Profil Kesehatan Kab. Konut 2011 75
70,75
94,3
93,8
K A T A P E N G A N T A R
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Konawe Utara 2012 ini dapat dirampungkan. Profil Kesehatan Kabupaten Konawe Utara merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melihat pencapaian hasil pembangunan kesehatan di kabupaten Konawe Utara, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Profil Kesehatan Kabupaten Konawe Utara ini pada intinya berisi berbagai data/informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di kabupaten Konawe Utara. Dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Konawe Utara 2012 ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi – tingginya dan ucapan terima kasih kepada semua pihak atas perhatian, bantuan, masukan dan kontribusinya. Kami menyadari bahwa penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Konawe Utara 2012 ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan, untuk itu saran dan masukan dari
berbagai pihak sangat kami harapkan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan pada masa yang akan datang. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan petunjuk dan kekuatan bagi kita sekalian dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di kabupaten Konawe Utara dalam upaya kita bersama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Billahitaufik Walhidayah, Wassalamu Alaikum Wr. Wb.
Wanggudu, 2013
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten. Konawe Utara
dr. H. MARTAYA, SH, M.PH
NIP. 19650606 199703 1 005
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang.
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya.
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin di capai melalui Pembangunan Kesehatan adalah Masyarakat, Bangsa dan Negara yang di tandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki kemapuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setingi-tinginya di seluruh wilayah NKRI.
Tahun 2005 hingga 2009, Departemen Kesehatan menempatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagai prioritas utama pembangunan kesehatan, menyusul pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, pendayagunaan tenaga kesehatan, penanggulangan penyakit menular, gizi buruk dan krisis kesehatan akibat bencana, serta peningkatan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, tertinggal, daerah perbatasan dan pulau pulau terluar. Program-program tersebut sangat berkaitan untuk meningkatkan kesehatan rakyat.
Penyusunan profil kesehatan kabupaten Konawe Utara 2012 ini berupaya untuk mengacu kepada sasaran utama Departemen Kesehatan tersebut diatas.
Tujuan.
Tujuan Umum
Untuk menjelskan gambaran Umum Kesehatan Kabupaten Konawe Utara secara menyeluruh, merata dan berkesinambungan agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang optimal demi mewujudkan Indonesia Sehat 2010
Tujuan Khusus.
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan bagi setiap orang untuk hidup sehat yang bertempat tinggal di wilayah Kabupaten Konawe Utara
Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan serta memonitoring pelaksanaan program kesehatan di setiap bidang dan di setiap Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis daerah (UPTD)
Memberikan Health Education pada setiap lini yang mencakup wilayah kerja di kabupaten Konawe Utara dan menyelenggarakan kerjasama lintas sector dan lintas program dalam bidang kesehatan kepada unit, instansi, organisasi, kelompok, masyarakat dan individu.
Ruang Lingkup.
Profil Kesehatan Kabupaten Konawe Utara 2012 ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu
Bab I Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang acuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Konawe Utara 2012 serta sistematika penyajiannya.
Bab II Gambaran Umum Kabupaten Konawe Utara. Bab ini menyajikan tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya di kabupaten Konawe Utara.
Bab III Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasi-lhasil pembangunan kesehatan. sampai dengan tahun 2012 yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan hidup dan angka kesakitan.
Bab IV Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2012, untuk tercapainya dan berhasilnya program program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan dan berbagai upaya lain yang berupa gambaran pelayanan program kesehatan lainnya.
Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2012. Gambaran tentang keadaan sumber daya sampai dengan tahun 2012 ini mencakup tentang keadaan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan yang ada sampai tahun 2012. Pada bab ini juga akan dijelaskan tentang jumlah dan penyebaran sarana pelayanan kesehatan yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas termaksud puskesmas pembantu dan puskesmas kelililng.
Bab VI Penutup. Bab ini berisi hal – hal yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan kabupaten Konawe Utara 2012.
Lampiran. Pada lampiran ini berisi resume/ angka pencapaian kabupaten Konawe Utara dan 79 tabel data terpilah yang merupakan gabungan tabel indikator kabupaten sehat dan indicator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan dengan penambahan Indikator Jenis Kelamin.
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN KONAWE UTARA
Secara yuridis, Kabupaten Konawe Utara resmi terbentuk berdasarkan Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Konawe Utara di wilayah provinsi Sulawesi Tenggara. Sebagai daerah pemekaran yang baru berumur 4 tahun lebih, telah menjalankan roda pemerintahan serta melaksanakan berbagai program dan kebijakan strategis. Dalam memacu pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Konawe Utara, maka untuk terukurnya tingkat keberhasilan di tetapkan visi dan misi strategi pembangunan pemerintah daerah Kabupaten Konawe Utara :
Visi : Melangkah bersama menuju sejahtera dengan melestarikan kawasan konawe Utara sebagai daerah industri, Agroforestry dan pertambangan yang ramah lingkungan.
Misi :
Pengembangan kualitas SDM
Menciptakan pemerintah yang bersih dan berwibawa
Peningkatan Imtaq dan kelestarian nilai-nilai budaya
Peningkatan pembangunan yang berkelanjutan berwawasan lingkungan berdasarkan azas kemitraan yang sinergik
Peningkatan kesejahteraan masyarakat
Letak Geografis.
Kabupaten konawe Utara dengan ibukota wanggudu sekitar ± 110 KM dari kota Kendari, secara Geografis terletak di sebelah Utara khatulistiwa melintang dari utara ke selatan pada garis lintang 02°97' dan 03° 86' lintang selatan membujur dari barat ke timur 121°49' bujur timur sampai dengan 122°49' bujur timur, terletak di jazirah Sulawesi Tenggara,
Letak Kabupaten Konawe Utara sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Morowali (Propinsi Sulawesi Tengah) dan Kecamatan Routa (Kabupaten Konawe); sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Morowali (Propinsi Sulawesi Tengah dengan Laut Banda); sebelah selatan berbatasan dengan Beberapa Kecamatan di Kabupaten Konawe dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kolaka. (Source : BPS; Statistic of Sultra Regency and BPN; National Land Board of Konawe Regency).
Gambar 1. Peta Wilayah Sulawesi dan Letak Kabupaten Konawe Utara
Gambar 1. Peta Wilayah Sulawesi dan Letak Kabupaten Konawe Utara
Luas Wilayah.
Luas wilayah Kabupaten Konawe Utara yaitu 500.339 Ha atau 13.38 % dari luas wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara. Sedangkan Luas wilayah perairan laut (Termasuk perairan Kabupaten Konsel dan Konawe) ± 11.960 Km² atau 10.87 % dari luas wilayah perairan laut Sulawesi Tenggara.
Gambar 2. Peta wilayah Kabupaten Konawe Utara.
Wilayah Konawe Utara sebagian besar adalah wilayah daratan, dan merupakan daerah pengunungan dan perbukitan dengan lereng-lereng yang terjal.
Tabel 1. Luas Wilayah kabupaten Konawe Utara menurut Kecamatan
Kode
Kecamatan
Luas / Area
(Ha)
(%)
7410010
7410020
7410030
7410040
7410050
7410060
7410070
Sawa
Lembo
Lasolo
Molawe
Asera
Langgikima
Wiwirano
11.815
7.812
26.250
36.506
219.772
47.675
150.509
2,36
1.56
5.25
7.30
43.92
9.53
30.08
7410
Sub Jumlah
500.339
100.00
Sumber : BPN Kabupaten Konawe
Gambar 3. Presentase luas wilayah kabupaten menurut kecamatan
Asera 44%Lembo 2%Sawa 2%Langgikima 10%Molawe 7%lasolo 5%Wiwirano 30%
Asera 44%
Lembo 2%
Sawa 2%
Langgikima 10%
Molawe 7%
lasolo 5%
Wiwirano 30%
Hidrologi
Kabupaten konawe Utara mempunyai beberapa sungai besar yang cukup potensi untuk pengembangan pertanian, irigasi dan pembangkit tenaga listrik, seperti Sungai lasolo, sungai Kokapi, Sungai Toreo, Sungai Andumowu, dan Sungai Molawe, Sungai Asera dll. Ribuan Spesies yang hidup dalam Biota Air tawar terdapat pada sungai-sungai di Kab. Konawe Utara ini, salah satu yang terkenal adalah Kerang Air Tawar atau dalam bahasa daerahnya Pokea ( Berasal dari Bahasa Tolaki ; Suku Asli Kab. Konawe Utara-Red) yang mempunyai Nilai gizi yang sangat tinggi, terletak di Kawasan Sungai Asera.
Oceanografi
Kabupaten Konawe Utara memiliki perairan laut yang sangat menonjol yaitu kekayaan hasil laut di samping itu juga memiliki panorama yang indah. Oleh karena itu, kelautan kabupaten Konawe Utara sangat cocok untuk pengembangan usaha perikanan laut dan pengembangan wisata bahari.
Iklim
Seperti Daerah-daerah lain Indonesia, di Kabupaten Konawe Utara di kenal dua musim, yaiut musim kemarau dan hujan. Keadaan musim banyak di pengaruhi oleh arus angin yang bertiup di atas wilayahnya.
Pada bulan September sampai Maret, Angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik, setelah sebelumnya melewati beberapa lautan. Pada bulan-bulan tersebut terjadi musim penghujan sekitar bulan April, Arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan kadang-kadang kurang dan kadang-kadang lebih. Musim ini oleh para pelaut setempat di kenal sebagai musim pancaroba. Sedangkan pada bulan mei sampai dengan Agustus, angin bertiup dari arah timur yang berasal dari benua Australia kurang mengandung uap air. Hal tersebut mengakibatkan minimnya curah hujan daerah ini. Pada bulan Agustus sampai Oktober terjadi musim kemarau, sebagai akibat perubahan kondisi alam yang sering tidak menentu.
Tabel 2 Hari Hujan dan Curah Hujan per Bulan
No
Bulan
Hari Hujan
Curah Hujan
(H H)
(M M)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Januari
Pebruari
Maret
April
M e i
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
2
6
7
12
15
10
6
12
9
7
5
12
139.00
395.00
220.00
325.00
495.00
275.00
105.00
320.00
105.00
133.50
209.98
280.99
Jumlah
103
3003,47
Catatan : Curah hujan 0 = Hujan di bawah 0,5 mm
Sumber : BMG Prop. Sulawesi Tenggara
Administratif
Kabupaten Konawe Utara secara administratif pertama terbentuk terdiri dari 7 kecamatan dan seiring dengan pergantian kepala daerah maka pada bulan Nopember 2010, di mekarkan 3 kecamatan baru yaitu Kecamatan Motui hasil pemekaran dari Kecamatan Sawa, Kecamatan Andowia hasil pemekaran dari Kecamatan Asera dan Kecamatan Oheo hasil pemekaran dari kecamatan Asera, oleh karena itu Kabupaten Konawe Utara sekarang ini memiliki 10 Kecamatan definitive. Dari ke 10 Kecamatan tersebut selanjutnya terbagi atas 136 desa, 10 kelurahan (Lihat Tabel 1 di Lampiran) dan 5 Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT), yang masih dalam tahap pembinaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Konawe Utara.
Tabel 3. Jumlah desa / kelurahan dan jarak tempuh ke ibukota kabupaten
K e c a m a t a n Motui
No
Nama Desa / Kelurahan
Jarak Tempuh Dari Ibu Kota
Ket
Darat ( Km )
Laut (mil)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Wawoluri
Tondowatu
Matandahi
Baggina
Bende
Motui
Punggulahi
Lambuluo
Poni poniki
Puuwonggia
64
71
66
67
65
64
63
-
-
-
-
-
-
-
Desa
Desa
Desa
Desa
Kel. / Ibukota Kec.
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Sumber : Kantor Bagian Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Konawe Utara
K e c a m a t a n S a w a
No
Nama Desa / Kelurahan
Jarak Tempuh Dari Ibu Kota
Ket
Darat ( Km )
Laut (mil)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
S a w a
Puupi Jaya
Lalembo
Laimeo
Tongauna
Puudonggala
Matanggonawe
Kokapi
Puudonggala Utama
Ulusawa
Tobimeita
Kapolano
58
56
57
56
55
53
51
59
52
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ibukota Kecamatan (kel)
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Sumber : Kantor Bagian Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Konawe Utara
K e c a m a t a n Lembo
No
Nama Desa / Kelurahan
Jarak Tempuh Dari Ibu Kota
Ket
Darat ( Km )
Laut (mil)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
Lembo
Taipa
Tongalino
Puusiambu
Bungguosu
Padaleu
Pasir putih
Puulemo
Alo-alo
Lapulu
Laramo
46
51
47
45
43
43
44
45
48
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ibukota Kecamatan (kel)
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Sumber : Kantor Bagian Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Konawe Utara
K e c a m a t a n Lasolo
No
Nama Desa / Kelurahan
Jarak Tempuh Dari Ibu Kota
Ket
Darat ( Km )
Laut (mil)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Tinobu
Abola
Andumowu
Andeo
Basule
Belalo
Kampoh bunga
Lametono
Larodangge
Lemobajo
Matapila
Otole
Tanjung Bunga
Toreo
Watukila
Wawolesea
Waworaha
Barasanga
Morombo Pantai
Otipulu
Tetelupai
Lalowaru
Muara tinobu
38
39
36
38
38
37
40
38
35
42
38
34
37
38
34
41
35
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ibukota Kecamatan (kel)
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Sumber : Kantor Bagian Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Konawe Utara
K e c a m a t a n Molawe
No
Nama Desa / Kelurahan
Jarak Tempuh Dari Ibu Kota
Ket
Darat ( Km )
Laut (mil)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
Molawe
Mataiwoi
Bandaeha
Awila
Mowundo
Awila Puncak
Mandiodo
Tapunggaya
Tapuemea
31
33
32
31
30
29
33
34
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ibukota Kecamatan (kel)
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Sumber : Kantor Bagian Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Konawe Utara
K e c a m a t a n Andowia
No
Nama Desa / Kelurahan
Jarak Tempuh Dari Ibu Kota
Ket
Darat ( Km )
Laut (mil)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
14
Wanggudu
Andowia
Lahimbua
Lamondowo
Laronanga
Labungga
Larobende
Lambudoni
Mataiwoi
Puusuli
Banggarema
Anggolohipo
Amolame
Puuwonua
0
4
4
3,5
5
4
3
2
8
10
12
8
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ibukota Kecamatan (kel)
Kelurahan
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Sumber : Kantor Bagian Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Konawe Utara
K e c a m a t a n Asera
No
Nama Desa / Kelurahan
Jarak Tempuh Dari Ibu Kota
Ket
Darat ( Km )
Laut (mil)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
14
15
Asera
Wanggudu raya
Walasolo
Tangguluri
Amorome
Wawolimbue
Kota mulia
Aseminunulai
Walalindu
Wunduhaka
Tapuwatu
Punggomosi
Puuwanggudu
Longeo Utama
Amorome Utama
15
22
23
10
25
25
24
35
29
8
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ibukota Kecamatan
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Sumber : Kantor Bagian Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Konawe Utara
K e c a m a t a n Oheo
No
Nama Desa / Kelurahan
Jarak Tempuh Dari Ibu Kota
Ket
Darat ( Km )
Laut (mil)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
14
15
16
Laronaha
Bandaeha
Kotamaju
Landawe
Wiwirano
Mopute
Todoloiyo
Puuhialu
Linomoiyo
Sambandete
Paka indah
Lameoru
Walandawe
Bendewuta
Tinondo
Todoloiyo Trans
29
32
30
36
39
33
32
35
38
40
34
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ibukota Kecamatan (kel)
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Sumber : Kantor Bagian Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Konawe Utara
K e c a m a t a n wiwirano
No
Nama Desa / Kelurahan
Jarak Tempuh Dari Ibu Kota
Ket
Darat ( Km )
Laut (mil)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Lamonae
Hialu Utama
Polo polora
Kolosua
Kuratao
Matabenua
Landawe Utama
Tambakua
Lamonae Utama
Laumoso
Padalere
Padalere Utama
Lamparinga
Tetewatu
Culambatu
Wawoheo
Mata osole
Wacumelewe
Pondoa
Larompana
Wacupinodo
Wawontoaha
Wawonsangia
Landiwo
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ibukota Kecamatan (kel)
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Sumber : Kantor Bagian Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Konawe Utara
K e c a m a t a n Langgikima
No
Nama Desa / Kelurahan
Jarak Tempuh Dari Ibu Kota
Ket
Darat ( Km )
Laut (mil)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Langgikima
Pariama
Sarimukti
Tobimeita
Molore
Lameruru
Polora Indah
Alenggo
Morombo
-
-
-
-
-
-
-
-
Ibukota Kecamatan (kel)
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Konawe
Demografi
Jumlah dan Laju pertumbuhan Penduduk.
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Konawe Utara Selama Tiga Tahun Terakhir dari Tahun 2007 sampai 2010 2,39 % / Tahun (Hasil Pendataan SP 2010), lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk Propinsi Sulawesi Tenggara yakni 2,07 %. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Langgikima adalah yang paling terbanyak di bandingkan Kecamatan lain di Kabupaten Konawe Utara yakni 5,08 % di ikuti kecamatan Molawe dan Lasolo masing – masing 2,85 % dan 2,58 % per Tahun sedangkan yang terendah di Kecamatan Lembo yakni 1,42 %.
Gambar 4 . Laju Pertumbuhan Penduduk kabupaten Konawe Utara 2010 (Data BPS, Hasil Sensus Penduduk 2010)
5,08 2,05 1,60 1,422,58 2,48 2,85 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00
5,08
2,05
1,60
1,42
2,58
2,48
2,85
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00
Proyeksi penduduk berdasarkan hasil dari pemuktahiran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Konawe Utara, jumlah penduduk Kab. Konawe Utara tahun 2012 tercatat sebesar 52.561 Jiwa terdiri dari 27.521 laki-laki dan 25.040 Perempuan. Penyebaran penduduk Kabupaten Konawe Utara yang terbanyak di Kecamatan Lasolo sebesar 10.562 jiwa sedangkan yg paling sedikt berada di kecamatan Oheo yaitu 3529 Jiwa. (Sumber ; BPS Kab Konawe Utara)
Gambar 5 . Jumlah Penduduk Kabupaten Konawe Utara Menurut Kecamatan Tahun 2012
JUMLAH PENDUDUKMolaweAseraAndowiaOheoMotui 3529 JiwaJUMLAH PENDUDUK KONAWE UTARA 2012KECAMATANWiwiranoLasolo3530 Jiwa6552 Jiwa 5483 Jiwa5063 Jiwa5526 Jiwa10562 JiwaSawa 3748 JiwaLembo4497 JiwaLanggikima4071 Jiwa
JUMLAH PENDUDUK
Molawe
Asera
Andowia
Oheo
Motui
3529 Jiwa
JUMLAH PENDUDUK
KONAWE UTARA 2012
KECAMATAN
Wiwirano
Lasolo
3530 Jiwa
6552 Jiwa
5483 Jiwa
5063 Jiwa
5526 Jiwa
10562 Jiwa
Sawa
3748 Jiwa
Lembo
4497 Jiwa
Langgikima
4071 Jiwa
Jenis Kelamin
Distribusi penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2012 adalah Laki-laki berjumlah 27.521 laki-laki dan 25.040 Perempuan. Penduduk laki-laki terbanyak ada di Kecamatan Lasolo yaitu 5076 Jiwa dan yang paling sedikit berada di Kecamatan Langgikima yaitu 1806, Sedangkan perempuan Jumlah yang paling terbanyak berada di Kecamatan Lasolo yaitu berjumlah 4805 Jiwa dan yang paling sedikit berada di Kecamatan Langgikima yaitu 1744 Jiwa.
Untuk lebih jelasnya persebaran penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 4. Jumlah Penduduk berdasarkan kecamatan
KECAMATAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
DISTRIBUSI PENDUDUK (%)
MOTUI
1860
1893
3530
SAWA
2353
1960
3748
LEMBO
2743
2230
4497
LASOLO
5076
4805
10562
MOLAWE
2734
2174
5526
ANDOWIA
2553
2471
5063
ASERA
3276
2841
5483
OHEO
2059
1958
3529
WIWIRANO
3061
2964
6552
LANGGIKIMA
1806
1744
4071
KAB. KONUT
27521
25040
52561
100
(Sumber ; BPS Kab Konawe Utara)
Keadaan Lingkungan.
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator – indikator seperti ; persentase rumah tangga sehat, akses terhadap air bersih dan persentase rumah tangga menurut kepemilikan fasilitas buang air besar.
1. Rumah Tangga Sehat ber PHBS
Terdapat beberapa indikator lingkungan yang harus dipenuhi sebuah rumah tangga agar disebut sebagai rumah tangga sehat, yaitu ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni dan lantai bukan dari tanah. Selain itu juga terdapat indikator lain yang terkait dengan faktor perilaku dan keterjangkauan terhadap jaminan pemeliharaan kesehatan. Persentase rumah tangga sehat ber PHBS pada tahun 2012 mencapai 22,2%. Wilayah puskesmas dengan persentase rumah tangga sehat ber PHBS tertinggi adalah wilayah puskesmas Tapunggaya sebesar 61,6% dan terendah wilayah puskesmas Lembo sebesar 8,7%. Persentase rumah tangga sehat berdasarkan wilayah puskesmas dapat dilihat pada Lampiran 61.
2. Akses Terhadap Air Bersih
Air sering menjadi sumber pencemar pada penyakit water borne disease. Oleh karena itu sumber air harus memenuhi syarat lokalisasi dan konstruksi. Syarat lokalisasi menginginkan agar sumber air minum terhindar dari pengotoran, sehingga perlu diperhatikan jarak sumber air dengan kakus, lubang galian sampah, lubang galian untuk air limbah dan sumber – sumber pengotor lainnya.
Data yang terdapat pada Bidang Promosi Kesehatan menyebutkan bahwa masyarakat kabupaten Konut yang dapat mengakses air bersih pada tahun 2012 mencapai 73,6 %. Sebagian besar rumah tangga di kabupaten Konawe Utara menggunakan air ledeng dengan persentase 49,7% , persentase rumah tangga menggunakan sumur gali menempati urutan ke 2 yaitu sebesar 16,3%. Dan mat air 7 %.
3. Fasilitas Tempat Buang Air Besar
Keberadaan fasilitas tempat buang air besar telah menjadi kebutuhan penting pada kehidupan masyarakat modern. Kepemilikan dan penggunaan jamban merupakan isu penting dalam menentukan kualitas hidup penduduk. Persentase rumah tangga yang memiliki jamban di kabupaten Konawe Utara tanun 2012 hanya sebesar 67,3 % dan dari rumah tangga yang memiliki jamban tersebut baru 88,3% yang memiliki jamban sehat. Persentase rumah tangga yang memiliki jamban menurut kecamatan dapat dilihat pada lampiran 66 .
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat kabupaten Konawe Utara berikut ini disajikan situasi mortalitas dan morbiditas.
A. MORTALITAS
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit – penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan di bawah ini .
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor – faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB.
Beberapa penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan28 minggu sampai hari ke – 7 setelah persalinan (masa perinatal). Penyebab kematian bayi yang banyak adalah karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran premature dan berat badan bayi lahir rendah.
Pada tahun 2012Jumlah Kematian Bayi di laporkan 31 jiwa.
Angka Kematian Ibu (AKI).
Kematian ibu maternal di kabupaten Konawe Utara tahun 2012 menurun di bandingkan Tahun 2011 lalu, Jumlah kematian Ibu Tahun 2012 di laporkan berjumlah 3 Jiwa. Di banding tahun 2011 lalu berjumlah 4 jiwa
Jika dilihat dari penyebab kematianya, kasus kematian ibu Tahun 2012 adalah Pada Kasus Kematian Ibu hamil, kematian ibu Nifas dan kematian ibu bersalin.
Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH)
Penurunan AKB sangat berpengaruh pada kenaikan angka harapan hidup waktu lahir. Angka kematian bayi sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan angka harapan hidup waktu lahir. Meningkatnya umur harapan hidup ini secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat.
Angka harapan hidup waktu lahir penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia 2000 –2005, estimasi angka harapan hidup yang sebesar 67.8 tahun 2000 – 2005 meningkat menjadi 69.8 tahun 2005 – 2010, dan diperkirakan akan menjadi 73.6 tahun pada 2020 – 2025.
Menurut estimasi BPS umur harapan hidup di propinsi Sulawesi Tenggara pada periode 2005 – 2010 adalah 69.1 tahun dan berdasarkan hasil survey kesehatan nasional tahun 2006 umur harapan hidup di Sulawesi Tenggara adalah 67 tahun.
Estimasi angka harapan hidup waktu lahir tahun 2000 – 2005 dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 5
Estimasi Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo)
Tahun 2000 – 2025
Tahun
Eo
2000 – 2005
67.8
2005 – 2010
69.8
2010 – 2015
71.5
2015 – 2020
72.8
2020 - 2025
73.6
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 – 2005, tahun 2005
B. MORBIDITAS
Data angka kesakitan penduduk diperoleh dari hasil pengumpulan data dari puskesmas yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Dari Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB I) diperoleh data 10 penyakit utama pasien di kabupaten Konawe Utara, yang terbanyak adalah penyakit Infeksi Saluran Nafas Atas 24 % , diikuti penyakit Gastritis 14 % dan Influenza 10 %. Pola 10 Besar Penyakit Konawe Utara tahun 2012 disajikan pada tabel berikut ini. Gambaran / pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di kabupaten
Tabel 6
Pola 10 Besar Penyakit Terbanyak Pada Pasien
Di Kabupaten Konawe Utara Tahun 2012
No
Nama Penyakit
Jumlah Kunjungan
%
1.
ISPA
5210
21
2.
Gastritis
3389
14
3.
Hipertensi
2948
12
4.
Influenza
2591
10
5.
Febris
2419
10
6.
Diare
2145
9
7.
Penyakit Kulit
1719
7
8.
Anemia
1526
6
9.
Rematik
1509
6
10.
Asma Bronchial
1336
5
TOTAL
24.792
100
Sumber : Laporan Data Kesakitan (LBI) Dinkes Kab. Konawe Utara
Gambar 6. 10 Besar Penyakit Terbanyak di Kabupaten Konawe Utara Tahun 2012
Selanjutnya berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian.
a. Penyakit Malaria
Situasi angka kesakitan malaria selama tahun 2011 – 2012 meningkat drastis dimana pada tahun 2011 Jumlah Penderita Malaria dengan pemeriksaan darah 44, sedangkan di Tahun 2012 Jumlah kasus penderita malaria dengan pemeriksaan sediaan Darah sebanyak 595 kasus, jumlah kasus malaria menurut puskesmas dapat dilihat pada lampiran 24. Propinsi Sulawesi Tenggara Khususnya Kab. Konawe Utara telah mendapatkan dana Hibah Operasional penanganan Malaria melalui Bantuan Luar Negeri yaitu GF-ATM (Global Fund – AIDS, TBC, MALARIA) Round II.
b. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering berada dalam daftar pola 10 penyakit terbanyak . Dari laporan Kesakitan (LB I) tahun 2011 , penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) menempati peringkat pertama yaitu sebanyak 5210 kasus dengan persentase 21 %. Penyakit sistem pernafasan seperti Pnemonia juga sering menyerang balita. Pada tahun 2011 jumlah pneumonia pada balita didapatkan 113 kasus, ini meningkat di banding Tahun 2010 lalu yang hanya 16 kasus Pnemonia pada balita, Jumlah kasus pnemonia pada balita menurut puskesmas dapat dilihat pada lampiran 13.
c. Penyakit Kusta
Jika ditinjau dari situasi global, Indonesia merupakan Negara penyumbang jumlah penderita kusta ketiga setelah India dan Brazil. Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma dikalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini sebagian besar penderita dan mantan penderita kusta dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan. Di kabupaten Konawe Utara tahun 2011, jumlah penderita kusta yang tercatat sebanyak 6 orang diantaranya merupakan penderita Multi Basiler (MB) atau Kusta Basah yang diketahui merupakan tipe yang menular.
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Kesehatan sebagai hak dasar manusia yang merupakan karunia Tuhan Yang tak ternilai harganya, oleh karenanya Pemerintah mempunyai Kewajiban untuk menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Di samping itu Kesehatan harus di lihat sebagai kegiatan Intervensi karena perananya sangant menentukan dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
Keberadaan Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara di bidang Kesehatan yang mempunyai tugas untuk melaksanakan sebagia urusan rumah tangga bidang kesehatan serta tugas pemebantuan yang menjadi wewenangnya, oleh karena itu Dinas Kesehatan Kab. Konawe Utara juga telah mentapkan suatu visi ke depan yang merupakan cita – cita yang ingin di capai di masa mendatang.
Visi.
Secara nasional telah di tetapkan subuah visi untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010, maka visi pembangunan daerah kabupaten konawe utara adalah "Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas menuju Konawe Utara Sehat 2014"
Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara, maka Dinas Kesehatan telah menjabarkan sebuah Misi, yaitu :
Mendukung tercapainya Visi dan sasaran pembangunan daerah
Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Peugas Kesehatan
Peningkatan peran serta masyarakat dalam memelihara kesatuan individu.
Tugas pokok dan Fungsi
Tugas pokok dan Fungsi (Tupoksi) Dinas Kesehatan mengacu pada Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 9 Tahun 2009. Berikut ini di jabarkan Tupoksi Dinas Kesehatan Kab. Konawe Utara. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan dapat di jabarkan sebagai berikut :
Kepala Dinas Kesehatan
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian kewenangnan Pemerintah Daerah kbupaten Konawe Utara dalam melaksanakan tugas desentralisasi otonomi daerah di bidang Kesehatan, serta tugas Pembantuan yang di berikan oleh Pemerintah Daerah propinsi sesuai prosedur yang di tetapkan dengan peraturan Perundang – Undangan.
Fungsi
Pengumpulan bahan, pedoman dan petunjuk teknis perumusan kebijakan pelaksanaan daerah bidang Kesehatan.
Perumusan kebujakan teknis pembinaan dan pengembangan pelaksanaan pembangunan daerah di bidang kesehatan.
Pemberian rekomendasi penetapan rencana dan program kegiatan pelaksanaan pembangunan daerah di Bidang kesehatan.
Pengkoordinasian pelaksanaan rencana dan program kegiatan pelaksanaan pembangunan daerah di bidang kesehatan terhadap Instansi dan Lembaga lainya yang terkait
Pengawasan dan penilaian dan pengvaluasian perkembangan pelaksanaan pembangunan daerah di bidang Kesehatan.
Penyelenggaran urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Kesehatan.
Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas di bidang Kesehatan sesuai rencana dan program kegiatan yang telah di tetapkan.
Pelaksanaan tugas pembantuan yang di tugaskan oleh pemerintah dan Pemerintah Daerah propinsi kepada Pemerintah Daerah kabupaten.
Pemantauan pelaksanaan kegiatan di Bidang Kesehatan
Penginventarisasian permasalahan yang di peroleh dalam penyelenggaraan pembangunan daerah di bidang kesehatan, serta mengambil kebijakan penyelesaian masalah.
Penyampaian saran kepada kepala daerah tentang kebijakan pembinaan dan pengembangan penyelenggaraan pembangunan daerah di bidang kesehatan.
Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Kepala Daerah
Pembuatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) hasil penyelenggaraan pembangunan daerah di bidang kesehatan untuk di sampaikan kepada Kepala Daerah serta unsur-unsur terkait lainya untuk bahan evaluasi dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.
Sekretaris Dinas.
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas kepala Dinas Kesehatan di bidang kesekretariatan, yang meliputi: Urusan umum dan perlengkapan, urusan kepegawaian, perencanaan dan pengelolaan keuangan sesuai rencana dan program kegiatan yang telah di tetapkan.
Fungsi
Penghimpunan Peraturan Perundang-unadangan, kebijakan, serta pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan kegiatan di bidang kesekretariatan.
Perumusan program kegiatan di bidang kesekretariatan sesuai standart dan prosedur yang di tetapkan dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, serta kebijakan atasan.
Pengkoordinasian teknis terhadap terhadap satuan kerja yang terkait dalam penyelenggaran program kegiatan di bidang kesektariatan.
Penyusunan pedomn dan petunjuk teknis penyelenggaraan di bidang kesekretariatan.
Pembinaan dan mengendalikan kegiatan di bidang kesekretariatan, dengan menjabarkan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan kegiatan yang telah di tetapkan terhadap sub-sub bagian di bawahnya.
Pengambilan kebijakan penyelesaian masalah yang di peroleh dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang kesekretariatan Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara.
2.1. Kepala sub bagian Kepegawaian.
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas kepala bagian Tata Usaha dibidang pengelolaan administrasi kepegawaian dan diklat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara.
Fungsi
Menyusun rencana kebutuhan pegawai dan Tenaga kesehatan dilingkungan Dinas kesehatan sesuai dengan kewenangan dan beban kerja yang ada;
Mengelola administrasi yang meliputi pengumpulan data pegawai, pencatatan pegawai pada Buku induk Pegawai sesuai urutan kepangkatan, serta membuat konsep rencana mutasi Pegawai (Dinkes dan UPTD);
Mengumpulkan bahan & petunjuk teknis pembinaan pegawai, disiplin pegawai ketatalaksanaan di bidang kepegawaian, serta peningkatan kesejahteraan pegawai;
Menyusun rencana peningkatan kualitas Sumber Daya Kesehatan melalui berbagai jenis pendidikan & pelatihan pegawai;
Menyiapkan bahan pengembangan ketenagaan melalui kegiatan Diklat formal dan informal kerjasama dengan Fakultas Kedokteran, FKM serta perguruan Tinggi Kesehatan lainnya dan Diklat Pemda.
Menyelenggarakan proses pendidikan dan atau pelatikah tenaga kesehatan di kabupaten Konawe Utara;
Membuat laporan keadaan pegawai sesuai dengan data kegiatan pengelolaan administrasi Kepegawaian, serta laporan daftar hadir /absen Pegawai;
Melakukan koordinasi penelitian dan pengembangan sumber daya kesehatan.
Menyebarluaskan hasil – hasil penelitian dan pengembangan sumber daya Kesehatan kepada lintas program dan lintas sektor yang terkait.
Mengembangkan Kelembagaan Dinas Kesehatan dan UPTD serta sumber daya Kesehatan lainnya.
Mengumpulkan bahan, pedoman dan petunjuk tekhnis penyelenggaraan tugas dibidang penyusunan program lingkup Dinas Kesehatan
Menyusun rencana operasional jangka pendek, menengah dan tahunan dibidang penyusunan program dan anggaran lingkup Dinas Kesehatan yang meliputi :
Pengumpulan data rencana dan program kegiatan operasional dari satuan satuan kerja lingkup Dinas Kesehatan, UPTD, dan Instansi Lintas sektor yang terkait.
Pelaksanaan koordinasi rencana, program dan anggaran dari satuan – satuan kerja dilingkungan Dinas Kesehatan, UPTD, dan Instansi lintas sektor dan lainnya yang terkait dibidang kesehatan.
Penyusunan Sistim Kesehatan skala Kabupaten.
Pelaksanaan koordinasi, analisis dan penilaian pelaksanaan program dan anggaran Kesehatan dengan unit terkait.
Pelaksanaan umpan balik hasil penyusunan dan penetapan anggaran dalam rangka perencanaan program untuk tahun berikutnya.
Menyususn rencana pengendalian pembangunan Kesehatan, pengaturan dan pengorganisasian sistim Kesehatan Kabupaten, pengelolaan Kepegawaian dan Tenaga Kesehatan serta penganggaran pembiayaan Kesehatan.
Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh Sekretaris Dinas.
Kepala Sub bagian Keuangan dan Perencanaan.
Tugas pokok
Melaksanakan sebagian tugas Sekretaris Dinas dibidang Keuangan dan perencanaan Anggaran.
Fungsi
Menyelengarakan kegiatan tata usaha keuangan anggaran Rutin & anggaran pembangunan/Proyek.
Menyusun rencana kebutuhan anggaran rutin dan anggaran pembangunan / proyek lingkup dinas kesehatan pada setiap tahun anggaran.
Melaksanakan kegiatan pengelolaan keuangan dan pembayaran gaji pegawai.
Melakukan verifikasi keuangan dan pembinaan teknis penyusunan pertanggung jawaban keuangan kepada bendahara rutin dan bendahara proyek.
Membuat Laporan pertanggung jawaban Keuangan anggaran rutin & anggaran pembangunan / proyek.
Kepala Sub Bagian Umum dan perlengkapan
Tugas Pokok
Melaksanakan tugas sekretaris di bidang umum, peralatan, dan perlengkapan.
Fungsi
Melaksanakan urusan surat-menyurat yang meliputi agenda surat masuk dan surat keluar, pengetikan/perekaman konsep surat atau naskah dinas, penggandaan, kearsipan dan dokumentasi.
Membuat konsep rencana kebutuhan barang Invertaris/ perlengkapan setiap tahun annggaran, pengadaan barang invertaris / perlengkapan ,serta melakukan pemeliharaan dan perawatan barang invertaris /perlengkapan.
Memberikan petunjuk teknis pengelolaan administrasi barang inventaris /perlengkapan pencatatan barang invertarisasi / perlengkapan pada buku barang yang dilaksanakan oleh Bendahara Barang.
Melaksanakan tugas keprotokolan dan persiapan dan penyelenggaraan rapat,konsultasi lokakarya dan seminar di bidang Kesehatan.
Mengurus kegiatan perjalanan Dinas Pegawai
Membuat laporan berkala pelaksanaan tugas di bidang keuangan, administrasi umum dan perlengkapan, serta laporan keadaan barang Inventaris /perlengkapan.
Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh Seretaris Dinas
Kepala Bidang Promosi Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan
Tugas pokok
Melaksanakan sebagian tugas kepala Dinas Kesehatan dibidang promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat yang meliputi peningkatan peran serta masyarakat, peningkatan kualitas lingkungan, penyuluhan kesehatan masyarakat dan hubungan masyarakat.
Fungsi
Mengoreksi/meneliti konsep rencana dan program kegiatan operasional jangka pendek,menengah dan tahunan dibidang promosi dan pemberdayaan masyarakat yang di rumuskan oleh seksi-seksi dibawahnya.
Melakukan konfirmasi penetapan rencana dan program kegiatan operasional dibidang promosi dan pemberdayaan masyarakat kepada Kepala Dinas Kesehatan.
Melakukan koordinasi teknis pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional di bidang promosi dan pemberdayaan masyarakat kepada satuan kerja lingkup Dinas Kesehatan, serta kepada instansi dan lembaga lainnya yang terkait.
Memberikan bimbingan dan pembinaan teknis penyelenggaraan kegiatan di bidang promosi dan pemberdayaan masyarakat, yang meliputi pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat di bidang kesehatan, pemeliharaan dan pemulihan mutu lingkungan hidup yang sehat di kalangan masyarakat, serta pengendalian interaksi sosial dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan.
Melakukan pemantauan, evaluasi, dan penilaian perkembangan pelaksanaan tugas di bidang promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta inventarisasi permasalahan yang diperoleh.
Memberikan pertimbangan teknis pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional dibidang promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat kepada kepala dinas kesehatan untuk langkah-langkah pengembangan dan peningkatan penyelenggarannya.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas kesehatan.
Kepala Seksi Peran SertaMasyarakat
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dibidang Peran Serta Masyarakat.
Fungsi
Mengumpulkan bahan, pedoman & petunjuk teknis tentang pepeningkatan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan;
Menyusun rencana dan program kegiatan operasional jangka pendek, menengah dan tahunan dibidang peran serta masyarakat yang meliputi :
Rencana operasional peran serta masyarakat skala Kabupaten
Rencana pembinaan, peningkatan partisipasi peran serta masyarakat.
Melaksanakan kerjasama instansi, dan lembaga lainnya yang terkait dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat di bidang kesehatan.
Mendorong peningkatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) di Kabupaten Konawe Utara;
Memberikan pertimbangan teknis kepada Kepala Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat tentang langkah-langkah peningkatan dan pengembangan pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional di bidang peran serta masyarakat.
Membuat laporan berkala pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional di bidang peran serta masyarakat.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan.
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas kepala Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat di bidang Penyehatan Lingkungan.
Fungsi
Mengumpulkan bahan, pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan tugas dibidang penyehatan lingkungan.
Menyusun rencana dan program kegiatan operasional jangka pendek, menengah dan tahunan dibidang penyhatan lingkungan yang meliputi :
Rencana operasional penyehatan lingkungan skala Kabupaten
Rencana pembinaan, pengawasan dan pengendalian upaya-upaya penyehatan lingkungan.
Rencana operasional Laboratorium teknis penyehatan lingkungan skala Kabupaten.
Rencana pembinaan, pengawasan, pengendalian, penilaian penyehatan lingkungan kabupaten, lintas kecamatan, desa/kelurahan, dalam upaya menanggulangi akibat buruk dari pengaruh lingkungan.
Menjabarkan pedoman dan petunjuk teknis penyehatan lingkungan;
Melaksanakan kerjasama dengan instansi, dan lembaga lainnya yang terkait dalam upaya penyehatan lingkungan.
Memberikan pertimbangan teknis kepada Kepala Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat tentang langkah-langkah peningkatan dan pengembangan pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional di bidang peningkatan kualitas lingkungan.
Menjabarkan pedoman & petunjuk teknis pelaksanaan penyehatan lingkungan pemukiman.
Melaksanakan kerja sama lintas sektor dalam pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan pembinaan program penyehatan lingkungan termasuk pemberian ijin pemakaian pestisida terbatas.
Menyusun pedoman & tata cara perijinan layak sehat, pengawasan penyehatan makanan dan jasa boga.
Membuat laporan berkala pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional di bidang penyehatan lingkungan.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Kepala Seksi penyuluhan kesehatan masyarakat dan hubungan masyarakat.
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas kepala Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dibidang Penyuluhan kesehatan masyarkat dan Hubungan Masyarakat.
Fungsi
Mengumpulkan bahan, pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan tugas dibidang penyuluhan kesehatan masyarakat dan kehumasan.
Menyusun rencana & program kegiatan oprasional jangka pendek, menengah dan tahunan dibidang penyuluhan kesehatan masyarakat, yang meliputi materi, bahan, dan sarana penyuluhan kesehatan, peningkatan fasilitas sarana kesehatan, serta menjadwalkan pelaksanaan penyuluahan kesehatan masyarakat.
Melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada Masyarakat sesuai rencana dan program kegiatan yang tetapkan.
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perubahan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai dampak penyuluhan kesehatan.
Melaksanakan koordinasi pelaksanaan penyuluhan kesehatan Masyarakat kepada instansi lintas sektor yang terkait.
Memberikan pertimbangan teknis kepada kepala Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat tentang langkah peningkatan dan pengembangan kegiatan penyuluhan Kesehatan kepada Masyarakat.
Membuat laporan berkala hasil pelaksanaan rencana dan program kegiatan oprasional pembinaan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.
Mempelajari pelaksanaan Perundang-undangan, kebijaksanaan teknis, pedoman & petunjuk teknis, serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan Hukum dan hubungan masyarakat.
Melaksanakan advokasi Hukum kaitannya dengan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan.
Memberikan asistensi Hukum terhadap setiap permasalahan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan.
Menyusun tata hubungan kerja atau arus kerja, serta prosedur dan mekanisme kerja antar unit/satuan kerja dilingkungan dinas kesehatan.
Menyiapkan bahan untuk jumpa pers, serta melakukan koordinasi ke humasan dengan instansi dan Lembaga lainnya yang terkait.
Melakukan penerbitan berkala tentang informasi umum kedinasan.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Kepala Bidang Upaya Kesehatan.
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas kepala Dinas Kesehatan di bidang Upaya Kesehatan, yang meliputi Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat, Gizi Masyarakat, dan Kesehatan Keluarga.
Fungsi
Mengoreksi/ meneliti konsep rencana dan program kegiatan operasional jangka pendek, menengah, dan tahunan di bidang upaya kesehatan, yang di rumuskan oleh seksi – seksi di bawahnya.
Melakukan konfirmasi penetapan rencana dan program kegiatan operasional dibidang upaya kesehatan kepada kepala dinas kesehatan.
Melaksanakan koordinasi teknis pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional di bidang Upaya Kesehatan kepada lintas program, lintas sektor, dan lembaga terkait lain termasuk LSM pada skala kabupaten.
Memberikan bimbingan dan pembinaan teknis penyelenggaraan rencana dan program kegiatan operasional dibidang pembinaan pelayanan kesehatan, yang meliputi :
Penetapan dan pengembangan pedoman dan standar pelayanan kesehatan.
Perencanaan program dan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan keluarga (Ibu dan Anak), serta pembinaan gizi masyarakat.
Penjabaran dan pengembangan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan pelayanan kesehatan, baik perorangan maupun kelompok.
Penggerakkan upaya peningkatan mutu & jangkauan pelayanan kesehatan.
Pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pedoman & standar pelayanan kesehatan masyarkat.
Penilaian perkembangan pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional pembinaan pelayanan kesehatan, serta inventarisasi permasalahan yang diperoleh.
Penetapan dan pengembangan pedoman dan standar pelayanan manajemen kesehatan perorangan dan masyarakat, gizi masyarakat dan kesehatan keluarga.
Memberikan pertimbangan teknis pembinaan dan pengembangan pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional dibidang upaya kesehatan kepada dinas kesehatan.
Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh Kepala Dinas Kesehatan.
Kepala seksi upaya kesehatan perorangan / upaya kesehatan masyarakat
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Upaya Kesehatan dibidang Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat.
Fungsi
Mengumpulkan bahan, pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan kegiatan upaya kesehatan perorangan.
Menyusun rencana dan program kegiatan operasional jangka pendek, menengah dan tahunan dibidang pembinaan upaya kesehatan perorangan, yang meliputi :
Penyelenggaraan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan non medis, pelayanan asuhan keperawatan dan pelayanan rujukan.
Pelaksanaan kegiatan manajemen pengadaan sarana dan sarana dalam menunjang kegiatan operasional upaya kesehatan perorangan.
Pengelolaan kegiatan manajemen dalam menunjang kegiatan operasional dan pemeliharaan Rumah Sakit.
Peningkatan dan pengembangan bangunan rumah sakit (Pemeliharaan bangunan puskesmas lama dan pembangunan puskesmas dan atau Rumah Sakit Baru ).
Peningkatan kualitas dan kuantitas peralatan medis dan non medis.
Perencanaan, pengorganisasian, monitoring, pengawasan dan evaluasi sarana dan prasarana Puskesmas, Rumah Sakit, program akreditasi Rumah Sakit, program rumah sakit proaktif dan peningkatan pendidikan, serta Program Quality Asurance ( QA ) Rumah sakit.
melaksanakan pembinaan dan pengendalian pelayanan Kesehatan rujukan, penerapan kebijakan, standar pedoman, dan pengaturan pelayanan Kesehatan rujukan.
Memberikan pertimbangan teknis peningkatan dan pengembangan pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional dibidang upaya kesehatan perorangan kepada Kepala Bidang Upaya Kesehatan.
Mengumpulkan bahan, pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan tugas di bidang upaya kesehatan masyarakat.
Menyusun rencana dan program kegiatan operasional jangka pendek, menengah dan tahunan dibidang pembinaan Puskesmas, yang meliputi :
Penyelengaraan penelitian dan pengembanagn Kesehatan masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan medis, pelayanan penunjang, medis dan non medis, pelayanan asuhan keperawatan, dan kebijaksanan tekhnis pelayanan Kesehatan Dasar esensial.
Penjabaran pedoman dan petunjuk tekhnis standarisasi Pelayanan Kesehatan dasar Esensial.
Pelaksanaan Akreditasi sarana pelayanan Kesehatan dasar.
Pembinaan, Pengawasan dan pengendalian penerapan kebijaksanaan standar pedoman dan pengaturan pelayanan kesehatan dasar esensial.
Peningkatan dan pengembangan bagunan Puskesmas (Pemeliharaan bangunan lama dan pembangunan Puskesmas baru)
Melakukan Monitoring, evaluasi dan menilai perkembangan pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional dibidang pembinaan Puskesmas.
Membuat laporan berkala hasil pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional dibidang upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang Upaya Kesehatan.
Kepala Seksi Gizi Kesehatan Masyarakat.
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Upaya Kesehatan dibidang pembinaan dan peningkatan Gizi Masyarakat.
Fungsi
Mengumpulkan bahan, pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan
Kegiatan di bidang pembinaan peningkatan Gizi Masyarakat.
Menyusun rencana & program kegiatan oparasional jangka pendek,
Menengah dan tahunan di bidang pembinaan gizi, yang meliputi :
Penyelenggaraan sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi lingkup
Kabupaten Konawe Utara.
Pelaksanaan advokasi dan koordinasi program gizi dengan lintas
Sektor, dan lembaga sosial masyarakat lain yang terkait.
Penyusunan pedoman dan protap operasional program gizi, peran
Tenaga gizi, Sarana KIE Gizi, pengembangan pelatihan program Gizi, panduan materi program gizi, baik penerangan maupun instansi.
Penentuan standar dan penetapan instrumen kegiatan program
Gizi penanganan kasus masalah gizi, standar gizi produk usaha masyarakat, institusi perorangan dan masyarakat.
Pemberian sertifikasi pelaksanaan pencegahan penanggulangan
Serta pelayanan gizi oleh institusi atau perorangan sebagai implementasi standar gizi.
Penyelenggaraan sosialisasi standar dan pedoman kegiatan
Program gizi dan penegakan hukum dalam penerapan sertifikasi.
Melaksanakan pembinaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
Kegiatan penanggulangan masalah pangan dan gizi.
Memberikan pertimbangan teknis peningkatan dan pengembangan
Pembinaan gizi kepada Kepala Bidang Upaya Kesehatan.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bidang Upaya Kesehatan.
Membuat laporan berkala hasil pelaksanaan rencana dan program
kegiatan operasional di bidang pembinaan dan peningkatan gizi Masyarakat.
Kepala Seksi UKP / UKM
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Upaya Kesehatan di bidang pembinaan Kesehatan Kesehatan Keluarga.
Fungsi
Mengumpulkan bahan, pedoman dan petunjuk tekhnis penyelenggaraan kegiatan dibidang kesehatan keluarga.
Menyusun rencana dan program kegiatan operasional jangka pendek, menengah dan tahunan dibidang Kesehatan Keluarga, yang meliputi :
Penyelengaraan Advokasi dan koordinasi program Kesehatan Ibu dan Anak kepada lintas sektoral, organisasi profesi, institusi pendidikan, serta lembaga sosial masyarakat yang terkait dalam hal kesepakatan peningkatan kemandirian masyarakat.
Penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, bayi anak balita, anak pra sekolah dari lintas sektoral, dan yang bersifat lintas kecamatan, desa / kelurahan.
Penyusunan pedoman dan petunujuk teknis standar pelayanan dan manajemen program kesehatan ibu dan anak balita.
Kegiatan pembinaan fasilitas dan penggerakan partisipasi Masyarakat dan lembaga sosial masyarakat yang terkait dalam, program pelayanan kesehatan ibu dan anak balita.
Penyelenggaraan pembinaan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi terhadap kegiatan Kesehatan Keluarga dalam wilayah Kabupaten Konawe Utara.
Memberikan pertimbangan teknis peningkatan dan pengembangan kegiatan pembinaan kesehatan keluarga kepada Kepala Bidang Upaya Kesehatan.
Melakukan pembinaan pelayanan kesehatan keluarg sesuai dengan pedoman dan petunjuk teknis yang telah di tetapkan.
Membuat laporan berkala hasil penyelenggraan kegiatan dibidang pembinaan pelayanan kesehatan keluarga.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Upaya Kesehatan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. (P2)
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas kesehatan dibidang pencegahan dan pemberantasan penyakit, yang meliputi kegiatan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pencegahan, dan surveylance epidemologi serta pembrantasan penyakit.
Fungsi
Mengoreksi/ meneliti konsep rencana dan program kegiatan oprasional jangka pendek, menengah dan tahunan di bidang pencegahan dan pembrantasan penyakit, yang dirumuskan /dibuat oleh seksi –seksi di bawahnya.
Melakukan konfirmasi penetapan rencana dan program kegiatan oprasioanal dibidang pencegahan dan pembrantasan penyakit, kepada kepala dinas kesehatan
Melaksanakan koordinasi teknis pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional di bidang pencegahan dan pembrantasan penyakit dengan lintas sektor, instansi kesehatan dan lembaga swadaya masyarkat skala Kabupaten.
Memberikan bimbingan dan pembinaan teknis pelaksanaan rencana & program kegiatan operasional di bidang pencegahan dan pembrantasan penyakit, yang meliputi :
Penyelenggaraan program pencegahan dan pemberantasan penyakit skala kabupaten
Penyelenggaraan surveylance epidemiologi, penanggulangan kejadian luar biasa dan wabah lintas kecamatan.
Pencegahan penyakit yang potensial menjadi wabah.
Pembinaan, Pengawasan, pengendalian dan petunjuk teknis pengaturan upaya pencegahan P2M.
5. Memberikan pertimbangan teknis pembinaan dan pengembangan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit kepada kepala dinas kesehatan.
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas kesehatan.
5.1. Kepala Seksi Surveylance dan Imunisasi.
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas kepala Bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit dibidang pengamatan penyakit/ Surveylance epidemiologi
Fungsi
Mengumpulkan bahan,pedoman dan petunjuk teknis Penyelenggaraan tugas di bidang pengematan penyakit ( surveylance epidemiologi ).
Menyusun rencana & program kegiatan operasional jangka pendek, menengah dan tahunan dibidang pengamatan penyakit ( Surveylance epidemiologi ), yang meliputi :
- Pelaksanaan surveylance epidemiologi dan penanggulangan wabah / KLB penyakit.
- Pengembangan model operasional surveylance epidemiologi.
- Penyelenggaraan pengamatan kesehatan Transmigrasi dan kesehatan Haji
Menyebarkan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan pengamatan penyakit ( surveylance epidemiologi ) skala Kabupaten.
Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan surveylance epidemiologi.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang pencegahan & pemberantasan penyakit.
Membuat laporan berkala pelaksanaan rencana & program kegiatan operasional di bidang pengamatan penyakit (Surveylance epidemiologi).
Mengumpulkan bahan, pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan pencegahan penyakit dengan kegiatan Imunisasi
Menyusun rencana & program kegiatan operasional jangka pendek, menengah dan tahunan di bidang Imunisasi, yang meliputi :
Penyelenggaraan kegiatan pencegahan penyakit dengan Imunisasi
- Penyelenggaraan kegiatan pengelolaan Vaksin.
Menjabarkan pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan kegiatan pencegahan penyakit dengan imunisasi.
Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan imunisasi.
Mengolah, menganalisis dan menyajikan hasil-hasil pelaksanaan Imunisasi di kecamatan Skala Kabupaten.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang Pencegahan dan pemberantasan penyakit.
Membuat laporan berkala hasil pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional di bidang imunisasi.
Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2).
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit di bidang Pencegahan dan pemberantsan penyakit yang bersumber dari Binatang.
Fungsi
Mengumpulkan bahan, pedoman dan petunjuk teknis Penyelenggaraan tugas dibidang pencegahan & pemberantasan penyakit yang bersumber dari binatang.
menyusun rencana & program kegiatan operasional jangka pendek, menengah dan tahunan dibidang pencegahan & pemberantasan penyakit yang bersumber dari binatang.
Melaksanakan koordinasi teknis pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional pencegahan dan pemberantasan penyakit bersumber binatang kepada satuan kerja dilingkungannya, serta kepada instansi dan lembaga lainnya yang terkait.
Menjabarkan pedoman dan petunjuk teknis pencegahan dan pemberantasan penyakit bersumber binatang ( P2B2 ).
Melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyakit yang bersumber binatang, serta mengembangkan model operasional P2B2.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit.
Membuat laporan berkala pelaksanaan rencana & program kegiatan operasional dibidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit bersumber binatang.
Kepala Seksi pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML).
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dibidang pemberantasan penyakit menular Langsung
Fungsi
Mengumpulkan bahan, pedoman dan petunjuk teknis Penyelenggaraan tugas di bidang pemberantasan penyakit menular dan tidak menular.
Menyusun rencana & program kegiatan operasional jangka pendek, menengah, dan tahunan di bidang pemberantasan penyakit menular dan tidak menular, meliputi :
- Penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular langsung
( Diare, Kusta, AIDS, Frambusia, Penyakit kelamin,ISPA,
Campak, Dll).
- Pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
langsung dan penyakit tidak langsung.
- Pengembangan model operasional pencegahan & pemberantasan
penyakit tidak menular.
- Rencana penggunaan obat P2ML.
Kepala Bidang Farmasi, Makanan dan Minuman, registrasi akreditasi dan perizinan.
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas Kepala dinas kesehatan dibidang Farmasi, Makanan, Minuman dan Registrasi, Akreditasi dan Perizinan yang meliputi registrasi, sertifikasi, perijinan, akreditasi dan NAPZA.
Fungsi
Mengoreksi / meneliti konsep rencana dan program kegiatan oprasional jangka pendek, menengah dan tahunan di bidang farmasi, makanan, Minuman & regdit yang dirumuskan oleh Seksi-seksi di bawahnya.
Mengkoordinasikan penetapan rencana dan program kegiatan oprasional di bidang farmasi, makanan, dan minuman dan regdit kepada kepala dinas Kes.
Melakukan koordinasi teknis pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional di bidan farmasi, makanan, Minuman, dan regdit, kepada satuan kerja di lingkungannya, serta kepada Instansi dan lembaga lainnya yang terkait.
Memberikan bimbingan dan pembinaan teknis penyelenggaraan kegiatan di bidang Farmasi, Makanan, Minuman dan regdit, yang meliputi :
Penetapan kebijakan tentang obat dan alat kesehatan.
Pengawasan makanan dan minuman, Narkotika, Psikotropika, Zat adiktif, narkotika, obat tradisional, dan kosmetik.
Pengelolaan perijinan dan akreditasi usaha pengelolaan obat, alat adiktif, narkotika, obat tradisional dan kosmetik.
Rencana pengadaan dan pendistribusian obat & pelayanan kesehatan dasar essensial, dan sangat essensial skala kabupaten.
Pemantauan dan evaluasi usaha / pengelolaan obat, alat kesehatan, makanan, minuman, zat adiktif, narkotika, obat tradisional, dan kosmetika yang telah di akreditasi.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas kesehatan.
Kepala seksi farmasi dan perbekalan kesehatan
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang dibidang Farmakmin, Registrasi, akreditasi dan perizinan bidang farmasi dan alat kesehatan.
Fungsi
Mengumpulkan bahan, pedoman dan petunjuk teknis Penyelenggaraan tugas dibidang Farmasi dan Alat kesehatan.
Menyusun rencana dan program kegiatan operasional pengelolaan obat dan alat kesehatan.
Merencanakan pengadaan dan pendistribusian obat dan alat kesehatan skala kabupaten.
Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian obat dan alat kesehatan.
Melakukan penghitungan dan analisis kebutuhan obat sesuai jenis penyakit.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang farmasi makanan dan minuman.
Membuat laporan berkala pelaksanaan rencana & program kegiatan operasional dibidang farmasi dan alat kesehatan.
Kepala seksi makanan, minuman dan kosmetika
Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas kepala Bidang Farmasi, Registrasi, Akreditasi dan Perizinan yang meliputi pengawasan mutu makanan, minuman dan kosmetika di Kabupaten Konawe Utara.
Fungsi
Mengumpulkan bahan, pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaran tugas dibidang pembinaan & pengawasan kesehatan makanan, minuman & kosmetika.
Menyusun rencana & program kegiatan operasional jangka pendek, menengah dan tahunan dibidang pembinaan dan pengawasan kesehatan makanan, Minuman dan kosmetika.
Menginventarisasi usaha yang bergerak dalam pengelolaan makanan, minuman dan kosmetika skala Kabupaten
Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian usaha / pengelolaan makanan, minuman dan kosmetika yang meliputi :
Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat aditif, rokok dan bahan berbahaya lingkup Kabupaten
Surveylance epidemiologi penggunaan Bahan Tambahan Makanan ( BTM ).
Pemberian ijin apotik dan Toko Obat, serta penempatan dan pemberian surat ijin Kerja ( SIK ) Asisten Apoteker.
Pengawasan Mutu makanan dan minuman yang dijual di toko – toko.
Bimbingan tekhnis apotik, Toko Obat termasuk apoteker dan MBA, serta TOGA.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Farmasi, Registrasi, Akreditasi dan Perizinan.
Membuat laporan berkala pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional dibidang pembinaan dan pengawasan Usaha / pengelolaan Makanan, Minuman dan Kosmetika.
Kepala seksi perizinan, registrasi, dan akreditasi
Tugas pokok
Melaksanakan sebagian tugas kepala Bidang Farmasi, Registrasi, Akreditasi dan Perizinan di bidang perizinan, registrasi dan akreditasi.
Fungsi
Mengumpulkan bahan, pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan
tugas dibidang perizinan, registrasi dan akreditasi.
Menyusun rencana & program kegiatan operasional jangka pendek, menengah dan tahunan dibidang perizinan, registrasi dan akreditasi, yang meliputi : pelaksanaan registrasi usaha yang bergerak dibidang farmasi, syarat-syarat pengelolaan perijinan, serta pemberian rekomendasi perijinan.
Melaksanakan registrasi usaha yangbergerak dibidang Framasi.
Mengeluarkan rekomendasi perijinan & sertifikasi usaha yang bergerak di bidang farmasi.
Membuat laporan berkala pelaksanaan rencana & program kegiatan operasional dibidang perizinan, registrasi dan akreditasi.
Melakukan koordinasi pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional dibidang perizinan, registrasi dan akreditasi usaha farmasi, makanan, dan minuman dengan instansi yang terkait.
Melakukan koordinasi pelaksanaan rencana dan program kegiatan operasional dibidang perizinan, registrasi dan akreditasi usaha farmasi, makanan, dan minuman dengan instansi yang terkait.
Melaksanakan akreditasi dan standarisasi usaha farmasi, makanan, dan minuman.
Menyajikan data hasil akreditasi dan standarisasi usaha farmasi, makanan dan minuman.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang Farmasi, Registrasi, Akreditasi dan Perizinan.
Berikut gambaran mengenai Situasi Upaya Kesehatan dalam hal pelayanan Kesehatan :
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Upaya kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut. :
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur. Hal ini dilakukan guna menghindari gangguan sedini mungkin dari sesuatu yang membahayakan terhadap kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) seperti pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan Cakupan K4 di kabupaten Konawe Utara dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 7
Jumlah Cakupan K4 Bumil di Kabupaten Konawe Utara
Tahun 2010- 2012
Sumber: Bidang Upakes Dinkes Kab. Konawe Utara
Cakupan pelayanan K4 menurut puskesmas pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 28
b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan kompetensi Kebidanan Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di kabupaten Konawe Utara dalam kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 8
Persentase Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
di Kabupaten Konawe Utara Tahun 2010 – 2012
Sumber: Bidang Upakes Dinkes Kab. Konawe Utara
Dari gambar diatas terlihat cakupan pertolongan persalinan cenderung meningkat dari tahun ke tahun, tetapi pada tahun 2012 mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut puskesmas dapat dilihat pada lampiran 28.
c. Rujukan Kasus Resti dan Penanganan Komplikasi
Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan puskesmas, beberapa ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (Resti) dan memerlukan pelayanan kesehatan karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai.
Resti/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Resti/komplikasi kebidanan meliputi Hb < 8g%, tekanan darah tinggi (systole >140 mmHg, diastole > 90 mmHg), oedeme nyata, eklampsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan premature.
Persentase cakupan ibu hamil dengan risti dan obstetric komplikasi yang ditangani dapat dilihat pada lampiran 31.
Neonatus risti/komplikasi meliputi asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR (Berat Badan Lahir < 2500 gr), sindroma gangguan pernafasan dan kelainan neonatal. Neonatus risti/komplikasi yang tertangani adalah neonatus risti/komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter dan bidan di polindes, puskesmas dan rumah sakit. Persentase cakupan neonatal risti yang dirujuk, dan neonatal risti yang ditangani dapat dilihat pada lampiran 31.
d. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN2)
Bayi baru lahir hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0 – 28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0 – 7 hari (KN1) dan satu kali lagi pada umur 8 – 28 hari(KN2). Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.
Cakupan kunjungan neonatal (KN2) di kabupaten Konawe Utara selama
periode 2010 – 2012 dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 9
Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN2)
di Kabupaten Konawe Utara tahun 2010 – 2012
92,8297,9289,56
92,82
97,92
89,56
Sumber: Bidang Upakes Dinkes Kab. Konawe Utara
Dari tabel di atas terlihat cakupan kunjungan neonatus (KN2) mengalami peningkatan drastic dari tahun 2010 ke tahun 2012, dan sedikit menurun di Tahun 2012. Cakupan kunjungan neonatus menurut puskesmas tahun 2012 dapat dilihat pada lampiran 36.
2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi . menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara 15 – 49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran anak atau menjarangkan kehamilan, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat / cara KB. Tingkat pencapaian pelayanan KB dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukkan melalui kelompok sasaran program yang sedang menggunakan alat kontrasepsi menurut daerah tempat tinggal, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Jenis alat kontasepsi yang digunakan peserta KB sebagaimana terlihat dalam gambar berikut.
Gambar 10
Proporsi Jenis Alat Kontrasepsi yang Digunakan
Akseptor di Kabupaten Konawe Utara Tahun 2012
Sumber : Dinas PP dan KB Kab. Konawe Utara
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2012 alat kontasepsi yang paling banyak diminati adalah suntukan dan pil KB sedangkan yg paling sedikit diminati adalah IUD. Cakupan secara lengkap menurut kecamatan dari pelayanan KB dapat dilihat pada lampiran 33 sampai dengan lampiran 34.
3. Pelayanan Imunisasi
Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi berumur 0 – 1 tahun (BCG, DPT HB, Polio, Campak), imunisasi untuk wanita usia subur/ ibu hamil (TT) dan imunisasi untuk anak SD ( kelas1 : DPT dan kelas 2 – 3 :TT), sedangkan kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti desa non UCI, potensial/risti KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijaksanaan teknis. Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd Immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi(PD3I). dalam hal ini pemerintah mentargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi desa/ kelurahan. Pencapaian desa UCI di kab. Konawe Utara dalam kurun waktu 3 tahun dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gambar 11
Jumlah Pencapaian Desa/Kel UCI di Kabupaten Konawe Utara
Tahun 2010 - 2012
Sumber : Bidang P2 Dinkes Kab. Konut
Dari grafik tersebut dapat dilihat pencapaian Desa/kelurahan Universal Child Imunisation (UCI) Tahun 2012 meningkat drastis di banding tahun sebelumnya, dimana jumlah Desa/Kel yang UCI 136 desa di tahun 2012, sedangkan di Tahun 2010 hanya berjumlah 135 Desa.
Pencapaian desa UCI menurut puskesmas tahun 2012 dapat dilihat pada lampiran 38.
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
1. Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap
Salah satu program Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJKM) 2009 – 2014 adalah upaya kesehatan perorangan yang bertujuan meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui sarana pelayanan kesehatan perorangan (puskesmas, fasilitas kesehatan, RSU, dll).
Upaya kesehatan perorangan dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat serta swasta untuk memelihara, meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan/memulihkan kesehatan perorangan. Upaya pelayanan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Kunjungan rawat inap dan rawat jalan di fasilitas pelayanan kesehatan tahun 2012 dapat dilihat pada lampiran 58.
2. Indikator Pelayanan Rumah Sakit
Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (BOR), rata – rata lama hari perawatan (LOS), rata – rata tempat tidur dipakai (BTO), rata – rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI), persentase pasien yang meninggal <24 jam perawatan (NDR).
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa pemakaian tempat tidur di rumah sakit selama Dua tahun terakhir cenderung meningkat .Persentase pasien keluar meninggal > 48 jam dirawat juga cenderung mengalami penurunan, indikator lamanya hari perawatan (LOS) selama 2 tahun terakhir berfluktuatif antara 2 sampai 4 hari, sedang selang waktu dalam pemakaian tempat tidur (TOI) mengalami peingkatan dari tahun sebelumnya. Rincian indikator pelayanan RSUD kabupaten Konawe Utara tahun 2011 dapat dilihat pada lampiran 59-60.
Gambar 12
Pencapaian Indikator BOR dan TOI RSUD di Kabupaten Konawe Utara
Tahun 2010- 2012
Gambar 13
Pencapaian Indikator LOS GDR dan NDR RSUD di Kabupaten Konawe Utara
Tahun 2010 - 2012
C. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
Program pencegahan dan pemberantasan penyakit bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan dari penyakit menular dan mencegah penyebaran serta mengurangi dampak sosial akibat penyakit sehingga tidak menjadi masalah kesehatan.
Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan surveilans epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yang ditindaklanjuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Di samping itu pelayanan lain yang diberikan adalah upaya pencegahan dengan memberikan imunisasi, upaya pengurangan faktor risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Uraian singkat upaya tersebut seperti berikut ini
1. Pengendalian Penyakit Polio
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif dilakukan melalui gerakan imunisasi polio. Upaya ini juga terhadap kasus – kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun , mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan specimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai, Tahun 2012tidak di temukan adanya Kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) .
2. Pengendalian TB Paru
Upaya pencegahan dan pemberantasan TB Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS ( Directly Observed Treatment Shortcource ) atau pengobatan TB Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Kegiatan ini meliputi
upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan.
Dalam penanganan pogram, semua penderita TB yang ditemukan ditindaklanjuti dengan paket – paket pengobatan intensif, namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup kemungkinan terjadinya kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang tidak terselesaikan atau drop out (DO), terjadinya resistensi obat atau kegagalan dalam penegakan diagnosa di akhir pengobatan.
Tahun 2012, Prevalensi TB Paru BTA (+) mencapai 100 Penderita, sedangkan jumlah perkiraan kasus baru mencapai 137 Orang, Kesembuhan 31 Penderita, dan yang melaksanakan pengobatan lengkap sebanyak 30 Orang, dan Kematian akibat TB Paru sebanyak 1 Orang, dengan mengunakan indicator Rumus Success Rate / SR (Angka Kesuksesan) 61,00 kasus dan Angka Penemuan Kasus (CDR) 72,99 kasus. Kasus TB Paru ini dapat di lihat pada Lampiran table 10-12.
3. Pengendalian Penyakit ISPA
Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit ISPA lebih di fokuskan pada upaya penemuan secara dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita pneumonia balita yang di temukan. Upaya ini dikembangkan melalui suatu manajemen terpadu dalam penanganan balita sakit yang datang ke unit pelayanan kesehatan atau lebih dikenal dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Dengan pendekatan MTBS semua penderita ISPA langsung ditangani di unit yang menemukan, namun bila kondisi balita sudah berada dalam pneumonia berat sedangkan peralatan tidak mencukupi maka penderita langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap. Prevalensi Penyakit ISPA di Kabupaten Konawe Utara Tahun 2012 menurun yaitu 5210 Kasus di bandingkan Tahun 2010 lalu yaitu 6288 Kasus
4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS
Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS, disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling
Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV/ AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok beresiko Penyakit Menular Seksual (PMS), Belum ada kasus ODHA/AIDS yang di temukan di Kabupaten Konawe Utara pada tahun 2011. Kasus HIV/AIDS ini dapat di lihat pada Lampiran table 14.
5. Pengendalian Penyakit Malaria
Malaria sebagai salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, berdampak kepada penurunan kualitas sumber daya manusia . penegakan diagnosa penderita secara cepat dan pengobatan yang tepat merupakan salah satu upaya penting dalam rangka pemberantasan penyakit malaria disamping pengendalian vektor potensial. Prevalensi penyakit Malaria Tahun 2011 di Kabupaten Konawe Utara pada penderita dengan pemeriksaan sediaan darah berjumlah 44 Penderita, Kasus Malaria ini dapat di lihat pada Lampiran Tabel 24
6. Pengendalian Penyakit Kusta
Upaya pelayanan terhadap penderita penyakit kusta antara lain adalah melakukan penemuan penderita melalui berbagai survey anak sekolah, survey kontak dan pemeriksaan intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan .
Semua penderita yang ditemukan langsung diberikan pengobatan paket MDT yang terdiri atas Rifampicin, Lampren dan DDS selama kurun waktu tertentu. Sedangkan untuk penderita yang ditemukan sudah dalam kondisi parah akan dilakukan rehabilitasi melalui institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas pelayanan lebih lengkap. Untuk Kasus Kusta ini dapat di lihat pada Lampiran table 17-18.
7. Pengendalian penyakit Filariasis.
Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filarial yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin baik perempuan maupun lakilaki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal.
Tata laksana kasus kronis filariasis harus dilakukan pada semua penderita. Tata laksana ini bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecacatan penderita dan agar penderita menjadi mandiri dalam merawat dirinya. Tiap penderita dibuatkan status rekam medis yang disimpan dipuskesmas dam mendapatkan kunjungan dari petugas kesehatan minimal tiga kali dalam setahun. Untuk Tahun 2011 ini tidak di temukan adanya kasus Filariasis, Lihat Lampiran table 25.
D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan Vitamin A dan anemia gizi besi. Dan salah satu masalah yang terjadi di kabupaten Konawe Utara adalah adanya kasus Gizi Buruk. Jumlah kasus Gizi buruk di Kabupaten konawe utara tahun 2012 menurun yaitu berjumlah 1 Kasus di banding tahun sebelumnya yaitu 13 kasus. Sedangkan jumlah Gizi baik Tahun 2012 berjumlah 2886. Untuk lebih jelasnya mengenai status Gizi anak balita ini dapat di lihat pada Lampiran Tabel 27.
Gambar. 14. Keadaan status Gizi anak Balita tahun 2012
KEADAAN STATUS GIZI ANAK BALITA 2012
KEADAAN STATUS GIZI ANAK BALITA 2012
3 kasus26 kasus1 kasus
3 kasus
26 kasus
1 kasus
Sumber : Seksi Gizi Dinkes Konut
1. Pemberian Kapsul Vitamin A
Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap vitamin A yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita dan pada ibu nifas.
Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan mata. Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu yang lama akan mengakibatkan terjadinya gangguan pada mata dan bila anak tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan. Anak Balita yang mendapatkan kapsul Vitamin A 2 x sebanyak 3370 Anak.
Gambaran pemberian kapsul vitamin A menurut puskesmas di kabupaten Konawe Utara tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 32.
2. Pemberian Tablet Besi
Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Perkembangan cakupan pemberian tablet besi Fe1 dan Fe3 pada ibu hamil di kabupaten Konawe Utara tahun 2010 - 2012 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 15
Persentase Cakupan Pemberian Tablet Fe pada Ibu hamil
di Kabupaten Konawe Utara Tahun 2012
Sumber : Bidang Upakes Dinkes kab. Konawe Utara
Dari gambar di atas terlihat bahwa cakupan pemberian tablet Fe1 mengalami penurunan sedangkan Fe3 pada ibu hamil mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil tahun 2011 dapat dilihat pada lampiran Tabel 30.
BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN
Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
A. SARANA KESEHATAN
Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan di antaranya puskesmas, rumah sakit, sarana Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM).
1. Puskesmas
Puskesmas dalam perkembangannya dari dari tahun ke tahun diupayakan terus meningkat yang bertujuan agar pelayanan kesehatan dapat terjangkau oleh masyarakat dan merata sampai daerah terpencil
Jumlah puskesmas di Kab. Konawe Utara sampai tahun 2012 mengalami penambahan, yaitu berjumlah 13 unit, yaitu Puskesmas Wawolesea semua Puskesmas itu sudah mengalami Rehabilitasi, Sementara itu, bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja puskesmas, dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata – rata 30.000 penduduk, maka jumlah puskesmas yang ada diharapkan sudah dapat menjangkau penduduk sasaran di wilayah kerjanya.
2. Rumah Sakit
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk.
Jumlah rumah sakit di kabupaten Konawe Utara selama kurun waktu 2 tahun terakhir tidak ada penambahan, tetapi keadaan fisik bangunan Rumah Sakit di Tahun 2012 ini mengalami peningkatan dengan sudah mendekati tahap Finishing, demikiian juga jumlah tempat tidurnya mengalami peningkatan.
3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) diantaranya adalah posyandu, polindes, POD dan sebagainya.
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, posyandu dikelompokkan ke dalam 4 strata yaitu posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri. Pada tahun 2012 jumlah posyandu di Kabupaten Konawe Utara sebanyak 120 buah. Rasio posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 1.45 atau hamper rata – rata pada tiap desa/kelurahan terdapat 1 posyandu.
4. Poskesdes
Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu poskesdes. Tenaga poskesdes minimal 1 (satu) orang bidan dan 2 (dua) orang kader. Pada tahun 2012 jumlah poskesdes sebanyak 13 buah.
B. TENAGA KESEHATAN
1. Perencanaan Tenaga Kesehatan
Berdasarkan Renstra Departemen Kesehatan tahun 2005 – 2009, pada tahun 2010 rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk berdasarkan kategori diharapkan mencapai angka/target sebagai berikut:
Tabel 7
Ratio Tenaga Kesehatan Per 100.000 Penduduk Tahun 2012
No.
Jenis Tenaga
Rasio per 100000 pddk
1
Dokter Spesialis
9
2
Dokter Umum
30
3
Dokter Gigi
11
4
Perawat
158
5
Bidan
75
6
Perawat Gigi
16
7
Apoteker
9
8
Asisten Apoteker
18
9
Sarjana Kesmas
8
10
Sanitarian
10
11
Gizi
18
12
Keterapian Fisik
4
13
Ketekniksian Medis
6
Sumber : Pusdiknakes, 2007
2. Persebaran SDM Kesehatan
SDM kesehatan terdiri dari SDM yang bertugas di sarana pelayanan dan non pelayanan. Berdasarkan profesinya dari 480 orang SDM tenaga kesehatan, terbanyak adalah perawat (139 tenaga), persentase tenaga kesehatan dan rasio per 100.000 penduduk menurut jenisnya disajikan pada tabel di bawah ini
Gambar 16. Trend Keadaan Tenaga Kesehatan thn 2011
Tabel 8
Jumlah Persebaran Tenaga Kesehatan Medis dan Non Medis
Lingkup Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kabupaten Konawe Utara Tahun 2011
No
Jenis Tenaga
Jumlah
PNS
PTT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Magister Kesehatan
Dokter
Dokter Gigi
Apoteker
S1 farmasi
S1 Kesehatan Masyarakat
S1 Keperawatan/Ners
D III KePerawatan
D III Kebidanan
D III Kesling
D III Farmasi
D III Gizi
D IV Gizi
D III Analis Kesehatan
D III Keperawatan Gigi
D 1 Kebidanan
D 1 Gizi
SPK
SPPH
S1 Non Kesehatan
SMA
2
6
1
7
13
40
5
98
56
21
13
20
2
12
1
9
4
17
2
7
7
11
4
47
JUMLAH
347
65
Sumber: Sub Bag. Kepegawaian Dinkes Kab. Konawe Utara
Tabel 9. Jumlah Persebaran Tenaga Kesehatan Medis dan Non Medis
Lingkup Rumah Sakit umum Daerah Kabupaten Konawe Utara Tahun 2011
No
Jenis Tenaga
Jumlah
PNS
PTT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Magister Kesehatan
Dokter
Dokter Gigi
Apoteker
S1 farmasi
S1 Kesehatan Masyarakat
S1 Keperawatan/Ners
D III KePerawatan
D III Kebidanan
D III Kesling
D III Farmasi
D III Gizi
D III Analis Kesehatan
DIII Keperawatan Gigi
D IV Fisioterapi
SPRG
D 1 Kebidanan
D 1 Gizi
SPK
SPPH
S1 Non Kesehatan
SMA
1
4
1
3
3
4
3
16
12
3
4
5
2
1
1
2
2
-
-
-
-
1
JUMLAH
68
Tabel 10
Jumlah Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas dan Rumah Sakit
Kabupaten Konawe Utara Tahun 2011
No
Puskemas / RSUD
Tenaga
S2
Dokter
Dokter gigi
Apoteker
S1 farmasi
S1 Kep / Ns
S1 Kesmas
D III bidan
D III perawat
D IV / D III Gizi
D III Kesling
D III Analis
D III Farmasi
D I Gizi
D I bidan
SPK
SPPH
1
Matandahi
0
2
1
0
1
0
2
8
6
0
2
1
0
1
1
0
0
2
Sawa
0
3
0
0
1
1
1
5
3
2
2
1
1
0
2
1
0
3
Lembo
0
1
1
0
3
0
4
8
8
2
1
1
3
1
0
0
0
4
Lasolo
0
4
2
1
1
2
5
11
13
2
2
2
3
1
3
1
0
5
Molawe
0
2
1
0
0
0
4
6
7
3
3
1
2
0
0
1
0
6
T. Gaya
0
1
0
0
0
0
1
6
6
2
3
1
1
0
1
2
0
7
Andowia
1
2
1
0
0
0
2
9
9
2
2
1
1
0
0
1
1
8
Asera
0
1
0
0
1
1
2
7
7
1
1
1
0
0
0
2
0
9
Landawe
0
1
0
0
0
0
2
10
9
1
2
1
1
0
0
0
0
10
Hialu
0
2
0
0
0
1
2
7
11
1
0
1
0
0
0
2
0
11
Lamparinga
0
0
0
0
0
0
1
6
7
1
0
1
0
0
1
1
0
12
Langgikima
0
2
0
0
0
0
1
6
5
1
1
1
0
0
1
1
1
13
Dinkes
1
1
0
6
5
1
16
5
6
4
2
0
1
1
0
5
0
14
RSUD
1
4
1
3
3
3
4
12
16
4
3
2
4
1
2
0
0
TOTAL
3
26
7
10
15
9
48
106
113
27
24
14
17
5
11
17
2
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan kesehatan di kabupaten Konawe Utara terdiri dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kab. Konawe Utara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) propinsi, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pada tahun 2012 persentase APBD kesehatan terhadap APBD kabupaten Konawe Utara belum memenuhi sebesar 10 % dari Total APBD Kabupaten. Total APBD Dinas Kesehatan Tahun 2012 adalah Rp. 42.969.252.013 Untuk lebih jelasnya pembiayaan kesehatan kabupaten Konawe Utara dapat dilihat pada
lampiran 79.
BAB VI
PENUTUP
Semoga dengan tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Konawe Utara 2011 ini dapat memberikan informasi dan gambaran kepada para pelaksana program dan pihak terkait untuk perbaikan program ke depan sehingga dapat terwujud Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara ke depan.
Memang perlu di akui bahwa masih ada beberapa program yang belum mencapai target indikator kesehatan dan indikator SPM , Dinas Kesehatan masih perlu bekerja keras untuk mencapai target tahun depan mendatang, dan jika kita mempunyai komitmen untuk mewujudkan cita-cita tersebut , kita tidak punya pilihan lain kecuali mengambil langkah-langkah nyata dan memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang mempunyai daya ungkit terhadap peningkatan cakupan pencapaian indikator – indikator kesehatan dan indikator kinerja SPM. Hal ini tidaklah mudah, perlu dukungan kebijakan dari para stakeholder terkait terutama dukungan pembiayaan dari semua sumber.
Akhirnya semoga Profil Kesehatan Kabupaten Konawe Utara ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam perencanaan program pembangunan kesehatan di Kabupaten Konawe Utara ke depan.
10 Besar Penyakit Kab. Konawe Utara 2011
1070
1202
999