A. JUDUL PENER PENERAPA APAN N MODEL MODEL PROBLE PROBLEM M BASED BASED LEARNI LEARNING NG (PBL) (PBL) MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) (RME) UNTUK MENINGKAT MENINGKATKAN KAN HASIL HASIL BELAJAR BELAJAR MATEMATI MATEMATIKA KA M MAT ATER ERII PO POKO KOK K PERB PERBAN ANDI DING NGAN AN PADA PADA SISW SISWA A KELA KELAS S VII VII C SEMESTER 1 SMP N 3 SECANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010. 2009/2010.
B. Lata Latarr Bel Belak akan ang g Mas Masal alah ah
Peningkatan mutu pendidikan dewasa ini merupakan kebutuhan yang tidak tidak dapat dapat ditund ditunda-tu a-tunda nda lagi, lagi, sebab sebab keberh keberhasi asilan lan pemban pembangun gunan an suatu suatu bangsa ditentukan oleh adanya sumber daya manusia yang berkualitas yang hanya dapat diwujudkan melalui pendidikan yang berkualitas pula. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan pun dilakukan dengan ber berba baga gaii
macam macam
cara. cara.
Misa Misaln lnya ya
deng dengan an
meng menggu guna naka kan n
pend pendek ekata atann-
pende pendekat katan an dan metod metodee pembel pembelajar ajaran an yang yang efektif efektif dan efisie efisien. n. Sebaga Sebagaii ilus ilustra trasi si,, keti ketika ka oran orang g akan akan meng menger erja jaka kan n sesu sesuat atu u maka maka oran orang g terse tersebu butt mestinya menetapkan sasaran yang hendak dicapai. Untuk mencapai sasaran tersebu tersebutt seseor seseorang ang harus harus dapat dapat memili memilih h pendek pendekata atan n yang yang tepat tepat sehing sehingga ga diperoleh hasil yang optimal. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dirancang dengan mengikuti prinsip prinsip khas yang edukatif, yaitu kegiatan yang berfokus pada kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman (Muslich, 2007: 48). Salah satu prinsip kegiatan belajar mengajar dalam KTSP adalah belajar melalui berbuat yaitu KBM perlu menyediakan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari atau dunia kerja yang terkait dengan penerapan konsep, kaidah, dan prinsip ilmu yang dipelajari. Dalam hal beberapa topik tidak mungkin disediakan pengalaman nyata, guru dapat menggantinya dengan menyediakan model analog atau situasi buatan dalam wujud simulasi (Masnur Muslich, 2007: 49). Pada Pada dasa dasarn rnya ya mate matemat matik ikaa adal adalah ah peme pemeca caha han n masa masala lah h kare karena na itu, itu, matematika sebaiknya diajarkan melalui berbagai masalah yang ada disekitar siswa siswa dengan dengan memper memperhati hatikan kan usia usia dan pengal pengalama aman n yang yang dimilik dimilikii siswa. siswa.
Menurut Menurut Piaget Piaget siswa SMP berada pada akhir tahap operasional operasional konkret konkret dan memasuki tahap operasional formal. Dalam tahap operasional konkret anak masih kesulitan dalam menguasai konsep yang abstrak verbal, namun sudah dapat membentuk operasi yang kompleks seperti melakukan gabungan atau irisan dua himpunan (Sukirman, 2001: 4.9). Berdasarkan penga pengamat matan an dan inform informasi asi yang yang didapa didapatt dari dari guru guru yang yang mengajar matematika di kelas VII C SMP N 3 Secang (Bapak Taslan, S.Pd), hasil ulangan harian dan perhatian siswa pada mata pelajaran matematika materi pokok perbandingan umumnya belum seperti yang diharapkan. Hal ini didasarkan pada kajian rata-rata hasil ulangan harian siswa kelas VII C SMP N 3 Secang tahun pelajaran 2008/2009, yaitu 62,5. Rendahnya hasil belajar siswa siswa ini merupa merupakan kan suatu suatu indika indikator tor rendah rendahnya nya kemamp kemampuan uan siswa siswa dalam dalam memecahkan masalah. Dengan kata lain, siswa mengalami banyak kesalahan dalam menjawab soal. Kesalahan siswa dalam menjawab soal umunya siswa belum memahami konsep. Penguasaan Konsep perbandingan memiliki peran penting bagi siswa dalam mempelajari materi selanjutnya terutama materi pokok garis dan sudut. Di samping itu perbandingan juga memiliki banyak manfaat bagi siswa dalam kehidupan kehidupan sehari-hari, sehari-hari, misalnya menggambar menggambar bentuk bentuk model dengan benda atau atau obye obyek k yang yang sebe sebena narn rnya ya,, atau atau meng mengga gamb mbar ar peta peta deng dengan an skal skala, a, membanding membandingkan kan banyaknya banyaknya bahan dalam pembuatan resep makanan. makanan. Jadi perbandingan berhubungan erat dengan segala aktivitas kehidupan sehari-hari sehing sehingga ga setela setelah h mempel mempelajar ajarii perban perbandin dingan gan masyar masyaraka akatt khusus khususnya nya siswa siswa diharapkan diharapkan akan mencintai mencintai atau menyukai pelajaran matematika dan senang senang saat mengikuti pembelajaran di sekolah. Mengingat Mengingat bahwa tujuan tujuan diberikann diberikannya ya mata pelajaran matematika matematika di SMP antara lain agar siswa mampu menghadapi perubahan keadaan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, logis, rasion rasional, al, kritis kritis,, jujur, jujur, dan efektif efektif dalam dalam pemecah pemecahan an masala masalah h dan ber berda dasa sark rkan an ting tingka katt perk perkem emba bang ngan an anak anak SMP SMP menu menuru rutt Piag Piaget et dala dalam m (Sukirman, (Sukirman, 2001: 4.9), maka kurangnya kurangnya pemahaman siswa terhadap terhadap konsep konsep
perba perbandi ndinga ngan n dapat dapat diatas diatasii dengan dengan menerap menerapkan kan model model Problem Problem Based Based
Learning melalui pendekatan Realistic Mathematics Education. Pro Probl bleem
Base ased
merupa paka kan n Learn earniing meru
mode modell
peng pengaj ajar aran an
yang yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan mengatasi masalah, serta serta untuk untuk menjad menjadii pelajar pelajar yang yang mandir mandiri. i. Pendek Pendekata atan n yang yang cocok cocok untuk untuk model ini adalah pendekatan Realistic Mathematics Education yaitu suatu pende pendekat katan an yang yang berasu berasumsi msi perlu perlu adanya adanya pengai pengaitan tan antara antara matema matematik tikaa dengan realitas yang ada dan dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kita Kita menyad menyadari ari selama selama ini kemamp kemampuan uan siswa siswa untuk untuk dapat dapat menyel menyelesa esaika ikan n masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru. Pendidikan matematika realistik (RME) diketahui sebagai pendekatan yang yang tela telah h berh berhas asil il di Bela Beland nda. a. Ada Ada suat suatu u hasi hasill yang yang menj menjan anji jika kan n dari dari penelitian kuantitatif dan kualitatif yang telah ditunjukan bahwa siswa di dalam pendekatan pendekatan RME mempunyai mempunyai skor yang lebih tinggi dibanding dibandingkan kan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan tradisional dalam hal keterampilan berhitung, lebih khusus lagi dalam aplikasi (Becker & Selter, 1996: 88) dalam bukunya (Suherman, 2003: 143). Beberapa penelitian pen penda dahu hulu luan an
di
bebe bebera rapa pa
nega negara ra
menu menunj njuk ukan an
bahw bahwaa
pemb pembel elaj ajar aran an
menggu menggunak nakan an pendek pendekata atan n realist realistik, ik, sekura sekurangng-kur kurang angnya nya dapat dapat membua membuatt matematika lebih menarik, relevan, dan bermakna tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak. Berdas Berdasark arkan an uraian uraian di atas, atas, maka maka perlu perlu dilaku dilakukan kan sebuah sebuah peneli penelitian tian tind tindak akan an kela kelass (PTK (PTK)) deng dengan an judu judull Pene Penera rapa pan n Model Model Proble Problem m Based Based
Learning (PBL) Melalui Pendekatan Realistic Realistic Mathematics Mathematics Education (RME) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Perbandingan Pada Siswa Kelas VII C Semester 1 SMP Negeri 3 Secang Tahun Pelajaran 2009/2010.
C. Pene Penega gasa san n Isti Istila lah h
Untuk mengantisipasi kesalahan penafsiran terhadap judul di atas, perlu ditegaskan istilah-istilah yang berhubungan dengan judul penelitian ini, yaitu: 1. Pene Penera rapa pan n Dalam Dalam kamus kamus besar besar bahasa bahasa Indone Indonesia sia penera penerapan pan dapat dapat diarti diartikan kan menggu menggunak nakan, an, mempra memprakti ktikka kkan. n. Penerap Penerapan an berart berartii penggu penggunaa naan n atau atau pemakaian. (TIM Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998: 935). Dalam penelitian ini yang dimaksud penerapan penerapan adalah mempraktikkan mempraktikkan model Pro Probl blem em
Base Based d
melalu luii Lear Learni ning ng mela
pend pendek ekat atan an Realistic
Mathematics Education untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Model Problem Based Learning Model Problem Based Learning merupakan model pengajaran yang dirancang terutama untuk untuk membantu membantu siswa menggunakan masalah masalah dunia nyat nyataa
seba sebaga gaii
suat suatu u
kont kontek ekss
bagi bagi sis siswa
untu untuk k
meng mengem emba bang ngka kan n
keterampilan keterampilan berfikir berfikir dan keterampilan keterampilan mengatasi masalah, masalah, mempelajari mempelajari peran-peran orang dewasa, dan menjadi pelajar yang mandiri (Richard, 2008)
3. Pendekatan Realistic Mathematics Education Menurut Suherman (2001) salah satu pendekatan yang berorientasi pada matematisasi matematisasi pengalaman pengalaman sehari-hari dan menerapkan menerapkan matematika matematika dalam pengalaman sehari-hari adalah pendekatan pendekatan matematika realistik, realistik, pende pendekat katan an ini mengac mengacu u pada pada pendap pendapat at Freudh Freudhent ental al yang yang menyat menyataka akan n bahwa bahwa pembel pembelajar ajaran an matemat matematika ika sebaik sebaiknya nya berang berangkat kat dari dari aktivi aktivitas tas manusia karena mathematics is human activity. 4. Meni Mening ngka katk tkan an Mening Meningkat katkan kan adalah adalah menaik menaikan an (deraja (derajat, t, taraf, taraf, dan sebaga sebagainy inya), a), memperting mempertinggi, gi, memperlebar memperlebar (produksi (produksi dan sebagainya sebagainya)) (Tim Penyusun Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2001: 1078). Dalam penelitian ini yang dimaksud meningkatkan adalah menaikan hasil belajar siswa pada materi pokok Perbandingan.
5. Hasi Hasill bela belaja jar r Hasi Hasill
Bela Belaja jarr
meru merupa paka kan n
peru peruba baha han n
peri perila laku ku yang yang dipe dipero role leh h
pembelajar setelah mengalami mengalami aktivitas belajar (Catharina, 2006: 2006: 5). Jadi hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah hasil yang diperoleh siswa setelah belajar matematika pokok bahasan Perbandingan pada semester 1 dengan menggunakan model Problem Based Learning melalui pendekatan Realistic Mathematics Education. 6. Mate Matema mati tika ka Matematika adalah ilmu yang berkenaan dengan ide-ide atau konsepkonsep konsep abstra abstrak k yang yang tersusu tersusun n secara secara hierark hierarkis is dengan dengan penala penalaran rannya nya deduktif (Hudoyo, 1988: 4). 7. Materi Pokok Pokok Perbandinga Perbandingan n Mate Materi ri perb perban andi ding ngan an meru merupa paka kan n suat suatu u mate materi ri poko pokok k pela pelaja jara ran n matematika pada siswa kelas VII C semester 1 untuk SMP dan sederajat yang yang sesuai sesuai dengan dengan kuriku kurikulum lum 2006 2006 yaitu yaitu kuriku kurikulum lum Tingka Tingkatt Satuan Satuan Pendidikan (KTSP) Berdasarkan penegasan istilah diatas, secara keseluruhan maksud dari judul judul skripsi skripsi ini adalah keberhasilan keberhasilan dari model Problem Based Learning melalui pendekatan Realistic Mathematics Education pada materi pokok pokok Perban Perbandin dingan gan ditand ditandai ai dengan dengan pening peningkat katan an hasil hasil belajar belajar siswa siswa berupa berupa kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaikan masalah, keaktifan dan kerja sama dalam mengikuti mengikuti proses belajar belajar mengajar mengajar siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Secang Tahun Pelajaran 2009/2010 D. Peru Perum musan usan Mas Masal alah ah
Berdasarkan dari latar belakang permasalahan di atas maka rumusan masalah yang diajukan adalah: Apakah Dengan Menerapkan Model Problem Based Learning melalui Pendekatan Reali Realist stic ic
Mathem Mathemat atic icss
Educat Education ion Pada
Materi eri
Pokok
Perbanding Perbandingan an dapat Meningkatk Meningkatkan an Hasil Belajar Belajar Matematika pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 3 Secang Tahun Pelajaran 2009/2010 ?
E. Cara Cara Peme Pemeca caha han n Mas Masal alah ah
Secara luas, pemecahan masalah adalah upaya yang dilakukan untuk mencari mencari dan dan menetapkan menetapkan alternatif alternatif
kegiatan kegiatan dalam menjembatani menjembatani
suatu
keadaan pada saat ini dengan keadaan yang diinginkan. Pemecahan masalah ialah jawaban yang tepat terhadap pertanyaan tentang apakah upaya dapat dilaku dilakukan kan untuk untuk mengub mengubah ah keadaa keadaan n saat saat ini kepada kepada keadaa keadaan n yang yang ingin ingin dicapai pada masa datang (Sudjana, 2005: 140-141) Dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi pokok pokok Perban Perbandin dingan gan proses proses pembel pembelajar ajaran an akan akan dilaku dilakukan kan dengan dengan model model melalui Pendek Pendekatan atan Realis Probl Problem em Based Based Learni Learning ng melalui Realistic tic Mathemat Mathematics ics Adapun pemeca pemecahan han masalah masalah yang yang diajuk diajukan an dalam dalam peneli penelitian tian Education. Adapun tindakan kelas ini dilakukan dalam 5 tahap sbb:
1. Mengorientasi siswa kepada masalah. Guru menjelaskan tentang tujuan pelajaran dan logistik yang dibutuhkan sert sertaa memb member erii motiv motivas asii sisw siswaa agar agar terl terlib ibat at akti aktiff
dalam dalam aktivi aktivita tass
pemecahan masalah.
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru Guru membag membagii kelas kelas kedalam kedalam kelomp kelompokok-kel kelomp ompok ok kecil kecil (4-6 (4-6 orang) orang),, membantu siswa agar bekerjasama dalam kelompok dan berdiskusi tentang permasalahan yang diberikan.
3. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok. Guru Guru mend mendor oron ong g sisw siswaa untu untuk k mend mendap apat atka kan n info inform rmas asii yang yang sesu sesuai, ai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4. Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya. Guru Guru memb memban antu tu sisw siswaa dala dalam m meren merencan canak akan an dan dan meny menyia iapk pkan an hasi hasill diskusinya untuk disampaikan atau dipresentasikan kepada kelompok lain.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
F. Tuj Tujuan uan dan dan Manfa Manfaat at Penel Peneliti itian an 1. Tuj Tujuan uan Penel Penelit itian ian
Penelitian Penelitian ini bertujuan bertujuan untuk untuk mengetahui mengetahui bahwa dengan penerapan penerapan model Pro Probl blem em
Base Based d
melalu luii Lear Learni ning ng mela
Pend Pendek ekat atan an Realistic
dapat mening meningkat katkan kan hasil hasil belajar belajar matemat matematika ika Mathematics Mathematics Education Education dapat materi pokok Perbandingan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Secang Tahun Pelajaran 2009/2010. 2. Manfa Manfaat at Peneli Peneliti tian an
a.
Bagi Siswa 1) Meningkatkan Meningkatkan kemampuan kemampuan dalam memecahkan memecahkan masalah masalah baik secara individu maupun kelompok. 2) Siswa Siswa semaki semakin n termot termotiva ivasi si untuk untuk belajar belajar karena karena partis partisipa ipasi si aktif aktif dalam dalam proses proses pembel pembelajar ajaran an dan suasa suasana na pembel pembelaja ajaran ran semaki semakin n variatif dan tidak monoton. 3) Dapat mengetahui mengetahui bagaimana bagaimana saling berinteraksi berinteraksi dalam bekerja bekerja sama untuk meningkatkan hasil belajar terutama pelajaran matematika. 4) Belajar menghargai menghargai pendapat pendapat orang lain dan saling saling bekerja bekerja sama.
b.
Bagi Guru 1) Untuk memperoleh memperoleh variasi variasi dalam menyusun strategi strategi pembelajaran pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Mem Memben bentuk tuk
kem kemamp ampuan uan
guru guru
dala dalam m
meny enyusun usun
stra strate teg gi
pembelajaran yang sesuai dengan perubahan kurikulum. 3) Dengan adanya adanya penelitian penelitian ini diharapkan diharapkan guru dapat memperbaiki memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran matematika. c.
Bagi Sekolah 1) Dapa apat
memberikan kan
sumbangan
yang
baik
dalam
rangka
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pelajaran matematika. 2) Dapat Dapat member memberika ikan n masuka masukan n yang yang berarti berarti/be /berma rmakna kna pada pada sekola sekolah h dalam rangka perbaikan atau peningkatan pembelajaran di sekolah. 3) Menciptakan Menciptakan masyarakat masyarakat sekolah sekolah yang memiliki jiwa kerjasama. kerjasama.
d.
Bagi Peneliti Dapat meningkatkan meningkatkan pemahaman pemahaman dan penguasaan penguasaan tentang model melalui pendekatan pendekatan Realistic Problem Problem Based Based Learning Learning melalui Realistic Mathematics Mathematics dapat menamb menambah ah wawasa wawasan n dan lebih lebih mengua menguasai sai metode metode- Education, dapat metode dalam penelitian.
G. Landasan teori
1. Belajar a. Penger Pengertia tian n Belaja Belajar r Para Para ahli ahli pendid pendidika ikan n memilik memilikii pandan pandangan gan yang yang berbed berbedaa dalam dalam mengartika mengartikan n istilah istilah belajar. belajar. Diantaranya Diantaranya menurut menurut Dimyati Dimyati (2002: (2002: 295) belaj belajar ar adalah adalah kegiat kegiatan an indivi individu du untuk untuk memper memperole oleh h penget pengetahu ahuan, an, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Dalam belajar belajar tersebut tersebut individu individu menggunak menggunakan an ranah-ranah ranah-ranah kognitif, kognitif, afektif, afektif, dan psikomotorik. Akibat belajar tersebut maka kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik makin bertambah baik. Menuru Menurutt Gagne Gagne (1984) (1984) dalam dalam Ratna Ratna Willis Willis Dahar Dahar (1988: (1988: 11) bel belaj ajar ar dapa dapatt dide didefi fini nisi sika kan n seba sebaga gaii suat suatu u pros proses es dima dimana na suat suatu u organisma berubah perilakunya akibat pengalaman. Menurut Slameto (2003: 2), Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya. Menuru Menurutt Djamar Djamarah ah (2002: (2002: 13), 13), Cronba Cronbach ch berpen berpendap dapat at bahwa bahwa belajar sebagai suatu aktifitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Djamarah (2002: 13), Howard L. Kingskey mengatakan bahwa bahwa belajar belajar adalah adalah proses proses dimana dimana tingka tingkah h laku laku (dalam (dalam arti arti luas) luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian pengertian belajar belajar yang telah dikemukakan dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang yang dilaku dilakukan kan dengan dengan melibat melibatkan kan dua unsur unsur yaitu yaitu jiwa jiwa dan raga. raga.
Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendap mendapatk atkan an perub perubaha ahan. n. Tentu Tentu saja saja peruba perubahan han yang yang didapa didapatka tkan n itu bukan perubahan fisik, tetapi dengan sebab masuknya kesan-kesan yang baru. Oleh karenanya perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa yaang mempengaruhi tingkah laku seseorang. Akhirn Akhirnya ya dapat dapat disimp disimpulk ulkan an bahwa bahwa belajar belajar adalah adalah serang serangkai kaian an kegiat kegiatan an jiwa jiwa dan raga raga untuk untuk memper memperole oleh h peruba perubahan han tingka tingkah h laku laku sebagai hasil dari pengalaman pribadi individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik. b. Ciri-ci Ciri-ciri ri Belaja Belajar r Yang Yang dimaks dimaksud ud ciri-cir ciri-cirii belaja belajarr adalah adalah peruba perubahan han tingka tingkah h laku laku akibat belajar yang tidak dimiliki oleh perubahan tingkah laku yang lain. lain. Ciri-c Ciri-ciri iri peruba perubahan han tingka tingkah h laku laku yang yang merupa merupakan kan hasil hasil belaja belajar r adalah sebagai berikut: 1) Perubahan Perubahan yang yang terjadi terjadi secara sadar sadar 2) Perubahan Perubahan dalam belajar bersifat bersifat kontinu dan fungsional fungsional 3) Perubahan Perubahan dalam belajar belajar bersifat bersifat positif dan aktif aktif 4) Perubahan Perubahan dalam belajar belajar bersifat bersifat sementara sementara 5) Perubahan Perubahan dalam belajar belajar bertujuan bertujuan atau terarah terarah 6) Perubahan Perubahan dalam belajar belajar mencakup seluruh seluruh aspek tingkah tingkah laku (Slameto, 2003: 3-4) c. Tuju Tujuan an Bela Belaja jar r Tujuan Tujuan belajar belajar secara secara umum umum adalah adalah untuk untuk mencap mencapai ai peruba perubahan han ting tingka kah h laku laku dala dalam m oran orang g yang yang bela belaja jar. r. Tuju Tujuan an bela belaja jarr haru haruss dirumuskan dengan jelas karena tujuan yang efektif dan efisien akan memu memuda dahk hkan an bagi bagi guru guru dan dan sisw siswaa untu untuk k menc mencap apai ainy nya. a. Menu Menuru rutt Taksonomi Bloom dan klasifikasi Simpson, dapat disusun suatu tujuan belaj belajar ar yang yang harus harus dicapa dicapaii seseor seseorang ang yang yang belajar belajar sehing sehingga ga terjad terjadii perubahan dalam dirinya. Perubahan yang terjadi ada tiga domain yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotrik. (Max Darsono dkk, 2000: 32).
d. Hasi Hasill Bela Belaja jar r Hasi Hasill bela belaja jarr meru merupa paka kan n peru peruba baha han n peril perilak aku u yang yang dipe dipero roleh leh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pem pembe bela laja jar. r.
Oleh Oleh
kare karena na
itu itu
apab apabil ilaa
pemb pembel elaj ajar ar
memp mempel elaj ajar arii
pengetahuan tentang konsep maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan penguasaan konsep. konsep. Dalam pembelajaran, pembelajaran, perubahan perubahan perila perilaku ku yang yang harus harus dicapa dicapaii oleh oleh pembel pembelajar ajar setela setelah h melaks melaksana anakan kan aktivitas aktivitas belajar belajar dirumuskan dirumuskan dalam tujuan tujuan pembelajaran pembelajaran (Catharina, (Catharina, 2006: 3). Tujuan Tujuan pembel pembelaja ajaran ran merupa merupakan kan deskri deskripsi psi tentan tentang g peruba perubahan han perila perilaku ku yang yang diingi diinginka nkan n atau atau deskri deskripsi psi produk produk yang yang menunj menunjuka ukan n bahwa belajar telah terjadi (Gerlach dan Ely, 1980) Untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan harus mela melalu luii pros proses es tert terten entu tu yang yang dipe dipeng ngaru aruhi hi oleh oleh fakt faktor or dari dari dala dalam m individu dan dari luar individu. Oleh karena tiu, proses belajar telah terjad terjadii dalam dalam diri diri indivi individu du hanya hanya dapat dapat disimp disimpulk ulkan an dari dari hasiln hasilnya, ya, karena aktifitas belajar yang telah dilakukan. Men Menuru urut
Slam lameto eto
(Sla (Slame meto to,,
2003; 003;
54) 54)
fak faktortor-fa fakt kto or
yan yang
mempen mempengar garuhi uhi belaja belajarr banyak banyak jenisn jenisnya, ya, tetapi tetapi dapat dapat digolo digolongk ngkan an menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern saja. 1) Faktor Faktor Intern Intern Faktor intern adalah faktor yang ada dari dalam diri individu yang sedang belajar. Di bagi menjadi tiga faktor yaitu: a) Faktor Faktor Jasman Jasmaniah iah Berupa Berupa kesehatan, kesehatan, cacat tubuh tubuh dan kematangan kematangan jasmaniah jasmaniah yang yang dimili dimiliki ki seoran seorang g indivi individu du yang yang cukup cukup berpen berpengru gruh h pada pada proses belajar. Seseorang yang memiliki kekurangan jasmaniah akan terganggu pada proses belajarnya sehingga tujuan yang ingin dicapai tidak akan optimal.
b) Faktor Faktor Psiko Psikolog logii Bebera Beberapa pa faktor faktor psikol psikologi ogiss yang yang mempen mempengar garuhi uhi belaja belajar, r, anta antara ra
lain lain::
inte intele lege gens nsi, i,
perh perhat atia ian, n,
mina minat, t,
baka bakat, t,
moti motif, f,
kematangan dan kesiapan. c) Faktor Faktor Kelela Kelelahan han Kelel Kelelah ahan an juga juga cuku cukup p berp berpen enga garu ruh h
terh terhad adap ap bela belaja jar. r.
Seorang yang kelelahan akan sulit berkonsentrasi, sehingga akan kesulitan kesulitan dalam menerima informasi yang disampaikan disampaikan dalam proses belajar. Agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik maka sebaiknya seseorang jangan sampai mengalami kelelahan. 2) Faktor Faktor ekster ekstern n Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi dari luar diri individu. Faktor ekstern terdiri dari: a) Faktor Faktor keluar keluarga ga Meliput Meliputii hubung hubungan an antar antar anggot anggotaa keluar keluarga, ga, kondis kondisii atau suas suasan anaa kelu keluar arga ga,, kead keadaa aan n ekon ekonom omii kelu keluar arga ga,, dan dan sist sistem em pendidikan yang diterapkan didalam keluarga. b) Faktor Faktor sekola sekolah h Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi metode mengaj mengajar, ar, kuriku kurikulum lum,, relasi relasi guru guru dengan dengan siswa, siswa, relasi relasi siswa siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, tata tertib sekolah, sekolah, standar standar pelajaran, pelajaran, keadaan gedung gedung dan fasilitas sekolah. c) Faktor Faktor masyar masyaraka akatt Masyarakat juga berpengaruh pada belajar siswa. Kondisi masyarakat dalam hal ini adalah adat istiadat atau kebiasaan yang ada dalam suatu masyarakat masyarakat akan mempengarush mempengarushii individu individu yang ada didalam masyarakat tersebut sehingga juga akan berpengaruh terhadap belajar.
2. Matema Matematik tikaa Seko Sekolah lah a. Penger Pengertia tian n Matemati Matematika ka Sekolah Sekolah Matematika sekolah adalah matematika yang di ajarkan di sekolah, yaitu matematika yang di ajarkan di pendidikan dasar (SD dan SMP) dan pendidikan menengah (SLTA dan SMK) (Suherman, 2003: 55). Matematika tersebut terdiri atas bagian-bagian matematika yang dipilih guna:
1) Menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan. 2) Membentuk pribadi siswa. 3) Berpadu pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan Dengan demikian, demikian, matematika matematika sekolah sekolah tidak dapat dipisahkan dipisahkan sama sekali sekali dari dari ciri-ci ciri-ciri ri yang yang dimili dimiliki ki matema matematik tika. a. Ciri-ci Ciri-ciri ri matema matematik tikaa menurut GBPP matematika antara lain:
1) Matematika memiliki obyek kajian yang abstrak. 2) Matematika mendasarkan diri pada kesepakatan-kesepakatan. 3) Matematika sepenuhnya menggunakan pola pikir deduktif. 4) Matematika dijiwai dengan kebenaran konsistensi. b. Fungsi Fungsi Matematika Matematika Sekolah Sekolah Matematika sekolah tersebut berfungsi sebagai wahana untuk :
1) Meningkatkan ketajaman penalaran siswa yang dapat membantu memper memperjela jelass dan menyel menyelesai esaikan kan permas permasalah alahan an dalam dalam kehidu kehidupan pan sehari-hari. Meningkatkan an kemampuan kemampuan berkomunik berkomunikasi asi dengan dengan menggunak menggunakan an 2) Meningkatk bilangan dan simbol-simbol. c. Tujua Tujuan n Matemat Matematika ika Sekol Sekolah ah Menuru Menurutt Kurik Kurikulu ulum m Sekola Sekolah h 1994 1994 (1994: (1994: 1-2) 1-2) tujuan tujuan umum umum matematika sekolah adalah sebagai berikut:
1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efisien, dan efektif.
2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pik pikir ir
mate matema mati tika ka
dalam alam
kehid ehidu upan pan
sehar eharii-h hari ari
dan
dalam alam
mempelajari berbagai ilmu.
d. Tujuan Pengajaran Matematika di SMP Sesuai isi pendahuluan Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP SMP mata mata pelaja pelajaran ran matemat matematika ika,, tujuan tujuan pengaj pengajara aran n matema matematik tikaa di SMP adalah agar: Siswa memili memiliki ki kemamp kemampuan uan yang yang dapat dapat dialih dialihgun gunaka akan n melalui melalui 1) Siswa kegiatan matematika. Siswaa memi memili liki ki peng penget etah ahua uan n mate matema mati tika ka seba sebaga gaii beka bekall untu untuk k 2) Sisw melanjutkan ke pendidikan selanjutnya. Siswa memili memiliki ki ktramp ktrampilan ilan matema matematik tikaa sebaga sebagaii pening peningkat katan an dan 3) Siswa perlu perluasa asan n dari dari matema matematik tikaa sekola sekolah h dasar dasar untuk untuk dapat dapat diguna digunakan kan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa memilik memilikii pandan pandangan gan yang yang cukup cukup luas luas dan memilik memilikii sikap sikap 4) Siswa logi logis, s, krit kritis is,, cerm cermat at dan dan disp displi lin n sert sertaa meng mengha harg rgai ai kegu keguna naan an matematika. 3. Proses Proses Belajar Belajar dan Mengajar Mengajar Matematika Matematika di Sekolah Sekolah a. Proses Proses belaj belajar ar matemat matematika ika Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melaku melakukan kan kegiat kegiatan an belaja belajarr (Sudja (Sudjana, na, 2005: 2005: 6). Pola Pola tingka tingkah h laku laku manusia manusia yang tersusun menjadi suatu model sebagai sebagai prinsip-pr prinsip-prinsip insip belajar di aplikasikan kedalam matematika. Prinsip belajar ini haruslah dipilih dipilih sehingga sehingga cocok untuk mempelajari mempelajari matematika. matematika. Matematika Matematika berkenaan dengan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol tersusun secar secaraa hirar hirarki kiss dan dan pena penalar laran anny nyaa dedu dedukt ktif if,, maka maka kons konsep ep-k -kon onse sep p mate matema matik tikaa haru haruss dipa dipaha hami mi lebi lebih h dahu dahulu lu sebe sebelu lum m mema memani nipu pula lasi si simbol simbol-si -simbo mboll tersebu tersebut, t, sehing sehingga ga belajar belajar matema matematik tikaa merupa merupakan kan kegiatan mental yang tinggi (Hudoyo, 1998: 4). Jadi Jadi untuk untuk mempel mempelajar ajarii materi materi matema matematik tikaa tidak tidak cukup cukup hanya hanya dengan dengan membaca membaca dan menghafalnya menghafalnya saja, tetapi juga harus memahami memahami
kons konsep ep-k -kon onse sep p sebe sebelu lumn mnya ya.. Ini Ini bera berarti rti bela belaja jarr mate matema mati tika ka haru haruss bertahap bertahap dan berurutan berurutan secara sistematis sistematis serta harus didasarkan didasarkan pada pengalaman belajar yang lalu. b. Proses Proses Mengaj Mengajar ar matematik matematikaa Mengajar adalah suatu kegiatan dimana pengajar menyampaikan penge pengetah tahuan uan atau atau pengal pengalama aman n yang yang dimili dimiliki ki kepada kepada peserta peserta didik. didik. Tujuannya agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat dipahami oleh peserta didik (Hudoyo, 1990: 6). Apabila terjadinya proses belajar itu baik, dapat diharapkan hasil belajar peserta didik akan baik pula. Dengan proses belajar matematika yang yang baik, baik, subyek subyek yang yang belaja belajarr akan akan dapat dapat memaha memahami mi matema matematik tikaa deng dengan an baik baik pula pula dan dan ia deng dengan an muda mudah h memp mempel elaja ajari ri mate matema mati tika ka selanjutnya dan dengan mudah pula mengaplikasikan ke situasi baru, yaitu dapat menyelesaikan masalah baik dalam matematika itu sendiri maupun ilmu lainya atau dalam kehidupan sehari-hari. Dari uraian tersebut diatas, terlihat pula bahwa mengajar mengajar itu suatu kegiat kegiatan an
yang yang meliba melibatka tkan n pelajar pelajar dan peserta peserta didik. didik. Pesert Pesertaa didik didik
diha dihara rapk pkan an bela belaja jarr
kare karena na adan adanya ya inte interv rven ensi si peng pengaja ajar r . Dengan
inte interv rven ensi si ini, ini, diha diharap rapka kan n pese pesert rtaa didi didik k menj menjad adii terb terbia iasa sa bela belaja jar r sehingga ia mempunyai kebiasaan belajar.
c. Teori Belajar Piaget Menu Menuru rutt Piag Piaget et (Rat (Ratna na Wili Wiliss Daha Dahar, r, 1989 1989)) seti setiap ap indi indivi vidu du mengalami tingkat-tingkat perkembangan inividual sebagai berikut: 1)
Tingkat sensori motor (0 - 2 tahun) Tingkat sensori motor menempati dua tahap pertama dalam kehidu kehidupan pan.. Selama Selama period periodee ini anak anak mengat mengatur ur alamnya alamnya dengan dengan indera-inderanya (sensori) dan tindakan – tindakannya (motor).
2)
Tingkat pra-operasional (2 - 7 tahun) Tingkat ini adalah antara umur 2 hingga 7 tahun. Periode ini disebut pra-operasional karena pada umur ini anak belum mampu
mela melaks ksan anak akan an
opera perassi-op i-oper eras asii
ment mental al
sepe sepert rtii
menam enamb bah, ah,
mengurangi, dan lain-lain. 3)
Tingkat operasional konkret (7 - 11 tahun) Periode Periode operasional operasional konkret konkret adalah antara antara umur 7-11 tahun. tahun. Tingkat Tingkat ini merupakan permulaan permulaan berpikir berpikir rasional. rasional. Ini berarti berarti anak memili memiliki ki operas operasi-op i-operas erasii logis logis yang yang dapat dapat diterap diterapkan kannya nya pada pada masala masalah-m h-masa asalah lah konkre konkret. t. Bila Bila mengha menghadap dapii suatu suatu perten pertentan tangan gan antara pikiran dan persepsi, anak dalam periode operasional konkret memi memili lih h peng pengam ambi bila lan n kepu keputu tusa san n logi logiss dan dan buka bukan n kepu keputu tusa san n perseptual seperti anak pra operasional.
4)
Tingkat operasional formal (11 tahun keatas) Pada umur kira-kira 11 tahun, timbul periode operasi baru. Pada Pada
peri period odee
ini ini
anak anak
dapa dapatt
meng menggu guna naka kan n
oper operas asii-op oper eras asii
konkretnya untuk membentuk operasi-operasi yang lebih kompleks.
4. Model Problem Based Learning Model Problem Based Leraning merupakan model pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk mengem mengemban bangka gkan n keteram keterampil pilan an berfik berfikir ir dan keteram keterampil pilan an mengat mengatasi asi masalah,serta untuk menjadi pelajar yang mandiri. Peran guru dalam PBL adal adalah ah
meny menyod odor orka kan n
berb berbag agai ai
masa masala lah h
aute autent ntik ik,,
memf memfas asil ilit itas asii
penyelidikan siswa dan mendukung pembelajaran siswa (Richard, 2008)
PBL ditandai oleh siswa-siswa yang bekerja bersama siswa-siswa lain paling sering berpasangan atau dalam bentuk kelompok kecil. Kolaborasi siswa siswa dalam dalam PBL mendor mendorong ong penyel penyelidi idikan kan dan dialog dialog bersam bersamaa dan pengembangan keterampilan berfikir dan keterampilan sosial. Masalah timbul tatkala peserta didik mempunyai suatu tujuan tetapi ia tidak mengetahui mengetahui bagaimana bagaimana cara mencapai mencapai tujuan itu. (Sudjana, (Sudjana, 2005: 138) 138).. Retm Retman an (197 (1970) 0) meng mengem emuk ukak akan an bahw bahwaa kegi kegiat atan an bela belaja jarr perl perlu u mengutamakan pemecahan masalah karena dengan menghadapi masalah peserta peserta didik akan didorong didorong untuk untuk menggunak menggunakan an pikiran pikiran secara kreatif
dan bekerj bekerjaa secara secara intens intensif if untuk untuk memeca memecahka hkan n masalah masalah yang yang dihada dihadapi pi dalam kehidupanya (Sudjana, 2005: 139). Dalam
“Learn arning
in
Scho chool
and and
out”,
Resn esnick
(1987a)
mendeskrip mendeskripsikan sikan cara pembelajara pembelajaran n di sekolah, sekolah, sebagaiman sebagaimanaa dipahami dipahami secara tradisional, berbeda dalam empat hal dengan kegiatan mental dan pembe pembelaj lajaran aran yang yang terjadi terjadi di luar luar sekola sekolah. h. Perband Perbanding ingan an yang yang di buat buat Resnick diparafrasekan sebagai berikut: a. Pembelajaran Pembelajaran di sekolah sekolah difokuskan difokuskan pada pada kinerja individual individual,, sementara pekerjaan mental di luar sekolah meibatkan kolaborasi dengan orang lain.
b. Pembelajaran di sekolah difokuskan pada proses-proses berfikir tanpa alat alat bant bantu, u, seme sement ntar araa kegi kegiat atan an ment mental al di luar luar seko sekolah lah bias biasan anya ya meli meliba batk tkan an alat alat-al -alat at kogn kognit itif, if, sepe sepert rti, i, komp komput uter, er, kalk kalkul ulat ator or dan dan instrumen ilmiah lainya.
c. Pembelajaran di sekolah menggarap berfikir simbolis tentang situasisituasi hipotesis, sementara kegiatan mental di luar sekolah melibatkan individu secara langsung dengan objek situasi konkret. Pembela elaja jaran ran di seko sekola lah h difo difoku kusk skan an kepa kepada da keer keeram ampi pilan lan umum umum d. Pemb (membaca, menulis, dan menghitung) dan pengetahuan umum (sejarah dunia dunia unsur-uns unsur-unsur ur kimia), kimia), sementara sementara berpikir berpikir spesifik spesifik situasi situasi seperti seperti apakah apakah membel membelii atau atau menyew menyewaa mobil mobil baru baru mendom mendomina inasi si kegiat kegiatan an mental di luar sekolah. (Richard, 2008: 44) mengambil psikolog psikologii kognitif kognitif sebagai sebagai dukungan dukungan teoritisnya teoritisnya.. PBL mengambil Fokusnya tidak hanya pada apa yang sedang dikerjakan siswa (perilaku mereka), tetapi pada apa yang mereka pikirkan (kognisi mereka) selama mereka mengerjakanya. Akar intelektual PBL juga ditemukan dalam hasil karya karya John John Dewey Dewey dalam dalam Democr Democracy acy and Educat Education ion (1916) (1916).. Dewey Dewey mendeskripsikan pandangan pendidikan dengan sekolah sebagai cermin masyarakat yang lebih besar dan kelas akan menjadi laboratorium untuk penye penyelid lidika ikan n dan pengat pengatasa asan n masala masalah h kehidu kehidupan pan nyata. nyata. Jean Jean piaget piaget
mempel mempelajar ajarii bagaim bagaimana ana anak anak berpik berpikir ir dan proses proses-pr -prose osess yang yang terkai terkaitt dengan dengan perkembanga perkembangan n intelektual intelektual mereka. mereka. Piaget membenarkan membenarkan bahwa anak anak-a -ana nak k memi memili liki ki sika sikap p bawa bawaan an ingi ingin n tahu tahu dan dan teru teruss beru berusa saha ha mema memaha hami mi duni duniaa dise diseki kita tarn rnya ya.. Kein Keingi gint ntah ahua uan n ini, ini, menu menuru rutt piag piaget et memotivasi memotivasi mereka mereka untuk untuk mengonstru mengonstruksika ksikan n secara aktif representasi representasi-representasi dibenaknya tentang lingkungan yang mereka ala mi. sepertii model model pembel pembelajar ajaran an lain lain yang yang berpus berpusat at pada pada siswa, siswa, PBL sepert membutuhk membutuhkan an upaya perencanaan perencanaan yang sama banyaknya banyaknya bahkan lebih. lebih. Perencanaan gurulah yang menfasilitasi perpindahan yang mulus dari satu fase ke fase berikutnya. PBL biasanya terdiri dari lima fase utama yang dimu dimula laii deng dengan an guru guru yang yang meng mengar arah ahka kan n sisw siswaa ke sebu sebuah ah situ situas asii bermasalah dan berpuncak pada presentasi dan analisis hasil kerja. Kelima tahapan tersebut disajikan dalam table berikut. Sintaksis model Problem Based Learning Fase Indikator 1. Orientasi siswa kepada masalah
Kegiatan guru Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan yang dipilihnya.
2.
Mengorganisasikan
Guru membantu siswa untuk
siswa untuk belajar
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang behubungan dengan masalah tersebut.
3.
Membimbing
Guru mendorong siswa untuk
penyelidikan
mengumpulkan informasi yang sesuai,
individual dan
melaksanakan eksperimen, untuk
kelompok
mendapatkan penjelaskan dan pemecahan masalahnya.
4.
Mengembangkan dan Guru membantu siswa merencanakan menyajikan hasil
dan menyiapkan karya yang sesuai
karya
seperti laporan, video, dan model serta
membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. 5.
Menganalisis dan
Guru membantu siswa melakukan
mengevaluasi proses
refleksi atau evaluasi terhadap
pemecahan masalah
penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan.
(Nurhadi, 2004: 111) Keuntungan penerapan model Problem based learning diantaranya:
a. Problem Based Learning mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas.
b. Problem Based Learning memiliki unsur-unsur belajar magang yang bisa mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga secara bertahap siswa siswa dapat memahami memahami peran penting aktivitas mental dan belajar yang terjadi di luar sekolah.
c. Problem Based Learning melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan send sendir iri, i,
yang yang
memu memung ngki kink nkan an
sisw siswaa
meng mengin inte terp rpre reta tasi sika kan n
dan dan
menjel menjelask askan an fenome fenomena na dunia dunia nyata nyata dan memban membangun gun pemaha pemahaman manya ya tentang fenomena tersebut.
d. Pro Probl blem em
Base Based d
berusa saha ha Lear Learni ning ng beru
memb memban antu tu
sisw siswaa
menj menjad adii
pembelajar yang mandiri dan otonom.
5. Pendekatan Realistic Mathematics Education Menurut Suherman (2001) Salah satu pendekatan yang berorientasi pada matematisasi matematisasi pengalaman pengalaman sehari-hari dan menerapkan menerapkan matematika matematika dalam pengalaman sehari-hari adalah pendekatan pendekatan matematika realistik, realistik, pende pendekat katan an ini mengac mengacu u pada pada pendap pendapat at Freudh Freudhent ental al yang yang menyat menyataka akan n bahwa bahwa pembel pembelajar ajaran an matemat matematika ika sebaik sebaiknya nya berang berangkat kat dari dari aktivi aktivitas tas manusia karena mathematics is human activity. Pendidikan matematika realistic (RME) diketahui sebagai pendekatan yang telah berhasil di nederlands. Ada suatu hasil yang menjanjikan dari penelitian kuantitatif dan kualitatif yang telah ditunjukan bahwa siswa di dalam pendekatan RME mempunyai skor yang lebih tinggi dibandingkan
deng dengan an sisw siswaa yang yang memp mempero erole leh h pemb pembel elaj ajara aran n deng dengan an pend pendek ekat atan an tradis tradision ional al dalam dalam hal keteram keterampil pilan an berhit berhitung ung,, lebih lebih khusus khusus lagi lagi dalam dalam aplika aplikasi si (Becke (Beckerr & Selter Selter,, 1996). 1996). Beberap Beberapaa peneli penelitian tian pendah pendahulu uluan an di beb bebera erapa pa
nega negara ra
menu menunj njuk ukan an
bahw bahwaa
pemb pembel elaja ajaran ran
meng menggu guna naka kan n
pendekatan realistik, sekurang-kurangnya dapat membuat:
a.
Mate Matema matik tikaa lebi lebih h mena menarik rik,, relevan, dan bermakna tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak.
b.
Mempertimbangkan
tingkat
Menekankan
belajar
kemampuan siswa.
c. matematika pada ‘learning by doing’.
d.
Menf Menfas asil ilit itas asii masa masala lah h
mate matema mati tika ka
deng dengan an
tanp tanpaa
peny penyel eles esai aian an
peng penggu guna naan an
peny penyel eles esai aian an
Menggunakan
konteks
(algoritma) yang baku.
e.
sebagai titik awal pembelajaran matematika (kuiper &knuver, 1993). Menurut filosofi empiristik bahwa dunia adalah kenyataan. Dalam pandangan kepada siswa disediaakan berbagai material yang sesuai dengan dunia kehidupan para siswa. Para siswa memperoleh kesempatan untuk mendapat pengalaman yang berguna, namun sayangnya para siswa tidak dengan segera mensistemasikan dan merasionalkan pengalaman. Dalam Dalam filoso filosofi fi realist realistik, ik, kepada kepada siswa siswa diberik diberikan an tugas-t tugas-tuga ugass yang yang mendekati kenyataan yaitu yang dari dalam siswa akan memperluas dunia kehi kehidu dupa pany nya. a.
Dalam Dalam
keran kerangk gkaa Real Realist istic ic
Mathe Mathemat matic icss
Educat Education ion,,
freudenthal (1991) menyatakan bahwa “Mathematics is human activity”, karenanya pembelajaran matematika disarankan berangkat dari aktivitas manusia. Terdapat lima prinsip utama dalam ‘kurikulum’ matematika realistik.
a. Didominasi masalah-masalah dalam konteks ”Dunia nyata”, melayani dua hal yaitu sebagai sumber dan sebagai terapan konsep matematika.
b. Perhatian diberikan pada pengembangan model-model (matematisasi), situasi skema, dan simbol-simbol.
c. Sumbangan dari para siswa, sehingga siswa dapat membuat pembelajaran menjadi konstruktif dan produktif, artinya siswa memproduksi sendiri dan mengkonstruksi sendiri(yang mungkin berupa algoritma, rule, atau aturan), sehingga dapat membimbing para siswa dari level matematika informal menuju matematika formal. d. Interaktif Interaktif sebagai karakterist karakteristik ik dari proses pembelajaran pembelajaran matematika. matematika. e. Intertwinni Intertwinning ng (membuat (membuat jalinan) jalinan) antar topik atau antar antar pokok bahasan bahasan.. Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa ada lima prinsip utama dalam pembelajaran matematika realistik. Meskipun kelima prinsip utama dari dari kera kerang ngka ka reali realist stik ik menj menjad adii acua acuan n peng pengem emba bang ngan an pemb pembela elajar jaran an matematika, matematika, namun namun dalam desain pembelajaran pembelajaran kadang-kadang kadang-kadang kelima prinsip dasar realistik tidak semuanya muncul. Kerang Kerangka ka pembel pembelaja ajaran ran matema matematik tikaa dengan dengan pendek pendekatan atan realist realistik ik mempun mempunyai yai dua kelebi kelebihan han.. Menunt Menuntun un siswa siswa dari dari keadaa keadaan n yang yang sangat sangat konkret (melalui proses matematisasi horizontal, matematika dalam tingkat ini adalah matematika matematika informal ). Biasanya Biasanya mereka mereka para siswa dibimbing oleh masalah-masalah masalah-masalah kontestual kontestual.. Dalam falsafah realistik realistik dunia nyata digunakan sebagai titik pangkal permulaan dalam pengembangan konsepkonsep dan gagasan matematika. Sebuah Sebuah lapora laporan n peneli penelitian tian terhad terhadap ap implem implement entasi asi pembel pembelajar ajaran an matematika berdasarkan realistik mengatakan bahwa:
a. Sekurang-kurangnya telah mengubah sikap siswa menjadi lebih tertarik terhadap matematika. Pada umumny umumnyaa siswa siswa menyen menyenang angii matemat matematika ika dengan dengan pendek pendekatan atan b. Pada pembelajaran pembelajaran yang diberikan diberikan dengan dengan alasan cara belajarnya belajarnya berbeda berbeda (dar (darii
bias biasan anya ya), ),
pert pertan anya yaan an-p -per erta tany nyaa aany nyaa
mena menant ntan ang, g,
adan adanya ya
pertanyaan pertanyaan-pertan -pertanyaan yaan tambahan tambahan sehingga sehingga menambah menambah wawasan wawasan lebih mudah mudah mempela mempelajari jarinya nya karena karena persoa persoalan lanya ya menyan menyangku gkutt kehidu kehidupan pan sehari-hari (Turmudi, 2000).
Probl blem em 6. Model Pro
Base Based d
melalui lui Lear Learni ning ng mela
Pend Pendek ekat atan an Realistic
Mathematics Education Merupa Merupakan kan penerap penerapan an pembel pembelajar ajaran an yang yang dilaks dilaksana anakan kan sesuai sesuai langkah-lan langkah-langkah gkah model Problem melalui pendekatan pendekatan Problem Based Based Learning Learning melalui yaitu: u: deng dengan an memp memper erha hati tika kan n 5 Realist Realistic ic Mathemat Mathematics ics Educatio Education n yait karakteristi karakteristik k dalam RME adalah adalah mengg mengguna unakan kan kontek kontekss dunia dunia nyata, nyata, menggunakan model matematisasi, menggunakan produksi dan kontruksi, mengg enggun unak akan an pelak pelaksan sanaan aannya nya
inte intera rakt ktif if
dan dan
men menggun ggunak akan an
pembel pembelajar ajaran an Pro Probl blem em
kete keterk rkai aita tan n.
Dala Dalam m
Lear Learni ning ng melalui
Base Based d
pendekatan Reaistik Mathematics Education dapat dilakukan seperti pada langkah-langkah berikut: a. Mengorientas Mengorientasii siswa siswa pada masalah masalah Guru Guru menj menjel elas aska kan n
tent tentan ang g
tuju tujuan an pela pelaja jara ran n
dan dan logi logist stik ik yang yang
dibutu dibutuhka hkan n serta serta memberi memberi motiva motivasi si siswa agar terlibat terlibat aktif
dalam dalam
aktivitas pemecahan masalah. b. Mengorganis Mengorganisasi asi siswa siswa untuk untuk belajar belajar Guru Guru
memb membag agii
kela kelass
keda kedala lam m
kelo kelomp mpok ok-k -kel elom ompo pok k
keci kecill
(4-6 (4-6
oran orang) g),m ,mem emba bant ntu u sisw siswaa agar agar beke bekerj rjas asam amaa dala dalam m kelo kelomp mpok ok dan dan berdiskusi tentang permasalahan yang diberikan. c. Membimbin Membimbing g penyelidikan penyelidikan individu individual al dan kelompok. kelompok. Guru Guru mend mendor oron ong g
sisw siswaa
untu untuk k
mend mendap apat atka kan n
info inform rmas asii
yang yang
sesuai,me sesuai,melaksan laksanakan akan eksperimen eksperimen untuk untuk mendapatka mendapatkan n penjelasan penjelasan dan pemecahan masalah. d. Mengembang Mengembangkan kan dan mempresent mempresentasikan asikan hasil hasil karya Guru Guru memban membantu tu siswa siswa dalam dalam merenc merencana anakan kan dan menyia menyiapka pkan n hasil hasil diskusinya untuk disampaikan atau dipresentasikan kepada kelompok lain. e. Menganalis Menganalisis is dan mengevaluas mengevaluasii proses mengatasi mengatasi masalah masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. 7. Tinj Tinjau auan an Mater Materii
a. Pen Penger gertia tian n Perband Perbanding ingan an Untuk memudahkan kita dalam memahami konsep mengenai perbandingan perhatikan uraian berikut: Bera Be ratt ba bada dan n Ri Riam am 24 kg kg,, se seda dang ngka kan n be bera ratt ba bada dan n Yo Yoga ga 30 kg kg.. Perbandingan berat badan Riam dan Yoga dapat dinyatakan dengan dua cara berikut: 1) Berat badan Riam kurang dari berat badan Yoga. Dalam hal ini, yang dibandingkan adalah selisih berat badan. 2) Berat badan Riam : berat badan Yoga = 24 : 30 = 4 : 5. Dalam hal ini, yang dibandingkan adalah hasil bagi berat badan Riam dan berat badan Yoga. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut. Ada dua cara dalam membandingkan dua besaran sebagai berikut : a) Den Dengan gan menc mencari ari selisi selisih. h. b) Denga Dengan n mencari mencari hasil hasil bagi. bagi.
b. Menyederhanakan Perbandingan Dua Besaran Sejenis Agarr kal Aga kalian ian dap dapat at mem memban bandin dingka gkan n dan men menyed yederh erhana anakan kan dua besaran sejenis, perhatikan uraian berikut: Sebuah
meja
berukuran
150
cm
dan
lebar
100
cm.
Perban Per bandin dingan ganpan panjan jang g dan leb lebar ar mej mejaa dap dapat at dil dilaku akukan kan den dengan gan dua cara,yaitu dengan mencari selisihnya, 150 cm – 100 cm = 50 cm atau dapat pula pula dengan mencari hasil baginya, yaitu 150 : 100 = 3: 2. Panj Pa njan ang g da dan n le leba barr me meja ja ad adal alah ah du duaa be besa sara ran n se seje jeni nis, s, ka kare rena na mempunyai satuan yang sama, yaitu cm. Namun, panjang meja dan luas meja adalah dua besaran tidak sejenis, karena mempunyai satuan yang berbeda sehingga tidak dapat dibandingkan. Dalam pembahasan pembahasan ini, kita akan membandingkan membandingkan dua besara besaran n sejeni sejeniss dengan cara mencari hasil bagi. 1) Nyatakan Perbandingan berikut dalam bentuk yang sederhana. a) b)
Penyelesaian : a)
= =
b)
= 400 :1.000
c)
= 4 :10=2:5 2) Harga telur Rp 10.000,00/kg.Saat ini harga telur naik 6 : 5 dari harga semula. Berapakah harga telur per kg sekarang? Penyelesaian: Harga telur setelah naik : harga telur semula = 6 : 5 Harga telur setelah naik c. Ga Gamb mbar ar Ber Bersk skal alaa Untu Un tuk k me meng nget etah ahui ui let letak ak su suat atu u ko kota ta,, gu gunu nung ng,, su sung ngai ai,d ,dan an lai lain n sebagainya sebag ainya pada suatu wilayah atau pulau tertentu, tertentu, tidak mungkin mungkin kita dapa da patt me meli liha hatt se seca cara ra la lang ngsu sung ng da dan n ke kese selu luru ruha han n da daam am ke kead adaa aan n sebenarnya. Agar gambardengan keadaan sebenarnya memilik bentuk yang sesuai, maka gambar itu dibuat dengan perbandingan perbandingan tertent tertentu u yang disebut skala . Gambar-gambar yang dibuat dengan menggunakan skala sk ala ter terten tentu tu seh sehing ingga ga mew mewaki akili li kea keadaa daan n seb sebena enarny rnyaa di ant antaran aranya ya adalah peta dan denah. Pernahkah kalian menggambar sebuah rumah? Bandingkan ukuran rumah pada gamba gambarr kalian dengan ukuran rumah sesungguhn sesungguhnya, ya, tentu lebih kecil, bukan? Ukuran rumah pada gambar kalian adalah salah satu cont co ntoh oh
gamb ga mbar ar
bers be rska kala la..
Pada Pa da
gamb ga mbar ar
bers be rska kala la
digu di guna naka kan n
perbandingan. Perbandingan antara ukuran rumah pada gambar dengan ukuran rumah sebenarnya dinamakan skala. Perhatikan Gambar 5.3.
Skala 1 : 100
Gambar tersebut menunjukkan sebuah rumah dengan skala 1 : 100. Skala 1 : 100, artinya setiap jarak 1 cm pada gambar (model) mewakili 100 cm jarak sebenarnya. Jika lebar rumah pada gambar 7 cm maka lebar rumah sesungguhnya adalah 7 x 100 cm = 700 cm = 7 m. Dari urai ur aian an di at atas as da dapa patt di disi simp mpul ulka kan n se seba baga gaii be beri riku kut. t. Sk Skal alaa adalah per perba band ndin inga gan n an anta tara ra ja jara rak k pa pada da ga gamb mbar ar (m (mod odel el)) de deng ngan an ja jara rak k sebenarnya.
Secar Se caraa um umum um,, sk skal alaa 1 : p ar arti tiny nyaa se seti tiap ap ja jara rak k 1 cm pa pada da ga gamb mbar ar (model) mewakili p cm jarak sebenarnya. Contoh: Diketahui Diket ahui skala suatu peta
. Jika jarak Kota A ke Kota B
pada peta terebut adalah 6 cm, tentukan jarak sebenarnya Kota A ke Kota B. Penyelesaian: Skala = 1 : 1.500.000 Jarak pada peta = 6 cm
Jadi, jarak sebenarnya Kota A ke Kota B adalah 90 km. d. Fakto Faktorr Skala Skala pada Gamba Gambarr Berskala Berskala Skala pada peta yang sering sering dijumpai menunjukkan skala pengecilan. Contohnya, foto benda. Pada foto tampak kesamaan bentuk
anta antara ra foto foto dan dan bend bendaa sebe sebena narn rnya ya.. Foto Foto dapa dapatt dipe diperb rbes esar ar atau atau diperkecil. 1) Mengubah Mengubah ukuran ukuran tetapi tidak mengubah mengubah bentuk bentuk 2) Ukuran dapat dapat diperbesar diperbesar atau diperkeci diperkecil. l. Contoh: Sebuah foto berukuran lebar 8 cm dan tinggi 12 cm akan dibuat bingkai dengan tinggi lebar 16 cm. Tentukan faktor skala dan tinggi bingkai foto tersebut. Penyelesaian: Faktor skala= 8 cm : 16 cm= 1 : 2 Ukuran-ukuran pada foto bersesuaian denga ukuran pada bingkainya, sehingga dapat ditulis perbandingan berikut. Lebar foto
= tinggi foto
Lebar bingkai = tinggi bingkai
Jadi tinggi bingkai = 24 cm Skala 1 : 2 pada contoh tersebut menunjukkan faktor skala perbesaran. e. Ben Bentuk tuk-Be -Bentu ntuk k Per Perban bandin dingan gan 1) Perbanding Perbandingan an Senilai Senilai (seharga) (seharga) Pada perbandingan perbandingan senilai, nilai suatu barang barang akan naik/turun naik/turun sejalan dengan nilai barang yang dibandingkan. Contoh: Sebuah mobil memerlukan 3 liter bensin untuk menempuh jar jarak ak 24 km. km. Berap erapaa jara jarak k yan yang ditem itempu puh h mobi mobill itu itu jik jika menghabiskan 45 liter bensin? Penyelesaian: cara 1
3 lite literr bens bensin in mene menemp mpuh uh jara jarak k 24 km, km, sehi sehing ngga ga 1 lite literr bens bensin in menempuh jarak = Jarak yang dapat ditempuh dengan 45 liter bensin = 45 x 8 km=360 km Cara 2 Banyak Bensin
jarak yang ditempuh
3 liter
24 km
45 liter
x
liter bensin adalah 360 km. 2) Perbanding Perbandingan an Berbalik Nilai(Berb Nilai(Berbalik alik Harga) Seperti pada perbandingan senilai, perbandingan berbalik nilai juga dapat dinyatakan dinyatakan dengan menggunakan huruf huruf abjad. Perhatikan contoh berikut ini:
, dengan demikian 3 : 2 = Jika Jika Perb Perban andi ding ngan an
diga digant ntii deng dengan an
diga digant ntii deng dengan an Hal Hal
ini ini
bera berart rtii
bahw bahwaa
perbandingan
Untuk mendapatkan perbandingan p : q yang berbalik nilai dengan dapat digunaan perbandingan berikut: Contoh:
Seorang peternak mempunyai persediaan makanan untuk 30 ekor kambing selama 15 hari. Jika peternak itu menjual 5 ekor kambing, berapa hari persediaan makanan itu akan habis? Penyelesaian : Cara 1 30 ekor kambing selama 15 hari dan (30-5) = 25 ekor kambing selama x hari. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut. 30 x 15 = 25 25 x 450 = 25
Jadi untuk 25 ekor kambing, persediaan makanan akan habis selama 18 hari. Meme Memeca cahk hkan an
masa masala lah h
seha sehari ri-h -har arii
yang yang
meli meliba batk tkan an
kons konsep ep
perbandingan, jika kalian amati masalah dalam kehidupan seharihahr hahri, i, bany banyak ak di antar antaran anya ya dapa dapatt dise disele lesa saik ikan an deng dengan an kons konsep ep perbanding perbandingan. an. Untuk menyelesaik menyelesaikanya, anya, tentukan tentukan terlebih terlebih dahulu dahulu apakah perbandingan perbandingan tersebut tersebut merupakan merupakan perbanding perbandingan an senilai senilai atau perbandingan berbalik nilai. Kemudian selesaikan perhitungan sesuai dengan jenis perbandingan. Contoh : Seorang Seorang pedagang pedagang membeli 24 kg mangga mangga seharga seharga Rp 42.000,00. 42.000,00. Pada hari berikutnya, ia membeli 60 kg mangga dengan kualitas yang sama. Tentukan besarnya uang yang harus dibayar pedagang itu. Penyelesaian: Cara 1 Harga 24 kg mangga
= Rp 42.000,00
Harga 1 kg mangga
= = Rp 1.750,00
Harga 60 kg mangga
= 60 x Rp 1.750,00
= Rp 105.000,00 Jadi, pedagang tersebut harus membayar Rp 105.000,00 Cara 2 Banyak Mangga (kg) 24 60
Harga yang Harus Dibayar (Rp) 42.000,00 x
Jadi, pedagang tersebut harus membayar Rp 105.000,00 105.000,00 H. Ke Kera rang ngka ka Be Berp rpik ikir ir
Untuk Untuk mening meningkat katkan kan presta prestasi si belaja belajarr siswa siswa terhada terhadap p mata mata pelaja pelajaran ran matematika, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang optimal dengan dengan menerap menerapkan kan berbag berbagai ai model model pembel pembelajar ajaran an dan pendek pendekatan atan yang yang sesuai. Salah Salah satu satu faktor faktor yang yang mempen mempengar garuhi uhi rendah rendahnya nya hasil hasil belajar belajar siswa siswa kelas VII C SMP N 3 Secang tahun pelajaran 2009/2010 menurut analisa peneliti hal ini disebabkan oleh penggunaan model dan pendekatan dalam pembe pembelaja lajaran ran yang yang kurang kurang tepat, tepat, sehing sehingga ga siswa siswa kurang kurang paham paham terhad terhadap ap konsep yang diajarkan. Hal ini ditandai dengan rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Untuk itu peneliti dalam penelitian ini menggunakan model Problem
Based Learning melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education. Dalam pembelajaran pembelajaran ini guru guru dituntut dituntut untuk lebih lebih kreatif
dan dapat mengaitk mengaitkan an
mate materi ri yang yang dibe diberik rikan an deng dengan an keja kejadi dian an seha sehari ri-h -hari ari yang yang dial dialam amii sisw siswaa sehingga akan lebih paham terhadap konsep yang diberikan. Karena model ini merupakan konsep belajar yang mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata siswa untuk menghubungkan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses proses pembelajara pembelajaran n matematika matematika dengan dengan menggunak menggunakan an model model melaluii pendek pendekata atan n Realist Probl Problem em Based Based Learni Learning ng melalu Realistic ic Mathemat Mathematics ics pokok perbanding perbandingan an guru mengambil mengambil contoh-cont contoh-contoh oh yang Education materi pokok
dialami oleh siswa dalam kehidupan nyata mereka, begitu juga ketika latihan soal, soal mengacu pada pengalaman siswa sehingga mereka akan te rtarik dan dapa dapatt deng dengan an muda mudah h meny menyel eles esai aika kan n masa masala lah h yang yang dibe diberik rikan an.. Hal Hal ini ini diharapkan diharapkan dapat mempenga mempengaruhi ruhi peningkatan peningkatan pemahaman pemahaman yang berimbas berimbas pada peningkatan hasil belajar. I.
Hipo Hipottesis sis Tin Tindaka dakan n
Berdasarkan landasan teori diatas, maka maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: Penera Penerapan pan model model Problem melalui pendekatan pendekatan Realistic Problem Based Based Learnin Learning g melalui
Mathematics Education dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Secang Tahun Pelajaran 2009/2010. J.
Metode ode Pe Penel nelitian
Metode penelitian mencakup prosedur dan alat yang digunakan dalam pen peneli eliti tian an.. Deng Dengan an meng menggu guna naka kan n meto metode de pene peneli liti tian an yang yang tepa tepatt dapa dapatt memb member erik ikan an
gamb gambar aran an
yang yang
jela jelass
dala dalam m
menj menjaw awab ab
perm permas asal alah ahan an
sebagaimana telah dijelaskan diatas.
1. Lokasi dan Subyek Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Secang dan subyek penelitian ini meliputi siswa serta guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 3 Secang VII C. Siswa kelas tersebut berjumlah 40 orang terdiri dari 20 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan pemilihan kelas VII C sebagai subyek penelitian antara lain sebagai berikut: Prestasi anak kelas tersebut tersebut cukup merata dan ada pada range rata-rata a. Prestasi atas. atas. Hal tersebu tersebutt dimaks dimaksudk udkan an untuk untuk menget mengetahu ahuii keefek keefektif tifann annya, ya, karena siswa kelas tersebut mudah beradaptasi dengan hal-hal baru. Faktor or guru guru bida bidang ng stud studii mate matema mati tika ka kela kelass terse tersebu butt yang yang lebi lebih h b. Fakt ber berpe peng ngal alam aman an
dan
mend menduk ukun ung g
inov inovas asii
dala dalam m
pembe embela laja jara ran n
matematika, sehingga diharapkan kolaborasi berlangsung lebih baik.
2. Faktor Penelitian
Agar Agar mamp mampu u menj menjaw awab ab perm permas asal alah ahan an dalam dalam pene peneli litia tian n ini, ini, ada ada beberapa faktor (variabel) yang ingin diselidiki, antara lain: a. Fakt Faktor or Sis Siswa wa
1)
Keak Keakti tifa fan n sisw siswaa kela kelass VII VII C SMP SMP Nege Negeri ri 3 Seca Secang ng dala dalam m mengikuti pelajaran matematika.
2)
Pening Peningkat katan an hasil hasil belaja belajarr kemamp kemampuan uan kogni kognitif tif siswa siswa dalam dalam memeca memecahka hkan n masala masalah h setelah setelah penerap penerapan an model model Problem Problem Based Based
melalui pendekatan pendekatan Realist Learning melalui Realistic ic Mathemat Mathematics ics Educati Education on dalam pembelajaran matematika materi pokok perbandingan siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Secang. b. b. Fakt Faktor or Guru Guru 1)
Kese Kesesu suai aian an pro prose sess pemb pembel elaj ajar aran an yan yang g dil dilak akuk ukan an gur guru u den denga gan n rencana pembelajaran yang sudah disusun.
2)
Kinerja Kinerja guru dalam menjalankan menjalankan pembelajaran pembelajaran menggunak menggunakan an model Probl melalui pendekatan pendekatan Realistic Problem em Based Based Learni Learning ng melalui
Mathematics Education.
3. Rencana Penelitian Alur Alur dalam dalam peneli penelitian tian tindak tindakan an kelas kelas diawal diawalii dengan dengan perenc perencana anaan an tindakan (planning) , penerap penerapan an tindak tindakan an (action), mengobserv mengobservasi asi dan mengev mengevalu aluasi asi proses proses dan hasil hasil tindak tindakan, an, dan melaku melakukan kan refleks refleksi, i, dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan (kriteria keberhasilan). Permasalah Terlaksana
Refleks
Bahan
Terlaksan
Refleks
Bahan
Rencana
Analisis
Rencana
Analisis
Siklus
Pelaksana an Tindakan Observasi
Pelaksana an Tindakan Observa si
SIKLUS I
SIKLUS II
Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Siklus inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan. Dalam Dalam peneli penelitia tian n tindak tindakan an kelas kelas ini dilaku dilakukan kan dalam dalam dua siklus siklus,, masi masing ng-m -mas asin ing g
sikl siklus us
deng dengan an
taha tahapa pan n
peren perencan canaan aan,,
pela pelaks ksan anaa aan, n,
pengamatan pengamatan,, dan refleksi. refleksi. Pelaksanaan Pelaksanaan ini dilakukan dilakukan secara kolaborasi kolaborasi partisipasi antara guru pelajaran matematika SMP Negeri 3 Secang dan peneliti. Berikut ini akan diuraikan secara singkat untuk masing-masing siklus. a. Sikl Siklus us I
1) Peren Perencan canaan aan a)
Permasalahan
di
identifikasi
dan
dirumuskan.
b)
Guru Guru mere merenc ncan anak akan an
mode modell
pendekatan Reali Realisti sticc
dan dan
pene peneli liti ti
Pro Probl blem em Mathe Mathemat matic icss
Bsae Bsaed d
secar ecaraa
kolab olabo orati ratif f
Lea Learnin rning g melaui
pada mate materi ri Educa Educati tion on pada
perba perbandi ndinga ngan n yang yang akan akan diajar diajarkan kan dengan dengan membuat membuat
rencan rencanaa
pembelajaran.
c)
Menyusun Media atau alat bantu ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), dan membuat soal untuk evaluasi. Lembar kerja yang akan diberikan kepada siswa digunakan untuk menyelesaik menyelesaikan an permasalahan permasalahan yang disesuaika disesuaikan n dengan dengan 5 tahap
pemecahan masalah.
d)
Menyu Menyusu sun n lemba lembarr obse observ rvas asii dan dan angk angket, et, lembar lembar observ observasi asi yang yang akan akan digun digunaka akan n peneli peneliti ti adalah adalah lembar lembar
pembelajaran pembelajaran matematika matematika dengan dengan menggunaka menggunakan n model model Problem
Based Learning oleh guru, lembar pengamatan aktivitas siswa dala dalam m bela belaja jar, r, lemb lembar ar peng pengam amat atan an kerj kerjaa sama sama sisw siswaa dala dalam m kelompok. Angket yang diberikan kepada siswa adalah angket
untu untuk k
meng menget etah ahui ui
moti motiva vasi si
sisw siswaa
terh terhad adap ap
pemb pembel elaj ajar aran an
matematika.
e)
Memben Membentuk tuk
kelomp kelompokok-kel kelomp ompok ok
dengan dengan
memper memperhati hatikan kan keseim keseimban bangan gan kemamp kemampuan uan antar antar kelomp kelompok. ok. Dibe Dibent ntuk uk
8
kelo kelomp mpok ok
deng dengan an
masi masing ng-m -mas asin ing g
kelo kelomp mpok ok
mempunyai 5 anggota.
f)
Mempersiapkan sarana pembelajaran lain yang diperlukan seperti peta, resep masakan, penggaris dll.
2) Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan tindakan Rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus I ini sebagai berikut: menjelaskan tujuan pembelajaran pembelajaran,, menjelaskan menjelaskan logistik a) Guru menjelaskan yang dibutuhkan, dibutuhkan, memotivasi memotivasi siwa agar terlibat terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. menjelaskan materi sesuai dengan dengan rencana rencana pembelajaran pembelajaran b) Guru menjelaskan dan mengaj mengajuka ukan n permas permasalah alahan an yang yang terkait terkait dngan dngan kehidu kehidupan pan sehari-hari (Realistik). membagi siswa siswa dalam kelompok-k kelompok-kelomp elompok ok berdasarkan berdasarkan c) Guru membagi penyebaran kemampuan.Setiap kelompok terdiri dari 5 orang. d) Guru Guru memb emberik erikan an Perm Permas asal alah ahan an yan yang ada ada di LKS untu untuk k dikerjakan secara berkelompok
e) Guru berkeliling membimbing, mengawasi dan membantu siswa yang kesulitan menyelesaikan masalah. Guru memb member erii moti motiva vasi si sisw siswaa untu untuk k mela melaku kuka kan n disk diskus usii f) Guru menyelesaikan permasalahan yang ada di LKS. g) Guru Guru menu menunj njuk uk sala salah h satu satu kelo kelomp mpok ok seca secara ra acak acak seba sebaga gaii perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru melaku melakukan kan evalua evaluasi si terhada terhadap p hasil hasil pekerja pekerjan n siswa siswa dan h) Guru menanyakan pendapat dari kelompok lain.
i)
Guru Guru memb membim imbi bing ng sisw siswaa untu untuk k memb membua uatt kesi kesimp mpul ulan an dan dan menutup pelajaran
j) Pada akhir siklus 1 diadakan evaluasi dan dibagikan angket. 3) Peng Pengam amat atan an Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran, meliputi: a) Pengamatan Pengamatan terhadap terhadap guru dengan dengan mengisi mengisi lembar observasi observasi guru yang telah tersedia saat pembelajaran.
b) Pengamatan terhadap siswa dengan mengisi lembar observasi siswa yang telah tersedia saat pembelajaran. c) Pengam Pengamata atan n siswa siswa terhad terhadap ap guru guru dengan dengan mengisi mengisi angket angket yang telah tersedia setelah pelajaran selesai. 4) Refle Refleks ksii Refleksi Refleksi merupakan merupakan analisis hasil pengamatan pengamatan dan evaluasi evaluasi tahap-tahap pada siklus 1. Refleksi dilaksanakan setelah pelaksanaan siklus 1 selesai yang dilakukan kolaborasi oleh guru matematika dan peneliti. b. Sikl Siklus us 2
1) Peren Perencan canaan aan a) Permasalahan Permasalahan di identifi identifikasi kasi dan dirumus dirumuskan. kan. Guru dan dan pene peneli liti ti seca secara ra kola kolabo bora rati tiff meren merencan canaka akan n mode modell b) Guru
Problem Bsaed Learning pada materi perbandingan yang akan diajarkan dengan dengan membuat membuat rencana pembelajaran. pembelajaran.
c) Menyusun Media atau alat bantu ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), (LKS), dan membua membuatt soal soal untuk untuk evalua evaluasi. si. Lembar Lembar kerja kerja yang yang akan akan diberik diberikan an kepada kepada siswa siswa diguna digunakan kan untuk untuk menyel menyelesai esaikan kan per perma masa sala laha han n yang yang dise disesu suai aika kan n deng dengan an 5 taha tahap p peme pemecah cahan an masalah.
d) Menyusun lembar observasi dan angket, lembar observasi yang akan digunakan peneliti adalah lembar pembelajaran matematika dengan menggunakan model Problem Based Learning oleh guru, lemb lembar ar peng pengam amata atan n akti aktivi vita tass sisw siswaa dalam dalam bela belaja jar, r, lemb lembar ar penga pengamat matan an kerja kerja sama sama siswa siswa dalam dalam kelomp kelompok. ok. Angket Angket yang yang
diberikan kepada siswa adalah angket untuk mengetahui motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika. e) Memb Memben entu tuk k kese keseim imba bang ngan an
kelo kelomp mpok ok-k -kel elom ompo pok k kema kemamp mpua uan n
deng dengan an
anta antarr
memp memper erha hati tika kan n
kelo kelomp mpok ok..
Dibe Dibent ntuk uk
8
kelo kelomp mpok ok deng dengan an masi masing ng-m -mas asin ing g kelo kelomp mpok ok memp mempun unya yaii 5 anggota.
f) Mempersiapkan sarana pembelajaran lain yang diperlukan seperti peta, resep masakan, penggaris dll. 2) Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan tindakan Rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II ini sebagai berikut: a)
Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siwa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. b)
Guru
me menjelaskan
ma materi
se sesuai
dengan dengan rencan rencanaa pembel pembelaja ajaran ran dan mengaj mengajuka ukan n permas permasala alahan han yang terkait dngan kehidupan sehari-hari(Realistik). c)
Guru
me membagi
si siswa
da dalam
kelompok-kelompok berdasarkan penyebaran kemampuan.Setiap kelompok terdiri dari 5 orang. d)
Guru
me memberikan
Pe Permasalahan
yang ada di LKS untuk dikerjakan secara berkelompok e)
Guru
berkeliling
membimbing,
mengawasi dan membantu siswa yang kesulitan menyelesaikan masalah.
f)
Guru memberi motivasi siswa untuk melaku melakukan kan diskus diskusii menyel menyelesa esaika ikan n permas permasalah alahan an yang yang ada di LKS.
g)
Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak sebagai sebagai perwakilan perwakilan untuk mempresentasi mempresentasikan kan hasil diskusinya.
h)
Guru melakukan evaluasi terhadap hasil pekerjan siswa dan menanyakan pendapat dari kelompok lain.
i)
Guru
membimbing
siswa
untuk
membuat kesimpulan dan menutup pelajaran
j)
Pada
akhir
siklus
II
diadakan
evaluasi dan dibagikan angket. 3) Peng Pengam amat atan an Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran, meliputi: a) Pengamatan Pengamatan terhadap terhadap guru dengan dengan mengisi mengisi lembar observasi observasi guru yang telah tersedia saat pembelajaran. b) Pengam Pengamata atan n terhad terhadap ap siswa siswa dengan dengan mengis mengisii lembar lembar observ observasi asi siswa yang telah tersedia saat pembelajaran. c) Pengam Pengamata atan n siswa siswa terhad terhadap ap guru guru dengan dengan mengisi mengisi angket angket yang telah tersedia setelah pelajaran selesai. 4) Refle Refleks ksii Refl Reflek eksi si pada pada sikl siklus us II dila dilaku kuka kan n
sete setela lah h
pela pelaks ksan anaa aan n
pembelajaran dan observasi observasi selesai. Refleksi pada siklus II meliputi hasil observasi dan hasil evaluasi siklus II yang digunakan untuk mena menari rik k kesi kesimp mpul ulan an apak apakah ah pene peneli liti tian an yang yang dila dilaku kuka kan n suda sudah h menc mencap apai ai indi indika kato torr kebe keberh rhas asil ilan an yang yang ditet ditetap apka kan. n. Diha Dihara rapk pkan an setelah akhir siklus II ini, Penerapan model Problem Based Learning melalui melalui
pendek pendekatan atan Reali Realisti sticc
Mathem Mathemat atic icss
Educa Educati tion on dapat
meningkatkan hasil belajar.
4. Metode Pengumpulan Data a. Sumber Sumber data : siswa siswa dan guru b. Jenis data Jenis data yang digunakan ada dua yaitu data kualitatif yang terdiri atas lembar kerja siswa dan hasil belajar siswa. Data Kuantitatif berupa hasil angket siswa, hasil keaktifan siswa dan observasi guru. c. Cara pengumpu pengumpulan lan data
1) Metod Metodee Tes Tes Tes adal adalah ah alat alat atau atau prose rosed dur yang ang dig digunak unakan an untu ntuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2006: 53). Metode ini digunakan untuk mengambil data tentang hasil belajar siswa pada materi pokok perbandingan.
2) Pengamatan (observastion) Pengamatan Pengamatan atau observasi observasi observatio observation) n) adalah suatu teknik teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan mengadakan pengamatan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.(Arikunto, 2006: 30). Metode ini digunakan untuk mengambil data tentang proses pembelajaran pada saat dilaksanakannya tindakan.
3) Angk Angket et Angke Angkett juga juga sering sering disebu disebutt kuesio kuesioner ner yaitu yaitu sebuah sebuah daftar daftar per perta tany nyaa aan n yang yang haru haruss diis diisii oleh oleh oran orang g yang yang akan akan diuk diukur ur (responden) (Arikunto, 2006: 28). Angket ini dimanfaatkan untuk menget mengetahu ahuii pendap pendapat at siswa siswa setela setelah h diajar diajarkan kan model model Problem melalui Pendek Pendekata atan n Realist Based Based Learni Learning ng melalui Realistic ic Mathemat Mathematics ics
Education. Angket yang digunakan adalah angket langsung dimana siswa dimintai langsung untuk mengisinya. 5. Uji Uji Instr Instrum umen en
Dalam penelitian tindakan kelas ini, data-data dikumpulkan melalui pengamatan guru. Pengumpulan data ini dilakukan secara terus menerus pada penerapan tindakan (siklus) dengan menggunakan instrumen: Tes yang diberikan adalah tes berbentuk uraian, Sebelumnya akan dihitung validitas dan reliabilitas tes, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. a. Uji Uji Vali Validi dita tass Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Suatu item mempunyai validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor
total. Untuk Untuk mendap mendapatk atkan an instru instrumen men yang yang baik baik peneli peneliti ti menguk mengukur ur validi validitas tas butir butir soal soal dengan dengan menggu menggunak nakan an rumus rumus korela korelasi si produc productt moment angka kasar, yaitu:
∑ XY − ( ∑ X )( ∑ Y ) { N ( ∑ X ) − ( X ) } − { N ( ∑ Y ) − ( ∑ Y ) } N
=
r xy
2
2
2
2
Keterangan: r xy
N
= Kooefisien korelasi tiap item = Banyaknya objek yang diuji
∑ X = Jumlah skor item Y = Jumlah skor total ∑ ∑ X = Jumlah kuadrat skor item ∑Y = Jumlah kuadrat skor total 2
2
∑ XY = Jumlah perkalian skor item dan skor total. Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan harga r kritis product moment dengan ketentuan r > r tabel maka soal dikatakan valid xy
dengan taraf signifikan 5%. Setelah dapat harga
r xy,
lalu dikonsultasikan
dengan kriteria: Antara 0,91 - 1,00
: sangat tinggi
Antara 0,71 - 0,90
: tinggi
Antara 0,41 - 0,70
: cukup
Antara 0,21 - 0,40
: rendah
Anta Antara ra nega negati tiff - 0,20 0,20
: san sanga gatt ren renda dah h
(Masidjo, 1995: 243) b. b. Reli Reliab abil ilita itass Sebu Sebuah ah tes tes dika dikata taka kan n akan akan memp mempun unya yaii tara taraff kepe keperc rcay ayaa aan n (reliabelitas) yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Menurut Suharsimi (Arikunto, 2006) untuk tes yang berbentuk uraian, reliabilitas dapat diuji dengan rumus alpha:
n ∑ σ = 1 − n − 1 σ
2
r 11
i
2
t
Keterangan: = reliabilitas item
r 1 1
∑
2
σ i
σ
= jumlah varian butir soal = varian total
2
t
n
= banyaknya butir soal
Kriteria reliabilitas butir soal : Antara 0,91 - 1,00
: sangat tinggi
Antara 0,71 - 0,90
: tinggi
Antara 0,41 - 0,70
: cukup
Antara 0,21 - 0,40
: rendah
Antara Antara negati negatiff - 0,20 0,20
: sangat sangat rend rendah ah (Mas (Masidj idjo, o, 1995 1995:: 209) 209)
c. Taraf Taraf kesu kesuka kara ran n Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usah usahaa meme memecah cahka kany nya. a. Seba Sebali likn knya ya soal soal yang yang terla terlalu lu suka sukarr akan akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauanya. (Arikunto, 2006: 207). Untuk menghitung taraf kesukaran digunakan rumus sebagai berkut: P
B =
J s
Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar J s= jumlah seluruh siswa peserta tes Menu Menuru rutt kete ketent ntua uan n yang yang serin sering g diik diikut uti, i, inde indeks ks kesu kesuka karan ran serin sering g diklasifikasikan sebagai berikut: Anta Antara ra 0,81 0,81 – 1,0 1,00 0 : Muda Mudah h seka sekali li Anta Antara ra 0,61 0,61 – 0,8 0,80 0 : Mud Mudah ah Anta Antara ra 0,4 0,41 1 – 0,60 0,60 : Sed Sedan ang g Anta Antara ra 0,21 0,21 – 0,4 0,40 0 : Suk Sukar ar Anta Antara ra 0,00 0,00 – 0,2 0,20 0 : Suka Sukarr seka sekali li (Masidjo, 1995: 192)
Dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis menetapkan batas lulus ideal 65 % dari skor maksimum.
d. Daya Pembeda Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) demgan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2006: 111). Semakin tinggi daya beda suatu soal semakin mampu butir soal tersebuat membedakan anak yang kurang pandai. Rumus yang digunakan untuk mencari daya beda soal adalah: D
=
B A J A
−
B B J B
Keterangan: D = daya beda soal. B A
= bany banyak akny nyaa pese peserta rta kelo kelomp mpok ok atas atas yang yang menj menjaw awab ab soal soal itu itu dengan benar.
B B
= banyak banyaknya nya pesert pesertaa kelomp kelompok ok bawah bawah yang yang menjaw menjawab ab soal soal itu dengan benar.
J A
= banyaknya peserta kelompok atas.
J B
= banyaknya peserta kelompok bawah.
Klasifikasi daya pembeda: Antara 0,91 - 1,00
: Sangat membedakan.
Antara 0,71 - 0,90
: Lebih membedakan.
Antara 0,41 - 0,70
: Cukup membedakan.
Antara 0,21 - 0,40
: Kurang membedakan.
Antara Antara negati negatiff - 0,20 0,20
: Sang Sangat at kurang kurang membed membedaka akan. n.
(Masidjo, 1995: 201) 6. Anali Analisis sis Data Data
Analisis data dilakukan secara spontan dan terencana. Analisis data secara secara sponta spontan n ini dilaku dilakukan kan segera segera setelah setelah penerap penerapan an tindak tindakan an kelas kelas dilakukan. dilakukan. Hal ini dimaksudk dimaksudkan an untuk untuk mendapatka mendapatkan n hasil analisa yang relatif akurat agar dapat mengambil keputusan tindak lanjutnya.
a. Data Data akti aktivita vitass sis siswa wa Untu Untuk k meng menget etah ahui ui sebe sebera rapa pa besa besarr keak keakti tifa fan n sisw siswaa dala dalam m mengikuti proses belajar mengajar. Analisis ini dilakukan pada instruen lembar lembar observ observasi asi dengan dengan menggu menggunak nakan an teknik teknik deskri deskripti ptiff melalu melaluii prosentase. Adapun perhitungan prosentase keaktifan siswa adalah Prosentase (%) =
n N
x100%
n = Skor yang diperoleh tiap siswa N = Jumlah seluruh skor tiap item % = Tingkat prosentase yang ingin dicapai Kriteria penafsiran variabel penelitian ini ditentukan : > 75%
: keaktifan tinggi
60% - 75%
: keaktifan sedang
< 60%
: keakti keaktifan fan rendah rendah
( Ali, Ali, M. 1984:1 1984:184) 84)
b. Data Data mengena mengenaii hasil belaj belajar ar Data Data mengen mengenai ai hasil hasil belaja belajarr diambi diambill dari dari kemamp kemampuan uan kognit kognitif if siswa dalam memecahkan masalah dianalisis dengan cara menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan belajar individu serta ketuntasan belajar klasikal. Adapun rumus yang digunakan adalah: 1)
Menghitung rata-rata nilai Untuk Untuk menghitung menghitung rata-rata secara klasikal digunakan digunakan rumus rata-rata nilai x =
Σ x N
Keterangan : x
= rata-rata nilai
Σ x = jumlah seluruh nilai
N = jumlah siswa 2)
Menghitung ketuntasan belajar a) Menghitung Menghitung ketunt ketuntasan asan belajar belajar individu individu
Data Data yang yang diper iperol oleh eh dari dari hasil asil bela belaja jarr sis siswa dapat apat ditentukan tuntas belajar siswa menggunakan analisis deskriptif prosentase dengan perhitungan:
Kriteria: Apabila tingkat ketercapaian
< 6 5%
maka siswa tidak belajar tuntas
Apabila tingkat ketercapaian
≥ 6 5%
maka siswa tuntas belajar.
b) Ketuntasan Ketuntasan belajar belajar klasikal klasikal Untuk
menghitung
ketuntasan
belajar
klasikal
menggunakan analisis deskriptif prosentase dengan perhitungan:
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65% sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada dikelas tersebut. c. Data Data kin kiner erja ja gur guru u Untuk mengetahui mengetahui seberapa seberapa kinerja kinerja guru dalam melaksanak melaksanakan an penga pengajara jaran. n. Analis Analisis is ini dilaku dilakukan kan pada pada lembar lembar observ observasi asi dengan dengan menggunakan teknik deskriptif melalui prosentase: Prosentase (%) =
n N
x100 %
n = Skor yang diperoleh guru N = Jumlah seluruh skor % = Tingkat prosentase Kriteria penafsiran variabel penelitian ini ditentukan : > 75%
: keaktifan tinggi
60% - 75% 75% : keaktifan sedang sedang < 60% 60%
: kea keakt ktif ifan an rend rendah ah
K. Indi Indika kato torr Ke Kebe berh rhas asil ilan an
( Ali, Ali, M. 1984 1984:1 :184 84))
Suatu proses belajar belajar mengajar mengajar tentang tentang pengajaran pengajaran dikatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan instruksional khusus dari bahan tersebut (Djamarah 1997: 119). Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan dengan
penera penerapan pan model model Problem melalui pendekatan pendekatan Problem Based Based Learnin Learning g melalui
Realistic Mathematics Education pada materi pokok perbandingan.
1.
Kema Kemamp mpua uan n
kogn kognit itif if
sisw siswaa
khus khusu usnya snya
dala dalam m
memecahkan memecahkan masalah masalah pada kelas VII C semester semester I SMP Negeri 3 Secang mencapai nilai ≥ 65 dengan ketuntasan klasikal 85%.
2.
Aktivitas dan kerjasama siswa kelas VII C semester I SMP Negeri 3 Secang mencapai skor ≥ 75% dengan kategori baik.
3.
Kinerja
guru
matematika
selama
proses
pembe pembelaj lajaran aran dengan dengan menggu menggunak nakan an model model Probl Problem em Based Based Learni Learning ng melalui melalui Pendekatan Pendekatan Realistic mencapai ai skor skor ≥ Realistic Mathematics Mathematics Education mencap 75% dengan kategori baik. L. Sist Sistem emat atik ika a Pen Penul ulis isan an
Sistem Sistemati atika ka dalam dalam skrips skripsii ini terbag terbagii atas tiga tiga bagian bagian yaitu yaitu bagian bagian pendahuluan, bagian isi dan bagian akhir. Bagi Bagian an
awal awal
skri skrips psii
tent tentan ang g
hala halama man n
judu judul, l,
abst abstra rak, k, hala halama man n
persetujuan, halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran. Bagian isi terdiri dari pendahuluan, landasan teori dan hipotesis, rencana panelitian, panelitian, hasil penelitian penelitian dan pembahasan pembahasan,, kesimpulan kesimpulan.. Dengan Dengan rincian rincian sebagai berikut: Pendahulu uluan an berisi berisi tentan tentang: g: latar latar belaka belakang ng masalah masalah,, penega penegasan san 1. Bab I Pendah istila istilah, h, rumusa rumusan n masala masalah, h, cara pemecah pemecahan an masalah masalah,, tujuan tujuan peneli penelitian tian,, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi. 2. Bab Bab II Land Landas asan an Teor Teorii dan dan Hipo Hipote tesi siss beris berisii tent tentan ang: g: kaji kajian an pust pustak aka, a, kerangka berpikir dan hipotesis.
3. Bab III Metode Penelitian berisi tentang; rencana dan metode penelitian, data data dan cara pengum pengumpul pulan an data, data, indika indikator tor keberh keberhasi asilan lan,, dan analis analisis is penelitian.
4. Bab IV Hasil Penelitian Penelitian dan Pembahas Pembahasan an berisi tentang: tentang: tahap persiapan persiapan siklus I dan siklus II, dan pembahasan hasil penelitian. 5. Bab V Penutup Penutup berisi berisi tentang: tentang: simpulan simpulan dan saran saran Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka yang memberikan informasi tentang buku sumber dan literatur yang digunkan serta lampiran-lampiran.
DAFTAR PUSTAKA
Ani ,Chatarina Tri.2006. Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UNNES. Arends,Richard I.2008. Learning to Teach Belajar Teach Belajar untuk Mengajar . Yogyakarta ; Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta. Ali, Mohamad. 1984. Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi. Bandung: Angkasa. Darsono, Max. 2001. Belajar dan Pembelajaran . Semarang : IKIP Press. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran Pembelajaran . Jakarta: PT Rineka Cipta. Djamarah, Saiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar.Banjarmasin: Rineka Cipta. Djamarah Saiful Bahri dan Aswan Zain. 1997. Srategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rineka Cipta. Hudojo, Herman. 1998. Mengajar Belajar Matematika . Jakarta: Depdiknas. Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah . Yogyakarta: Kanisius. Nuharini, Nuharini,Dewi Dewi dan Tri Wahyuni.20 Wahyuni.2008. 08. Matemati Matematika ka Konsep Konsep dan Aplikas Aplikasiny inya a untuk
kelas VII SMP dan MTS . Surakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas. Nurhadi.2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Muslich,Masnur.2007.KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan.Malang : Muslich,Masnur.2007.KTSP Bumi Aksara. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya . Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 2005. Strategi Pembeajaran . Bandung : Falah Production. Suherman, Erman, Dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kotemporer . Bandung: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Sukirman.2001. Perencanaan dan Pengelolaan Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. Suyitno, Amin.2001. Dasar-dasar dan proses pembelajaran matematika 1 . Semarang : FMIPA UNNES. Wilis Dahar, Ratna. 1996. Teori-Teori Belajar . Bandung: Erlangga. Sugijono, Sugijono, Cholik Adinawan. Adinawan. 2007. 2007. Matematika Matematika untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga