Disusun oleh : Sujani Cahyati Wike Marelita Indra Donna Sipahutar Vena Melinda Selvianta Purba Ati Juwita Asih Nurhasanah Anggun Nia Mulyani
Titrasi termasuk jenis analisis volumetrik Prinsip: analisis volumetric didasarkan pada pengukuran volume sejumlah larutan pereaksi yang diperlukan untuk bereaksi dengan senyawa yang hendak ditentukan. Larutan pereaksi yang digunakan untuk penentuan volumetric ini disebut larutan baku
(H.J. Roth, Analisis Farmasi, 145)
Harus ada reaksi yang sederhana, yang dapat dinyatakan dengan suatu persamaan kimia Reaksi antara zat yang dititrasi dan reagen harus berlangsung dengan sangat cepat Harus ada perubahan yang mencolok dalam energi bebas, yang menimbulkan perubahan dalam beberapa sifat fisika atau kimia larutan pada titik ekivalen Harus ada indikator yang dengan tajam mendeteksi titik akhir (Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, ed.4, hal 260)
Permanganometri adalah penetapan kadar zat berdasarkan hasil oksidasi dengan KMnO4. Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis.
Suasana Asam
MnO4- + 8H+ + 5e → Mn 2+ + 4H2O
Suasana Netral
MnO4 + 4H+ + 3e → MnO4 +2H2O
Suasana Basa
MnO4- + 3e → MnO42-
MnO42- + 2H2 O + 2e → MnO2 + 4OH-
MnO4- + 2H2 O + 3e → MnO2 +4OH-
1.Buret 50 ml 2.Labu ukur 10 ml 3.Labu erlemeyer 500 ml 4.Pengaduk magnetik Stirer 5.Lempengan pemanas 6.Penyaring 7.Pipet
Prosedur Pembuatan Kmno4 Pembakuan KmnO4
Pengujian Sample
Perhitungan
Pembuatan KmnO4 0.1 N 1.Timbang Kalium permanganat ± 3.3 gram 2. Masukan kedalam labu 1000 ml, larutkan dengan air ad 1000 ml
3.Didihkan selama ± 15 menit, tutup dan diamkan selama 2 hari. 4. Saring larutan dan simpan dengan wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Pembakuan KmnO4 1.Timbang ± 200 mg Natrium Oxalat P 2. Masukan kedalam erlemeyer 500 ml, larutkan dengan air 250ml
3.Tambahkan 10 ml Asam Sulfat P, panaskan sampai suhu ± 70˚ C . 4. Titrasi dengan KmnO4 0.1 N sambil diaduk sampai warna merah muda pucat,pertahankan suhu selama tidak kurang dari 70˚ C .
PERHITUNGAN PEMBAKUAN NORMALITAS KmnO4 0,1 N NORMALITAS =
W (mg) V x Mr / valensi
Penetapan kadar sampel 1. Pipet larutan sampel yang sudah setara dengan 0,1 N.
2. Masukkan ke dalam erlenmeyer, tambahkan asam sulfat 10%. 3. Titrasi dengan kalium permanganat yang sudah
dibakukan sampai berwarna merah muda. 4. Catat volume titrasi, lakukan sebanyak 3 kali, dan hitung kadar sampel.
D. PERHITUNGAN PENETAPAN KADAR SAMPEL Vol. Sampel (V1)
Normalitas Sampel (N1)
Vol KmnO4 yg Normalitas dibutuh- kan KmnO4 (N2) (V2)
10,0 mL
……. N
0,0 - …mL
0,090 N
10,0 mL
……. N
0,0 - …mL
0,090 N
10,0 mL
……. N
0,0 - …mL
0,090 N
V1 x N1 = V2 x N2 Normalitas Sampel rata-rata = …….N
D. PERHITUNGAN PENETAPAN KADAR SAMPEL
% KADAR = N x Mr x ml x 100% W
KELEBIHAN KELEBIHAN TITRASI PERMANGANOMETRI
Titrasi permanganometri ini lebih mudah digunakan dan efektif, karena tidak memerlukan indikator.
Kekurangan Larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2, sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat, yang seharusnya adalah larutan berwarna merah muda
Manfaat Titrasi Permanganometri Untuk mengetahui kadar dari zat-zat yang bilangan oksidasinya masih dapat dioksidasi. Dalam bidang industri, metode ini dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air, dimana secara permanganometri dapat diketahui kadar suatu zat sesuai dengan sifat oksidasi reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan atau berbahaya.
Kesimpulan 1. Titrasi permanganometri merupakan titasi yang menggunkan KMnO4 sebagai titran. 2. Titrasi permanganometri harus dilakukan dalam lingkungan asam 3. Standarisasi larutan KMnO4 : larutan KMnO4 distandarisasi dengan larutan Na oksalat. 4. Pada titrasi permanganometri tidak diperlukan indikator karena perubahan warna KMnO4 telah menandakan titik akhir. 5. Titik akhir titrasi permanganometri ditandai dengan perubahan warna yaitu dari tidak berwarna menjadi merah muda.
TERIMA KASIH