BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Sawi caisim adalah salah satu tanaman hortikultura yang penting dan kaya akan mineral dan zat besi, tanaman ini sangat mudah dibudidayakan dan sangat komersil di daerah manapun. Selain mudah dibudidayakan , Sawi caisim (Brassica rapa) merupakan tanaman yang sangat baik dikonsumsi untuk pemenuhan zat besi dan mineral. Sawi caisim dapat dikonsumsi baik dalam bentuk segar maupun olahan. Budidaya sawi caisim biasanya menggunakan jarak tanam 20 cm x 30 cm. Jarak tanam berpengaruh terhadap kerapatan vegetasi dan intensitas cahaya matahari yang diterima serta evapotranspirasi. Jarak tanam juga berpengaruh terhadap tajuk daun sehingga mempengaruhi lebar serta pertumbuhan dan produktifitas daun sawi caisim. Diketahui bahwa tanaman sawi caisim dimanfaatkan daunnya untuk keperluan konsumsi, sehingga produktivitas dari daun sawi caisim harus ditingkatkan. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang ketepatan dalam pemberian dosis pupuk terhadap produktivitas tanaman sawi caisim. 1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah : a. Bagaimana pengaruh pemberian dosis pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produktifitas daun sawi caisim? 1.3 Tujuan Dan Manfaat a. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah a.Mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produktifitas tanaman sawi caisim. b. Manfaat
Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan dan penambahan informasi kepada pembaca serta petani sawi caisim tentang pengaruh pemberian dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produktifitas daun sawi caisim.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim. Karena caisim ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik. Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia. Sebutan Caisim/ sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut Sosin, Caisim alias sawi bakso. Manfaat. Caisim sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada Caisim/sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Caisim alias sawi bakso ada juga yang menyebutnya sawi cina., merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasar dewasa ini. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya yang renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit. Selain enak ditumis atau dioseng, juga untuk pedangan mie bakso, mie ayam, atau restoran cina. Budidaya Tanaman Caisim ini berlokasi di Cisarua Kabupaten Bogor, yang ketinggian diatas 700 m dpl. Tanaman Caisim ini tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami Caisim adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum antara pH 6 sampai pH 7.
Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan missal nya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun. Pengolahan Tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman caisim/sawi suka pada cahaya matahari secara langsung. Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk organik mutlak di perlukan untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2). Pembibitan
Untuk
menghenat
benih
dan
pertumbuhan
optimal
bembibitan
dilaksanakan di atas rak – rak seperti terlihat pada gambar. Caranya : siapkan rak tempat pesemaian, isi poly bag kecil , kecambahkan benih , pindahkan kecambah Caisim pada polybag kecil. Setelah umur 14 hari atau sudah ada 3 – 4 daun siap pindah kekebun. Penanaman dibuat bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100
kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm. Pemeliharaan terdiri dari penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari. Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat, Penyulaman Caranya yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru. Penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan ,pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Atau satu sendok teh ( sekitar 25 gram) Urea dilarutkan dalam 2,5 liter air dapat disiramkan untuk 5 m persegi bedengan.
BAB III METODOLOGI 3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini akan menggunakan metode pengamatan langsung dilapangan. Pengamatan ini dapat memberikan data dan manfaat untuk tujuan-tujuan yang bersifat deskriptif, membantu membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, dan membantu pelaksanaan evaluasi. Pengmatan dilapang dapat dilakukan dengan langsung terjun dan mengamati kondisi dilapangan. 3.2 Variable Penelitian a. Klasifikasi Variable
Klasifikasi dalam penelitian ini berdasarkan variabel bebas adalah dosis pupuk (P) dan jarak tanam (J) sedangkan variable terikatnya yaitu Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Sawi (X). 3.3 Waktu dan Tempat
Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 3 bulan dan akan dimulai pada bulan oktober sampai dengan bulan desember 2014. Penelitian ini akan dilaksanakan di kebun Politeknik Negeri Jember. 3.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2008). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Pengamatan langsung dilapangan, yaitu dengan mengamati kondisi langsung yang ada dilapangan terhadap tumbuhan yang telah diberi perlakuan.
3.5 Analisa Data
Penelitian dilakukan dengan menggunakan RAK faktorial yang terdiri dari 2 faktor masing- masing terdiri dari 2 taraf yang diulang sebanyak 4 kali. Adapun perlakuannya yaitu aplikasi dosis pupuk yang berbeda dan jarak tanam yang berbeda. Faktor 1 : P1 : pupuk dengan dosis /liter P2 : pupuk dengan dosis /liter P3 :pupuk dengan dosis /liter Faktor 2 : J1 : jarak tanam 30cm x 20 cm J2 : jarak tanam 40cm x 20 cm Dengan demikian terdapat dengan kombinasi perlakuan yang masing- masing diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 24 satuan unit percobaan.
.
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1 Rencana Kegiatan
1. Pembenihan Sebagaimana jenis tanaman yang lain, benih adalah faktor penentu awal keberhasilan budidaya caisim. Benih caisim yang berbentuk bulat, kecil, agak keras, berwarna kehitaman dan memiliki permukaannya licin mengkilap harus memiliki kualitas yang baik sebelum dijadikan bibit. Untuk memastikan kualitas benih tersebut baik, kemasan benih harus terbuat dari aluminium foil dengan bentuk kemasan yang masih utuh. Untuk benih yang berasal dari penanaman, pastikan benih tersebut berumur lebih dari 70 hari dan disimpan tidak lebih dari 3 tahun. Untuk setiap hektar lahan tanam, benih caisim yang dibutuhkan sebanyak 750 gram. 2. Persiapan lahan Sebelum ditanami Caisim, lahan harus dalam kondisi bersih dari berbagai macam tumbuhan gulma serta rumput liar. Tanah juga harus gembur dengan cara mencangkul atau membajaknya. Setelah persiapan awal pembuatan lahan selesai, maka tahap persiapan lahan dilanjutkan dengan beberapa tahap dibawah ini; a. Membuat bedengan Buatlah bedengan berukuran lebar 1 meter dan tinggi 25-30 cm. Antara bedengan yang satu dengan yang lain, pisahkan dengan parit selebar 40 cm. b. Menebar Pupuk Taburkanlah pupuk organik atau pupuk kandang di atas bedengan dengan dosis 100kg/ha, dan aduk sampai rata. Biarkan selama 5 hari sebelum lahan siap ditanami. c. Mengukur dan menstabilkan kadar keasaman tanah Untuk daerah yang memiliki pH terlalu rendah (asam), lakukan pengapuran untuk menaikkan derajat keasaman tanah, sekitar 2 sampai 4 minggu sebelum proses penanaman. Sementara untuk jenis kapur yang dipakai adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).
3. Pembibitan Selama proses pengolahan tanah untuk penanaman, kita bisa melakukannya bersamaan dengan pembibitan. Tujuannya selain untuk efisiensi waktu, juga agar benih dapat lebih cepat melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Untuk pembibitan ini, bedengan yang dibutuhkan berukuran lebar 80 – 120 cm, panjang 1 – 3 meter, dan tinggi 20 – 30 cm. Taburkan pupuk kandang yang ditambah dengan 20 gram urea, 7,5 gram Kcl, dan 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.. di atas bedengan pembibitan, dua minggu sebelum ditaburkannya benih. Untuk teknik dalam melakukan pembibitan, caranya dengan menaburkan benih lalu menutupinya dengan tanah setebal 1 – 2 cm, sebelum akhirnya disiram menggunakan sprayer. Dalam kurun waktu 3 – 5 hari, benih yang tadi disebar akan mulai kelihatan tumbuh. 4. Penanaman Bedengan untuk lahan penanaman dibuat dengan ukuran: lebar 120 cm, tinggi 20 – 30 cm, dan panjang sesuai dengan ukuran petak lahan. Sementara jarak antar bedeng sejauh 30 cm. Lakukan pemupukan pada bedengan tersebut seminggu sebelum penanaman, dan untuk setiap satu hektar lahan dibutuhkan 3 – 5 ton pupuk kandang, Setelah semuanya siap, lakukan penanaman dengan memperhatikan jarak tanam dalam bedengan. Pilih bibit yang baik dan pindahkan bibit tersebut dengan hati-hati ke dalam lubang berukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm. 5. Pemeliharaan Selama masa pemeliharaan, terdapat bebera poin yang harus dilakukan agar pertumbuhan Caisim menjadi maksimal, beberapa bagian perawatan tersebut seperti ; a. Penyiraman Proses penyiraman harus senantiasa diperhatikan. Penyiraman itu sendiri sangat tergantung pada musim. Jika pada musim penghujan air yang turun dirasa berlebih, maka harus dilakukan pengurangan air, begitu juga sebaliknya, pada saat musim kemarau, air yang disiramkan juga harus ditambah. Sementara untuk cuaca yang normal, penyiraman hanya dilakukan sehari sekali, yakni pada pagi atau sore hari.
b. Penjarangan dan penyulaman Penjarangan dan penyulaman juga harus dilakukan selama masa pemeliharaan, yakni dengan mencabut gulma dan tanaman yang tumbuh terlalu rapat, serta mengganti tanaman yang rusak atau mati dengan tanaman yang baru. Penjarangan dilakukan setelah 2 minggu dari masa tanam, sedang penyulaman dilakukan 2 – 4 kali selama masa penanaman, disesuaikan dengan keberadaan gulma pada bedengan. Selama masa pemeliharaan harus pula dilakukan pemupukan tambahan, yakni 3 minggu setelah masa tanam, dengan menggunakan 20 kg urea untuk setiap hektar lahan. 6. Panen dan pasca panen Caisim sudah dapat dipanen setelah 20 hari sejak bibit dipindahkan dari lahan penyemaian atau 40 hari jika dihitung dari awal, dan paling lama 70 hari. Untuk memanennya, bisa dilakukan dengan dua cara, yakni dengan memotong pangkal batang dengan pisau tajam atau mencabut seluruh tanaman berikut akarnya. Hindari jangan sampai terlambat dalam melakukan pemanenan, karena dapat menyebabkan caisim cepat berbunga. Setelah dipanen, letakkan caisim di tempat yang teduh dan diberi percikan air agar tidak mudah layu. Jangan menyimpan caisim terlalu lama, karena penyimpanan di suhu ruang hanya mampu membuatnya bertahan 1-2 hari saja. Tapi jika diletakkan di dalam kulkas serta dibalut dengan kertas koran atau kantong plastic, caisim dapat bertahan sampai 1 minggu. 4.2 Jadwal Pelaksanaan No
Kegiatan
HST
Tanggal
1
Pembibitan
-7 HST
9 oktober 2014
2
Pengolahan lahan
-7 HST
9 Oktober 2014
3
Penanaman
0 HST
15 Oktober 2014
4
Pemupukan dasar
-7 HST
9 oktober 2014
5
Penyulaman
7 HST
22 Oktober 2014
6
Penyiraman
2 Hari sekali
Kondisional
7
Penyiangan
Seminggu sekali
Kondisional
8
Pemupukan gandasil 1
4 HST
19 Oktober 2014
9
Pemupukan gandasil 2
11 HST
22 oktober 2014
10
Pemupukan gandasil 3
17 HST
28 Oktober 2014
11
Pemupukan NPK 1
14 HST
29 Oktober 2014
12
Pemupukan NPK 2
21 HST
5 november 2014
13
Pemupukan NPK 3
35 HST
19 november 2014
14
pemanenan
70 HST
24 Desember 2014
4.2 Denah Lahan
P1j1
P3J2
P2J1
P1j2
P2j1
P2J2
P3J1
P3J2
P3j1
P1J2
P1J1
P2J2
P1J2
P1J1
P3J2
P1J2
P2J2
P1J2
P1J2
P1J3
P3J3
P1J3
P2J2
P1 1
BAB V PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN
Pengeluaran No
Kebutuhan
@Harga
1.
Benih sawi caisim
30000/pak
1 pack
30000
2.
Pupuk gandasil
30000/0,5 kg
2 kg
120000
3.
pestisida
100000
4
Pupuk NPK
50000
jumlah
total
100000 5kg
50000`
jumlah
300000
1. Kebutuhan benih sawi
Luas lahan
: 2m2/bedengan
Luas Lahan
: 2m2
Jarak Tanam: 20cmX30cm
Jarak Tanam : 20X 40
Populasi = LL/JT
Populasi = LL/JT
=2/0,06 =34 Tanaman
= 2m2/0,08 = 25
karena yang dibutuhkan adalah 12 bdengan untuk karena yang dibutuhkan adalah 12 bdengan untuk jarak tanam 20 x 30 maka kebutuhan benihnya jarak tanam 20 x 40 maka kebutuhan benihnya adalah 34 benih x 12 bedengan = 408 benih
2. Kebutuhan pupuk daun Dosis Pemupukan pertama
3. Pestisida
adalah 25 benih x 12 bedengan = 300 benih