RADANG KRONIS
Radang kronis bisa terjadi melalui dua macam cara. Pertama, radang kronis terjadi setelah atau mengikuti proses radang akut. Kedua radang kronis terjadi hampir sejak awal timbulnya reaksi radang. Perubahan dari radang akut menjadi radang kronis terjadi bila faktor jejas bersifat persisten, persisten, yakni bila respon respon radang akut tidak dapat mengatasinya, mengatasinya, atau bila terdapat terdapat gangguan gangguan pada proses proses penyembuhan penyembuhan yang normal. normal. Selain merupakan merupakan kelanjutan kelanjutan dari proses proses radang akut, proses proses radang kronis bisa terjadi hampir sejak awal. Hal ini biasanya terjadi apabila faktor jejas bersifat bersifat ringan atau seringkali seringkali dihubungkan dihubungkan dengan daya tahan tubuh host yang relatif relatif baik atau kombinasi keduanya. Proses Proses radang radang kronis kronis ditandai ditandai dengan dengan infiltr infiltrasi asi selsel- sel radang radang kronis kronis yaitu yaitu leukosit leukosit mononuclear: makrofag, limfosit, dan sel plasma, terjadinya proliferasi fibroblast dan pembuluh kapiler muda dalam jumlah banyak. 1. Makrofag Berasal dari sel darah putih monosit yang mempunyai fungsi sebagai sel fagosit namun lebih selektif, sehingga makrofag disebut juga dengan the second line of defense. Di samping sebagai pengganti leukosit neutrofil di dalam fagositosis, makrofag mempunyai banyak fungsi yang lain lain karena karena kemamp kemampuann uannya ya menghas menghasilk ilkan an berbaga berbagaii macam macam produk produk biologi biologi yang dapat dapat menin meningk gkat atka kan n resp respon on rada radang. ng. Makr Makrofa ofag g juga juga mengh menghas asil ilka kan n fakt faktor or-- fakt faktor or yang yang menga mengatu tur r proliferasi proliferasi dan fungsi sel- sel yang lain, termasuk termasuk di sini adalah: interferon, interferon, grow growth th faktor untuk faktor untuk fibroblast, sel endothel, dan sel- sel myeloid primitif (angiogenesis) yang mempunyai peranan penting di dalam proses proses perbaikan perbaikan (repair) (repair) jaringan. jaringan. 2. Limfosit, dan sel plasma Limfosit yang berperan di dalam proses imunitas juga sering didapatkan di dalam proses radang radang kronis. kronis. Setiap Setiap stimul stimulii yang menimb menimbulka ulkan n radang radang kronis kronis dapat dapat bersif bersifat at antige antigenic nic pula pula sehingga mampu merangsang timbulnya respon imun. Karena ini tidaklah mengherankan apabila pada proses proses radang radang yang kronis hampir selalu didapat didapatkan kan limfosit limfosit maupun maupun sel sel plasma. plasma. 3. Terjadinya proliferasi fibroblast dan pembuluh kapiler muda dalam jumlah banyak. Sel- sel fibroblast adalah jaringan ikat muda yang mampu membentuk serabut kolagen, suatu bahan (protein) dasar dari semua jaringan ikat yang ada. Pembentukan pembuluh kapiler muda terjadi dalam jumlah banyak, karena dipicu oleh faktor makrofag, sehingga suplai darah ke daerah radang menjadi lebih tinggi. Respon fibroblastic dan proliferasi kapiler muda tersebut secara bersama- sama disebut dengan jaringan granulasi. Infiltrasi sel- sel macrocytic dan lymphocytic dan jaringan granulasi serta proliferasi sel- sel untuk membentuk jaringan pengganti merupakan tanda khas dari proses radang kronis. Radang kronis dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup panjang (beberapa
hari sampai beberapa bulan bahkan kadang- kadang sampai bertahun-tahun). Apabila faktor jejas tetap ada (persisten) maka respon radang kronis ini akan tetap bertahan dalam waktu lama tanpa ada proses resolusi jaringan, contoh: dental granuloma pada apical gigi yang non vital.
MANIFESTASI KLINIS RADANG KRONIS
Pada radang kronis pada umumnya tanda-tanda cardinal yang terdapat pada radang akut tidak lagi tampak. Kemerahan dan peningkatan suhu biasanya hilang terlebih dahulu kemudian disusul dengan hilangnya rasa sakit. Akhirnya semua tanda cardinal radang hilang sama sekali, mungkin bisa terdapat indurasi (meningkatnya konsistensi jaringan) akibat adanya respon fibroblastic. Manifestasi sistemik dari radang akut atau kronis bisa berupa: demam (febris), malaise, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan. Demam yang disebabkan karena meningkatnya suhu tubuh penderita diduga sebagai akibat penyebaran mikroorganisme di dalam aliran darah (bacteremia). Penyebab yang lain yaitu endotoksin dari bakteri yang mati dan stimulasi hipotalamus oleh prostaglandin yang sintesanya dimungkinkan oleh adanya bahan pyrogen endogenik, seperti Interleukin- I yang dihasilkan oleh leukosit.