1. HEPAT EPATIITIS B
7. INDIKASI
- Semua
bayi baru lahir tanpa memandang status HBV pada ibu
1. DESKRIPSI Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus rekombinan yang telah di inaktivasi dan bersifat non infeksius. berasal dari HbsAg yang dihasilkan dalam sel rage (Hansenula Polymorpha) menggunakan teksologi DNA rekombinan. 2. TUJUAN Imunisasi aktif terhadap infeksi virus Hepatitis B (Virus DNA, Hepadna Virus)
8. KONTRAINDIKASI
- Reaksi anafilaksis pada vaksin dan konstituen vaksin (ragi)
- Sakit sedang/berat dengan atau tanpa demam note : Tidak ada indikasi kontra absolut. 9. KIPI
- Reaksi lokal yang bersifat sementara : eritema, bengkak.
3. SEDIAAN Vial 5 ml, berisi suspense berwarna putih. 4. ISI Tiap 0,5 ml mengandung : HbsAg 10 mEq Alhydroxid dan gel 0,25 mg Thimerosal 0,01 %
- Demam ringan 1-2 hari - Syok anafilaksis
2. POLIO
• • •
5. CARA PEMEBERIAN & DOSIS Sebelum digunakan vaksin harus di kocok agar suspensi menjadi homogen. di suntikkan secara IM 0,5 ml di
1. DESKRIPSI Terdapat 2 kemasan vaksin polio yaitu OPV dan IPV yang berisi strain virus Polio 1 (Brunhilde), Polio 2 (Lanzig), dan Polio 3 (Leon).
•
IPV : Vaksin mengandung virus inaktif yang dipanaskan menggunakan Formaldehid.
4. ISI
- Strain virus Polio 1 (Brunhilde) - Strain virus Polio 2 (Lanzig) - Strain virus Polio 3 (Leon)
9. KIPI
- Diare ringan - Pusing - Nyeri otot
3. BCG(Bacillus Calmette Guerin)
Zat tambahan :
- Eritromisin 2 ug - Kanamisin 10 ug - Sukrosa 35% (sebagai zat penstabil) 5. CARA PEMEBERIAN & DOSIS
- OPV : Oral, 2 tetes (0,1 ml) - IPV : IM 0,5 ml di anterolateral paha (musculus vastus lateralis). 6. JADWAL PEMBERIAN
- Polio 0 : Saat bayi baru lahir - Polio 1 : Interval 6-8 minggu (usia 2 bulan)
- Polio 2
: Interval 6-8 minggu
(usia 4 bulan)
- Polio 3 : Interval 6-8 minggu (usia 6 bulan) note : Imunisasi ini dapat diberikan
1. DESKRIPSI : BCG adalah vaksin hidup yang dibuat dari Micobacterium Bovis yang di biakkan berulang selama 1-3 tahun sehingga di dapatkan basil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas. 2. TUJUAN Imunisasi aktif terhadap penyakit TBC. 3. SEDIAAN Ampul warna coklat bentuk serbuk mengandung 1,5 mg vaksin + Pelarut (4 ml NaCl 0,9%) 4. CARA PEMBERIAN & DOSIS Intrakutan 0,05 ml di musculus deltoideus
- Menderita penyakit keganasan yang
- DTP 2
mengenai sumsum tulang dan sistem limfe.
bulan)
- DTP 3
: Interval 4-8 minggu (usia 6
bulan)
7. KIPI
- Setelah
: Interval 4-8 minggu (usia 4
penyuntikan
menimbulkan
indurasi
- Ulkus
supersial penyuntikan
Booster
:
- DTP 4 3
minggu
: Interval 1 tahun setelah DTP 3 (usia 18-24 bulan)
pasca
- Ulkus tertutup krusta akan sembuh dalam 2-3 bulan
- DTP 5
: Saat masuk sekolah (usia 5
tahun)
- Td/TT
: Setiap 10 tahun
- Meninggalkan jaringan parut bulat diameter 4-8 mm
- Limfadenitis di axilla dan leher
7. KONTRAINDIKASI
- Reaksi
anafilaksis vaksin sebelumnya
pada
pemberian
- Riwayat Ensefalopati pada pemberian vaksisn Pertusis sebelumnya 4. DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis)
1. DESKRIPSI : Vaksin Difteri dan Tetanus dierikan dalam bentuk toksoid. Vaksin Pertusis yang berikan pada vaksin DTwP merupakan suspensi Bordatella Pertusis mati, sedangkan DTaP megandung fraksi sel Bordatella Pertusis.
-
Demam tinggi Diare berat Leukimia Pertusis tahap awal Penyakit kelainan saraf baik keturunan ataupun bukan
- Defisiensi imun 8. KIPI
2. TUJUAN Untuk mencegah pneumonia yang H.Influenza tipe B
meningitis disebabkan
dan oleh
3. SEDIAAN Vial 5 ml. Kemasan Pentabio : DTP-HBHib Vaccine
2. TUJUAN Untuk mencegah penyakit infeksi saluran pernapasan pada anak. 3. SEDIAAN Prefilled Syringe 5 ml 4. ISI
- Vaksin 4. CARA PEMBERIAN & DOSIS 0,5 ml secara IM pada anterolateral paha (musculus vastus lateralis). 5. JADWAL PEMBERIAN PRP-OMP diberikan 2 kali sementara PRP-T diberikan 3 kali.
- Hib 1 - Hib 2
: Dimulai pada usia 2 bulan : Interval 4-8 minggu (usia 4
bulan)
- Hib 3
: Interval 4-8 minggu (usia 6
bulan) Booster
- Hib 4
- Vaksin
Conjugate Vaccine (PCV) merupakan vaksin PCV 13 valen mengandung 13 serotipe
Note : PPV
- T cell independent - Tidak imunogenik pada usia < 2 tahun - Indikasi : usia > 2 tahun untuk risiko tinggi
- Imunitas jangka panjang
:
: Usia 15-28 bulan
6. KONTRAINDIKASI
- Tidak boleh diberikan pada bayi usia < 2 bulan
Pneumokokus Polisakarida (PPV) merupakan vaksin PPV 23 valen mengandung 23 serotipe
PCV
- T cell dependent - Imunogenik pada usia < 2 tahun - Indikasi : anak sehat dan anak risiko tinggi, usia 2 bulan-5 tahun
- Usia 7-11 bulan : diberikan 3 dosis. Interval dosis 1 dan 2 adalah 4-8 minggu, dosis 3 diberikan setelah 12 bulan, paling sedikit 2 bulan setelah dosis kedua.
- Usia 12-23 bulan dosis. Interval sedikit 2 bulan.
-
: diberikan 2 kedua dosis paling
24 bulan – 5 thn dosis !
: diberikan 1
7. KONTRAINDIKASI
- Reaksi anafilaksis pada vaksin - Reaksi anafilaksis pada konstituen vaksin
- Sakit sedang atau berat dengan atau
•
Vaksin Pentavalen (Rotateq) : Mengandung 5 galur Rotavirus [G1,G2,G3,G4,G9, P1A[8]]
4. CARA PEMBERIAN & DOSIS Oral 5. JADWAL PEMBERIAN Monovalen : Dimulai sejak usia 614 minggu dalam 2 dosis dengan interval 4-10 minggu (usia 16-24 minggu). Pentavalen : Dimulai sejak usia 614 minggu dalam 3 dosis dengan interval 4-10 minggu (dosis 2 usia 16-24 minggu dan dosis 3 usia < 32 minggu). •
•
tanpa demam 6. KONTRAINDIKASI 8. KIPI
- Reaksi lokal : eritema, bengka dan indurasi
-
Demam
- Diberikan bersama vaksin polio oral - Masih terdapat antibodi materna - Adanya bakteri enterik patogen dalam usus
Gelisah Pusing Tidur tidak tenang Nafsu makan menurun Diare
7. KIPI
- Demam - Nyeri perut - Diare
2. TUJUAN Imunisasi aktif terhadap infeksi virus influenza (kelompok Orthomyxoviridae)
- pada kasus demam tinggi, kejangkejang, atau infeksi akut (vaksinasi harus ditunda)
- individu dengan hpersensitifitas 3. SEDIAAN Dus isi 2 vial @ 0.5 ml (1 dosis) Dus isi 2 vial @ 2.5 ml (5 dosis) PENYIMPANAN Simpan antara +2°C dan +8°C. Hindarkan dari sinar matahari langsung. JANGAN DIBEKUKAN. Masa kadaluarsa selama 12 bulan.
4. ISI Tiap 0,5 ml mengandung strain: A/Solomon Islands/3/2006 (IVR-145) (H1N1) A/Hiroshima/52/2005 (IVR-142) (H3N2) B/Malaysia/2506/2004 Thimerosal
anakfilaksis terhadap pemberian influenza sebelumnya
- penderita syndroma Guillain-Barre
9. KIPI
- Reaksi lokal yang bersifat sementara : eritema, bengkak.
- Demam - Syok anafilaksis
•
9. CAMPAK
•
• •
5. CARA PEMEBERIAN & DOSIS Vaksin harus dikocok sebelum digunakan untuk mendapatkan suspensi homogen . Diberikan 0.5 ml per dosis secara intramuskular pada lengan bagian atas.
1. DESKRIPSI Vaksin campak adalah vaksin virus hidup yang dilemahkan, merupakan vaksin beku kering berwarna kekuningan pada vial gelas, yang harus dilarutkan hanya dengan pelarut aquabidest. 2. TUJUAN
Pelarut mengandung : • Air untuk injeksi
10. MMR (Measles, Mumps, Rubella)
5. CARA PEMEBERIAN & DOSIS Dosis : 0,5 mL disuntikan secara subkutan pada lengan bagian atas.
note: Dalam keadaan wabah imunisasi dapat diberikan mulai umur 6 bulan disusul dengan suntikan ulangan 6 bulan kemudian dengan 1 dosis 0,5 mL secara subkutan.
6. JADWAL PEMBERIAN
- Campak 1
: Diberikan pada usia 9
bulan.
- Booster
: 24 bulan (jika belum mendapat MMR) dan 5-6 tahun setelah imunisasi campak 1 (usia 6 tahun).
7. INDIKASI Vaksin digunakan untuk terhadap penyakit campak.
pencegahan
8. KONTRAINDIKASI - Infeksi akut dengan demam tinggi
1. DESKRIPSI : Vaksin MMR merupakan vaksin kombinasi (Measles, Mumps, Rubella). Vaksin MMR mengandung virus hidup yang dilemahkan, harus disimpankan pada suhu 2-8 C atau lebih dingin dan terlindung dari cahaya. Digunakan 1 jam setelah dicampurkan dengan pelarut. 2. TUJUAN Imunisasi aktif terhadap infeksi virus campak (Measles/Morbili) , gondongan (Mump), dan rubela. 3. SEDIAAN Vial Lyophilized single dose 0,5 mL 4. ISI Measles virus >1,000 CCID50, mumps virus >5,000 CCID50, rubella virus >1,000 CCID50 (all attenuated). 5. CARA PEMEBERIAN & DOSIS Dosis : 0,5 mL disuntikan secara subkutan dalam atau Intramuscular
- 3 bulan pasca transfusi - Menerima suntikan imunoglobulin dalam 6 minggu.
9. KIPI
-
Malaise Demam Ruam Trombositopenia Ensefalitis Meningoensefalitis Kejang demam.
3. SEDIAAN - Vaksin oral - Vaksin parenteral 4. CARA PEMBERIAN & DOSIS - Vaksin parenteral : 0,5 ml secara IM atau SC pada daerah deltoid atau paha - Vaksin oral : rekomendasi untuk anak 6 tahun 1 kapsul vaksin dimakan tiap hari ke 1,3 dan 5 pada 1 jam sebelum makan dengan minuman yang tidak lebih dari 37°C Kapsul harus di telan secara utuh dan tidak boleh di buka karena kuman akan mati oleh asam lambung •
•
11. TIFOID 5. JADWAL PEMBERIAN Jadwal anjuran pada usia 2-3 tahun
1. DESKRIPSI : Vaksin Tifoid merupaka vaksin aktif terdapat 2 bentuk.
- Vaksin Tifoid Oral : Dibuat dari kuman Salmonela typhi
Booster :
- Parenteral : Setiap 3 tahun - Oral : Setiap 5 tahun 6. KONTRAINDIKASI
Alergi terhadap bahan vaksin
7. KIPI 12. HEPATITIS A
- Demam - Reaksi lokal : eritema dan bengkak
1. DESKRIPSI : Pencegahan penyakit Hepatitis A dapat dilakukan dengan pemberian imuniasi aktif dan pasif.
13. VARISELA
- Imunisasi Pasif Merupakan NIHG (Normal Human Immune Globulin) setiap mililiternya mengandung 100 IU anti HAV
- Imunisasi Aktif Dibuat dari virus yang dimatikan. Menyebabkan terbentuknya Serum Neutralizing Antibodies terhadap epitop permukaan virus. 2. TUJUAN Pencegan penyakit Hepatitis A. 3. SEDIAAN - Imunisasi pasif Imunoglobulin hepatitis A - Imunisasi aktif yang dimatiikan 4. CARA PEMBERIAN & DOSIS Imunisasi pasif : •
1. DESKRIPSI : Vaksin Varisela merupakan vaksin virus varisela-zoster (galur OKA) hidup yang telah dilemahkan dalam bentuk bubuk kering (Lyophilized) . harus disimpan pada suhu 2-8 C atau lebih dingin dan terlindung dari cahaya. 2. TUJUAN Imunisasi aktif terhadap infeksi virus varisela-zoster.
: : Virus
0,002
3. SEDIAAN DUS, 1 VIAL @ 0.5 ML + 1 AMPUL PELARUT @ 0.5 ML 4. ISI Lyophilized live attenuated OKA strain of
- Immunocompromised
(pengguna
corticosteroid, HIV).
6. JADWAL PEMBERIAN Diberikan umur !10 tahun
- Bivalen : Interval 0, 1, 6 Bulan. - Tetravalen : 0, 2, 6 Bulan.
- Alergi Neomisin 9. KIPI
7. INDIKASI
- Demam - Ruam vesikopapular ringan.
- Pencegahan kanker serviks (karsinoma sel skuamosa & adenokarsinoma), neoplasia intraepitelial servikal (NIS), NIS 1 & lesi pra kanker (NIS2 & NIS3).
4. HUMAN PAPILLOMA VIRUS (HPV)
8. KONTRAINDIKASI
- Hipersensitivitas. 1. DESKRIPSI : Melalui teknik rekombinan saat terdapat 2 jenis vaksin HPV, yaitu :
9. KIPI
ini
- Vaksin Bivalen : Melindungi terhadap HPV 16 dan 18.
- Vaksin Quadrivalen : Melindungi terhadap HPV 16,18, 6 dan 11.
2. TUJUAN Imunisasi aktif terhadap infeksi oleh HPV 16, 18 atau HPV 16, 18, 6 dan 11.
-
Lokal :Nyeri, Bengkak, Kemerahan Nyeri Kepala Gangguan Gastrointestinal Demam
!"#$"% '()*+,",+ -*". /()0 1 2 34 5"6)* 78.9(8*#",+ '."5"* :9.580 -*". '*#9*8,+" ;':-'<= >"6)* ?13@ /()0 B8(C80+"* A".,+* !8*+, A".,+*
E"6+0
3
Hepas B
!
#
&'()'
"
?
F
@
D)%"* G H
3?
3G
34
?@
F
G
H
!"
!#
!$
% !
#
%
,-&
!
#
%
.)/
!
#
%
PCV Rotavirus Inuenza Campak
!
#
%
!
#
%
BCG
I
>"6)* J 4
*
+
*
+
1 kali 6 (Td)
7(Td)
* *
Ulangan 1 kali ap tahun !
001
Tifoid Hepas A Varisela HPV
K8580"*L"* M"0" (8(C"N" .9%9( )()0O misal ? berar umur 2 bulan (60 hari) sd 2 bulan 29 hari (89 hari) Rekomendasi imunisasi berlaku mulai 1 Januari 2014 dan dapat diakses pada website IDAI (hp:// idai.or.id/public-arcles/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai.html) /*5). (8("6"(+ 5"C8% P"#$"% +()*+,",+ B80%) (8(C"N" .8580"*L"* 5"C8% 3Q R"ksin hepatts B. Paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan didahului pemberian sunkan vitamin K!. Bayi lahir dari ibu HBsAg posif, diberikan vaksin hepas B dan imunoglobulin hepas B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda. Vaksinasi hepas B selanjutnya dapat menggunakan vaksin hepas B monovalen atau vaksin kombinasi. ?Q R".,+* B9%+9Q Pada saat lahir atau pada saat bayi dipulangkan 6"0), #+C80+."* A aksin polio oral (OPV-0). Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 dan polio !""#$%& dapat diberikan vaksin OPV atau IPV, namun sebaiknya paling sedikit mendapat satu dosis vaksin IPV. FQ R".,+* DMSQ Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum 3 bulan, opmal umur 2 bulan. Apabila diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. 4. Vaksin DTP. Vaksin DTP B805"(" diberikan paling cepat pada umur 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau DTaP atau kombinasi dengan vaksin lain. Untuk anak umur lebih dari 7 tahun diberikan vaksin Td, di!""#$%& seap 10 tahun. GQ R".,+* N"(B".Q Vaksin campak kedua dak perlu diberikan pada umur 24 bulan, apabila MMR sudah diberikan pada 15 bulan.
# !
% #
Ulangan ap 3 tahun 2 kali, interval 6-12 bulan 1 kali 3 kali
6. Vaksin pneumokokus (PCV). Apabila diberikan pada umur 7-12 bulan, PCV diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur lebih dari 1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya perlu !""#$%& 1 kali pada umur lebih dari 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali. JQ R".,+* 095"A+0),Q R".,+* 095"A+0), monovalen diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali. Vaksin rotavirus monovalen dosis I diberikan umur 6-14 minggu, dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksin rotavirus monovalen selesai diberikan sebelum umur 16 minggu dan dak melampaui umur 24 minggu. Vaksin rotavirus pentavalen : dosis ke-1 diberikan umur 6-14 minggu, interval dosis ke-2 dan ke-3, 4-10 minggu; dosis ke-3 diberikan pada umur kurang dari 32 minggu (interval minimal 4 minggu). 4Q R".,+* A"0+,8%"Q Vaksin varisela dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Apabila diberikan pada umur lebih dari 12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. 9. Vaksin infuenza. Vaksin inuenza diberikan pada umur minimal 6 bulan, diulang seap tahun. Untuk imunisasi pertama kali ( primary immunizaton) pada anak umur kurang dari 9 tahun diberi dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Untuk anak 6 - < 36 bulan, dosis 0,25 mL. 31Q R".,+* !"#$% '$'()*#$ +(,"- (HPV). Vaksin HPV dapat diberikan mulai umur 10 tahun. Vaksin HPV bivalen diberikan ga kali dengan interval 0, 1, 6 bulan; vaksin HPV tetravalen dengan interval 0,2,6 bulan.