BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakang Masalah Masalah
Mening Meningkat katkan kan mutu mutu pendid pendidika ikan n merupak merupakan an tujuan tujuan yang yang hendak hendak dicapa dicapaii dari dari berba berbagai gai upaya upaya perbai perbaikan kan kualita kualitass pembel pembelaja ajaran ran.. Perbai Perbaikan kan kualit kualitas as pembel pembelaja ajaran ran senantiasa dilakukan guru terutama guru yang kreatif dan inovatif. Guru-guru diberikan pen penat atar aran an
atau atau meng mengik ikut utii
berb berbag agai ai work work shop shop sema semata ta-m -mat ataa
bert bertuj ujua uan n
untu untuk k
mening meningkat katkan kan mutu mutu pembel pembelajar ajaran an di mana mana guru guru memili memiliki ki peran peran yang yang yang yang sangat sangat penting sebagai fasilitator proses pembelajaran. Salah satu materi tatar yang digalakkan belak belakang angan an ini adalah adalah pengguna penggunaan an media media pembel pembelaja ajaran ran.. Hal itu disseb dissebabka abkan n masih masih banyak guru yang kurang menyadari akan pentingnya penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Masalah Masalah media pembelajaran pembelajaran senantiasa senantiasa menjadi menjadi perhatian perhatian kalangan kalangan praktisi praktisi pendidikan mengingat terdapat pengaruh yang sangat signifikan terhadap keberhasilan siswa dalam proses belajar. Media pembelajaran dalam setiap proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran banyak menentukan berhasil atau tidaknya usaha tersebut. Keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar adalah tumpuan dan arah utama utama adalam adalam segala segala bentuk bentuk pengaja pengajaran ran yang yang dikemb dikembangk angkan an guru. guru. Dalam Dalam proses proses mengajar penekanan aktivitas ada pada guru yang dituntut mampu memfasilitasi dan memotivasi memotivasi sis wa untuk mencapai tujuan pengajaran. Sedangkan dalam proses proses belajar belajar mengaj mengajar, ar, penekan penekanan an aktivi aktivitas tas ada pada sisiwa sisiwa karena karena adanya adanya sesuat sesuatau au yang yang harus harus diterima (Alex Iskandar,1989). Dalam Dalam proses proses ini tercer tercermin min adanya adanya bentuk bentuk perant perantara ara untuk untuk menyam menyampai paikan kan sesuatu yang harus diterima oleh siswa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang sudah ditetapkan. Guru sebagai komunikator berusaha menyampaikan suatu bahan/pesan kepada sisiwa. Siswa sebagai komunikan berusaha menerima dan mengolah kembalii pesan/bahan tadi agar dapat membawanya ke arah tujuan (Sapari : 1982, 3-4). Agar Agar pros proses es belaj belajar ar menga mengaja jarr lebi lebih h efek efekti tiff dan dan efis efisie ien n untuk untuk menc mencapa apaii tuju tujuan an pembelajaran dibutuhkan adanya interaksi yang serasi antara guru dengan siswa. Oleh sebab itu setiap guru diharapkan mampu (1) mengetahui, nmemahami dan berusaha mendapatkan mendapatkan sesuatu sesuatu yang mewujudkan keserasian keserasian dalam interaksi; interaksi; (2) memahami memahami teori-teori yang digunakan dalam interaksi; (3) memahami media yang cocok dan serasi dengan menentukan metode yang dipilih dalam mencapai tujuan pengajaran tersebut (Iskandar : 1989 : 24). Berdasarkan Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dikatakan dikatakan media pembelajaran pembelajaran adalah segala sesuatu yang berfungsi perantara yang menghubungkan antara proses dengan
hasil pembelajaran. Media pembelajaran juga sebagai alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Hamalik : 1989 :6). Untuk penyedian media pembelajaran, pemerintah juga menyiapkan bantuan bantuan yang diberikan kepada sekolah yang didukung oleh bantuan komite sekolah. Khusus untuk pembelajaran ilmu kebahasaan, pemerintah telah memberikan bantuan Labora Laborator torium ium bahasa. bahasa. Sejuml Sejumlah ah sekola sekolah h telah telah meneri menerima ma dan telah telah memanf memanfaat aatkan kan dengan baik. Pemanfaatan Laboratorium Bahasa sangat bergantung dari SDM guru. Artinya, jika guru kurang kreatif dan inovatif, walaupun pemerintah telah menyipkan Labora Laborator torium ium Bahasa Bahasa untuk untuk menduku mendukung ng pembel pembelaja ajaran ran ilmu ilmu kebaha kebahasaa saan, n, tetap tetap saja saja prestasi dan mutu belajar siswa dalam bidang kebahasaan tidak menunjukkan gejala peningkatan. Lebih-lebih masih banyak lagi sekolah yang belum memiliki Laboratorium Bahasa. Tanpa tersedia tersedia sarana sarana Laboratorium Laboratorium Bahasa Bahasa seperti halnya halnya di SMA Negeri Negeri 1 Melaya Melaya menyeb menyebabka abkan n proses proses pembel pembelaja ajaran ran ilmu ilmu kebahas kebahasaan aan sepert sepertii mata mata pelaja pelajaran ran Bahasa Indonesisa, Bahasa Inggris, maupun bahasa asing lain yang di sebagian besar SMA di Provinsi Bali memilih Bahasa Jepang mengalami hambatan. Lebih buruk lagi jika guru-guru kurang kreatif dan inovatif memanfaatkan media pembelajaran pengganti Laboratori Laboratorium um Bahasa seperti seperti memanfaatka memanfaatkan n tape recorder jinjing, jinjing, yang bisa dibawa ke ruang uang
bela belajjar
siswa iswa..
Akiba kibattnya, nya,
pros prosees
pemb pembel elaj ajar aran an
baha bahassa
asi asing
akan akan
membosankanda membosankandan n kurangnya kurangnya motivasi motivasi siswa untuk belajar Bahasa Jepang sehingga tujuan tujuan akhir akhir yaitu yaitu siswa siswa mampu mampu berkom berkomuni unikas kasii aktif aktif dalam dalam bahasa bahasa asing asing terseb tersebut ut menjadi sangat terhambat. Contoh-contoh ucapan kosakata, kalimat, maupun wacana hanya menggunakan buku teks dan ucapan guru yang nota bena bukanlah penutur asli bahasa asing itu. Berdas Berdasark arkan an kondisi kondisi terseb tersebut, ut, dipast dipastika ikan n juga juga adiala adialami mi oleh oleh SMA. SMA. Peneli Peneliti ti mencoba mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) penggunaan media pembelajaran berbasis berbasis ICT pengganti pengganti Laboratoriu Laboratorium m Bahasa untuk meningkatkan meningkatkan motivasi balajar Bahasa Bahasa Jepang Jepang siswa. siswa. Dengan Dengan mening meningkat katnya nya motiva motivasi si siswa siswa dalam dalam belaja belajarr Bahasa Bahasa Jepang akan menjadi indikator meningkatnya mutu belajar siswa dalam mata pelajaran ahasa Jepang.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pendahuluan tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
1) Bagaimanakah Bagaimanakah penggunaan penggunaan media media pembelajar pembelajaran an berbasis berbasis ICT yang efektif efektif untuk untuk mening meningkat katkan kan motiva motivasi si belaja belajarr Bahasa Bahasa Jepang Jepang siswa siswa kelas kelas XI IPB IPB SMA SMA 1 MElaya? 2) Langk Langkag ag-l -lan angk gkah ah yang yang bagai bagaima mana nakah kah yang yang perlu perlu dite ditemp mpuh uh oleh oleh guru guru dala dalam m menggunakan media pembelajaran berbasis ICT untuk meningkatkan motivasi belajar Bahasa Jepang siswa XI IPB SMA 1 MElaya?
1.3 Tuj Tujuan uan Penelitia Penelitian n
Sejala Sejalan n dengan dengan masala masalah h yang yang dirumu dirumuska skan, n, maka maka tujuan tujuan yang yang akan dicapai dicapai melalui penelitian ini adalah : 1) Untuk Untuk menemu menemukan kan penggunaa penggunaan n media media pembaljar pembaljaran an berbas berbasis is ICT yang yang efekti efektif f untuk untuk
mening meningkat katkan kan motivas motivasii belaja belajarr Bahas Bahas Jepang Jepang siswa siswa XI IPB IPB SMA 1
MElaya. 2) Unt Untuk mene menemu muka kan n
langk angkah ah-l -lan angk gkah ah yang ang
tepat epat dil dilakuk akukan an guru guru dal dalam
menggunakan media pembelajaran berbasis ICT meningkatkan motivasi belajar Bahas Jepang siswa XI IPB SMA 1 MElaya.
1.4 Manfaat Manfaat Penelitian Penelitian
Sejumlah manfaat dapat diperoleh dari penelitian ini. Manfaat itu adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelit penelitian ian ini bermanaf bermanafaat aat bagi siswa siswa kelas kelas XI jurusan jurusan Bahasa Bahasa SMA Negeri Negeri 1 Melaya karena dengan hasil penelitian ini minat mereka dalam belajar Bahasa Jepang dapat ditingkatkan. 2. Hasil Hasil penelit penelitian ian ini bermana bermanafaa faatt bagi guru SMA Negeri Negeri 1 Melaya Melaya karena karena dapat memberikan memberikan strategi strategi alternatif alternatif dalam meningkatkan meningkatkan mutu pembelajaran pembelajaran Bahasa Jepang. 3. Hasil Hasil peneliti penelitian an ini berman bermanafa afaat at bagi para pengam pengambil bil kebijak kebijakan an karena karena dapat dijadi dijadikan kan acuan acuan dalam dalam mengam mengambil bil kebijak kebijakan an dalam dalam rangka rangka mening meningkat katkan kan motivasi belajar Bahasa Jepang siswa di SMA Negeri 1 Melaya . 4. Hasil Hasil peneliti penelitian an ini bermanaf bermanafaat aat bagi teori pembela pembelajar jaran an Bahasa Bahasa Jepang Jepang dalam dalam hal pengembangan teori itu.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Peranan Media Pembelajar Pembelajaran an
Media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan deng dengan an
pene peneri rima ma
pesa pesan. n.
Bebe Bebera rapa pa
ahli ahli
memb member erik ikan an
defi defini nisi si
tent tentan ang g
medi mediaa
pembelajar pembelajaran. an. Winarno Winarno Surakhmad Surakhmad (1978) mengemukakan mengemukakan bahwa media pembelajaran pembelajaran adal adalah ah tekn teknol olog ogii
pemb pembaw awaa
pesa pesan n
yang yang dapa dapatt
dima dimanf nfaa aatk tkan an unty untyk k
kepe keperl rlua uan n
pembelajar pembelajaran. an. Sementara Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat berpendapat bahwa media pembelajaran pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan menyampaikan isi/mater isi/materii pembelahjara pembelahjaran n seperti seperti : buku, film, vide video o
dan dan
seba sebaga gain inya ya..
Seda Sedang ngka kan, n,
Nati Nation onal al
Educ Educat atio ion n
Asso Associ ciat atio ion n
(196 (1969) 9)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak cetak maupun maupun
pandang pandang-den -dengar gar,, termas termasuk uk teknol teknologi ogi perangkat perangkat keras. keras. Dari Dari ketiga ketiga
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemampuan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Brown Brown (1973) (1973) mengung mengungkapk kapkan an bahwa bahwa medi medi apembel apembelaja ajaran ran yang yang digunak digunakan an dalam dalam kegiat kegiatan an pembel pembelajar ajaran an dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi efekti efektifit fitas as pembel pembelajr ajran. an. Pada Pada mulanya media pembelajarn hanya berfung sebagai alat Bantu guru untuk mengajajar yang yang diguna digunakan kan adalah adalah alat alat Bantu Bantu fisual fisual.. Sekita Sekitarr awal awal perten pertengaha gahan n abad abad 20 usaha usaha pemanfaatan fisual dilengkapi dengan digunakannya alat audio sehingga lahirlah alat Bantu Bantu audio audio visual visual.. Sejala Sejalan n dengan dengan perkem perkemban bangan gan ilmu ilmu pengeta pengetahuan huan dan teknol teknologi ogi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan saat oini penggunaan alat Bantu atau medi mediaa pemb pembel el;a ;aja jara ran n mena menajd jdii sema semaki kin n luas luas dan inte intera rakt ktif if,, sepe sepert rtii denag denagn n adany adany akomputer dan internet. Media Media pembel pembelaja ajaran ran mimili mimiliki ki bebera beberapa pa fungsi fungsi yakni yakni : (1) dapat dapat mengat mengatasi asi keterbatasan pengalamnan yang dimiliki oleh peserta didik. Pengalaman peserta didik berbeda-beda berbeda-beda,, tergantung tergantung dari factor-fak factor-faktor tor yang menentukan menentukan kekayaan kekayaan pengalaman pengalaman anak anak sepe sepert rtii keter keterse sedi dian an buku, buku,,, kese kesemp mpat atan an mela melanco ncong ng,, dan dan seba sebagai gainy nya. a. Medi Mediaa pembelajar pembelajaran an dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta peserta didik tidak mungkin mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari mka obyek langsung yang dibawa ke peserta didik. Objek yang dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniature, model, maupun bentuk gambar gambar-ga -gamba mbarr yang yang dapat dapat disaji disajikan kan secara secara audio audio visual visual dan audial audialm. m. (2) Media Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung langsung di dalam kelas oleh oleh peserta ddik tentang suatu objek, objek,
yang disebabkan disebabkan karena : (A) objek terlalu terlalu besar (B) objek terlalu terlalu kecil (C) objek yang bergerak terlalu lambat (D) objek yang bergerak terlalu cepat (E) objek yang terlalu komplek (F) objek yang bunyinya terlalu halus (G) Objek yang mengandung bahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua objek itu dapat disajikan pada peserta didik. Keunggulan penggunaan media pembelajaran yakni : (1) media pembelajar pembelajaran an memnugkinkan memnugkinkan adanya interaksi interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkunganny lingkungannya. a. (2) media pembelajaran pembelajaran menghasilkan menghasilkan keseragaman keseragaman pengamatan. pengamatan. (3) media dapat menanamkankonsep dasar yang benar, konkrit dan realistis. (4) media dapat memperjelas penyajian materi agar tidak hanya verbal (dalam bentuk akta-kata tertulis) (5) media membangkitkan keinginan dan minat baru (6) media dapat menghubungkan yang nyata dengan yang tidak nyata. (7) media dapat menghindarkan kesalahpahaman terhadap objek dan konsep. (8) media membangkitkan motivasi dan merangsang anak unutk belajar. (9) media memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang konkrit samapi abstrak.
2.2 Jenis Jenis Media Media
Terdapat berbagai jenis media belajar diantaranya : (1) media visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik. (2) media audial : radio, tape recorder, Labora Laborator torium ium Bahasa Bahasa dan sejeni sejenisny snya. a. (3) Projec Projected ted still still media media : slide, slide, over head head projector (OHP), in focus dan sejenisnya. (4) projected motion media : film, televise, video (VCD, DVD, VTR), computer dan sejenisnya. Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan computer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua semua jenis media yang bersifat interaktif. Kriteria yang paling utama dlam pemilihan media harus disesuaikan denagn tujuan tujuan pembelajara pembelajaran n atau kompetens kompetensii yang ingin dicapai dicapai.. Contoh : bila tujuan tujuan atau atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untukdigunakan. Jika tujuan tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan.kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik(gerak dan aktivasi), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terd terdap apat at crit criter eria ia yang yang bers bersif ifat at mele meleng ngka kapi pi ( komp komple leme ment nter er), ), sepe sepert rtii : biay biaya, a, ketepatgunaan, keadaaan peserta didik, ketersediaan, dan mutu teknis.
2.3 Media Media Pembel Pembelajar ajaran an Berb Berbasis asis ICT ( Informa Information tion and Comunic Comunicatio ation n of Technology).
Dalam Dalam proses proses kegiata kegiatan n belaja belajarr mengaj mengajar, ar, khususn khususnya ya mata mata pelaja pelajaran ran Bahasa Bahasa Jepang sering dihadapkan pada materi yang disebut き き と り (kikitori / listening / menyimak) terutama dari penutur asli / native speaker sehingga pengdengaran siswa terbia terbiasa sa dengan dengan membay membayang angkan kan bagaim bagaimana ana kebuday kebudayaan aan / kebias kebiasaan aan orang orang Jepang, Jepang, Karenanya materi ini menjadi sulit diajarkan guru dan sulit dipahami siswa. Visualisasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan visualisasi kebudayaan atau kebiasaan orang Jepang serta ucapan asli orang Jepang. Gambar / film serta audio dialog penutur asli orang Jepang adalah visualisasi yang sering dilakukan dalam PBM. Pada era informatika visualisasi tentang kebudayaan suatu negara dan cara ucap (aud (audio io)) muda mudah h didap didapat at.. Saji Sajian an audi audio o visu visual al atau atau lebi lebih h dike dikena nall denga dengan n sebu sebuta tan n multimedia menjadikan visualisasi yang lebih menarik bagi siswa. ICT dalam hal ini komputer komputer dengan dukungan multimedia multimedia dapat menyajikan menyajikan sebuah tampilan tampilan berupa teks nonsekuensial, nonlinear, dan multidimensional dengan percabangan tautan dan simpul secara secara intera interakti ktif. f. Tampil Tampilan an terseb tersebut ut akan akan membua membuatt penggun penggunaa (user) (user) lebih lebih leluas leluasaa memilih, mensintesa, dan mengelaborasi pengetahuan yang ingin dipahaminya. Dari paparan di atas penulis menyimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis ICT adalah seperangkat alat komunikasi yang melibatkan foto, gambar video, animasi, suara, bunyi, musik, huruf, grafik dan lain sebagainya yang digunakan sebagai penyampai informasi kepada siswa / peserta didik secara interaktif.
2.4 Motivas Motivasii Belajar Belajar
Pengertian Motivasi
Ada beberapa pengertian motivasi yang disampaikan oleh para ahli A. Tabrani Rusyam Rusyam yang memberikan memberikan pengertian pengertian : “Motivasi “Motivasi merupakan peenggerak tingkah laku kea arah arah suatu suatu tujuan tujuan dengan dengan didasa didasari ri oleh oleh adanya adanya suatu suatu keingi keinginan nan / kebutuh kebutuhan. an.”” (Rusyam,1989.99). Sedangkan Wahjosumidjo memberikan suatu definisi : “ Motivasi adalah suatu proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang untuk bertingkah laku dalam rangka memenuhi kebutuhan yang dirasakan.” (Wahjosumidjo, 1987,174). Sedangkan Geru Gerung ngan an menam menamba bahka hkan n bahw bahwaa moti motiva vasi si adal adalah ah pengg pengger erak ak,, alas alasanan-al alas asan an,, atau atau doro doronga ngan n dala dalam m diri diri manu manusi siaa yang yang meny menyeb ebab abkan kan diri diriny nyaa mela melaku kukan kan tinda tindaka kan n / bertingkah laku. (Gerungan, 1991,140). Berdasarkan pada beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motiva motivasi si merupa merupakan kan pengger penggerak ak atau atau dorong doronganan-dor doronga ongan n yang yang terdap terdapat at dalam dalam diri diri manusi manusiaa yang yang dapat dapat menimb menimbulka ulkan, n, mengar mengarahk ahkan, an, dan mengor mengorgani ganisas sasika ikan n tingkah tingkah
lakunya. Hal ini terkait dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan rohani. Dalam Dalam kait kaitan anny nyaa denga dengan n kegi kegiat atan an bela belaja jar, r, maka maka moti motiva vasi si bela belaja jarr bera berart rtii keseluruhan daya penggerak di dalam diri para siswa / warga belajar / peserta didik yang dapat dapat menim menimbul bulkan, kan, menjam menjamin, in, dan member memberika ikan n arah arah pada kegiat kegiatan an belaja belajar, r, guna guna mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Dengan motivasi belajar, maka siswa / warga belajar / peserta didik dapat mempunyai intensitas dan kesinambungan dalam proses pembelajaran yang diikuti.
2.5 Pentingnya Pentingnya Motivasi dalam Kegiatan Kegiatan Belajar Bahasa Jepang Jepang
Salah Salah satu satu prinsi prinsip p utama utama dalam dalam kegiata kegiatan n pembel pembelaja ajaran ran adalah adalah pesert pesertaa didik didik meng mengam ambi bill bagi bagian an atau atau pera perana nan n dalam dalam pros proses es kegia kegiata tan n belaj belajar ar menga mengaja jarr yang yang dilaks dilaksana anakan. kan. Untuk Untuk itu itu pesert pesertaa didik didik harus harus mempuny mempunyai ai motiva motivasi si belaja belajarr sehing sehingga ga dengan mempunyai mempunyai motivasi motivasi belajar yang kuat peserta didik akan menunjukkan minat, aktivitas, dan partisipasinya dalam proses pembelajaran yang diikutinya. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, motivasi mempunyai beberapa manfaat, antara lain : (1) Motivasi dapat memberi semangat terhadap siswa / peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. (2) Motivasi perbuatan merupakan pemilih dari tipe kegiatan di mana seseorang berkeinginan untuk melakukan kegiatan tersebut. (3) Motivasi dapat memberi petunjuk pada tingkah laku belajar. (4) Motivasi dapat menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan pembelajaran siswa / peserta didik. (5) Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong dalam usaha pencapaian prestasi dan hasil belajar yang diharapkan. Dengan demikian motivasi mempunyai peranan dan manfaat yang sangat penting dalam kelangsungan dan keberhasilan belajar yang dilaksanakan oleh setiap individu. Hal ini berart berartii semaki semakin n tinggi tinggi motiva motivasi si belaja belajarr yang yang dimil dimiliki iki indivi individu, du, maka maka akan akan semakin tinggi / besar pula prestasi dan hasil belajar yang akan dicapai. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, antara lain : cita-cita, kemampuan intelektual siswa, kondisi fisik dan psikis siswa, suasana lingkungan pada saat proses belajar mengajar (salah satu faktornya adalah media pembelajaran). Belajar adalah suatu kegiatan yang disengaja untuk mengubah tingkah laku, sehing sehingga ga dipero diperoleh leh kecakap kecakapan an baru. baru. Kualit Kualitas as peruba perubahan han sangat sangat dipenga dipengaruh ruhii oleh oleh pendek pendekata atan n guru, guru, sehing sehingga ga dalam dalam proses prosesnya nya perlu perlu diberi diberikan kan motiva motivasi si agar agar kualit kualitas as perubahan menjadi baik. Dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Jepang akan mendorong siswa lebih
aktif aktif dan giat giat berpar berpartis tisipa ipasi si aktif aktif serta serta selalu selalu siap siap meneri menerima ma materi materi pembel pembelaja ajaran ran sehingga memberikan hasil belajar yang lebih baik.
2.6 Hipotes Hipotesis is
Dari kerangka pemikiran ini, maka dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas adalah “ Jika media pembelajaran berbasis ICT digunakan dalam pembelajaran
Bahasa Jepang, maka motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan “.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Su Subje bjek k Peneli Penelitia tian n
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPB1 SMA Negeri 1 Melaya tahun pelajaran pelajaran 2009/2010 berjumlah berjumlah 45 orang dengan rincian 9 orang laki-laki laki-laki dan 36 orang perempuan.
3.2 3.2 Refl Reflek eksi si awal awal
Seba Sebaga gaim iman anaa
tela telah h diun diungka gkapk pkan an dala dalam m bagi bagian an lata latarr bela belaka kang ng terh terhad adap ap
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Jepang kelas XI IPB1 SMA Negeri 1 Malaya bahwa telah dilakukan refleksi awal. Dari refleksi itu ditemukan bahwa siswa merasa terbebani oleh pembelajaran Bahasa Jepang. Siswa kurang termotivasi untuk belajar. Hasil belajar siswa tergolong rendah yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata ulangan 60.5 dan nilai ketuntasan belajar bahasa Jepang 52%. Oleh karena itu, diputuskan untuk menggunakan menggunakan media pembelajara pembelajaran n berbasis berbasis ICT dalam proses pembelajaran pembelajaran Bahasa Jepang sehingga motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan dan prestasi Bahasa Jepang mereka juga mengalami peningkatan.
3.3 Perencanaan Perencanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Tindakan Tindakan Kelas Kelas
Pada Pada tahap tahap perenc perencanaa anaan, n, difoku difokuska skan n permas permasala alahan han yang yang akan dipecah dipecahkan kan.. Sebelum tindakan kelas dilaksanakan, yaitu dilakukan penyusunan perencanaan tindakan dengan tahapan sebagai berikut : a. Mengu Mengump mpul ulkan kan info inform rmas asii tent tentan ang g perma permasa sala laha han n yang yang ada, ada, yait yaitu u kura kurang ngny nyaa minat dan motivasi dalam belajar Bahasa Jepang siswa. b. Mengadakan Mengadakan diskusi diskusi dengan dengan guru guru mata pelaja pelajaran ran Bahasa Bahasa Jepang Jepang lainnya. lainnya. c. Memb Membua uatt tim tim penel penelit itia ian. n. d. Membuat Membuat Rencana Rencana Pelaksanaan Pelaksanaan Pembelajara Pembelajaran n ( RPP ). e. Memper Mempersia siapka pkan n instru instrumen men penel peneliti itian. an. f. Memper Mempersia siapka pkan n media media berb berbasi asiss ICT ICT besert besertaa software-nya. software-nya. g. Mela Melaku kuka kan n penga pengama mata tan n pada pada pros proses es belaj belajar ar meng mengaj ajar ar Baha Bahasa sa Jepan Jepang g tanpa tanpa media berbasis ICT, sebagai pra PTK. h. Mengana Menganalis lisis is hasil hasil pengam pengamata atan n tindaka tindakan n I. i.
Mela Melaku kuka kan n penga pengama mata tan n pada pada pros proses es bela belaja jarr meng mengaj ajar ar Bahas Bahasaa Jepa Jepang ng denga dengan n media berbasis ICT, sebagai tindakan siklus I.
j.
Membah Membahas as hasil hasil pengam pengamata atan n tind tindaka akan n I. I.
k. Melaku Melakukan kan pengamat pengamatan an pada proses proses belajar belajar mengaja mengajarr Bahasa Jepang Jepang dengan mengggunakan media berbasis ICT, sebagai tindakan siklus II. l.
Membah Membahas as hasil hasil pengam pengamata atan n tind tindaka akan n II. II.
m. Menari Menarik k kesim kesimpul pulan. an.
3.4 Pelaksa Pelaksanaan naan Tindak Tindakan an
Tindakan yang telah direncanakan akan dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindak tindakan. an. Selama Selama pelaks pelaksana anaan an tindak tindakan, an, akan akan dilaku dilakukan kan observ observasi asi,, baik baik terhada terhadap p perilaku siswa. Namun, sebelum rencana tindakan dilaksanakan, terlebih dahulu akan dilakukan tes atau pemberian tugas menulis kira-kira satu paragraf tentang topik tertentu untuk mengetahui kemampuan siswa.
3.5 Evaluas Evaluasii dan Refleksi Refleksi
Setelah tindakan selesai dilaksanakan dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sesuai tidaknya tindakan yang dilaksanakan dengan yang telah direncanakan, di samping evaluasi evaluasi terhadap peningkatan minat dan motivasi siswa siswa dalam proses proses belajar mengajar mengajar.. Dalam evaluasi ini dilakukan dilakukan
wawancara wawancara terhadap terhadap
untuk untuk menget mengetahui ahui hal-ha hal-hall yang yang dirasa dirasakan kannya nya berdam berdampak pak positi positiff dan hal-hal hal-hal yang yang berdampak negatif setelah tindakan dilaksanakan. Selanjutny Selanjutnyaa berdasarakan berdasarakan data observasi, observasi, wawancara, dan unjuk kerja dalam menulis, menulis, dilakukan dilakukan refleksi. refleksi. Hasil refleksi refleksi menunjukkan dua kemungkinan kemungkinan pertama, tindakan yang dilaksanakan sudah baik sehingga tidak direvisi lagi. Kedua, tindakan yang yang dilaks dilaksana anakan kan memili memiliki ki sejuml sejumlah ah kekura kekuranga ngan n sehing sehingga ga perlu perlu diperb diperbaik aikii dalam dalam pembuatan rencana tindakan berikutnya.
3.6 Siklus Siklus Penel Penelitia itian n Tindaka Tindakan n
Penelitian tindakan ini adalah penelitian yang bersifat siklikal. Oleh karena itu kalau digambarkan akan tampak seperti berikut : ----------------------------------------------------------------Refleksi awal ----> Rencana tindakan 1 ----> Tindakan 1 ----> Observasi dan wawancara ----> Refleksi ----> Rencana tindakan 2 ----> Tindakan 2 ----> Observasi dan wawancara ----> Refleksi ----> Rencana tindakan 3 ----> Tindakan 3 ----> Observasi dan wawancara ----> Refleksi ----> Memutuskan Tindakan terbaik. -----------------------------------------------------------------
3.7 Metode Metode Pengump Pengumpulan ulan Data
Data akan dikumpulkan melalui beberapa metode, yaitu observasi, wawancara, dan pemberian tugas. Untuk itu, instrumen yang diperlukan adalah format observasi yang memuat aspek-aspek yang perlu diobservasi, paduan wawancara yang memuat sejumlah pertanyaan yang perlu diajukan kepada siswa. Untuk menilai motivasi belajar siswa, akan disusun pedoman penilaian motivasi siswa yang memuat aspek-aspek yang dinilai dan penyekorannya. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersifat data data kualit kualitati atiff berupa berupa hasil hasil observ observasi asi dan wawanca wawancara, ra, serta serta data data kuanti kuantitat tatif if berupa berupa angket, dan hasil tes siswa. 1)
Observasi
Observasi dilaksanakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran, yang meliputi partisipasi siswa dalam kegiatan. Hal-hal yang diamati dari kegiatan siswa yaitu : a) Partis Partisipa ipasi si siswa, siswa, sepert sepertii siswa siswa bertan bertanya, ya, menjaw menjawab ab pertan pertanyaa yaan, n, dan mengaj mengajuka ukan n pertanyaan; b) daya pemerhati, seperti siswa berbincang dengan teman, melamun, dan menyimak menyimak media dengan baik; c) kompetensi kompetensi siswa diukur dari nilai / tes hasil belajar; d) persepsi siswa diketahui dari kegiatan wawancara dan angket. Sedangkan hal-hal yang diamati dari kegiatan guru, yaitu upaya guru dalam pengelolaan kelas, penyampaian materi, penggunaan media pembelajaran berbasis ICT, mengadakan tanya jawab, mengadakan evaluasi. 2)
Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan siswa. Data yang ingin didapat dari hasil wawancara dengan siswa adalah pendapat siswa tentang penerapan media pembelajaran berbasis ICT dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Jepang.. 3)
Angket
Angket Angket yang yang digunak digunakan an dalam dalam peneli penelitia tian n ini terbagi terbagi 2 macam, macam, yaitu yaitu angket angket tertutup. Angket tertutup berisi pertanyaan yang jawabannya sudah sudah disediakan. 4)
Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pengaruh penggunaan penggunaan media pembelajaran pembelajaran berbasis ICT terhadap terhadap hasil hasil belajar. belajar. Tes dilaksanakan pada akhir kegiatan belajar mengajar (post test).
3.8 Metode Metode Pengolah Pengolahan an Data Data
Dari penelitian ini diadakan analisis data secara kualitatif dengan menggunakan bentuk tabel atau grafik data. Sedangkan hasil angket dan hasil tes digunakan analisis data kuantatif dalam bentuk prosentase.
BABIV