
Berdasarkan kondisi geologi dan geofisika, tektonik Neogen Indonesia terbagi menjadi 6 (enam) bagian orogen (Gambar di bawah), yakni: Sunda, Barisan, Talaut, Sulawesi, Banda, dan Melanesia.
Orogen Sunda pada daerah ini mempengaruhi Jawa dan Nusa Tenggara Barat. Pada orogen ini Lempeng Samudra Lautan Hindia menunjam di bawah ujung selatan Lempeng Benua Asia Tenggara dengan kecepatan sekitar 7cm/tahun. Sistem subduksi ini menghasilkan busur gunung api sepanjang Jawa dan Nusa Tenggara. Di belakang busur gunung api ini (di Laut Jawa) terbentuk cekungan sedimen yang dikenal mempunyai kandungan minyak dan gas bumi. Orogen ini juga mengakibatkan terbentuknya sesar-sesar regional yang memanjang barat-timur di bagian utara P. Jawa dan menerus sampai di utara P. Flores.
Orogen Barisan Orogen Barisan, yang dimulai pada Akhir Neogen, menyebabkan sistem subduksi, dimana Lempeng Samodra Hindia menunjam di bawah Lempeng Benua Asia Tenggara dengan kecepatan 7cm/tahun. Subduksi mencong (oblique) 50o65o ini membentuk busur gunung api Bukit Barisan sepanjang Pulau Sumatra. Sistem subduksi ini juga membentuk tiga cekungan besar Sumatra yang mempunyai cadangan minyak dan gas bumi besar; yakni Cekungan Sumatra Selatan, Cekungan Sumatra Tengah dan Cekungan Sumatra Utara. Di samping itu beberapa cekungan sedimen juga terbentuk di depan busur gunung api.