HALUSINASI I.
Defenisi Halusinasi merupakan pengindraan tanpa sumber rangsangan eksternal. Hal ini ini dibe dibedak dakan an dari dari dist distor orsi si atau atau ilus ilusii yang yang meru merupa paka kan n tangg tanggap apan an sala salah h dari dari rangsangan yang nyata ada. Pasien merasakan halusinasi sebagai suatu yang amat nyata, paling tidak untuk situasi tertentu (1) Menurut May Durant Thomas (1991) halusinasi secara umum dapat ditemukan pada pasien gangguan i!a seperti ski"o#renia, depresi, delirium dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alcohol dan subtansi lingkungan. (1) Halusinasi merupakan salah satu gangguan presepsi dimana teradi pengalaman panca indra tanpa adanya rangsangan (presepsi indra yang salah) Halusinasi adalah presepsi sensorik palsu yang tidak dikaitkan dengan stimulus eksternal yang nyata $ mungkin terdapat interpretasi berupa !aham atas pengalaman halusinasi namun mungkin pula tidak.(%)
II. Prev Prevale alensi nsi Menurut Menurut buku & Dictionary Dictionary o# Hallucinati Hallucinations ons yang ditulis ditulis oleh Jan oleh Jan Dirk Blom, Blom, halusinasi pada anak sekitar umur ' tahun, prealensi sekitar 1*+%* dan '* pada anak anak berumu berumurr antara antara sampai sampai 1% tahun. tahun. Mereka Mereka biasany biasanyaa berhal berhalusi usinas nasii sepert sepertii mendengar dan melihat suatu makhluk, anak+anak, mainan atau gambar karakter dari telei teleisi. si. -edangkan -edangkan pada pada anak anak dan remaa remaa yang yang lebih lebih de!asa de!asa,, 11+%1 11+%1 tahun, tahun, 9* halusinasi halusinasi kebanyakan kebanyakan berupa halusinasi halusinasi pendengararan pendengararan (auditory) (auditory),, * halusinasi halusinasi melihat dan /* berhalusinasi melihat dan mendengar sesuatu. 0tu semua adalah prealensi untuk populasi non+klinis, yang tidak ada hubungannya dengan suatu penyakit yang diderita. () Prealensi Prealensi halusinasi halusinasi pada anak dan remaa remaa auh lebih besar untuk populasi populasi klinis. klinis. Mereka Mereka biasanya biasanya mengidap mengidap suatu penyakit yang menyebabkan menyebabkan halusinasi halusinasi,, enis+enis penyakitnya seperti penyakit tiroid, paratiroid, por#iria, penyakit ilson, ilson, ence# ence#al alit itis is,, meni meningi ngiti tis, s, lepr lepra, a, migr migrai ain, n, epil epilep epsi si,, sindr sindrom om Toure ourett tte, e, dan dan velo-
cardiofacial syndrome. &ngka prealensi tertinggi untuk anak+anak dan remaa adalah mereka yang didiagnosis dengan -ki"oprenia, gangguan mood, dan gangguan cemas. 2ebanyakan gangguan halusinasi pada anak+anak dan remaa ini hanya bersi#at sementara dan menghilang secara alami, hanya sedikit yang berkembang menadi gangguan psikosis. Halusinasi pada anak dan remaa uga dapat teradi seiring dengan perkembangan mereka nantinya ika mereka mengalami gangguan depresi, gangguan stres post trauma, atau #obia sosial. () Dari penelitian yang berudul Prevalence of hallucinations and their pathological associations in the general population yang diterbitkan di 3urnal Psychiatry edisi %/ Desemember %444, melakukan surei melalui telepon mengenai gangguan mental dan halusinasi (isual, auditori, penciuman, halusinasi haptic dan gustatory, out-of-body experiences, halusinasi hypnagogic dan hypnopompic). Penelitian ini dilakukan di 5nited 2ingdom, 3erman dan 0talia dengan orang yang berusia 1 tahun atau lebih de!asa dengan umlah sampel sebesar 1.4/ orang. () -ecara keseluruhan angka prealensi halusinasi adalah 6,/ * dari sampel melaporkan halusinasi (19, * kurang dari sekali dalam sebulan, ,' * setiap bulan, %,/ * seminggu sekali, dan %,' * lebih dari sekali seminggu). Halusinasi ini teradi pada onset tidur (halusinasi hypnagogic %',6 *) dan atau saat bangun (halusinasi hypnopompic , *), tanpa hubungan dengan penyakit tertentu lebih dari setengah kasus, halusinasi ketakutan lebih sering pada ekspresi tidur atau gangguan mental seperti narkolepsi, obstructive sleep apnea syndrome atau gangguan cemas. -elama siang hari yang dilaporkan oleh %/ * sampel berupa halusinasi isual (,% *) dan pendengaran (4, *). Halusinasi haptic dilaporkan sebesar ,1 * karena penggunaan obat+obatan yang digunakan, yang uga merupakan #aktor risiko tertinggi untuk teradinya halusinasi seseorang. ()
III.
Etiologi
Halusinasi dapat teradi pada klien dengan gangguan i!a seperti ski"o#renia, depresi atau keadaan delirium, demensia atau keadaan yang berhubungan dengan penggunaan alcohol dan substansi lainnya. 7angguan otak karena keracunan obat halusinogenik, gangguan i!a seperti emosi tertentu yang dapat mengakibatkan ilusi, psikosis yang dapat menimbulkan halusinasi dan pengaruh sosial budaya, sosial budaya yang berbeda menimbulkan presepsi yang berbeda atau orang yang berasal dari sosial budaya yang berbeda. 7angguan organic ec epilepsi temporalis, paling sering diumpai yaitu halusinasi isual, halusinasi ol#aktorik dan halusinasi gustatorik ()
IV.
Psikopatologi Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi.
8entuk halusinasi ini bisa berupa suara+suara yang bising atau mendengung tapi yang paling sering berupa kata+kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak sempurna, biasanya kalimat itu membicarakan tentang keadaan pasien sedih atau yang dialamatkan pada pasien itu. &kibatnya pasien bisa bertengkar atau berbicara dengan suara halusinasi itu, bisa pula pasien terlihat seperti bersikap dalam mendengar atau bicara keras seperti bila ia mena!ab pertanyaan seseorang atau bibirnya bergerak+gerak. 2adang+kadang pasien menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya. Halusinasi ini kadang+kadang menyenangkan misalnya bersi#at tiduran,ancaman dan lain+lain. (') Psikopatologi dari halusinasi yang pasti belum diketahui. 8anyak teori yang diaukan yang menekankan pentingnya #actor+#aktor psikologis, #isiologi dan lain+lain. &da yang mengatakan bah!a dalam keadaan teraga yang normal otak dibombardir oleh aliran stimulus yang datang dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. 0nput ini akan menginhigisi persepsi yang lebih dari munculnya kea lam sadar, bila input ini dilemahkan atau tidak ada sama sekali seperti yang kita umpai pada keadaan normal atau patologis maka materi+materi yang ada dalam unconsicious atau preconsicious bisa dilepaskan dalam bentuk halusinasi. (')
V. Jenis – Jenis Halusinasi 3enis+enis halusinasi menurut -tuart and -undeen 1996 adalah (%, ', ) 1. Halusinasi pendengaran atau auditori Persepsi palsu akan bunyi, biasanya berupa suara suara namun dapat pula berupa bunyi+bunyian lain, contoh music$ merupakan halusinasi yang paling sering ditemukan pada gangguan psikiatri. %. Halusinasi penglihatan atau isual Persepsi palsu yang melibatkan penglihatan baik suatu citra yang berbentuk ( misalnya, orang ) dan citra yang tidak berbentuk (misalnya kilatan cahaya )$ paling sering ditemukan pada gangguan berupa gangguan medis. . Halusinasi penghidu atau al#aktori Persepsi palsu akan bau$ paling sering terdapat pada gangguan medis. Halusinasi penghidu khususnya berhubungan dengan stroke, tumor, keang dan demensia. '. Halusinasi pengecap Persepsi palsu akan rasa, misalnya rasa yang tidak enak, disebabkan oleh keang unsinatus$ palings sering teradi pada ganggu an medis. . Halusinasi peraba atau tartil Persepsi palsu akan sentuhan atau sensasi permukaan, contohnya pada ekstremitas yang diamputasi (phantom limb)$ sensasi merayap pada atau diba!ah kulit ( #ormikasi). . Halusinasi somatik -ensasi palsu akan adanya sesuatu yang teradi pada atau dituukan ke tubuhnya, paling sering berasal dari isera. ( disebut uga halusinasi senestesik) /. Halusinasi liliput Presepsi palsu bah!a ukuran atau obek yang dilihat mengecil (mikropsia) 6. Halusinasi perintah Presepsi palsu akan perintah yang membuat seseorang merasa !aib mematuhi atau tak kuasa menolak. 9. Halusinasi yang kongruen+mood Halusinasi yang isinya konsisten dengan mood d epresi atau manic 14. Halusinasi tidak kongruen+mood Halusinasi yang isinya tidak konsisten dengan mood depresi atau manik. 11. Halusinasi hipnagogik
&da kalanya pada seorang yang normal, tepat sebelum tertidur persepsi sensorik bekera salah 1%. Halusinasi hipnopompik -eperti halusinasi hipnagogik tetapi teradi tepat sebelum terbangun sama sekali dari tidurnya.
VI. Faktor Preisposisi Menurut -tuart (%44/), #actor predisposisi teradinya halusinasi adalah: (/) 1.
8iologis &bnormalitas perkembangan system sara# yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladapti#nbaru mulai dipahami. 0ni dituukan oleh penelitian+ penelitian sebagai berikut: a. Penelitian pencitraan otak sudah menunuukan keterlibatan otak yang lebih luas dalam perkembangan ski"o#renia. ;esi pada daerah #rontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik. b. 8eberapa "at kimia di otak seperti dopamine neurotransmitter yang berlebihan dan masalah+masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan dengan teradinya ski"o#renia. c. Pembesaran entrikel dan penurunan masa kortikal menunukan teradinya atro#i yang signi#ikan pada otak manusia. Pada anotomi otak pasien dengan ski"o#renia kronis ditemukan pelebaran lateral entrikel, atropi korteks depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post+mortem). %. Psikologis 2eluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respond an kondisi psikologis klien. -alah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam
rentang hidup klien . -osial budaya
2ondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti kemiskinan, kon#lik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress. (/)
VII. !anifestasi "linis 1.
ara ini menolong untuk sementara. 2lien masih mampu mengontrol kesadarannya dan mengenal pikirannya, namun intensitas persepsi meningkat. Perilaku klien: tersenyum atau terta!a yang tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa bersuara, pergerakan mata cepat, respon erbal yang lambat ika sedang asik dengan halusinasinya dan suka menyendiri. (6) %.
menit atau detik. Tanda+tanda #isik berupa berkeringat, tremor dan tidak mematuhi perintah.(6) '.
VIII. Penatalaksanaan 1.
Tioksanten 8utiro#enon Diben"odia"epin Diben"okasa"epin Dihidroindolon
Aama generic (Dagang) &seto#ena"in (Tindal) 2lorproma"in (Thora"ine) ompa"ine) Proma"in (-parine) Tiorida"in (Mellaril) Tri#luopera"in (-tela"ine) Tri#luoproma"in (Cesparin) 2lorprotiksen (Taractan) Tioteksin (Aaane) Haloperidol (Haldol) 2lo"apin (>lora"il) ;oksapin (;oBitane) Molindone (Moban)
Dosis Harian 4+1%4 mg 4+644 mg 1+'4 mg 4+'44 mg 1%+' mg 1+14 mg '4+1%44 mg 14+644 mg %+'4 mg 4+14 mg /+44 mg 6+4 mg 1+144 mg 44+944 mg %4+14 mg 1+%% mg
%. Terapi keang listrik (>T) Terapi keang listrik adalah terapi untuk menimbulkan keang grandmall secaraarti#icial dengan mele!atkan aliran listrik melalui electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, terapi keang listrik dapat diberikan pada ski"o#renia yang tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral atau ineksi, dosis terapi keang listrik '+ oule=detik.
(6)
#. Terapi aktiitas kelompok Terapi &ktiitas 2elompok (T&2) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktiitas yang menggunakan aktiitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternati# penyelesaian masalah. Dalam terapi aktiitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam sesi, yaitu: (9) 1.
-esi 0
: 2lien mengenal halusinasi
%.
-esi 00 : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
.
-esi 000 : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap+cakap dengan orang lain
'. -esi 0C : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktiitas terad!al .
-esi
: Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
D&
*ensori$3akrta. 3uni %41 2eliat, Dr. 8udi &nna, -.2p, M.&pp.-c, F &kemat -.2p, M.2ep. (%44'). epera!atan Ji!a +erapi %ktivitas elompok$ Penerbit 8uku 2edokteran 7>: 3akarta,%44'