BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Beton merupakan suatu campuran antara air, semen, agregat halus dan kasar, dengan tambahan adanya rongga – rongga udara. Campurann bahan – bahan yang membentuk beton harus ditetapkan sedemikian rupa, sehingga mengshasilkan beton basah yang mudah dikerjakan, memenuhi kekuatan tekan rencana setelah mengeras dan cukup ekonomis. Secara umum proporsi komposisi unsur pembentuk beton adalah 60 - 80% agregat kasar dan halus, 7 – 15% semen, 1 – 8% udara, dan 14 – 21% air.
Dalam setiap perencanaan beton, perbandingan – perbandingan antara semen, air, pasir, dan agregat kasar ditentukan sedemikian sehingga dapat menghasilkan beton yang mudah dikerjakan, awet serta memenuhi persyaratan kekuatan tekan. Persyaratan – persyaratan itu harus dicapai dengan memperhatikan data serta kondisi yang dijumpai pada tahap permulaan perencanaan campuran tersebut.
Metode yang akan diuraikan bagi proporsi unsur pembuatan beton dalam praktikum ini, yaitu "trial mix" atau adukan uji coba. Maka, adukan uji coba ini merupakan salah satu alternative untuk melakukan perencanaan adukan beton.
Maksud Dan Tujuan
Pada laporan ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai antara lain:
Merencanakan komposisi beton yang menghasilkan beton dengan mutu yang baik.
Membedakan dan menganalisa mutu beton .
Mengenal alat – alat rekayasa sipil.
Sebagai dasar dan pengenalan tentang pekerjaan nyata di lapangan.
Ruang Lingkup Dan Pembahasan Masalah
Konsep tentang perencanaan beton akan dibatasi dengan sistematika permasalahan, antara lain :
Menentukan sifat – sifat bahan campuran beton :
Semen
Agregat halus (pasir)
Agregat kasar (kerikil)
Air
Perencanaan campuran beton:
Menentukan komposisi bahan berdasarkan kekuatan rencana beton .
Pemeriksaan kualitas adukan beton.
Pemeriksaan kekuatan hancur benda uji beton :
Pemeriksaan tegangan hancur.
Pemeriksaan standar deviasi.
Perhitungan kekuatan karakteristik beton
Metodelogi Pengujian
Metodelogi pada pengujian dan penyusunan laporan praktikum ini adalah :
Study literatur
Mempelajari teori – teori yang berkaitan dengan ruang lingkup dari pelaksanaan praktikum, sehingga diperoleh pengetahuan dasar untuk pengelolaan data dan pemecahan masalah.
Pengukuran dan pengujian
Pengukuran dan pengujian dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara teori dan hasil praktikum.
Sistematika Pembahasaan
Pada sub-bab ini diberikan uraian singkat mengenai sistematika penulisan. Sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai hal – hal apa saja yang akan di uraikan dalam bab- bab berikutnya.
Konsep dalam laporan ini, lebih ditekankan pada sistematika dan teknis pelaksanaan dengan acuan teori – teori dan referensi atau hand out dari asisten dosen, dan mendukung terhadap permasalahan yang akan diangkat yaitu mengenai perencanaan beton dalam rekayasa sipil dengan mutu dan kualitas yang direncanakan. Serta sesuai dengan kerangka laporan yang diberikan asisten dosen.
Laporan praktikum ini disusun dalam tiga bab. Pembahasan pertama dimulai dengan pendahuluan yang memuat latar belakang permasalahan, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan pembahasan masalah, metodelogi penelitian, serta sistematika pembahasan. Selanjutnya pada bab ke-dua dijabarkan teori penunjang praktikum mengenai unsur – unsur bahan campuran beton dan perencanaan beton . sedangkan pada bab ke-tiga diuraikan mengenai pelaksanaan praktikum mulai dari pertama (modul – 1 ) sampai dengan terakhir (modul – 14).
BAB II
TEORI PENUNJANG PRAKTIKUM
Unsur – unsur bahan campuran beton
Semen
Semen adalah bahan yang bertindak sebagai pengikat untuk agregat. Jika dicampur dengan air, semen akan berubah menjadi pasta. Reaksi kimia antara semen dengan air akan menghasilkan panas dan sifat perkerasan pada pasta semen.
Agregat
Agregat terbagi atas agregat halus dan kasar. Agregat halus pada umumnya terdiri dari pasir atau partikel yang lewat saringan 4 atau 5 mm, sedangkan agregat kasar tidak lewat saringan tersebut. Ukuran maksimum agregat kasar dalam struktur beton diatur dalam peraturan untuk kepentingan berbagai komponen. Namun pada dasarnya bertujuan agar agregat dapat masuk atau lewat diantara sela-sela tulangan atau acuan.
Agregat yang dipakai sebagai campuran beton harus memiliki syarat sebagai berikut :
Agregat tersebut harus bersih
Keras dan bebas dari penyerapan kimia
Tidak bercampur dengan tanah liat/lumpur
Distribusi/gradasi ukuran agregat memenuhi ketentuan yang berlaku.
Air
Air yang digunakan sebagai campuran beton adalah Air yang dapat diminum dapat digunakan untuk air adukan beton, akan tetapi air yang dapat digunakan untuk adukan beton tidak berarti dapat diminum. Misalkan air untuk perawatan selanjutnya keasaman tidak boleh PH >6, juga tidak boleh terlalu sedikit mengandung kapur.
perencanaan bahan campuran beton
Seperti telah diuraikan, beton merupakan adukan / campuran antara semen, pasir ( agregat halus ), krikil ( agregat kasar ) dan air. Proporsi dari bahan pembentuk beton ini harus ditentukan sedemikian rupa, sehingga terpenuhi syarat – syarat :
Kekenyalan tertentu yang memudahkan adukan beton ditempatkan pada cetakan / bekisting ( workability ) dan kehalusan muka ( finishability ) beton basah, yang ditentukan dari :
Volume paste adukan
Ke-enceran pasta adukan
Perbandingan campuran agregat halus dan kasar
Kekuatan rencana dan ketahanan ( durability ) pada kondisi beton setelah mengeras.
Ekonomis dan optimum dalam pemakaian semen
Prosedur perencanaan
Prosedur perencanaan adukan beton terdiri dari beberapa tahap pekerjaan :
Menentukan konsistensi beton dengan slump rencana.
Menetapkan ukuran maksimum agregat kasar yang dipakai.
Dengan menggunakan nilai slump dan ukuran agregat rencana, diperoleh jumlah air untuk setiap m3 beton, dan presentasi udara yang terperangkap.
Dari dua penentuan nilai W/C Ratio : yang masing – masing diperoleh atas batasan ketahanan beton terhadap lingkungan dan atas kekuatan rencana beton, gunakan nilai W/C Ratio yang bernilai lebih kecil bagi perencanaan.
Jumlah semen dihitung dengan membagi besaran jumlah air yang diperoleh pada langkah 3 dengan nilai W/C Ratio :
Jumlah Semen=Jumlah AirW/CRatioJumlah Semen=Jumlah AirW/CRatio
Jumlah Semen=Jumlah AirW/CRatio
Jumlah Semen=Jumlah AirW/CRatio
Dengan besaran diameter maksimum agregat kasar dan modulus kehalusan agregat halus rencana, akan diperoleh presentasi volume agregat kasar /m3 beton. Berat total agregat kasar yang digunakan diperoleh dari perkalian presentasi volume dengan satuan berat agregat.
Volume agregat halus ( pasir ) dihitung dari selisih volume total beton dengan ( volume semen + volume agregat kasar + volume air dan udara yang terperangkap ), dengan nilai specific gravity yang diketahui, dihitung berat rencana agregat halus.
Jumlah unsur adukan untuk jumlah kubikasi beton tertentu dihitung atas dasar jumlah perlu bagi pengecoran.
Untuk kondisi lapangan modifikasi bagi konsistensi W/C Ratio di sesuaikan dengan sifat bahan. Jika G merupakan berat bahan rencana yang diperoleh dari tabel – tabel, M adalah kadar kelembaban bahan dilapangan dan adalah kemampuan absorpsi dilapangan ( m dan a adalah prosentasi ), maka:
Tambahkan air yang diperlukan = G ( a – m )/( 1 – m )
Tambahkan agregat yang diperlukan = G ( m – a )/( 1 – m )
pemeriksaan mutu beton dan mutu pelaksanaan
Selama pelaksanaan pekerjaan beton, mutu beton dan kualitas pekerjaan harus diperiksa berkesinambungan dari hasil – hasil pemeriksaan benda uji. Mutu pelaksanaan diukur dari DEVIASI STANDAR. Rumusan untuk mendapatkan nilai DEVIASI STANDAR adalah :
S= 1Nσb1-σbm12N-1S= 1Nσb1-σbm12N-1
S= 1Nσb1-σbm12N-1
S= 1Nσb1-σbm12N-1
Dimana :
S = Deviasi Standar ( Kg/cm2 )
σb1 = Kekuatan Tekan Beton Yang didapat dari masing – masing benda uji ( Kg/cm2 )
σbm1 = Kekuatan tekan beton rata – rata ( Kg/cm2 )
Menurut rumus :
σbm1= 1Nσb3Nσbm1= 1Nσb3N
σbm1= 1Nσb3N
σbm1= 1Nσb3N
N = Jumlah seluruh nilai hasil pemeriksaan yang harus diambil minimum 20 bh.
Hubungan antara tegangan beton karakteristik dengan kekuatan tekan beton dinyatakan rumus :
σbk1=σbm1-1,64 Sσbk1=σbm1-1,64 S
σbk1=σbm1-1,64 S
σbk1=σbm1-1,64 S
Untuk mendapatkan kekuatan rencana beton dengan menetapkan lebih dahulu kekuatan rencana karakteristiknya, rumusnya :
σbm1=σbk1+76σbm1=σbk1+76
σbm1=σbk1+76
σbm1=σbk1+76
Dapat digunakan sebagai patokan untuk kekuatan tekan beton rencana bagi perhitungan komposisi benda uji coba. Peraturan beton bertulang Indonesia 19761.N.1.-2, bagian 3 memberikan penjelasan yang lengkap mengenai pelaksanaan pekerjaan beton.
BAB III
URAIAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil praktikum yang telah dilaksanalkan di laboratorium teknik sipil unjani, pengujian yang dilaksanakan antara lain :
Pemeriksaan berat volume agregat.
Analisis saringan agregat kasar dan halus.
Pemeriksaan bahan lolos saringan nomor 200.
Pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus.
Pemeriksaan kadar air agregat.
Analisis spesifik gravity dan penyerapan agregat kasar
Analisis spesifik gravity dan penyerapan agregat halus
Perencanaan campuran beton.
Pelaksanaan campuran.
Uji slump beton
Pemeriksaan berat isi beton
Pembuatan dan persiapan benda uji.
Pemeriksaan kuat tekan beton
Analisis kekuatan tekan beton karakteristik atau σbk
BAB IV
KESIMPULAN