24
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyak sekali organisme mikroskopis yang dalam hidupnya tidak pernah melalui stadium multisel. Tubuh organisme semacam ini merupakan suatu massa protoplasma tunggal yang berupa sel saja, hanya terbagi menjadi sitoplasma dan nukleus. Organisme-organisme ini disebut organisme uniseluler, yaitu sel tunggal yang hidup sendiri dengan bebas. Organisme ini dapat berupa tumbuhan maupun hewan, dengan tanda-tanda spesifik sebagai pembeda. Ada kalanya organisme uniseluler tertentu sukar ditentukan penggolongannya, kadang dapat digolongkan ke dalam tumbuhan, dan kadang digolongkan ke dalam hewan.
Saat ini terdapat kesamaan pendapat, bahwa istilah tumbuhan dan hewan sukar digunakan bagi organisme uniseluler, karena adanya kesamaan-kesamaan di dalam semua organisme tersebut. Timbullah gagasan untuk menyebut organisme uniseluler tersebut dengan Protista.
Protista terbagi menjadi 3, yaitu Protista mirip hewan (Protozoa), Protista mirip tumbuhan (Algae) dan Protista mirip jamur.
Rumusan Masalah
Makalah ini membahas rumusan masalah sebagai berikut.
Apa pengertian protozoa?
Bagaimana karakteristik dari organisme Protozoa?
Bagaimana klasifikasi dari Protozoa ?
Tujuan Penulisan
Makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui apa itu Protozoa.
2. Mengetahui karakteristik dari organisme Protozoa.
3. Mengetahui pengelompokan atau klasifikasi dari Protozoa.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Protozoa
Protozoa termasuk dalam kingdom protista yang tidak mempunyai kemampuan untuk berfotosintesis. Protozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu "protos" ( pertama atau awal/mula-mula) dan "zoon" ( hewan). Jadi protozoa adalah hewan yang pertama dan paling rendah dalam kingdom animalia. Ukurannya antara 3 – 1000 mikron dan merupakan organisme mikroskopis bersifat heterotrof. Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.[2] Protozoa merupakan Protista yang ciri-cirinya menyerupai hewan. Nama protozoa itu sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu protos yang artinya pertama dan zoon/zoion yang artinya hewan. Sampai sekarang, sekitar 50.000 spesies protozoa telah dideskripsikan.
Karakteristik Protozoa
Ciri -ciri Protozoa :
1.Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
2.Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cillia) atau bulu cambuk (flagel).
3.Hidup bebas, saprofit atau parasit
4.Organisme bersel tunggal
5.Eukariotik atau memiliki membran nukleus/ berinti sejati
6.Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
7.Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. sista, merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan endospora yang terjadi pada bakteri
8.Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah.
9.Protozoa tidak mempunyai dinding sel
10.Protozoa merupakan organisme mikroskopis yang prokariot
Habitat Protozoa
Menurut Brum et al. (1994: 813), lebih dari 40.000 spesies protozoa hidup di berbagai tempat, di perairan, tanah yang lembap atau di dalam organisme lain (parasit). Protozoa merupakan organisme uniselular.
Protozoa mendapatkan makanan dengan cara mengabsorpsi molekul organik, yang terjadi secara intrasel. Protozoa mampu bergerak bebas Pernapasan protozoa berlangsung secara difusi. Protozoa merupakan makhluk hidup yang menyerupai hewan. Protozoa hidup di air tawar (selokan, parit, sungai, dan waduk), air laut, permukaan tanah yang lembap, rendaman jerami, dan di dalam tubuh makhluk hidup lain atau di dalam jasad yang mati. Protozoa merupakan makhluk hidup bersel satu yang bersifat mikroskopis. Segala aktivitas hidup terjadi di dalam sel itu sendiri. Pada keadaan tertentu, Protozoa dapat membentuk dirinya menjadi kista.
Reproduksi Protozoa
Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. Secara aseksual protozoa dapat mengadakan pembelahan diri menjadi 2 anak sel (biner), tetapi pada Flagelata pembelahan terjadi secara longitudinal dan pada Ciliata secara transversal. Beberapa jenis protozoa membelah diri menjadi banyak sel (schizogony). Pada pembelahan schizogony, inti membelah beberapa kali kemudian diikuti pembelahan sel menjadi banyak sel anakan. Perkembangbiakan secara seksual dapat melalui cara konjugasi, autogami, dan sitogami.
Protozoa yang mempunyai habitat atau inang lebih dari satu dapat mempunyai beberapa cara perkembangbiakan. Sebagai contoh spesies Plasmodium dapat melakukan schizogony secara aseksual di dalam sel inang manusia, tetapi dalam sel inang nyamuk dapat terjadi perkembangbiakan secara seksual. Protozoa umumnya berada dalam bentuk diploid.
Protozoa umumnya mempunyai kemampuan untuk memperbaiki selnya yang rusak atau terpotong. Beberapa Ciliata dapat memperbaiki selnya yang tinggal 10 % dari volume sel asli asalkan inti selnya tetap ada.
Ukuran dan Bentuk Protozoa
Ukuran dan bentuk Protozoa beragam, beberapa jenis bersifat polimorfik (bentuknya berbeda pada tingkatan yang berbeda dalam daur hidupnya). Protozoa mikroskopis panjangnya hanya sekitar 10 mikrometer, sedangkan Protozoa yang besar mencapai panjang 2 mm sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Sel Protozoa dibungkus oleh membran sitoplasma tanpa adanya dinding sel. Umumnya nukleus berjumlah satu, namun banyak ditemukan Protozoa yang multinukleat hampir di sepanjang siklus hidupnya. Pada Ciliata terdapat nukleus yang berukuran besar (makronukleus) yang mengendalikan metabolisme dan pertumbuhan dan nukleus berukuran kecil (mikronukleus) yang berperan dalam reproduksi.
Sitoplasma mengandung granula glikogen, bermacam-macam minyak, dan vakuola. Selain vakuola makanan, beberapa jenis mempunyai vakuola kontraktil untuk mengeluarkan kelebihan air. Beberapa jenis mempunyai lapisan ektoplasma yang dapat membentuk butir-butir pasir yang terikat pada zat kitin, kalsium karbonat, dan silika. Protozoa berkembang biak dengan aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual berlangsung dengan pembelahan sel. Reproduksi seksual dilakukan dengan konjugasi, misalnya pada Ciliata. Beberapa Protozoa parasit mempunyai daur hidup yang rumit, melibatkan berbagai jenis inang yang berbeda.
Klasifikasi Protozoa
Protozoa dibagi ke dalam 6 filum, yaitu Zoomastigophora, Rhizopoda, Apicomplexa, Ciliophora, Foraminifera, dan Actinopoda. Berikut adalah tabel ciri umum sebagian filum yang termasuk Protozoa.
Tabel 3.2 Perbandingan Protista Mirip Hewan
Filum
Ciri Umum
Contoh Spesies
Zoomastigophora
Zooflagellata, menggunakan flagel untuk bergerak dan memangsa, umumnya uniseluler, beberapa berkoloni
Triconympha sp. dan Trypanasoma sp.
Rhizopoda
Pseudopodia untuk bergerak dan memangsa
Amoeba proteus
Actinopoda
Memangsa dengan axopodia (pseudopodia yang runcing
Helizoa dan
Apicomplexa
dan menyebar), memiliki rangka silika
Radiozoa
Ciliophora
Cilia digunakan untuk bergerak dan memangsa, umumnya
Stylonychia sp.,
Foraminifera
uniseluler, beberapa sesil dan berkoloni
Paramaecium sp.
Berdasarkan alat geraknya, digolongkan atas;
Mastigophora atau Flagellata, bergerak menggunakan bulu cambuk (Flagela) contohnya Trypanosoma gambiense.
Sarcodina atau Rhizopoda, bergerak menggunakan kaki semu (pseudopodia), contohnya Amoeba proteus.
Ciliata atau Ciliophora, bergerak menggunakan bulu getar (silia), contoh: Paramaecium, Didinium, Stentor, Vorticella.
Sporozoa, tidak memiliki alat gerak khusus dan berkembang biak dengan spora, contohnya Plasmodium.
Berikut akan diulas satu per satu.
A. Mastigophora atau Flagellata
Klasifikasi Flagellata
Flagellata (dalam bahasa Latin diambil dari kata "flagell" yang berarti cambuk) atau Mastigophora (dari bahasa Yunani,"mastig" yang berarti cambuk, dan "phora" yang berarti gerakan), dalam taksonomi kuno Flagellata merupakan salah satu kelas dalam filum protozoa atau protista yang mirip hewan, namun dalam taksonomi modern menjadi superkelas yang dibagi menjadi dua kelas, yaitu fitoflagelata dan zooflagelata.
Alat gerak Flagellata adalah flagellum atau cambuk getar, yang juga merupakan ciri khasnya, sehingga disebut Flagellata (flagellum = cambuk). Letak flagel berada pada ujung depan sel (anterior), sehingga saat bergerak seperti mendorong sel tubuhnya, namun ada juga letak flagel di bagian belakang sel (posterior). Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagela juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat indera karena mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagel dan alat bantu untuk menangkap makanan.
Berdasarkan alat bantu untuk menangkap makanan. Kelompok Flagellata dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya Euglena viridis, Noctiluca mliliaris, volvox globator.
2. Flagellata heterotrofik (tidak berkloroplas), tidak dapt berfotosintesis. Contohnya Trypanosoma gambiense, Leishmania. Sebagian besar hidup bebas dan ada pula yang sebagai parasit pada manusia dan hewan, atau saprofit pada organisme mati.
Dilihat dari bentuknya, Flagellata dikelompokkan menjadi dua, yaitu berbentuk seperti tumbuhan yang dinamakan Fitoflagellata, dan yang berbentuk seperti hewan yang dinamakan Zooflagellata.
1. Fitoflagellata
Fitoflagelata adalah flagellata yang mirip dengan tumbuhan karena memiliki kromotafora, sehingga dapat melakukan fotosintesis (fotosintetik). Fitoflagellata mencernakan makananya dengan berbagai cara, menelan lalu mencernakan didalam tubuhnya (holozoik), membuat sendiri makanannya (holofitrik), atau mencernakan organisme yang sudah mati (saprofitik). Habitat fitoflagellata adalah diperairan bersih dan diperairan kotor. Fitoflagellata bergerak menggunakan flagella. Fitoflagellata diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu:
a. Euglenoida
Tubuhnya menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel. Contoh dari kelas Euglenoida yaitu Euglena viridis.
b. Noctiluca miliaris
Tubuhnya berukuran besar dan biasanya hidup di habitat air laut. Noctiluca miliaris kebanyakan hidup di air laut dengan ciri – ciri memiliki satu pasang flagella yang berukuran satu panjang dan satu pendek, dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu. Noctiluca miliaris dapat memancarkan sinar (bioluminense) apabila tubuhnya terkena rangsangan mekanik.
Zooflagellata
Adalah flagellata yang tidak berkloroplas dan menyerupai hewan. Ada yang hidup bebas namun kebanyakan bersifat parasit. Mempunyai :
a. Struktur tubuh
Bentuk tubuh mirip dengan sel leher porifera. Mempunyai flagella yang berfungsi untuk menghasilkan aliran iar dengan menggoyangkan flagella, selain itu flagella juga berfungsi sebagai alat gerak.
b. Reproduksi
Dilakukan secara aseksual dengan membelah biner secara longitudinal , sedangkan reproduksi seksual belum diketahui.
2. Ciri Umum flagelata
1. Mempunyai alat gerak yaitu bulu cambuk.
2. Eukaryotic
3. Uniseluler atau berkoloni
4. Bersifat mikroskopis ( hanya bias dilihat dengan mikroskop).
5. Hidup di air tawar maupun air laut.
6. Berkembang biak secara seksual dan aseksual, secara seksual di lakukan dengan konjugasi sedangkan secara aseksual di lakukan dengan pembelahan diri.
7. Flagellata merupakan nenek moyang dari hewan dan
tumbuhan
8. Bentuk tubuh lebih tetap tanpa rangka luar, tubuhnya dilindungi olah suatu selaput yang fleksibel yang disebut pellicle, di sebelah luarnya terdapat selaput plasma.).
Morfogenesis Flagellata
Bentuk tubuh Flagellata sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola, memanjang, dan polimorfik (memiliki berbagai bentuk morfologi). Hidup secara soliter dan ada yang berkoloni.
Fitoflagellata mempunyai tubuh yang diselubungi oleh membrane selulosa, misalnya volvox. ada pula yang memiliki lapisan pelikel, misalnya euglena. pelikel adalah lapisan luar yang terbentuk dari selaput plasma yang mengandung protein.
Bentuk tubuh zooflagelata mirip dengan sel leher porifera. Zooflagelata mempunyai flagel yang berfungsi untuk menghasilkan aliran air dengan menggoyangkan flagel. Selain itu, flagella juga berfungsi sebagai alat gerak.
Koloni Volvox dapat terdiri dari ribuan sel dan diselubungi oleh membrane selulosa. Salah satu spesies Fitoflagellata yang mudah ditemukan dan diamati morfologinya yaitu Euglena viridis. Euglena viridis berbentuk seperti gelendong dengan bagian anterior tubuh tumpul dan bagian posterior meruncing. Struktur tubuh Euglena viridis terlindungi oleh pelikel dan dilengkapi dengan satu flagel yang terletak dibagian anterior. Flagel berfungsi sebagai alat gerak untuk berpindah tempat dan berfungsi untuk mengumpulkan makanan.
Pada ujung anterior tubuh juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior dan melebar membentuk kantong cadangan atau reservoir. Pada Euglena terdapat bintik mata atau stigma. Stigma merupakan kumpulan pigmen yang sangat peka terhadap cahaya, sehingga berfungsi sebagai penentu arah gerak aktif yang berhubungan dengan intensitas cahaya di lingkungan. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus, vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis.
4. Fisiologi Flagellata
Pada umumnya Flagellata membutuhkan suhu optimum antara 16-25°C, sedangkan pH antara pH 6-8. Flagellata memperoleh nutrisi dengan beberapa cara yaitu bersifat holozoik (heterotrof), apabila makanannya berupa organisme lain yang berukuran lebih kecil, bersifat holofilik (autotrof), dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic yang berasal dari lingkungan karena memiliki kloroplas, bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati dan bersifat parasitik dengan cara menempel pada inang untuk mendapat nutrisi.
Fitoflagellata bersifat aerobik fotosintetik, karena sebagian besar spesies ini memiliki kloroplas, sehingga dapat menghasilkan makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Euglena viridis dapat menghasilkan makanan sendiri (holofilik) dan mencerna organisme lain (holozoik). Euglena dapat menghasilkan makanan sendiri karena pada lapisan entoplasma terdapat kloroplas yang mengandung klorofil a dan b. Pada keadaan lingkungan cukup cahaya, terjadi fotosintesis yang menghasilkan zat tepung (amilum). Amilum ini disimpan didalam sitoplasma dalam bentuk butir-butir paramilum.
D. Habitat Flagellata
Air merupakan faktor penting keberaan Flagellata selain ketersediaan makanan, pH dan suhu. Flagellata dapat ditemukan di lingkungan air tawar, di danau, sungai, kolam, atau genangan air, misalnya Euglenoida dan Volvocida, maupun air laut, misalnya Dinoflagellata. Spesies zooflagellata sebagian besar bersifat parasit, namun adapula yang bersimbiosis dengan organisme lain, misalnya Myxotrica didalam usus rayap.
5. Reproduksi dan Daur Hidup Flagellata
1. Reproduksi Flagellata
Reproduksi pada Flagellata ada 2 macam, yaitu vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif dengan cara pembelahan biner secara longitudinal, misalnya pada Euglena.
Reproduksi generatif terjadi karena persatuan antara ovum dan spermatozoid, misalnya pada Volvox. Reproduksi secara generatif berfungsi untuk memperkaya variasi genetik, sehingga menghasilkan individu mutan yang lebih tahan terhadap kondisi lingkungan. Pada Volvox terdapat koloni jantan yang menghasilkan sperma dan koloni betina yang menghasilkan ovum, namun ada juga koloni yang bersifat hermafrodit yang dapat menghasilkan sperma serta ovum. Meskipun koloni yang bersifat hermafrodit dapat menghasilkan sperma dan ovum dalam satu koloni, kematangan sperma dan ovum tidak pada saat yang bersamaan, sehingga tidak dapat terjadi pembuahan diri. Ovum dihasilkan oleh oogonium, sedangkan Volvox jantan menghasilkan spermatozoid oleh spermatogonium. Setelah terjadi fertilisasi akan menghasilkan zigot, zigot akan menghasilkan empat spora, yang kemudian akan menjadi individu baru.
2. Daur Hidup Flagellata
Flagellata memiliki tahapan trofozoit dan kista. Pada tahapan trofozoit merupakan waktu aktif untuk mencari makan dan tumbuh. Sedangkan dalam bentuk kista, Flagellata dapat bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar pada suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Pada Zooflagellata, menjadi bentukan kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tubuh inang, dan memungkinkan terjadinya transmisi dari satu host ke host yang lain. Proses dimana terjadi perubahan menjadi bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali ke trophozoite disebut excystation.
E. Peranan Flagellata
Flagellata memiliki peranan yang penting dalam lingkungan perairan. Flagellata berperan sebagai predator karena memangsa organisme uniseluler atau ganggang, bakteri, dan microfungi, sehingga populasi organisme dapat dikendalikan. Selain berfungsi sebagai pengendali, Flagellata yang bersifat saprofitik berperan sebagai dekomposer dalam rantai makanan.
Di lingkungan perairan flagellata berperan sebagai phytoplankton dan zooplankton sebagai sumber pakan alami ikan dan udang. Euglena viridis dapat digunakan sebagai sumber Protein Sel Tunggal (PST), karena memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Trichonympha dan Myxotricha yang hidup di dalam usus rayap dapat menghasilkan enzim selulosa, sehingga membuat partikel kayu tersebut menjadi lebih lunak dan dapat dicerna rayap.
Euglena viridis
Selain itu flagellata juga memiliki peranan yang merugikan diantaranya:
1. Tripanosoma lewisi parasit pada darah tikus
2. Tripanosoma cruci penyebab penyakit cagas (anemia anak)
3. Tripanosoma evansi sakit sura (malas) pada ternak, vector lalat tabanidae
4. Tripanosoma brucei penyakit nagano pada ternak
5. Tripanosoma gabiense sakit tidur, vektor lalat tsetse
6. Tripanosoma rhodosiense sakit tidur, vektor lalat tsetse
7. Tripanosoma vaginalis keputihan pada vagina
8. Leishmania donovani penyebab sakit kalaazar (demam dan anemia)
9. Leishmania tropika penyakit kulit
B. Rhizopoda
Rhizopoda
Rhizopoda tersusun dari segumpal protoplasma (sitoplasma) dan berisi sebutir nukleus. Membran sel sangat tipis dan elastis dikenal dengan plasmolemma. Plasma disebelah luar disebut ektoplasma yang non granuler berfungsi memberi bentuk tubuh sel. Plasma yang granuler dan meruboakan bagian pokok terletak disebelah dalam disebut endoplasma yang mempunyai fungsi untuk pergerakan. Endoplasma terdiri dari dua lapisan, sebelah luar adalah plasmasol dan yang disebelah dalam adalah plasmagel.
Organela yang dijumpai dalam sel antara lain nukleus, vakuola kontraktil (berisi cairan yang secara periodik berkontraksi untuk mengeluarkan isinya dan terbentuk kembali berfunsi emngatur kandungan air dalam tubuh), vakuola non kontraktil (untuk mencernakan makanan dan mengedarkan sekaligus keseluruhan tubuh.
Bila mencapai pertumbuhan ,aksimal, maka akan terjadi reproduksi dengan cara pembelahan biner yang dimulai dengan adanya pemanjangan bagian nukleusnya yang diikuti pelekukan bagian dalam dari membran plasmanya dan akhirnya protoplasma terbagi menjadi dua bagian masing-masing dengan satu nukleus dan terbentuklah dua individu.
Pergerakan disebabkan oleh perubahan susunan endoplasma yaitu dari bentuk gel ke bentuj sol; ektoplasma dialirkan hingga terjadi penjuluran dan kemudian endoplasma mengalir kedalamnya. Perubahan strukturil terjadi pada ujung depan dan belakang dari heawan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan antara lain pelekatan terhadap dasat, perubahan dari gel ke sol dan meningkatnya kekuatan elastispada plasmagel.
Makanan diambil dari permukaan mana saja dari tubuhnya, namun biasanya diambil dari daerah pseudopodianya yang dibentuk cekungan yang mengelilingi makanan dan makanan akan dicernakan didalam vakuola makanan secara enzimatis, kemudian sari makanan dengan enzim pencerna diabsorbsi oleh sitoplasma secara difusi.
Repirasi dilakukan secara difusi, oksigen dari lingkungan diambil secara difusi dan sebaliknya karbon dioksida dikeluarkan melalui vakuola kintraktil ke lingkungan juga.
Eskresi dilakukan oleh vakuola kontraktil yang juga berfungsi sebagai pengatur kadar air dalam tubuh. Zat yang tidak berguna bagi tubuh diekskresikan melalui seluruh permukaan tubuh ke lingkungan.
Behavior rhizopoda yaitu menjauhi stimulus jika membahayakan atau merugikan dan mendekari stimulus jika menguntungkan.
Contoh-contoh rhizopoda :
Entamoeba histolyca
Sebagai parasit yang hidup di usus manusia dan penyebab sakit disentri amoeba
Entamoeba gingivalis
Sebagai parasit yang hidup di rongga mulut dan penyebab sakit pada gigi/gusi
Entamoeba colli
Hidup di usus besar untuk membantu proses oencernaan, tapi dalam jumlah banyak dapat menimbulkan diarhea
Foraminifera
Tubuhnya tersusun dari zat kapur, hidup di laut dan endapannya dapat berupa lapisan batuan membenruk globigerina sebagai petunjuk tempat timbunan lapisan minyak bumi.
Radiolaria
Tubuh tersusun dari zat kersik, hidup di air tawar dan ada juga di laut, endapan rangka membentuk lapisan radiolarisa yang dapat dipergunakan sebagai bahan penggosok.
Heliozoa
Mempunyai banyak juluran halus pseudopodia yang menjari.
Difflugia
Hidup di air tawar, rangka tubuh tersusun dari zat kapur
Arcelia
Hidup di air tawar, rangka tubuh tersusun dari zat khitin.
C. Sporozoa
a. Pengertian Sporozoa (Apicomplexa)
Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista uniseluler atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk sejenis spora. Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia. Siklus hidup sporozoa agak kompleks karena melibatkan lebih dari satu inang. Dalam siklus hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam tubuh inang. Selain itu, pada siklus hidup juga terjadi sporulasi, yaitu pembelahan setiap inti sel secara berulang – ulang sehingga dihasilkan banyak inti yang masing – masing dikelilingi oleh sitoplasma dan terbentuklah individu baru.
Pergerakannya dilakukan dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Tubuh berbentuk bulat panjang atau lonjong. Pada umumnya bersifat farasit dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Respirasi dan ekskresi dilakukan dengan cara difusi. Makanan diperoleh dengan cara menyerap zat makanan dari hospesnya. Reproduksi dapat secara vegetative dan generative. Beberapa contoh spesies dari Sporozoa yaitu Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Toxoplasma gondii.
Vektor dari Plasmodium penyebab penyakit malaria adalah nyamuk Anopheles betina. Plasmodium hidup sebagai parasit pada sel-sel darah merah manusia atau vertebrata lainnya. selama hidupnya, Palsmodium tersebut mengalami dua fase, yakni fase sporogoni dan fase skizogoni. Fase sporogoni terjadi didalam tubuh nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase skizogoni berlangsung didalam tubuh manusia.
b. Morfologi Sporozoa
Sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga gerakannya dilakukan dengan mengubah-ubah kedudukan tubuhnya.
Mempunyai spora berbentuk lonjong
Ukuran spora : 8 – 11 mikron pada dinding kitin
Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu, berukuran sama, terletak pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung posterior
Dari depan ujung anterior sama dengan lebar posterior
Dinding katub tidak jelas
c. Struktur Anatomi Tubuh
Tubuhnya berbentuk bulat panjang, ukuran tubuhnya hanya beberapa micron, tetapi didalam usus manusia atau hewan yang dapat mencapai 10 mm. Tubuh dari kumpulan tropozoid berbentuk memanjang dan dibagian anterior kadang – kadang terdapat kait pengikat atau filament sederhana untuk melekatkan diri pada inang.
e. Sistem Pencernaan
Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat makanan dari tubuh hopesnya.
f. Sistem Respirasi Dan Ekskresi
Respirasi dan ekskresi sporozoa dilakukan dengan cara difusi.
g. Sistem Reproduksi
Sporozoa melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Pergiliran reproduksi aseksual dan seksualnya komplek, dengan beberapa perubahan bentuk serta membutuhkan dua atau lebih inang. Reproduksi aseksual dilakuka denganpembelahan biner. Reprodusi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina.
1. Reproduksi Aseksual
Sporozoit yang terdapat dalam kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah manusia pada saat nyamuk menghisap darah, yang selanjutnya masuk dalam system retikuloendotelial.
Setelah beberapa hari berada dalam system retikuloendotelial, barulah sporozoit ini menyerang eritrosit dan berubah menjadi trofozoit yang mempunyai bentuk seperti cincin. Selanjutnya, trofozoit berubah menjadi schizont, yang kemudian membelah diri berulang-ulang menjadi 6-36 merozoit yang akan tumbuh menjadi sporozoit-sporozoit baru,pembentukan merozoit-merozoit ini disebut sporulasi.
Sporozoit yang terbentuk akan menyerang eritrosit baru sehingga terulanglah pembiakan vegetatif ini. Di antara sporozoit yang terdapat dalam eritrosit ada yang membentuk gametosit. Gametosit jantan disebut mikrogamet, sedang gametosit betina disebut makrogamet.
2. Reproduksi Seksual
Gametosit yang terisap ketika nyamuk mengisap darah penderita malaria, akan berubah menjadi mikrogamet dan makrogamet.
Perkawinan antara mikrogamet dan makrogamet menghasilkan zigot. Selanjutnya zigot akan berubah menjadi ookinet di dalam dinding usus nyamuk. Inti ookinet membelah berulang-ulang, kemudian masing-masing inti baru membungkus diri dengan sedikit protoplasma dan berubah menjadi sporozoit-sporozoit baru. Selanjutnya sporozoit menyebar di dalam alat pencernaan nyamuk, sebagian ada yang sampai di kelenjar ludah dan siap untuk dikeluarkan.
h. Klasifikasi Sporozoa
Kelas Sporozoa memiliki 3 (tiga) sifat yang berbeda antara genus yang satu dengan genus yang lain, perbedaan itu berupa :
Genus sporozoa yang hidup didalam sel darah merah dan memerlukan vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Plasmodium.
Genus sporozoa yang hidup di dalam intestinal dan tidak memerlukan vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Isospora dan Genus Eimerie.
Parasit yang hidup di dalam sel endotel, leukosit mononukleus, cairan tubuh, sel jaringan tuan rumah dan belum diketahui vektor biologisnya, sifat ini yang terdapat pada genus toxoplasma.
Parasit yang termasuk dalam kelas sporozoa berkembangbiak secara aseksual (skizogoni) dan seksual (sporogoni) secara bergantian. Kedua cara berkembang biak ini dapat berlangsung dalam satu hospes, seperti yang terjadi pada subkelas Coccidia, sedangkan berlangsung dalam dua hospes yang berbeda terdapat pada sub kelas haemosporidia (plasmodium).
Sporozoa terbagi dalam sub class:
1. Sub class Telesporidia
Terbagi dalam 3 ordo:
Ordo Hoemosporidia, misalnya Plasmodium.
Hidup di dalam darah, jaringan parenkim pada burung dan mamalia.
Ordo Gregarinida, misalnya Gregarina.
Parasit intra dan ekstra pada inver lain, monocytst spec hidup dalam kencing cacing tanah.
Ordo Coccidia, misalnya Coccidium.
Hidup di sel epitel hewan vertebrate dan beberapa Myriaphoda atau invertebrata.
2. Sub class Acnidosporidia
Terbagi dalam 2 ordo:
Ordo Haplosporidia, misalnya Haplosproridium.
Ordo Sarcosporidia, misalnya Sarcocystis.
3.Sub class Cnidosporidia
Terbagi dalam 4 ordo:
Ordo Myxosporidia, misalnya Sphaeromyxa
Ordo Actinomyxidia , misalnya Triactinomyxon
Ordo Microsporidia , misalnya Nosamabombycis
Ordo Helicosporidia , misalnya Heliosporidium
Sporozoa dibagi dalam beberapa genus yaitu:
Plasmodium
Pada tubuh manusia, Plasmodium menyebabkan penyakit malaria. Penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Setelah digigit, Plasmodiumlangsung menyebar di dalam darah dan berkembang biak di dalam hati dan akan menginfeksinya sehingga menyebabkan kematian.
Ada empat jenis species Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria.Masing-masing jenis Plasmodium menimbulkan gejala-gejala tersendiri pada tubuh penderitanya.
Plasmodium vivax, merupakan penyebab malaria tersiana yang bersifat tidak ganas, gejalanya adalah suhu badan panas dingin berganti-ganti setiap 2 hari sekali (48 jam).
Plasmodium ovale, merupakan penyebab malaria tersiana yang ganas, gejalanya sama dengan pada malaria tersiana.
Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana yang bersifat tak ganas, gejalanya suhu badan panas dingin setiap 3 hari sekali (72 jam).
Plasmodium falciparum, penyebab malaria kuartana yang bersifat ganas, gejalanya suhu badan panas dingin tak beraturan.
Prosesnya hidup Plasmodium dalam tubuh manusia :
Bila seekor nyamuk anopheles menghisap darah , maka dikeluarkanlah zat anti pembekuan darah agar darah korban tidak membeku . zat ini disebut dengan anti kougulan. Bersamaan dengan zat anti kogulan maka keluarlah sporozoit –zporozoit dari mulut nyamuk dan masuk melalui luka gigitan di tubuh korban.
Setelah tiga hari sporozoit keluar dari inti, kemudian menyerang sel-sel darah merah dan memasukinya. Fase ini disebut fase eritrositer.
Sporozoit di dalam sel darah merah disebut tropozoit. Setelah sel-sel darah merah pecah, merezoit keluar dan mencari sel-sel darah merah yang baru . kejadian ini berulang beberapa kali. Bersama dengan pecahnya sel-sel darah merah itu, penderita merasa demam (panas).
Setelah beberapa waktu mengalami skizogami, beberapa merezoit berubah menjadi gametogenesit yaitu persiapan untuk menjadi gamet jantan dan betina.
Jika saat itu sel darah manusia ini dihisap oleh nyamuk anopheles betina, maka di dalam tubuh nyamuk , gametosit akan berubah menjadi gamet jantan dan betina, dua gamet ini kemudia melebur menjadi satu membentuk zigot. Zigot ini akan menjadi ookinet, dan pengisap makanan dari nyamuk.
Ookinet berubah menjadi bulat disebut oosita. Menghasilkan beribu-ribu sporozoit dengan cara sporozoit. Dari tahapan inilah kemudian sporozoit akan sampai pada kelenjar liur nyamuk untuk ditularkan .
Suctoria
Suctoria yang sudah dewasa tidak mampunyai tetapi mempunyai tentukel (sungut) dan protoplasma, dengan teratur tetapi atau cytostoma. Suctoria yang masih muda dalam kehidupannya mempunyai persamaan dengan Ciliata, dan juga mempunyai silia, hidup bebas berenang. Suctoria muda ini berenang-renang beberapa waktu untuk kemudian melepaskan silia-silianya dan selanjutnya berubah ke tingkat dewasa.
1.Bentuk tubuhnya
Berbentuk bola panjang. Bercabang-cabang dan diantaranya mempunyai tangkai atau kaki untuk melekat pada suatu obyek dan ditutup oleh pelick (pada species yang berbeda).
2.Bentuk tentakel
Seperti mantel yang berbulu dan dikelilingi oleh sinyal yang dapat bergerak. Fungsinya untuk menangkap dan membawa makanan yang berupa ciliata-ciliata kecil.
Runcing
Fungsinya untuk menusuk mangsanya dan membawanya ketempat yang baik. Dengan bantuan orus dan melalui tentakel ini maka mangsa tersebut sampai ke dalam sel-sel tubuh.
3.Contoh
Podophyra, hidup bebas dalam air yang sejuk
Dendrosoma, bercabang-cabang sampai 2,5 mm panjangnya
Sphaerophrya, berbentuk bola, parasit pada Paramaeuom dan Stentor
Trichophrya Micropteri, hidup pada insang ikan laut
Allantosoma, hidup pada usus besar kuda.
Eimeria
Eimeria merupakan parasit pada hewan. Hidup di dalam jaringan epitel usus, saluran empedu, ginjal, testes, pembuluh darah, dan coelom. Beberapa spesies dari Eimeria banyak merugikan usaha pe ternakan karena menimbulkan penyakit. Misalnya :
1) E. stiedae dan E. perforans hidup dalam jaringan epitel usus kelinci.
2)E. clupearum hidup dalam hti ikan haring.
3)E. sardinae hidup dalam hati ikan sardin.
Isospora
Parasit ini hidup dalam jaringan epitel usus manusia, dan menimbulkan isosporiasis. Contoh : I. belli dan I. hominis.Habitat sporozoa adalah pada tanah yang lembab. Ada juga yang hidup di tubuh manusia atau makhluk hidup melalui perantara nyamuk Anopheles betina, yaitu Plasmodium.
Gregarina
Coccidium
plasmodium
D. Cilliata
a. Pengertian
Ciliata (latin, cilia = rambut kecil) atau Ciliophora/Infosoria bergerak dengan cilia (rambut getar). Cilia terdapat pada seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu. Cilia membantu pergerakan makanan ke sitostoma. Makanan yang terkumpul di sitostoma akan dilanjutkan ke sitofaring. Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan. Sel Ciliata memiliki dua inti: makronucle dan mikronuclei. Makronukleus memiliki fungsi vegetatif. Mikronukleus memiliki fungsi reproduktif, yaitu pada konjugasi. Ciliata hidup bebas dilingkungan berair, baik air tawar maupun laut. Ciliata dapat hidup secara baik parasit maupun simbiosis. Contoh dari Ciliata adalah Balantidium coli,Vorticella, dan paramecium
b.Morfologi
2
Tropozoit berbentuk lonjong, ukuran 60-70 x 40-50 µm. Tubuh tertutup silia pendek, kecuali di daerah mulut silia lebih panjang (adoral cilia). Bagian anterior terdapat cekungan dinamakan peristom dan terdapat mulut (sitostom), tidak memiliki usus namun dibagian posterior memiliki anus (cy;cytoyge). Terdapat 2 inti yang terdiri dari makronukleus (maN;berbentuk ginjal) dan mikronukleus (miN;berbentuk bintik kecil) yang terdapat pada cekungan makronukleus. Terdapat vakuole makanan (berisi sisa makanan ; bakteri, leukosit, erithrosit, dll) dan vakuole kontraktil (cv)
Kista berbentuk bulat, ukuran 50-60 µ, dinding dua lapis, sitoplasma bergranul, terdapat makro & mikronukleus serta sebuah badan refraktil. Tropozoit hidup dalam mukosa dan sub mukosa usus besar, terutama di daerah sekum bagian terminal daripada illeum. Bergerak ritmis dengan perantaraan cilia. Tropozoit tidak dapat lama hidup di luar badan, tetapi kista tetap hidup selama beberapa minggu. Kista yang dapat hidup di luar badan adalah bentuk infektif. Bila tertelan oleh hospes baru, maka dinding kista hancur dan trofozoit yang dilepaskan masuk dinding usus, dan memperbanyak diri.
c.Siklus Hidup
Stadium kista dan tropozoit dapat berlangsung di dalam satu jenis hospes. Hospes alamiah adalah babi, dan manusia merupakan hospes insidentil. Jika kista infektif tertelan di dalam usus besar akan berubah menjadi bentuk tropozoit. Di lumen usus atau dalam submukosa usus, tropozoit tumbuh dan memperbanyak diri (multiplikasi). Jika lingkungan usus kurang sesuai bagi tropozoit akan berubah menjadi kista.
Stadium kista parasit yang bertanggung jawab dalam proses penularan balantidiasis (1). Umumnya kista tertelan melalui kontaminasi pada makanan dan air (2). Setelah tertelan, terjadi excystation pada usus halus, dan tropozoit berkoloni di usus besar (3)Tropozoit dalam lumen usus besar binatang dan manusia, dimana memperbanyak diri dengan cara pembelahan binary fission (4). Tropozoit menjadi kista infektif (5). Beberapa tropozoit menginvasi ke dinding usus besar dan berkembang, beberapa kembali ke lumen dan memisahkan diri. Kista matang keluar bersama tinja (1). (lihat siklus hidup)
d.Reproduksi
Berlangsung secara binary transverse fission (belah diri melintang), yaitu tropozoit melakukan pembelahan diri dan secara konjugasi, dimana 2 tropozoit membentuk kista bersama, dan kemudian bertukar material dari inti dan berpisah kembali menjadi 2 tropozoit baru.
Ciri lain dari ciliata adalah adanya 2 inti sel, yaitu makronu kleus dan mikronukleus. Makronukleus merupakan inti sel berukur an besar berfungsi dalam reproduksi aseksual (vegetatif), sedangkan mikronukleus merupakan inti sel berukuran kecil diperlukan untuk bereproduksi secara seksual dengan cara konjugasi. Selain bereproduksi secara seksual, Ciliata juga bereproduksi secara aseksual dengan cara membelah diri. Reproduksi salah satu anggota Ciliata secara konjugasi dapat kalian lihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Reproduksi secara konjugasi pada Paramaecium caudatum
Ciliata pada umumnya hidup di tempat-tempat berair. Mereka mengambil makanan dengan menyapu aliran air yang berisi partikel makanan ke dalam organel yang menyerupai mulut dan kerongkongan. Barisan silia yang berada di sepanjang celah mulut yang berbentuk corong, berfungsi untuk menggerakkan makanan ke mulut sel. Selanjutnya, makanan ditelan melalui proses fagositosis. Bahan yang tidak tercerna dalam vakuola makanan akan dikeluarkan melalui pori yang berfungsi sebagai lubang anus. Proses ini disebut sebagai eksositosis.
Salah satu contoh anggota Ciliata yang terkenal adalah Paramaecium. Paramaecium merupakan anggota Ciliata yang hidup bebas, bentuk tubuhnya seperti sandal dan tubuhnya diselubungi oleh pelikel. Sistem organela Paramaecium dapat kalian lihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Sistem organela Paramaecium.
Contoh anggota Ciliata yang lain adalah:
a. Stentor, mempunyai bentuk tubuh seperti terompet.
b. Didinium, merupakan predator Paramaecium.
c. Vorticella, mempunyai bentuk tubuh seperti lonceng.
d. Stylonichia, mempunyai bentuk tubuh oval dengan silia yang berkelompok disebut cirri.
Gambar 3. Beberapa anggota Ciliata (a) Stentor, (b) Vorticella, (c) Stylonichia, (d) Didinium
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN menjawab dari rumusan masalah
Berdasarkan alat geraknya, digolongkan atas;
Mastigophora atau Flagellata, bergerak menggunakan bulu cambuk (Flagela) contohnya Trypanosoma gambiense.
Sarcodina atau Rhizopoda, bergerak menggunakan kaki semu (pseudopodia), contohnya Amoeba proteus.
Ciliata atau Ciliophora, bergerak menggunakan bulu getar (silia), contoh: Paramaecium, Didinium, Stentor, Vorticella.
Sporozoa, tidak memiliki alat gerak khusus dan berkembang biak dengan spora, contohnya Plasmodium.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Dwiastuti,Sri.2003.Keanekaragaman Dan Klasifikasi Hewan I.Surakarta: UNS Press.
Dwidjoseputro.2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta:Djambatan.
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/ciliata-filum-ciliophora-pengertian-ciri-ciri-reproduksi-struktur-sel.html#ixzz2vdED6kJg
diakses pada tanggal11 Maret 2014 pukul 13.48
http://www.e-jurnal.com/2013/04/pengertian-protozoa.html diakses pada 11 maret 2014pukul13.08
Isnaini, wiwi.2006.Fisiologi hewan.Yogyakarta:Kanisius.
Sumiati Sa'adah. 2010.Materi Pokok Zologi Invertebrata. Bandung.