REVIEW JURNAL INTERNASIONAL TEORI KEUNGGULAN MONOPOLISTIK
JUDUL
The Theory of Monopolistic Competition, Marketing’s Intellectual History, and the Product Differentiation Differentiation Versus Market Segmentation Controversy
JURNAL TAHUN PENULIS REVIEWER
Jurnal Of Macro Marketing 2011 Shelby D. Hunt 1. CONELLIUS HENDRICK SEPTYAWAN (92215078) 2. DHEDY SUHENDRA (92215083)
Latar Belakang Teori persaingan monopolisme Edward Chamberlin sangat mempengaruhi perkembangan teori dan pemikiran pemasaran tahun 1930an sampai 1960an. Memang, pemasar memegang teori sedemikian tinggi sehingga Asosiasi Pemasaran Amerika diberikan Chamberlin the Paul D. Converse Award pada tahun 1953, yang pada saat itu merupakan penghargaan tertinggi AMA. Namun, yang kontemporer literatur pemasaran hampir mengabaikan teori Chamberlin. Penulis berpendapat bahwa teori persaingan monopolistic Layak untuk memeriksa kembali dua alasan. Pertama, sarjana pemasaran harus tahu sejarah intelektual disiplin mereka, yang mana Teori Chamberlin memainkan peran penting dalam pengembangan. Kedua, memahami teori persaingan monopolistic informasikan pemikiran pemasaran kontemporer. Meskipun analisis kami akan menunjukkan beberapa kontribusi teori ini, khususnya Diperdebatkan secara rinci: teori persaingan monopolistik dapat berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang diferensiasi produk versus segmentasi pasar '' kontroversi dalam strategi pemasaran. Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada diantara dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dari monopoli. Pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan sebagai suatu pasar dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated product). Kurva permintaaan yang dihadapi oleh firma dalam persaingan monopolistik adalah lebih elastis dari yang dihadapi monopoli tetapi elastisitasnya tidak sampai mencapai elastis sempurna(kurva permintaan adalah sejajar sumbu datar), yaitu kurva permintaan yang dihadapi suatu firma dalam persaingan sempurna. Maka pada hakekatnya kurva permintaan keatas barang produksi firma dalam persaingan monopolistik adalah bersifat menurun secara sedikit demi sedikit (lebih mendatar dan bukan turun dengan curam). Oleh karena kurva permintaan dalam persaingan monopolistik tidak bersifat elastis sempurna, kurva hasil penjualan marginal (MR) tidak berimpit dengan kurva permintaan. Dalam persaingan monopolistik kurva MR adalah sama dengan seperti yang terdapat dalam monopoli, yaitu kurva tesebut terletak dibawah kurva permintaan.
Tujuan Tujuan dari penelitian pada jurnal tersebut adalah untuk mengetahui perihal keunggulan kompetitif dari teori keunggulan monopolistic.
Metode Metode penelitian pada jurnal tersebut menggunakan teori – teori ilmiah dari disiplin ilmu ekonomi seperti chamberlin’s theory tentang TMC (Theory of Monopolistic Competition)
Pembahasan Dalam jurnal tersebut terdapat banyak pembahasan tentang asal mula munculnya teori keunggulan monopolistik, manfaat teori keunggulan monopolistic bagi peradaban dunia, serta strategi marketing dalam teori keunggulan monopolistic pada bisnis internasional. Pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan sebagai suatu pasar dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated product). Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada diantara dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dari monopoli. Oleh seab itu sifat-sifatnya mengandung unsur sifat-sifat pasar monopoli, dan unsur-unsur sifat pasar persaingan sempurna. Penulis munyimpulkan teori dari chamberlin dimana ada sifat mendasar dari teori keunggulan monopolistic yaitu : a. Jumlah pembeli dan penjual agak banyak, tapi tidak sebanyak dalam persaingan sempurna, sehingga masing-masing perusahaan masih mempunyai pengaruh atas harga meskipun tidak besar. b. Barang-barang yang diperjualbelikan tidak homogen, bahkan sengaja dibeda-bedakan, baik dalam merek maupun bentuk, warna, mutu dan ukuran. Model persaiangan monopolistic menurut chamberlin pada jurnal tersebut didasari atas beberapa anggapan dasar, yaitu : 1. Produk yang dihasilkan produsen bersifat dibedakan, dalam arti produsen memiliki ciriciri yag berbeda antara produk yang satu dengan yang lainnya, tetapi diantara mereka memiliki kemampuan saling mengganti cukup besar. 2. Produsen selalu berusaha untuk memaksimalkan keuntungan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Perilaku produsen dianggap tertentu setelah ia mengetahui bentuk permintaan dan ongkos produksi dari usahanya.
4. Keputusan optimal yang diambil dalam satu periode tertentu adalah keputusan optimal juga bagi periode yang lain. 5. Kurve permintaan dan kurve ongkos produksi dianggap sama untuk semua produsen yang ada dikelompok itu. Berdasarkan teori chamberlin pada jurnal tersebut persaingan monopilistik memiliki beberapa ciri yaitu: 1. Terdapat cukup banyak penjual didalam pasar persaingan monopolistis, namun demikian ia tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna. Perusahaan dalam pasaran monopolistis mempunyai ukuran yang relatif sama besarnya. Keadaan ini menyebabkan produksisesuatu perusahaan adalah sedikit kalau dibandingkan dengan keseluruhan produksi dalam keseluruhan pasar. 2. Barangnya Bersifat Berbeda Corak. Ciri ini merupkan sifat yang penting didalam membedakan diantara pasar persaingan monopolistis dan persaingan sempurna. Produksi dalam pasar persaingan monopolistis berbeda coraknya (differentiated product) dan secara fisik mudah dibedakan diantara produksi sesuatu firma dengan produksi firma lainnya. Disamping perbedaan dalam bentuk fisik barang tersebut terdapat pula perbedaan-perbedaan dalam pembungkusnya,perbedaan dalam bentuk jasa perusahaan setlah penjualan (after-sale service) dan perbedaan dalam cara membayar barang yang dibeli. Perbedaan dalam sifat barangyang dihasilkan ini menjadi sumber dari adanya kekuasaan monopli, walaupun kecil, yang dimiliki oleh firma dalam pasar persaingan monopolistis. 3. Firma Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga. Kekuasaan mempengaruhi harga oleh firma monopolistis bersumber dari sifat barang yang dihasilkannya, yaitu yang bersifat berbeda corak atau differentiated product. Perbedaan ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih, yaitu lebih menyukai barang sesuatu firma dan kurang menyukai barang yang dihasilkan firma lainnya. Maka apabila sesuatu firma menaikkan harga barangnya, ia masih dapat menarik pembeli walaupun jumlah pembelinya tidak sebanyak seperti sebelum kenaikan harga. 4. Kemasukan ke dalam industri relatif mudah
Firma yang akan masuk dan menjalankan usaha didalam pasar persaingan monopolistis tidak akan banyak mengalami kesukaran. Hambatan yang dihadapi tidaklah seberat seperti didalam oligopoli dan monopoli. Tetapi kemasukan tidaklah semudah seperti dalam pasar persaingan sempurna. Yang pertama ialah karena modal yang diperlukan adalah relatif besar kalau dibandingkan dengan mendirikan firma dalam pasar persaingan sempurna. Yang kedua ialah karena perusahaan itu harus menghasilkan barang yang berbeda coraknya dengan yang sudah tersedia dipasar, dan memprmosikan barang tersebut untuk memperoleh langganan. Maka firma baru pada dasarnya harus berusaha memproduksikan barang yang lebih menarik dari yang sudah ada di pasar, dan harus dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan mutu barang tersebut. 5. Persaingan dalam Promosi Penjualan Sangat Aktif. Harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari firma-firma dalam pasar persaingan monopolistik. Sesuatu perusahaan mungkin menjual barangnya dengan harga yang relatif tinggi, tetapi masih dapat menarik banyak langganan. Sebaliknya suatu firma lain mungkin harganya rendah, tetapi tidak banyak menarik langganan. Keadaan seperti ini adalah disebabkan oleh sifat barang yang mereka hasilkan yaitu barang yang bersifat berbeda corak. Ini menimbulkan daya tarik yangasa para pembe berbeda kepada para pembeli. Maka untuk mempengaruhi cita rasa para pembeli, para penusaha melakukan persaingn bukan harga (nonprice competition). Persaingan yang demikian itu antara lain adalah didalam memperbaiki mutu dan desain barang, melakukan kegiatan iklan yang terus menerus, memberikan syarat penjualan yang menarik. Dalam teori keunggulan monopolistic terdapat teori Formal yang dapat menggambarkan kurva permintaan. Berikut ini adalah penjelasan permintaan pada teori formal persaingan monopolisitik. Dalam pasar persaingan monopolistic terdapat 2 macam permintaan, yaitu permintaan yang dihadapi produsen, atau disebut permintaan konvensional (Dk), dan permintaan yang dihadapi industry, atau disebut permintaan proporsional (Dp). Kurva kedua permintaan tersebut berlereng negative, sebagai akibat adanya kemampuan produsen dalam mempengaruhi harga. Namun demikian kurva kedua perminaan tersebut mempunyai kemiringan yang berbeda. Kurva
permintaan konvensional lebih datar daripada kurva permintaan proporsional. Hal ni menunjukkan bahwa kurva permintaan konvensional lebih elastic daripada kurva permintaan proporsional. Kurva permintaan konvensional merupakan permintaan yang diharapkan oleh produsen apabila ia menurunkan harganya dengan anggapan tidak ada produsen lain yang ikut menurunkan harga atau tidak ada produsen lain yang memasuki pasar, sedangkan kurva permintaan proporsional merupakan penjualan actual yang dapat dicapai sebagai akibat dari penurunan harga.
Dimana pada teori formal berbunyi sebagai berikut : Dia mengambil kurva permintaan miring ke bawah untuk perusaha an, kurva biaya total berbentuk U, kurva biaya marjinal miring ke bawah (MC), dan kurva pendapatan marjinal berbentuk U (MR). Dia selanjutnya mengasumsikan perusahaan sebagai maximizer keuntungan dan menunjukkan bahwa jumlah maksimalisasi keuntungan terjadi di mana MC ¼ MR. Dia kemudian mengarahkan pembaca ke kurva permintaan dan menunjukkan bahwa kuantitas memaksimalkan keuntungan terjadi pada harga yang melebihi MR. Karena di bawah persaingan murni (sempurna) MC ¼ MR ¼ Harga. Selain itu penulis juga mengambil teori keseimbangan pasar dan deferensiasi dari teori chamberlin. Kurva permintaaan yang dihadapi oleh firma dalam persaingan monopolistik adalah lebih elastis dari yang dihadapi monopoli tetapi elastisitasnya tidak sampai mencapai elastis sempurna(kurva permintaan adalah sejajar sumbu datar), yaitu kurva permintaan yang dihadapi suatu firma dalam persaingan sempurna. Maka pada hakekatnya kurva permintaan keatas barang produksi firma dalam persaingan monopolistik adalah bersifat menurun secara sedikit demi sedikit (lebih mendatar dan bukan turun dengan curam).
Kurva permintaan yang bersifat seperti ini berarti 1. Apabila firma menaikkan harga maka jumlah barang yang dijualnya menjadi sangat berkurang. 2. Apabila fima menurunkan harga maka jumlah barang yang dijualnya menjadi sangat bertambah. Oleh karena kurva permintaan dalam persaingan monopolistik tidak bersifat elastis sempurna, kurva hasil penjualan marginal (MR) tidak berimpit dengan kurva permintaan. Dalam persaingan monopolistik kurva MR adalah sama dengan seperti yang terdapat dalam monopoli, yaitu kurva tesebut terletak dibawah kurva permintaan. Pada jurnal tersebut juga dikemukakan hal tentang diferensiasi produk yang membahas meliputi penilaian keatas akibat-akibat persaingan monopolistik kepada pengunaan sumbersumber daya, dorongan untuk mengembangkan tekhnologi dan melakukan inovasi, dan corak distribusi pendapatan. Salah satu kegiatan peting yang dilakukan oleh firma monopolistis adalah melakukan promosi penjualan secara iklan. Kebaikan dan kebu rukan dari kegiatan ini akan dinilai dalam bagian berikut. 1. Efisiensi Dalam Menggunakan Sumber Daya Untuk menilai sampai dimana efisiensi pasar persaingan monopolistik didalam mengalokasikan sumber-sumber daya, akan dibuat suatu perbandingan dengan efisiensi firma dlam pasar persaingan sempurna. Walaupun perusahaan persaingan sempurna dan perusahaanmonopolistik sama-sama mendapat keuntungan normal, tetapi dalam nirma monopolistik ongkos produksi perunit lebih tinggi, harga barang lebih tinggi, dan jumlah produksi lebih rendah (sehingga menyebabkan kapasitas memproduksi yang digunakan adalah dibawh tingkat yang optimal). 2. Efisiensi dan Diferensiasi Produk Barang yang diproduksikan secara efisien sehngga dapat dijual dengan harga murah maupun harga yang lebih mahal sedikit tetapi masyarakat dapat menentukan barang yang akan dikonsumsinya dari pilihan jenis barang yang lebih banyak, semua itu tergatung pada value judgement masyarakat tersebut. Sekiranya mereka lebih menyukai harga yang murah, maka kekurangan pilihan tidak dipandang sebagai suatu yang merugikan. Sebaliknya, apabila masyarakat menginginkan pilihan barang yang lebih banyak, sehingga
dapat dibuat pilihan yang lebih tepat, harga yang lebih tinggi tidaklah terlalu merisaukan mereka. 3. Perkembangan Tekhnologi dan Inovasi Pada umumnya ahli ekonomi berpendapat bahwa bentuk pasar tersebut memberikan doronga yang sangat terbatas untuk melakukan perkembangan teknologi. Keuntungan yang melebihi
normal
didalam
jangka
pendek
dapat
mendorong
kepada
kegiatan
mengembangkan teknologi tetapi dorongan tersebut adalah sangat lemah karena firmafirma menyadari bahwa keuntungan yang diperoleh dari mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi tidak dapat bertahan dalam waktu yang lama. Keuntungan melebihi normal yang diperoleh akan mendorong firma-firma lain untuk masuk ke industri tersebut, dan ini terus berlangsung sehingga keuntungan melebihi normal tidak ada lagi. Maka dalam waktu yang singkat keuntungan yang diperoleh dari perkembangan teknologi dan melakukan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.
4. Distribusi Pendapatan Persaingan monopolistik mengakibatkan corak distribusi pendaptan yang sama sifatnya seperti yang biasanya terdapat dalam persaingan sempurna, yaitu distribusi pendapatan adalah seimbang. Karena tidak terdapat keuntungan yang berlebih-lebihan dalam jangka panjang, maka pengusaha dan pemilik modal tidak memperoleh pendapatan yang berlebihlebihan. Disamping itu dalam pasar terdapat banyak firama, dan ini berarti keuntungan normal yang diperoleh akan dibagikan kepada jumlah pemilik modal dan pengusaha yang banyak jumlahnya. Berdasarkan kecenderungan ini ahli-ahli ekonomi berpendapat bahwa pasar monopolistik menimbulkan corak distribusi pendapatan yang lebih merata.
Persaingan bukan harga pada hakekatnya mengandung arti usaha-usaha diluar perubahan harga yang dilakukan oleh firma untuk menarik lebih banyak pembeli ke atas barang yang diproduksikannya. Persaingan bukan-harga bertujuan untuk menggeser kurva permintaan ke kanan, pergeseran itu berarti pada setiap tingkat harga, jumlah barang yang diminta menjadi bertambah banyak. Persaingan bukan-harga dapat dibedakan menjadi du a jenis :
-
Diferensiasi produksi, yaitu menciptakan barang yang sejenis tetapi berbeda berbeda coraknya dengan produksi firma-firma lainnya,
-
Iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan.
Di dalam persaingan monopolistis dan oligopoli, persaingan bukan-harga sangat aktif dilakukan. Untuk monopoli alasannya yaitu : karena firma monopoli tidak memiliki saingan. Dalam persaingan sempurna, persaingan bukan-harga tidak di lakukan karena barang yang diproduksi firma-firma adalah serupa atau identical. Sehingga para pembeli tidak dapat mengetahui manakah barang yang dihasilkan oleh firma yang menjalankan persaingan bukanharga. 1. Diferensiasi Produk Setiap firma dalam persaingan monopolistis akan berusaha untuk memproduksikan barang yang mempunyai sifat yang khusus, dan yang dapat dibedakan dengan jelas dari produksi firma-firma lainnya. Maka di dalam pasar akan terdapat berbagai barang yang dihasilkan suatu industri yang mempunyai corak, mutu, desain, mode dan merk yang berbeda-beda. Terapatnya berbagai variasi dari suatu jenis barang adalah sifat istimewa dari pasar persaingan monopolistis yang tidak terdapat dalam pasar persaingan sempurna. Kepada setiap firma barang yang berbeda-beda sifatnya tersebut akan menjadi daya penarik khusus ke atas barang yang di produksikannya.Segolongan konsumen tertentu akan lebih suka membeli barangnya (walaupun harganya lebih mahal) dibandingkan dengan barang-barang yang sejenis yang dihasilkan produsen produsen lainnya. Dengan demikian diferasiasi produksi dapat menciptakan suatu bentuk kekuasaan monopoli
2. Promosi Penjualan Melalui Iklan Didalam perusahaan-perusahaan modern kegiatan mempersiapkan dan membuat iklan adalah suatu bagian penting dari usaha untuk memasarkan hasil produksinya. Tujuan perusahaan-perusahaan melakukan kegiatan pengiklanan adalah sebagai berikut : a. Untuk memberikan penerangan kepada konsumen-konsumen mengenai barang yang diproduksikannya.
b. Untuk menekankan bahwa barang yang dihasilkannya adalah merupakan barang yang sangat baik. c. Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen. Dari ketiga jenis iklan ini yang biasa di gunakan dalam pasar pesaingan monopolistik adalah jenis iklan
pertama dan
kedua. Iklan
pertama digunakan
pada waktu
firma
memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru. Sedangkan iklan jenis kedua digunakan untuk mempertahankan kedudukannya di pasar. Pandangan Lain yang Menyongkong Pengiklanan a. Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik didalam menentukan jenis-jenis barang yang akan dibelinya. b. Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu barang. c. Iklan membantu membiayai perusahaan komunikasi masa seperti radio, televisi, surat kabar, dan majalah. d. Iklan menaikkan kesempatan kerja.
Pandangan Yang Mengkritik Pengiklanan Selain mendapat sokongan karena menimbulkan beberapa keuntungan bagi perusahaan dan masyarakat, iklan juga menjadi bahan kritik karena memiliki beberapa sifat-sifat negatif. Uraian berikut memberikan gambaran tentang beberapa kritik terhadap pengiklanan: a. Promosi secara iklan adalah suatu penghamburan b. Iklan tidak selalu memberi informasi yang betul c. Iklan bukanlah suatu cara yang efektik untuk menambah jumlah pekerjaan dalam perekonomian. d. Iklan dapat menjadi penghambat kepada perusahaan-perusahaan b aru untuk masuk ke dalam industri.
KESIMPULAN Dari hasil observasi kami terhadap jurnal buatan Shelby D.Hunt yang mengulas teori dari Chamberlin tersebut, ada beberapa point yang dapat disimpulkan, yaitu sebagai berikut : 1. Pasar persaingan monopolistik mempunyai banyak persamaan dengan pasaar persaingan sempurna, tetapi juga mempunyai cukup banyak perbedaan yang menyebabkan perusahaan di pasar tersebut mempunyai unsur kekuasaan monopoli. Hal itulah yang menyebabkan pasaran seperti itu disebut pasar persaingan monopolistic. 2. Ciri-ciri utama pasar persaingan monopolistic adalah: terdapat banyak penjual,barangnya bersifat berbeda corak,dapat mempengaruhi harga, kemasukan relative muda dan banyak melakukan persaingan “bukan-harga” . 3. Dalam jangka pendendek suatu firma dalam persaingan monopolistic dapat memperoleh untung lebih normal, untung normal atau mengalami kerugian. Dalam jangka panjang keuntungan akan menggalakkan kemasukan perusahaan baru dan kerugian akan mendorong firma keluar dari pasaran. Oleh sebab itu, dalam jangka panjang semua firma dalam pasar persaingan monopolistic hanya memeperoleh untung normal. 4. Dua kebaikan penting dari perusahaan dalam pasaran monopolistic adalah: a. Menghasilkan barang yang berbeda corak.ciri ini meningkatkan kesejahteraan konsumen karena mereka dapat memilih corak barang yang sesuai dengan selera dan kemampuanya. b. Distribusi pendapatan dalam masyarakat lebih merata. Oleh karena perusahaan terdiri dari perusahaan-perusahaan kecil yang memperoleh untung normal. Pemilik modal tak memiliki kekayaan yang berlebihan dan kesempatan kerja yang diciptakan lebih besar. 5. Dua kelemahan utama dari pasar persaingan monopolistic adalah:
a. Operasinya tidak seefisien pasar sempurna karena harga lebih tinggi dan kuntitas produk lebih rendah, dan pada keseimbangan tidak tercapai efisiensi produktif dan efisiensi alokatif. b. Perusahaan tidak mempunyai galakan untuk melakukan inovasi. Modal yang lebih terbatas, pasar yang terbatas dan kecenderungan untuk memperoleh keuntungan normal dalam jangka panjang menghalang firma untuk menciptakan inovasi 6. Persaingan bukan-harga yaitu menarik lebih banyak pelanggan bukan dengan cara menurunkan harga tetapi dengan cara promosi yang lain, sangat pentin g peranannya dalam pasar persaingan monopolistic. Bentuk utama persaingan bukan harga adalah pengiklanan, pembedaan penampilan barang dan “after salles service” atau jasa sesudah penjualan. 7. Pengiklanan memberikan beberapa sumbangan penting kepada masyarakat, yaitu: dapat menurunkan biaya produksi, mebantu konsumen memilih barang yang sesuai, menggalakkan perkembangan mutu, mengembangkan industri komunikasi dan menambah kesempatan kerja. 8. Keburukan pengiklanan yang selalu ditonjolkan adalah: merupakan penghamburan pembelanjaan, sering tidak member informasi yang betul, menghambat kemasukan perusahaan lain, dan kesempatan kerj tambahan yang diciptakan tidak berlaku kasar.
Daftar Pustaka
Aaker, David A. 1995. Strategic market management. New York: John Wiley. Alderson, Wroe. 1957. Marketing behavior and executive action. Homewood, IL: Richard D. Irwin. Alderson, Wroe. 1965. Dynamic marketing behavior. Homewood, IL: Richard D. Irwin. Bain, Joe S. 1954. Conditions of entry and the emergence of monopoly. In Monopoly and competition and their regulation, ed. E. Chamberlin, 215-44. London: Macmillan. —— 1956. Barriers to new competition. Cambridge: Harvard University Press. —— 1968. Industrial organization. New York: John Wiley. Barney, Jay B. 1991. Firm resources and sustained competitive advantage. Journal of Management 17:99-120. Chamberlin, Edward. 1933. The theory of monopolistic competition. Cambridge, MA: Harvard University Press. —— 1950. Product heterogeneity and public policy. American Economic Review, Papers and Proceedings 40:85-92. —— 1951. Monopolistic competition revisited. Economica 18:34362. —— ed. 1954a. Monopoly and competition and their regulation. London:
Macmillan. —— 1954b. Some aspects of nonprice competition. In 1953 Marketing symposium, University of Illinois: The role and nature of competition in our marketing economy, ed. H. W. Huegy, 30-9. Urbana, IL: University of Illinois. —— 1962. The theory of monopolistic competition, 8th ed. Cam bridge, MA: Harvard University Press. Chonko, Lawrence B., and Patrick M. Dunne. 1982. Marketing theory: A status report. In Marketing theory: Philosophy of science perspectives (proceedings series), ed. R. F. Bush and S. D. Hunt, 43-6. Chicago, IL: American Marketing Association. Clark, John M. 1954. Competition and the objectives of government policy. In Monopoly and competition and their regulation, ed. E. Chamberlin, 317-37. London: Macmillan. Clark, John M. 1961. Competition as a dynamic process. Washington, DC: Brookings Institution. Constant, Edward W. 1980. The origins of the turbojet revolution. Baltimore, MD: Johns Hopkins University Press. Day, George S., and Prakesh Nedungadi. 1994. Managerial representations of competitive advantage. Journal of Marketing 58:31-44. Dibb, Sally. 1995. Developing a decision tool for identifying operational and attractive segments. Journal of Strategic Marketing 3:189-203. —— 2001. New millennium, new segments: Moving towards the segment
of one? Journal of Strategic Marketing 9:193-213. Sukirno, Sadono.2000.Pengantar Teori Mikroekonomi.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada Sukirno, Sadono.2012.Mikro Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sarnowo, Henry & Danang Sunyoto. 2011. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Jakarta:CAPS Partadiredja, Ace.1985. Pengantar Ekonomika. Yogyakarta : BPFE Sudarman, Ari. 1992. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE