Vienntiny Safrilianti Effendi F1061131073 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/1
Sub Pokok Bahasan
: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Alokasi waktu
: 1 x 30 Menit
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta me nerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. masalah. 4. Mengolah, menalar, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1
Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaranTuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. Indikator (Afektif): 1) Menunjukkan rasa syukur atas segala ketentuan yang ditetapkan oleh Tuhan YME adalah yang terbaik bagi manusia.
2.1
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. Indikator (Afektif): 1) Memiliki perilaku berkarakter jujur, disiplin, dan bertanggung jawab. 2) Memiliki keterampilan sosial dalam melakukan kerjasama dan komunikasi lisan.
3.7
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan. Indikator (Kognitif Produk): 1) Menganalisis pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi kimia. 2) Menganalisis pengaruh suhu terhadap laju reaksi kimia. 3) Menganalisis pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi kimia. 4) Menganalisis pengaruh katalis terhadap laju reaksi kimia.
4.7
Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi. Indikator (Kognitif Proses) : 1) Melakukan percobaan sederhana terhadap faktor konsentrasi yang mempengaruhi laju reaksi yang meliputi: (1) menuliskan dasar teori (berpikir kritis: inferensi), (2) menuliskan alat dan bahan percobaan (berpikir kritis), (3) menuliskan sistematika kerja
(berpikir
kritis),
(4)
melakukan
percobaan
(berpikir
kritis),
(5)
mengorganisasi data hasil percobaan (berpikir kritis; interpretasi), (6) menganalisis data hasil percobaan (berpikir kritis: analisis), dan (7) membuat kesimpulan (berpikir kritis: inferensi). Indikator (Psikomotorik): 2) Menyampaikan suatu informasi kepada teman selama pembelajaran dengan percaya diri.
I. Tujuan Pembelajaran
1.1.1) Terlibat dalam proses belajar mengajar yang menerapkan model pembelajaran kooperatif dan 2.1.1) diamati dengan LP 4, paling tidak siswa dinilai memiliki perilaku berkarakter cukup baik jika mencapai 41-61% aspek-aspek pada indikator perilaku berkarakter (rasa syukur, jujur, tanggung jawab, disiplin) teramati. 2.1.2) Terlibat dalam proses belajar mengajar yang menerapkan model pembelajaran kooperatif dan diamati dengan LP 5, paling tidak siswa dinilai memiliki keterampilan sosial cukup baik jika mencapai 41-61% aspek-aspek pada indikator keterampilan sosial (kerjasama dan komunikasi lisan) teramati. 3.7.1) Siswa dapat menganalisis pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi kimia. 3.7.2) Siswa dapat menganalisis pengaruh suhu terhadap laju reaksi kimia sesuai kunci LP 1. 3.7.3) Siswa dapat menganalisis pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi kimia sesuai kunci LP 1. 3.7.4) Siswa dapat menganalisis pengaruh katalis terhadap laju reaksi kimia sesuai kunci LP 1. 4.7.1) Diberikan alat dan bahan, siswa dapat melakukan percobaan sederhana terhadap faktor konsentrasi yang mempengaruhi laju reaksi sesuai dengan rubrik yang ditentukan pada LP 2 yang meliputi: (1) menuliskan dasar teori ( berpikir kritis: inferensi), (2) menuliskan alat dan bahan percobaan (berpikir kritis), (3) menuliskan sistematika kerja (berpikir kritis), (4) melakukan percobaan (berpikir kritis), (5) mengorganisasi data hasil percobaan (berpikir kritis; interpretasi), (6) menganalisis data hasil percobaan (berpikir kritis: analisis), dan (7) membuat kesimpulan (berpikir kritis: inferensi). 4.7.2) Siswa dapat menyampaikan suatu informasi kepada teman selama pembelajaran dengan percaya diri sesuai rubrik di LP 3. II.
Materi Pembelajaran
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
III.
Metode Pembelajaran
Pendekatan
: Saintifik
Model
: Kooperatif
Metode
: Diskusi, Demonstrasi, Studi Kasus
IV.
Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (± 5 menit)
Kegiatan
Penilaian oleh Pengamat 1 2 3 4
Fase 1 : Mengorientasi siswa pada masalah
1. Memberi salam kepada siswanya sebagai pembuka pelajaran. 2. Membimbing siswa berdoa sebagai rasa syukur kepada Tuhan. 3. Memberikan apersepsi mengenai pembelajaran hari ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang salah satu faktor yang mempengaruhi laju reaksi (luas permukaan) : - Pernahkan kalian memasak kentang ? - Bagaimana ukuran kentang yang kalian masak, apakah dipotong kecil atau masak kentang yang utuh? - Manakah di antara keduanya yang masak terlebih dahulu? - Mengapa hal tersebut bisa terjadi? 4. Mencoba mengaktifkan siswa melalui pertanyaan itu dan menuliskan di papan tulis bahwa materi yang akan disampaikan pada hari ini adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. 5. Menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran. Inti (± 20 menit) Kegiatan Fase 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan menganalisis gambar yang terlihat pada powerpoint yaitu gambar saat matahari yang menyinari sebuah mobil. 2. Meminta siswa untuk memberikan tanggapan mengenai gambar tersebut. 3. Meminta siswa untuk mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalis) pada media powerpoint dan menyimpulkan terhadap apa yang diamati. 4. Meminta siswa untuk menjawab soal yang berkaitan dengan materi pada power point yang terdiri dari 5 soal pilihan ganda
Penilaian oleh Pengamat 1 2 3 4
untuk mengasah pengetahuan mereka terhadap pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Fase 3: Membimbing penyelidikan kelompok 5. Membagi kelompok siswa yang terdiri dari 3-4 orang untuk melakukan demonstrasi, percobaan sederhana dan menyelesaikan studi kasus yang diberikan pada lembar kerja siswa (LKS: Faktor-faktor laju reaksi). Untuk faktor laju reaksi (suhu dan luas permukaan, s etiap kelompok melakukan demonstrasi. Faktor konsentrasi setiap kelompok melakukan percobaan sederhana, faktor katalis setiap kelompok menyelesaikan studi kasus pada LKS yang diberikan). 6. Meminta siswa untuk melakukan demonstrasi, percobaan sederhana dan menyelesaikan studi kasus dengan penuh tanggung jawab dan kerjasama untuk menyelesaikan permasalahan pada LKS. 7. Meminta siswa menuliskan alat dan bahan (berpikir kritis) serta menuliskan sistematika kerja (berpikir kritis) padapercobaan sederhana sesuai LKS. 8. Memberikan petunjuk kepada siswa cara mencampurkan asam cuka dan air dengan perbandingan 3:0 dan 1:2 ke dalam gelas yang telah disediakan sesuai prosedur yang tepat. 9. Membimbing dengan cara berkeliling pada semua kelompok yang melakukan demonstrasi, percobaan sederhana maupun penyelesaian studi kasus. 10. Membimbing dan memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk melakukan percobaan (berpikir kritis), mengorganisasi data hasil percobaan (berpikir kritis; interpretasi), menganalisis data hasil percobaan (berpikir kritis: analisis), dan membuat kesimpulan (berpikir kritis: inferensi) secara jujur. 11. Memotivasi siswa agar tetap berada dalam kelompoknya selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan tepat waktu. Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi kelompok 12. Meminta perwakilan dari kelompok untuk menyimpulkan hasil diskusinya dengan penuh percaya diri sehingga menimbulkan sikap proaktif terhadap kelompok lain. 13. Mendorong siswa untuk melakukan tanya jawab antar anggota kelompok untuk saling memastikan pemahaman yang baik terhadap hasil tugas kelompok dan bahan ajar.
Fase 5: menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 14. Memotivasi siswa untuk menghargai setiap penjelasan, pendapat, dan pertanyaan yang disampaikan oleh guru maupun teman dengan menjadi pendengar yang baik.
15. Mengarahkan kepada kelompok lain untuk menaggapi atau bertanya serta memberikan mereka kesempatan untuk menyanggah, tambahan terhadap presentasi yang disampaikan sebagai persetujuan dari apa yang disampaikan. 16. Memonitor kegiatan presentasi kelompok dan memberikan umpan balik terhadap jawaban pertanyaan maupun pendapat yang disampaikan oleh siswa dengan mengacu pada kunci LKS.
Penutup (± 20 menit) Penilaian oleh Pengamat 1 2 3 4
Kegiatan
1. Memberikan penguatan terhadap presentasi yang disampaikan dan melakukan pelurusan terhadap konsepkonsep yang kurang tepat. 2. Melakukan feed back ( umpan balik ) terhadap materi faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi bersama-sama siswa. 3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika materi pembelajaran pada hari ini ada yang kurang. 4. Memberikan PR kepada siswa untuk dikerjakan dan dibahas minggu depan sebelum masuk materi baru pada halaman 94 soal nomor 1-5. 5. Meminta siswa untuk menutup pelajaran dengan doa, mengucap salam. V. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media
a. Komputer b. LCD 2. Alat dan Bahan Percobaan (setiap kelompok)
No
Jenis
Jumlah
1
Gelas
1 buah
2
Sendok
1 buah
3
stopwatch
1 buah
4
Cuka
8 mL
5
Air
4 mL
6
Soda kue
2 sendok teh
3. Sumber Pembelajaran
a. Buku Kimia SMA Kelas X b. LKS dank unci LKS: Faktor-faktor laju reaksi VI.
Penilaian 1. Teknik dan Bentuk Instrumen Teknik
Bentuk Instrumen
Nama Lembar Penilaian
Tes tertulis
Tes uraian
LP 1 dan kunci LP 1: produk
Tes kerja
Tes penilaian kerja
LP 2 dan kunci LP 2: proses
Lembar
LP 3: Pengamatan kemampuan
Pengamatan
kemampuan
psikomotorik
Pengamatan
kemampuan
psikomotorik
psikomotorik Pengamatan perilaku berkarakter
Lembar
Pengamatan LP 4: Pengamatan perilaku
perilaku berkarakter Pengamatan keterampilan sosial
Lembar
berkarakter
Pengamatan LP 5: Pengamatan keterampilan
keterampilan sosial
sosial
Daftar pustaka
Kemendikbud. 2013. Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013. Jakarta. Permendikbud RI Nomor 68. 2013. Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Purba, Michael. 2007. Buku Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
KUNCI LEMBAR KERJA SISWA (LKS): FAKTOR-FAKTOR LAJU RAKSI 1. Tujuan : Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi kimia
a. Dasar Teori Luas permukaan Suatu reaksi mungkin melibatkan pereaksi dalam bentuk padat. Ukuran zat padat berpengaruh terhadap laju reaksi. Hubungan luas permukaan zat padat dengan ukuran partikelnya. Misalnya diketahui sebuah benda berbentuk kubus dengan panjang sisi 1 cm. Dengan matematika sederhana dapat dihitung luas permukaannya 6 cm2. Jika kubus tersebut dapat dipotong menjadi 8 kubus yang sama dan sebangun, masing-masing dengan panjang sisi 0,5 cm maka setelah dihitung luas permukaannya menjadi 12 cm2. Jika kubus masing-masing dibagi lagi maka setiap kali total permukaannya akan bertambah. Dapat disimpulkan bahwa semakin halus partikel dari suatu zat padat, maka total luas permukaannya akan semakin besar. Berkaitan dengan laju reaksi suatu zat padat dengan zat lainnya sehingga menghasilkan reaksi kimia maka akan dicari pengaruh laju tersebut tehadap ukuran partikelnya. Contohnya reaksi antara Pualam (CaCO3) dalam bentuk butiran yang bereaksi dengan HCl memerlukan waktu 300 detik untuk dapat bereaksi sedangkan pualam (CaCO3) dalam bentuk serbuk yang bereaksi dengan HCl memerlukan waktu 120 detik. Sehingga dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa : Kepingan yang lebih halus bereaksi lebih cepat Kepingan yang lebih kasar bereaksi lebih lambat Dalam hal ini, ukuran kepingan pualam disebut variabel bebas, perubahan laju reaksi sebagai variabel terikat, dan semua faktor lain yang dibuat tetap disebut variabel kontrol. Ada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi pada bidang campuran yang disebut dengan Bidang Sentuh. Sehingga semakin luas bidang sentuh, semakin cepat reaksi berlangsung. b. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah : gelas akua 2 buah Bahan yang digunakan adalah : 1. 2 buah jesscool ( 1 buah dihancurkan dan 1 buahnya utuh ), 2. air mineral secukupnya c. Sistematika Kerja 1. Siapkan alat dan bahan 2. Masukkan air mineral masing-masing setengah gelas akua 3. Hancurkan salah satu jesscool dan satunya dibiarkan utuh 4. Masukkan kedua bahan tersebut secara bersama-sama ke dalam air yang sudah disediakan 5. Amati perubahan yang terjadi antara kedua gelas tersebut 6. Simpulkan apa yang mempengaruhi terhadap cepat atau lambatnya reaksi yang terjadi?
d. Kesimpulan
Dari kedua perrlakuan tersebut, jesscool yang halus akan cepat bereaksi dibandingkan jesscool yang utuh. Hal tersebut dikarenakan zat atau pertikel dalam keadaan halus ( serbuk ) lebih cepat bereaksi dibandingkan dengan zat yang dalam bentuk kepingan. Hal tersebut dikarenakan pada z at yang memiliki luas permukaan yang halus akan mudah untuk saling bertumbukan dan saling bertabrakan sehingga reaksi akan cepat berlangsung. Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin be sar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila sem akin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi. 2. Tujuan : Pengaruh suhu terhadap laju reaksi kimia a. Dasar Teori Laju reaksi dapat juga dipercepat atau diperlambat dengan mengubah suhunya. Reaksi akan berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi dapat dilakukan dengan cara mengamati reaksi natrium tiosulfat (Na2S2O3) dengan larutan asam klorida (HCl). Reaksi ini menghasilkan endapan belerang yang berwarna kuning muda. Laju reaksi dapat ditentukan oleh laju pembentukan endapan belerang. b. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah : 2 buah akua gelas , 2 buah sendok, elemen pemanas air Bahan yang digunakan adalah : air mineral secukupnya ( air hangat atau panas dan air dingin ), gula pasir secukupnya c. Sistematika Kerja 1. Siapkan alat dan bahan 2. Masukkan air hangat dan air dingin pada masing-masing akua gelas 3. Masukkan gula pasir sebanyak satu sendok untuk masing-masing akua gelas pada air yang berbeda suhunya. 4. Aduk kedua gelas tersebut dengan menggunakan sendok. 5. Amati apa yang terjadi ? Mana yang larut terlebih dahulu antara kedua gelas tersebut? 6. Berilah kesimpulan yang dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi? d. Kesimpulan Pada percobaan sederhana tersebut, gula akan cepat larut pada air yang suhunya tinggi ( air hangat ) dibandingkan dengan air dingin . Hal tersebut dikarenakan suhu yang tinggi mempengaruhi kecepatan laju reaksi. Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu rekasi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan
yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil. 3. Tujuan: Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi kimia a. Dasar Teori
Pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikel-partikelnya tersusun lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat, akan lebih sering bertumbukan dibanding dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar. b. Alat dan Bahan Alat
: gelas, sendok dan stopwatch
Bahan
: cuka, air dan soda kue
c. Sistematika Kerja 1.
Campurkan asam cuka dan air dengan perbandingan 3:0 dan 1:2 ke dalam gelas yang telah disediakan
2.
kemudian masukan satu sendok soda kue yang telah disediakan ke dalam masing-masing gelas tersebut
3.
Catat waktu bersamaan saat kedua gelas yang berisi asam cuka murni dan campuran 1:2 yang dimasukan 1 sendok soda kue menggunakan stopwatch
4.
Amati gelas mana yang paling cepat bereaksi
d. Tabel Pengamatan Faktor yang mempengaruhi laju No
reaksi
Bahan
Cuka Pekat + soda kue 1
Konsentrasi
Cuka Encer + soda kue
Waktu (detik)
4. Tujuan
: Pengaruh Katalis Terhadap Laju Reaksi Kimia
1. Disediakan dua buah tandan pisang yang sama-sama masih mentah. Masing-masing tandan berisi 10 buah pisang. Pada salah satu tandan pisang di ujung tandannya diberikan ragi sementara yang lainnya tidak. Lalu kedua tandan pisang itu disimpan selama semalam pada kondisi yang sama. Besoknya, pisang-pisang itu diperiksa. Ternyata pisang yang diberikan ragi lebih cepat matang dari pada yang tidak diberikan ragi. Berikan kesimpulan mengenai fenomena di atas! Jawaban : pisang yang diberi ragi lebih cepat matang dikarenakan ragi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi yaitu mempercepat untuk membuat pisang tersebut matang namun ragi tidak ikut bereaksi. 2. Disediakan dua ember berisi pakaian yang telah dicuci dengan deterjen tetapi belum dibilas. Diumpamakan kondisi pakaian sama-sama masih dipenuhi busa deterjen dengan jumlah yang sama. Pada ember A dan B dituangkan air sebanyak 10 liter lalu pada ember B ditambahkan pewangi pakaian. Ternyata busa pada ember B lebih cepat hilang dari pada busa pada ember A. Berikan kesimpulan mengenai fenomena di atas! Jawaban : pewangi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi penghilangan busa pada ember B. 3. Dalam industri pembuatan pupuk, dibutuhkan amonia dalam jumlah besar. Akan tetapi pembuatan NH3 dengan mereaksikan gas nitrogen dan hidrogen pada suhu rendah reaksinya berjalan sangat lambat tetapi pada suhu tinggi gas amonia yang dihasilkan cenderung teurai kembali menjadi gas nitrogen dan hidrogen. Saat pembuatan NH 3 ini, ditambahkan Fe, K 2O dan Al sehingga produksi gas NH 3 berlansung efektif pada suhu 500 0 C. Berikan kesimpulan anda mengenai fenomena di atas! Jawaban : Fe, K 2O dan Al sebagai katalis untuk memproduksi gas NH 3 sehingga pada industri pembuatan pupuk tersebut efektif pada suhu 500 0 C.
TABEL SPESIFIKASI LEMBAR PENILAIAN Tujuan Pembelajaran LP dan Butir Soal LP 1 Produk:
Kognitif A. Produk 1. Siswa dapat
menganalisis
luas Butir 1
pengaruh
Kunci LP dan Butir Soal Kunci LP 1 Produk: Butir 1
permukaan terhadap laju reaksi kimia. 2.
Butir 2
Butir 2
Siswa dapat menganalisis pengaruh konsentrasi Butir 3
Butir 3
Siswa dapat menganalisis pengaruh suhu terhadap laju reaksi kimia sesuai kunci LP 1.
3.
terhadap laju reaksi kimia sesuai kunci LP 1. 4.
Siswa
dapat
menganalisis
pengaruh
katalis
Butir 4
Butir 4
LP 2 Proses:
Kunci LP 2 Proses:
terhadap laju reaksi kimia sesuai kunci LP 1. Kognitif B. Proses 1. Diberikan alat dan bahan, siswa dapat melakukan
percobaan sederhana terhadap faktor konsentrasi yang mempengaruhi laju reaksi sesuai dengan rubrik yang ditentukan pada LP 2 yang meliputi: 1)
Menuliskan
dasar
teori
(berpikir
RTK 1
RTK 1
kritis:
inferensi) 2)
Menuliskan alat dan bahan percobaan (berpikir
RTK 2
RTK 2
kritis) 3)
Menuliskan sistematika kerja (berpikir kritis)
4)
Melakukan percobaan (berpikir kritis)
5)
Mengorganisasi data hasil percobaan (berpikir
RTK 3 RTK 4 RTK 5
RTK 3 RTK 4 RTK 5
kritis; interpretasi) 6)
Menganalisis data hasil percobaan (berpikir RTK 6
RTK 6
kritis: analisis) 7)
Membuat
kesimpulan
(berpikir
kritis: RTK 7
RTK 7
inferensi). Psikomotorik 1. Menyampaikan suatu informasi kepada teman LP 3 Diserahkan selama pembelajaran dengan percaya diri sesuai Pengamatan kepada rubrik yang ditentukan di LP 3. penialian guru Psikomotor: RTK 1 dana tau
pengamat sesuai dengan kriteria yang ditentukan pada LP 3. Afektif A. Perilaku Berkarakter
LP 4 Diserahkan kepada Terlibat dalam proses belajar mengajar yang Pengamatan penialian guru Perilaku menerapkan model pembelajaran kooperatif dan berkarakter: dana tau pengamat diamati dengan LP 4, paling tidak siswa dinilai sesuai dengan memiliki perilaku berkarakter cukup baik jika mencapai kriteria yang ditentukan 41-61% aspek-aspek pada indikator perilaku pada LP 4. berkarakter (rasa syukur, jujur, tanggung jawab,
disiplin) teramati. B. Keterampilan Sosial 5 Diserahkan yang LP kepada Pengamatan menerapkan model pembelajaran kooperatif dan Keterampilan penialian guru dana tau diamati dengan LP 5, paling tidak siswa dinilai proses pengamat memiliki keterampilan sosial cukup baik jika mencapai sesuai dengan kriteria yang 41-61% aspek-aspek pada indikator keterampilan sosial ditentukan (kerjasama dan komunikasi lisan) teramati. pada LP 5.
Terlibat
dalam
proses belajar
mengajar
Kunci LP 1: Produk
1.
2.
3.
4.
5.
Kenaikan suhu akan memperbesar laju, karena pertambahan .... a. Energi aktivasi b. Konsentrasi zat pereaksi c. Energi kinetik molekul pereaksi d. Tekanan e. Luas permukaan zat pereaksi korek api dapat menyala jika digesekkan, hal ini merupakan pengaruh laju reaksi oleh .... a. Tekanan b. Volume c. Katalis d. Konsentrasi e. Suhu Faktor berikut akan menambah laju reaksi, kecuali .... a. Pada suhu tetap ditambah katalis b. Pada suhu tetap tekanan diperbesar c. Pada suhu tetap volume diperbesar d. Pada volume tetap ditambahkan zat pereaksi e. Suhu dinaikkan Energi katalis adalah .... a. Energi tabrakan yang menghasilkan reaksi b. Energi minimum yang diperlukan untuk bereaksi c. Energi kinetik molekul-molekul yang bereaksi d. Energi yang dihasilkan dari suatu reaksi e. Energi tambahan supaya zat bisa bereaksi pada percobaan reaksi sebagai berikut : 1) 5 gr keping seng, 2 M, 30 °C 2) 5 gr butiran seng, 2 M, 30 °C 3) 5 gr serbuk seng, 4 M. 30 °C 4) 5 gr serbuk seng, 4 M, 40 °C 5) 5 gr keping seng, 4 M, 40 °C Pada hasil percobaan di atas, nomor yang paling cepat bereaksi adalah.... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 KUNCI JAWABAN: 1. C 2. E 3. C 4. B 5. D
Kunci LP 2: Proses
e. Dasar Teori Laju reaksi dapat juga dipercepat atau diperlambat dengan mengubah suhunya. Reaksi akan berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi dapat dilakukan dengan cara mengamati reaksi natrium tiosulfat (Na2S2O3) dengan larutan asam klorida (HCl). Reaksi ini menghasilkan endapan belerang yang berwarna kuning muda. Laju reaksi dapat ditentukan oleh laju pembentukan endapan belerang. f. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah : 2 buah akua gelas , 2 buah sendok, elemen pemanas air Bahan yang digunakan adalah : air mineral secukupnya ( air hangat atau panas dan air dingin ), gula pasir secukupnya g. Sistematika Kerja 7. Siapkan alat dan bahan 8. Masukkan air hangat dan air dingin pada masing-masing akua gelas 9. Masukkan gula pasir sebanyak satu sendok untuk masing-masing akua gelas pada air yang berbeda suhunya. 10. Aduk kedua gelas tersebut dengan menggunakan sendok. 11. Amati apa yang terjadi ? Mana yang larut terlebih dahulu antara kedua gelas tersebut? 12. Berilah kesimpulan yang dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi? h. Kesimpulan Pada percobaan sederhana tersebut, gula akan cepat larut pada air yang suhunya tinggi ( air hangat ) dibandingkan dengan air dingin . Hal tersebut dikarenakan suhu yang tinggi mempengaruhi kecepatan laju reaksi. Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu rekasi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
Format Penilaian Kinerja Proses
No
1 2 3 4 5 5 6
Rincian Kinerja Tugas
Menuliskan dasar teori Menuliskan alat dan bahan Menuliskan sistematika kerja Melakukan percobaan Menuliskan data pengamatan Menganalisis data hasil percobaan Menuliskan kesimpulan Skor
Skor Maksimum 5 5 5
10 10 10 10 55
Skor Penilaian Oleh siswa Oleh guru
LP 3: Lembar Pengamatan Psikomotorik Sekolah : …………………… Kelas : ………………………
Indikator Menyampaikan suatu kepada
Kriteria
Skor
Presentasi/menyampaikan
informasi
sanggahan saran maupun
teman
pertanyaan dengan sigap
selama pembelajaran
2
penuh percaya diri
Presentasi/menyampaikan
dengan percaya
sanggahan, saran maupun
diri
pertanyaan
dengan
1
nada
bicara pelan dan ekspresi malu
karena
kurang
percaya diri
Tidak
memiliki
percaya
diri
menyampaikan
rasa dalam 0 sesuatu
sehingga selalu grogi berat dalam penyampaian atau bahakan tidak mau jika disuruh
menyampaikan
sesuatu di depan kelas.
Nama Siswa
LP 4: Lembar Pengamatan Perilaku Berkarakter Sekolah : …………………… Kelas : ………………………
Rincian Tugas Kinerja (RTK) No
Nama Siswa
Rasa syukur
Disiplin Tanggung jawab
(berdo’a) 1 2 3 4 5
Keterangan : Teramati = 1 Tidak teramati = 0
Jujur
LP 5: Lembar Pengamatan Perilaku Berkarakter Sekolah : …………………… Kelas : ………………………
Rincian Tugas Kinerja (RTK) No
Nama Siswa Kerjasama
1 2 3 4 5
Keterangan : Teramati = 1 Tidak teramati = 0
Komunikasi Lisan