Laporan akhir fenomena dasar mesin
Putaran Kritis
BAB I PENDAHULUAN
1.1. 1.1. Lata Latarr Bel Belak akan ang g
Dalam Dalam bida bidang ng kons konstr truk uksi si sifat sifat mate materia riall yang yang dapa dapatt terde terdefl flek eksi si merupakan suatu hal yantg sangat menakutkan karena bila saja hal tersebut terjadi maka struktur yang dibangun baik itu struktur statis maupun dinamis akan akan robo roboh h atau atau meng mengal alam amii kega kegaga gala lan. n. Hal Hal ters terseb ebut ut tent tentu u saja saja akan akan membahayaka membahayakan n jika itu merupakan alat yang berfungsi berfungsi untuk untuk mengangkut mengangkut orang atu ditempati banyak orang, oleh karena itu perlu perencanaan yang sangat matang untuk membangun suatu struktur tertentu. Begitu juga dengan poros, seperti poros turbin pada pembangkit daya (power plant) pada saat operasi operasi dengan dengan putaran putaran tertent tertentu u poros poros akan akan terdefle terdefleksi ksi akibat akibat berat berat rotor rotor ataupun berat dia sendiri. Defleksi yang paling besar terjadi pada putaran operasi operasi itulah itulah yang yang disebu disebutt dengan dengan putaran putaran kritis kritis,, yang yang dapat dapat membua membuatt struktur poros tersebut gagal sehingga dalam operasi dihindari kecepatan putar yang yang demiki demikian. an. Oleh Oleh karena karena itu perlu perlu penget pengetahu ahuan an yang yang dalam dalam mengen mengenai ai putaran kritis ini.
1.2.
Tujuan
1. Untu Untuk k meng menget etah ahui ui kara karakt kter eris isti tik k poro poross deng dengan an memb membua uatt graf grafik ik yang yang menyat menyataka akan n hubung hubungan an deflek defleksi si yang yang terjadi terjadi dengan dengan posisi posisi rotor rotor untuk untuk berbagai tegangan. 2. Untu Untuk k menc mencari ari fenom fenomen enaa yang yang terja terjadi di deng dengan an berp berput utar arny nyaa poro poross pada pada tegangan yang telah ditentukan.
1.3.
Manfaat
Deng Dengan an adan adanya ya prak prakti tiku kum m putar putaran an krit kritis is ini ini kita kita dapa dapatt meli meliha hatt fenomena fenomena yang terjadi terjadi pada putaran yang diberikan diberikan defleksi paling besar dan mengetahui besarnya sehingga bisa dihindari dalam operasi suatu system.
Kelompok V
29
Laporan akhir fenomena dasar mesin
Putaran Kritis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Teori Dasar
Suatu fenomena yang terjadi dengan berputarnya poros pada kecepatankecepa kecepatan tan tertent tertentu u adalah adalah getara getaran n yang yang sangat sangat besar, besar, meskip meskipun un poros poros dapat dapat ber berpu puta tarr deng dengan an sang sangat at mulu muluss pada pada kecep kecepata atan-k n-kec ecep epat atan an lainn lainnya ya.. Pada Pada kecepatan-kecepatan semacam ini dimana getaran menjadi sangat besar, dapat terj terjad adii
kega kegaga gala lan n
dipo diporo ross
atau atau bant bantal alan an-b -ban anta tala lan. n. Atau Atau geta getara ran n
dapa dapatt
mengakibatkan kegagalan karena tidak bekerjanya komponen-komponen sesuai dengan fungsinya, seperti yang terdapat pada sebuah turbin uap dimana ruang beb bebas as anta antara ra roto rotorr dan dan ruma rumah h sang sangat at keci kecil. l. Getar Getaran an sema semaca cam m ini ini dapa dapatt meng mengak akib ibat atka kan n apa apa yang yang dise disebu butt deng dengan an olak olakan an poro poross atau atau mung mungki kin n mengakibatkan suatu osilasi puntir pada suatu poros, atau kombinasi keduanya. Mungki Mungkin n kedua kedua perist peristiwa iwa terseb tersebut ut berbed berbeda, a, namun namun akan akan dapat dapat ditunj ditunjukk ukkan an bah bahwa wa
masi masin ng-m g-masin asing g
dapat apat
dita ditang ngan anii
deng dengan an
cara cara
seru serupa pa
deng engan
memperhatik memperhatikan an frekuensi-fr frekuensi-frekuen ekuensi si pribadi pribadi dari osilasi. osilasi. Karena poros-poro poros-poross pada dasarnya elastic, dan menunjukkan karakteristik-karakteristik pegas, maka untuk mengilustrasikan pendekatan dan untuk menjelaskan konsep-konsep dari suku-suku suku-suku dasar yang dipakai dipakai dan digunakan digunakan analisa analisa sebuah sebuah system system massa dan pegas yang sederhana. a.
Massa bergerak di bidang horizontal
Gambar dibawah memperlihatkan suatu massa dengan berat W pound yang diam atas suatu permukaan licin tanpa gesekan dan diikatkan ke rangka stationer melalui sebuah pegas. Dalam analisa, massa pegas akan diabaikan. Massa dipindahkan dipindahkan sejauh x dari posisi posisi keseimangan keseimangannya, nya, dan kemudian kemudian dilepa dilepaska skan. n. Ingin Ingin ditent ditentuka ukan n tipe tipe dari dari geraka gerakan n maa dapat dapat menggu menggunka nkan n persamaan-persamaan Newton dengan persamaan energi.
Kelompok V
30
Laporan akhir fenomena dasar mesin b.
Putaran Kritis
Mass Massa a ber berge geta tarr di di sua suatu tu bida bidang ng vert vertic ical al
Gambar Gambar dibawa dibawah h memper memperlih lihatk atkan an massa massa yang yang digant digantung ung dengan dengan sebuah sebuah pegas pegas vertic vertical. al. Bobot Bobot menyeb menyebabk abkan an pegas pegas melend melendut ut sejauh sejauh x o. Baya Bayang ngka kan n mass massaa dita ditari rik k keba kebawa wah h pada pada suat suatu u jara jarak k xo dari dari posisi posisi keseimbangannya dan kemudian dilepaskan dan ingin diketahui garaknya sebagai efek gravitasi.
Massa Massa yang yang berget bergetar ar secara secara vertic vertical al mempun mempunyai yai frekuan frekuansi si yang yang sama sama sepert sepertii massa yang bergetar secara horizontal, dengan osilasi yang terjadi disekitar posisi keseimbangan
c.
Olakan Poros
Akan dibahas olakan poros untuk mengilustrasikan mengapa poros poros mebunjukkan lendutan yang sangat besar pada suatu kecepatan dari operas operasi, i, meskip meskipun un poros poros dapat dapat berput berputar ar secara secara mulus mulus pada pada kecepa kecepatan tan-kecepatan yang lebih rendah atau lebih tinggi. Gambar dibawah menunjukkan sebuah poros dengan panjang L cm ditu ditump mpu u oleh oleh bant bantal alan an pada pada ujun ujungg-uj ujun ungn gnya ya,, sebu sebuah ah piri piring ngan an yang yang dipand dipandang ang sebaga sebagaii sebuah sebuah massa massa terpus terpusat at dan beratn beratnya ya W Newton Newton,, aksi aksi giroskop dari massa akan diabaikan, dan selanjutnya akan diasuksikan poros berge bergerak rak melalu melaluii sebuah sebuah koplin kopling g yang yang bekerj bekerjaa tanpa tanpa menaha menahan n lendut lendutan an por poros os.. Poro Poross dipa dipand ndan ang g vert vertic ical al sehi sehing ngga ga grav gravit itas asii dapa dapatt diab diabai aika kan, n, Kelompok V
31
Laporan akhir fenomena dasar mesin
Putaran Kritis
meskipun hasil-hasil yang didapatkan akan sama apakah poros vertikal atau horizontal. Apabila titik berat dari massa ada disumbu punter, maka tidak akan ada ketakseimb ketakseimbangan angan macam apapun apapun yang dapt menyebabka menyebabkan n poros berputar disuatu sumbu lain diluar sumbu poros. Namun dalam prakteknya, kondisi semacam ini tidak dapat dicapai, dan titik berat piringan ada disuatu jarak e yang boleh dikatakan kecil, dari pusat geometri piringan. Dengan titik berat yang diluar sumbu putar atau sumbu bantalan, terdapat suatu gaya inersia yang yang meng mengak akib ibatk atkan an poro poross mele melend ndut ut,, dima dimana na lendu lenduta tan n pusa pusatt poro poross dinyatakan dengan r pada gambar dibawah :
Kelompok V
32
Laporan akhir fenomena dasar mesin
Putaran Kritis
Pusat geometri dari piringan , O adalah sama dengan pusat poros pada piringan. Ketika poros berputar, titik tinggi T akan berputar terhadap sumbu banta bantalan lan S. Gaya Gaya inersi inersiaa piring piringan an diseim diseimban bangka gkan n oleh oleh apa yang yang dapat dapat disebut dengan gaya pegas dari poros ketika poros berputar. Gaya inersia, untuk sebuah massa yang berpuatr terhadap satu pusat tetap, adalah : W
( r + e)ω 2
g
Gaya pegas dari poros dapat dinyatakan dengan Kr, dimana k adalah laju pegas poros, yakni gaya yang diperlukan per cm lendutan poros pada piringan. Dengan menyamakan jumlah gaya-gaya pada gambar dengan nol, dengan termasuk gaya inersia, maka didapatkan W g
( r + e)ω 2 − kr = 0
Dengan menata kembali suku-sukunya W r e
2 ω
g W
=
k −
2 ω
g
Kecepat Kecepatan an berbah berbahaya aya dari dari operas operasii suatu suatu poros poros terten tertentu tu dinyat dinyataka akan n dengan kecepatan putaran kriyis atau kecepatan olakan, yakni kecepatan dimana perbandingan r/e adalah tah hingga. Operasi pada suatu kecepatan yang yang mendek mendekati ati kecepa kecepatan tan kritis kritis juga juga tak dikehe dikehenda ndaki ki karena karena besarn besarnya ya perp perpin inda daha han n pusa pusatt pirin piringa gan n dari dari sumb sumbu u puta putar. r. Kece Kecepa pata tan n krit kritis is dapa dapatt diperoleh untuk kondisi dimana persamaan diatas sama dengan nol : k −
W
2 ω
g
= 0or ω = (kg / W ) 0.5
Konstanta Konstanta k dapat dinyatakan dinyatakan dalam bermacam cara, misalnya misalnya seperti konstanta konstanta yang diperoleh diperoleh dari persamaan lendutan sebuah poros dengan tumpuan sederhana dibawah aksi suatu beban P r
Pab =
6 LEI
( L2
−
a
2
−
b
2
)
Perbandingan P/r mendefinisikan laju pegas k menjadi k
P =
r
=
6 PLEI 2
ab( L
−
a
2
−
b
2
)
Khusus untuk poros yang sedang dibahas ini, kecepatan kritis dapat dinyatakan dengan
Kelompok V
33
Laporan akhir fenomena dasar mesin
ω
6 PLEI
=
g
ab ( L − a − b ) W 2
2
2
Putaran Kritis
.rad / det
Sebuah metode alternative adalah dengan menulis laju pegas k dalam suku-s suku-suku uku suatu suatu beban beban spesif spesifik ik dan lendut lendutan an spesif spesifik, ik, beban beban yang yang sama sama dengan berat piringan, yaitu P=W. Lendutan resultane akan berupa lendutan static dari poros horizontal, dibawah aksi beban piringan, lendutan static tersebut dinamakan xstJadi, k
P =
d.
r
1
W =
x st
1
atau
ω
= ( kg / W ) 2
W g 2 = = ( g / x st )rad / det x st W
Efek Efek gese geseka kan n terh terhad adap ap kece kecepa patn tn krit kritis is
Mes Meskip kipun
persa ersam maan aan
teor teorit itik ik
yang ang
ditu dituru runk nkan an
sebel ebelum umny nyaa
menunjukk menunjukkan an suatu putaran dengan jari-jari yang besarnya besarnya tak hingga pada kecepatan kritis, namun kondisi semacam ini secara praktek tidak mungkin. Menuru Menurutt hasil-h hasil-hasi asill yang yang dipero diperoleh leh dari dari persam persamaan aan teorit teoritik, ik, poros poros yang yang berputar pada putaran kritis tentu saja akan patah atau terdistorsi. Tetapi, kita tahu tahu bahwa bahwa porosporos-por poros os yang yang berjal berjalan an pada pada kecepa kecepatan tan kritis kritis tidak tidak perlu perlu patah patah,, dan mungki mungkin n berjal berjalan an dengan dengan sangat sangat kasar kasar tetapi tetapi tanpa tanpa distor distorsi si permanent.
Dari analisa didapatkan hubungan perbandingan maksimum dari r/e tidak tak hingga apabila gesekan diperhitungkan. Tetapi terdapat satu daerah
Kelompok V
34
Laporan akhir fenomena dasar mesin
Putaran Kritis
pada suatu kecepatan yang tidak jauh dari kecepatan kecepatan yang dihitung dihitung dengan tanpa gesekan. Juga, harga r/e pada kecepatan-kece patan yang agak jauh dari kecepatan olakan tidak terlalu banyak berbeda dengan atau tanpa gesekan. Dalam Dalam prakte praktek, k, biasan biasanya ya geseka gesekan n diabai diabaikan kan dan kecepa kecepatan tan olakan olakan dihitung dengan tanpa gesekan, dengan kesalahan yang sangat kecil.
2.2.
Teori Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan pada praktikum ini adalah : a.
Tachometer
Alat ini digunakan untuk menghitung kecepatan sudut dari massa yang berada pada poros yang akan diuji. Pada percobaan yang dilakukan kami menggunakan tachometer digital dengan satuan rpm. b.
Mistar
Digunakan untuk mengukur jarak agar memvariasikan posisi massa rotor.
BAB III METODOLOGI
Kelompok V
35
Laporan akhir fenomena dasar mesin
3.1.
Putaran Kritis
Perangkat Percobaan
motor
3.2.
kopling
poros
rotor
Prosedur
1. Periksalah Periksalah semua semua peralatan peralatan seperti seperti pengatur pengatur rotor, rotor, motor, motor, bantalan bantalan,, dan peralatan lain dalam keadaan baik. 2. Posi Posisi sika kan n let letak ak roto rotor r 3. Hidupkan Hidupkan motor motor dan atur atur teganga tegangan n dengan dengan slide slide regulat regulator or 4. Hitu Hitung ng put putara aran n (rpm (rpm)) roto rotor r 5. Ulangi Ulangi kembali kembali percobaan percobaan diatas diatas untuk untuk posis posisii rotor rotor yang berbeda berbeda
3.3. 3.3.
Asum Asumsi si-a -asu sums msii
1. Percep Percepatan atan Gravit Gravitasi asi 9,81 9,81 m/s2
BAB IV
Kelompok V
36
Laporan akhir fenomena dasar mesin
Putaran Kritis
PENGOLAHAN DATA
4.1. Tabel Data
No
L (mm)
m (kg)
1
1000
2,5
2
1000
2,5
3
1000
2,5
a(mm) 500 500 500 300 300 300 700 700 700
b(mm) 500 500 500 700 700 700 300 300 300
Nc (rpm) 1010 1444 1175 1243 1343 1366 1019 1282 1017
4.2. Contoh Perhitungan
1. Perh Perhit itun unga gan n unt untuk uk a = 500 500 mm mm
b = 500 500 mm
- putaran kritis teoritis untuk (Nc) percobaan = 1010 rpm nc =
60
k
2π
m
= 2.5kg * 9.81 m/s 2
F=m*g
= 24.53 N I= δ= k=
d 4
π
=
64
3.14 ×(12 ) 4 64
p * l 3
=
48 * EI EI F δ
=
=
= 1017.36
3
48 ×193000 ×1017 .36
2.6027 ×10
Nc teoritis =
25
24 .53 ×(1000 )
24 .53 N
=
25434
60
k
2π
m
−3
m
= 2.6027 mm
= 9424.8 N/m
60
9424 .8
2 ×3.14
2 .5
= 586.621 rpm
2. Perh Perhit itun unga gan n unt untuk uk a = 300 300 mm mm nc =
60
k
2π
m
F=m*g
Kelompok V
b = 700 700 mm
= 2.5kg * 9.81 m/s 2
37
Laporan akhir fenomena dasar mesin
Putaran Kritis
= 24.53 N I= δ= =
d 4
π
=
64
3.14 ×(12 ) 4
=
64
p * a * b 6 * EIL
25434 25
= 1017.36
(L2-a2-b2)
24 .53 ×300 ×700 6 ×193000 ×1017 .36 ×1000
((1000)2 - (300)2 – (700)2)
= 1.8365 mm k=
F δ
24 .53 N
=
= 13356.9 N/m
− 1.8365 ×10 m 3
Nc teoritis = =
60
k
2π
m
60
13356 .9
2 ×3.14
2 .5
= 698.35 rpm
3. Perh Perhit itun unga gan n unt untuk uk a = 700 700 mm mm nc =
60
k
2π
m
b = 300 300 mm
= 2.5kg * 9.81 m/s 2
F=m*g
= 24.53 N I= δ= =
d 4
π
64
=
3.14 ×(12 ) 4
=
64
p * a * b 6 * EIL
25434 25
= 1017.36
(L2-a2-b2)
24 .53 ×300 ×700 6 ×193000 ×1017 .36 ×1000
((1000)2 - (300)2 – (700)2)
= 1.8365 mm k=
F δ
24 .53 N
=
1.8365 ×10
Nc teoritis = =
60
k
2π
m
−3
m
= 13356.9 N/m
60
13356 .9
2 ×3.14
2 .5
= 698.35 rpm
Kelompok V
38
Laporan akhir fenomena dasar mesin
Putaran Kritis
4.3. Tabel Perhitungan
No
L (mm)
1
1000
2
1000
3
1000
m (kg) 2 ,5 2 ,5 2 ,5 2 ,5 2 ,5 2 ,5 2 ,5 2 ,5 2 ,5
a(mm) 500 500 500 300 300 300 700 700 700
b(mm) 500 500 500 700 700 700 300 300 300
δ(mm) 2,6027 2,6027 2,6027 1,8365 1,8365 1,8365 1,8365 1,8365
nc Percobaan (rpm) 1010 1444 1175 1243 1343 1366 1019 1282
nc Teoritis (rpm) 586,621 586,621 586,621 698,35 698,35 698,35 698,35 698,35
1,8365
1017
698,35
4.4 Grafiik Perhitungan
Kelompok V
39
Laporan akhir fenomena dasar mesin
Putaran Kritis
Grafik Perbandingan Defleksi Dengan Posisi Rotor 3 ) 2.5 m m 2 ( i s 1.5 k e l f 1 e D
pengijian 1,4,7 pengujian 2,5,8 pengujian 3,6,9
0.5
0 300:700
500:500
700:300
Posisi Rotor (mm)
Grafik Grafik Perbandingan Nc Percobaan dengan Posisi Rotor 1600
) m1400 p r 1200 (
pengujian 1,4,7
n 1000 a a b 800 o c 600 r e P 400 c 200 N
pengujian 2,5,8 pengujian 3,6,9
0
300: 700
500:500
700: 300
Posisi Rotor (mm)
Kelompok V
40
Laporan akhir fenomena dasar mesin
Putaran Kritis
Grafik Perbandingan Nc Teoritis dengan Posisi Rotor 750 ) m700 p r ( s 650 i t i r o 600 e T c 550 N
Pengujian 1,4,7 Pengujian 2,5,8 Pengujian 3,6,9
500 300:700
500:500
700: 300
Posisi Rotor (mm)
4.5. Analisa dan Pembahasan
Pada percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat fenomena-fenomena yang terjadi dengan berputarnya poros pada kecepatan tertentu. Pada kecepatan mula-mula poros berputar dengan stabil dan mengeluarkan getaran dan suara yang kecil. Kemudian kecepatan terus ditingkatkan secara perlahan dari 10 rpm, 20 rpm, 100 rpm hingga 900 rpm sehingga poros berputar semakin kencang, setelah mencapai pada kecepatan tertentu yaitu pada kecepatan 1000 rpm ke atas maka poros poros menunjuka menunjukan n fenomena-feno fenomena-fenomena mena yang terjadi dengan dengan berputarnya berputarnya poros, poros berputar secara tak stabil dan menunjukan getaran yang hebat dan suara yang kencang maka dapat disimpulkan bahwagetaran ini adalah getaran kritis. Adapun data-data atau nilai-nilai pada peralatan percobaan adalah : Diameter poros
=12 mm
E stanless steel
= 193.000 N/mm 2
m
= 2,5 kg
beban 2,5 kg adalah eban poros yang ditambah denagn beban rotor. Panjan Panjang g poros poros adalah adalah 1 m
dengan dengan rotor rotor yang yang bisa bisa dipind dipindah-p ah-pind indahk ahkan an
posisinya. Putaran kritis pada poros tidak hanya dipengaruhi oleh kecepatan putarnya saja, tetapi juga dipengaruhi oleh posisi rotor pada batang poros, ini dikarenakan rotor memiliki beban yang mempengaruhi batang poros : putaran kritis : Nc = -
Kelompok V
60
k
2π
m
nilai ke kekakuan dari k
41
Laporan akhir fenomena dasar mesin
Putaran Kritis
F
-
k=
-
δ = defleksi
δ
Dari rumus diatas dapat diketahui bahwa posisi rotor mempengaruhi kekakuan poros yaitu posisi rotor dapat mempengaruhi defleksi poros. Jadi untuk posisi rotor yang berbeda memiliki nilai defleksi yang berbeda pula. Pada percobaan ini diambil tiga posisi rotor yaitu :
rotor
a
b
Dan dicoba tiga kali percobaan untuk satu posisi. Pada percobaan kami 1m didapat kecepatan untuk putaran kritis maksimum adalah pada kecepatan 1366 rpm pada a=300 mm dan b=700 mm. dan untuk putaran kritis minimum adal adalah ah pada pada kece kecepa pata tan n 1010 1010 rpm rpm pada pada a=50 a=500 0 mm dan dan b=50 b=500 0 mm. mm. pada pada putaran kritis teoritis kami mendapatkan : - Unt Untuk uk a = 500 500 mm b = 500 500 mm mm δ = 2,6027 mm Nc teoritis = 586,621 - Unt Untuk uk a = 300 300 mm b = 700 700 mm mm δ = 1,8365 mm Nc teoritis = 698,35 - Unt Untuk uk a = 700 700 mm b = 300 300 mm mm δ = 1,8365 mm Nc teoritis = 586,621 Pada putaran kritis teoritis kami dapatkan bahwa nilai kecepatan kritis yang terbesar adalah pada a = 300 mm, b = 700 mm dan a = 700 mm, b = 300 mm. Jadi nilai kecepatan teoritis semakin besar bila posisi rotor semakin jauh dari posisi tengahnya, ini disebabkan karena bila posisi rotor tak ditengah maka defleksi akan semakin besar dan putaran semakin tak imbang. Untuk Untuk lebih lebih jelasny jelasnya, a, dari dari hasil hasil perhit perhitung ungan an kami kami mendap mendapatk atkan an beberap beberapaa perbandingan grafik diantaranya : a. Grafik Grafik posisi posisi rotor rotor dan deflek defleksi si
Kelompok V
42
Laporan akhir fenomena dasar mesin
Putaran Kritis
Pada grafik ynag ditunjukan ditunjukan,, kita dapat mengambil analisa bahwa semakin jauh posisi rotor dari tumpuan maka defleksi yang dihasilkan akan semakin besar. Hubungan defleksi dengan posisi rotor berbanding lurus, demikian juga posisi rotor denagn putaran kritis. Dimana N c maksimum sebesar 698,35 rpm dan N c minimum sebesar 586,621 rpm. Sedangkan defleksi yang terbesar adalah 1,8365 mm dan defleksi yang paling minimum sebesar 2,6027 mm. b. Grafik Grafik posis posisii rotor rotor dan putar putaran an kritis kritis perco percobaa baan n Putaran Putaran kritis kritis terbes terbesar ar terlet terletak ak pada pada posisi posisi rotor rotor terdeka terdekatt pada pada motor. Putaran kritis maksimum terjadi pada a = 300 mm, b = 700 mm denagn Nc=1366 rpm. Ini dikaren dikarenaka akan n dari dari segi segi kekaku kekakuan, an, kekaku kekakuan an mening meningkat kat pada pada posisi pembebanan yang mendekati tumpuan motor. c. Grafik Grafik posis posisii rotor rotor dan puta putaran ran kriti kritiss teoriti teoritiss Pada grafik putaran kritis yang terbesar berada pada posisirotor terjauh dari tumpuan. Hal ini disebabkan karena pada posisi terjauh dari motor momen puntir dari batang akan semakin kecil, ini yang memung memungkin kinkan kan putaran putaran kritis kritis semaki semakin n lama lama semaki semakin n besar. besar. Grafik Grafik yang ditunjukan berbanding lurus, semakin besar putaran kritis, maka posisi rotor juga semakin besar.
Kelompok V
43
Laporan akhir fenomena dasar mesin
Putaran Kritis
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
- Frekuensi pribadi pada pembebanan yang jauh dari frekuensi pribadi pada pembebanan pada tengah-tengah batang - Putaran kritis maksimum terjadi pada saat rotor berada pada posisi terjauh dari rotor - Defleksi maksimum terjadi pada saat rotor berada pada posisi terjauh dari motor dan tumpuan - Kekakuan maksimum terjadi pada saat pembebanan terletak di dekat motor
5.2. Saran
- Perhatikan motor apabila sudah sampai pada putaran kritis, jangan terlalu lama perputaran tersebut terjadi karena akan menyebabkan alat jadi rusak - Amati hasil yang ditunjukan oleh alat ukur dengan teliti sehingga hasil yang diperoleh akurat
Kelompok V
44
Laporan akhir fenomena dasar mesin
Putaran Kritis
DAFTAR PUSTAKA
Team Team Asis Asiste ten n LKM. LKM. 2008 2008.. Pandu Panduan an Prakti Praktiku kum m Fenome Fenomena na Dasar Dasar Mesin Mesin Bid. Bid.
Konstruksi Konstruks i Mesin dan Perancangan. Jurusan Mesin FT-UA : Padang William T. Thomsun. 1998. Thori of Vibration with Application Practice . Hall int : London
Kelompok V
45
Laporan akhir fenomena dasar mesin
Putaran Kritis
TUGAS
1. Puta Putara ran n Kri Kriti tiss Wm = Wp 2π n 60
nc =
=
Wm Wp 600 k m
k m
60
k
2π
m
= W motor = Fr Frekuensi Pribadi = sudut kecepatan pada motor = kekakuan = massa
2. Frek Frekue uens nsii Pri Priba badi di Frekuensi yang dimiliki oleh suatu sistem atau benda dimana benda ters terseb ebut ut memp mempun unya yaii keka kekaku kuan an dan dan mass massaa baik baik pada pada wakt waktu u diam diam ataupun bergerak. K=
F δ
F = m*g δ = defleksi
F
m = g
frekuensi pribadi
Kelompok V
Wn =
k m
46
Laporan akhir fenomena dasar mesin
Kelompok V
Putaran Kritis
47