TUGAS ILMU KESEHATAN JIWA PSIKOTIK DAN SKIZOFRENIA
OLEH: KELOMPOK III Nurmah
(H1A 006 034)
Sindi Antika
(H1A 006 043)
Nurmiftahul Islamiyah
(H1A 006 035)
Sinta Putri Lestari
(H1A 006 044)
Nurul Bashirah .A.
(H1A 006 036)
Siska Fitriana
(H1A 006 045)
Rahmi Syafriyani
(H1A 006 038)
Soraya Gigantika
(H1A 006 046)
Rikhana Shita Tyas Asih
(H1A 006 039)
Syaiful Jihad Al Iqbal
(H1A 006 047)
Rr. Arini Budi Mulyani
(H1A 006 040)
Syarifa Nurazain
(H1A 006 048)
Savitri Yuanita
(H1A 006 041)
Tomi Irmayanto
(H1A 006 049)
Sebastian Ivan .K.
(H1A 006 042)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2009
PEMBAGIAN TUGAS KELOMPOK
Pencari data •
Nurmah
: : Definisi dan etiologi psikotik
•
Nurmiftahul Is Islamiyah
: Ge Gejala-ge -gejala ps psikotik
•
Nurul Bashirah .A .A.
: Gangguan, episode dan pe perilaku pa pada ps psikotik
•
Rahmi Syafriyani
: Gangguan, episode dan perilaku pada psikotik
•
Rikh Rikhan anaa Shit Shitaa Tyas Tyas Asih Asih
: Klas Klasif ifik ikas asii psik psikot otik ik
•
Rr. Rr. Arin Arinii Budi Budi Mul Mulyani ani
: Pat Patofi ofisiol siolog ogii psi psikot kotik
•
Savitri Yuanita
: Gangguan, episode dan perilaku pada skizofrenia
•
Sebastian Iv Ivan .K .K.
: Ge Gejala-gejala da dan kl klasifikasi sk skizofrenia
•
Sindi Antika
: Mitos skizofrenia
•
Sinta Pu Putri Lestari
: Definisi dan et etiologi skizofrenia
•
Siska Fitriana
: Terapi skizofrenia
•
Soraya Gigantika
: Patofisiologi skizofrenia
•
Syaiful Jihad Al Iqbal
: Mitos psikotik
•
Syarifa Nurazain
: Gangguan, episode dan perilaku pada skizofrenia
•
Tomi Irmayanto
: Terapi psikotik
Editor
: Sinta Putri Lestari Soraya Gigantika
Tugas Ngeprint
: Rahmi Syafriyani
Penyebar Informasi
: Nurul Bashirah .A.
PSIKOTIK
PENGERTIAN PSIKOTIK Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau atau aneh.
ETIOLOGI PSIKOTIK Faktor Faktor psikodinam psikodinamik ik yang harus diperhatik diperhatikan an di dalam kelompok gangguan psikotik psikotik ini adalah stresor pencetus dan lingkungan interpersonal. Di dalam mengambil riwayat penyakit dan memeri memeriksa ksa pasien pasien,, klinis klinisii harus harus memper memperhat hatika ikan n tiap tiap perubah perubahan an atau atau stres stres pada pada lingkun lingkungan gan interpersonal pasien. Pasien rentan terhadap kebutuhan psikosis untuk mempertahankan jarak interpersonal tertenu; seringkali, pelanggaran batas pasien oleh orang lain dapat menciptakan stres yang melanda yang menyebabkan dekompensasi. Demikian juga, tiap keberhasilan atau kehilangan mungkin merupakan stresor yang penting dalam kasus tertentu. Pemeri Pemeriksa ksaan an pasien pasien psikot psikotik ik harus harus memper mempertim timbang bangkan kan kemungk kemungkina inan n bahwa bahwa gejala gejala psikotik adalah disebabkan oleh kondisi medis umum (sebagai contohnya, suatu tumor otak) atau ingesti zat (sebagai contohnya, phencyclidine). Kondisi fisik seperti neoplasma serebral, khususnya di daerah osipitalis dan temporalis dapat menyebabkan halusinasi. Pemutusan sensorik, seperti yang terjadi pada orang buta dan tuli, juga dapat menyebabkan pengalaman halusinasi dan waham. Lesi yang mengenai lobus temporalis dan daerah otak lainnya, khususnya di hemisfer kanan dan lobus parietalis, adalah disertai dengan waham. Zat psikoaktif adalah penyebab yang umum dari sindroma psikotik. Zat yang paling sering terlibat adalah alkohol, halusinogen indol sebagai contohnya, lysergic acid diethylamid (LSD) (LSD) – amfeta amfetamin min,, kokain kokain.. Mescal Mescalin, in, phencyc phencyclid lidine ine (PCP) (PCP),, dan ketami ketamin. n. Banyak Banyak zat lain, lain, termasuk steroid dan thyroxine, dapat disertai dengan halusinasi akibat zat.
GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI (FOLIE A DEUX) Sifat Sifat gangguan gangguan menyatakan menyatakan bahwa perpisahan perpisahan orang yang tunduk, tunduk, orang yang memiliki memiliki gangguan psokkotik terbagi, dari orang dominan harus menyebabkan pemilihan dan hilangnya gejala psikotik. Pada kenyataannya, hal tersebut kemungkinan terjadi kurang dari 40% dari
semua kasus. Sering kali orang yang tunduk memerlukan memerlukan pengobatan pengobatan dengan obat antipsikotik antipsikotik,, demikian juga dengan orang yang dominan membutuhkan obat antipsikotik untuk gejala psikoti yang dideritanya. Karena pasien hampir selalu berasal dari keluarga yang sama, mereka biasanya berkumpul kembali bersama setelah dipulangkan dari rumah sakit.
KLASIFIKASI GANGGUAN PSIKOTIK 1. Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya a. Skiz Skizof ofre reni niaa Memenuhi criteria umum diagnosis skizofrenia, dimana adanya gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal). b. Ganggua Gangguan n Skizot Skizotipa ipall Tidak Tidak terd terdap apat at onset onset yang yang past pastid idan an perk perkem emban banga gan n sert sertaa perj perjal alana anann nnya ya bias biasany anyaa menyerupai gangguan kepribadian. c. Ganggua Gangguan n Waham Waham Meneta Menetap p Kelompok ini meliputi gangguan dengan waham-waham yang berlangsung lama (paling sedikit selama 3 bulan) sebagai satu-satunya gejala klinis yang khas atau yang paling mencolok dan tidak dapat digolongkan sebagai gangguan mental organic, skizofrenia atau gangguan efektif. d. Gangguan Gangguan Psikotik Psikotik Akut dan dan Sementara Sementara Memiliki onset yang akut (dalam masa 2 minggu), kesembuhan yang sempurna biasanya terjadi dala 2-3 bulan, sering dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa hari, dan hanya sebagi sebagian an kecil kecil dari dari pasien pasien dengan dengan ganggua gangguan n ini berkem berkemban bang g menjad menjadii keadaan keadaan yang yang menetap dan berhendaya. e. Ganggua Gangguan n Waha Waham m Induk Induksi si Dua Dua oran orang g atau atau lebi lebih h meng mengal alam amii waha waham m atau atau syst system em waha waham m yang yang sama sama,, dan slin sling g menduku mendukung ng dalam dalam keyaki keyakinan nan waham waham itu. itu. Yang mender menderita ita waham waham orisin orisinil il (gangg (gangguan uan psiko psikotik tik)) hanya hanya satu satu orang, orang, waham waham terseb tersebut ut terind terinduks uksii (mempe (mempenga ngaruh ruhi) i) lainny lainnya, a, dan biasanya menghilang apabila orang-oarang tersebut dipisahkan. Hampir selalu orang-orang yang terlibat mempunyai hubungan yang sangat dekat.
Jika Jika ada ada alas alas an untu untuk k perc percay ayaa bahwa bahwa duaor duaorang ang yang yang ting tingga gall bers bersam amaa memp mempuny unyai ai gangguan psikotik yang terpisah, maka tidak astupun diantaranya boleh dimasukkan dalam kode diagnosis ini. f. Ganggua Gangguan n Skizoaf Skizoafekt ektif if Merupakan gangguan yang bersifa episodic dengan gejala afektif dan skizofrenik yang sama-sama menonjol dan secara bersamaan ada dalamepisode yang sama. g. Gangguan Gangguan Psikotik Psikotik Non-Org Non-Organik anik Lainnya Lainnya Gangguan psikotik yang tidak memenuhi criteria untuk skizofrenia atau untuk gangguan afektif yang bertipe psikotik, dan gangguan-gangguan yang psikotik yang tidak memenuhi criteria gejala untuk gangguan waham menetap. 2. Gangguan Suasana Perasaan (Mood {Afektif}) a. Epis Episode ode Mani Manik k Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan. b. Ganggua Gangguan n Afektif Afektif Bipola Bipolar r Ganggua Gangguan n ini bersif bersifat at episod episodee berula berulang ng (sekur (sekurang ang-kur -kurangn angnya ya 2 episod episode) e) dimana dimana afek afek pasien dan yingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada wktu tertentu terdiri dari peningkatan afekdisertai penembahan energy dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energy dan aktivitas (depresi). c. Epis Episode ode Depr Depres esii Gejala utama berupa afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energy yang menuju meningkatny meningkatnyaa keadaan keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas. aktivitas. Pada episode depresi, dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan sekurang-kurangnya 2 minggu untuk menegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat. d. Gangguan Gangguan Depresif Depresif Berulang Berulang Terbagi atas episode depresi ringan, episode depresi sedang dan episode depresi berat. Masing-masing episode tersebut rata-rata lamanya sekitar 6 bulan, akan tetapi frekuensinya lebih jarang dibandingkan dengan gangguan bipolar. e. Gangguan Gangguan Suasana Suasana Perasaan Perasaan Menetap Menetap
Terb Terbag agii atas atas (i)Skilotimia, (i)Skilotimia, ciri ciri esen esensi sial alny nyaa adal adalah ah ketid ketidak ak-s -sta tabi bila lan n mene meneta tap p dari dari afek(suasana perasaan), meliputi banyak periode depresi ringan dan hipomania ringan, dian dianta tara rany nyaa tida tidak k ada ada yang yang cukup cukup para parah h atau atau cukup cukup lama lama untuk untuk meme memenu nuhi hi crit criter eria ia (ii)Distimia, cirr ganggua gangguan n afekti afektiff bipola bipolar. r. (ii)Distimia, cirrii esen esensi sial alny nyaa iala ialah h afek afek depr depres esif if yang yang ber berla langs ngsung ung sanga sangatt lama lama yang yang tidak tidak pern pernah ah atau atau jara jarang ng seka sekali li cukup cukup para parah h untu untuk k memenuhi criteria gangguan depresif berulang ringan atau sedang. f. Ganggua Gangguan n Suasana Suasana Peras Perasaan aan Lainn Lainnya ya Kategori sisa untuk gangguan suasana perasaan menetap yang tidak cukup parah atau tidak berlangsung lama untuk memenuhi criteria skilotimia dan distimia.
GEJALA- GEJALA PSIKOTIK A. Gangguan/ gejala Psikotik Akut Gambaran Utama Perilaku •
Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :
•
Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
•
Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal
•
Kebingungan atau disorientasi
•
Perubah Perubahan an perila perilaku; ku; menjad menjadii aneh aneh atau atau menakut menakutkan kan sepert sepertii menyen menyendir diri, i, kecuri kecurigaa gaan n berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alas an
Pedoman Diagnostik Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut : •
Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya)
•
Waham Waham (ide (ide yang yang dipega dipegang ng teguh teguh yang yang nyata nyata salah salah dan tidak tidak dapat dapat diteri diterima ma oleh oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain)
•
Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
•
Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
•
Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)
B. Gangguan Psikotik kronik
Gambaran Perilaku Untuk menetapkan diagnosa medik psikotik kronik data berikut merupakan perilaku utama yang secara umum ada. •
Penarikan diri secara sosial
•
Minat atau motivasi rendah, pengabaian diri
•
Gangguan berpikir (tampak dari pembicaraan yang tidak nyambung atau aneh)
•
Perila Perilaku ku aneh sepert sepertii apatis apatis,, menari menarik k diri, diri, tidak tidak memper memperhat hatika ikan n kebersi kebersihan han yang yang dilaporkan keluarga
Perilaku lain yang dapat menyertai adalah : •
Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi
•
Melaporkan bahwa individu mendengar suara-suara
•
Keyakinan yang aneh dan tidak masuk akal sepert : memiliki kekuatan supranatural, merasa dikejar-kejar, merasa menjadi orang hebat/terkenal
•
Keluhan fisik yang tidak biasa/aneh seperti : merasa ada hewan atau objek yang tak lazim di dalam tubuhnya
•
Bermasalah dalam melaksanakan pekerjaan atau pelajaran
Untuk lebih jelasnya mengenai psikotik kronik, disini dapat dijelaskan melalui skizofrenia Dimana Skizofrenia Skizofrenia adalah gangguan gangguan psikotik psikotik yang kronik, kronik, pada orang yang mengalaminya mengalaminya tidak tidak dapat dapat menil menilai ai reali realitas tas dengan dengan baik baik dan pemaham pemahaman an diri diri buruk. buruk. Gejala Gejala klinis klinis dari dari skizofrenia dapat dilihat di bawah ini: •
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas): “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
a.
kepa kepala lany nyaa (tid (tidak ak kera keras) s),, dan dan isi isi piki pikira ran n ulan ulanga gan, n, wala walaup upun un isin isinya ya sama sama,, namu namun n kualitasnya berbeda ; atau “thought insertion or withdrawal” = isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu d ari luar dirinya (withdrawal); dan “thought broadcasting”= isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;
“delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan
b.
tertentu dari luar; atau “delusion of passivitiy” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota ota
gerak
atau
ke
pikiran,
tindakan kan,
atau
penginderaan
khusus);
“delusional perception” = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasnya bersifatmistik atau mukjizat; c.
Halusinasi auditorik: suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku
pasien, atau mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara
berbagai suara yang berbicara), atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh.
d.
Waha Wa hamm-wa waha ham m men menet etap ap jeni jeniss lai lainn nnya ya,, yan yang g men menur urut ut buda budaya ya sete setemp mpat at dian diangg ggap ap tidak wajar dan sesuatu sesuatu yang mustahil, mustahil, misalnya misalnya perihal keyakinan agama atau politik terten tertentu, tu, atau atau kekuata kekuatan n dan kemamp kemampuan uan di atas atas manusi manusiaa biasa biasa (misal (misalnya nya mampu mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain)
•
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: a.
hal halusi usinas nasi yang yang men menet etap ap dan dan panc pancaa-iinder nderaa apa apa saj saja, apab apabiila dis diser erttai bai baik k oleh oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai disertai oleh ide-ide ide-ide berlebihan berlebihan (over-valued (over-valued ideas) yang menetap, menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan terus menerus;
b. b.
arus arus pik pikir iran an yan yang g terp terput utus us (br (brea eak) k) ata atau u yang yang men menga gala lami mi si sisipa sipan n (int (inter erpo pola lati tion on), ), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;
c.
per perilaku laku katat kataton oniik, seper seperti ti kead keadaa aan n gadu gaduhh-ge gellisah sah (exci excittemen ementt), posi posisi si tubu tubuh h tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;
d.
gej gejalaala-ge gejjala ala “nega negattive” ive”,, sepe sepert rtii sika sikap p sanga angatt apat apatiis, bica bicara ra yang yang jara jarang ng,, dan dan respons respons emosional emosional yang menumpul menumpul atau tidak wajar, wajar, biasanya biasanya yang mengakibatkan mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas
bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika; •
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik (prodromal)
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) quality) dan beberapa beberapa aspek perilaku pribadi pribadi (personal (personal behavior), bermanifestasi bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (selfabsorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
GANGGUAN PSIKOTIK ATIPIKAL LAIN Psikosis Autoskopik Penjelasan klasik mengenai fenomena menyatakan bahwa pada sebagian besar kasus sindroma tidak progresif maupun tidak menimbulkan ketidakmampuan.
Sindroma Capgras Gejala Gejala sindro sindroma ma ini beresp berespon on terhad terhadap ap terapi terapi.. Tetapi Tetapi jika jika pasien pasien memili memiliki ki gejala gejala sindroma Capgras sebagai gejala tunggal dari gangguan psikotiknya, klinisi harus melakukan pemer pemeriks iksaan aan neurops neuropsiko ikolog logis is
yang yang luas luas untuk untuk mengid mengident entifi ifikas kasii adanya adanya lesi lesi organi organik k yang yang
mungkin menyebabkan sindroma.
Sindroma Cotard Sindro Sindroma ma biasan biasanya ya berlan berlangsu gsung ng hanya hanya beberap beberapaa hari hari sampai sampai minggu minggu dan beresp berespon on terhadap pengobatan yang diarahkan pada gangguan dasar. Bentuk sindroma jangka panjang biasanya berhubungan dengan sindroma yang menyebabkan demensia, seperti demensia tipe Alzheimer.
GANGGUAN PSIKOTIK LAIN YANG TIDAK DITENTUKAN Psikosis Pascapersalinan Perjalanannya mirip dengan orang pada gangguan mood. Secara spesifik, gangguan mood biasanya merupakan gangguan episodik, dan pasien dengan psikosis pascapersalinanmengalami
episode gejala lainnya dalam satu atau dua tahun setelah persalinan. Kehamilan selanjutnya adalah berhubungan dengan peningkatan resiko menderita episode lainnya.
Gangguan Skizofreniform Prognosis gangguan skizofreniform adalah bervariasi, sesuai kenyataan yang dijawab di dalam DSM-IV dengan membedakan pasien dengan dan tanpa ciri prognostik yang baik. Ciri prognostik baik yang dinyatakan di DSM-IV digali dari literatur. Tetapi keabsahan ciri tersebut telah dipertanyakan. Konfusi atau kebingungan pada puncak episode psikotik adalah ciri yang paling baik dihubungkan dengan hasil akhir yang baik. Keabsahan ciri lain masih tidak pasti. Di samping itu, semakin singkat episode penyakit, semakin baik prognosisnya. Terdapat resiko resiko bunuh diri yang bermakna. Mereka kemungkinan kemungkinan memiliki suatu periode depresi ringan ringan setelah periode psikotik, san psikoterapi ditujukan untuk membantu pasien mengerti episode psikotik tampaknya memperbaiki prognosis dan kecepatan pemulihan pasien. Perawa Perawatan tan di rumah rumah sakit sakit sering seringkal kalii diperl diperluka ukan n dalam dalam pengobat pengobatan an pasien pasien dengan dengan gangguan skizofreniform. Perawatan di rumah sakit memungkinkan pemeriksaan, pengobatan dan pengawasan yang efektif terhadap perilaku pasien. Gejala psikotik biasanya dapat diobati oleh pemberian obat antipsikotik selama tiga sampai enam bulan. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pasien dengan gangguan skizofreniform berespon secara jauh lebih cepat terhad terhadap ap terapi terapi antips antipsiko ikotik tik diband dibanding ingkan kan dengan dengan pasien pasien skizof skizofren renik. ik. Satu Satu peneli penelitia tian n telah telah menemu menemukan kan bahwa bahwa kira-k kira-kira ira tigape tigaperem rempat pat dari dari pasien pasien dengan dengan ganggua gangguan n skizof skizofren renifo iform, rm, diban dibandi dingk ngkan an deng dengan an hany hanyaa sepe seperl rlim imaa pasie pasien n skiz skizof ofre reni nik, k, bere beresp spon on terh terhad adap ap medi medika kasi si therapy) antips antipsiko ikotik tik dalam dalam delapa delapan n hari. hari. Terapi Terapi elektr elektroko okonvul nvulsif sif (ECT; (ECT; electroconvulsive therapy) mungkin diindikasikan untuk beberapa pasien, khususnya pasien yang dengan ciri katatonik atau terdep terdepres resii yang yang nyata. nyata. Percoba Percobaan an pember pemberian ian lithiu lithium m (Eskal (Eskalit ith), h), atau atau valpro valproate ate (Depake (Depakene) ne) mungkin diperlukan untuk pengobatan dan pencegahan (profilaksis) jika pasien memiliki episode yang yang rekure rekuren. n. Psikot Psikotera erapi pi biasan biasanya ya diperl diperlukan ukan untuk untuk membant membantu u pasien pasien mengin menginteg tegras rasika ikan n pengalaman psikotik ke dalam pengertiannya tentang pikiran, otak dan kehidupan.
Gangguan Skizoafektif Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis di pertengahan pertengahan antara prognosis prognosis pasien skizofreni skizofreniaa dan prognosis prognosis pasien dengan gangguan mood.
Prognosisnya jauh lebih buruk daripada pasien dengan gangguan depresif, lebih buruk daripada pasien dengan gangguan bipolar, dan memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan skizofrenia. Insidensi bunuh diri di antara pasien dengan gangguan skizoafektif diperkirakan sekurangnya 10%. Modalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah perawatan di rumah sakit, medikasi, dan intervensi psikososial. Prinsip dasar yang mendasari farmakoterapi untuk gangguan psikoafektif adalah bahwa protokol antidepresan dan antimanik diikuti jika semuanya diindi diindikas kasika ikan n dan bahwa bahwa antips antipsiko ikotik tik digunak digunakan an hanya hanya jika jika diperl diperluka ukan n untuk untuk pengend pengendali alian an jangka pendek. Jika protokol thymoleptic tidak efektif di dalam mengendalikan gejala atas dasar berkelanjutan, medikasi antipsikotik dapat diindikasikan. Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe tipe bipola bipolar, r, harus harus mendap mendapatk atkan an percoba percobaan an lithi lithium, um, carbam carbamazep azepine ine (Tegre (Tegretol tol), ), valpro valproate ate (Depakene), atau suatu kombinasi obat-obat tersebut jika satu obat saja tidak efektif. Pasien dengan gangguan skizoafekti skizoafektif, f, tipe depresif, harus diberikan diberikan percobaan percobaan antidepres antidepresan an dan terapi terapi elektrokonvulsif (ECT) sebelum mereka diputuskan tidak responsif terhadap terapi antidepresan.
Gangguan Delusional Gangguan Gangguan delusional delusional diperkirak diperkirakan an merupakan merupakan diagnosis diagnosis yang cukup stabil. Kurang dari 25% dari semua pasien gangguan delusional menjadi skizofrenia, kurang dari 10% menjadi ganggua gangguan n mood. mood. Kira-k Kira-kira ira 50% pasien pasien pulih pulih pada follow follow-uo -uo jangka jangka panjan panjang, g, 20% lainya lainya mengalami penurunan gejalanya dan 30% lainnya tidak mengalami perubahan. Pasien dengan waham kejar, somatik dan erotik diperkirakan memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan waham kebesaran dan cemburu. Pada umumnya, pasien dengan gangguan delusional dapat diobati atas dasar rawat jalan. Tetapi, klinis harusi harus mempertimbangkan perawatan di rumah sakit karena sejumlah alasan tertentu. tertentu. Pertama, diperlukan diperlukan pemeriksaan pemeriksaan medis dan neurologis neurologis yang lengkap lengkap pada diri pasien untuk menentukan apakah terdapat kondisi medis nonpsikiatrik yang menyebabkan gangguan delusi delusiona onal. l. Kedua, Kedua, pasien pasien perlu perlu diperi diperiksa ksa tentan tentang g kemamp kemampuan uannya nya mengend mengendali alikan kan impuls impuls kekera kekerasan san,, sepert sepertii bunuh bunuh diri diri dan membun membunuh, uh, hal terseb tersebut ut mungki mungkin n berhubu berhubungan ngan dengan dengan materi material al waham. waham. Ketiga Ketiga,, perila perilaku ku pasien pasien tentan tentang g waham waham mungki mungkin n secara secara bermak bermakna na telah telah mempengaruhi kemampuannya untuk berfungsi di dalam keluarga atau pekerjaannya, dengan demikian memrlukan intervensi professional untuk menstabilkan hubungan sosial atau pekerjaan.
Jika dokter yakin bahwa pasien akan paling baik jika diobati di rumah sakit, harus diusahakan untuk membujuk pasien supaya menerima perawatan di rumah sakit; jika hal tersebut gagal, komitmen komitmen hukum mungkin diindikasika diindikasikan. n. Seringkali Seringkali,, jika dokter meyakinkan meyakinkan pasien pasien bahwa perawatan di rumah sakit adalah diperlukan, pasien secara sukarela masuk ke rumah sakit untuk menghindari komitmen hokum.
Gangguan Psikotik Singkat Pada umumnya pasien dengan gangguan psikotik singkat memiliki prognosis yang cukup baik. Kecil kemungkinannya untuk menderita episode selanjutnya dan skizofrenia atau suatu gangguan mood. Jika seorang pasien psikotik secara akut, perawatan singkat di rumah sakit mungkin diperlukan diperlukan untuk pemeriksaa pemeriksaan n dan perlindungan perlindungan pasien. Pemeriksaa Pemeriksaan n pasien membutuhkan membutuhkan monitoring ketat terhadap gejala dan pemeriksaan tingkat bahaya pasien terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Di samping itu, lingkungan rumah sakit yang tenang dan terstruktur dapat membantu pasien memperoleh kembali rasa realitasnya. Sambil klinisi menunggu lingkungan dan obat obat menunj menunjukka ukkan n efekny efeknya, a, penguru pengurunga ngan, n, pengika pengikatan tan fisik, fisik, atau atau monit monitori oring ng berhada berhadapphadapan dengan pasien mungkin diperlukan.
FARMAKOTERAPI Pada keadaan gawat darurat, darurat, seorang seorang pasien pasien yang teragitasi teragitasi parah harus diberikan diberikan suatu obat obat antips antipsiko ikotik tik secara secara intram intramusk uskula ular. r. Walaupu Walaupun n percoba percobaan an klinik klinik yang yang dilaku dilakukan kan secara secara adekuat dengan sejumlah pasien belum ada, sebagian besar klinisi berpendapat bahwa obat antips antipsiko ikotik tik adalah adalah obat obat terpil terpilih ih untuk untuk ganggua gangguan n delusi delusional onal.. Pasien Pasien ganggua gangguan n delusi delusional onal kemungkinan menolak medikasi karena mereka dapat secara mudah menyatukan pemberian obat ke dalam system wahamnya. Dokter tidak boleh memaksakan medikasi segera setelah perawatan di rumah sakit, sakit, malahan, malahan, harus menggunakan menggunakan beberapa hari untuk mendapatkan mendapatkan rapport dengan pasie pasien. n. Dokter Dokter harus harus menjel menjelask askan an efek efek sampin samping g potens potensial ial kepada kepada pasien pasien,, sehing sehingga ga pasien pasien kemudian tidak menganggap bahwa dokter berbohong. Riwayat pasien tentang respon medikasi adalah pedoman yang terbaik dalam memilih suatu obat. Seringkali, dokter harus mulai dengan dosis rendah ― sebagai contoh, haloperidol (haldol) 2 mg ― dan meningkatkan dosis secara perlahan-lahan. Jika pasien gagal berespon
dengan obat pada dosis yang cukup dalam percobaan selama enam minggu, antipsikotik dari kelas lain harus dicoba. Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa pimozide (Orap) mungkin efektif dalam gangguan delusional, khususnya pada pasien dengan waham somatik. Penyebab kega kegagal galan an obat obat yang yang ters terser erin ing g adala adalah h keti ketida dakpa kpatu tuha han, n, dan kemung kemungki kina nan n ters terseb ebut ut haru haruss diperhitungkan. Jika pasien tidak mendapatkan manfaat dari medikasi antipsikotik, obat harus dihentikan. Pada Pada pasien pasien yang yang beresp berespon on terhad terhadap ap antips antipsiko ikoti tik, k, beberap beberapaa data data menyat menyataka akan n bahwa bahwa dosis dosis pemel pemeliha iharaa raan n adalah adalah rendah rendah.. Walaup Walaupun un pada pada dasarn dasarnya ya tidak tidak ada data data yang yang mengeva mengevalua luasi si penggu penggunaa naan n antide antidepre presan san,, lithiu lithium m (Eskal (Eskalith ith), ), atau atau antiko antikonvu nvulsa lsan n ― sebagai sebagai contoh contohnya nya,, carb carbam amaze azepi pine ne (Tegr (Tegret etol ol)) dan dan valp valpro roat atee (Dep (Depak aken ene) e) ― di dala dalam m pengo pengobat batan an gang ganggua guan n delusional, percobaan dengan obat-obat tersebut mungkin diperlukan pada pasien yang tidak responsif terhadap obat antipsikotik. Percobaan dengan obat-obat tersebut harus dipertimbangkan jika seorang pasien memiliki ciri suatu gangguan mood atau suatu riwayat keluarga adanya gangguan mood.
PSIKOTERAPI Elemen penting dalam psikoterapi yang efektif adalah menegakkan suatu hubungan di mana pasien mulai mempercayai ahli terapi. Terapi individual tampaknya lebih efektif daripada terapi kelompok. Terapi suportif berorientasi-tilikan, kognitif, dan perilaku seringkali efektif. Pada awalnya, ahli terapi tidak boleh setuju atau menantang waham pasien. Walaupun ahli terapi harus menanyakan tentang waham untuk menegakkan luasnya, pertanyaan terus menerus tentang waham kemungkinan harus dihindari. dihindari. Dokter dapat menstimulasi menstimulasi motivasi motivasi untuk mendapatkan mendapatkan bantu bantuan an dengan dengan meneka menekankan nkan kemaua kemauan n untuk untuk membant membantu u pasien pasien mengat mengatasi asi kecema kecemasan san atau atau iritabilitasnya, tanpa menyatakan bahwa waham yang diobati. Tetapi, ahli terapi tidak boleh secara aktif mendukung gagasan bahwa waham merupakan kenyataan. Kejujuran ahli terapi yang kokoh adalah penting. Ahli terapi harus tepat pada waktunya dan membuat perjanjian seteratur mungkin, tujuan yang akan dikembangkan adalah hubungan yang kuat dan saling mempercayai dengan pasien. Kepuasan yang berlebihan malahan dapat meningkatkan permusuhan dan kecurigaan pasien karena disadari bahwa tidak semua kebutuhan dapa dapatt dipe dipenu nuhi hi.. Ahli Ahli tera terapi pi dapat dapat mengh menghin indar darii kepu kepuas asan an yang yang berle berlebi biha han n denga dengan n tida tidak k
memperpanja memperpanjang ng periode periode perjanjian perjanjian yang telah ditentukan, ditentukan, dengan tidak memberikan memberikan perjanjian perjanjian ekstra kecuali mutlak diperlukan, dan tidak toleran terhadap bayaran. Ahli terapi tidak boleh membuat tanda-tanda yang meremehkan tentang waham atau gagasan pasien tetapi dapat secara simpatik menyatakan pada pasien bahwa keasyikan mereka dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan mengganggu kehidupan yang konstrukti konstruktif. f. Jika pasien mulai ragu-ragu ragu-ragu dengan wahamnya, ahli terapi terapi dapat meningkatkan meningkatkan tes realitas dengan meminta pasien memperjelas permasalahan mereka. Faktor psikodinamika. Pengalaman internal dari pasien delusional adalah bahwa mereka merupakan korban dunia yang menyiksa diri mereka. Proyeksi adalah mekanisme pertahanan yang utama, dan semua semua kebenci kebencian an diproy diproyeks eksika ikan n kepada kepada orangorang-ora orang ng atau atau instit institusi usi di lingkun lingkungan gan.. Dengan Dengan mensubtitusi ancaman eksternal dengan ancaman internal, pasien delusional merasakan suatu pengendalian. Kebutuhan untuk mengendalikan setiap orang di sekitar mereka mencerminkan harga diri yang rendah pada inti paranoia. Pasien paranoid mengkompensasi persaan kelemahan dan inferi inferiori oritas tas dengan dengan mengang menganggap gap bahwa bahwa mereka mereka adalah adalah sangat sangat penting penting sehing sehingga ga badan badan pemer pemerint intah, ah, orang orang penting penting,, dan orang orang penting penting lain lain di dalam dalam lingkun lingkungan gan semuan semuanya ya sangat sangat memperhatikan diri mereka dan mencoba menyiksanya. Klinisi yang berusaha mengobati pasien dengan gangguan delusional harus menghormati kebutu kebutuhan han pasien pasien akan akan pertah pertahana anan n proyek proyeksi. si. Ahli Ahli psikot psikotera erapi pi harus harus mau berper berperan an sebaga sebagaii pen penam ampu pung ng semu semuaa pera perasa saan an nega negati tiff yang yang dipr diproy oyek eksi sika kan n oleh oleh pasi pasien en;; tiap tiap usaha usaha untuk untuk mengembalikan perasaan tersebut secara prematur akan menyebabkan pasien merasa diserang dan dipermalukan. Satu akibat wajar dari prinsip tersebut adalah bahwa waham tidak boleh ditantang saat bekerja secara psikoterapi dengan pasien delusional. Malahan, ahli terapi harus semata-mata meminta penjelasan lebih jauh tentang p ersepsi dan perasaan pasien. Pendekatan lain yang berguna dalam membangun ikatan terapetik adalah bersikap empati dengan dengan pengal pengalama aman n intern internal al pasien pasien yang yang sedang sedang dilanda dilanda penyik penyiksaa saan. n. Mungki Mungkin n memban membantu tu mengeluarkan komentar, “Anda pasti merasa lelah, mengingat apa yang telah anda lalui.” Tanpa menyetujui setiap mispersepsi delusional, ahli terapi dapat menyadari bahwa, dari pandangan pasien, persepsi tersebut menciptakan penghilangan ketegangan yang baik. Tujuan akhir adalah membantu pasien memiliki keraguan tentang persepsinya. Saat pasien menjadi kurang kaku, per peras asaan aan kele kelema mahan han dan infe inferi rior orit itas as yang yang meny menyer erta taii depr depres esii dapa dapatt timb timbul ul.. Saat Saat pasi pasien en
membiarkan perasaan kelemahan memasuki terapi, suatu hubungan terapetik yang positif telah ditegakkan, dan pekerjaan terapetik yang konstruktif menjadi dimungkinkan. Terapi keluarga Jika anggota keluarga hadir, klinisi dapat memutuskan untuk melibatkan mereka di dalam rencan rencanaa pengoba pengobatan tan.. Tanpa Tanpa menjad menjadii terlih terlihat at berpih berpihak ak pada musuh, musuh, klinis klinisii harus harus berusa berusaha ha mendapatkan mendapatkan keluarga sebagai sekutu sekutu di dalam proses pengobatan. Sebagai akibatnya, akibatnya, baik pasien dan anggota keluarganya perlu mengerti bahwa konfidensialitas dokter-pasien akan dijaga oleh ahli terapi dan komunikasi komunikasi dengan sanak saudara saudara akan dibicarakan dibicarakan pada suatu saat dengan pasien. Keluarga akan mendapat manfaat dengan membantu ahli terapi dan dengan demikian membantu pasien. Hasil terapi yang baik tergantung pada kemampuan dokter psikiatrik untuk berespon terhadap ketidakpercayaan pasien terhadap orang lain dan konflik interpersonal, frustasi, dan kegagal kegagalan an yang yang dihasi dihasilka lkanny nnya. a. Tanda Tanda terapi terapi yang yang berhas berhasil il mungki mungkin n adalah adalah suatu suatu kepuas kepuasan an penyesuaian sosial, bukannya menghilangkan waham pasien.
FARMAKOTERAPI Dua kelas kelas utama utama obat yang yang harus harus dipert dipertimb imbang angkan kan di dalam dalam pengoba pengobatan tan ganggua gangguan n psikotik singkat adalah obat antipsikotik antagonis reseptor dopamine dan benzodiazepine. Jika dipilih suatu antipsikotik, suatu antipsikotik potensi tinggi ― sebagai contohnya, haloperidol (Haldol) ― biasanya digunakan. Khususnya pada pasien yang berada dalam resiko tinggi untuk menga mengala lami mi efek efek samp sampin ing g ekstr ekstrap apir iram amid idal al (seb (sebag agai ai cont contoh ohny nya, a, oran orang g muda muda), ), suat suatu u obat obat antiko antikolin linerg ergik ik kemungk kemungkina inan n harus harus diberi diberikan kan bersam bersama-s a-sama ama dengan dengan antips antipsiko ikotik tik sebaga sebagaii profilaks profilaksis is terhadap terhadap gajala gajala gangguan gangguan pergerakan pergerakan akibat medikasi. medikasi. Selain Selain itu, benzodiazepin benzodiazepinee dapat dapat diguna digunakan kan dalam dalam terapi terapi singkat singkat psikos psikosis. is. Walaup Walaupun un benzodi benzodiaze azepin pinee memil memiliki iki sediki sedikitt kegunaan atau tanpa kegunaan dalam pengobatan jangka panjang gangguan psikotik, obat dapat efekti efektiff untuk untuk jangka jangka singkat singkat dan disert disertai ai dengan dengan efek efek sampin samping g yang yang lebih lebih jarang jarang daripa daripada da antipsikotik. Pada kasus yang jarang benzodiazepine disertai dengan peningkatan agitasi, dan pada kasus yang lebih jarang lagi, dengan kejang putus obat (withdrawal seizure), yang biasanya hanya terjadi pada penggunaan dosis tinggi terus menerus. Penggunaan obat lain dalam terapi gangguan psikotik singkat, walaupun dilaporkan di dalam laporan kasus, belum didukung oleh penelitian skala besar. Tetapi, medikasi hipnotik seringkali berguna selama satu sampai dua
minggu pertama setelah resolusi episode psikotik. Pemakaian jangka panjang medikasi harus dihindari dalam pengobatan gangguan ini. Jika medikasi pemeliharaan diperlukan, klinisi harus mempertimbangkan ulang diagnosis.
MITOS MENGENAI PSIKOTIK Penyak Penyakit it jiwa, jiwa, sampai sampai saat saat ini masih masih diangga dianggap p sebaga sebagaii penyaki penyakitt yang yang memalu memalukan, kan, menjadi aib bagi si penderita dan keluarganya. Masyarakat kita menyebut penyakit jiwa pada tingkat yang paling kronis, seperti hilang ingatan, dengan sebutan yang sebenarnya sangat kasar seperti: sinting, otak miring atau gila (istilah yang menurut seorang psikolog sudah tidak dipakai lagi dalam dunia psikologi) serta sebutan-sebutan kasar lainnya. Yang lebih menyedihkan, orang yang yang sakit sakit jiwa, jiwa, yang yang sering sering kita kita temui temui di kerama keramaian ian atau atau dijala dijalanan nan,, oleh oleh masyar masyaraka akatt kita kita dianggap sebagai, meminjam istilah Irwanto, Phd, “sampah sosial” yang kotor dan hina. Lihat saja saja kenyat kenyataan aan,, orangorang-ora orang— ng—mun mungki gkin n termas termasuk uk kita kita sendir sendirii jika jika meliha melihatt atau atau berpapa berpapasan san dengan orang yang sakit jiwa, dengan sepontan akan menertawakan, mencemooh, memaki-maki bahkan melemparinya. Menganggap orang yang sakit jiwa sebagai mahluk kotor, rendah dan hina, bahkan mungkin dianggap lebih hina dari hewan. Apa yang diungkapkan di atas adalah persepsi umum masyarakat yang sebenarnya keliru terhadap penderita kelainan mental dalam kadar yang paling kronis yaitu hilang ingatan. Persepsi masyarakat terhadap penderita kelainan jiwa dalam pengertian yang lebih luas pun mengarah pada persepsi yang keliru ini. Penyakit mental dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras, agama, maupun status sosial-ekonomi. Penyakit mental bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi. Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai penyakit mental, ada yang percaya bahwa penyakit mental disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan penderita penderita dan keluarganya karena si sakit tidak mendapat pengobatan secara cepat dan tepat.
SKIZOFRENIA
DEFINISI Skizo; yang artinya retak atau pecah (split), dan Skizofreni Skizofreniaa berasal berasal dari dua kata, yaitu Skizo; Frenia; Frenia; yang yang artiny artinyaa jiwa. jiwa. Dengan Dengan demiki demikian an seseor seseorang ang yang yang mender menderita ita skizof skizofren renia ia adalah adalah seseor seseorang ang yang yang mengal mengalami ami kereta keretakan kan jiwa jiwa atau atau kereta keretakan kan kepriba kepribadia dian. n. Dewasa Dewasa ini ilmu ilmu kedokt kedoktera eran n mengal mengalami ami kemaju kemajuan an yang yang pesat pesat dengan dengan ditemu ditemukan kannya nya mekani mekanisme sme terjad terjadiny inyaa skizofrenia dan obat-obatan anti-skizofrenia, sehingga penderita skizofrenia dapat pulih kembali dan dapat kembali menjalani kehidupan yang normal. Skiz Skizof ofre reni niaa adal adalah ah seke sekelo lomp mpok ok gangg ganggua uan n psik psikot otik ik denga dengan n gangg gangguan uan dasa dasarr pada pada kepribadian, distorsi khas proses berpikir, kadang-kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang sedang dikenda dikendalik likan an oleh oleh kekuata kekuatan n dari dari luar luar diriny dirinya. a. Waham Waham yang yang kadangkadang-kada kadang ng aneh, aneh, gangguan persepsi, afek abnormal yang terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya. Meskipun demikian, kesadaran yang jernih dan kapasitas intelektual biasanya tidak terganggu. Skizofreni Skizofreniaa merupakan merupakan penyakit penyakit otak yang yang timbu timbull akibat akibat ketida ketidakse kseimb imbang angan an pada pada dopamin, dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Merupakan gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra). Skizofrenia bisa mengenai siapa saja. Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995 menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia. 75% Penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri. Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan psikososial sangat penti penting ng karena karena semaki semakin n lama lama ia tidak tidak diobat diobati, i, kemungk kemungkina inan n kambuh kambuh semaki semakin n sering sering dan resistensi terhadap upaya terapi semakin kuat.
ETIOLOGI Penyeb Penyebab ab skizof skizofren renia ia belum belum diketa diketahui hui dengan dengan pasti pasti.. Tetapi Tetapi,, dalam dalam decade decade yang yang lalu lalu semakin banyak penelitian telah melibatkanperanan patofisiologis untuk daerah tertentu di otak, termasuk sistem limbik, korteks frontalis, dan ganglia basalis. Ketiga daerah tersebut saling
berhubungan berhubungan sehingga disfungsi pada salah satu daerah daerah mungkin mungkin melibatkan melibatkan patoligi primer di daerah daerah lainny lainnya. a. Dua jenis jenis peneli penelitia tian n telah telah meliba melibatkan tkan sistem sistem limbik limbik sebaga sebagaii suatu suatu tempat tempat poten potensia siall untuk untuk patolo patologi gi primer primer pada sekura sekurangny ngnyaa satu satu bagian bagian,, kemung kemungkin kinan an bahkan bahkan pada sebagian besar pasien skizofrenik. Menurut pendapat lain. Skizofrenia merupakan aktifitas dopamine otak yang berlebihan. Dilaporkan juga bahwa kadar 5-hydroxyindoleacetic 5-hydroxyindoleacetic acid (5 HIAA) menurun pada skizofrenia kronik dan pada pasien skizofrenia dengan pelebaran vertikel. Faktor genetik juga mempunyai peranan penting. Seseorang mempunyai kecenderungan skizofrenia bila mempunyai keluarga seorang skizofrenia, demikian juga pada kembar monozigot. Ditinjau dari aspek psikososial, disebutkan terdapat defek dan disintegrasi ego.
PATOFISIOLOGI Hipote Hipotesis sis dopami dopamine ne pada skizof skizofren renia ia adalah adalah yang yang paling paling berkem berkembag bag dari dari berbag berbagai ai hipotesis, dan merupakan dasar dari banyak terapi obat yang rasional. Hipotesis ini menyatakan bahwa skizofrenia skizofrenia disebabkan disebabkan oleh terlalu terlalu banyaknya banyaknya aktivitas aktivitas dopaminergik dopaminergik.. Beberapa Beberapa bukti yang terkait hal tersebut yaitu: (1) kebanyakan obat-obat antipsikosis menyekat reseptor D2 pascasinaps di dalam sistem saraf pusat, terutama di sistem mesolimbik frontal; (2) obat-obat yang meningkatkan aktifitas dopaminergik, seperti levodopa (suatu (suatu precursor), precursor), amphetamine (perilis dopamine), dopamine), atau apomorphine (suatu agonis reseptor dopamine langsung), baik yang dapat dapat mengak mengakiba ibatka tkan n skizof skizofren renia ia atau atau psikos psikosis is pada beberap beberapaa pasien pasien;; (3) densit densitas as resep reseptor tor dopamine telah terbukti, postmortem, postmortem, meningkat diotak pasien skizofrenia yang belum pernah positron emission emission tomography tomography (PET) menunjukkan dirawat dengan obat-obat antipsikosis; (4) positron peningkatan densitas reseptor dopamine reseptor dopamine pada pasien skizofrenia yang dirawat atau yang tidak dirawat, saat dibandingkan dengan hasil pemeriksaan PET pada orang yang tidak menderita skizofrenia; dan (5) perawatan yang berhasil pada pasien skizofrenia telah terbukti mengubah acid (HVA), suatu metabolit dopamine, di cairan serebrospinal, plasma, dan jumlah homovanilic acid (HVA), urine. urine. Namun teori dasar tidak menyebutkan menyebutkan hiperaktivitas hiperaktivitas dopaminergik dopaminergik apakah karena terlalu terlalu banyaknya pelepasan dopaminergik, terlalu banyaknya reseptor dopaminergik atau kombinasi mekanisme tersebut. Neuron dopaminergik di dalam jalur mesokortikal dan mesolimbik berjalan dari badan selnya di otak tengah ke neuron dopaminoseptif di sistem limbik dan k orteks serebral. Gejala-gejala skizofrenia dapat dibagi menjadi dua kelompok , yaitu primer dan sekunder.
GEJALA Gejala-Gejala Primer 1. Gangguan proses pikiran (bentuk, langkah, isi pikiran). Pada Pada skizof skizofren renia ia inti inti gangguan gangguan memang memang terdapa terdapatt pada proses proses pikira pikiran. n. Yang Yang tergan terganggu ggu terutama ialah asosiasi. Kadang-kadang satu ide belum selesai diutarakan, sudah timbul ide lain. lain. Atau Atau terdap terdapat at pemind pemindaha ahan n maksud maksud,, umpama umpamanya nya maksud maksudnya nya “tani” “tani” tetapi tetapi dikata dikatakan kan “sawah”. Tidak Tidak jarang jarang juga juga digunak digunakan an arti arti simbol simbolik, ik, sepert sepertii dikata dikatakan kan “merah “merah”” bila bila dimaks dimaksudka udkan n “berani”. “berani”. Atau terdapat “clang associatio association” n” oleh karena pikiran pikiran sering sering tidak mempunyai mempunyai tujuan tertentu, umpamanya piring-miring, atau “…dulu waktu hari, jah memang matahari, lalu saya lari…”. Semua ini menyebabkan jalan pikiran pada skizofrenia sukar atau tidak dapat diikuti dan dimengerti. Hal ini dinamakan inkoherensi. Jalan pikiran mudah dibelokkan dan hal ini menambah inkoherensinya. Seorang Seorang dengan skizofrenia skizofrenia juga kecenderungan kecenderungan untuk menyamakan menyamakan hal-hal, hal-hal, umpamanya umpamanya seorang seorang perawat perawat dimarahi dan dipukuli, dipukuli, kemudian seorang lain yang ada disampingny disampingnyaa juga dimarahi dan dipukuli. KadangKadang-kad kadang ang pikira pikiran n seakan seakan berhen berhenti, ti, tidak tidak timbul timbul ide lagi. lagi. Keadaa Keadaan n ini dinama dinamakan kan “blocking”, biasanya berlangsung beberapa detik saja, tetapi kadang-kadang sampai beberapa hari. Ada pender penderit itaa yang yang mengat mengatakan akan bahwa bahwa sepert sepertii ada sesuat sesuatu u yang yang lain lain didala didalamny mnyaa yang yang berpikir, timbul ide-ide yang tidak dikehendaki: tekanan pikiran atau “pressure of thoughts”. Bila suatu ide berulang-ulang timbul dan diutarakan olehnya dinamakan preseverasi atau stereotipi pikiran. Pikiran melayang (flight of ideas) lebih sering inkoherensi. Pada inkoherensi sering tidak ada hubungan antara emosi dan pikiran, pada pikiran melayang selalu ada efori. Pada inkoherensi biasanya jalan pikiran tidak dapat diikuti sama sekali, pada pikiran melayang ide timbul sangat cepat, tetapi masih dapat diikuti, masih bertujuan. 2. Gangguan afek dan emosi Gangguan ini pada skizofrenia mungkin berupa :
·
Kedangkalan afek dan emosi (“emotional blunting”), misalnya misalnya penderita menjadi acuh tak acuh terhadap hal-hal penting untuk dirinya sendiri seperti keadaan keluarganya dan masa depannya. Perasaan halus sudah hilang.
·
Parathimi Parathimi : apa yang seharusnya seharusnya menimbulka menimbulkan n rasa senang dan gembira, gembira, pada penderita penderita timbul rasa sedih atau marah.
·
Paramimi Paramimi : penderita penderita merasa merasa senang dan gembira, gembira, akan tetapi ia menangis. menangis. Parathim Parathimii dan paramimi bersama-sama dalam bahasa Inggris dinamakan “incongruity of affect” dalam bahasa Belanda hal ini dinamakan “inadequat”.
·
Kadang-kadang emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai mempunyai kesatuan, umpamanya sesudah sesudah membunuh membunuh anaknya anaknya penderita penderita menangis menangis berhari-har berhari-hari, i, tetapi tetapi mulutnya mulutnya tertawa. tertawa. Semua ini merupakan gangguan afek dan emosi yang khas untuk skizofrenia. Gangguan afek dan emosi lain adalah : § Emosi yang berlebihan, berlebihan, sehingga kelihatan kelihatan seperti dibuat-buat, dibuat-buat, seperti penderita penderita yang sedang bermain sandiwara. § Yang penting penting juga pada skizofreni skizofreniaa adalah hilangnya kemampuan kemampuan untuk melakukan melakukan hubungan emosi yang baik (“emotional rapport”). Karena itu sering kita tidak dapat merasakan perasaan penderita. § Karena Karena terpec terpecah ah belahn belahnya ya keprib kepribadi adian, an, maka maka dua hal yang yang berlaw berlawana anan n mungki mungkin n terdapat bersama-sama, umpamanya mencintai dan membenci satu orang yang sama ; atau menangis dan tertawa tentang satu hal yang sama. Ini dinamakan ambivalensi pada afek.
3. Gangguan kemauan Banyak penderita dengan skizofrenia mempunyai kelemahan kemauan. Mereka tidak dapat menga mengamb mbil il kepu keputu tusa san. n.,, tida tidak k dapat dapat berti bertind ndak ak dala dalam m suat suatu u keada keadaan an.. Mere Mereka ka sela selalu lu memberikan memberikan alasan, meskipun meskipun alasan alasan itu tidak jelas atau tepat, umpamanya umpamanya bila ditanyai ditanyai mengapa tidak maju dengan pekerjaan atau mengapa tiduran terus. Atau mereka menganggap hal itu biasa saja dan tidak perlu diterangkan. Kadang-kadang Kadang-kadang penderita penderita melamun melamun berhari-hari berhari-hari lamanya bahkan berbulan-bula berbulan-bulan. n. Perilaku Perilaku demikian erat hubungannya dengan otisme dan stupor katatonik. Negativisme : sikap atau perbuatan yang negative atau berlawanan terhadap suatu permintaan.
Ambiva Ambivalen lensi si kemaua kemauan n : menghe menghendak ndakii dua hal yang yang berlaw berlawana anan n pada waktu yang yang sama, sama, umpamanya umpamanya mau makan dan tidak mau makan; atau tangan diulurkan diulurkan untuk berjabat berjabat tangan, tangan, tetapi belum sampai tangannya sudah ditarik kembali; hendak masuk kedalam ruangan, tetapi sewaktu melewati pintu ia mundur, maju mundur. Jadi sebelum suatu perbuatan selesai sudah timbul dorongan yang berlawanan. Otomatisme : penderita merasa kemauannya dipengaruhi oleh orang lain atau tenaga dari luar, sehingga ia melakukan sesuatu secara otomatis. 4. Gejala psikomotor Juga dinamakan gejala-gejala katatonik atau gangguan perbuatan. Kelompok gejala ini juga dimasu dimasukka kkan n dalam dalam kelomp kelompok ok gejala gejala skizof skizofren renia ia yang yang sekunde sekunderr sebab sebab didapat didapatii juga juga pada pada penyakit lain. Sebetulnya Sebetulnya gejala katatonik katatonik sering sering mencerminka mencerminkan n gangguan gangguan kemauan. kemauan. Bila gangguan hanya ringan saja, maka dapat dilihat gerakan-gerakan yang kurang luwes atau yang agak kaku. Penderita dalma keadaan stupor tidak menunjukkan pergerakan sama sekali. Stupor ini dapat berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan dan kadang-kadang bertahun-tahun lamanya pada skizofrenia skizofrenia yang menahun. menahun. Mungkin Mungkin penderita penderita mutistik. mutistik. Mutisme dapat disebabkan disebabkan oleh waham, ada sesuatu yang melarang ia bicara. Mungkin juga oleh karena sikapnya yang negativistik atau karena hubungan penderita dengan dunia luar sudah hilang sama sekali hingga ia tidak ingin mengatakan apa-apa lagi. Sebaliknya tidak jarang penderita dalam keadaan katatonik menunjukkan hiperkinesa, ia terus bergerak saja, maka keadaan ini dinamakan logorea. Kadang-kadang penderita menggunakan atau membuat kata-kata yang baru: neologisme. Berulang-ulang melakukan suatu gerakan atau sikap disebut stereotipi; umpamanya menariknarik narik rambut rambutnya nya,, atau atau tiap tiap kali kali mau menyua menyuap p nasi nasi menget mengetok ok piring piring dulu bebera beberapa pa kali. kali. Keadaan ini dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa tahun. Stereotipi pembicaraan dinamakan verbigerasi, kata atau kalimat diulang-ulangi. Mannerisme adalah stereotipi yang terten tertentu tu pada pada skizof skizofren renia, ia, yang yang dapat dapat diliha dilihatt dalam dalam bentuk bentuk grimas grimas pada pada mukany mukanyaa atau atau keanehan berjalan dan gaya. Gejala Gejala katale katalepsi psi ialah ialah bila bila suatu suatu posisi posisi badan badan dipert dipertahan ahankan kan untuk untuk waktu waktu yang yang lama. lama. Fleksibilitas cerea: bila anggota badan dibengkokkan terasa suatu tahanan seperti pada lilin.
Negativism Negativismee : menentang menentang atau justru melakukan melakukan yang berlawanan berlawanan dengan apa yang disuruh. Otom Otomat atis isme me komand komando o
(“co (“comm mman and d
autom automat atis ism” m”))
sebet sebetul ulny nyaa
meru merupak pakan an lawan lawan dari dari
negativisme : semua perintah dituruti secara otomatis, bagaimana ganjilpun.Termasuk dalam gangguan ini adalah echolalia (penderita meniru kata-kata yang diucapkan orang lain) dan ekophraksia (penderita meniru perbuatan atau pergerakan orang lain).
Gejala-Gejala Sekunder 1. Waham Pada skizofrenia, waham sering tidak logis sama sekali dan sangat bizarre. Tetapi penderita tidak menginsafi hal ini dan untuk dia wahamnya adalah fakta dan tidak dapat diubah oleh siapapun. siapapun. Sebaliknya Sebaliknya ia tidak mengubah sikapnya sikapnya yang bertentangan, bertentangan, umpamanya umpamanya penderita penderita berwaha berwaham m bahwa bahwa ia raja, raja, tetapi tetapi ia bermai bermain-m n-main ain dengan dengan air ludahny ludahnyaa dan mau disuru disuruh h melakukan melakukan pekerjaan pekerjaan kasar. waham dibagi dibagi dalam dua kelompok kelompok yaitu waham primer primer dan waham waham sekun sekunde der, r, waha waham m sist sistem emat atis is atau atau tafs tafsir iran an yang yang bersi bersifa fatt waha waham m (del (delut utio ional nal interpretations). Waham primer timbul timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari luar. Hal ini hampir patognomonis buat skizofrenia. Umpamanya istrinya sedang berbuat serong sebab ia melihat seekor cicak berjalan dan berhenti dua kali, atau seorang penderita berkata “dunia akan kiamat sebab ia melihgat seekor anjing mengangkat kaki terhadap sebatang pohin untuk kencing. Waham Waham sekund sekunder er biasan biasanya ya logis logis kedengar kedengaranny annyaa dapat dapat diikut diikutii dan merupak merupakan an cara cara bagi bagi penderita penderita untuk menerangkan gejala-gejala gejala-gejala skizofrenia skizofrenia lain. Waham dinamakan menurut menurut isinya :waham kebesaran atau ekspansif, waham nihilistik, waham kejaran, waham sindiran, waham dosa, dan sebagainya. 2. Halusinasi Pada skizofrenia, halusinasi timbul tanpa penurunan kesadaran dan hal ini merupakan gejala yang hampir tidak dijumpai dalam keadaan lain. Paling sering pada keadaan sskizofrenia ialah halusinasi (oditif atau akustik) dalam bentuk suara manusia, bunyi barang-barang atau siulan. Kadang-kadang terdapat halusinasi penciuman (olfaktorik), halusinasi citrarasa (gustatorik) atau halusinasi singgungan (taktil). Umpamanya penderita mencium kembang kemanapun ia pergi, atau ada orang yang menyinarinya dengan alat rahasia atau ia merqasa ada racun
dalammakanann dalammakanannya ya Halusinasi Halusinasi penglihatan penglihatan agak jarang pada skizofrenia skizofrenia lebih sering sering pada psikosa akut yang berhubungan dengan sindroma otak organik bila terdapat maka biasanya pada stadium permulaan misalnya penderita melihat cahaya yang berwarna atau muka orang yang menakutkan. Diatas telah dibicarakan gejala-gejala. Sekali lagi, kesadaran dan intelegensi tidak menurun pada pada skizof skizofren renia. ia. Pender Penderit itaa sering sering dapat dapat mencer mencerita itakan kan dengan dengan jelas jelas pengala pengalaman mannya nya dan perasaannya perasaannya.. Kadang-kadang Kadang-kadang didapati didapati depersonalis depersonalisasi asi atau “double “double personalit personality”, y”, misalnya misalnya penderita mengidentifikasikan dirinya dengan sebuah meja dan menganggap dirinya sudah tidak tidak adalag adalagi. i. Atau Atau pada pada double double person personali ality ty seakan seakan-aka -akan n terdap terdapat at kekuata kekuatan n lain lain yang yang bertin bertindak dak sendir sendirii didala didalamny mnyaa atau atau yang yang menguas menguasai ai dan menyur menyuruh uh pender penderita ita melakuk melakukan an sesuatu. Pada skizofrenia skizofrenia sering dilihat otisme : penderita penderita kehilangan hubungan dengan dunia luar ia seaka seakann-ak akan an hidup hidup denga dengan n dunia duniany nyaa sendi sendiri ri tida tidak k meng menghi hira rauka ukan n apa apa yang yang terj terjad adii di sekitarnya. Depersonalisasi, double personality dan otisme digolongkan sebagai gejala primer. Tetapi juga juga ada yang yang mengat mengatakan akan bahwa bahwa otisme otisme terjad terjadii karena karena sangat sangat tergang tergangguny gunyaa afek afek dan kemauan.
Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menilai simptom dan gejala klinis skizofrenia adalah: (1). Tidak ada symptom atau gejala klinis yang patognomonik untu skizofrenia. Artinya tidak ada simptom yang khas atau hanya terdapat pada skizofrenia. Tiap simptom skizofrenia mungkin ditemukan pada gangguan psikiatrik atau gangguan syaraf lainnya. Karena itu diagnos diagnosis is skizof skizofren renia ia tidak tidak dapat dapat ditega ditegakkan kkan dari dari pemeri pemeriksa ksaan an status status mental mental saat saat ini. ini. Riwaya Riwayatt penyak penyakit it pasien pasien merupak merupakan an hal yang yang esensi esensial al untuk untuk menega menegakkan kkan diagnos diagnosis is skizofrenia. (2). Simptom dan gejala klinis pasien skizofrenia dapat berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu pasien skizofrenia dapat berubah diagnosis subtipenya dari perawatan sebelumnya (yang lalu). Bahkan dalam satu kali perawatanpun diagnosis subtipe mungkin berubah. (3). (3). Harus Harus diperh diperhati atikan kan taraf taraf pendidi pendidikan kan,, kemamp kemampuan uan intele intelektu ktual al dan latar latar belaka belakang ng sosial sosial buday budayaa pasien pasien.. Sebab Sebab perila perilaku ku atau atau pola pola pikir pikir masyar masyaraka akatt dari dari sosial sosial budaya budaya terten tertentu tu
mungkin dipandang sebagai suatu hal yang aneh bagi budaya lain. Contohnya memakai koteka di Papua merupakan hal yang biasa namun akan dipandang aneh jika dilakukan di Jakart Jakarta. a. Selain Selain itu hal yang yang tampakn tampaknya ya merupa merupakan kan gangguan gangguan realit realitas as mungki mungkin n akibat akibat keterbatasan intelektual dan pendidikan pasien.
KLASIFIKASI Gejala klinis skizofrenia secara umum dan menyeluruh telah diuraikan di muka, dalam PPDGJ III skizofrenia dibagi lagi dalam 9 tipe atau kelompok yang mempunyai spesifikasi masing-masing, yang kriterianya di dominasi dengan hal-hal sebagai berikut : 1. Skizofrenia Paranoid · Memenuhi kriteria diagnostik skizofrenia · Sebagai tambahan : Halusinasi dan atau waham harus menonjol : (a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung, atau bunyi tawa. (b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol. (c) Waham Waham dapat dapat berupa berupa hampir hampir setiap setiap jenis, jenis, tetapi tetapi waham waham dikend dikendali alikan kan (delus (delusion ion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau “Passivity” (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas. · Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata / menonjol. Pasien Pasien skizof skizofren renik ik paranoi paranoid d biasan biasanya ya berumu berumurr lebih lebih tua daripa daripada da pasien pasien skizof skizofren renik ik terdisorganisasi atau katatonik jika mereka mengalami episode pertama penyakitnya. Pasien yang sehat sampai akhir usia 20 atau 30 tahunan tahunan biasanya mencapai kehidupan kehidupan social social yang dapat membantu mereka melewati melewati penyakitnya. penyakitnya. Juga, kekuatan ego paranoid paranoid cenderung cenderung lebi lebih h besa besarr dari dari pasie pasien n katat katatoni onik k dan terd terdis isor orga gani nisa sasi si.. Pasi Pasien en skiz skizof ofre reni nik k para parano noid id menunj menunjukka ukkan n regres regresii yang yang lambat lambat dari dari kemamp kemampuanm uanment entaln alnya, ya, respon respon emosio emosional nal,, dan perilakunya dibandingkan tipe lain pasien skizofrenik. Pasien skizofrenik paranoid tipikal adalah tegang, pencuriga, berhati-hati, dan tak ramah. Mereka juga dapat bersifat bermusuhan atau agresif. Pasien skizofrenik paranoid kadang-
kadang dapat menempatkan diri mereka secara adekuat didalam situasi social. Kecerdasan mereka tidak terpengaruhi oleh kecenderungan psikosis mereka dan tetap intak. 2. Skizofrenia Hebefrenik · Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia · Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun). · Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis. · Untuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan : - Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta mannerisme; ada kecende kecenderun rungan gan untuk untuk selalu selalu menyen menyendir dirii (solit (solitary ary), ), dan perila perilaku ku menunj menunjukka ukkan n hampa hampa tujuan dan hampa perasaan; - Afek Afek pasien pasien dangkal dangkal (shal (shallow low)) dan tidak tidak wajar wajar (inappr (inappropr opriat iate), e), sering sering disert disertai ai oleh oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendirir (self-absorbed smiling), smiling), atau oleh sikap, tinggi tinggi hati (lofty manner), tertawa tertawa menyeringai menyeringai (grimaces), (grimaces), manner mannerism isme, e, mengib mengibuli uli secara secara bersen bersenda da gurau gurau (prank (pranks), s), keluhan keluhan hipokon hipokondri drial, al, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases); - Proses Proses pikir pikir mengal mengalami ami disorg disorgani anisas sasii dan pembic pembicaraa araan n tak menent menentu u (rambl (rambling ing)) serta serta inkoheren. · Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halu Halusi sina nasi si dan waha waham m mung mungki kin n ada ada teta tetapi pi bias biasan anya ya tida tidak k meno menonj njol ol (fle (fleet etin ing g and and fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan (det (deter ermi mina nati tion on))
hila hilang ng
sert sertaa
sasa sasara ran n
diti diting ngga galk lkan an,,
sehi sehing ngga ga
peri perila laku ku
pend pender erit itaa
memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose). purpose). Adanya suatu preokupasi preokupasi yang dangkal dan bersifat bersifat dibuat-buat terhadap terhadap agama, filsaf filsafat at dan tema tema abstra abstrak k lainny lainnya, a, makin makin memper mempersuka sukarr orang orang memaha memahami mi jalan jalan pikira pikiran n pasien. 3. Skizofrenia Katatonik · Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.
· Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya : (a) stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara): (b) (b) Gadu Gaduh h gelis gelisah ah (tam (tampa pak k jela jelass akti aktivi vita tass moto motori rik k yang yang tak tak bert bertuj ujua uan, n, yang yang tida tidak k dipengaruhi oleh stimuli eksternal) (c) Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh); (d) Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakkan kearah yang berlawanan); (e) Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakkan dirinya); (f) Fleksibilitas cerea / ”waxy flexibility” (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar); dan (g) Gejala-geja Gejala-gejala la lain seperti “command “command automatism automatism”” (kepatuhan (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat. · Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya gejala-gejala lain. · Penting untuk diperhatikan bahwa gejala-gejala katatonik bukan petunjuk diagnostik untuk skizofrenia. skizofrenia. Gejala katatonik dapat dicetuskan dicetuskan oleh penyakit penyakit otak, gangguan metabolik, metabolik, atau alkohol dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif. Selama stupor atau kegembiraan katatonik, pasien skizofrenik memerlukan pengawasan yang ketat untuk menghindari pasien melukai dirinya sendiri atau orang lain. Perawatan medis mungkin ddiperlukan karena adanya malnutrisi, kelelahan, hiperpireksia, atau cedera yang disebabkan oleh dirinya sendiri. 4. Skizofrenia tak terinci (Undifferentiated) Seringkali. Pasien yang jelas skizofrenik tidak dapat dengan mudah dimasukkan kedalam salah satu tipe. PPDGJ mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai tipe tidak terinci. Kriteria diagnostic menurut PPDGJ III yaitu: · Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia · Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik.
· Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia. 5. Depresi Pasca-Skizofrenia · Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau : (a) (a) Pasi Pasien en tela telah h mend mender erit itaa skiz skizof ofre reni niaa (yan (yang g meme memenuh nuhii krit kriter eria ia diagn diagnos osis is umum umum skizzofrenia) selama 12 bulan terakhir ini; (b) Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya); dan (c) Gejala-gejala depresif menonjol dan menganggu, memenuhi paling sedikit kriteria untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu. · Apabil Apabilaa pasien pasien tidak tidak lagi lagi menunj menunjukk ukkan an gejala gejala skizof skizofren renia ia diagno diagnosis sis menjad menjadii episod episodee depresif. Bila gejala skizofrenia diagnosis masih jelas dan menonjol, diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai. 6. Skizofrenia Residual · Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua : (a) Gejala Gejala “negative” “negative” dari skizofrenia skizofrenia yang menonjol menonjol misalnya misalnya perlambatan perlambatan psikomotor psikomotorik, ik, aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk; (b) Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofenia; (c) Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom “negative” dari skizofrenia; (d) Tidak terdapat dementia atau penyakit / gangguan otak organik lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut. Tipe residual ditandai oleh bukti-bukti yang terus menerus adanya gangguan skizofrenik, tanpa adanya kumpulan lengkap gejala aktif atau gejala yang cukup untuk memenuhi tipe lain skizofrenia. Penumpulan emosional, penarikan social, perilaku eksentrik, pikiran yang tidak logis, dan pengenduran asosiasi ringan adalah sering ditemukan pada tipe residual. Jika
waham atau halusinasi ditemukan maka hal tersebut tidak menonjol dan tidak disertai afek yang kuat. 7. Skizofrenia Simpleks · Diagnosis Diagnosis skizofrenia skizofrenia simpleks simpleks sulit dibuat secara meyakinkan meyakinkan karena tergantung tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif dari : - gejala “negative” yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik, dan - disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial. · Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan subtipe skizofrenia lainnya. Skizofrenia simpleks sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama pada jenis simpleks adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berpikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali terdapat. Jenis ini timbul timbulnya nya perlah perlahanan-lah lahan an sekali sekali.. Pada Pada permul permulaan aan mungki mungkin n pender penderita ita mulai mulai kurang kurang memperhatikan keluarganya atau mulai menarik diri dari pergaulan. Makin lama ia makin mundur dalam pekerjaan atau pelajaran dan akhirnya menjadi pengangguran, dan bila tidak ada orang yang menolongnya ia mungkin akan menjadi pengemis, pelacur, atau penjahat. 8. Skizofrenia lainnya 9. Skizofrenia YTT Selain beberapa subtipe di atas, terdapat penggolongan skizofrenia skizofrenia lainnya antara lain : · Bouffe delirante (psikosis delusional akut). Konsep diagnostik Perancis dibedakan dari skizofrenia terutama atas dasar lama gejala yang kurang dari tiga bulan. Diagnosis adalah mirip dengan diagnosis gangguan skizofreniform didala didalam m DSM-IV DSM-IV.. Klinis Klinisii Peranc Perancis is melapor melaporkan kan bahwa bahwa kira-ki kira-kira ra empat empat puluh puluh persen persen diagnosis delirante berkembang dalam penyakitnya dan akhirnya diklasifikasikan sebagai media skizofrenia. · Skizofrenia laten. Konsep skizofrenia laten dikembangkan selama suatu waktu saat terdapat konseptualisasi diagn diagnos osti ticc skiz skizof ofre reni niaa yang yang luas luas.. Sekar Sekarang ang,, pasi pasien en haru haruss sanga sangatt saki sakitt ment mental al untu untuk k mendapatkan diagnosis skizofrenia; tetapi pada konseptualisasi diagnostik skizofrenia yang
luas, luas, pasien pasien yang yang sekara sekarang ng ini tidak tidak terlih terlihat at sakit sakit berat berat dapat dapat mendapa mendapatka tkan n diagno diagnosis sis skizof skizofren renia. ia. Sebaga Sebagaii contohn contohnya, ya, skizof skizofren renia ia laten laten sering sering merupak merupakan an diagnos diagnosis is yang yang digunakan gangguan kepribadian schizoid dan skizotipal. Pasien tersebut mungkin kadangkadang kadang menunj menunjukka ukkan n perila perilaku ku aneh aneh atau atau ganggua gangguan n pikira pikiran n tetapi tetapi tidak tidak terus terus meneru meneruss memanifestasikan gejala psikotik. Sindroma juga dinamakan skizofrenia ambang (borderline schizophrenia) di masa lalu. · Oneiroid. Keadaan oneiroid adalah suatu keadaan mirip mimpi dimana pasien mungkin pasien sangat kebi kebing ngun ungan gan dan dan tida tidak k sepe sepenu nuhny hnyaa tero terori rient entas asii terh terhad adap ap wakt waktu u dan dan temp tempat at.. Isti Istila lah h “skizofre “skizofrenik nik oneiroid” oneiroid” telah digunakan digunakan bagipasien bagipasien skizofreni skizofrenik k yang khususnya khususnya terlibat terlibat didalam pengalaman halusinasinya untuk mengeluarkan keterlibatan didalam dunia nyata. Jika terdapat keadaan oneiroid, klinisi harus berhati-hati dalam memeriksa pasien untuk adanya suatu penyebab medis atau neurologist dari gejala tersebut. · Parafrenia. Istila Istilah h ini sering seringkal kalii diguna digunakan kan sebaga sebagaii sinoni sinonim m untuk untuk “skiz “skizofr ofreni eniaa parano paranoid” id”.. Dalam Dalam pemakaian lain istilah digunakan untuk perjalanan penyakit yang memburuk secara progresif atau adanya system waham yang tersusun baik. Arti ganda dari istilah ini menyebabkannya tidak sangat berguna dalam mengkomunikasikan informasi. · Pseudoneurotik. Kadang-kadang, pasien yang awalnya menunjukkan gejala tertentu seperti kecemasan, fobia, obsesi, dan kompulsi selanjutnya menunjukkan gejala gangguan pikiran dan psikosis. Pasien tersebut tersebut ditandai ditandai oleh gejala gejala panansietas panansietas,, panfobia, panfobia, panambivalen panambivalensi si dan kadang-kadang kadang-kadang seksualita seksualitass yang kacau. Tidak seperti pasien yang menderita menderita gangguan kecemasan, kecemasan, mereka mereka menga mengala lami mi kece kecema masa san n yang yang meng mengal alir ir bebas bebas (fre (freee-fl floa oati ting ng)) dan dan yang yang seri sering ng suli sulitt menghilang. Didalam penjelasan klinis pasien, mereka jarang menjadi psikotik secara jelas dan parah. · Skizofrenia Tipe I. Skizofreni Skizofreniaa dengan sebagian besar simptom simptom yang muncul adalah simptom positif yaitu asosiasi longgar, halusinasi, perilaku aneh, dan bertambah banyaknya pembicaraan. Disertai denga dengan n stru strukt ktur ur otak otak yang yang norm normal al pada pada CT dan dan resp respon on yang yang rela relati tiff baik baik terh terhada adap p pengobatan.
· Skizofrenia tipe II. Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang muncul adalah simptom negative yaitu pen pendat datar aran an atau atau penum penumpul pulan an afek afek,, kemi kemisk skin inan an pemb pembic icar araa aan n atau atau isi isi pemb pembic icar araan aan,, pengha penghamba mbatan tan (blocki (blocking) ng),, dandana dandanan n yang yang buruk, buruk, tidak tidak adanya adanya motiva motivasi, si, anhedoni anhedonia, a, penar penarika ikan n sosial sosial,, defek defek kogniti kognitif, f, dan defisi defisitt perhat perhatian ian.. Disert Disertai ai dengan dengan kelain kelainan an otak otak struktural pada pemeriksaan CT dan respon buruk terhadap pengobatan.
PEDOMAN DIAGNOSIS BERDASARKAN PPDGJ III Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia edisi ketiga (PPDGJ III) membagi gejala skizofrenia dalam kelompok-kelompok penting, dan yang sering terdapat secara bersama-sama untuk diagnosis. Adapun pedoman diagnosis tersebut yaitu: •
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas): a. - “thought “thought echo” = isi pikiran pikiran dirinya dirinya sendiri sendiri yang berulang berulang atau atau bergema dalam dalam kepalanya kepalanya (tidak (tidak keras), keras), dan isi pikiran pikiran ulangan, ulangan, walaupun walaupun isinya isinya sama, namun kualitasnya kualitasnya berbeda; atau - “tho “thoug ught ht inse insert rtio ion n or with withdr drawa awal” l” = isi isi piki pikira ran n yang yang asin asing g dari dari luar masuk masuk keda kedala lam m pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar diriny; dan - “thoug “thought ht broadcas broadcasti ting” ng” = isi pikira pikiranny nnyaa tersia tersiarr keluar sehing sehingga ga orang lain lain atau atau umum mengetahuinya. b. - “delus “delusion ion of contro control” l” = waham waham tent tentang ang diriny dirinyaa dike dikenda ndalik likan an oleh oleh suat suatu u
kekuat kekuatan an
tertentu dari luar; atau -
“delusi delusion on of influe influence nce”” = waham waham tentan tentang g diriny dirinyaa dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh suatu suatu kekuat kekuatan an
tertentu dari luar; atau - “delusion “delusion of passivity passivity”” = waham tentang tentang dirin dirinya ya tidak tidak berdaya berdaya dan pasrah pasrah terhadap terhadap suatu suatu kekuatan dari luar; (tentang “dirinya” = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh atau anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginraan khusus); - “delus “delusion ional al percepti perception” on” = pengala pengalaman man indrawi indrawi yang yang tak wajar, wajar, yang bermak bermakna na sangat sangat khas bagi dirinya biasanya bersifat mistik atau mikjizat; c. Halusi Halusinas nasii audit auditori orik k
- Suara halusin halusinasi asi yang yang berkomentar berkomentar secara secara terus terus menerus menerus terhadap terhadap prilku prilku pasien, pasien, atau - Mendisk Mendiskusi usikan kan perihal perihal pasien pasien diantara diantara mereka mereka sendiri sendiri (di antara antara berbagai berbagai suara suara yang yang berbicara), atau - Jenis suara halusinasi halusinasi lain lain yang yang berasal berasal dari dari salah salah satu satu bagian bagian tubuh tubuh d. WahamWaham-wah waham am meneta menetap p jenis jenis lainny lainnya, a, yang yang menuru menurutt budaya budaya setemp setempat at diangga dianggap p tidak tidak wajar dan sesuatu yang mustahil misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dari dunia lain. •
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas: a. Halusinasi yang menetap dari panca-indra aoa saja, apabila disertai disertai baik oleh waham yang mengam mengamban bang g maupun maupun yang yang setenga setengah h berben berbentuk tuk tanpa tanpa kandung kandungan an afekti afektiff ayng ayng jelas, jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus-menerus; b.Arus pikira pikiran n yang yang terput terputus us (break) (break) atau atau yang yang mengal mengalami ami sisip sisipan an (inter (interpol polati ation) on),, yang yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme; c. Perila Perilaku ku katato katatonik nik,, sepert sepertii keadaan keadaan gaduh-g gaduh-geli elisah sah (excit (excitemen ement) t),, posisi posisi daya daya terten tertentu tu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor. d.Gejala-gejala “negatif”, seperti sangat apatis, bicara yang jarang, dan respon emosional yang yang menump menumpul ul atau atau tidak tidak wajar, wajar, biasan biasanya ya yang yang mengak mengakiba ibatka tkan n penari penarikan kan diri diri dari dari pergaulan sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
•
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fese nonpsikotik prodromal;
•
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku peribadi (personal behavour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
TERAPI PENYAKIT SKIZOFRENIA Obat neuroleptika selalu diberikan, kecuali obat-obat ini terkontraindikasi, karena 75% penderita penderita skizofrenia skizofrenia memperoleh memperoleh perbaikan perbaikan dengan obat-obat obat-obat neuroleptika neuroleptika.. Kontra Kontra indikasi indikasi
melipu meliputi ti neurol neurolept eptika ika yang yang sangat sangat antiko antikolin linerg ergik ik sepert sepertii klorpr klorproma omazin zin,, molind molindone one,, dan thioridazin thioridazinee pada penderita penderita dengan hipertrofi hipertrofi prostate prostate atau glaucoma sudut tertutup. tertutup. Antara Antara sepertiga hingga separuh penderita skizofrenia dapat membaik dengan lithium. Namun kren lithi lithium um belum belum terbuk terbukti ti lebih lebih baik baik dari dari neurole neurolepti ptika, ka, penggun penggunan an disara disarankan nkan sebata sebatass obat obat penopang. Meskipun terapi elektrokonvulsif (ECT) lebih rendah dibanding dengan neuroleptika bila bila dipakai dipakai sendir sendirian ian,, penamb penambahan ahan terapi terapi ini pada regim regimen en neurol neurolept eptika ika mengunt menguntungk ungkan an beberapa penderita skizofrenia. Hal yang yang pentin penting g dilakuk dilakukan an adalah adalah interv intervens ensii psikos psikososi osial. al. Hal ini dilaku dilakukan kan dengan dengan menurunkan stressor lingkungan atau mempertinggi kemampuan penderita untuk mengatasinya, dan adanya dukungan social.
MITOS MENGENAI SKIZOFRENIA Penyak Penyakit it jiwa, jiwa, sampai sampai saat saat ini masih masih diangga dianggap p sebaga sebagaii penyaki penyakitt yang yang memalu memalukan, kan, menjadi aib bagi si penderita dan keluarganya. Masyarakat kita menyebut penyakit jiwa pada tingkat yang paling kronis, seperti hilang ingatan, dengan sebutan yang sebenarnya sangat kasar seperti: sinting, otak miring atau gila (istilah yang menurut seorang psikolog sudah tidak dipakai lagi dalam dunia psikologi) serta sebutan-sebutan kasar lainnya. Yang lebih menyedihkan, orang yang yang sakit sakit jiwa, jiwa, yang yang sering sering kita kita temui temui di kerama keramaian ian atau atau dijala dijalanan nan,, oleh oleh masyar masyaraka akatt kita kita dianggap sebagai, meminjam istilah Irwanto, Phd, “sampah sosial” yang kotor dan hina. Lihat saja saja kenyat kenyataan aan,, orangorang-ora orang— ng—mun mungki gkin n termas termasuk uk kita kita sendir sendirii jika jika meliha melihatt atau atau berpapa berpapasan san dengan orang yang sakit jiwa, dengan sepontan akan menertawakan, mencemooh, memaki-maki bahkan melemparinya. Menganggap orang yang sakit jiwa sebagai mahluk kotor, rendah dan hina, bahkan mungkin dianggap lebih hina dari hewan. Mengapa masyarakat kita menganggap dan memperlakukan orang-orang yang sakit jiwa seperti itu? Bukankah mereka juga manusia, makhluk ciptaan Tuhan yang sebelumnya sama mulianya seperti manusia lainnya? Lalu karena suatu hal, suatu musibah, mereka kehilangan kewarasannya, kehilangan akal sehatnya. Setelah itu, pantaskah kita menganggapnya sebagai makhl makhluk uk hina hina dan dan tak tak berh berhar arga? ga? Pant Pantas aska kah h kelu keluar argan ganya ya,, oran orang-o g-ora rang ng terd terdek ekat atny nyaa dan dan lingkungannya, menganggapnya sebagai aib? Apa yang diungkapkan di atas adalah persepsi umum masyarakat yang sebenarnya keliru terhadap penderita kelainan mental dalam kadar yang paling kronis yaitu hilang ingatan. Persepsi
masyarakat terhadap penderita kelainan jiwa dalam pengertian yang lebih luas pun mengarah pada persepsi yang keliru ini. Penyakit mental dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras, agama, maupun status sosial-ekonomi. Penyakit mental bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi. Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai penyakit mental, ada yang percaya bahwa penyakit mental disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan penderita penderita dan keluarganya karena si sakit tidak mendapat pengobatan secara cepat dan tepat.