PROGRAM KERJA PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI TAHUN 2017
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI Jl. Airlangga 137 Mojosari – Mojokerto 61382 Telp. (0321) 592261 Fax. (0321) 595569 Email :
[email protected]
BAB I PENDAHULUAN
Semakin pesatnya ilmu dan teknologi di bidang medis masa kini, maka semakin kompleks pula pelayanan kesehatan di rumah sakit, ditandai dengan meningkatnya prosedur-posedur invasive baik untuk terapi maupun untuk pemantauan
kondisi pasien.
Keadaan ini akan
menimbulkan dampak
meningkatnya kejadian infeksi di pusat pelayanan terutama rumah sakit yang dikenal dengan infeksi rumah sakit / healthcare associated infections (HAIs). Infeksi rumah sakit akan berdampak menurunkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien karena akan meningkatkan angka kematian dan biaya perawatan akibat semakin lamanya hari rawat serta biaya pengobatan semakin besar. Disamping itu infeksi rumah sakit juga membahayakan petugas medis sendiri karena mereka beresiko tertular infeksi di tempat kerja yang penatalaksaan umumnya sulit dan mahal.Keluarga pasien dan pengunjung juga berpotensi menularkan penyakit dari komunitas kepada pasien yang sementara dirawat, namun mereka juga berpotensi tertular infeksi rumah sakit seperti tuberkolosis atau metisilin resisten stafilokokus aureus (MRSA). Dalam rangka mencegah dan mengendalikan infeksi rumah sakit tersebut, maka Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyusun kebijakan dan pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit yang harus dilaksanakan oleh semua rumah sakit yang ada di Indonesia. Sejalan dengan amanat tersebut RSU Kartini juga telah membentuk Komite PPIRS dan menyusun kebijakan serta pedoman PPIRS. Guna melaksanakan kebijakan dan pedoman tersebut perlu disusun program PPIRS untuk jangka waktu 1(satu) tahun yang wajib dilaksanakan oleh Komite PPIRS lewat Tim PPIRS serta seluruh unit pelayanan baik medis maupun non medis di lingkungan rumah sakit. A. Latar belakang Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat di rumah sakit.Bagi pasien di rumah sakit hal ini merupakan persoalan serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi rumah sakit mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi dapat menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama dirumah sakit. Penyebabnya oleh kuman yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh pasien
sendiri, yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang secara potensial dapat dicegah. Salah satu hal yang perlu disadari bersama bahwa kualitas pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit yang masih sangat rendah, berdampak pada rendahnya mutu pelayanan rumah sakit maupun bertambahnya beban yang harus ditanggung oleh penderita. Suatu kejadian infeksi rumah sakit pada pasien akan mengakibatkan hal-hal seperti memperberat penyakit dan sangat mungkin menyebabkan terjadinya kematian ataupun kecacatan, perpanjangan waktu perawatan yang juga berdampak pada perpanjangan waktu tunggu bagi pasien lainnya, serta peningkatan biaya pengobatan yang ditanggung oleh pasien maupun rumah sakit. Untuk meminimalkan terjadinya infeksi di RSU Kartini, maka Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI) yang
mempunyai tugas dan
tanggungjawab untuk melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi di RSU Kartini menyusun program kegiatan tahun 2017.
B. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS 1. Tujuan Umum Meningkatkan mutu pelayanan yang meliputi kualitas pelayanan, manajemen risiko, clinical governance dan keselamatan kerja di RSU Kartini. 2. Tujuan Khusus a. Menurunkan insiden rate rumah sakit di RSU Kartini. b. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat infeksi rumah sakit di RSU Kartini. c. Melindungi pasien dari penularan infeksi rumah sakit. d. Melindungi tenaga kesehatan dari penularan infeksi rumah sakit. e. Melindungi pengunjung rumah sakit dan masyarakat di lingkungan rumah sakit dari infeksi rumah sakit. f. Melindungi lingkungan di dalam dan sekitar rumah sakit.
BAB II
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Kegiatan pokok dan rincian adalah langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan sehingga tercapainya program PPI. Adapun kegiatan pokok dan rincian kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: A. Penerapan kewaspadaan Isolasi Rincian Kegiatan: 1. Menyusun kebutuhan HH dan APD 2. Evaluasi SPO dan revisi bila tidak sesui dengan prinsip PPI 3. Menyusun kebutuhan stiker PPI dan Pemasangan pada semua area pelayanan dan tempat pengunjung rumah sakit 4. Pengawasan penerapan Kewaspadaan Standar pada seluruh area pelayanan pasien a. Kebersihan tangan. b. Penggunaan alat pelindung diri (APD). c. Peralatan perawatan pasien. d. Pengendalian Lingkungan. e. Pemprosesan Peralatan pasien dan penatalaksanaan linen. f. Kesehatan karyawan / perlindungan petugas kesehatan. g. Penempatan pasien.Hygiene respirasi / Etika batuk. h. Praktek menyuntik yang aman. 5. Rapat evaluasi penerapan kewaspadaan isolasi dan dan hasil surveilans setiap 6 bulan 6. Rapat evaluasi setiap tahun untuk menilai / mengkaji ulang pelaksanaan kebijakan dan pedoman PPIRS yang berlaku dan mendeteksi kesulitan dan hambatan-hambatannya. B. Penggunaan Antimikroba rasional Rincian kegiatan: Rapat dengan komite medic dan komite farmasi tentang standar penggunaan Antimikroba yang rasional.
C. Surveilans PPIRS Rincian Kegiatan: 1. Pengumpulan data kejadian infeksi di rumah sakit meliputi infeksi saluran kemih terkait pemakaian kateter urine, phlebitis berkaitan penggunaan kateter intravena, infeksi daerah luka operasi. 2. Audit kepatuhan petugas untuk HH dan penggunaan APD
3. Pengolahan data untuk menentukan insidens rate suatu infeksi rumah sakit, angka mortalitas, lama hari rawat. 4. Pelaporan kepada Direktur setiap 6 bulan D. Pendidikan dan pelatihan PPIRS. 1. Melakukan pelatihan PPI rutin periodik pada seluruh karyawan RSU Kartini. 2. Melakukan pelatihan PPI / sosialisasi PPI pada
peserta didik yang
melaksanakan praktek di RSU Kartini. 3. Melakukan penyuluhan tentang PPI pada pasien dan pengunjung rumah sakit 4. Mengikuti pendidikan berkelanjutan tentang pengendalian infeksi bagi anggota Tim PPIRS baik IPCO, IPCN dan IPCLN. 5. Lomba kebersihan tangan dan penerapan standar PPI disetiap ruangan E. Kesehatan Karyawan Riancian kegiatan : 1. Kebijakan tentang pemeriksaan lengkap pada karyawan baru sebelum bekerja di RS. 2. Membuat SPO penangan terkena pajanan 3. Mengusulkan agar semua karyawan di imunisasi hepatitis B 4. Kebijakan tentang pemeriksaan kesehatan berkala pada petugas yang beresiko terkena infeksi.
BAB III CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Adapun untuk melakukan kegiatan di atas maka dilakukan: 1. 2. 3. 4.
Rapat rutin tiap bulan Kerjasama dengan pihak farmasi PPI dalam penggunaan antimikroba Kerjasama dengan pihak diklat dalam pendidikan dan pelatihan Kerjasama dengan pihak komite medik, K3RS dalam kesehatan
karyawan 5. Kerjasama dengan pihak rumah tangga dalam penyediaan sarana dan prasarana 6. Kerjasama dengan pihak kesehatan lingkungan dalam pemeriksaan air dan udara 7. Audit pelaksanaan PPI, kepatuhan petugas 8. Monitoring Rutin
BAB IV SASARAN
A. Sasaran program dengan melibatkan: 1. Seluruh staf RS Seluruh staf RS dilibatkan dalam penerapan PPI dalam memberikan pelayanan kepada pasien baik secara langsung maupun tidak langsung di unitnya masing masing. 2. Pasien dan keluarga Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang PPI dengan harapan ikut serta dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi. Edukasi diberikan secara langsung (face to face) ataupun dikumpulkan dalam suatu pertemuan dalam bentuk penyuluhan yang berkaitan dengan PPI.
3. Pengunjung Pengunjung pasien yang datang ke RS diberikan edukasi tentang PPI dengan harapan ikut pula dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di RS terutama tentang aturan yang harus dipatuhi dan dijauhi ketika mengunjungi pasien-pasien dengan penyakit menular, immunocompromissed, maupun tentang upaya lain yang berhubungan dengan PPI.
BAB V SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN
BULAN NO
PENAN GGUNG
KEGIATAN
JAWAB 1
2
3
4 5
6
7 8 9 10
11
12
1
Revisi Pedoman PPI RS
Komite
2
Evaluasi SOP dan revisi bila
PPI Komite
3 4
tidak sesui dengan prinsip PPI Sosialisasi Program PPI Sosialisasi Pedoman dan SPO
PPI IPCN Anggota
5
Menyusun
stiker
Komite IPCN
6
PPI dan Pemasangan Audit Lingkungan
pada
Tim PPI
kebutuhan
7
8
9
seluruh area pelayanan Surveilans :
IPCN
a. ILO,ISK, dan Phleblitis b. Audit kepatuhan petugas
Anggota
untuk hand hygiene dan
Komite
penggunaan APD Rapat evaluasi penerapan
PPI Komite
kewaspadaan isolasi dan dan
PPI
hasil surveilans setiap 3 bulan Rapat evaluasi setiap tahun
Komite
untuk menilai/mengkaji ulang
PPI
pelaksanaan
kebijakan
dan
pedoman PPIRS yang berlaku dan mendeteksi kesulitan dan 10
hambatan-hambatannya. Melakukan pelatihan PPI rutin
Komite
periodik
PPI
pada
seluruh
karyawan RSU Kartini 11
Melakukan pelatihan PPI pada
Komite
peserta
PPI
didik
yang
melaksanakan praktek di RSU 12
13
Kartini Sosialisasi
/
tentang
PPI
Penyuluhan pada
pasien,Keluarga
dan
pengunjung RS Mengikuti
pendidikan
berkelanjutan
tentang
pengendalian 14
15
PPi Direktur RS
bagi Anggota
penerapan standar PPI disetiap
Komite
ruangan Menyusun
PPI KOMIT
kebijakan Anti
Mikroba
E PPI
Rasional Menyusun Kebijakan tentang
IPCN
pemeriksaan karyawan 17
Komite
anggota IPCN Lomba kebersihan tangan dan
Penggunaan 16
infeksi
Anggota
lengkap
pada
baru
sebelum
bekerja di RS Membuat SPO
penangan
terkena pajanan
IPCN
18
Mengusulkan
agar
semua
Tim PPI
karyawan di imunisasi hepatitis 19
B Kebijakan tentang pemeriksaan
Komite
kesehatan berkala pada petugas
ppi
yang beresiko terkena infeksi
BAB VI EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan akan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali, bila ada pergeseran pelaksananan kegiatan akan dilakukan perbaikan agar tidak mengganggu jadwal yang lain. Laporan evaluasi kegiatan ini dibuat oleh Komite PPI setiap tiga bulan ditujukan kepada yang bertanggung jawab pada kegitan tersebut dan ditembuskan pada Komite PPI.
BAB VIII PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
A. Pencatatan dan pelaporan pada setiap kegiatan sebagai berikut : 1. Revisi Pedoman PPI RS Adanya dokumen tentang hal-hal yang revisi dan pedoman yang telah direvisi. 2. Evaluasi SOP dan revisi bila tidak sesui dengan prinsip PPI
Adanya dokumen SOP yang direvisi dan SOP hasil revisi serta SOP baru. 3. Sosialisasi Program PPI Adanya undangan Sosialisasi dan daftar hadir sosialisasi Program 4. Sosialisasi Pedoman dan SPO Adanya undangan dan daftar hadir 5. Menyusun kebutuhan stiker PPI dan Pemasangan pada seluruh area pelayanan Adanya dokumen jumlah kebutuhan Stiker dan tempat pemasangan pada seluruh area pelayanan 6. Audit Lingkungan pada seluruh area pelayanan Adanya dokumen hasil audit lingkungan seluruh area pelayanan 7. Surveilans : a. ILO,ISK, dan Phlebitis Adanya laporan kejadian Hais setiap 6 bulan ditujukan ke Direktur RS Avicenna b. Audit kepatuhan petugas untuk hand hygiene dan penggunaan APD Adanya pelaporan Kepatuhan petugas untuk hand hygiene dan pengguanaan APD setiap 6 bulan 8. Rapat evaluasi penerapan kewaspadaan isolasi dan dan hasil surveilans setiap 3 bulan Ada undangan, daftar hadir dan notulen rapat 9. Rapat evaluasi setiap tahun untuk menilai/mengkaji ulang pelaksanaan kebijakan dan pedoman PPIRS yang berlaku dan mendeteksi kesulitan dan hambatan-hambatannya. Ada undangan, daftar hadir dan notulen rapat 10. Melakukan pelatihan PPI rutin periodik pada seluruh karyawan RS Avicenna Bireuen Adanya kerangka acuan dan daftar hadir peserta pelatihan 11. Melakukan pelatihan PPI pada peserta didik yang melaksanakan praktek diRSU Kartini Adanya kerangka acuan dan daftar hadir peserta pelatihan. 12. Sosialisasi / Penyuluhan tentang PPI pada pasien,Keluarga dan pengunjung RS Adanya kerangka acuan dan daftar hadir peserta pelatihan 13. Mengikuti pendidikan berkelanjutan tentang pengendalian infeksi bagi anggota IPCN Adanya surat tugas dan sertifikat IPCN 14. Lomba kebersihan tangan dan penerapan standar PPI disetiap ruangan Adanya dokumen standar penilaian lomba dan hasil lomba 15. Menyusun kebijakan Penggunaan Anti Mikroba Rasional Adanya kebijakan penggunaan anti mikroba rasional 16. Menyusun Kebijakan tentang pemeriksaan lengkap pada karyawan baru sebelum bekerja di RS Adanya dokumen tentang kebijakan pemeriksaan lengkap pada karyawan baru sebelum bekerja di RS 17. Membuat SOP penangan terkena pajanan Adanya dokumen penangan terkena pajanan 18. Mengusulkan agar semua karyawan di imunisasi hepatitis B Adanya dokumen usulan tentang imunisasi hepatitis B pada seluruh kariyawan
19. Kebijakan tentang pemeriksaan kesehatan berkala pada petugas yang beresiko terkena infeksi Adanya dokumen kebijakan tentang pemeriksaan kesehatan secara berkala pada petugas yang beresiko terkena infeksi 20. Bila ada KLB, Tim PPIRS harus segera melaporkan ke Komite PPIRS dan Direktur RS. B. Evaluasi Semua kegiatan yang telah direncanakan akan dievaluasi pada akhir tahun untuk mengetahui kegiatan yang telah dilaksanakan dan yang belum dilaksakan sehingga menjadi acuan perencanaan kegiatan tahun
BAB VIII PENUTUP
Program Komite PPI di RSU Kartini yang disusun untuk tahun 2017 meliputi kegiatan rutin yang sudah berjalan untuk pengendalian infeksi dan kegiatan yang baru diterapkan atau bersifat pengembangan untuk peningkatan mutu pelayanan yang berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi. Program Komite PPI tahun 2017 ini berisi tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yang disusun secara rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan Komite PPI RSU Kartini.