BAB I PENDAHULUAN
Payudara merupakan organ seks sekunder yang merupakan simbol feminitas perempuan. Adanya kelainan pada payudara akan dapat mengganggu pikiran, emosi, serta menurunkan kepercayaan diri seorang perempuan. Kelainan paling sering pada kelenjar payudara adalah berupa benjolan atau tumor. Neoplasma atau yang sering disebut tumor adalah pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplik multiplikasi asi sel-sel sel-sel yang tidak terkontrol. terkontrol. Insiden tumor payudara yang paling banyak menyebabkan kematian adalah kanker payudara. Tumb Tumbuh uhnya nya sel sel baru, baru, abno abnorm rmal al,, prog progre resif sif,, memi memili liki ki kemam kemampu puan an untu untuk k bermetastase keganasan! yang dapat berasal dari sel parenkim, stroma, areola, atau papila dari payudara. "ering terjadi pada #anita daripada pria.
1
BAB II ANATOMI
Payudara terletak pada hemitoraks kanan kiri, dengan batas-batas $
"uperior
$ iga % atau iga &
Inferior
$ iga ' atau iga (
)edial
$ linea sternalis
*ateral
$ linea a+illaris anterior
2
Pada bagian lateral atas, kelenjar mammae meluas ke dalam lipatan a+illaris anterior yang disebut $ a+illary tail of spence. ua pertiga bagian atas mammae terletak di atas m.pectoralis mayor, sedangkan sepertiga bagian ba#ahnya terletak di atas m.serratus anterior, m.obli/us e+ternus abdominis dan m.rectus abdominis. "etiap payudara terdiri atas 0% - %1 lobulus kelenjar, masing-masing mempunyai saluran bernama duktus laktiferus yang akan bermuara ke papilla mammae nipple-areola complex, NA2!. Kelenjar acini terletak radier dengan papilla mammae sebagai pusatnya dan ductus lactiferus sebagai saluran keluarnya.
3
Papilla mammae dikelilingi oleh areola mammae yang berisi sejumlah kelenjar sebacea areolar glands of )ontgomery!. i antara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut, terdapat jaringan lemak, disebut retromammary space. i antara lobulus terdapat jaringan ikat yang disebut ligamentum 2ooper yang memberi kerangka untuk payudara.
Vaskularisasi :
Payudara menerima suplai darah utama dari o
cabang arteri mamaria interna arteri perforantes anterior!
o
cabang arteri aksilaris arteri torakalis lateralis!
o
beberapa arteri interkostalis
4
Persarafan payudara
0. "isi superior$ - cabang ke-& dan ke-3 pleksus ser4ikalis ner4us suprakla4ikula! %. "isi medial cabang kutaneus anterior dari ner4us interkostalis %-( &. "isi lateral dan areola mamae - cabang kutaneus lateral dari ner4us interkostalis kecuali ner4us interkostalis 3! 3. Papila mamae - cabang kutaneus lateral dari dari ner4us interkostalis 3 5. Kulit daerah payudara - cabang pleksus ser4ikalis dan ner4us interkostalis '. 6aringan kelenjar payudara - saraf simpatik
Pembulu limfe payudara
5
Pembuluh limfe a+illa •
*e4el I lateral ). Pectoralis mayor!
•
*e4el II dibalik ). Pectoralis minor!
•
*e4el III mencakup kelenjar limfatik subkla4ikula di sebelah medial ). Pectoralis minor!
Pembuluh limfe mammaria interna
BAB III
6
TUMO! "INA# MAMMAE
$%&'IB!OADENOMA
)erupakan stroma fibrosus yang mengelilingi
epitel seperti duktus à
membentuk tumor jinak yang tampak putih halus dengan batas tegas pada pemeriksaan makroskopik. 7ibroadenoma ini dipengaruhi oleh estrogen, sehingga pada saat setelah menopause biasanya fibroadenoma tidak ditemukan lagi tetapi berpotensi kambuh saat rangsangan estrogen meninggi. 8iasanya
ditemukan
secara
tidak
sengaja.
7aktor
resiko
terjadinya
fibroadenoma$ - 9anita muda, biasanya berumur %1 tahun setelah pubertas! - 9anita kulit hitam Karakteristik fibroadenoma$ - )assa bulat: o4oid - ;lastis seperti karet - Tidak melekat pada jaringan sekitarnya mobile! - Tidak nyeri - iameter 0-5 cm
iagnosis pas(i sebagai fibr)aden)ma = umur pasien * $+ (aun 7
à dapat dilakukan )bser,asi lebi lan-u( . Terutama$ -ika (idak
menimbulkan .e-ala / diame(ernya * $ 0m
-
iagnosis fibr)aden)ma belum dapa( dipas(ikan / umur pasien 1 $+ (aun a(au menimbulkan .e-ala à massa pada payudara harus di eksisi
2% Pemeriksaan sitologi
$%2TUMO! PH3LLODE4 isebut juga cystosarcoma phyllodes, giant fibroadenoma of the breast.
)erupakan 4arian dari fibroadenoma, namun disertai dengan pertumbuhan stroma seluler yang cepat. 8erasal dari jaringan penyokong non epitel, bisa membesar. Tumor phyllodes ada yang jinak maupun ganas, tetapi kebanyakan tumor phyllodes bersifat jinak. Karakteristik tumor phyllodes$ - massa yang besar - mobile - terdapat perubahan pada kulit di atas massa tumor Tumor phyllodes tidak bisa dibedakan dengan fibroadenoma hanya dengan <"> atau mamografià keduanya dapat dibedakan dari segi histologis$ tumor phyllodes memiliki aktifitas mitotik yang lebih tinggi. iagnosis pasti tumor phyllodes adalah melalui biopsi dan pemeriksaan patologi anatomi. Tatalaksana pada tumor phyllodes ukuran kecil cukup dengan eksisi lokal, tetapi kalau ukurannya sudah besar perlu dilakukan simple mastektomi. Tumor phyllodes akan cenderung kambuh kembali bila di eksisi secara inadekuat.
8
$%$Perubaan fibr)kis(ik "ering disebut juga sebagai mastalgia, mastodinia. igolongkan sebagai
kelainan displasia payudara. "ebenarnya bukanlah sebuah kelainan, tetapi hal ini timbul pada berbagai usia sebagai akibat ketidakseimbangan hormonal dan terkait dengan proses penuaan alami. "ering ditemukan pada #anita usia %1-31 tahun. Pasien biasanya datang dengan keluhan kedua payudaranya membengkak, mengeras biasanya pengerasan terjadi sebelum periode menstruasi!, dan kadang disertai dengan rasa sakit:nyeri kadang sakit:nyeri bila disentuh!. >ejala ini hilang timbul seiring dengan perubahan siklus menstruasi.
$%5Papil)ma in(raduk(al )erupakan massa di ba#ah areola dengan atau tanpa keluarnya darah atau
cairan serosa bercampur darah dari puting susu pada salah satu payudara secara spontan. 8erasal dari proliferasi lokal jinak dari sel epitel duktal. (5? timbul di ba#ah areola mamae. Perlu dilakukan penekanan secara radial untuk menentukan letak duktus laktferus
yang
mengeluarkan
cairan
tersebut
kemudian
dilakukan
mamografi untuk e4aluasi lebih lanjut.
9
iagnosis pasti papiloma intraduktal ditegakkan setelah dilakukan reseksi jaringan dan e4aluasi patologi. $%6Aden)sis skler)sis
)erupakan gangguan sklerosis yang menimbulkan massa pada payudara. Adenosis sklerosis teraba seperti kelainan fibrokistik. igolongkan dalam kelainan displasia. >ambaran mamografi pada adenosis sklerosis menyerupai gambaran sebuah keganasan, tetapi secara histopatologik adenosis termasuk proliferasi jinak. "ehingga diagnosis pasti untuk adenosis sklerosis adalah dengan eksisi dan pemeriksaan histologi. $%7Mas(i(is dan abses payudara
*esi yang merupakan radang subakut yang didapatkan pada sistem duktus di ba#ah areola. 8iasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus atau streptococcus spp. )astitis dan abses payudara sering terjadi pada mingguminggu a#al saat ibu menyusui bayinya. >ambaran klinis pada mastitis dan abses payudara sulit dibedakan dengan karsinoma$ - konsistensi keras - melekat ke kulit - retraksi puting susu akibat fibrosis periduktal - pembesaran K>8 aksila Pada pemeriksaan fisik didapatkan$ pengerasan fokal pada payudara yang disertai dengan #arna kemerahan dan juga hangat jika diraba. Terkadang teraba massa yang berfluktuasi. <"> bisa digunakan untuk menemukan abses. 6ika ditemukan abses pada pemeriksaan <">, maka diperlukan aspirasi cairan abses untuk pe#arnaan gram dan kultur bakteri.
10
Pada #anita penderita mastitis dan abses payudara tetap dianjurkan untuk melanjutkan menyusui supaya menghindari payudara yang terlalu penuh. irekomendasikan menggunakan pompa payudara sebagai alternatif.
isebut juga sebagai Mammary duct ectasia. Terjadi akibat kerusakan dinding duktus payudara diikuti infiltrasi sel radang kemudian terjadi dilatasi dan pemendekan dari duktus mamae. "ering pada usia menjelang menopause dianggap 4ariasi normal proses payudara #anita usia lanjut!. Nyeri pada payudara yang dialami oleh pasien mastitis sel plasma tidak tergantung siklus menstruasi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa di ba#ah puting susu: areola, dapat disertai keluarnya cairan dari puting, kadang terjadi retraksi puting. Perlu dilakukan biopsi eksisi untuk menyingkirkan diagnosis keganasan karena mamografi dan <"> tidak menunjukkan kelainan yang jelas untuk membedakan antara mastitis sel plasma dengan keganasan. Tatalaksana yang dapat dilakukan pada pasien mastitis sel plasma adalah dengan meyakinkan pasien bah#a mastitis sel plasma bukan merupakan suatu keganasan dan perlu dilakukan eksisi jika keluar cairan dari puting banyak dan mengganggu. $%9Nekr)sis lemak
)erupakan penyebab tersering adanya massa pada payudara yang menetap setelah terkena benturan: cedera. Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien yang mengalami nekrosis lemak pada payudaranya adalah a#alnya ditemukan massa ireguler tanpa batas yang tegas dengan konsistensi yang 11
tidak jelas, kemudian pada tahap lebih lanjut didominasi dengan bekas luka seperti kolagen. Nekrosis
lemak
sulit
dibedakan
dengan
keganasan
kalau
hanya
mengandalkan pemeriksaan fisik dan mamografi, sehingga perlu dilakukan biopsi eksisi dilanjutkan pemeriksaan patologi anatomi untuk e4aluasi keganasan. 8iopsi eksisi ini juga sekaligus dapat sebagai tatalaksana pada nekrosis lemak. Pada histopatologi nekrosis lemak dapat ditemukan nekrosis jaringan lemak yang kemudian menjadi fibrosis. $%;alak()kel Kista yang berisi retensi air susu. 8iasanya timbul '-01 bulan setelah
berhenti menyusui, serta biasanya terletak di tengah atau di bagian ba#ah puting. >alaktokel adalah kista yang berbatas tegas dan mobile.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada galaktokel adalah$ - Aspirasi menggunakan jarum$ untuk mengeluarkan sekret susu. - Pembedahan$ jika kista terlalu kental sehingga sulit untuk diaspirasi atau terjadi infeksi dalam galaktokel tersebut.
12
DA'TA! PU4TA#A
Kaufman )", "tead "), et al. Fisrt Aid For The Surgery Clerkship, %th ed. Ne# @ork$ )c>ra#-ill, %11B 8runicardi 72, Andersen K, 8iliar TC, et al. Schart!"s #rinciple of Surgery, Bth ed. Ne# @ork$ )c>ra#-ill, %101 oherty >), et al. C$%%&'T (iagnosis and Treatment Surgery, 0&th ed. Ne# @ork$ )c>ra#-ill, %100 "jamsuhidajat C, 6ong 9, et al. )uku A*ar +lmu )edah, &rd ed. 6akarta$ ;>2, %101 *ongo *, Kasper *, 6ameson 6*, et al. arrisonDs Principal of Internal )edicine. 0E th ed. Ne# @ork $ )c>ra#-ill, %10% Andreoli T;, 8arash P>, et al. (orland"s +llustrated Medical (ictionary, %Bth ed. Philadelphia$ 9.8. "aunders 2ompany, %111
13
14