REFERAT MORBUS HANSEN
Oleh: Arya Utama
1102009043
Aditya Tirtak!ma
1102009010
M" Arma# $rat%m%
11020091&0
$rimari#i '!ma (" A"
110200921&
Rid#ia Nr )!ti*%mah
110200924+
$em,im,i#-: dr" Hedi He#dra.a# R"/ S" ''/ M" 'e!
'E$AN)TERAAN ')N)' $ENA')T 'U)T (AN 'EAM)N RUMAH SA')T UMUM (AERAH SOREAN FA'UTAS 'E(O'TERAN UN)ERS)TAS ARS) 5A'ARTA 2014 1
BAB ) $EN(AHUUAN
1.1 Latar Latar Belak Belakang ang Kusta adalah penyakit kronik granulomatosa yang secara primer menyerang saraf tepi, selanjutnya selanjutnya menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem retikuloendotel, mata, otot, tulang, dan testis.Penyebab kusta adalah Mycobacterium Leprae yang bersifat intr intras asel elul uler er obli obliga gat, t, dan dan pada pada tahu tahun n 2! 2! tela telah h dite ditemu muka kan n peny penyeb ebab ab baru baru yaitu aitu Mycob Mycobact acteri erium um lepram lepramato atosis sis.. Kusta Kusta dahulu dahulu dikena dikenall dengan dengan penya penyakit kit yang yang tidak tidak dapat dapat sembuh dan diobati, namun sejak tahun 1!" dimana program Multi #rug $reatment %M#$& mulai diperkenalkan, kusta dapat didiagnosis dan diterapi. Pengobatan Kusta pada 'anita hamil dan anak(anak harus sangat di perhatikan. perhatikan. Baik dari dosis sampai pemilihan jenis obat. obat. )gar dapat menghindari efek samping yang tidak di kehendaki. 1.2 $ujuan $ujuan dan Manfaat Manfaat #alam menyusun menyusun referat referat ini, penulis penulis memiliki memiliki tujuan(t tujuan(tujua ujuan n yang diharapkan diharapkan dapat tercapai, tercapai, sebagai berikut berikut Bagi penulis penulis Melalui penyusunan penyusunan referat ini, penulis penulis berharap mampu menerapkan ilmu(ilmu yang dimiliki dan menambah bekal pengetahuan yang dapat berguna kelak dalam dalam memasuki dunia kerja di masa masa depan. Manfaat yang diharapkan adalah agar bagi penulis maupun pembaca lebih memahami mengenai proses terjadinya penyakit morbus hansen, penyebab, klasifikasi, dan pengobatan yang tepat dan rasional terlebih pengobatan lepra pada ibu hamil dan anak(anak.
BAB ))
2
$EMBAHASAN
)"
(EF)N)S) :
Kusta Kusta atau atau morbu morbuss *ansen *ansen merupa merupakan kan penya penyakit kit infek infeksi si yang yang kronik kronik,, dan penyebabnya penyebabnya ialah Mycobacterium leprae yang bersifat intraselular obligat. +araf perifer sebaga sebagaii afini afinitas tas pertam pertama, a, lalu lalu kulit kulit dan mukos mukosaa traktu traktuss respir respirato atoriu riuss bagian bagian atas, atas, kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat.
))"
1
E$)(EM)OO):
Masalah epidemiologi masih belim terpecahkan, cara penularan belum diketahui pasti hanya berdasarkan anggapan klasik yaitu melalui kontak langsung antar kulit yang lama dan erat. )nggapan kedua ialah secara inhalasi, sebab M.leprae masih dapat hidup beberapa hari dalam droplet. droplet.
1
Masa tunas nya sangat sangat berariasi berariasi antara - hari sampai - tahun, tahun, umumnya umumnya beberapa tahun, rata(rata (/ tahun.
1
Kelompok umur terbanyak yang menderita penyakit ini adalah usia 2/(/ tahun. 0rekuensi pada jenis kelamin pria atau pun 'anita adalah sama.
)))"
2
ET)OO):
Kuma Kuman n
peny penyeb ebab ab adal adalah ah
Myco Mycoba bact cter eriu ium m
lepr leprae ae
yang ang
dite ditemu muka kan n
oleh oleh
.).*)+3 pada tahun 1"4- di or'egia 1 .Kuman ini bersifat obligat intrasel, aerob, tidak dapat dibiakkan secara in itro , berbentuk basil ram positif dengan ukuran ("5m 6 ,/5m, bersifat tahan asam dan alkohol.Kuman ini memunyai afinitas terhadap makrofag dan sel +ch'ann, replikasi yang lambat di sel +ch'ann menstimulasi cell( mediated immune response , yang menyebabkan reaksi inflamasi kronik.
)"
$ATOF)S)OO): 3
+ebenarnya M.leprae mempunyai patogenitas dan daya inasi yang rendah, sebab penderita yang mengandung kuman lebih banyak belum tentu memberikan gejala yang lebih berat, bahkan bahkan dapat sebaliknya. sebaliknya. Ketidaks Ketidakseimb eimbangan angan antara derajat derajat infeksi infeksi dengan dengan derajat derajat penyakit, penyakit, tidak lain disebabkan disebabkan oleh respon respon imun yang berbeda berbeda yang memicu timbulnya reaksi granuloma setempat atau menyeluruh yang dapat sembuh sendiri atau progresif. 7leh karena itu penyakit penyakit kusta dapat disebut penyakit penyakit imunologik.
Kusta bukanlah penyakit yang sangat menular. +arana utama penularan adalah dengan penyebaran aerosol dari sekret hidung yang terinfeksi pada mukosa hidung dan mulut terbuka. Kusta tidak umumnya menyebar melalui kontak langsung melalui kulit utuh, meskipun kontak dekat adalah yang paling rentan. Masa inkubasi kusta adalah 8 bulan sampai - tahun atau lebih. Masa inkubasi rata(rata adalah - tahun untuk kusta tuberkuloid dan 1 tahun untuk kusta lepromatosa. #aerah yang paling sering terkena kusta adalah saraf perifer dangkal, kulit, selaput lendir saluran pernapasan bagian atas, ruang anterior dari mata, dan testis. #aerah(daerah tersebut cenderung bagian dingin dari tubuh. Kerusakan jaringan tergantung pada sejauh mana imunitas diperantarai sel diungkapkan, jenis dan luasnya penyebaran bacillary dan perkalian, penampilan yang merusak jaringan komplikasi imunologi %yaitu, reaksi lepra&, dan pengembangan kerusakan saraf dan gejala sisa. M. leprae adalah bakteri intraseluler obligat, asam(cepat, gram positif basil dengan afinitas untuk makrofag dan sel +ch'ann. 9ntuk sel +ch'ann pada khususnya, mengikat mikobakteri ke domain dari rantai alpha laminin(2 %hanya ditemukan di saraf perifer& dalam lamina basal. :eplikasi lambat mereka dalam sel +ch'ann akhirnya merangsang respon kekebalan yang dimediasi sel, yang menciptakan reaksi peradangan kronis. )kibatnya, pembengkakan terjadi di perineurium, menyebabkan iskemia, fibrosis, dan kematian aksonal. 9rutan genom M leprae hanya selesai dalam beberapa tahun terakhir. +atu penemuan penting adalah bah'a meskipun itu tergantung pada host untuk metabolisme, mikroorganisme mempertahankan gen untuk pembentukan dinding sel mikobakteri. Komponen dinding sel merangsang antibodi immunoglobulin M dan tuan diperantarai sel respon imun, sementara juga moderator kemampuan bakterisidal makrofag. Kekuatan dari sistem kekebalan inang mempengaruhi bentuk klinis dari penyakit ini. Kuat diperantarai sel imunitas %interferon(gamma, interleukin ;
-
$oll(like receptors %$L:s& juga mungkin memainkan peran dalam patogenesis kusta . M leprae mengaktifkan $L:2 dan $L:1, yang ditemukan pada permukaan sel +ch'ann, terutama dengan kusta tuberkuloid. Meskipun ini pertahanan kekebalan yang dimediasi sel yang paling aktif dalam bentuk ringan dari kusta, juga mungkin bertanggung ja'ab untuk aktiasi gen apoptosis dan, akibatnya, timbulnya bergegas kerusakan saraf ditemukan pada orang dengan penyakit ringan. )lpha(2 reseptor laminin ditemukan dalam lamina basal sel +ch'ann juga merupakan target masuk untuk M leprae ke dalam sel, sedangkan aktiasi dari jalur erbB2 reseptor tirosin kinase signaling telah diidentifikasi sebagai mediator dari demielinasi pada kusta . )ktiasi makrofag dan sel dendritik, baik antigen(penyajian sel, terlibat dalam respon kekebalan host terhadap M leprae.
alur lain dimanfaatkan oleh M leprae adalah jalur ubi?uitin(proteasome, dengan menyebabkan apoptosis sel kekebalan tubuh dan tumor necrosis factor %$0& (alpha@
Patofisiologi Lepra , sumber A httpA@@mmbr.asm.org@content@4-@-@/"!.full
/
Patogenesis Kerusakan +araf pada Pasien KustaA
+umber A httpA@@mmbr.asm.org@content@4-@-@/"[email protected]
"
'AS)F)'AS):
:idley dan >opling memperkenalkan istilah spektrum determinate pada penyakit lepra yang terdiri berbagai tipe, yaitu A $$ A tuberkuloid polar, bentuk yang stabil $i A tuberkuloid indefinite B$ A borderline tuberculoid BB A Mid borderline Bl A borderline lepromatous Li A lepromatosa indefinite LL A Lepromatosa polar, bentuk yang stabil $$ adalah tipe tuberkuloid polar, yakni tuberkuloid 1, tipe yang stabil. >adi tidak mungkin berubah tipe. Begitu juga LL adalah tipe lepromatosa polar, yakni lepromatosa 1. +edangkan tipe antara $i dan Li disebut tipe borderline atau campuran, berarti campuran antara tuberkuloid dan lepromatosa. BB adalah tipe campuran / tuberkuloid dan / lepromatosa. B$ dan $i lebih banyak tuberkuloidnya, sedangkan BL dan Li lebih banyak lepromatosanya. $ipe(tipe campuran ini adalah tipe yang labil, berarti dapat beralih tipe, baik ke arah $$ maupun ke arah LL.
8
Menurut C*7 %1!"1&, lepra dibahi 2 menjadi multibasilar %MB& dan pausibasilar %PB&. Multibasilar berarti mengandung banyak basil dengan indeks bakteri %oping. Pausibasilar mengandung sedikit basil dengan
Ba-a# (ia-#%!i! 'li#i! Me#rt 6HO 7 199+ 8 1
1. Lesi kulit %makula datar, papul yang meninggi, nodus&
2. Kerusakan
saraf
$B ( ( ( (
(
1(/ lesi *ipopigmentasi@eritema #istribusi tidak simetris *ilangnya sensasi jelas
*anya satu cabang saraf
MB ( F / lesi ( #istribusi
lebih
simetris *ilangnya
sensasi
(
kurang jelas ( Banyak cabang
%menyebabkan
saraf
hilangnya sensasi@kelemahan otot yang dipersarafi oleh saraf yang terkena& am,ara# 'li#i!/ Bakteri%l%-ik/ da# )m#%l%-ik '!ta MltiBa!ilar 7MB8 1 Siat
er%mat%!a 78
B%rderli#e
Mid B%rderli#e 7BB8
er%mat%!a 7B8 e!i Bentuk
>umlah
4
Makula
Makula
Plakat
Plakat
Dome-shape %kubah&
Papul
Papul
Punched-out
odus $idak terhitung, praktis
+ukar dihitung, masih
#apat dihitung, kulit
#istribusi Permukaan
Batas )nestesia BTA Lesi kulit +ekret hidung $es Lepromin
tidak ada kulit sehat +imetris *alus berkilat
ada kulit sehat *ampir simetris *alus berkilat
sehat jelas ada )simetris )gak kasar,
$idak jelas Biasanya tidak jelas
)gak jelas $ak jelas
berkilat )gak jelas Lebih jelas
Banyak %ada globus& Banyak %ada globus&
Banyak Biasanya negatif
)gak banyak egatif
egatif
egatif
egatif
agak
am,ara# 'li#i!/ Bakteri%l%-ik/ da# )m#%l%-ik '!ta $a!iBa!ilar 7$B8 1
'arakteri!tik
T,erkl%id 7TT8
B%rderli#e T,erl%id )#determi#ate 7)8 7BT8
e!i $ipe
Makula G makula
Makula dibatasi infiltrat
*anya
>umlah
dibatasi infiltrat +atu atau dapat
sajaG infiltrat saja Beberapa atau
+atu atau beberapa
#istribusi
beberapa $erlokalisasi
dengan lesi satelit )simetris
Berariasi
Permukaan Batas
asimetris Kering, skuama >elas
Kering, skuama >elas
#apat halus agak berkilat #apat jelas atau dapat
>elas
tidak jelas $ak ada sampai tidak jelas
)nestesia
H
>elas
satu
BTA
lesi kulit $es lepromin
*ampir
selalu egatif atau hanya 1D
negatif Positif kuat %D&
Positif lemah
Biasanya negatif #apat positif lemah atau negatif
)" (ASAR ()ANOS)S I<.1 ejala klinis
Masa inkubasinya 2 J - tahun %rata(rata / J 4 tahun&. 7nset terjadinya perlahan(lahan dan tidak ada rasa nyeri. Pertama kali mengenai system saraf perifer dengan parestesi dan baal yang persisten atau rekuren tanpa terlihat adanya gejala klinis.
"
Pada stadium ini mungkin terdapat erupsi kulit berupa macula dan bula yang bersifat sementara. Keterlibatan sistem saraf menyebabkan kelemahan otot, atrofi otot, nyeri neuritik yang berat, dan kontraktur tangan dan kaki. ejala prodromal yang dapat timbul kadang tidak dikenali sampai lesi erupsi ke kutan terjadi. ! psien biasanya mengalami keluhan pada pertama kalinya adalah rasa baal, hilangnya sensori suhu sehingga tidak dapat membedakan panas dengan dingin. +elanjutnya, sensasi raba dan nyeri, terutama dialami pada tangan dan kaki, sehingga dapat terjadi kompliksi ulkus atau terbakar pada ekstremitasyang baal tersebut. Bagian tubuh lain yang dapat terkena kusta adalah daerah yang dingin, yaitu daerah mata, testis, dagu, cuoing hidung, daun telinga, dan lutut.
Perubahan saraf tepi yang terjadi dapat berupa o
pembesaran saraf tepi yang asimetris pada daun telinga, ulnar, tibia posterior, radial kutaneus,
o
Kerusakan sensorik pada lesi kulit
o
Kelumpuhan nerus trunkus tanpa tanda inflamasi berupa neuropati, kerusakan sensorik dan motorik, serta kontraktur
o
Kerusakan sensorik dengan pola +tocking(gloe
o
)cral distal symmethric anesthesia %hilangnya sensasi panas dan dingin, serta nyeri dan raba&
I<.2 Pemeriksaan fisik
-
1.$uberculoid Leprosy %$$, B$& Pada $$, imunitas masih baik,dapat sembuh spontan dan masih mampu melokalisir sehingga didapatkan gambran batas yang tegas. Mengenai kulit maupun saraf. Lesi kulit bisa satu atau beberapa, dapat berupa makula atau plak,dan pada bagian tengah dapat ditemukan lesi yang regresi atau central clearing.Permukaan lesi dapat bersisik, dengan tepi yang meninggi. #apat disertai penebalan saraf tepi yang biasanya teraba. Kuman B$) negatif merupakan tanda terdapatnya respon imun yang adekuat terhadap kuman kusta. Pada B$, tidak dapat sembuh spontan, Lesi menyerupai tipe $$ namun dapat disertai lesi satelit di tepinya. >umlah lesi dapat satu atau beberapa, tetapi gambaran hipopigmentasi,kekeringan kulit atau skuama tidak sejelas $$. angguan saraf tidak berat dan asimetris.
!
Lesi $uberculoid leprosy, soliter, anesthetic, annular
Lesi Kulit pada $uberculoid Leprosy
Borderline $uberculoid Leprosy, gambaran anular inkomplit dengan papul satelit
2. Borderline Leprosy Pada tipe BB borderline,meruapakan tipe yang paling tidak stabil, disebut juga bentuk dimorfik. Lesi kulit berbentuk antara tuberculoid dan lepromatous.$erdiridari macula infiltratif, mengkilap, batas lesi kurang tegas, jumlah banyak melebihi tipe B$ dan cenderung simetris. Lesi berariasi, dapat perbentuk punch out yang khas. Pada tipe ini terjadi anestesia dan berkurangnya keringat.
1
Lesi Kulit pada Borderline BB Leprosy
. Lepromatous Leprosy $ipe BL, secara klasik lesi dimulai dengan makula, a'alnya sedikit dengancepat menyebar ke seluruh badan. Makula lebih berariasi bentuknya. lesi
hampir
simetris.
Lesi
infiltrat,
dan
plak
seperti
punched
#istribusi
out.
$anda(
tanda kerusakan saraf berupa hilangnya sensasi, hipopigmentasi, berkurangnya keringat dan hilangnya rambut lebih cepat muncul. Penebalan saraf tepi teraba pada tempat predileksi. Pada $ipe LL jumlah
lesi
sangat banyak, nodul mencapai ukuran 2 cm, simetris, permukaan halus, lebih eritematous, berkilap, berbatas tidak tegas dan pada stadium dini tidak ditemukan anestesi dan anhidrosis. #itemukan juga lesi #ematofibroma(like multipel, batas tegas, nodul,
eritem.
#istribusi lesi khas pada 'ajah, mengenai dahi, pelipis, dagu, cuping
telinga. Pada stadium lanjut tampak penebalan kulit yang progresif membentuk facies leonine. Kerusakan saraf menyebabkan gejala stocking and gloe anesthesia
.
Lesi Kulit pada Lepromatous Leprosy
11
(e%rmita! ada k!ta
#eformitas dapat dibagi dalam deformitas primer dan sekunder. #eformitas primer sebagai akibat langsung oleh granuloma yang terbentuk sebagai reaksi terhadap M.Leprae, yang mendesak dan merusak jaringan di sekitarnya, yaitu kulit, mukosa traktus respiratorius atas, tulang(tulang jari, dan 'ajah. #eformitas sekunder terjadi sebagai akibat perubahan saraf, umumnya deformitas terjadi diakibatkan keduanya, tetapi terutama karena kerusakan saraf.
1
ejala(gejala kerusakan pada saraf A 1. .ulnaris
)nestesia pada ujung jari anterior kelingking dan jari manis
la'ing kelingking dan jari manis
)trofi hipotenar dan otot interoseus serta kedua otot lumbrikalis medial
2. . medianus
)nestesia pada ujung jari bagian anterior ibu jari, telunjuk, dan jari tengah
$idak mampu aduksi ibu jari
la'ing ibu jari, telunjuk, dan jari tengah
)trofi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis lateral
)nestesia dorsum manus, serta ujung proksimal jari telunjuk
$angan gantung %'rist drop&
$ak mampu ekstensi jari(jari atau pergelangan tangan
. . radialis
-. . poplitea lateralis
12
)nestesia tungkai ba'ah, bagian lateral dan dorsum pedis
Kaki gantung %foot drop&
Kelemahan otot peroneus
/. . tibialis posterior
)nestesia telapak kaki
la' toes
Paralisis otot intrinsik kaki dan kolaps arkus pedis
abang temporal dan igomatik menyebabkan lagoftalmus
abang bukal, mandibular, dan serikal menyebabkan kehilangan
8. . fasialis
ekspresi 'ajah dan kegagalan mengatupkan bibir 4. . trigeminus
)nestesia kulit 'ajah, kornea, dan konjungtia mata
Kerusakan mata pada kusta juga dapat terjadi secara primer dan sekunder. Primer mengakibatkan alopesia pada alis mata dan bulu mata, juga dapat mendesak jaringan mata lainnya. +ekunder disebabkan oleh rusaknya . 0asialis yang dapat membuat paralisis .7rbicularis palpebrarum sebagian atau seluruhnya, mengakibatkan lagoftalmus yang selanjutnya menyebabkan kerusakan bagian(bagian mata lainnya. +ecara sendiri(sendiri atau bergabung akhirnya dapat menyebabkan kebutaan. 1
'!ta hi!t%id
Kusta histoid merupakan ariasi lesi pada tipe lepromatous yang ditandai dengan adanya nodus yang berbatas tegas, dapat juga berbentuk plak. Bakterioskopik positif tinggi. 9mumnya timbul sebagai kasus relapse sensitie atau relapse resistent.
1
:elapse sensitie terjadi bila penyakit kambuh setelah menyelesaikan pengobatan sesuai dengan 'aktu yang ditentukan. #apat terjadi karena kuman yang dorman aktif kembali atau
1
pengobatan yang diselesaikan tidak adekuat, baik dosis maupun pemberiannya,disebut juga resisten sekunder. 1
:elaps resistents terjadi, bila penyakit kambuh setelah menyelesaikan pengobatan sesuai dengan 'aktu yang ditentukan, tetapi tidak dapat diobati dengan obat yang sama karena kuman telah resisten terhadap obat M#$, disebut juga resisten primer. 1
$emerik!aa# !ara tei a. . auricularis magnus Pasien menoleh ke kanan@kiri semaksimal mungkin, maka saraf yang terlibat
akan terdorong oleh otot(otot di ba'ahnya sehingga dapat terlihat pembesaran saraf. #ua jari pemeriksa diletakkan di atas persilangan jalannya saraf dengan arah otot. Bila ada penebalan, maka akan teraba jaringan seperti kabel atau ka'at. Bandingkan kanan dan kiri dalam hal besar, bentuk, serat, lunak, dan nyeri atau tidaknya. b. . ulnaris $angan yang diperiksa rileks, sedikit fleksi dan diletakkan di atas satu tangan pemeriksa. $angan pemeriksa meraba sulcus neri ulnaris dan merasakan adanya penebalan atau tidak Bandingkan kanan dan kiri dalam hal besar, bentuk, serat, lunak, dan nyeri atau tidaknya. c. . peroneus lateralis Pasien duduk dengan kedua kaki menggantung, diraba di sebelah lateral dari capitulum fibulae, dan merasakan ada penebalana atau tidak. Bandingkan kanan dan kiri dalam hal besar, bentuk, serat, lunak, dan nyeri atau tidaknya. d. . tibialis posterior Meraba maleolus medialis kaki kanan dan kiri dengan kedua tangan, meraba bagian posterior dan mengurutkan ke ba'ah ke arah tumit. Bandingkan kanan dan kiri dalam hal besar, bentuk, serat, lunak, dan nyeri atau tidaknya. $emerik!aa# F#-!i Sara a. $es sensorik unakan kapas, jarum, serta tabung reaksi berisi air hangat dan dingin. ( :asa raba +epotong kapas yang dilancipkan ujungnya, disinggungkan ke kulit pasien.
Kapas disinggungkan ke kulit yang lesi dan yang sehat, kemudian pasien disuruh menunjuk kulit yang disinggung dengan mata terbuka. >ika hal ini (
telah dimengerti, tes kembali dilakukan dengan mata pasien tertutup. :asa tajam Menggunakan jarum yang disentuhkan ke kulit pasien. +etelah disentuhkan bagian tajamnya, lalu disentuhkan bagian tumpulnya, kemudia pasien
1-
diminta menentukan tajam atau tumpul. $es dilakukan seperti pemeriksaan (
rasa raba. +uhu Menggunakan dua buah tabung reaksi yang berisi air panas dan air dingin. $abung reaksi disentuhkan ke kulit yang lesi dan sehat secara acak, dan
pasien diminta menentukan panas atau dingin. b. $es 7tonom Berdasarkan adanya gangguan berkeringat di makula anestesi pada penyakit kusta, pemeriksaan lesi kulit dapat dilengkapi dengan tes anhidrosis, yaitu A 1. $es keringat dengan tinta % tes una'an& 2. $es Pilokarpin . $es Motoris %oluntary muscle test& pada n. ulnaris, n.medianus, n.radialis, dan n. peroneus)"3 $emerik!aa# $e##;a#-
1. Pemeriksaaan bakterioskopik, #igunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dan pengamatan obat. +ediaan dibuat dari kerokan jaringan kulit atau usapan mukosa hidung yang di'arnai dengan pe'arnaan N<3*L 33L+7. Bakterioskopik negatie pada seorang penderita, bukan berarti orang tersebut tidak mengandung basil M.Leprae. Pertama J tama harus ditentukan lesi di kulit yang diharapkan paling padat oleh basil setelah terlebih dahulu menentukan jumlah tepat yang diambil. 9ntuk riset dapat diperiksa 1 tempat dan untuk rutin sebaiknya minimal - J 8 tempat yaitu kedua cuping telinga bagian ba'ah dan 2 (lesi lain yang paling aktif berarti yang paling eritematosa dan paling infiltratif. Pemilihan cuping telinga tanpa menghiraukan ada atau tidaknya lesi di tempat tersebut karena pada cuping telinga biasanya didapati banyak M. leprae1. Kepadatan B$) tanpa membedakan solid dan nonsolid pada sebuah sediaan dinyatakan dengan indeks bakteri % <.B& dengan nilai sampai 8D menurut :idley. bila tidak ada B$) dalam 1 lapangan pandang %LP&. 1 D Bila 1 J 1 B$) dalam 1 LP 2D Bila 1 J 1 B$) dalam 1 LP D Bila 1 J 1 B$) rata J rata dalam 1 LP -D Bila 11 J 1 B$) rata J rata dalam 1 LP /D Bila 11 J 1B$) rata J rata dalam 1 LP 8D BilaF 1 B$) rata J rata dalam 1 LP
1/
umlah solid6 1 @ >umlah solid D on solid +yarat perhitungan
2. Pemeriksaan histopatologi, Makrofag dalam jaringan yang berasal dari monosit di dalam darah ada yang mempunyai nama khusus, dan yang dari kulit disebut histiosit. )pabila +<+ nya tinggu, makrofag akan mampu memfagosit M.Leprae. #atangnya histiosit ke tempat kuman disebabkan karena proses imunologik dengan adanya faktor kemotaktik. Kalau datangnya berlebihan dan tidak ada lagi yang harus difagosit, makrofag akan berubah bentuk menjadi sel epiteloid yang tidak dapat bergerak dan kemudian akan dapat berubah menjadi sel datia Langhans.
)danya massa epiteloid yang berlebihan dikelilingi oleh limfosit yang disebut tuberkel akan menjadi penyebab utama kerusakan jaringan dan cacat. Pada penderita dengan +<+ rendah atau lumpuh, histiosit tidak dapat menghancurkan M.Leprae yang sudah ada didalamnya, bahkan dijadikan tempat berkembang biak dan disebut sebagai sel Iircho' atau sel lepra atau sel busa dan sebagai alat pengangkut penyebarluasan. 1
ambaran histopatologi tipe tuberkoloid adalah tuberkel dan kerusakan saraf yang lebih nyata, tidak ada basil atau hanya sedikit dan non solid. $ipe lepromatosa terdpat kelim sunyi subepidermal % subepidermal clear zone & yaitu suatu daerah langsung di ba'ah epidermis yang jaringannya tidak patologik. Bisa dijumpai sel ircho' dengan banyak basil. Pada tipe borderline terdapat campuran unsur J unsur tersebut.
. Pemeriksaan serologikA #idasarkan terbentuk antibodi pada tubuh seseorang yang terinfeksi oleh M.leprae. )ntibodi yang terbentuk dapat bersifat spesifik terhadap M.Leprae, yaitu antibodi anti phenolic glycolipid(1 %PL(1& dan antibodi antiprotein 18k# serta /k#. +edangkan
18
antibodi yang tidak spesifik antara lain antibodi anti(lipoarabinomanan %L)M&, yang juga dihasilkan oleh kuman M.tuberculosis. Kegunaan pemeriksaan serologik ialah dapat membantu diagnosis kusta yang meragukan, karena tanda klinis dan bakteriologik tidak jelas.Pemeriksaan serologik adalah MLP) % Mycobacterium Leprae Particle Aglutination &, uji 3L<+) (Enzyme Lined !mmuno-"orbent Assay& dan ML dipstick % Mycobacterium Leprae dipstic &. 1
-.$es lepromin adalah tes non spesifik untuk klasifikasi dan prognosis lepra tapi tidak untuk diagnosis. $es ini berguna untuk menunjukkan sistem imun penderita terhadap M. leprae. ,1 ml lepromin dipersiapkan dari ekstrak basil organisme, disuntikkan intradermal. Kemudian dibaca setelah -" jam@ 2hari %reaksi 0ernande& atau J - minggu %reaksi Mitsuda&. :eaksi 0ernande positif bila terdapat indurasi dan eritema yang menunjukkan kalau penderita bereaksi terhadap M. Leprae, yaitu respon imun tipe lambat ini seperti mantou6 test %PP#& pada tuberkolosis.
Reak!i k!ta
:eaksi kusta adalah interupsi dengan episode akut pada perjalanan penyakit yang sebenarnya sangat kronik. 1 . Penyakit kusta yang merupakan suatu reaksi kekebalan %cellular response& atau reaksi antigen antibody %humoral response&. :eaksi ini dapat terjadi sebelum pengobatan, tetapi terutama terjadi selama atau setelah pengobatan. #ari segi imunologis terdapat perbedaan prinsip antara reaksi tipe 1 dan tipe 2, yaitu pada reaksi tipe 1 yang memegang peranan adalah imunitas seluler %+<+&, sedangkan pada reaksi tipe 2 yang memegang peranan adalah imunitas humoral. -
a.
:eaksi tipe 1 Menurut >opling, reaksi kusta tipe < merupakan delayed hypersensiti#ity reaction yang disebabkan oleh hipersensitiitas selular %reaksi re#ersal upgrading & seperti halnya reaksi hipersensitiitas tipe adi pada dasarnya reaksi tipe < terjadi akibat perubahan keseimbangan antara imunitas dan basil. #engan demikian, sebagai hasil reaksi tersebut dapat terjadi upgrading @reersal. Pada kenyataannya reaksi tipe < ini diartikan dengan reaksi reersal oleh karena paling sering dijumpai terutama pada kasus(kasus yang
14
mendapatkan pengobatan, sedangkan do'n grading reaction lebih jarang dijumpai oleh karena berjalan lebih lambat dan umumnya dijumpai pada kasus(kasus yang tidak mendapat pengobatan. Meskipun secara teoritis reaksi tipe < ini dapat terjadi pada semua bentuk kusta yang subpolar, tetapi pada bentuk BB jauh lebih sering terjadi daripada bentuk yang lain sehingga disebut reaksi borderline. ejala klinis reaksi reersal ialah umumnya sebagian atau seluruh lesi yang telah ada bertambah aktif dan atau timbul lesi baru dalam 'aktu yang relatif singkat. )rtinya lesi hipopigmentasi menjadi eritema, lesi eritema menjadi lebih eritematosa, lesi makula menjadi infiltrat, lesi infiltrat makin infiltrat dan lesi lama menjadi bertambah lesi luas. $idak perlu seluruh gejala harus ada, satu saja sudah cukup -. b. :eaksi tipe << :eaksi tipe << disebabkan oleh hipersensitiitas humoral , yaitu reaksi hipersnsitiitas tipe <<< karena adanya reaksi kompleks antigen(antibodi yang melibatkan komplemen. $erjadi lebih banyak pada tipe lepromatous juga tampak pada BL. :eaksi tipe << sering disebut sebagai 3rithema odosum Leprosum %3L& dengan gambaran lesi lebih eritematus, mengkilap, tampak nodul atau plakat, ukuran bernacam(macam, pada umunnya kecil, terdistribusi bilateral dan simetris, terutama di daerah tungkai ba'ah, 'ajah, lengan, dan paha, serta dapat pula muncul di hampir seluruh bagian tubuh kecuali daerah kepala yang berambut, aksila, lipatan paha, dan daerah perineum. +elain itu didapatkan nyeri, pustulasi dan ulserasi, juga disertai gejala sistematik seperti demam dan malaise. Perlu juga memperhatikan keterlibatan organ lain seperti saraf, mata, ginjal, sendi, testis, dan limfe.
1"
-
$abel perbedaan reaksi kusta tipe 1 dan tipe 2 N%" 1
2
e;ala
Peradangan
di
kulit
-
Tie ) 7re=er!al8 Baik atau demam ringan
Tie )) 7EN8 Buruk, disertai malaise dan
Bercak kulit
febris $imbul
lama menjadi
nodul dan
kemerahan,
lebih meradang %merah&, dapat
lunak,
nyeri
tekan.
timbul bercak baru
Biasanya pada lengan dan tungkai. odul dapat pecah
Caktu terjadi
%ulserasi& +etelah pengobatan
)'al pengobatan M#$
yang
lama, umumnya lebih dari 8 /
$ipe kusta +araf
PB atau MB +ering terjadi 9mumnya berupa nyeri tekan
bulan MB #apat terjadi
saraf dan atau gangguan fungsi 8
Keterkaitan organ
4
lain 0aktor pencetus
saraf *ampr tidak ada • •
Melahirkan 7bat(obat
$erjadi
yang
1!
mata,
KB,
sendi, ginjal, testis, dll 3mosi • Kelelahan dan stress •
meningkatkan kekebalan tubuh
pada
•
fisik lainnya kehamilan
$abel Perbedaan :eaksi Kusta :ingan dan Berat tipe 1 dan tipe 2 N%
1.
e;ala
Kulit
Tie ) Ri#-a# Bercak
merah,
A
Tie )) Ri#-a# A odul
Berat Bercak
merah, tebal,
tebal, panas, panas, nyeri nyeri
-
Berat A odul A merah, panas,
merah,panas,nyer
nyeri yang bertambah
i
parah sampai pecah
yang bertambah parah sampai
2 -
+araf tepi
pecah yeri pada yeri
Keadaan umum Keterlibatan
perbaan %(& #emam %(& (
organ lain
pada yeri
perabaan %D& #emam %D& (
perabaan %(& #emam %D& (
pada yeri pada perabaan %D& #emam %D& D $erjadi peradangan pada A mata A iridocyclitis • testis A •
•
epididimoorchitis ginjal A nefritis kelenjar limpa A
•
limfadenitis gangguan
•
tulang,
pada
hidung,
dan tenggorokan bila ada reaksi pada lesi kulit yang dekat dengan saraf, dikategorikan sebagai reaksi berat Fe#%me#a i% 0enomena lucio merupakan reaksi kusta yang sangat berat yang terjadi pada
kusta tipe lepromatosa non nodular difus. ambaran klinis berupa plak atau infiltrat difus, be'arna merah muda, bentuk tidak teratur dan terasa nyeri. Lesi terutama di ekstremitas, kemudian meluas ke seluruh tubuh. Lesi yang berat tampak lebih eritematous disertai purpura dan bula kemudian dengan cepat terjadi nekrosis serta ulserasi yang nyeri. Lesi lambat menyembuh dan akhirnya terbentuk jaringan parut. ambaran histopatologi menunjukkan nekrosis epidermal iskemik dengan nekrosis pembuluh darah superfisial, edema, dan proliferasi endhotelial pembuluh darah lebih dalam. #idapatkan banyak basil M.Leprae di endotel kapiler. Calaupun tidak
2
ditemukan infiltrat PM seperti pada 3L namun dengan imunofluoresensi tampak deposit imunoglobulin dan komplemen di dalam dinding pembuluh darah. 1 ))" ()ANOS)S BAN()N: 2 Beberapa hal penting dalam menentukan diagnosis banding lepraA )da Makula hipopigmentasi )da daerah anestesi Pemeriksaan bakteriologi memperlihatkan basil tahan asam )da pembengkakan@pengerasan saraf tepi atau cabang(cabangnya. 1.
$ipe < %makula hipopigmentasi& A tinea ersikolor, itiligo, pitiriasis rosea, atau
2.
dermatitis seboroika atau dengan liken simpleks kronik. $ipe $$ %makula eritematosa dengan pinggir meninggi& A tinea korporis,
.
psoriasis,lupus eritematosus tipe diskoid atau pitiriasis rosea $ipe B$,BB,BL %infiltrat merah tak berbatas tegas& A selulitis, erysipelas atau
-.
psoriasis. $ipe LL %bentuk nodula&A lupus eritematous sistemik, dermatomiositis, atau erupsi obat
)))"
$ENATAA'SANAAN $ujuan utama dari pengobatan yaitu untuk memutuskan mata rantai penularan
untuk menurunkan insiden terjadinya penyakit, mengobati dan menyembuhkan penderita, mencegah timbulnya penyakit, dan untuk mencapai tujuan tersebut, strategi pokok yang dilakukan didasarkan atas deteksi dini dan pengobatan penderita Program Multi #rug $herapy %M#$& dengan kombinasi rifampisin, klofaimin, dan ##+ dimulai tahun 1!"1. Program ini bertujuan untuk mengatasi resistensi dapson yang semakin meningkat, mengurangi ketidaktaatan pasien, menurunkan angka putus obat, dan untuk mengeliminasi persistensi kuman kusta dalam jaringan. 7bat antikusta yang paling banyak dipakai pada saat ini adalah ##+ %#iaminodifenil sulfon& kemudoan klofaimin dan rifampicin. Pada tahun 1!!" C*7 menambahkan obat antibiotic lain untuk pengobatan alternatie yaitu ofloksasin, minosiklin, dan klaritomisin. +ejak tahun 1!/1 pengobatan tuberculosis dengan obat kombinasi ditujukan untuk mencegah kemungkinan resistensi obaat sedangkan M#$ untuk kusta baru dimulai tahun 1!41. 1
$e#-%,ata# k!ta !elama kehamila# da# me#y!i
Kusta diperburuk selama kehamilan, sehingga sangat penting bah'a terapi multidrug standar dilanjutkan selama kehamilan. Program )ksi untuk Penghapusan Kusta, C*7, >ene'a
21
telah menyatakan bah'a rejimen M#$ standar dianggap aman, baik untuk ibu dan anak, dan karena itu, harus dilanjutkan berubah selama kehamilan. +ebuah jumlah kecil obat anti(lepra diekskresikan melalui )+<, tetapi tidak ada laporan efek samping sebagai akibat dari ini kecuali untuk perubahan 'arna kulit ringan dari bayi karena klofaimin. Perlakuan dosis tunggal untuk pasien kusta lesi tunggal paucibacillary harus ditunda sampai setelah melahirkan. 8 *ormonal dan imunologi perubahan dalam penumpasan kehamilan menyebabkan sel( dimediasi kekebalan dan memburuknya gejala. Bayi yang lahir dari ibu dengan berat lahir rendah memiliki kusta dan peningkatan risiko terserang penyakit itu. C*7 merekomendasikan M#$ karena itu dilanjutkan selama kehamilan .amun, obat yang digunakan dalam pengobatan kusta tidak tanpa risiko dan pengobatan harus di ba'ah penga'asan spesialis./ :ifampisin mengurangi efektiitas kontrasepsi hormonal, saran kontrasepsi sehingga alternatif harus dita'arkan. #osis tinggi dari rifampisin mungkin teratogenik dan tidak dianjurkan untuk digunakan selama trimester pertama. #apson dapat menyebabkan hemolisis neonatal dan methaemoglobinamea. >ika perlu harus diresepkan untuk 'anita hamil dalam kombinasi dengan asam folat. Klofaimin dapat menyebabkan perubahan 'arna pada kulit bayi yang disusui. Penggunaan thalidomide tetap ketat kontra(ditunjukkan pada 'anita usia subur. /
##+A )da dua jenis relaps pada kusta yaitu relaps sensitie %persisten& dan relaps resisten. Pada relaps persisten secara klinis, bakterioskopik, histopatologik dapat dinyatakan penyakit tiba(tiba aktif kembali dengan timbulnya lesi baru dan bakterioskopik positif kembali. $etapi setelah dibuktikan dengan pengobatan dan inokulasi pada mencit, ternyata M.Leprae yang semula dorman, sleeping, atau persisten bangun dan aktif kembali. Pada pengobatan sebelumnya, basil dorman sukar dihancurkan dengan obat atau M#$ apapun. Pada relaps resisten secara klinis, bakterioskopik, histopatologik yang khas dapat dibuktikan dengan percobaan dan inokulasi pada mencit, bah'a M.Leprae resisten terhadap ##+. :esisten hanya terjadi pada kusta multibasilar tetapi tidak pada pausibasilar, oleh karena +<+ penderita PB tinggi dan pengobatannya relatie singkat. Pengertian M#$ pada saat ini adalah ##+ sebagai obat dasar ditambah dengan obat(obat lain. #osis ##+ ialah 1(2 mg@kg BB setiap hari. 3fek sampingnya antara lain nyeri kepala, erupsi obat, anemia hemolitik, leucopenia, insomnia, neuropati perifer, sindrom ##+, nekrosis epidermal toksik, hepatitis, hipoalbuminemia, dan methemoglobinemia. 1
22
:ifampicinA Kombinasi ##+ dengan dosis 1mg@kg BB, diberikan setiap hari atau setiap bulan. :ifampicin tidak bileg diberikan sebagai monoterapi karena dapat memperbesar kemungkinan terjadinya resistensi. 3fek +amping yang harus di perhatikan adalah hepatotoksik, nefrotoksik, gejala gastrointestinal, flu(like syndrome dan erupsi kulit. 1
Klofaimin %lamprene& A #osis sebagai antikusta ialah /mg setiap hari, atau 1 mg selang sehari atau 61mg setiap minggu. >uga bersifat sebagai antiinflamasi sehingga dapat dipakai pada penanggulangan 3..L dengan dosis lebih tinggi yaitu 2( mg@hari namun a'itan kerja baru timbul setelah 2( minggu. 3fek sampingnya adalah 'arna kecokelatan pada kulit dan 'arna kekuningan pada sclera sehingga mirip ikterus. *al tersebut disebabkan oleh klofaimin yang merupakan at 'arna dan dideposit terutama pada sel system retikuloendotelial, mukosa, dan kulit. 7bat ini menyebabkan pigmentasi kulit yang sering merupakan masalah dalam ketaatan berobat penderita. 3fek samping hanya terjadi dalam dosis tinggi, berupa gangguan gastrointestinal yakni nyeri abdomen, nausea, diare, anoreksia, dan omitus. +elain itu dapat terjadi penurunan berat badan.Perubahan 'arna tersebut akan mulai menghilang setelah bulan obat diberikan. 1
7floksasinA Merupakan turunan flurokuinolon yang paling aktif terhadap Mycobacterium leprae in itro. #osis optimal harian adalah - mg. #osis tunggal yang diberikan dalam 22 dosis akan membunuh kuman Mycobacterium Leprae hidup sebesar !!,!!. 3fek sampingnya adalah mual, diare, dan gangguan saluran cerna lainnya., berbagai gangguan susunan saraf pusat termasuk insomnia, nyeri kepala, diiness, nerousness dan halusinasi. Calaupun demikian hal ini jarang ditemukkan dan biasanya tidak membutuhkan penghentian pemakaian obat. Penggunaan pada anak, remaja, 'anita hamil dan menyusui harus hati(hati, karena pada he'an muda kuinolon menyebabkan artropati. +elain ofloksasin dapat pula digunakan leofloksasin dengan dosis / mg sehari. 7bat tersebut lebih baru, jadi lebih efektif.
2
1
MinosiklinA $ermasuk dalam kelompok tetrasiklin. 3fek bakterisidalnya lebih tinggi daripada klaritromisin, tetapi lebih rendah daripada rifampicin. #osis standar harian 1 mg. 3fek sampingna
adalah pe'arnaan gigi bayi dan anak(anak, kadang(kadang menyebabkan
hiperpigmentasi kulit dan membran mukosa, berbagai simptom saluran cerna dan susunan saraf pusat, termasuk diines dan unsteadiness. 7leh sebab itu tidak di anjurkan untuk anak(anak atau selama kehamilan 1 KlaritromisinA Merupakan kelompok antibiotik makrolid dan mempunyai aktiitas bakterisidal terhadap Mycobacterium leprae pada tikus dan manusia. Pada penderita kusta lepromatosa, dosis harian / mg dapat membunuh !! kuman hidup dalam 2" hari dan lebih dari !!,! dalam /8 hari. 3fek sampingnya adalah nausea, omitus dan diare yang terbukti sering di temukan bila obat ini diberikan dengan dosis 2 mg. 1 Penghentian pemberian obat laim disebut :elease 0rom $reatment %:0$&. +etelah :0$ dilanjutkan dengan tindak lanjut tanpa pengobatan secara klinis dengan tindak lanjut tanpa pengobatan secara klinis dan bakterioskopis minimal setiap tahun selama minimal / tahun. Kalau bakterioskopis tetap negatie dan klinis tidak ada keaktian baru, maka dinyatakan bebas dari pengamatan atau disebut :elease 0rom ontrol %:0&. 1 M#$ untuk pausibasilar % <, $$, B$ & adalah rifampicin 8 mg setiap bulan dan ##+ 1 mg setiap hari. Keduanya diberikan selama 8 bulan sampai ! bulan. +elama pengobatam, pemeriksaan secara klinis setiap bulan dan bakterioskopis setelah 8 bulan pada akhir pengobatan. Pemeriksaan dilakukan minimal setiap tahun selama 2 tahun secara klinis dan bakterioskopis. Kalau tidak ada keaktian baru secara klinis dan bakterioskopis tetap negatie, maka dinyatakn :0. 1 C*7 pada tahun 1!!" telah memperpendek masa pengobatan untuk kasus Multibasilar menjadi 12 dosis dalam 12(1" bulan, sedangkan pengobatan untuk kasus Pausibasilar dengan lesi kulit 2(/ buah tetap 8 dosis dalam 8(! bulan. 1 Penderita multibasilar yang resisten dengan rifampisin biasanya akan resisten pula dengan ##+ sehingga hanya bisa mendapat klofaimin. #alam hal ini rejimen pengobatan menjadi klofaimin / mg, ofloksasin - mg dan minosiklin 1 mg setiap hari selama 8 bulan, dilanjutkan klofaimin / mg ditambah ofloksasin - mg atau minosiklin 1 mg setiap hari selama " bulan. 1
2-
Bagi penderita MB yang menolak klofaimin dapat di berikan ofloksasin - mg@hari atau minosiklin 1 mg@hari selama 12 bulan. )lternatif lain ialah diberikan rifampicin 8 mg ditambah dengan ofloksasin - mg dan minosiklin 1 mg dosis tunggal setiap bulan selama 2 bulan. 1 6HO Re%mme#ded treatme#t re-ime#! 8
8 month regimen for Paucibacillary %PB& Leprosy
#e'asa
(a!%# 1 mg
Riami!i# 8 mg
/(4 kg
+etiap hari
+ebulan
)nak
/ mg
penga'asan -/ mg
1(1- tahun
+etiap hari
+ebulan
sekali
sekali
di
ba'ah
di
ba'ah
penga'asan
Menyesuaikan dosis tepat untuk anak kurang dari 1 tahun. Misalnya, dapson 2/ mg setiap hari
dan rifampisin mg diberikan sebulan sekali di ba'ah penga'asan
12 m%#th re-ime# %r Mlti,aillary 7MB8 er%!y
#e'asa
#apsone 1 mg
:ifampisin 8 mg
lofaimin / mg
/(4 kg
+etiap *ari
+ebulan sekali di
+etiap hari
mg +ebulan sekali di
ba'ah
ba'ah / mg
penga'asan 1/ mg
+etiap hari
)nak
/ mg
penga'asan -/ mg
1(1- tahun
+etiap hari
+ebulan sekali di
2/
#)
#)
+ebulan sekali di
ba'ah
ba'ah
penga'asan
penga'asan
Menyesuaikan dosis tepat untuk anak kurang dari 1 tahun. Misalnya, dapson 2/ mg sehari,
rifampisin mg diberikan sebulan sekali di ba'ah penga'asan, klofaimin, / mg diberikan dua kali seminggu, dan klofaimin 1 mg diberikan sebulan sekali di ba'ah penga'asan Si#-le e!i%# $ai,aillary 7S$B8 er%!y 7%#e time d%!e % 3 mediati%#! take# t%-ether8
#e'asa
:ifampisin 8 mg
7flo6asin - mg
Minosiklin 1 mg
/(4 kg )nak
mg
2 mg
/ mg
/( 1- tahun $idak dianjurkan untuk 'anita hamil atau anak(anak kurang dari / tahun
28
$ipe PBPengobatan M#$ untuk kusta tipe PB dilakukan dalam 8 dosis minimal yang diselesaikan dalam 8(! bulan dan setelah minum 8 dosis maka dinyatakan :0$ %released from treatment&
)nak *ari 1 A dia'asi petugas
*ari 2(2" A di rumah
:ifampisin
#e'asa 2caps
:ifampisin
2caps
%mgD1/mg& D ##+ 1
%26mg& D ##+ 1 tab
tab %/mg&
%1mg&
##+ 1 tab %/mg&
##+ 1 tab %1mg&
)nak di ba'ah 1 tahun diberi dosis 1(2mg@kgBB $ipe MBMengobatan M#$ untuk kusta tipe MB dilakukan dalam 2- dosis yang diselesaikan dalam 'aktu maksimal 8 bulan. +etelah selesai minum 2- dosis maka dinyatakan :0$ meskipun secara klinis lesinya masih aktif dan pemeriksaan bakteri positif.
)nak *ari 1 A dia'asi petugas
:ifampisin
#e'asa 2caps
%mgD1/mg& Klofaimin
:ifampisin
2caps
D
%26mg& D klofaimin
caps
caps %61& D ##+ 1
%6/mg& D ##+ 1 tab
tab %1mg&
%/mg& *ari 2(2" A di rumah
Klofaimin 1 tab %/mg& D
Klofasimin
##+ 1 tab %/mg&
%1mg& D ##+ 1 tab %1mg&
anak di ba'ah 1 tahun diberi dosis 1(2mg@kgBB
24
1cap
$e#-%,ata# Reak!i '!ta:
Pengobatan 3..L A 7bat yang paling sering dipakai adalah tablet kortikosteroid antara lain prednison. #osisnya tergantung pada berat ringannya reaksi, biasanya prednison 1/( mg sehari, kadang( kadang lebih. Makin berat reaksinya makin tinggi dosisnya, tetapi sebaliknya bila reaksinya terlalu ringan tidak perlu diberikan. +esuai dengan perbaikan reaksi, dosisnya diturunkan secara bertahap sampai berhenti sama sekali. 1
)da lagi obat yang dianggap sebagai obat pilihan pertama yaitu thalidomide, tetapi harus berhati(hati karena mempunyai efek teratogenik. >adi tidak boleh diberikan kepada orang hamil atau masa subur. >ika hal ini tidak mungkin, adalah penting bah'a kehamilan dikeluarkan sebelum pera'atan ini dimulai. Kontrasepsi yang efektif harus digunakan selama - minggu sebelum dan setelah pengobatan serta selama masa pengobatan. *aruskah kehamilan terjadi meskipun tindakan pencegahan ini, ada risiko tinggi kelainan berat janin. 1
Klofaimin kecuali sebagai obat antikusta dapat juga dipakai sebagai anti(reaksi 3..L, tetapi dengan dosis yang lebih tinggi. Khasiatnya lebih lambat dari kortikosteroid. Keuntungan lain klofaimin dapat dipakai sebagai usaha untuk lepas dari ketergantungan kortikosteroid. 1
Pengobatan reaksi reersalA Perlu diperhatikan, apakah reaksi ini disertai neuritis atau tidak. +ebab kalau tanpa neuritis akut tidak perlu diberi pengobatan tambahan. Kalau ada neuritis akut, obat pilihan pertama adalah kortikosteroid yang dosisnya juga disesuaikan dengan berat ringannya neuritis, makin berat makin tinggi dosisnya. Biasanya diberikan prednison -(8 mg sehari, kemudian diturunkan perlahan(lahan. Pengobatan harus secepat(cepatnya dan dengan dosis yang adekuat untuk mengurangi terjadinya kerusakan saraf secara mendadak.
2"
1
)nggoata gerak yang terkena neuritis akut harus diistirahatkan. )nalgetik dan sedatia kalau diperlukan dapat diberikan. Klofaimin dan thalidomid untuk reaksi reersal kurang efektif, oleh karena itu jarang dipakai. 1
Pencegahan acatA Kerusakan saraf terutama berbentuk nyeri saraf, hilangnya sensibilitas dan berkurangnya kekuatan otot. ara terbaik untuk melakukan pencegahan cacat adalah dengan melaksanakan diagnosis dini kusta, pemberian pengobatan M#$ yang cepat dan tepat. +elanjutnya dengan mengenali gejala dan tanda reaksi kusta yang disertai gangguan saraf serta memulai pengobatan dengan kortikosteroid sesegera mungkin. 1 )>"
'OM$)'AS) 4
a#--a# !ara tei .
$angan@kaki kurang rasa
sensorik
motorik
anestesi
kelemahan
Kornea mata anestesi, reflek kedip Q
$angan@kaki lemah atau lumpuh
otonom
angguan kel. Keringat, minak, aliran darah
Mata lagoftalmus
infeksi
luka
infeksi
mutilasi
>ari bengkok@kaku
kebutaan luka
mutilasi
>"
$RONOS)S
2!
kebutaan
Kulit kering@pecah
luka
infeksi
#engan adanya obat(obat kombinasi, pengobatan menjadi lebih sederhana dan lebih singkat, serta prognosis menjadi lebih baik. >ika sudah ada kontraktur dan ulkus kronik, prognosis kurang baik.
-
BAB ))) 'ES)M$UAN
Kusta merupakan penyakit yang di sebablan oleh kuman Mycobacterium leprae. +araf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat. Klasifikasi bentuk penyakit kusta yang banyak dipakai dalam bidang penelitian adalah klasifikasi menurut :idley dan >opling yang mengelompokkan penyakit kusta menjadi / kelompok berdasarkan gambaran klinis, bakteriologis, histopatologis, dan imunologis, yaitu tipe tuberculoid %$$&, tipe borderline tuberculoid%B$&, tipe mid borderline %BB&, tipe borderline lepromatosa %BL& , dan tipe lepromatosa %LL&. Program M#$ dimulai pada tahun 1!"1,yaitu ketika kelompok studi kemoterapi C*7 secara resmi mengeluarkan rekomendasi pengobatan kusta dengan rejimen kombinasi yang selanjutnya dikenal sebagai rejimen M#$(C*7. :ejimen ini terdiri atas kombinasi obat(obat ##+, :ifampisin, dan Klofaimin. Kusta diperburuk selama kehamilan, sehingga sangat penting bah'a terapi multidrug standar dilanjutkan selama kehamilan. Program )ksi untuk Penghapusan Kusta, C*7, >ene'a telah menyatakan bah'a rejimen M#$ standar dianggap aman, baik untuk ibu dan anak, dan karena itu, harus dilanjutkan berubah selama kehamilan. +ebuah jumlah kecil obat anti(lepra diekskresikan melalui )+<, tetapi tidak ada laporan efek samping sebagai akibat dari ini kecuali untuk perubahan 'arna kulit ringan dari bayi karena klofaimin. Pemakaian $halidomide pada pengobatan 3..L harus dihindari karena mempunyai efek teratogenik. Perlakuan dosis tunggal untuk pasien kusta lesi tunggal paucibacillary harus ditunda sampai setelah melahirkan.
1