BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Mastoiditis Mastoiditis akut akut (MA) merupakan merupakan salah satu kompli komplikasi kasi intratem intratemporal poral
Otitis media (OM) yang tidak tertangani dengan baik. Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel- sel mastoid yang terletak pada tulang temporal. Lapisan epitel dari telinga tengah adalah sambungan dari lapisan epitel mastoid air cells yang cells yang melekat di tulang temporal. Mastoiditis dapat terjadi secara akut maupun kronis. Biasanya timbul pada anak-anak atau orang dewasa yang sebelumnya telah menderita ineksi akut pada telinga tengah. !ejala-gejala awal yang timbul adalah gejala-gejala peradangan pada telinga tengah" seperti demam" nyeri pada telinga" hilangnya sensasi pendengaran" bahkan kadang timbul suara berdenging pada satu sisi telinga (dapat juga pada sisi telinga yang lainnya). #ada #ada saat saat belu belum m ditem ditemuk ukan an-ny -nyaa anti antibi biot otik ik"" masto mastoid idit itis is meru merupak pakan an penyebab kematian pada anak-anak serta ketulian$hilangnya pendengaran pada orang dewasa. %ika tidak di obati" ineksi bisa menyebar ke sekitar struktur telinga tengah" termasuk di antaranya otak" yang bisa menyebabkan menyebabkan ineksi yang yang serius. &aat &aat ini" ini" terapi terapi antibio antibiotik tik dituju ditujukan kan untuk untuk pengob pengobatan atan ineks ineksii telinga telinga tengah tengah sebelum sebelum
berkembang berkembang menjadi menjadi mastoiditis" mastoiditis" yang yang akhirnya akhirnya bisa menyebabkan menyebabkan
kematian.
1
&ebuah &ebuah hasil pencitraan pencitraan diagnostik diagnostik merupakan merupakan sebuah reerensi reerensi yang paling berharga bagi ahli bedah kepala dan leher atau otolaryngologist " yang sangat sangat dibut dibutuhk uhkan an dari dari pasien. pasien. 'aren 'arenaa banyakn banyaknya ya
bagian bagian
penduk pendukung ung dan dan
struktur dalam dari sebuah kepala dan leher yang pemeriksaannya bukan hanya sekeda sekedarr pemerik pemeriksaan saan yang bersiat bersiat topograi topograi (anatomi (anatomi atau penent penentuan uan
letak letak
struktu struktur) r) saja" saja" tetapi tetapi juga juga memerlu memerlukan kan pemeri pemeriksaa ksaan n yang yang bersi bersiat at isiolo isiologi. gi. Beberapa pasien mungkin hanya memerlukan pencitraan dignostik konensional seperti ilm tipis sinar-" atau beberapa justru membutuhkan pencitraan dengan teknologi tinggi untuk memperoleh hasil terbaik demi rencana terapi yang akan dia jalani nantinya.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Anatomi tulang temporal
!ambar *. +ulan mastoid
Mastoid berkembang dari kantong sempit di epitympanum posterior bernama aditus ad antrum. #neumatisasi terjadi tak lama setelah kelahiran setelah aerasi telinga tengah. #roses ini selesai saat usia sesorang *, tahun. &el udara mastoid terbentuk oleh inasi kantung berlapis epitel antara spikula tulang baru dan oleh degenerasi dan redierensiasi ruamg sumsum tulang yang ada. Bagian tulang temporal lainnya" termasuk apeks petrosus dan akar ygomatikus" mengalami pneumatisasi yang sama. Antrum" mirip dengan sel-sel udara mastoid"
3
dilapisi dengan epitel respiratorius yang akan membengkak bila terjadi ineksi. #enyumbatan antrum oleh mukosa yang mengalami inlamasi merangkap ineksi di sel udara dengan menghambat drainase dan mengahalangi aerasi kembali dari sisi telinga. Mastoid dikelilingi oleh ossa cranial posterior" ossa kranial tengah" saluran nerus asialis" sinus sigmoid dan lateral" dna ujung petrosus tulang temporal. Mastoiditis bisa megikis seluruh antrum dan meluas ke salah satu daerah yang bersebelahan tersebut" meyebabkan morbiditas yang signiikan se cara klinis dan mengancam jiwa.
2.2.
Deini!i Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel-sel mastoid pada
tulang temporal. 'eadaan tersebut terjadi biasanya paling sering disebabkan komplikasi dari otitis media supurati akut maupun kronik. Mastoiditis terbagi menjadi" mastoiditis akut dan mastoiditis kronik. Mastoiditis akut merupakan komplikasi dari otitis media supurati akut" sedangkan mastoiditis kronik merupakan komplikasi dari otitis media supurati kronik.
!ambar . Mastoiditis akut dan mastoiditis kronik
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah" tuba eustachius" antrum mastoid dan sel-sel mastoid.
2.".
Epi#emiologi
4
Masih belum diketahui secara pasti" tetapi biasanya terjadi pada pasien-pasien muda dan pasien dengan gangguan sistem imun.
2.$.
Etiologi Mastoiditis merupakan hasil ineksi yang disebabkan dari telinga
tengah" oleh karena itu bakteri penyebab mastoiditis sama pada bakteri yang mengineksi telinga tengah. Berikut beberapa bakteri penyebab mastoiditis/ &treptococcus pneumoniae • 0aemophilus inluenae • Mora1ella catarrhalis • &taphylococcus aureus • #seuodomonas aeruginosa • 'lebsiella • 2scherichia coli • #roteus • #reotella • 3usobacterium • #orphyromonas • Bacteroides • Mycobacterium species • A. %e&ala klini! 4emam dan malaise • 2ritema dan edema jaringan lunak • mastoid • 5yeri dibelakang telinga • Mastoid tenderness • Limadenopati lokal • 4aun telinga terdorong ke depan • #aralisis nerus 677 • •
2.'.
Abses mastoid
Patogene!i! #eradangan mukosa caum timpani pada otitis media supurati akut maupun kronik yang siatnya maligna (atikoantral) atau disebut juga tipe tulang (kolesteatom) maka dapat menyebabkan komplikasi intra temporal berupa mastoiditis" karena kolesteatom mampu mendestruksi tulang disekitarnya. Oleh karena letak dari antrum mastoid pada dinding anteriornya berbatasan dengan telinga tengah dan aditus ad antrum. 5
Mastoiditis merupakan komplikasi intratemporal dari otitis media yang paling sering dijumpai.
Otitis media" khususnya yang kronik (otitis
media supurati kronik) adalah ineksi telinga tengah yang ditandai dengan sekret telinga tengah akti atau berulang pada telinga tengah yang keluar melalui perorasi membran timpani yang kronik. OM&' sukar disembuhkan dan menyebabkan komplikasi yang luas. 8mumnya penyebaran bakteri merusak struktur sekitar telinga dan telinga tengah itu sendiri. 'omplikasi intratemporal yaitu mastoiditis" labirintis" petrositis" paralisis n. acialis9 dan ekstratemporal meliputi komplikasi intrakranial (abses subperiosteal" abses beold:s) dan intrakranial (meningitis" abses otak" sinus trombosis).*
!ambar ;. Mastoiditis akut
7neksi akut yang menetap dalam rongga mastoid dapat menyebabkan osteoitis" yang menghancurkan trabekula tulang yang membentuk sel-sel mastoid. Oleh karena itu istilah mastoiditis coalescent digunakan. Mastoiditis coalescent pada dasarnya merupakan empiema tulang temporal yang akan menyebabkan komplikasi lebih lanjut" kecuali bila progresiitasnya dihambat" baik dengan mengalir melalui antrum secara alami yang akan menyebabkan resolusi spontan atau mengalir ke permukaan mastoid secara tidak wajar" apeks petrosus" atau ruang intrakranial. +ulang temporal lain atau struktur didekatnya seperti nerus asiais" labirin" sinus enosus dapat terlibat. Mastoidtis dapat berlangsung dalam < tahapan / • •
+ahap * / hiperemia dari lapisan mukosa sel udara mastoid +ahap / trasudasi dan eksudasi cairan dan atau nanah dalam selsel
6
2.(
•
+ahap ; / nekrosis tulang yang disebabkan hilangnya askularitas
•
septa +ahap = / hilangnya dinding sel dengan proses peleburan
•
(coalescence) menjadi rongga abses +ahap < / proses inlamasi berlanjut ke struktur yang berdekatan.
Pemerik!aan )i!ik +emuan pada mastoiditis akut dan kronis termasuk penebalan periosteal"
abses subperiosteal" otitis media" dan tonjolan nipplelike (seperti puting) dari membran timpani pusat. Menentukan adanya penebalan periosteal memerlukan perbandingan dengan bagian telinga yang lain. #erubahan posisi dari daun telinga ke arah bawah dan ke luar (terutama pada anak-anak > tahun) atau ke atas dan ke luar (pada anak-anak > tahun) dapat ditemukan. Abses subperiosteal merubah posisi aurikel ke lateral dan melenyapkan lipatan kulit postauricular. %ika lipatan tetap ada" proses ini terjadi di lateral periosteum. Otitis media terlihat pada pemeriksaan dengan otoskop. +onjolan nipplelike dari membran timpani sentral mungkin ada" ini biasanya disertai rembesan nanah. 7neksi ringan persisten ( mastoiditis tersembunyi) dapat terjadi pada pasien dengan otitis media rekuren atau eusi telinga persisten. 'ondisi ini dapat menyebabkan demam" sakit telinga" dan komplikasi lain +anda-tanda mastoiditis akut adalah sebagai berikut/ o
Bulging membran timpani yang erythematous
o
2ritema" tenderness" dan edema di atas area mastoid
o
3luktuasi postauricular
o
+onjolan dari aurikula
7
o
#engenduran dinding kanalis posterosuperior
o
4emam (terutama pada anak-anak > tahun)
o
Otalgia dan nyeri retroauricular (terutama pada anak-anak > tahun)
+emuan pada mastoiditis kronis mungkin konsisten dengan komplikasi ekstensi ke luar prosesus mastoideus dan periosteum yang mengelilinginya atau dengan komplikasi lain intratemporal seperti lumpuh wajah. +anda-tanda meliputi/ o
Membran timpani terineksi atau normal
o
4emam berulang atau persisten
o
+idak adanya tanda-tanda eksternal dari peradangan mastoideus
#emeriksaan neurologis umumnya menghasilkan temuan nonocal. 5amun" keterlibatan sara kranialis dapat terjadi pada penyakit lanjut. +anda-tanda meliputi/ o
#alsy dari sara abducens (sara kranial 67)
o
#alsy dari sara wajah (sara kranial 677)
o
?asa nyeri dari keterlibatan cabang otalmik dari sara trigeminal.
o
2.*
Diagno!i! #enegakan diagnosis otitis media ini didasarkan atas pemeriksaan klinis
(anamnesis dan pemeriksaan otologik) serta untuk mengetahui ada tidaknya 8
komplikasi melalui pemeriksaan radiologik (oto polos" @+ scan" dan M?7 mastoid). 7maging yang terbaik untuk menilai penyakit kronik telinga tengah dan tulang temporal (mastoid) termasuk kolesteatom adalah @+ scan karena memperlihatkan destruksi tulang. ?adiologi konensional os temporal masih banyak digunakan di daerah ataum tempat dimana tidak terdapat @+ scan dan M?7. ?adiograi konensional digunakan dalam skrinning tulang temporal dan menentukan status pneumatisasi dari mastoid dan petrous piramid. Metode ini memungkinkan digunakan untuk lesi besar yang meluas ke tulang temporal. #royeksi standar os temporal meliputi proyeksi &chuller" ?unstrom" &teners" transorbital" submentoertikal" Law" Mayer" +owne" @hausse 777. &emua proyeksi tersebut dulu masi digunakan namun saat ini yang terbanyak digunakan untuk kepentingan klinik adalah lateral atau &chuller dan obli atau &teners.; 4iagnosa mastoiditis akut dimulai dari anamnesa dan pemeriksaan isik. 4iagnosa biasa ditegakkan berdasarkan kondisi klinis tanpa pemeriksaan radiologis. 3oto polos akan menunjukkan perselubungan pada mastoid atau koalesen pada air cells mastoid (rusaknya struktur septum tulang yang tipis akibat peningkatan tekanan dan iskemia). #erselubungan pada mastoid bukanlah suatu tanda patognomonis untuk mastoiditis" karena gambaran ini juga ditemukan pada <, penderita dengan OMA tanpa komplikasi. Meskipun gambaran koalesen pada mastoid pada pemeriksaan radiologi memiliki nilai diagnostik" gambaran ini hanya ditemukan pada sejumlah kecil penderita. Bahkan pada beberapa kasus" dilaporkan gambaran radiolodi normal pada penderita mastoiditis akut dan mastoiditis dengan komplikasi.
2.+.
Pemerik!aan La,oratorium
9
•
&pesimen dari sel-sel mastoid yang diperoleh selama operasi dan cairan myringotomy" ketika diperoleh" harus dikirim untuk kultur bakteri aerobik dan anaerobik" jamur" mikobakteri dan basil tahan asam. o
%ika membran timpani sudah perorasi" saluran eksternal dapat dibersihkan" dan sampel cairan drainase segar diambil.
o
'etelitian adalah penting untuk mendapatkan cairan dari telinga tengah dan bukan saluran eksternal.
o
'ultur dan pengujian kepekaan terhadap isolat dapat membantu dalam memodiikasi terapi inisial antibiotik.
o
0asil kultur yang dikumpulkan dengan benar untuk bakteri aerobik dan anaerobik sangat membantu untuk pilihan terapi deiniti.
o
#ewarnaan !ram dari spesimen awalnya dapat membimbing terapi antimikroba empiris.
•
'ultur darah harus diperoleh.
•
#emeriksaan darah rutin dan laju sedimentasi dihitung untuk mengealuasi eektiitas terapi seterusnya.
•
#emeriksaan L@& untuk ealuasi jika dicurigai perluasan proses ke intrakranial. <
2.-.
Tatalak!ana Biasanya gejala umum berhasil" diatasi dengan pemberian antibiotik"
kadang diperlukan miringotomi. %ika terdapat kekambuhan akibat nyeri tekan persisten"
demam"
sakit
kepala"
dan
telinga
mungkin
perlu
dilakukan
mastoidektomi. #engobatan dengan obat-obatan seperti antibiotik" anti nyeri" anti
10
peradangan dan lain-lainnya adalah lini pertama dalam pengobatan mastoiditis. +etapi pemilihan anti bakteri harus tepat sesuai dengan hasil test kultur dan hasil resistensi. #engobatan yang lebih inasi adalah pembedahan pada mastoid. Bedah yang dilakukan berupa bedah terbuka" hal ini dilakukan jika dengan pengobatan tidak dapat membantu mengembalikan ke ungsi yang normal. #engobatan berupa antibiotika sistemik dan operasi mastoidektomi. Meliputi dua hal penting/* 1. #embersihan telinga (menyedot$mengeluarkan debris telinga dan sekret) . Antibiotika baik peroral" sistemik ataupun topikal berdasarkan pengalaman
empirik dari hasil kultur mikrobiologi. #emilihan antibiotika umumnya berdasarkan eektiitas kemampuan mengeliminasi kuman (mujarab)" resistensi" keamanan" risiko toksisitas dan harga. #engetahuan dasar tentang pola mikroorganisme pada ineksi telinga dan uji kepekaan antibiotikanya sangat penting
2.1. Komplika!i /ortalita! #an /or,i#ita!
Mastoiditis" ketika berlanjut di luar tahap pertama dianggap sebagai komplikasi otitis media. 'omplikasi dari mastoiditis adalah perluasan lebih lanjut di dalam atau di luar mastoideus itu sendiri.
'omplikasi yang umum terjadi
termasuk kehilangan pendengaran dan perluasan dari proses ineksi di luar sistem mastoideus" mengakibatkan komplikasi intrakranial atau ekstrakranial. 'omplikasi lainnya termasuk berikut ini / •
#erluasan posterior ke sinus sigmoid" menyebabkan trombosis
•
#erluasan ke tulang oksipital" yang mengakibatkan osteomyelitis calaria atau abses @itelli
•
#erluasan superior ke osa kranial posterior" ruang subdural" dan meninges 11
•
#erluasan anterior ke akar ygomatic
•
#erluasan lateral membentuk abses subperiosteal
•
#erluasan inerior membentuk abses Beold
•
#erluasan medial ke ape1 petrous
•
'eterlibatan intratemporal sara wajah dan $ atau labirin.
2.11.
%am,aran ra#iologik ma!toi#iti! #emeriksaan
konensional pada tulang temporal dapat
menilai
pneumatisasi dan piramid tulang petrosus sehingga mampu menilai lebih jauh besar dan luas nya suatu lesi dari tulang temporal atau struktur sekitarnya. Ada tiga proyeksi yang laim digunakan untuk menilai tulang temporal yaitu/ *. #osisi &chuller #osisi ini menggambarkan penampakan lateral dari mastoid" proyeksi oto dibuat dengan bidang sagital kepala terletak sejajar meja pemeriksaan dan berkas sinar 1 ditujukan dengan sudut ;,o cephalo-cauda.
!ambar = . #osisi &chuller
12
!ambar < . Mastoid normal posisi schuller
#ada posisi ini perluasan pneumatisasi mastoid serta struktur trabekulasi dapat tampak lebih jelas. #osisi ini juga memberikan inormasi dasar tentang besarnya kanalis auditorius eksterna dan hubungannya dengan sinus lateralis. . #osisi Owen #osisi ini menggambarkan penampakan lateral mastoid dan proyeksi dibuat dengan kepala terletak sejajar meja pemeriksaan lalu wajah diputar ;, o menjauhi ilm dan berkas sinar 1 ditujukan dengan sudut ;,-=, o cephalocauda. 8mumnya posisi owen dibuat untuk memperlihatkan kanalis auditorius eksternus" epitimpanikum" tulang pendengaran dan sel udara mastoid.
13
!ambar C. 3oto radiograi polos posisi owen
;. #osisi @hausse 777 #osisi ini merupakan penampakan rontal mastoid dan ruang telinga tengah" proyeksi dibuat dengan oksiput terletak diatas meja pemeriksaan lalu dagu ditekuk kearah dada kepala diputar *,-*
!ambar C. 3oto radiograi polos posisi @hause 777
Mastoiditis akut
!ambaran
dini
mastoiditis
akut
pada
radiologis
adalah
adanya
perselubungan di ruang telinga tengah dan sel-sel mastoid" pada masa permulaan ineksi biasanya struktur trabekula dan sel udara mastoid masih utuh. Bersamaan progresiitas ineksi maka akan terjadi demineralisasi diikuti destruksi trabekula" Biasanya pada mastoiditis akut tidak terjadi pada mastoid yang acellulair.
14
!ambar D. Mastoiditis akut posisi schuller
!ambar E. Mastoiditis akut pada posisi schuller nampak perselubungan dius serta sedikit destruksi trabekula posterior
Mastoiditis kronik
!ambaran radiologik pada mastoiditis kronik terdiri atas perselubungan yang tidak homogen didaerah antrum mastoid dan sel-sel mastoid dan berkurangnya jumlah sel udara" struktur trabekula yang tersisa tampak menebal. #ada keadaan lanjut tampak obliterasi sel udara mastoid dan mastoid tampak sklerotik" lumen antrum mastoid dan sisa sel udara mastoid terisi jaringan granulasi sehingga pada oto akan terlihat berbagai perselubungan.
15
'ronik /
•
&klerosis dari mastoid air cells Merupakan komplikasi dari abses dan sekuester dengan sklerosis
•
dari mastoid. Abses dinding berbatas tegas 4apat menyebabkan ekstradural dan intracerebral sepsis
•
!ambar F . Mastoiditis kronik posisi schuller
16
!ambar *,. Mastoiditis kronik
!ambar **. mastoiditis kronik dengan posis oto &chuller nampak perselubungan tidak homogen dan penebalan trabekulasi
+abel *. 4eskripsi pada pemeriksaan radiologik mastoid
0,!eration #neumatic
•
•
Air cells seen beyond dural and sinus plates Air cells coer mastoid
•
Air cells not seen beyond dural and sinus plates
•
Moderate
De!ription Air cells coer mastoid
17
&clerotic
•
Absence o air cells
•
Ghole antrum appears small in sie
•
Marked radiopacity
•
@an be seen in indiiduals sueringg rom chronic otitis media as well as in normal
?adiolucent mastoi
•
d
indiiduals &ingle radiolucent shadow is seen. 7t can be present in sclerotic as well as normal mastoid
•
4ierential diagnosis/ •
@holesteatoma
•
Operated mastoidectomy
•
Large antral cell
•
Large peri-antral cell
•
Malignancy
•
@hronic mastoiditis with granulations
•
2osinophilic granuloma
•
+uberculosis
•
Multiple myeloma
•
&kull metastases rom kidney" bronchus" breast etc.
".
%am,aran 3T4San ma!toi#iti! @omputed +omograpghy (@+) dapat berperan dalam penegakan diagnosa
mastoidtis" terutama jika terjadi komplikasi intrakranial atau pada pasien yang diduga menderita mastoiditis terselubung. !ambaran yang dapat dite mui pada @+-scan antara lain / *. ?usak atau kaburnya outline mastoid . Berkurang atau menghilangnya ketajaman septum tulang yang semakin memperluas
air cells. +erkadang lesi litik pada tulang
temporal dan abses jaringan lunak juga dapat terlihat.perselubungan di 18
daerah yang secara normal mengalami pneumatisasi (yang juga terlihat pada OMA tanpa komplikasi) tidak memiliki nilai diagnostik. !ambaran destruksi tulang akan tampak secara radiogra bila demineralisasi tulang mencapai ;,-<,. %ika pada @+ scan hanya nampak perselubungan" maka bone scan dengan technetium FF akan sangat bermanaat karena metode ini sensiti terhadap perubahan osteolitik. 4engan @+ scan bisa dilihat bahwa sel-sel udara dalam prosesus mastoideus terisi oleh cairan (dalam keadaan normal terisi oleh udara) dan melebar. %ika terjadi komplikasi intrakranial pada daerah ossa kranii posterior atau media maka pemeriksaan @+ &can merupakan pemeriksaan terpilih untuk mendeteksi hal tersebut yakni dapat ditemuinnya deek tulang dengan lesi intrakranial. @+ &can pada tulang temporal merupakan standar pada pemeriksaan mastoiditis. &ensitiitas @+ scan pada mastoiditis adalah ED-*,,. @+ scan menggambarkan dimanapun di intrakranial 'omplikasi atau perluasan. Bukti dari mastoiditis adalah gambaran destruksi mastoid dan kehilangan ketajaman sel udara mastoid. #lain radiograi kurang dapat dipercaya dan penemuan gejala klini sering terlambat. #ada daerah yang tidak memiliki @+ &can" plain radiograi menggambarkan destruksi sel udara tulang yang berkabut pada acute mastoiditis. #ada kebanyakan kasus" radiograi cukup kuat menegakkan diagnosis namnu kurang sensiti dalam membedakan staging dari penyakit dan tidak bisa membedakan detail-detailnya. +emuan lainnya yang digunakan untuk membedakan acute otitis media dan acute mastoiditis tanpa osteoitis dan chronic mastoiditis / •
+ampak gambaran berawan atau berkabut dari sel udara mastoid dan telinga tengah. 7ni disebabkan oleh inlamasi pembengkakan mukosa dan terkumpulnya cairan.
19
•
'ehilangan
•
demineralisasi" atroi" atau nekrosis dari tulang septa. 'ekaburan atau distorsi dari mastoid" kemungkinan dengan deek yang
• • •
ketajaman
atau
isibility
dari
sel
mastoid
karena
tampak dari segmen atau korteks mastoid #eningkatan dari pembentukan area abses #eningkatan periosteum karena proses mastoid atau ossa kranial posterior Aktiitas osteoblastik pada mastoiditis kronik
!ambar *. @+ scan mastoiditis akut
#ada otitis media kronik maupun kolesteatom sering ditemukan pneumatisasi yang buruk pada mastoid. 0al penting yang dapat digunakan untuk membedakannya adalah kondisi erosi tulang. 2rosi tulang pada dinding lateral epitimpanium dan ossicular sering ditemukan pada kolesteatoma (D<). 2rosi juga dapat ditemukan pada passien otitis media kronik" namun hanya *,nya. Displacement dari ossicular chain dapat ditemukan pada cholestetoma" namun tidak pada otitis media kronik. #ada otitis media kronik ditemukan penebalan lapisan mukosa.
20
!ambar *;. a1ial @+ menggambarkan kuantitas tulang pada telinga kanan yang terbatas
!ambar *<. Mastoiditis akut
!ambar *C. Mastoiditis dengan sigmoid sinus trombosis
21
!ambar *D. 'iri / !ambaran @+ scan mastoid laki laki dengan pneumatisasi normal pada mastoid dengan aerasi sel. 'anan / gambaran sklerotik total mastoid. +idak tampak air cells.
!ambar *E. !ambaran @+ scan laki-laki usia <, tahun dengan keluhan retraksi membran dan otorea telinga kiri. !ambaran @+ scan memperlihatkan gambaran erosi dari proces incus dan stapedius. &emua temuan ini mengarahkan ke colesteatoma" namun pada saat opertati temuannya adalah mastoiditis kronik" tidak didapatkan kolesteatom. #asien dengan mastoidtis kronik sejumlah kecil memperlihatkan erosi tulang.
22
!ambar *F. #otongan @+ scan koronal dari pasien mastoiditis kronik pada gambar F" tampak blunt scutum (ditunjukkan dengan panah)
!ambar ,. A1ial (a) dan coronal (b) @+ scan mastoid. #ada mastoid kanan nampak air cells dengan aerasi baik dan septa penulangan dapat terlihat dengan jelas dibandingkan dengan mastoid kiri yang tamapak opasitas. #ada mastoid kiri terlihat hilangnya septa dari tulang mastoid dan juga erosi pada dinding kortikal ke dalam ossa krania media. 4idapati pula soft tissue swelling sepanjang prosesus mastoideus.
23
!ambar *. A1ial (a) soft tissue window dan a1ial (b) bone window dari kepala. &ejumlah cairan dengan peningkatan densitas terlihat di kanan mastoid" menandakan abses subperiosteal. #ada bone window didapatkan opasitas dari air cells bilateral sering dijumpai pada anak-anak. +ampak resopsi septa tulang pada kanan dkorteks luar mastoid. +ulang mengalami erosi dan membentuk abses supericial.
!ambar . @+ scan kepala dan leher dengan penambahan kontras memberikan gambaran sebuah abses Beold:s luas diantara jaringan lunak di bagian leher dekat sternocleidomastoid. Abses ini terbentuk dari mastoiditis akut yang mengalam erosi pada mastoid tip.
24
!ambar ; @+ scan dengan penambahan kontras pada pasien anak laki-laki yang diduga mastoiditis. 0asil temuan mastoiditis dan trombosis sinus enosus dural.
!ambar =. @+ scan kontras dengan potongan anak laki-laki dengan mastoiditis kanan. +ampak tulang temporal kanan sebuah okus dari abnormal enhancement dengan sedikit low attenuation consistent dan edema.
!ambar <. @+ scan laki-laki dengan mastoiditis kanandan delirium. &ebuah low attenution area terlihat pada kanan lobus temporal mengandung a fleck gas (a). #otongan M?7 setinggi a1ial + dilakukan ; hari kemudian menemukan bahwa abses gas-containing pada lobus temporal kanan yang berhubungan dengan air cells mastoid" tampak lebih besar dan meluas ke temporal horn dari entrikel lateral kanan.gas telah digantikan dengan cairan @&3 dari entrikel" @&3 mengalir dari entrikel ke mastoid melalui abses (b). M?7 potongan coronal setinggi +* memberikan gambaran abses yang mengandung gas. @&3 pada entrikel lateral hampir digantikan oleha gas. #asien ini immunocompromised dan sedikit respon terhadap ineksi. 0al ini mungkin menjelaskan mengapa kurangnya subependymal enhancement (c).
$.
%am,aran /5I /a!toi#iti! Magnetic ?esonance 7maging (M?7) sering digunakan pada pasien
dengan gejala klinis atau penemuan @+ mengarah ke komplikasi intrakranial. M?7 tidak rutin digunakan untuk ealuasi mastoid. M?7 adalah standar untuk mengealuasi jaringan lunak yang berdampingan" lebih spesiik" intracranial struktur dan untuk medeteksi cairan yang terkumpul ekstra a1ial dan yang berhubungan dengan masalah askular. M?7 membantu dalam merencanakan pengobatan operasi yang eekti. 25
M?7 lebih sensiti dari radiograi konensional" tetapi kurang sensiti dinadingkan dengan @+ scan resolusi tinggi karena keterbatasan M?7 dalam mengambbarkan tulang. Magnetic ?esonance 7maging (M?7) dianjurkan dengan kecurigaan trombosis askular sebagai salah satu komplikasi dari mastoiditis. Lateral enous sinus trombosis sering dikaitkan dengan mastoiditis. 5amun pda beberapa kasus lateral sinus trombosis ipsilateral" tidak didapatkan mastoiditis. &ebuah penelitian pada Auckland 0ospital melaporkan dari ; kasus lateral sinus trombosis" kelainan ini tidak ditemukan adanya hubungan klinis antara lateral sinus trombosis dengan mastoiditis (p>,.,,*)<.
gambar C. nampak sebuah abses perisinus epidural pada M?7 anak dengan mastoiditis akut yang tidak terlihat pada @+ scan.
BAB III PENUTUP 26
".1.
Ke!impulan Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel- sel mastoid
yang terletak pada tulang temporal. Mastoiditis akut (MA) merupakan perluasan ineksi telinga tengah ke dalam pneumatic system selulae mastoid melalui antrum mastoid. #embuatan oto radiologik untuk mastoiditis akut biasanya dipakai posisi &chuller atau Owen" sedangkan posisi @hausse 777 dipakai untuk melihat ruang telinga tengah. #ada akut otitis media H mastoiditis akan ditemukan hilangnya radiolusen dari tuba eustachi dan meatus acusticus media" gambaran radioopak antrum mastoid dgn perkaburan batas luar dinding mastoid. &edangkan pada proses kronik ditemukan sclerosis dari mastoid air cell" merupakan komplikasi dari abscess H seuester dgn sclerosis dari mastoid ( sulit membedakan dengan cholesteatoma )" abscess dinding batas tegas" dapat menyebabkan e1traduralH intra cerebral sepsis. 'omplikasi yang serius diantaranya cholesteatoma. !ambaran cholesteatoma secara ?o sulit dibedakan kecuali ada riwayat post operasi" perubahan-perubahan post operasi mastoidectomi pelebaran aditus parsial atau comple1" bergesernya air cell" mastoid system. #emeriksaan @+ &can menggambarkan dimanapun di intracranial adanya suspek komplikasi atau perluasan. Bukti dari mastoiditis adalah menggambarkan destruksi mastoid dan kehilangan ketajaman sel udara mastoid. #ada kasus-kasus tertentu" dengan menggunakan @+ &can gambaran air cells yang kabur dapat diungkap" scan tulang dengan technetium-FF dapat menolong mendeteksi perubahan osteolitic. M?7 tidak rutin digunakan untuk ealuasi mastoid. M?7 adalah standar untuk mengealuasi jaringan lunak yang berdampingan" lebih spesiik" intra cranial struktur dan untuk mendeteksi cairan yang terkumpul
27
e1tra a1ial dan yang berhubungan dengan masalah ascular. M?7 membantu dlaam merencanakan pengobatan operasi yang eekti. M?7 adalah lebih sensitie daripada radiograi konensional" tetapi kurang sensitie dibandingkan @+ scan resolusi tinggi" karena keterbatasan untuk menggambarkan tulang pada M?7.
DA)TA5 PUSTAKA
28
*. #robst" ?" !reers" !." and 7ro" 0. ,,C. Basic Otorhinolaryngology A Stepby-Step Learning uide. +hieme / 5ew Iork . 0aiat" &.G. ,**. Ac!uired "emporal Bone #holesteatoma $maging . Medical 8niersity / +e1as ;. 6alassori" !.2" Maee" M.3" and @arter" BL. *FF<. $maging of the %ead and &eck. +hieme / 5ew Iork =. Minks" 4#." #orte M." %enkins 5. ,*;. Acute 'astoiditis A role of (adiology. 7n 2lseier @linical ?adiology / olume CE" issue =" pages ;FD-=,<. <. %ohn 53" and 4aid LM. ,,,. Lateral Sinus "hrombosis associated with '($ abnormalities with the 'astoid Air Sinus. -A%A &troke 9 ;9;=Da.
29