RUBELLA
A. Pendahulu Pendahuluan an
Defi Defini nisi si Cong Congen enit ital al Rube Rubell lla a Synd Syndro rome me Rube Rubell lla a atau atau campak campak Jerman Jerman adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rubella. rubella. Di anak-anak, infeksi biasanya hanya menimbulkan sedikit keluhan atau tanpa gejala. Infeksi pada orang orang dewasa dewasa dapat dapat menim menimbul bulkan kan keluha keluhan n demam, demam, sakit sakit kepala kepala,, lemas lemas dan konj konjun ungt gtiv ivit itis is.. Tuju Tujuh h pulu puluh h perse persen n kasu kasuss infek infeksi si rub orang g dewa dewasa sa rubella di oran menyebabkan terjadinya atralgi atau artritis. Jika infeksi virus rubella terjadi pada kehamilan, khususnya trimester pertama sering menyebabkan Congenital Rubella Synd yndrome rome !"# !"#$. $. !"# !"# meng mengak akib ibat atka kan n terja terjadi diny nyaa abor abortu tus, s, bayi bayi lahi lahirr mati mati,, prematur dan cacat apabila bayi tetap hidup. 'er defini definisi si !"# merupa merupakan kan %,&
gabungan beberapa keabnormalan fisik yang berkembang di bayi sebagai akibat infeksi virus rubella maternal yang berlanjut dalam fetus. (ama lain !"# ialah Fetal Rubella Syndrome. Syndrome. !acat bawaan Congenital Congenital defect $ yang paling sering dijum dijumpai pai ialah ialah tuli tuli senson sensoneur eural, al, kerusa kerusakan kan mata mata seperti seperti katarak katarak,, ganggu gangguan an kardiovaskular, dan retardasi mental.
),*
B. Epidem Epidemiol iologi ogi
Congenita Congenitall Rubella Rubella Syndrome pertama kali dilaporkan pada tahun %+*% oleh (orman reg % seorang ahli optalmologi ustralia yang menemukan katarak bawaan di / bayi yang ibunya mengalami infeksi rubella di awal kehamilannya. 0erdasarkan data dari 123, paling tidak &)4 ribu kasus !"# terjadi setiap tahun di nega negara ra berk berkem emba bang ng dan dan meni mening ngka katt %5 kali kali lipa lipatt saat saat terj terjad adii epid epidem emi. i. Di merika merika #erikat #erikat tahun tahun %+4*6% %+4*6%+47 +47 dilapo dilaporka rkan n terdap terdapat at &5.555 &5.555 kasus kasus !"# dengan gangguan pendengaran berjumlah %%.455, kebutaan ).7/5 dan retardasi mental %./55. %,& Data terakhir pada tahun %+++ dilaporkan terdapat + kasus !"# dari &+).477.*57 total penduduk pada saat itu. ) 8ntuk negara-negara di sia Tenggara, kasus !"# tahun %+++ per jumlah penduduk dilaporkan sebagai berikut9 berikut9 ) 1
Timor timur
9 5 dengan jumlah penduduk %.5%+.&7&
Indonesia
9 dengan jumlah penduduk &)/.*7&.+7&
:aos
9 5 dengan jumlah penduduk 4.54/.%%
;alaysia
9 5 dengan jumlah penduduk &).7&&.*/&
'hilippines
9 & dengan jumlah penduduk /4.&*%.4+
#ingapore
9 5 dengan jumlah penduduk *.)7)./+)
Thailand
9 & dengan jumlah penduduk 4*./47.7&)
9 & dengan jumlah penduduk /&.44&./55
C. Virus Rubella 1. Struktur virus
famili Togaviridae, dengan jenis antigen tunggal yang tidak dapat bereaksi silang dengan sejumlah grup Togavirus lainnya.
%,&,7
berkaitan dengan envelope virus dan yang lainnya berkaitan dengan nucleoprotein core.
4
. !solasi dan identi"ikasi
;eskipun
2
lebih tinggi dan secara umum lebih baik untuk menghasilkan antigen. 'ertumbuhan virus tidak dapat dilakukan pada telur, tikus dan kelinci dewasa.
4,
#. Antigeni$it%
o
suhu ) !. 0aik sel darah merah maupun serum penderita yang terinfeksi virus o
rubella
memiliki
hemaglutinasi.
sebuah
non-spesifik b-lipoprotein
inhibitor
terhadap
ktivitas komplemen berhubungan secara primer dengan
envelope, meskipun beberapa aktivitas juga berhubungan dengan nukleoprotein core. 0aik hemaglutinasi maupun antigen complement-fixing dapat ditemukan deteksi$ melalui pemeriksaan serologis.
4,
&. Replikasi virus
imatis yang menggunakan prakeberadaan pre-existing $ ensim lisosomal atau melibatkan pembentukan ensim yang baru. #etelah proses 3
pengawasalutan uncoating $, maka biosintesis asam nukleat dan beberapa protein virus merupakan hal yang sangat penting. #intesis virus terjadi baik di dalam inti maupun di dalam sitoplasma sel inang, bergantung dari jenis asam nukleat virus dan kelompok virus. 'ada virus "(, seperti
'. Patogenesis Congenital Rubella S%ndrome
emboli sel endotel yang terinfeksi. 2al ini selanjutnya mengakibatkan infeksi dan kerusakan organ janin. #elama kehamilan muda mekanisme pertahanan janin belum matang dan gambaran khas embriopati pada awal kehamilan adalah terjadinya nekrosis seluler tanpa disertai tanda peradangan.%,&, #el yang terinfeksi virus rubella memiliki umur yang pendek. 3rgan janin dan bayi yang terinfeksi memiliki jumlah sel yang lebih rendah daripada bayi yang sehat.
%,&,
E. 'iagnosis !n"eksi Virus Rubella Pada (ehamilan
Rubella merupakan penyakit infeksi di antaranya &5675@ kasus bersifat asimptomatis. ejala rubella hampir mirip dengan penyakit lain yang disertai ruam. ejala klinis untuk mendiagnosis infeksi virus rubella pada orang dewasa atau pada kehamilan adalah9
%,&
%. Infeksi bersifat akut yang ditandai oleh adanya ruam makulopapular &. #uhu tubuh A ++ o!A ),& o!$ ). Atrhalgiaartrhitis, limfadenopati, konjungtivitis Infeksi virus rubella berbahaya apabila infeksi terjadi pada awal kehamilan.
5
bersifat subklinis bahkan tidak dikenali. 3leh karena itu pemeriksaan laboratorik sebaiknya dilakukan untuk semua kasus dengan kecurigaan infeksi rubella.
). (R!*ER!A (L!+!S C,+-E+!*AL RUBELLA S+'R,/E
"isiko infeksi janin beragam berdasarkan waktu terjadinya infeksi maternal. pabila infeksi terjadi pada 56%& minggu usia kehamilan, maka terjadi /56+5@ risiko infeksi janin. Infeksi maternal yang terjadi sebelum terjadi kehamilan tidak mempengaruhi janin. Infeksi maternal pada usia kehamilan%76)5 minggu risiko infeksi janin menurun yaitu )5@ atau %56&5@. %,&,+ 0ayi di diagnosis mengalami !"# apabila mengalami & gejala pada kriteria atau % kriteria dan % kriteria 0, sebagai berikut9%,& . ?atarak, glaukoma bawaan, penyakit jantung bawaan paling sering adalah patient ductus arteriosus atau peripheral pulmonary artery stenosis$, kehilangan pendengaran, pigmentasi retina. 0. 'urpura, splenomegali, !aundice, mikroemsefali, retardasi mental, meningoensefalitis dan radiolucent bone disease tulang tampak gelap pada hasil foto rontgen$. 0eberapa kasus hanya mempunyai satu gejala dan kehilangan pendengaran merupakan cacat paling umum yang ditemukan di bayi dengan !"#. Definisi kehilangan pendengaran menurut 123adalah batas pendengaran B &4 d0 yang tidak dapat disembuhkan dan bersifat permanen.
%,&
-. '!A-+,S!S C,+-E+!*AL RUBELLA S+'R,/E
;eskipun
infeksi
bawaan
dapat
dipastikan
konfirmasi$
dengan
mengasingkan isolasi$ virus dari swab tenggorokan, air kemih dan cairan tubuh lainnya, tetapi pengasingan tersebut mungkin memerlukan pemeriksaan berulang. #ehingga pemeriksaan serologis merupakan pemeriksaan yang sangat dianjurkan. 'emeriksaan antibodi Ig; spesifik ditunjukkan untuk setiap neonatus dengan berat badan lahir rendah yang juga memiliki gejala klinis rubella bawaan. danya Ig; di bayi tersebut menandakan bahwa ia telah terinfeksi secara bawaan, karena antibodi ini tidak dapat melalui perbatasan barier$ plasenta.,/
6
ntibodi Ig spesifik rubella mungkin dapat dihasilkan oleh bayi secara in vitro. ;asuknya Ig maternal melalui perintangan barier$ plasenta, menyebabkan sulitnya membedakan antara antibodi yang dialihkan transfer$ secara pasif dan antibodi spesifik yang dihasilkan sendiri oleh bayi. Ig spesifik rubella yang kanjang persisten$ hingga berumur 46%& bulan. 2al itu menandakan bahwa antibodi tersebut dihasilkan oleh bayi dan menandakan adanya infeksi bawaan. Congenital Rubella Syndrome yang moderat maupun berat dapat dikenali
pada saat kelahiran, tetapi kasus ringan berupa gangguan jantung ringan, tuli sebagian kadang tidak tertemukan dan baru diketahui beberapa bulan setelah kelahiran. 'emeriksaan serologis rubella berguna dalam studi epideimologi untuk menentukan keterlibatan virus rubella sebagai penyebab kehilangan pendengaran sensorineural pada anak-anak.
0. Simpulan
Congenital Rubella Syndrome !"#$ atau Fetal Rubella Syndrome merupakan gabungan beberapa keabnormalan fisik yang berkembang pada bayi sebagai akibat infeksi virus rubella maternal yang berlanjut dalam fetus. !"# dapat mengakibatkan terjadinya abortus, bayi lahir mati, prematur dan cacat apabila bayi tetap hidup. Infeksi virus rubella pada trimester I kehamilan memiliki risiko kerusakan yang lebih besar dibandingkan dengan infeksi setelah trimester pertama. 0ayi yang didiagnosis mengalami !"# apabila mengalami & gejala kriteria ?atarak, glaukoma bawaan, penyakit jantung bawaan Cpaling sering adalah patient ductus arteriosus atau peripheral pulmonary artery stenosis, kehilangan pendengaran, dan pigmentasi retina$ atau % kriteria dan % kriteria 0 purpura, splenomegali, !aundice, mikrosefali, retardasi mental, meningoensefalitis dan radiolucent $.
7
'A)*AR PUS*A(A
%. Department of 2ealth and 2uman #ervices. Center for "isease Control and prevention. =pidemiology and 'revention of
"ubella.
http9EEwww.cdc.govEnipEpublicationsEpinkErubella.pdf .
accesed February /, &5%)$. )."eef
#,
!oronado
<.
!ongenital
"ubella
#yndrome.
http9EEwww.deafblind.comEcrs.htlm. accesed February /, &5%)$. *.
nonim.
The
Delayed
effects
http9EEwww.sense.org.ukEpublicationEall
of
!ongenital
"ubella
#yndrome.
pubsErubellaE"5).htm.
accesed
February /, &5%)$. 7. 2andojo I. Imunoasai 8ntuk 'enyakit Infeksi
=".
!ongenital
"ubella
#yndrome.
http9EEwww.orpha.netEdataEpathoE0Euk-rubella.pdf. accesed
&55*.
February
/,
&5%)$.
8
%5. !utts F, 0est J, #iueira ;;, =ngstrom ?, "obertson, #usan =. uidelines for #urveilance of !ongenital "ubella #yndrome and "ubella. Field test version. "epartment of *accines and %iologicals. eneva, 123, %+++.
%%. ;ori (, ;otegi , #himamura , =>aki T, (atsumeda T, onekawa T, 3ta , (otomi T, (akayama T. Development of a (ew ;ethod for Diagnosis of "ubella
9