BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelajaran matematika umumnya tidak di sukai anak . Ketidak sukaan ini disebabkan oleh dua hal.Pertama oleh anak itu sendiri seperti kurang memiliki penge pengetau taun n prasar prasarat, at, kurang kurang megeta megetaui ui manfat manfat pelajar pelajaran an matemat matematika ika,, dan kurangnya motivasi. Yang kedua factor dari guru , yang banyak terjadi adalah dalam pelaksanaan KBM model pembelajaran selalu monoton. Pengetauan Pengetauan prasarat prasarat untuk untuk melanjukan melanjukan belajar belajar materi selanjutny selanjutnyapenti apenting ng sekali. sekali. Misalnya Misalnya dalam belajar operasi operasi hitung hitung pecahan pecahan bentuk bentuk aljabar.Pada aljabar.Pada pokok pokok bahasanini bahasanini siswa harus memiliki pengetahuan pengetahuan prasarat prasarat seperti seperti harus suda sudah h
meng mengua uasa saii
deng dengan an
baik baik
peng pengop oper eras asia ianb nbil ilan anga gan n
peca pecaha han n
baik baik
penjumlahan, pengurangan, pengurangan, perkalian, atau pembagian. pembagian. Selanjutnya siswa juga harus meguasai pula materi bentuk aljabar itu sendiri pemahaman mengenai bentuk aljabar anak lebih banyak mengalami kesulitan , mungkin di sebabkan pada pada materi materi ini siswa siswa dihada dihadapka pkan n pada pada bilang bilangan an – bilang bilangany anyang ang muncul muncul bersamaan dengan huruf-huruf (variabel).Sebagaimana halnya dengan terjadi pada siswa kelas VIII B di MTS Negeri Geneng , Sehinga sangat di perlukan model pembelajaran yang cocok pada materi ini dalam pembelajaran ini Dari Dari latar latar belaka belakang ng masalah masalah terseb tersebut, ut, maka maka penuli penuliss mengam mengambil bil judul judul “ Penerap Penerapan an Metode Metode Discove Discovery ry Untuk Untuk Meningka Meningkatka tkan n Kemampuan Kemampuan Operasi Operasi
Hitung Pecahan Bentuk Aljabar Pada Siswa Kelas VIII B di MTsN GENENG Tahun Pelajaran 2007/2008 ”
B. Rumusan Rumusan Masala Masalah h
Berdas Berdasark arkan an latar latar belaka belakang ng diatas diatas maka maka dirumu dirumuska skan n suatu suatu maslaa maslaah h sebagai berikut: 1. Bagaimana Bagaimana peningkatan peningkatan kemampuan kemampuan siswa terhadap terhadap operasi hitung hitung pecahan bentuk aljabar. 2. Baga Bagaim iman anak akah ah peng pengar aruh uh meto metode de disc discov over ery y terha terhada dap p moti motiva vasi si bela belaja jar r operasi hitung pecahan bentuk aljabar . C. Tuju Tujuan an Penelitian Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui Mengetahui peningkata peningkatan n kemampuan siswa siswa dalam operasi hitung hitung pecahan bentuk aljabar 2. Menget Mengetahu ahuii pengar pengaruh uh motiva motivasi si belajar belajar terhada terhadap p kemamp kemampuan uan siswa siswa dalam dalam operasi hitung pecahan bentuk aljabar setelah diterapkan metode discovery D. Manfaat Manfaat Penelitian Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat: 1. Member Memberika ikan n inform informasi asi tentan tentang g model model pembel pembelajar ajaran an yang yang sesuai sesuai dengan dengan materi operasi hitung pecahan bentuk aljabar . 2. Meningkatk Meningkatkan an motivasi motivasi belajar belajar siswa siswa pada pelajaran pelajaran Matematika Matematika E. Asum Asumsi si
Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa : 1. Siswa mengikuti mengikuti pelajaran pelajaran dengan sungguh-s sungguh-sungg ungguh uh dari awal sampai akhir pelajaran. 2. Siswa menerima menerima semua penjelasan penjelasan yang disampaik disampaikan an guru dengan baik baik 3. Dalam mengerjak mengerjakan an soal tes tanpa tanpa dipengaruh dipengaruhii orang lain
F. Batasan Batasan Masalah Masalah
Karena keterbatasan keterbatasan waktu, waktu, maka diperlukan diperlukan pembatasan pembatasan masalah yang meliputi 1. Penelitian Penelitian ini hanya hanya dikenakan dikenakan pada siswa kelas kelas VIII B di MTsN Geneng Geneng 2. Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilaksanakan pada bulan bulan Agustus semester semester ganjil tahun ajaran ajaran 2007/2008 3. Materi Materi yang yang disamp disampaik aikan an adalah adalah pokok pokok bahasa bahasan n Pecaha Pecahan n dalam dalam bentuk bentuk aljabar
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Operasi Aljabar
Operasi pada bentuk aljabar meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian , dan pembagian , perpangkatan beserta sifat-sifatnya. 1. Aturan Perkalian Tanda
1.
Hasil kali bilangan positif dengan bilangan positif adalah bilangan positif .
2.
Hasil kali bilangan positif dengan bilangan negative adalah bilangan negative.
3.
Hasil kali bilangan negative dengan bilangan negative adalah bilangan negative.
4.
Hasil kali bilangan negative dengan bilangan negative adalah bilangan positif ..
2. Sifat sifat Operasi Aljabar
1.
Sifat komutatif : a + b = b + a
2.
Sifat asosiatif : ( a + b) + c = a + (b+c)
3.
Sifat Distributif : a(b+c) = (ab)+(ac)
3. Suku Banyak atau Polinom
Merupakan gabungan dari koefisian dan fariabel yang di tulis dalam bentu aljabar (i)
Bentuk : ax (dengan α ≠ 0 )
Bentuk ini dinamakan suku satu atau suku tunggal berderajat
satu dengan variable x dan koefisien α. (ii)
Bentuk: ax + b (dengan α ≠ 0)
Bentuk ini dinamakan suku dua atau binom berderajat satu dengan satu variabel . Dua buah suku yang berbeda masing – masing adalah αx dan b. (iii) Bentuk: αx 2 + bx + c (dengan α ≠ 0)
Bentuk ini dinamakan suku banyak (polinom) berderajat dengan satu variable. Bentuk ini secara khusus di sebut suku tiga atau trinom berderajat dua dengan satu variable. Tiga buah suku yang berbeda, yaitu;αx2, bx, dan konstanta c. (iv) Bentuk ax 2 y + bxy2 + c.
Bentuk ini dinamakan suku banyak atau trinomberderajat dua dengan dua variable. Namun khusus bentuk ini adalah suku tiga atau
trinom berderajat dua dengan dua variable . Tiga buah suku banyak yang berbeda masing- masing adalah αx2 y, by2 , dan c. 4.
Suku-suku Sejenis
Suku – suku sejenis adalah suku – suku yang mempunyai fakyor hurus(variable) yang sama pangkat pad setiap variable yang bersesuaian juga sama. Dalam operasi aljabar, bentuk suku – suku sejenis dapat di jumlahkan, dikurangkan, dikalikan, dan dibagi.
B. Prestasi Belajar
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan megadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar Matematika terhadap meteri operasi hitung pecahan bentuk aljabar dipreoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dalam proses belajar mengajar Metematika.
D. Metode Discovery
Metode pembelajaran penemuan (discovery)
adalah suatu metode
pembelajaran yang memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat secara aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan memberikan informasi singkat (Siadari, 2001: 7). Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan (discovery) akan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih baik dan meningkatkan siswa dan kemampuan berfikir secara bebas. Secara umum belajar penemuan (discovery) ini melatih keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Selain itu, belajar penemuan membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja sampai menemukan jawaban (Syafi’udin, 2002: 19). Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi dalam pembelajaran model penemuan (discovery) tersebut maka hasil-hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Dengan motivasi yang tinggi maka
intensitas usaha belajar siswa akan tingi pula. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intesitas usaha belajar siswa. Hasil ini akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) Karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian dskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu
teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan (dalam titik sugiarti, 1997:8) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simulatif terinteratif dan (4) penelitian tindakana social eksperimental. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif dengan guru mata diklat dan di dalam proses belajar mengajar dikelas yang bertinak sebagai pengajar adalah guru mata diklat sedangkan peneiti bertindak sebagai pengamat, penanggung jawab penuh
penelitian tindakan
adalah
pengamat (peneliti). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana peneliti secara penuh terlibat dala penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam penelitian ini
peneliti bekerja sama
dengan guru mata diklat,
kehadiran peneliti sebagai guru di tengah-tengah proses belajar mengajar sebagai pengamat diberitahukan kepada siswa. Dengan cara ini diharapkan adanya kerja sama dari seluruh siswa dan bisa mendapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan. A. Tempat, waktu dan Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di MTsN GENENG
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus semester ganjil tahun pelajaran 2007/2008 3. Subyek penelitian Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas VIII B di MTsN GENENG tahun pelajaran 2007/2008
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut tim Pelatih Proyek PGSM, PK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2003:3) Sedangkan menurut Mukhlis (2003:5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yan dilakukan. Adapun
tujuan
utama
dari
PTK
adalah
u8ntuk
memperbaiki/
meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannnya adalah menumbuhkan budaya meneliti dikalangan gurj (Mukhlis, 2003:5). PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Siklus spiral dari tahap-tahap PTK dapat dilihat pada gambar berikut:
1. Rangangan/rencana
awal,
sebelum
mengadakan
penelitian
peneliti
menyusun rumusan maslaah, tujuan dan membuat rencana tindkan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran 2. Kegiatan dan pengamatan, melipouti tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari ditetapkannya metode demonstrasai. 3. Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat 4. Rancangan/rencana yagn direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rangangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya Observasi terbagi dalam dua putaran, dimana pada masing-masing putaran dikenal perilaku yang sama ( alur kegiatan yang sama dan membahas satu sub pokok bahasan yang diahiri dengan tes praktek di akhir masing-masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki system pengajaran yang dilaksanakan.
C. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Silabus Yaitu seperangkat
rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar. 2. Rencana Pembelajaran (RP) Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masingmasig RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajran khusus dan kegiatanb belajar mengajar.
3. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar a. Lembar observasi pengelolahan metode discovery, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. 4. Tes praktek Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman materi yang diajarkan. Tes praktek ini diberika setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 20 soal yang telah diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data.
D. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode discovery , observasi aktivitas siswa dan guru angket motivasi siswa dan tes praktek.
E. Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui efektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakananalisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa
deskriptif
kualitatif ,
yaitu
suatu
metode
penelitian
yang
bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai sisw juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajran
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa tes praktek pada setiap akhir putaran, Analisa ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu: 1. Untuk menilai tes praktek Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperlukan rata-rata tes praktek dapat dirumuskan X
=
∑ X ∑ N
Dengan
X
= Nilai rata-rata
∑ X = Jumlah semua nilai siswa ∑ N = Jumlah siswa 2. Untuk ketuntasan belajar Ada dua
kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994) yaitu siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: P =
∑ Siswayangt untasbelaj ar x100 % ∑ siswa
3. Untuk lembar observasi a. Lembar observasi pengolahan metode discovery dan eksperimen untuk menghitung lembar observasi pengolahan metode discovery dan eksperimen digunakan rumus sebagai berikut:
X =
P 1 + _ P 2
2
Dimana : P1
= pengamatan 1 dan P2 = pengamat 2
b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut: %=
X =
X
∑ X
x100 %
dengan
jumlahhasi lpengama
Dimana:
jumlahpeng amat
% X
tan
=
P 1 + P 2 2
= persentase angket =
Rata-rata
X = Jumlah Rata-rata ∑
P1
= Pengamat 1
P2
= Pengamat 2
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis data Penelitian Persklus
1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolahan pembelajaran metode discovery dan lembar observasi aktivitas siswa. b. Tahap kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2007 di kelas VIII B dengan jumlah siswa 37 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan
(observasi)
dilaksanakan
bersamaan
dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah peneliti dibantu oleh seorang guru. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui keberhasln siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran pada siklus I No
Aspek yang diamati
I
Pengamatan KBM
Penilaian
Rata-
P1
P2
rata
2
2
2
A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2
3
2,5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
3
3
3
2. Memberikan evaluasi
3
3
3
2
2
2
1. Siswa Antusias
3
2
2,5
2. Guru Antusias
3
3
3
Jumlah
33
33
33
B. Kegiatan Inti 1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa. 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok 4. Memberikan
kesempatan
pada
siswa
untuk
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar 5. Membimbing
siswa
merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
II
Pengelolaan Waktu
III
Antusiasme Kelas
Keterangan : Nilai a b
: Kriteria : Tidak Baik : Kurang Baik
c
: Cukup Baik
d
: Baik
Berdasarkan tabel diatas aspek-aspek yang mendapatkan criteria kurang
baik
adalah
memotivasi
siswa,
menyampaikan
tujuan
pembelajaran, pengelolaan waktu dan siswa antusias. Keempat aspek
yang mendapat penilaian kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I. dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel berikut
Tabel 4.2 No
Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus I
Aktivitas guru yang diamati
Persentase
1
Menyampaikan tujuan
5,0
2
Memotivasi siswa/merumuskan masalah
8,3
3
Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya
8,3
4
Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi
6,7
5
Menjelaskan materi yang sulit
13,3
6
Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan
21,7
No
konsep 7
Meminta
siswa
menyajikan
dan
mendiskusikan
hasil
10,0
kegiatan 8
Memberikan umpan balik
18,.3
9
Membimbing siswa merangkum pelajaran
8,3
No
Aktivitas siswa yang diamati
1
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
22,5
2
Membaca buku siswa
11,5
3
Bekerja dengan sesame anggota kelompok
18,8
4
Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru
14,4
5
Menyajikan hasil pembelajaran
2,9
6
Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide
5,2
7
Menulis yang relevan dengan KBM
8,9
8
Merangkum pembelajaran
6,9
9
Mengerjakan tes evaluasi
8,9
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada
siklus
I
adalah menjelaskan
materi yang sulit,
membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 21,7 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah memberi umpan balik/evaluasi/Tanya jawab, menjelaskan materi yang sulit dan membimbing
siswa
merangkum
pelajaran
yitu
masing-masing
sebesar18,3 % dan13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa
yang paling
dominant adalah mengerjakan/memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, diskusi antar siswa dengan guru, dan membaca bukup yaitu masing-masing 18,8 % dan 11,5 % Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode discovery sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominant untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa. Hasil berikutnya adalah tes praktik siswa seperti terlihat pada tabel berikut
Tabel 4.3 Hasil Tes Praktik Siswa Pada Siklus I No
Uraian
1
Nilai rata-rata tes formatif
72,
31
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
19
19
48,
725
3 Per Prosentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus I
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode Demonstasi diperoleh nilai rata-rata presentasi belajar siswa adalah 72,31 dan ketuntasan belajar mencapai 48,72 % atau ada 19 siswa dari 39 siswa sudah tuntas belajar. Hasl tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai
≥
70 hanya sebesar 48,72 % lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksud dan digunakan guru dengan menerapkan model pembelajaran metode discovery c. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikt 1. Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu 3. Siswa kurang bisa antusias selama pembelajaran berlangsung
d. Revisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.
1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa an lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan. 3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bias lebih antusias.
2. Siklus II a. Tahap perencanaan Pada tahap in peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran metode discovery dan lembar observasi siswa. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
II
dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2007 di kelas VIII B dengan jumlah siswa 37 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan
revisi
pada
siklus
I,
sehingga
kesalahan
atau
kekuarangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan
(observasi)
dilaksanakan
bersamaan
dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah peneliti dibantu oleh seorang guru Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes
praktek II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II Penilaian P1
P2
Aspek yang diamati
Ratarata
No Pengamatan KBM A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa
3
3
3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3
4
3,5
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
3
4
3,5
2. Memberikan evaluasi
4
4
4
3
3
2
1. Siswa Antusias
4
3
3,5
2. Guru Antusias
4
4
4
Jumlah
41
43
42
B. Kegiatan Inti 1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa. 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan I
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok 4. Memberikan
kesempatan
pada
siswa
untuk
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar 5. Membimbing
siswa
merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep C. Penutup
II
Pengelolaan Waktu
III
Antusiasme Kelas
Keterangan : Nilai a b c d
: Kriteria : Tidak Baik : Kurang Baik : Cukup Baik : Baik
Dari tabel diatas tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode pembelajaran metode discovery mendapatkan penilaian yang cukup baik dari pengamat.
Maksudnya dari seluruh
penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tersebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu
mendapatkan
perhatian
untuk
penyempurnaan
penerapan
pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep dan pengelolaan waktu. Dengan
penyempurnaan aspek-aspek
di atas daam penerapan
metode discovery diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa yang telah mereka lakukan. Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa
Tabel 4.2 No
Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II
Aktivitas guru yang diamati
Persentase
1
Menyampaikan tujuan
6,7
2
Memotivasi siswa/merumuskan masalah
6,7
3
Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya
6,7
No
4
Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi
10,7
5
Menjelaskan materi yang sulit
11,7
6
Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan
25,0
konsep 7
Meminta
siswa
menyajikan
dan
mendiskusikan
hasil
8,2
kegiatan 8
Memberikan umpan balik
16,6
9
Membimbing siswa merangkum pelajaran
6,7
No
Aktivitas siswa yang diamati
Persentase
1
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
17,9
2
Membaca buku siswa
12,1
3
Bekerja dengan sesame anggota kelompok
21,8
4
Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru
13,8
5
Menyajikan hasil pembelajaran
4,6
6
Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide
5,4
7
Menulis yang relevan dengan KBM
7,7
8
Merangkum pembelajaran
6,7
9
Mengerjakan tes evaluasi
10,8
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas guru yuang paling dominant pada siklus II adalah membimbing dan mengamati
siswa
melakukan latihan yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan adalah
memberi
umpan
balik
(16,6%),
menjelaskan/melatih
menggunakan alat (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan hasil
kegiatan (8,2%) dan membimbing siswa memperbaiki kesalahan
(6,7%) Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling diminan pada siklus II adalah praktik menggunakan alat yaitu (21%).
Jika dibandingkan
dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan . aktivitas siswa
yang
mengalami penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar siswa / antara siswa dengan guru (13,8%), mempraktekkan yang relavan dengan KBM (7,7%) dan merangkum
pembelajaran (6,7%).
mengalami
peningkatan
menyajikan
aalah
Adapun aktivitas
memperhatikan
siswa yang
peragaan
(12,1%)
hasil pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan
pertanyaan/ide (5,4%) dan berlatih bersama siswa lain (10,8%) Hasil tes praktik siswa terlihat pada tabel berikut Tabel 4.3 Hasil Tes Praktik Siswa Pada Siklus II No
Uraian
1
Nilai rata-rata tes formatif
79,48
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
34
3 Per sentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus I
87,18
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes praktek sebesar 79m48 dan dari 39 siswa yang telah tuntas sebanyak 34 siswa an 5 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar87,18 % (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran metode discovery sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dala memahami materi yang telah diberikan. c. Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dngan penerapan pembelajaran metode discovery . Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentasae pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2. Berdasarkan data hasiul pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung 3. Kekurangan
pada
siklus-siklus
sebelumnya
sudah
mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik 4. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan. d. Refisi Pelaksanaan Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran metode discovery dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yuang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran metode discovery dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar siswa Melalui hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
pertemuan terbimbing
memiliki dampak positif dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, dan II) untuk ranah psikomotor yaitu 48,72 %,87,18 % sedangkan untuk ranah afektif yaitu 69,23% dan 94,87%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode discovery dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata—rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. 3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dominan
dengan model pembelajaran metode discovery
adalah
belajar
mendengarkan/memperhatikan
dengan
sesama
penjelasan
guru
anggota dan
paling
kelompok,
diskusi
antara
siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan
untuk
aktivitas
melaksanakan langkah-langkah
guru
selama
pembelajaran
telah
metode discovery dengan baik. Hal ini
terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mempraktikkan hasil pembelajaran , menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik dalam prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. 4. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran metode discovery Berdasarkan analisis angket siswa dapat diketahui bahwa tanggapan siswa termasuk positif. Ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model pembelajaran metode discovery . Hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respopn positif terhadap
model pembelajaran metode discovery, sehingga siswa
menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya metode discovery dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan berdasarkan seluruh pembahaan serta analisis yang telah dilakukan dapa disimpulkan sebagai berikut 1. Pembelajaran dengan metode pembelajaran metode discovery
memiliki
dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (48,72%), siklus II (87,18%), sedangkan untuk ranah afektif yaitu siklus I (69,23%), siklus II (94,87%) 2. Penerapan metode pembelajaran metode discovery mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengna rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran metode discovery sehingga mereka menjati termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan metode discovery memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa
diterapkan dengan metode discovery
dalam proses
belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan
baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3 Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di Kelas VIII B MTsN Geneng tahun pelajaran 2007/2008 4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi , 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT. Rineksa Cipta Depdiknas 2003, Kurikulum Berbasis Kopetensi untuk Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP)bidang Matematika , Jakarta : Depdiknas Sutikno,SSdan Simangunsong Wilson 1994, Matematika SLTP Jilid 2A , Jakarta Erlanga
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN BENTUK ALJABAR PADA SISWA KELAS VIII B DI MTsN GENENG TAHUN PELAJARAN 2007/2008
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
OLEH
MIMIN SIH WINURMI,S.Pd
MADRASAH TsANAWIYAH NEGERI GENENG 2007
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Allhamdulillah kehadiran Allah SWT hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian tidakan
kelas
dengan
judul
”Penerapan
Metode
Discovferi
untuk
meningkatkanOperasi Hitung Pecahan Bentuk Aljabar Pada Siswa Kelas VIII B MTs Geneng Ngawi Tahun Pelajaran 2007/2008 ” Penulisan Penelitian tindakan kelas ini kami susun unruk memenuhi komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dan dapat dipakai
dalam bacaan di
perpustakaan madrasyah serta dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya tulis bagi teman sejawat juga bagi anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah. Dalam penyusunan PTK ini
penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak . Untuk itu terima kasih kami ucapkan dengan tulus dan sedalam kepada semua pihak yang telah membantu penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat mambangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.
Penulis
Mimin Sih Winurmi,S.Pd.
ABSTRAKSI
………….200X. Penerapan Metode Discovery Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan Bentuk Aljabar Pada Siswa Kelas VIII B Di MTsN Geneng.Tahun Pelajaran 2007/2008 ”
Kata kunci: operasi hitung,pecahan bentuk aljabar, metode discovery
Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Permasalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah (a) Bagaimanakah peningkatan
prestasi belajar
pendidikan matematika
bagi siswa
dengan
diterapkannya metode discovery? (b) bagaimanakah pengaruh metode discovery terhadap motivasi belajar siswa? Tujuan dari penelitian ini adalah (a) bagaimanakah peningkatan prestasi belajar pendidikan matematika pada siswa setelah diterapkannya metode discovery, (b) Mengetahui motivasi belajar pendidikan matematika setelah diterapkannya metode discovery. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari dua tahap yaitu : rancangan, kegiatan dan pengamatan. Refleksi dan refisi Sasaran penelitian ini adalah Siswa Kelas VIII B Di MTsN Geneng dari data diperoleh berupa hasil tes praktik , lembar observasi.
Dari hasil analisa didapat bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatakan dari siklus I sampai II yaitu, siklus I (48,72%), siklus II (87,18%) untuk ranah psikomotro, siklus I (69,23%). Siklus II (94,87%) untuk ranah afktif Simpulan dari penelitian ini adalah metode discovery dapat berpengaruh positif terhadap
motivasi belajar siswa Kelas VIII B Di MTsN Geneng serta
model pembejalaran dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran matematika
DAFTAR ISI Halaman Judul
......................................................................
Halaman pengesahan
......................................................................
Kata Pengantar
......................................................................
Abstraksi
......................................................................
Daftar Isi
......................................................................
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.............................................................. . B. Rumusan Masalah ...................................................................... C. Tujuan Penelitian
......................................................................
D. Manfaat penelitian ...................................................................... F. Asumsi
......................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Operasi Aljabar…………………………………….. B. Prestasi Belajar………………...................................................... C. Tahap – tahap Operasi Hitung Pecahan Bentuk Aljabar ..............
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat, waktu dan subjek penelitian.................................... ........ B. Rancangan Penelitian..................................................................... C. Instrumen Penelitian...................................................................... D. Metode Pengumpulan Data .......................................................... E. Teknik Analisis Data................................................................ .....
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian Persiklus................................................. B. Pembahasan
......................................................................
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
......................................................................
B. Saran
......................................................................
DAFTAR PUSTAKA
......................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di Negara kita
Indonesia akhir-akhir ini sedang membahas perubahan
kurikukulum 1994yang memaparkan tentang CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)di sempurnakan lagi menjadi kurikulum 2004 tentang Kurikulum Berbasih
Kopetensi
(KBM)
yang
mengutamakan
pembelajaran
CTL
(Contictual Teaching and Learning ) dan PAIKEM (Pembelajaran ,Aktif ,Inofatif, Komonikatif, Efektif dan Menyenangkan)serta Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Banyak pihak yang mensinyalir rendahnya mutu pendidikan yang berkaitan erat pembelajaran matematika tentang pemahaman konsep bangun kubus dan balok. Hal tersebut di atas disebabkan karena oleh guru hanya mengunakan metode ceramah urutan materi mengajar tidak rutut, hanya mengunakan papan tulis dan tidak mengunakan metode yang tetap. Oleh sebab itu kita mengunakan metode disjusi kelompok merupakan metode yaqng dibutuhkan dalam pembelajaran. Untuk memecahkan masalah pembelajaran yang demikian perlu diadakan upaya,
atara
lain
pengembangan
strategi
pembelajaran
yangmampu
mengoptimalkan metode kelompk siswa dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran secara menyeluruh .Hal ini sejalan dengan pandangan Ardhan (1992) bahwa persoalan yang dihadapi pendidikan Indonesia dewasa ini bukan hanya terbatas pada upaya membuat pengajaran lebih menarik. Tetapi juga mengenai menanamkan variabel yang di gunakan untuk mengajar. Masalah ini penting sekali, sebab diskusi kelompok merupakan factor yang sangat menentukaan dalam prestasi belajar.Dalam dunia pendidikan sulit dibayangkan
prestasi dapat dicapai dengan adanya diskusi kelompok. Depdiknas (1992) dalam program kerjanya untuk meningkatkankuailatas pendidikan dsar telah merencanakan perbaikan proses beljar mengajar dengan menciptakn iklim yang membuat anak betah dan tertarik terhadap kegiatandi sekolah. Mengingat hal tersebut diatas, pengembang disain pembelajaran diskusi kelompok bagi siswa SMP/MTs merupakan kebutuhan. Dengan adanya pembelajaran diskusi kelompok yang secara khusus dirancang bagi keperluan siswa SMP/MTs, maka diskusi kelompok siswa SMP/MTs dalam belajar akan dapat ditingkaykan . Peningkatan pemahaman siswa di tandaiantara lain meningkatkan perhatian siswa SMP/MTs dalam kegiatan belajar, mengikuti peran aktif dan krektif dalammelakukan kegiatan dan adanya ras puas terhadap kegiatan yang dilakukan. B.
Rumusan Masalah
Apakah penggunaan diskusi kelompok dapat meningkatkn pemahaman konsepvolume dan luas bangun kubus dan balok siswa MTs Negeri Geneng kelas VIII B ? C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep volume dan luas bangun kubus dan balok dengan metode diskusi kelompok pada siswa kelas VIII B di MTs Geneng Ngawi? D. Hipotesis Tindakan
Jika pembelajaran dilakukan dengan menerapkan metode diskusi, maka pemahaman konsep volume dan luas bangun kubus dan balok siswa kelas VIII B di MTs Geneng meningkat.
E. Manfaat penelitian
1. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas. 2. Bagi peneliti lain, hasil penelitianini dapt di jadiakn acuan dalam melahkukan penelitian yang sejenis. 3. Bagi kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapt di jadikan sebagai dasr pengambilan kebijakn dalm upaya meningkatkan kuailatas sekolah. 4. Bagi pemecah, hasil penelitian ini dapt dijadikan bahan tambahan wawasan atau pengetauhan tambahan. 5. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapt menjadi sistematika atau nyata, sehingga siswa lebih yakin dan tidak berangan – rangan atau berimajinasi.memang siswamemerlukan imajinasi dalam menghapi soal, tetapi imajinasi yamg berlebihan hasilnya tidak akurat atau tidak pasti.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pemahaman KonsepVolome dan Luas Kubus dan Balok
1. Pengertian Volume kubus dan balok Gb (i) Gambar (i)adalah gambar sebuah kubus yang panjan1 satuan panjang . Gb (ii) Gambar(ii)adalah gambar kubus terbuka
Gb Gambar (iii)adalah gambar sebuah kotak berbentuk balok terbuka .tersedian banyak kubus kecil – kubus kecilyang rusuknya satu - satuan Untuk mengukur bangun tersebut dengan cara: a. Berapa banyak kubus satuan seperti (i)dapat di masukan kedalam kotak kubus (ii)? Dinyatkan denga kubus satuan tersebut beberapa volum kotak berbentuk kubus gambar (ii)? b. Berapa banyak kubus satuan seperti (i) yang di masukan k eke dalam kotak (iii)? Dinyatakan denga kubus sataun , berapa volum kotak berbentuk balok gambar (iii)? c. Volum kubus adalah banyaknya kubus satuan yang dapat masuk dalam kubus besar . Volum dapat masuk ke dalam kotak yang berbentuk balok tersebut ? Mak akubus yang panjang rusuknya a cm, volumnya a3 cm dan sebuah balok dengan panjang rusuknya p cm, 1 cm dan t cm, volumnya adalah p x l x t dapat ditulis:
V.kubus =s3 dan V.balok = plt
2.
Pengertian Luas Kubus dan Balok a. Luas Kubus adalah jarring – jaringnya Luas Kubus = 6 s3
b. Luas balokadalah luas jarring – jaringnya atau jumlah luas sisi balok. Luas Balok = 2 (pl + lt + pt) B. Pengertian Diskusi Kelompok
Diskusi kelompokadalah salah satu metode pembelajaran dengan secara kelompok. Tiap kelompok terdiri 4 sampai 5 siswa dalam diskusi kelompok siswa berperan aktif dan krearif. C. Pengaruh Diskusi Kelompok terhadap Pemahaman Konsep Volum dan Luas Bangun Kubus dan Balok.
Diskusi kelompok sangat mempegaruhi pemahaman konsrp volum dan luas khususnya volum kubus dan balok , dapat menumbuhkan peran aktif dan kreaktif siswa.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Perencanaan
Kegiatan yang di lakukan dalam tahap perencanaan sebagai berikut : 1. Refleksi awal. Peneliti bersama dengan praktisi (3 0rang guru dan 3 kelas yang di jadikan subyek penelitian) mengidenfikasi permasalahan pemahaman konsep volum dan luas bangun kubus dan balok yang di alami siswa SMP/MTs. 2. Peneliti dan praktisi merumuskan permasalahan secara operasional, relevan dengan rumusan masalah penelitian. 3. Peneliti dan praktisi merumuskan hipotesa tindakan penelitian tindakn lebih menitikberatkan ke pada pendekatan naturalistic, sehinga hipotesis tindakan yang di rumuskan bersifat kualitif yang mengalami perubahan sesuai dengan keadaan lapangan. 4. Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang didalamnya meliputi : a. Menetapkan indicator – indicator pembelajaran denganmetode diskusi kelompok. b.Meyusun laporan dan pengelolaan pembelahan diskusi yang merupakan bahan intervensi. c. Menyusun metode dan mengisi table yang harus di isi setelahdiskusi. d.Menyusun rencana laporan bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
B. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Kegiatan yang dilakukan dapat dikemukakan sebagai berikut : 1.
Guru melaksanakan metode pembelajaran yang teklah disiapkan , penelitian berupaya memberikan pengaruh, motifasi dan rangsanga kepada guru yang dilakukan tindakan.
2.
Peneliti dan praktisi melakukan pengamatn secra sitesmatika terhadap kegiatan yang dilakukan oleh guru. Kegiatan pengamatan dilakukan secara komprehensif dengan memanfaankan pedoman pengamatan serta catatan lapangan.
C. Reflaksi
Peneliti dan praktisi mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan . Kegiatan yang di lakukan meliputi: analisis, sintesis, pemahaman penjelasan dan penyimpulan data dan informasi yang berhasil di kumpulkan . Hasil yamg diperolr\eh berupa temuan tingkat efektifitas diskusi kelompok dan hasil lap[oran yang berupa ta bel yang tidak disiapkan ppeneliti sebelunya. D. Subyek Penelitian
Subyektif dalam penelitian ini ditentukanberdasarkan pertimbagan \-pertimbanga tertentu. Pertimbangan yang di maksut adalah factor terlaksaakan diskusi kelompok. Dalam penelitian ini subyek penelitian adalah siswa kelasVIII B MTs Negeri Geneng Ngawi. E. Instumen Penelitian
Ada 5 jenis instrument yang di gunakan dalampenilitian ini pedoman observasi, wawancara.Catatan lapangan , dokumoen dan buku harian. F. Tehnik Analisis data
Analisis data dilakukan dengan mengunakan teknis analisis data kualitatif baik yang bersifat linier (mengalir) maupun bersifat sirkuler secara garis besar kegiatan analisis data di lakukan dengan langkah – langkah berikut : 1.
Menelaah seluruh data yang di kumpulkn . Penelaah dilakukan dengan cara menganalisis mensistesis, memaknai, menerangkan dan menyimpulkan. Kegiatan penelaaahan pad prinsipnya dilaksanakn awaldata dikumpulkan.
2.
Mendiskusikan data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkatagoriandan pengklasifikasikan. Hasil yang diperoleh berupa tabelanalisis data.
3.
Menimpulkandan menverifasi. Dari kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan akhir yang selanjutnya diikuti denga kegiatan verifikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian.
G. Penyiapan Partisipasi
Penelitian ini di landasi prisip kolaboratif partisipasi, kooperatif sehinga kegiatan penyiapan di pandang perlu dilakukan. Kegiatan di awal dengan kegiatan ceramah tentang metode diskusikelompok yang menerapkan pemahaman konsep volun kubus dan balok.
BAB IV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian di bahas meliputi hasil observasi kegiatan siswa dalammengisi angket dan pada saat siswa melakukan diskusi kelompok, dan hasil tessebelum dan sebelun siklus. A. Hasil Penelitian
Dari hasil pengamatan , kolaborator terhadap aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung setiap siklus di peroleh dat seperti tabel 1(lihat lampiran) 1.
Dari label satu dapat di jelaskanbahwa: a.
Terdapat penigkatan keaktifan soswa individu dalam meyelesaikan permasalahandari siklus 1 hinga siklus2 pada siklus 1 keaktifan termasukkatagoricukup, sedangkan pada siklus 2 termasuk katagori terbaik.
b.
Terdapat peningkatan keaktifan siswa untuk bertanya dan diskusi dengan teman sebangku (kolaborator) dalan mencari penyelesaian dari siklus 1hinga siklus2. Pada siklus1 keaktifansiswa termasuk katagori baik sedangkan padasiklus 2 keaktifansiswa termasuk katagori sangat baik.
c.
Terdapat peningkatan keaktifan siswa dalam mendiskusiakan jawaban dari pernasalahan dalam kelompok , dari siklus 1 sehinga siklus 2 . Pada siklus 1 keaktifan termasuk katagori cukup, sedangkanpada siklus 2 termasuk katagori baik.
d.
Terdapat peningkatan keaktifan siswa dalam menyampiakanide atau bertanya pada presentasi kelompok lain dari siklus 1 hingga siklus2. Pada siklus 1 keaktifan siswa termasuk katagori cukup, sedangkanpada siklus 2 termasuk katagori baik.
2.
Dari hasil angket siswa yang di isi siswa tentang tentang minat siswa dengan cara diskusi kelompok pada setiap siklus diperoleh seperti pada table 2 (lihat lampiran 2). a.
Terdapat peningkatan jumlah siswa yang merasa senang
pembelajaran matematika secara tidak individu, yaitu dari sikus 1 yang senag dan tidak individu 35% dan pada siklus 2 meningkatkan menjadi 70% b.
Terdapat peningkatan jumlah siswa yang merasa
mudahmemahami materi melalui pembelajaran diskusi kelompok dari siklus 1 70% meningkayt menjadi 96% pada siklus. c.
Terdapat penurunan jumlah siswa yang mengalami
kesulitan dalam pembelajaran dengan diskusi kelompok ini dari siklus 1 20% menurun menjadi 0%. d.
Terdapat penurunan jumlah siswa yang merasa tertarik
untuk mengikutu pembelajaran berikutnya dengan cara diskusi kelompok yaitu dari siklus 180% meninkat menjadi 100% Berdasarkan hasil tes untuk siswa mengikuti pembelajaran dengan metode diskusi kelompokpada setiap siklus diperoleh data sepeti table 3(lihat lampiran 3). Terdapat peninkatan selisis nilai rata post tes dan pre tes dari siklus 1 hingga 1 siklus 2. Pda siklus 1 selisihpost tes dan pre tes sebesar15,5 pada siklus 2 sebesar 17,7. B. Pembahasan
Dalam bagian ini dibabahas tentang penelitian di kelas VIII B yaitu pada table 1 siklus 1 tampak tiga dari empat macam kegiatan atau aktifitas siswa termasuk dalam katagori cukup, tetapai siklusberikutnya megalami peningkatan antusias keaktifan siswa. Siswa semakin lebih menikmati belajar dan kerjasama yang baik dengan teman sebangku ataupun dengan
kelompoknya dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pada table 2 tampak adanya pningkatan minat siswaterhadap pembelajaran pada tiap siklus. Hal ini mengindikasikan siswa semakin menikmati belajar melalui model pembelajaran dengan metode diskusi kelompok. Peningkatan juga terlihat pada tabel 3 tentang hasil belajar siswa.Prosentase selisih nilai siklus 2 selisisnya sebasar …. Hal ini berarti siswa semakin lebih. Memahami materi pembelajaran matematika melalui metide diskusi kelompok.
BAB V SIMPULAN DAN SASARAN
A. Simpulan
1. Dengan metode diskusi kelompok siswa lebih aktif dan pembelajaran tidak didominasi guru. 2. Dengan metode diskusi kelompok memberikan suasana yang menyenangkan sehingga siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya. 3. Dengan keaktifan siswa dan suasana menyenangkan pada pembelajaran,maka dengan menggunakan metode diskusi kelompok mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini,maka kepada pihak peneliti dalam bidang pendidikan disarankan berikut ini : 1. Pembelajaran dengan metode diskusi kelompok dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternative dalam pembelajaran matematika. 2. Pembelajaran dengan maetode diskusi kelompok dalam penelitian dapat ditindak lanjuti oleh guru matematika pada kompetensi dasar yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. Kurikulum 20043. Mata Pelajaran Matematika SMP.Depdikbud Jakarta. 2003.
Hudoyo Herman, Drs.Prof. Strategi belajar Meggajar . IKIP Malang, 1990. Sadiman A.M Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . CV. Rajawali Jakarta 1986. Soedjadi, R.Meningkatkan Minat Siswa Terhadap Matematika Surabaya Media Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan.1992
LAMPIRAN-LAMPIRAN
TABEL 1 REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN CARA DISKUSI KELOMPOK
NO
KEGIATAN
SIKLUS 1
SIKLUS 2
1
Keaktifan siswa secara individuuntuk
Cukup
Baik
Baik
Sangat baik
Cukup
Baik
Cukup
Baik
menyelesaiakan masalah 2
Keaktifan siswa untuk bertanya atau diskusi dengan teman sedangkan dalam mencari menyelesaikan masalah
3
Keaktifan siswa mendiskusikan jawaban permasalahan dalam kelompoknya
4
Keaktifan siswa dalam menyampaikan ide atau bertanya pada presentasi kelompok lain.
TABEL 2 REKAPITULASI HASIL ANGKET RESPON SISWA REHADAP PEMBELAJARAN DENGAN CARA DISKUSI KELOMPOK
NO
1
KEGIATAN
SIKLUS 1
Apakah kamu senang terhadap penbelajaran matematika secara individu
2
matetematika secara diskusi kelompok 3
Apakah kamu mengalami kesulitan dengan pembelajaran ini?
4
Ya
Tidak
Ya
Tidak
65%
35%(13
30% (11
70%(26
siswa)
siswa)
siswa)
30%(11
96%(36
14%(1
siswa)
siswa
siswa)
80% (30
0%(0
100%(3
siswa)
siswa)
7 siswa)
20%
100%(3
0% (o
(7siswa)
7 siswa )
siswa)
(24 siswa)
Apakah kamu senang terhadap pembelajaran
70% (26 siswa) 20% (7 siswa)
Apakah kamu berminat untuk mengikuti belajr mengajar berikut seperti telah kamu
SIKLUS 2
80% (35 siswa)
ikuti?
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Allhamdulillah kehadiran Allah SWT hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian tidakan kelas dengan judul ” Peningkatan Pemahaman Konsep Volum Dan Luas
Bangun Kubus dan Balok dengan Metode Diskusi Kelompok Siswa Kelas VIII B MTs Geneng Ngawi Tahun Pelajaran 2008/2009 ” Penulisan Penelitian tindakan kelas ini kami susun unruk memenuhi komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dan dapat dipakai
dalam bacaan di
perpustakaan madrasyah serta dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya tulis bagi teman sejawat juga bagi anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah. Dalam penyusunan PTK ini
penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak . Untuk itu terima kasih kami ucapkan dengan tulus dan sedalam kepada semua pihak yang telah membantu penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat mambangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.
Penulis
Mimin Sih Winurmi,S.Pd.
UJI KELOMPOK MATEMATIKA (TES AWAL/POST TEST) SIKLUS 1
Kompetesi dasar
: Menghitung besaran- besaran pada kubus dan balok
Indikator
:Menentukan volum dan luas kubus dan balok jika panjang sisi diketahui
Kelas/ Semester
: VIII/2
Waktu
: 20 menit
Petunjuk ! Jawaban pertayaan dibawah ini dengan singkat dan jelas ! 1. Diketahui suatu kubus panjang sisi 12 cm. Tentukan : a.
Luas Kubus
b.
Volum Kubus 2. Diketahui suatu balok berukuran panjang 6 cm lebar 4 cm dan tinggi 5 cm. Tentukan: a. Luas Kubus
b.
Volum Balok
UJI KOMPETENSI MATEMATIKA (TES AWAL/POST TEST) SIKLUS 2
Kompetesi dasar
: Menghitung besaran- besaran pada kubus dan balok
Indikator
:Menentukan volum dan luas kubus dan balok jika panjang sisi diketahui
Kelas/ Semester
: VIII/2
Waktu
: 20 menit
Petunjuk ! Jawaban pertayaan dibawah ini dengan singkat dan jelas ! 1. Diketahui volum kubus 216 cm 3. Tentukan : a.
Panjang sisi Kubus
b.
Luas Kubus 2. Diketahui suatu luas alas balok 54cm 2 ,tinggiu 7 cm dan lebar 6 cm Tentukan: a. Panjang Balok b. Volum balok tersebut
KOMPONEN 1 KUALIFIKASI AKADEMIK
KOMPONEN 2 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KOMPONEN 3 PENGALAMAN MENGAJAR
KOMPONEN 4 PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KOMPONEN 5 PENILAIAN DARI ATASAN DAN PENGAWAS
KOMPONEN 6 PRESTASI AKADEMIK
KOMPONEN 7 KARYA PENGEMBANGAN PROFESI
KOMPONEN 8 KEIKUTSERTAAN DALAM FORUM ILMIAH
KOMPONEN 9 PENGALAMAN MENJADI PENGURUS ORGANISASI DI BIDANG PENDIDIKAN DAN SOSIAL / KEAGAMAAN
KOMPONEN 10 PENGHARGAAN YANG RELEVAN DENGAN BIDANG PENDIDIKAN
MEDIA / ALAT PEMBELAJARAN JENIS MEDIA/ALAT : 1.
PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT (KELAS VII / SEMESTER 1)
2. PEMBELAJARAN HIMPUNAN ( KELAS VII / SEMSTER 2) 3. PEMBELAJARAN JARING – JARING BANGUN RUANG SISI DATAR (KELAS VIII / SEMESTER 2)
BILANGAN BULAT
HIMPUNAN
JARING – JARING BANGUN RUANG SISI DATAR
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MATEMATIKA PELAJARAN MATEMATIKA
JUDUL : PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP VOLUM DAN LUAS BANGUN KUBUS DAN BALOK DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK SISWA KELAS VIII B MTs GENENG NGAWI TAHUN PELAJARAN 2006/2007
D i susun oleh MIMIN SIH WINURMI, S.Pd
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI GENENG TAHUN 2006