PREPARASI SAMPEL DARI PREPARASI BERBAGAI MA MAT TRIKS — Analisis atau disebut juga Pengujian merupakan proses yang melibatkan penetapan dan pengukuran suatu karakteristik bahan yang diuji serta penilaian terhadap suatu standar tertentu untuk mengevaluasi tingkat kualitas dari bahan tersebut. — Analisis menjawab pertanyaan dua dasar dari keingintahuan manusia tentang bahan: yaitu apayang ada dalam bahan (kualitatif) dan berapa banyak bahan bahan tersebut (kuantitatif ). ). — Setelah mengetahui apa yang ada dalam bahan, analisis sering dilanjutkan dengan berapa banyak dalam sample yang dimaksud. — Kuantitas bahan disebut major (bila !"), minor (#,!" $ !"), trace (%#,!") serta ultra trace(bpj atau bpm). — &ahan dapat berwujud padat, cair ataupun gas. &ahan yang akan dianalisis disebut juga sebagaisampel uji — &ahan berada dalam keadaan murni jika jumlahnya sekitar !##", tetapi dapat juga berada dalam keadaan campuran dengan bahan yang lainnya. — &ahan yang sedang atau akan dianalisis disebut sebagai analit dan merupakan bagian dari sampel. — &ahan lain yang terdapat dalam sampel yang bukan analit disebut matriks . 'ahapan dalam Analisis 1.
Penentuan Masalah Analisis
2.
Pemilihan Metode
3.
Pengamilan Sam!el
".
Pen#ia!an sam!el untu$ analisis
%.
Pe&la$uan !emisahan analisis
'.
Pengu$u&an
(.
Pe&hitungan
).
Pela!o&an
!. Penentuan Masalah Analisis
— Tujuan analisis : kualitati atau kuantitati. — Kegunaan dari hasil analisis yang diperoleh — Siapa pengguna hasil analisis — Kapan hasil analisis ini digunakan — Seberapa jauh akurasi dan presisi hasil analisis yang diinginkan — &erapa dana yang disiapkan — etode apa yang harus digunakan — Sampel yang akan dianalisis memerlukan pengambilan sendiri atau tinggal dianalisis saja. 2. Pemilihan Metode
— *enis dan ukuran sampel — +reparasi sampel yang diperlukan — Kadar senyawa akti yang ditentukan — &entuk sampel : murni atau campuran — Akurasi dan presisi hasil analisis yang diinginkan. — +eralataninstrumen yang tersedia — Kepakaran yang tersedia — -ana yang disediakan — Keepatan analisis yang diinginkan — Adanya metode standar atau metode dalam literatur — &ahan pembanding yang tersedia 3. Pengambilan ampel
— *enis dan ukuran sampel — /omogenitas sampel — Stabilitas sampel — +engambilan dilakukan sendiri atau sudah tersedia
— etode +engambilan sampel baku — Statistika pengambilan sampel (S01) — 'ransportasi, pengawetan dan penyimpanan sampel !. Preparasi sampel
— *enis dan 2ujud sampel : padat, air, atau gas — Kelarutan analit dalam berbagai pelarut — 3olatilitas analit ( perlu pemanasan atau tidak) — *enis dan pengaruh matriks pada metode — Kadar analit ( perlu pemekatan atau tidak) — +engubahan bentuk analit untuk pengukuran (derivatisasi) — +engaturan kondisi ( p/, pereaksi atau pemanasan) ". Perlakuan Pemisahan Analisis
— -istilasi — +engendapan atau pengendapan berraksi — 4kstraksi pelarut — Solid +hase 45tration (S+4) — +emisahan Kromatograi — +emisahan 4lektrooresis — +emisahan -ialisis — &entuk +emisahan lainnya #. Pengukuran
— Kalibrasi instrumen — 3alidasiKualiikasi instrumen — +enggunaan blangko dan kontrol — +enggunaan bahan pembanding
— 6eplikasi pengukuran — Analis yang mumpuni — Kebersihan dan perawatan yang baik $. Perhitungan dan Pelaporan
— +emindahan data yang akurat — 6eliabilitas perhitungan ( penggunaan statistika atau komputasi) — 'ata ara pelaporan (adanya pembatasan, akurasi, presisi, metode yang digunakan, dapat dikopi atau tidak, dll) +ustaka auan : 7hristian 8.-. Analytical Chemistry, 9th ed. *ohn 2illey Sons, 1n. ;##< ampel
— %ujud sampel: a. &ahan baku (raw material) b. Sedian =armasi (dosage orms) . Sampel biologi (darah, urin, jaringan, dll) d. Sampel hasil riset dan pengembangan e. Sampel lainnya (kosmetika, makanan, lingkungan) — &ksistensi analit dalam sampel : a. Sebagai senyawa tunggal (akti maupun non akti) b. Sebagai multikomponen (ampuran ; senyawa aktianalit) . -alam sampel biologi (sebagai senyawa utuh, metabolit atau senyawa terikat) — Matriks (matrices): &agian dari sampel di luar analit yang tidak perlu dianalisis tapi dapat mengganggu analisis terutama dalam sampel multikomponen , ampuran atau sampel biologi. — 'enis matriks :
> &ahan anorganik > &ahan organik > 7airanjaringan biologi (darah, plasma, daging, dll) — ifat matriks : > 1nert, tidak mengganggu analisis > engganggu analisis karena turut terukur dan teranalisis > erusak dan mengkontaminasi intrumen ukur Preparasi sampel
— Tujuan: a)
+emekatan analit
b) eningkatkan keterukuran analit melalui perubahan bentuk, reaksi kimia , derivatisasi, agar kompatibel dengan metode analisis yang digunakan. )
enghilangkan komponen pengganggu analisis melalui pemisahan, lean$up, iltrasi, dll.
d)
elindungi instrumen ukur dari kerusakan dan kontaminasi.
— Perlakuan sangat tergantung pada : a. *enis sampel b. Kadar analit . etode analisis yang digunakan d. Kualitas hasil analisis yang dipersyaratkan (akurasi dan presisi) — Tahap perlakuan menjadi tahapan penentu keberhasilan analisis untuk memperoleh informasi hasil yang baik (akurat dan presisi). lasifikasi Teknik Pengukuran berdasarkan bentuk sampel yang diukur Teknik analisis yang memerlukan sampel berupa larutan:
?
3olumetri
?
Spektrootometri
?
Spektroluorometri
?
Spektrometri serapan atom (AAS=4S)
?
4misi plasma
?
Kromatograi (K@', K7K', K+1, K1, dll)
?
4lektrokimia (potensiometri, polarograi, amperometri)
?
4lektrooresis
2. Teknik Analisis yang memerlukan sampel padat ataupun larutan.
?
Analisis =luoresensi Sinar
?
Analisis Aktivasi 0eutron
?
Sp. 16
3. Teknik Analisis yang memerlukan sampel padat
?
-7 Ar 4mission Spetrosopy
?
A7 Ar 4mission Spetrosopy
?
iropobe tehniBues
?
7ombustion tehniBues
*entuk Preparasi A+al ampel
— Perlakuan awal untuk sampel cair : 4ksktraksi 7air$7air 4kstraksi =ase +adat (S+4) +emisahan dengan membran -istilasi (untuk beberapa sampel) @ioilisasi (untuk sampel biologi) — Perlakuan awal untuk sampel padat. +engurangan ukuran sampel +engeringan dan penetakan +elarutan dalam pelarut yang sesuai
4kstraksi
— Derivatisasi : Pembentukan senyawa derivat yang dapat terukur oleh instrtument atau terdeteksi oleh detektor. Pemisahan berdasarkan proses Teknik Pemisahan ,mum
— 4kstraksi +elarut — +engendapan — 4lektrodeposisi — +ertukaran ion — Adsorpsi dan desorpsi — +enguapan — Absorpsi — Kromatograi — -ialisis — 4lektrooresis — +emisahan dengan membran — =iltrasi — Sentriugasi dan ultrasentriugasi — Csmosis 'enis Pemisahan 1.
Pemisahan Preparatif.
? 'ujuan pemisahan preparati adalah memperoleh produk yang berharga dari suatu ampuran dengan ara menghilangkan pengotor sekeil$keilnya. ?
-apat dilakukan dengan skala besar, skala keil dan skala sangat keil.
?
Dmumnya di industri dilakukan seara sinambung.
'eknik pemisahan yang paling banyak digunakan adalah ekstraksi, distilasi berraksi, kromatograi preparati, kristalisasi , dll ;. Pemisahan Analitik , 'ujuannya untuk memperoleh informasi analitik yang bermutu (akurat- presisi) yang dihasilkan melalui suatu pengukuran dari hasil pemisahan. Skala pemisahan meliputi :makro, semi mikro , mikro, nano tergantung pada kadar analit yang diperoleh dan teknik analisis yang digunakan. -ilakukan di laboratorium Analisis. Meliputi :
a.
Pemisahan analit da&i s!esi #ang mengganggu.
.
Peme$atan analit dalam analisis &unut
*.
Penguahan analit $edalam +ase #ang sesuai
d.
Pengu&angan dan !en#ede&hanaan mat&i$s ,*lean-u!
e.
Isolasi analit $e dalam entu$ mu&ni Pengertian &kstraksi &kstraksi atau penyarian adalah proses pemindahan atau penguilan suatu konstituen ? dalam suatu sample ke suatu pelarut dengan ara mengook atau melarutkannya.
? +roses ekstraksi melibatkan dua fase ( kedua ase dapat berupa airan tetapi tidak berampur) dan dapat dilakukan dengan satu kali ekstraksi (single extraction), beberapa kali ekstraksi (multiple extraction ), dan sinambung (continues extraction). ? -ari segi teknik, ekstraksi dapat diklasiikasikan menjadi: &kstraksi air/air (ekstraksi pelarut)- &kstraksi Padat/air- dan &kstraksi uper ritik . &kstraksi Pelarut
? -alam proses ekstraksi air$air atau sering disebut juga sebagai ekstraksi pelarut, solut dipindahkan dari pelarut satu ke pelarut yang lain dan tidak berampur dengan ara pengookan yang berulang. ? -i laboratorium ekstraksi pelarut dilakukan dalam suatu orong pemisah (separation funnel ). Prosedur umum : -alam orong pemisah, siapkan larutan solut dalam suatu pelarut. Kalau ? perlu atur p/ larutan atau tambahkan suatu pereaksi tertentu. asukkan pelarut kedua yang tidak berampur dengan pelarut pertama dan kook. Setelah pengookan sempurna, ampuran
dibiarkan memisah dalam dua lapisan (ase air dan ase organik). Salah satu lapisanase diambil, sedangkan lapisan kedua dibuang atau diekstraksi kembali dengan ara yang sama. a. oefisien 0istribusi
? isalkan dalam orong pemisah, suatu spesi solut terdistribusi di antara dua pelarutase yang tidak berampur. Kesetimbangan yang terjadi adalah: S&
SA
di mana S& adalah spesi solut dalam fase ba+ah, dan SA adalah spesi solut dalam fase atas. ? Seara termodinamika, pada saat kesetimbangan terapai ratio antara aktiitas kedua spesi solut dalam kedua ase selalu tetap (/ukum -istribusi 0460S'). Dntuk larutan ener, aktiitas digantikan konsentrasi E. ?
Koeisien -istribusi (K -) dapat ditulis sebagai berikut: K - F 7A 7&
di mana 7A adalah konsentrasi spesi solut pada ase atas dan 7& adalah konsentrasi dalam ase bawah. b.'enis Pelarut
+elarut yang digunakan hendaknya tidak berampur satu sama lainnya (immiscible). Pelarut berair (aueous) biasanya berupa:
a. air suling b. larutan dapar p/ tertentu . larutan elektrolit dalam air d. larutan pembentuk kompleks dalam air e. larutan asam atau basa dalam air . kombinasi larutan$larutan tersebut di atas. ?
Pelarut organik yang tidak bercampur dengan air:
a. benGen, toluen, heksan, 5ilen b. diklormetan, kloroorm, tetraklormetan . dietil eter
d. metil iso butil keton e. hidrokarbon aliatik ? Pelarut organik yang bercampur dengan air : alkohol aliatik, asam karboksilat, aldehida, keton, asetonitril, dimetilsuloksida, dan dioksan, tidak sesuai digunakan sebagai ekstraktan dari larutan berair, tetapi dapat digunakan sebagai ekstraktan dari larutan organik yang tidak berampur. c. 1atio 0istribusi (0)
?
0ilai K - selalu tetap pada suatu sistem dan suhu tertentu.
?
0ilai K - dapat berubah, jika: a. Kedua pelarut berampur seara sebagian (partial) b. Solut mengalami disosiasi atau asosiasi dalam salah
satu pelarut yang digunakan
. Solut bereaksi dengan pelarut (solvatasi) ? Sesuai kondisi perobaan, maka Koeisien distribusi dapat digantikan dengan ratio distribusi (-). d. Persen olut Terekstraksi
? Kedua persamaan ekstraksi menunjukkan bahwa eisiensi ekstraksi tidak bergantung pada konsentrasi awal dari solut, melainkan tergantung pada nilai K- atau - saja. ?
*ika p/ larutan berubah maka nilai - akan berubah pula.
? 0ilai - selalu tetap pada kondisi perobaan, tetapi raksi solut terekstraksi akan sangat tergantung pada ratio volume dari kedua pelarut. ? *ika volume pelarut organik yang digunakan besar maka raksi solut terekstraksi akan lebih banyak dalam ase organik agar nilai - terapai pada kondisi tersebut. e. &kstraksi bertahap ( multiple extraction!
? isalkan sejumlah berat 2 solut A dilarutkan dalam air lalu diekstraksi dengan sejumlah tertentu pelarut organik: K - F HAIoHAIa F w(2 J w) w F 2.K -(! K -) di mana w adalah berat A yang terekstraksi ke dalam ase organik. ?
=raksi solut dalam ase organik dapat dihitung sebagai
o F w2 F K -(! K -), dan raksi dalam air a F !$ o F !(! K -). ? &ila ekstraksi dilakukan seara bertahap n kali , maka sisa dalam air (raksi sisa solut dalam air) adalah : fa 45(46 0)7natau jika volumenya berbeda fa 8a5(8a 6 0.8o)7n
?
4isiensi ekstraksi adalah o F (! J a) dan "4 F !##.o
f. Aplikasi dalam penyiapan sampel
? 4kstraksi pelarut sering digunakan dalam penyiapan sampel untuk analisis gravimetri, volumetri, spektrootometri dan kromatograi terutama untuk senyawa organik dalam sediaan, dan dalam matriks lain seperti matriks biologi (urin dan darah). ? 8aram basa organik seperti sulat atau hidrokloridanya serta garam asam organik seperti garam 0a atau K merupakan senyawa$senyawa yang mudah larut air. Sedangkan basa organik dan asam organik melarut baik dalam pelarut organik non polar seperti kloroorm atau eter. ?
-engan demikian dapat digunakan dalam desain prosedur ekstraksi.
9aktor yang mempengaruhi ekstraksibilitas analit
— Tiga faktor utama adalah : 1.
Kela&utan analit dalam e&agai !ela&ut atau nilai Kd dalam sistem #ang diguna$an dalam e$st&a$si.
2.
Imisiilitas , $etida$e&*am!u&an !ela&ut #ang diguna$an ha&us o!timum.
3.
Kesetimangan $imia #ang meliat$an analit dalam !&oses e$st&a$si.
— yarat pelarut pengekstraksi : 1.
Pela&ut henda$n#a mela&ut$an solut sangat esa& teta!i han#a tida$ atau sedi$it sa/a mela&ut$an sen#a0a lain.
2.
Pela&ut ena&-ena& tida$ e&*am!u& ,immis*ile dengan la&utan ai& atau sistem e&ai&.
3.
Pela&ut mudah mengua! dan mudah dimu&ni$an $emali.
&kstraksi inambung
— 4kstraksi sekali dan berulangkali dilakukan biasanya dengan menggunakan orong pemisah ( separation unnel ). — Agar ekstraksi air$air dapat berlangsung seara sinambung sehingga lebih eisien dan praktis maka digunakan ekstraktor sinambung. — +ada dasarnya ekstraktan (pelarut) yang digunakan dipanaskan lalu dikondensasikan seara sinambung yang akan bersentuhan dengan larutan analit dalam pelarut yang lain. 'erjadilah ekstraksi analit ke dalam ekstraktan seara sinambung. Kedua pelarut harus tidak berampur (immisible). — -ikenal dua ekstraktor: 1.
E$st&a$to& dengan e$st&a$tan leih &ingan dianding$an &a+inat
2.
E$st&a$to& dengan e$st&a$tan leih e&at dianding$an &a+inat. &kstraksi Padat air
— &kstraksi padat cair merupakan tahapan penting dalam preparasi sampel maupun penyediaan obat seperti tintura. — Seara sederhana ekstraksi jenis ini dilakukan dengan melarutkan langsung sampel padat dalam pelarut tertentu lalu disaring. =iltratnya diuapkan hingga kering lalu jika perlu residunya dilarutkan dalam pelarut yang sesuai dan digunakan sebagai larutan uji. — 'eknik pemisahan yang populer adalah ekstraksi menggunakan ekstraktor o;hlet atau ekstraktor umaga+a, dimana digunakan ekstraktan yang mudah menguap pada pemanasan dan terkondensasi sehingga ekstraksi berjalan seara sinambung. +erlu diperhatikan ketahanan analit dalam suasana panas. — Kedua ekstraktor mempunyai ara kerja yang sama. 9aktor yang harus diperhatikan
? +elarut pengekstraksi harus melarutkan bahan yang akan diekstraksi seara sempurna ( lihat kelarutannya dalam pelarut yang dimaksud). ?
Analit dalam sampel harus tahan panas yaitu tidak terurai oleh panas.
? 3olume pelarut pengekstraksi dalam A harus ukup agar tidak kering ( dapat dihitung perkiraan volumenya seperti pada ekstraksi sinambung). ? +elarut pengekstraksi tidak atau sedikit saja melarutkan bahan lain selain analit yang dimaksud.
&kstraksi 9ase Padat (P&)
? 4kstraksi pelarut sangat berguna dalam pemisahan analitik, namun masih mempunyai beberapa kelemahan. ? isalnya pelarut yang digunakan terbatas pada pelarut yang tidak berampur untuk sampel larut air dengan jumlah yang ukup besar. -i samping itu pada praktek sering terbentuk ampuran emulsi pada saat pengookan sehingga menyulitkan pemisahan kedua pelarut. ? &eberapa kelemahan ini dapat ditanggulangi dengan digunakannya ekstraksi ase padat ( "olid #hase $xtraction! olid Phase &;traction eunggulan P&
?
4kstraksi lebih eisien ( LL.L")
?
+elarut lebih sedikit
?
Koleksi analit lebih mudah
?
enghilangkan partikulat
?
-apat diotomatisasikan
?
-apat digunakan dalam penyimpanan sampel
elemahan P&
?
S+4 sangat beragam (sesuai pabrik, ukuran dan isinya)
?
-apat terjadi adsorpsi irreversibel pada atridge.
Tahapan pemisahan P&
?
Pengkondisian
elewatkan pelarut untuk meningkatkan daya serap sorben (hidroob) ?
Pemisahan dan 1etensi
emasukkan sampel, dimana analit akan tertahan dan beberapa komponen lain akan tertahan juga ?
Pencucian
embilasmenghilangkan komponen lain yang tertahan katridge dengan suatu pelarut tertentu.
?
&lusi
engelusi analit dengan pelarut tertentu ?
Penampungan Analit
0eri
— -erivatisasi merupakan proses preparasi sampel yang melibatkan reaksi kimia antara analit dengan suatu pereaksi untuk mengubah siat isika dan kimia dari analit. — 'ujuan derivatisasi dalam analisis adalah: v eningkatkan detektabilitasdaya ukur analit v engubah struktur molekul atau polaritas agar dapat terukur dengan lebih baik v engubah siat matriks agar diperoleh pemisahan yang lebih baik. v eningkatkan stabilitas kepekaan analit. — Seara ideal proses derivatisasi harus epat, kuantitati mungkin, dan sedikit menghasilkan produk samping yang mengganggu. 'entu saja kelebihan pereaksi tidak boleh mengganggu analisis. Persyaratan pereaksi deri
?
+ereaksi harus stabil
? +ereaksi dan hasil samping derivatisasi yang terbentuk harus tidak terdeteksiterukur atau dapat dipisahkan seara sempurna dari hasil reaksi dervatisasi analit ?
+ereaksi harus reakti dan kalau perlu selekti terhadap analit (pada kondisi perobaan)
?
*ika dimungkinkan, pereaksi harus aman dan tidak toksik
?
+rosedur derivatisasi harus dapat mampu diotomatisasikan
'enis reaksi deri
— 6eaksi esteriikasi — 6eaksi asilasi — 6eaksi kondensasi — 6eaksi Sililasi — 6eaksi alkilasi
— 6eaksi pembentukan senyawa siklik (siklisasi) — 6eaksi penggabungan (oupling reation) — 6eaksi pembentukan kompleks yang berwarna atau siat kromooriknya meningkat. /asil reaksi derivatisasi tersebut pada umumnya meningkatkan sifat kromoforik- sifat fluoroforik dan
? +reparasi sampel merupakan tahapan analisis yang sangat menentukan akurasi dan presisi hasil analisis. ? +reparasi sampel mengubah sampel menjadi sesuatu bentuk yang adapti dan sesuai dengan metode pengukuran, meliputi pengubahan bentuk (derivatisasi ) yang akan meningkatkan detektabilitas pengukuran. ? +reparasi sampel juga meningkatkan akurasi dan presisi hasil melalui pemisahan analit yang bebas dari pengaruh matriks dan analit yang lain. ?
+reparasi sampel sangat tergantun