MAKALAH PONDASI TURAP
Dosen Pengajar:
Zaenal Nur Arifin, Dr. Sc, Dipl – Ing, Ing, HTL, M. T
Oleh: Ratna Julita (1115050006)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN KONSTRUKSI JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DEPOK 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Pondasi. Makalah ini berjudul ”Turap” yang didalamnya berisi tentang definisi, type, penggunaan serta perhitungan turap. Penulis menyadari sejak menyusun makalah ini, banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi. Namun, berkat usaha maksimal dan kemauan keras, serta tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis, menghanturkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan masukan demi terselesainya makalah ini. Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penyusun mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi semua yang membutuhkannya dan terkhusus bagi penulis sendiri.
Jakarta, 22 Juni 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1 1.2. Rumusan masalah……………………………………………………... 1 1.3. Tujuan ………………………………………………………………… 1 BAB II ISI 2.1.Turap ....................................................................................................... 2 2.1.1. Definisi Turap ............................................................................. 2 2.1.2. Fungsi Turap ............................................................................... 3 2.1.3. Jenis – jenis Turap ....................................................................... 3 2.1.4. Tipe – tipe Turap…..................................................................... 4 2.1.5. Perbedaan Turap dan DPT........................................................... 4 2.1.6. Metode Perhitungan Turap.........................................................
7
2.1.7. Analisis Perancangan..................................................................
8
2.2. Pembahasan soal .................................................................................... 10 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan ............................................................................................ 15 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Perkembangan kehidupan masyarakat yang semakin pesat, menuntut akan meningkatnya kehidupan secara material. Terlebih dalam segi pembangunan kebutuhan sekunder seperti bangunan – bangunan yang kian bertingkat dan menjulang. Namun sebab – akibat itulah tingkat keamanan akan bangunan – bangunan kini menjadi mengkhawatirkan. Semakin besar beban yang dipikul, semakin kecil pula daya tahan kekuatan yang dikeluarkan sehingga semakin besar tingkat keruntuhan yang akan terjadi. Untuk itu, perlu adanya sebuah penahan. Turap merupakan konstruksi yang umumnya dipakai untuk melindungi bangunan dari keruntuhan atau kelongsoran akibat tanah lateral di sisi belakang dinding turap
1.2.
Rumusan Masalah 1. Bagaimana Turap dapat menahan bangunan dari sebuah keruntuhan ? 2. Apakah perbedaan Turap dengan Dinding Penahan Tanah ? 3. Bagaimana metode perhitugnan turap ?
1.3.
Tujuan 1. Mengetahui bagaimana Turap dapat menahan bangunan dari reruntuhan 2. Mengetahui perbedaan Turap dengan Dinding Penahan Tanah 3. Mengetahui dan dapat menghitung dengan metode perhitungan turap
1
BAB II ISI
2.1. Turap 2.1.1. Definisi Turap Turap merupakan konstruksi yang dapat menahan tekanan tanah disekelilingnya dan mencegah terjadinya kelongsoran. Dimana terdiri dari dinding turap serta peyangganya. Konstruksi dinding turap terdiri dari beberapa lembaran turap yang dipancangkan kedalam tanah, serta membentuk formasi dinding menerus vertikal yang berguna untuk menahan timbunan tanah atau tanah yang berlereng. Konstruksi dinding turap terdiri dari beberapa lembaran turap yang dipancangkan kedalam tanah, serta membentuk formasi dinding menerus vertikal yang berguna untuk menahan timbunan tanah atau tanah yang berlereng. (Sri Respati dan Zainal Nur , 1995) 2.1.2. Fungsi Turap Turap adalah struktur konstruksi yang dimana berfungsi dalam pelaksanaan suatu konstruksi sipil. Adapun Turap ini, digunakan sebagai berikut ; 1. Sebagai struktur penahan air, dimana pengaruh bertambahnya tekanan air pori dalam lereng yang meningkat, sehingga struktur turap tersebut akan menahan tekanan air yang masuk agar tetap stabil 2. Struktur penahan tanah pada galian, yang dimana kelongsoran terjadi akibat pengaruh luar dengan tanpa adanya perubahan kuat geser dari tanah, yakni mempertajam kemiringan, serta memperdalam galian 2.1.3. Jenis – Jenis Turap Adapun jenis Turap ini, di bedakan atas bahan yang digunakan, seperti ; 1. Turap kayu Turap kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu tinggi, karena tidak kuat menahan beban-beban lateral yang besar. Turap ini tidak cocok digunakan pada tanah berkerikil, karena turap 2
cenderung pecah bila dipancang. Bila turap kayu digunakan untuk bangunan permanen yang berada di atas muka air, maka perlu diberikan lapisan pelindung agar tidak mudah lapuk.
Gambar 3.1. Turap Kayu
2. Turap Beton Turap beton merupakan balok-balok beton yang telah dicetak sebelum dipasang dengan bentuk tertentu. Turap jenis ini umumnya dalam bentuk unit-unit ( precast members) dan digunakan berdasarkan perhitungan-perhitungan tegangan terhadap muatan ataupun momenmomennya yang terjadi akibat beratnya unit pada saat pemasangan. Balok-balok pada turap beton,turap dibuat saling mengkait satu sama lain. Masing – masing balok, kecuali dirancang kuat menahan beban beban yang bekerja pada turap, juga terhadap bebabn-beban yang akan bekerja pada waktu pengangkatannya. Ujung bawah turap biasanya dibentuk meruncing untuk memudahkan pemancangan serta tebal minimum +20cm
Gambar 3.2. Turap Beton
3
3. Turap Baja Turap yang bahannya benar – benar terbuat dari baja dengan sifat baja secara keseluruhan dan biasanya paling sering digunakan pada jenis turap ini
2.1.4. Tipe – tipe Turap Dalam pelaksanaan konstruksi, adapun
berbagai tipe turap yang
digunakan dalam berbagai situasi, yakni ; 1. Dinding Turap Kantilever Dinding turap kantilever merupakan turap yang dalam menahan beban lateral mengandalkan tahanan tanah di depan dinding. Defleksi lateral yang terjadi relatif besar pada pemakaian turap kantilever. Karena luas tampang bahan turap yang dibutuhkan bertambah besar dengan ketinggian tanah yang ditahan ( akibat momen lentur yang timbul), turap kantilever hanya cocok untuk menahan tanah dengan ketinggian sedang.
Gambar 4.1. Dinding Turap Kantilever
2. Dinding Turap Diangker Dinding turap diangker cocok untuk menahan tebing galian yang dalam, tetapi masih juga tergantung pada kondisi tanah. Dinding turap ini menahan beban lateral dengan mengandalkan tahanan tanah pada bagian turap yang terpancang ke dalam tanah dengan dibantu oleh angker yang dipasang pada bagian atasnya. Kedalaman turap 4
menembus tanah bergantung pada besarnya tekanan tanah. Untuk dinding turap yang tinggi, diperlukan turap baja dengan kekuatan tinggi. Stabilitas dan tegangan-tegangan pada turap yang diangker bergantung pada banyak faktor diantaranya : kekuatan relatif bahan turap, kedalaman penetrasi turap, kuat geser tanah, keluluhan angker dan lain-lainnya.
Gambar 4.2. Dinding Turap Diangker
3. Dinding Turap dengan Landasan Dinding turap semacam ini dalam menahan tekanan tanah lateral dibantu oleh tiang-tiang tersebut dbuat landasan untuk meletakkan bangunan tertentu. Tiang-tiang pendukung landasan juga berfungsi untuk mengurangi beban lateral pada turap. Dinding turap ini dibuat bila di dekat lokasi dinding turap direncanakan akan dibangun jalan kereta api, mesin derek, atau bangunan-bangunan berat lainnya.
Gambar 4.3. Dinding Turap dengan Landasan 5
4. Bendungan Elak Seluler Bendungan elak seluler (cellular cofferdam)merupakan turap yang berbentuk sel-sel yang diisi dengan pasir. Dinding ini menahan tekanan tanah dengan mengandalkan beratnya sendiri.
Gambar 4.4. Bendungan Elak Seluler
2.1.5. Perbedaan Turap dengan Dinding Penahan Tanah Dilihat dari segi kegunaan, Turap dan Dinding Penahan Tanah memiliki persamaan, yakni mampu menahan atau melindungi bangunan dari akibat kelongsoran. Namun, hanya saja penempatannya yang membedakan. Berikut uraian ;
No.
Uraian
Turap
Dinding Penahan Tanah
1
Bentuk struktur konstruksi
ringan, tipis dan digunakan pada konstruksi kecil
berat, tebal dan digunakan pada konstruksi yang terbilang besar
2
Pelaksanaan
cepat
relatif lama
3
Stabillitas
berdasar jepitan pada tanah / angker
berdasar berat sendiri
Gambar 5.1
Tabel Perbedaan Turap dan DPT oleh elisa.ugm.ac.id/user/
2.1.6. Metode Perhitungan Turap Adapun perhitungan stabilitas turap kantilever (cantilever sheet pile wall) dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan free earth method dan fixed earth method dengan memperhitungkan berbagai variasi 6
elevasi muka air pada sisi aktif dan sisi pasif turap. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan momen lentur maksimum (M maks) yang timbul pada turap dan besarnya gaya angkur. Berikut uraian metode perhitungan ;
1.
Metode Ujung Bebas (Free Earth Method)
Dalam metode ini diasumsikan bahwa kedalaman turap tidak mencapai tanah keras sehingga ujung bawah turap tidak cukup kaku dan dapat berotasi. Kedalaman turap dibawah dasar galian dianggap tidak cukup untuk menahan tekanan tanah yang terjadi pada bagian atas dinding turap. Asumsi dalam analisis turap diangker, dengan metode ujung bebas, adalah sebagai berikut : 1.1. Turap merupakan bahan yang sangat kaku dibandingkan dengan tanah disekitarnya 1.2. Kondisi tekanan tanah yang bekerja, dianggap memenuhi syarat teori Rankie atau Coloumb 1.3. Turap dianggap berotasi dengan bebas diujung bawah dan tidak diizinkan bergerak secara lateral ditempat
2.
Metode Ujung Tetap (Fixed Earth Method) Dalam metode ini diasumsikan bahwa kedalaman turap sudah mencapai tanah keras sehingga ujung bawah turap dianggap kaku. Kedalaman penembusan turap dibawah dasar galian dianggap sudah cukup
dalam,
sehingga
tanah
dibawah
dasar
galian
mampu
memberikan tahanan pasif yang cukup untuk mencegah ujung bawah turap berotasi. Asumsi dalam analisis perhitungan metode ini, adalah sebagai berikut : 2.1. Kondisi tekanan tanah yang bekerja, dianggap memenuhi syarat teori Rankie atau Coloumb 2.2. Turap bebas berotasi, namun tidak diizinkan bergerak pada angkernya. 2.3. Titik balik ditentukan dari teori alastisitas. Pada metode ujung tetap hanya cocok untuk turap yang secara keseluruhan terletak dalam tanah granuler.
7
S eSelanjutnya, untuk dapat menghitung koefisien tekanan tanah, maka dapat menggunakan rumus :
2.1.7. Analisis perancangan Dalam metode ini, dimaksudkan untuk menghitung stabilitas konstruksi: 1. Untuk turap tanpa angker tanah non kohesif. Dimana, dengan : 1.1. Menentukan panjang bagian yang dipancang kedalam tanah 1.2. Menentukan dimensi turap berupa; tabel profil untuk turap baja, jumlah tulangan untuk turap beton, dan tebal kayu untuk turap kayu 1.3. Perhitungan tanah non kohesif, dengan asumsi papan turap merupakan konstruksi kaku sempurna, dimana garis elastic merupakan garis lurus yang miring sesuai dengan gambar dan berputar lewat titik putar Do
8
Gambar 3.3. Tanah Non Kohesif
Dengan analisis, diambil lebar 1 meter tegak lurus pada bidang gambar, tentukan panjang bagian urap yang tertanam “d” SF = 1,2 – 2,0 dengan dimensi papan turap berdasar Mmaks yang terjadi. 2. Untuk tanah turap tanpa angker tanah kohesif Berdasarkan Japan Port dan Harbour Structures diberikan K c = 0,5 dan tekanan tanah aktif dikalikan K c sedangkan tekanan tanah pasif, dikalikan K p = 2.
9
Sehingga, untuk menghitung nilai z dari gaya pada jarak tertentu adalah
2.2. Pembahasan Soal 2.1. Untuk tanah non kohesif Sebuah turap kayu menahan tanah setinggi 1,5m dengan karakteristik tanah
=
30°, = 17 KN/m 3, sedangkan kayu mempunyai kuat tarik = 10 MPa. Tentukan panjang dan dimensi turap !
Penyelesaian : dari soal tersebut, kita dapat asumsikan bahwa turap yang digunakan adalah tanpa angker
10
Ditinjau turap lebar 1m tegak lurus bidang gambar, maka :
Kemudian, untuk turap yang dipancang / tertanam, kita asumsikan SF = 1,2. Sehingga :
11
2.2. Untuk tanah kohesif Perhatikan gambar turap pada tanah kohesif dengan timbunan granular berikut !
Penyelesaian :
12
13
14
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan Turap merupakan konstruksi yang dapat menahan tekanan tanah disekelilingnya dan mencegah terjadinya kelongsoran. Dimana terdiri dari dinding turap serta peyangganya. Turap dapat menahan bangunan dari reruntuhan adalah dengan memahami tipe – tipe dari turap itu sendiri, dengan melihat kondisi tanah yang akan ditempatkan bangunan pada rencana bangunan. Sehingga, dapat diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan dilapangan. Antara Turap dengan Dinding Penahan Tanah memiliki fungsi yang sama, hanya saja penempatana yang berbeda dengan uraian , yaitu pada bentuk konstruksi, pelaksanaan serta stabilitas
No.
Uraian
Turap
Dinding Penahan Tanah
1
Bentuk struktur konstruksi
ringan, tipis dan digunakan pada konstruksi kecil
berat, tebal dan digunakan pada konstruksi yang terbilang besar
2
Pelaksanaan
cepat
relatif lama
3
Stabillitas
berdasar jepitan pada tanah / angker
berdasar berat sendiri
Untuk mengetahui, sebuah bangunan aman atau tidaknya dari sebuah kelongsoran atau reruntuhan, maka diperlukan adanya metode perhitungan, yakni dengan ujung tetap dan bebas. Dengan tetap menghitung tanah kohesif dan non kohesif.
15
DAFTAR PUSTAKA
Zaenal Nur A, Ing . HTL dan Sri Respati N, Ir. 1995. Pondasi. Penerbit Pusat Pengembangan, Pendidikan Politeknik : Bandung.
elisa.ugm.ac.id/user/.../4ae41c936ddd2102303e62e062ec8a99 yang diakses pada tanggal 21 Juni 2017
https://triwahyukuningsih.wordpress.com/2011/08/14/soal-1-dinding-penahan-tanah/ yang diakses pada tanggal 21 Juni 2017
eprints.polsri.ac.id/.../BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.p.. yang diakses pada tanggal 21 Juni 2017
16