REFLEKSI KASUS PENYAKIT DALAM
Nama Nama : Rahma Rahma Wija Wijanar narti ti NIM
: 20 2008031003
D!"t#r $#n%&ji : 'r( Warih Tjahj!n!) S$(PD
1( P#n%a*aman
Pasien laki-laki umur 75 tahun dari poli dengan sadar mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS dan batuk berdahak, batuk berdahak dirasakan sudah lama dan kumat-kumatan, dahak berdarah (-) Pasien merasa lemas, nafsu makan berkurang !"eri dada (-), #emam (-) pusing ($) %ekot-%ekot, mual (-), muntah (-) &' dan &'& tidak ada masalah Ria"at pengobatan *&+ (-), keringat malam hari (-), ria"at jantung (-) 2( Ma+a Ma+a*a *ah h ,an ,an% % 'i" 'i"aj ajii
&agaimana menejemen dari efusi pleura maligna 3( Ana* Ana*i+ i+i+ i+ "rit "riti+ i+
Manajemen PM pada prinsipn"a adalah paliatif Sampai saat ini beberapa penatalaksanaan "ang sering dilakukan pada kasus PM adalah torakosentesis terapeutik, pleurodesis, drainase "ang "ang dengan kateter indwelling jangka panjang, serta pembuatan shunt pembuatan shunt pleuroperitoneal pleuroperitoneal T!ra"!+#nt#+i+ t#ra$#&ti"
'al manajem manajemen en untuk untuk PM PM "ang "ang simtom simtomatik atik adalah adalah torako torakosen sentesi tesiss terapeutik #engan pendekatan ini akan dapat dinilai respon sesak nafas terhadap pengeluaran %airan a alaupun laupun keluhan dapat membaik setelah torakosentesis, sekitar ./0-10 pasien dengan PM akan mengalami reakumulasi %airan dan sesak nafas "ang berulang dalam 3 hari 'pabila setelah dilakukan torakosentesis 4olume besar sesak nafas tidak membaik, maka diperlukan e4aluasi untuk men%ari pen"ebab lain seperti emboli mikrotumor, kanker limfangitik, atau efek dari kemoterapi kemoterapi atau radioterapi radioterapi *orakosen *orakosentesis tesis berulang berulang dengan dengan anestesi anestesi topikal topikal dapat dilakukan pada pasien PM Metode ini juga akan meningkatkan resiko pneumothoraks, efusi terlokulasi, dan emp"ema *ehnik *ehnik torakosentesis dengan
guiding ultrasound dikatakan lebih aman dan mengurangi resiko pneumothoraks olume %airan "ang dikeluarkan berkisar antara 1 sampai 1,5 liter Pengeluaran %airan "ang lebih ban"ak akan berakibat terjadin"a oedem paru re-ekspansi, apalagi bila sebelumn"a sudah terdapat obstruksi endobron%hial &ronkhoskopi inter4ensional untuk membuka jalan nafas "ang mengalami obstruksi sebelum dilakukan torakosentesis dikatakan dapat mengurangi resiko terjadin"a oedem paru tadi *orakosentesis terapeutik berulang adalah pilihan terapi untuk pasien dengan performance status "ang buruk atau dengan pen"akit tahap lanjut, dan dengan harapan hidup "ang sangat pendek P*#&r!'#+i+
Pleurodesis adalah pilihan tindakan pada pasien-pasien PM "ang mengalami perbaikan setelah dilakukan thorakosentesis dan terjadi re-ekspansi paru "ang baik pada radiografi dada pas%a tindakan *he 'meri%an *hora%i% So%iet"6uropean Respirator" So%iet" mengeluarkan suatu panduan mengenai s"arat pleurodesis Pleurodesis disarankan dikerjakan han"a pada pasien PM dengan p %airan pleura lebih dari 7,3, karena p "ang rendah berhubungan dengan short-term survival "ang buruk *etapi pendapat ini tidak memiliki bukti pendukung "ang %ukup kuat Sebuah meta-analisis men"atakan baha p %airan pleura merupakan prediktor outcome "ang buruk pada pleurodesis 'khir-akhir ini, dari beberapa kriteria, performan%e status dikatakan memiliki nilai tertinggi untuk meramalkan survival pas%apleurodesis Draina+# '#n%an indwelling catheter
Pemasangan indwelling catheter jangka panjang dapat memberikan drainase intermiten sampai 1 ml %airan pleura pada 2 sampai 3 kali periode seminggu &erkurangn"a keluhan sesak nafas segera dirasakan pada .80 sampai 10 pasien Pemasangan kateter indwelling ini merupakan pilihan manajemen paliatif apabila pasien tidak memenuhi s"arat untuk dilakukan pleurodesis &elakangan jugaditemukan baha pemasangan kateter indwelling jangka panjang ini memberikan kemungkinan terjadin"a pleurodesis spontan berkisar antara 80 sampai 5/0 dalam 2 sampai 9 minggu drainase
P*#&r!$#rit!n#a* +h&ntin%
Pleuroperitoneal shunting adalah sebuah tehnik alternatif untuk menangani PM "ang refrakter dengan pleurodesis kimiai maupun pada pasien dengan trapped lung s"ndrome &eberapa kasus serial mengenai shunting pleuroperitoneal mendapatkan perbaikan gejala sekitar .50 dari seluruh kasus shunting Pemasangan alat dilakukan dengan bantuan thorakoskopi atau minithorakotomi Pendekatan manajemen "ang tampakn"a mendapat perhatian besar dan lebih dipilih adalah pemasangan kateter indelling untuk drainase jangka panjang "ang bisa dilakukan di rumah atau pada klinik raat jalan Selain memberikan kepraktisan dalam penanganan, metode ini dikatakan %ukup aman pada pasien dengan tingkat kepatuhan "ang baik
8 #okumentasi ' 'namnesis - Sesak nafas
- &atuk berdahak & Pemeriksaan :isik esimpulan temuan pemeriksaan fisik;
- ketinggalan gerak dada kiri
($), 4okal fremitus pulmo sinistra menurun, auskultasi 4esikuler menurun + Pemeriksaan
n!rma*
Sat&an
-ma*#.
Darah r&tin
b
11,2
13-17
gr0
'<
/,.3
8-1
Ribu6ul
'
8,9
8,5-5,5
=uta6ul
'*
852
15-85
Ribu6ul
M*
35,8
82-52
0
osinofil
2
2-8
0
&asofil
-1
0
&atang
1
2-5
0
Segmen
/8
51-97
0
7
2-35
0
Monosit
9
8-/
0
>#S
/1
?2
gr6dl
@reum
35
17-83
mg6dl
reatinin
,53
,.-1,3
mg6dl
Protein total
9,95
9,2-/,8
'lbumin
3,18
3,5-5,5
>lobulin
3,51
'sam urat
5,93
•
2,3-9,1
'nalisa %airan ; %airan pleura Pemeriksaan Makroskopis - arna ; m#rah (kuning muda) - ekeruhan ; "#r&h (jernih) Mikroskopis
mg6dl
ritrosit ; 0 (?16mmk) imia - *es ri4alta ; $!+iti (negatifAtransudat) - Protein ; 3)80 (?3Atransudat) - >lukosa ; 71 (plasmaAtransudat) - <# ; 13 (?2 transudat) *es bekuan musim ; Sputum &*' &*' B ;&*' BB ;&*' BBB ;a+i* $#m#ri"+aan +it!*!%i a+$ira+i jar&m ha*&+ Crgan ; limfonodi suprakla4ikula kiri Makroskopis ; masa di suprakla4ikula sinistra multiple, diameter 1-2 %m, ken"al, mobile Mikroskopis ; kelompok-kelompok sel padat domonan o4al, sitoplasma sedikit sampai %ukup, inti bulat dan o4al, hiperkromatis, makrofag tersebar %ukup, latar belakang eritrosit ban"ak tersebar merata, selular debris K#+an : 'it#m&"an +#* %ana+( P#n'a$at: m#ta+ta+i+ "ar+in!ma) ma+ih m&n%"in 'ari $ar&4$ar&( a+i* $#m#ri"+aan +it!*!%i #&+i $*#&ra &ahan ; %airan pleura 12%% merah keruh K#+im$&*an : 5airan #&+i $*#&ra "anan6"iri : ti'a" 'it#m&"an +#* %ana+( P#n'a$at : ra'an% "r!ni+(
( Datar P&+ta"a
&ahar, 'sril 21 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. d 3 =akarta; &alai Penerbit : @B http;66repositor"usua%id6bitstream61238597/.62831686+hapter02BBpdf http;66ejournalunuda%id6abstrak6efusi02pleura02malignapdf