RANGKUMAN MATAKULIAH
PENGAUDITAN II
Disusun Oleh:
NAMA : LENI PRADASARI
NIM : F0313049
KELAS : B
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
AUDIT SALDO KAS
A. KAS DI BANK DAN SIKLUS TRANSAKSI
Dalam audit kas, auditor harus membedakan antara memverifikasi rekonsiliasi saldo pada laporan bank klien dan saldo di buku besar umum, serta memverifikasi apakah kas yang tercatat di buku besar umum merefleksikan dengan benar semua transaksi kas yang terjadi selama tahun tersebut.
B. JENIS AKUN KAS
Berikut adalah jenis akun kas yang utama:
1. Akun kas umum (general cash account) merupakan kas yang penting bagi sebagian organisasi karena hampir semua penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini.
2. Akun Impres, pada umumnya banyak perusahaan yang menggunakan akun impres. Misalnya, membuat akun penggajian impres terpisah untuk meningkatkan pengendalian internal pembayaran gaji. Satu-satunya setoran ke dalam akun adalah untuk penggajian mingguan dan semi bulanan dan satu-satunya pengeluaran adalah pembayaran cek kepada karyawan.
3. Akun Bank Cabang (branch bank accounts) berguna untuk membangun relasi dengan bank dalam komunitas lokal dan memungkinkan sentralisasi operasional pada tingkat cabang. Dalam beberapa perusahaan, penyetoran dan pengeluaran untuk setiap cabang dibuat dalam akun yang berbeda, dan kelebihan kas secara periodik dikirimkan ke akun bank umum pada kantor pusat. Akun cabang dalam ini seperti akun umum, tetapi pada tingkat cabang.
4. Dana kas kecil imprest (imprest petty cash fund) bukan merupakan rekening bank tetapi hampir serupa dengan kas di bank pencantumannya. Dana tersebut digunakan untuk akuisisi kas bernilai kecil yang dapat dibayar secara lebih mudah dan lebih cepat dengan kas ketmbang dengan cek atau untuk memudahkan karyawan dalam mencairkan cek pribadi atau cek penggajian. Akun kas imprest dibentuk atas dasar yang sama seperti akun bank cabang imprest, tetapi biasanya digunakan untuk pengeluaran dalam jumlah yang lebih kecil. Beban yang umum meliputi perlengkapan minor kantor, perangko, sumbangan amal. Akun kas kecil biasanya tidak melampaui beberapa ratus dollar dan sering kali diisi kembali satu cara dua kali setiap bulan.
5. Setara Kas (cash equivalent), meliputi deposito berjangka, sertifikat deposito, dan dana pasar uang. Setara kas bisa sangat material dan dimasukan dalam laporan keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika merupakan investasi jangka pendek yang siap dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan tidak dapat dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga. Sekuritas yang dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih panjang bukan merupakan setara kas.
C. AUDIT AKUN KAS UMUM
Metodologi untuk kas pada akhir tahun sama dengan saldo akun neraca lainya :
Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas (Tahap I)
Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas yang tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar.
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul potensi salah saji material dalam kas.
Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)
Pembagian internal terhadap saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi dalam dua kategori:
1. Pengendalian terhadap siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Rekonsiliasi bank independen.
Merancang dan Melakasanakan Pengujian Pengendalian serta Pengujian Subtantif atas Transaksi (Tahap II)
Karena saldo kas dipengaruhi oleh semua siklus lain kecuali persediaan dan pergudangan, ada banyak sekali transaksi yang mempengaruhi kas.
Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)
Rekonsiliasi bank akhir tahun diaudit secara ekstensif. Karena itu, penggunaan prosedur analitis untuk menguji kewajaran saldo kas menjadi kurang penting dibandingkan untuk sebagian besar audit lainnya.
Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Kas (Tahap III)
Untuk mengaudit kas di bank, auditor memverifikasi apakah rekonsiliasi bank yang diterima dari klien tersebut sudah benar. Tujuan audit yang berhubungan dengan saldo dan pengujian atas rincian saldo adalah pengujian atas eksistensi, kelengkapan, dan keakuratan.
Berikut adalah tiga prosedur yang layak dibahas lebih lanjut karena arti penting dan kompleksitasnya, yaitu:
Penerimaan konfirmasi bank
Walaupun tidak diharuskan oleh standar auditing, biasanya auditor meminta penerimaan konfirmasi langsung dari setiap bank atau dari institusi keuangan lainnya dimana klien melakukan bisnis, kecuali ada sejumlah besar akun yang tidak aktif.
Penerimaan Laporan Pisah Batas Bank
Laporan pisah batas Bank (cutoff bank statement) adalah laporan bank periode parsial dan cek yang dibatalkan yang terkait, salinan slip deposit, dan dokumen lain yang tercantum dalam laporan dikirimkan langsung oleh bank ke kantor akuntan publik. Tujuan dari laporan pisah batas bank adalah untuk memverivikasi item rekonsiliasi pada rekonsiliasi bank akhir tahun.
Pengujian Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi Bank Independen yang disiapkan dengan baik merupakan pengendalian internal yang penting terhadap kas. Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah personil klien telah membuat rekonsiliasi bank dengan cermat dan untuk memverifikasi apakah saldo bank yang tercatat milik klien sama jumlahnya dengan kas aktual di bank kecuali setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi lainya.
D. PROSEDUR YANG BERORIENTASI KECURANGAN
Perimbangan utama dalam audit saldo kas umum adalah kemungkinan terjadinya kecurangan. Auditor harus memperluas prosedur dalam audit kas akhir tahun untuk mentukan kemungkinan adanya kecurangan yang material apabila pengendalian internaltidak memadai, terutama pemisahan tugas yang tidak tepat antara penanganan kas dan pencatatan transaksi kas dalam catatan akuntansi serta tidak adanya rekonsiliasi bank bulanan yang disiapkan secara independen.
Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam bidang penerimaan kas:
1. Konfirmasi piutang usaha.
2. Pengujian yang dilaksanakan untuk mendeteksi lapping.
3. Mereview ayat jurnal buku besar umum dalam akun kas untuk pos-pos tidak biasa.
4. Membandingkan pesanan pelanggan dengan penjualan dan penerimaan kas selanjutnya.
5. Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung piutang tak tertagih dan retur penjualan serta pengurangan.
Perluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank
Jika rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu dilakukan perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun.
Ada kelemahan pengendalian internal yang material dan akhir tahun klien adalah 31 desember, dengan menggunakan pendekatan umum auditor :
1. Memulai dengan rekonsiliasi bank bulan November dan membandingkan semua item yang direkonsiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lain dalam laporan bank bulan Desember
2. Membandingkan semua cek yang dibatalkan yang tersisa dan slip setoran dalam laoran bank bulan desember dengan jurnal pengeluaran kas dan penerimaan kas
3. Menelusuri semua item yang belum dikliring dalam rekonsiliasi bank bulan November dan jurnal pengeluarandan penerimaan kas bulan Desember ke rekonsiliasi bank tanggal 31 Desember untuk memastikan bahwa item-item tersebut telah dimasukan.
4. Memverifikasi bahwa semua item rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank tanggal 31 desember menyajikan item dari rekonsiliasi bank bukan November dan jurnal bulan Desember yang belum dikliring oleh bank.
Bukti Kas
Auditor menggunakan bukti kas untuk menentukan apakah hal-hal berikut dilakukan:
Semua kas yang tercatat telah disetor
Semua setoran telah dicatat
Semua pengeluaran kas yang tercatat telah dibayar oleh bank
Semua jumlah yang dibayarkan oleh bank telah dicatat
Pembuktian kas (proof of cash) meliputi empat tugas rekonsiliasi berikut ini :
Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode pembuktian kas.
Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang tercatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
Rekonsiliasi kliring cek yang dibatalkan oleh bank dengan yang dicatat dalam jurnal pengeluaran kas untuk periode tertentu.
Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar umum pada akhir periode pembuktian kas.
Pengujian Transfer Antarbank
Para penggelap biasanya menutupi pencurian kas dengan praktik yang dikenal sebagai Kitting: mentransfer uang dari satu bank ke bank lainnya dan mencatat transaksi tersebut dengan tidak benar.
Untuk menguji kitting, dan kesalahan tidak sengaja dalam mencatat transfer antarbank, auditor dapat mendata semua transfer antarbank yang dilakukan beberapa hari sebelum dan setelah tanggal neraca serta menelusuri masing-masing ke catatan akuntansi agar pencatatannya benar.
Meskipun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya dimaksudkan untuk menemukan kecurangan, tindakan ini juga bisa dilakukan banyak transfer antarbank tanpa memerhatikan pengendalian internal. Bila ada kemungkinan kiting, maka dapat mengakibatkan salah perhitungan antara kas dan utang dagang.
E. AUDIT ATAS AKUN BANK PENGGAJIAN IMPRES
Pengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan waktu jika terdapat akun impres untuk penggajian dan rekonsiliasi independen atas akun bank, seperti yang dijelaskan pada akun umum. Biasanya, bagian yang direkonsiliasi adalah cek beredar.
Prosedur rekonsiliasi sama dengan kas umum, kecuali pengujian pada cek beredar yang biasanya terbatas untuk pengujian kewajarannya. Biasanya, diperlukan perluasan prosedur bila pengendalian tidak memadai atau jika akun bank tidak direkonsiliasi dengan saldo kas impres pada buku besar.
F. AUDIT ATAS KAS KECIL IMPRES
Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak auditor melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien mengharapkan auditor memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material.
Pengendalian Internal atas Kas Kecil
Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dan impres yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak dapat digabungkan dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas lainnya. Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil, sama halnya dengan jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari transaksi kas kecil harus jelas didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan.
Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang memadai mensyaratkan adanya tanda tangan personel yang berwenang pada formulir kas kecil yang bernomor urut. Total dari kas aktual dan cek dananya, ditambah total formulir kas kecil yang disebut dalam buku besar. Perhitungan mendadak secara periodik dan rekonsiliasi dana kas kecil harus dilakukan oleh auditor internal atau personel lain yang berwenang.
Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus dibuat untuk mengisi kas kecil. Cek harus ditulis dengan jumlah yang sama dengan voucher bernomor urut yang dijadikan bukti pengeluaran aktual sebelumnya. Voucher ini harus diverifikasi oleh petugas utang dagang dan dibatalkan agar tidak digunakan kembali.
Pengujian Audit atas Kas Kecil
Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas kecil dibandingkan saldo akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil jumlahnya kecil, terdapat potensi kecurangan transaksi jika dana sering dikeluarkan atau digunakan.
Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur klien dalam menangani dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian internal bersama pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa transaksi. Ketika auditor menguji kas kecil, dua prosedur utamanya adalah menghitung saldo kas kecil dan melanjutkan dengan pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran. Prosedur utama harus memasukkan :
Footing voucher kas kecil yang menunjukkan jumlah pengeluaran.
Memperhatikan urutan voucher kas kecil.
Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil.
Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan register kas, faktur, dan bukti penerimaan.
Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun berjalan, tetapi agar memudahkan, biasanya dilakukan pada tanggal interim. Jika saldo dana kas kecil diperkirakan material, hal ini jarang terjadi, maka saldo tersebut harus diperhitungkan pada akhir tahun. Pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa sebagai bagian dari penentuan apakah biaya yang belum tercatat jumlahnya material.