METOD MET ODA A TEKNIK ANALISIS KO KOTA (ANALISIS (ANALI SIS KESES KESESU UAIAN LAHAN LAHAN PERM PERMUKIMA UKIMAN) N)
S1 Per Perenc encana anaan an Wil Wilay ayah ah dan dan Kot Kota a Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik Univ Un iver ersi sita tas s Ga Gadj djah ah Ma Mada da Yogyakarta Y ogyakarta
Menata Ruang: Menata “wadah kehidupan” manusia dan makhluk lain agar dapat hidup, menjalankan kehidupan dan memelihara keberlanjutan kehidupannya
Manusia sebagai pelaku utama karena manusia dianugerahi dianugerahi akal budi dan hati nurani oleh Tuhan
Tata Ruang:
SDM
SDA
SDB
- Pola Pola ruang: ruang: alokasi alokasi ruang/wad ruang/wadah ah kegiat kegiatan an sesuai kemampuannya/kesesuaiannya - Struktur Struktur ruang: ruang: peny penyediaa ediaan n infrastru infrastruktu kturr (secara berhirarkhi-ef berhirarkhi-efektif ektif efisien- agar kegiatan kegiatan dapat berlangsung dengan optimal
Hasil Akhir: Kesejahteraan Manusia (dan Makhluk Hidup lain) Merata/berkeadilan Berkelanjutan
KEGIATAN
Menata Ruang: Menata “wadah kehidupan” manusia dan makhluk lain agar dapat hidup, menjalankan kehidupan dan memelihara keberlanjutan kehidupannya
Manusia sebagai pelaku utama karena manusia dianugerahi dianugerahi akal budi dan hati nurani oleh Tuhan
Tata Ruang:
SDM
SDA
SDB
- Pola Pola ruang: ruang: alokasi alokasi ruang/wad ruang/wadah ah kegiat kegiatan an sesuai kemampuannya/kesesuaiannya - Struktur Struktur ruang: ruang: peny penyediaa ediaan n infrastru infrastruktu kturr (secara berhirarkhi-ef berhirarkhi-efektif ektif efisien- agar kegiatan kegiatan dapat berlangsung dengan optimal
Hasil Akhir: Kesejahteraan Manusia (dan Makhluk Hidup lain) Merata/berkeadilan Berkelanjutan
KEGIATAN
BEBERAPA BEBERAP A PENGERTIAN DASAR •
•
•
•
Ruang adalah wadah yang meliputi meliputi ruang ruang darat, darat, ruang laut, dan ruang ruang udara, udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesa kesatuan tuan wilayah, wilayah, tempat tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan melakukan ke kegiatan, giatan, dan memelihar memelihara a kelangsungan kelangsungan hidupnya.(UU 26/2007) Lahan adalah lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, vegetasi dan benda-benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan (Arsyad, 2006 dalam Muta’ali 2012) Kesesuaian Lahan: Kecocokan suatu jenis lahan tertentu untuk penggunaan tertentu Peruntukan lahan harus sesuai dengan kesesuaian lahan untuk menjamin keberlanjutan kehidupan dari makhluk hidup yang berkehidupan di dalamnya. Jika tidak sesuai: Ganti/evaluasi peruntukan, Pindahkan Pindahk an kegiatan di ruang (..lahan) yang sesuai Rekayasa Rek ayasa ruang (..lahan) (..lahan) (jika dimungkinkan). dimungkinkan). •
•
•
Contoh: Kriteria Kawasan Lindung dan Budidaya menurut RTRWN dan PermenPU 41/2007 Jenis Kawasan Lindung
Kriteria Penetapan/Parameter
Hutan Lindung
Hutan dengan jumlah bobot >175 terhadap lereng, jenis tanah, intensitas hujan, lereng lebih dari 40% , ketinggian di atas 2000 m apl
Kawasan Bergambut
Kawasan bergambut dengan ketebalan lebih dari 3 m, terletak di hulu atau rawa
Kawasan Resapan Air
Hujan tinggi, tanah mudah diresapi air, bentuk yang memudahkan peresapan air banyak
Kawasan Sempadan Mata Air
200 m sekeliling mata air
Sempadan Sungai
5 m sebelah luar tanggul sungai, 100 meter dari tepi sungai besar tak bertanggul diluar permukiman, 50 meter dari tepi anak sungai tak bertanggul di luar permukiman
Kawasan Sempadan Danau atau Waduk
50-100 m dari tepi danau waktu pasang
Sempadan Pantai
Daratan 100 m dari titik pasang tertinggi sepanjang pantai atau daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal
Kawasan Suaka Alam (Laut)
Memilki keanekaragaan biota, ekosistem, gejala dan keunikan alam
Kawasan Suaka Margasatwa (Laut)
Memiliki keanekaragaman satwa yang tinggi, tempat kehidupan satwa migran tertentu
Cagar Alam (Laut)
memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, dan tipe Ekosistemnya, kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli atau belumdiganggu manusia, merupakan satu-satunya contoh dan membutuhkan konservasi
Jenis Kawasan Lindung
Kriteria Penetapan/Parameter
Kawasan Pantai Berhutan Bakau
Lebar paling sedikit 130 (seratus tiga puluh) kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan, diukur dari garis air surut terendah ke arah darat
Taman Nasional
Luasan cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara alami, berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan satwa yang beragam, memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis tumbuhan maupun jenis satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih utuh, memiliki paling sedikit satu ekosistem yang terdapat di dalamnya yang secara materi atau fisik tidak boleh diubah baik oleh eksploitasi maupun pendudukan manusia
Taman Hutan Rakyat
memiliki luas yang memungkinkan untuk pengembangan koleksi tumbuhan dan/atau satwa jenis asli dan/atau bukan asli; merupakan kawasan dengan ciri khas baik asli maupun buatan, baik pada kawasan yang ekosistemnya masih utuh maupun kawasan yang sudah berubah; me miliki keindahan alamdan/atau gejala alam
Taman Wisata Aam
memiliki luas yang cukup untuk menjamin pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya untuk dimanfaatkan bagi kegiatan wisata alam; memiliki daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa dan ekosistemnya yang masih asli serta formasi geologi yang indah, unik, dan langka; memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata
Cagar Budaya
Hasil budaya manusia yang bernilai tinggi yang dim anfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan
Jenis Kawasan Lindung Cagar Biosfer Ramsar Taman Buru Kawasan Perlindungan Plasma Nuftah Kawasan Pengungsian Satwa Terumbu Karang Koridor Jenis Satwa /Biota Laut yang dilindungi Kawasan Unik Batuan/Fosil Kawasan Unik Bentang Alam Kawasan Unik Proses Geologi Rawan Letusan Gunung Api, Rawan Gempa Bumi, Rawan Gerakan Tanah, Rawan Longsor, Rawan Tsunami, Rawan Gelombang Pasang, Rawan Abrasi, Rawan Bajir, Rawan Genangan, Rawan Gas Beracun, Kawasan Imbuhan Air
Kriteria Penetapan/Parameter
Jenis Kawasan Budidaya Hutan Produksi Tetap, Hutan Produksi Terbatas, Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi) Hutan Rakyat Pertanian Pertambangan Industri Pariwisata Permukiman
Kriteria Penetapan
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN Kesesuaian Lahan adalah kecocokan Kecocokan suatu jenis lahan tertentu untuk penggunaan tertentu
TEKNIK ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DENGAN METODE TUMPANG TINDIH 1. Tumpang-tindih Ya-Tidak (Boolean): Sesuai (1) atau Tidak sesuai (0) Tidak sesuai jika salah satu saja dari berbagai kriteria ternyata tidak sesuai •
•
2. Tumpang-tindih dengan Pengharkatan (Penambahan – Pembobotan): Kelas kesesuaian lahan untuk budidaya, penyangga, atau lindung. Gradasi kesesuaian lahan bagi peruntukan tertentu (misal pertanian, permukiman): •
•
Sangat sesuai (S1): lahan tidak mempunyai pembatas yag berat atau pembatas kurang berarti dan tak berpengaruh secara nyata untuk penggunaan tertentu secara lestari Cukup sesuai (S2): lahan mempunyai pembatas agak berat yang mengurangi produktivitas dan keuntungan yang diperoleh pada penggunaan tertentu secara lestari Sesuai marginal/hampir sesuai (S3): lahan mempunyai pembatas sangat berat untuk penggunaan tertentu secara lestari Tidak sesuai saat ini (N1): lahan mempunyai pembatas sangat berat yang belum dapat diiatasi saat ini dengan biaya yang rasional. Tidak sesuai permanen (N2): lahan mempunyai pembatas sangat berat dan tidak mungkin untuk penggunaan tertentu secara lestari. •
Pemberian bobot / pembobotan sesuai besar-kecil pengaruh suatu parameter dibanding parameter lain terhadap faktor yang dianalisis.
Pertanian subur
Lereng
0 = Tidak memenuhi kriteria/Tidak Sesuai 1 = Memenuhi kriteria/Sesuai
Contoh Tumpang-tindih Boolean: Kesesuaian Lahan untuk Industri Kriteria lahan untuk Industri: Bukan tanah subur untuk pertanian Lereng kurang dari 5% Dekat jalan raya, maksimal 1 km Jauh dari badan air/sungai, minimal 150 m Guna lahan eksisting • • • • •
Sungai
Contoh Tumpang-tindih dengan Pengharkatan Penambahan – Pembobotan: Kesesuaian Lahan Untuk Hutan Lindung-Hutan Produksi Kesesuaian Lahan untuk Lindung – Penyangga - Budidaya Jenis Hutan Hutan Lindung
Total Skor >174
Keterangan Apaba dipenuhi salah satu syarat berikut: Lereng >40%, Tanah sangat peka terhadap erosi yaitu jenis tanah regosol, litosol, organosol dan renzina dengan lereng lapangan lebih dari 15%, Jalur pengamanan aliran sungai/air, sekurang-kurangnya 100 meter di kanan-kiri sungai/aliran air tersebut Pelindung mata air sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 meter di sekeliling mata air tersebut, Mempunyai ketinggian di atas permukaan laut ≥ 2.000 meter.
• •
•
•
•
Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Bebas Dikonversi
125-174 <125
Tebang Pilih Tebang pilih atau tebang habis
Sumber: Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 837/KPTS/UM/11/1980 Tentang Kriteria dan Penetapan Kawasan Hutan Lindung Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 683/KPTS/UM/8/1981 Tentang Kriteria dan Penetapan Kawasan Hutan Produksi
Parameter yang digunakan: (pengharkatan disertai pembobotan) •
•
•
Kelerengan Jenis Tanah Intensitas Hujan
Klasifikasi Kesesuaian Lahan (menurut sumber lain)
Total Skor >174 125-174
Keterangan Kawasan Lindung, termasuk hutan lindung Kawasan Fungsi penyangga Kawasan hutan produksi terbatas
<125 lereng <15%
Kawasan hutan produksi tetap Kawasan hutan produksi konversi Budidaya tanaman tahunan
<125 lereng <8%
Kawasan tanaman semusim dan permukiman
Sumber: Muta’ali (2012)
Catatan: Informasi lain menyebutkan bahwa Permukiman dapat diadakan pada l ahan dengan kelerengan 0-25%
Parameter yang digunakan: (pengharkatan disertai pembobotan) •
•
•
Kelerengan Jenis Tanah Intensitas Hujan
Proses Analisis Kesesuaian Lahan dengan Teknik Tumpang-tindih disertai Pembobotan: 1a. Buat peta Satuan Lahan. R
L
+
P
A
Latosol kekuningan ` Regosol
C
Podsolik kuning
` `
RC S
AC
D
RS AS
LD
PS
PD
>45% 25-45% >65% 15-25% 8-15%
`
0-8%
`
Podsolik merah
LS
8-15%
Aluvial kelabu tua 15-25%
20 mm/hari hujan
25 mm/hari hujan
A
` ` D `
C ` `
E
F
B
Proses Analisis Kesesuaian Lahan dengan Teknik Tumpang-tindih disertai Pembobotan: 1.b. Buat kelas harkat parameter yang akan digunakan, beri bobot jika perlu.
Proses Analisis Kesesuaian Lahan dengan Teknik Tumpang-tindih disertai Pembobotan:
Proses Analisis Kesesuaian Lahan dengan Teknik Tumpang-tindih disertai Pembobotan: 2. Buat pengharkatan masing-masing Satuan Lahan. Parameter
Satuan Lahan RC
RS
AC
AS
Lereng
80
..
60
Jenis Tanah
75
..
15
Curah hujan
20
..
10
Skor Total
175
..
85
...
Satuan Lahan adalah bagian dari l ahan yang mempunyai karakteristik yang spesifik. Sembarang bagian dari lahan yang menggambarkan karakteristik lahan yang jelas dan nyata, tidak peduli bagaimana caranya dalam membuat batasbatasnya. FAO (1990) menggunakan lereng, bentuk lahan, jenis tanah, guna lahan eksistiing.
...
3. Buat klasifikasi kesesuaian lahan (Lindung, Penyangga, Budidaya) Total Skor >175
Keterangan Kawasan Lindung, termasuk hutan lindung
Parameter yang digunakan: (pengharkatan disertai pembobotan)
125-174
Kawasan Fungsi penyangga Kawasan hutan produksi terbatas
•
•
<124 lereng < 15%
K awasan huta n produk si te ta p Kawasan hutan produksi konversi Budidaya tanaman tahunan
<124 lereng <8%
Kawasan tanaman semusim dan permukiman
e. Tentukan kesesuaian lahan dari masing-masing Satuan Lahan.
•
Kelerengan Jenis Tanah Intensitas Hujan
Contoh kasus A Parameter
Kondisi Lahan
Harkat
Lereng
20%
60
Jenis tanah
Latosol
30
Curah hujan
12 mm/hari hujan
10
Jumlah Harkat
100
Lahan A sesuai untuk hutan produksi bebas yang dapat dikonversi / permukiman
Contoh kasus B Parameter
Kondisi Lahan
Harkat
Lereng
20%
60
Jenis tanah
Andosol
60
Curah hujan
12 mm/hari hujan
10
Jumlah Harkat
130
Lahan B sesuai untuk hutan produksi terbatas, tidak cocok untuk permukiman
Contoh kasus C Parameter
Kondisi Lahan
Harkat
Lereng
20%
60
Jenis tanah
Regosol
75
Curah hujan
12 mm/hari hujan
10
Jumlah Harkat
145
Lahan C jika menggunakan jumlah harkat, sesuai untuk hutan produksi terbatas, tapi jika dilihat dari kriteria bahwa tanah regosol dengan lereng >15% harus dijadikan sebagai kawasan lindung, maka peruntukan Lahan C sebaiknya adalah kawasan lindung.
Contoh kasus D Parameter
Kondisi Lahan
Harkat
Lereng
20%
60
Jenis tanah
Andosol
60
Curah hujan
35 mm/hari hujan
50
Jumlah Harkat
170
Lahan D sesuai untuk hutan produksi terbatas.
SOAL LATIHAN: 1.
Tentukan Kesesuaian Lahan di Lahan A, B, C, D, E (Tuliskan penghitungan analisisnya di halaman sebalik).
2.
Lakukan langkah yang sama pada satuan lahan yang lain.
Latosol kekuningan ` Regosol
Podsolik kuning
` `
>45% 25-45% >65% 15-25% 0-8%
` `
Podsolik merah
8-15%
Aluvial kelabu tua 15-25%
20 mm/hari hujan
25 mm/hari hujan
A
` ` D `
C ` `
E
F
B
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN untuk PERMUKIMAN Proses Analisis dan Kriteria Teknis Kawasan Permukiman: 1. Tumpang-tindih dengan penambahan-pembobotan: •
Jumlah bobot terhadap lereng, jenis tanah dan curah hujan <125 (Lihat SK Menteri Pertanian no 837/1980 dan 683/19 81)
2. Tumpang-tindih dengan metode boolean: •
•
Tidak berada pada kawasan lindung; Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi, abrasi); Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/waduk/ danau/mata air/saluran pengairan Bukan tanah organosol, glay humus, laterit air tanah atau jenis tanah dengan kadar liat tinggi Tidak berada di jalur rel kereta api; daerah aman penerbangan;
•
Bukan sawah irigasi teknis.
• • •
Lahan Sesuai untuk Permukiman
Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%); Sumber lain (Muta’ali, 2012) menyarankan kelerengan lahan ≤ 15%
•
3. Pastikan: •
•
Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh penyelenggara dengan jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air 60 liter/org/hari - 100 liter/org/hari; Drainase baik sampai sedang;
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN untuk PERMUKIMAN 1. Analisis Kesesuaian Lahan dengan Teknik Tumpang-tindih PenambahanPembobotan menghasilkan peta kesesuaian untuk budidaya (skor <125) 2. Analisis Kesesuaian Lahan dengan Teknik Tumpang-tindih Boolean: Peta yang ditumpang tindih: • • • •
Peta Lahan Sesuai untuk Budidaya Peta Guna Lahan Saat Ini (Singkirkan lahan sawah irigasi teknis) Peta Lereng (Singkirkan lahan dengan kelerengan >15%, sumber lain menggunakan kriteria >25%) Peta Kawasan Lindung (Singkirkan lahan yang harus dilindungi)
Hasil: Peta Lahan Sesuai untuk Permukiman yang tidak berada di kawasan lindung dan sawah beririgasi teknis dengan kelerengan <15%.
3. Yakinkan hasil kesesuaian lahan permukiman yang dIperoleh dari langkah 2 di atas dengan informasi tentang kemudahan mendapatkan air bersih dan drainase. Lahan datar (0-15%) kemampuan drainasenya sedang, lahan bergelombang (1540%) kemampuan drainasenya baik (Muta’ali 2012, halaman 208) Kedalaman air tanah <7 m sangat baik, antara 7-14 m baik, 15-25 sedang
REFERENSI TAMBAHAN UNTUK KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN
Contoh Proses Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman
Sumber: Nusha, Fakultas Geografi, UMS, 2009, Evaluasi kesesuaian lahan untuk lokasi permukiman diKecamatan selogiri kabupaten wonogiri Propinsi jawa tengah
Contoh Parameter Yang Digunakan pada Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman Oleh Fajar Dania Nusha K, Fakultas Geografi UMS, 2009 No
Data /parameter
Keterangan
1
Kemiringan Lereng
Sudut lereng: semakin datar lereng semakin mudah dalam penempatan pondasi bangunan dan semakin rendah biaya pembangunan. Dihitung dari peta topografi dan survei lapangan.
2
Kerapatan Alur Sungai
Kedalaman dan panjang alur: semakin renggang alur sungai semakin kecil resiko bahaya banjir. Dihitung dari peta topografi dan survei lapangan.
3
Banjir atau Penggenangan
Frekuensi banjir: semakin jarang banjir semakin nyaman untuk bermukim. Survei lapangan, wawancara dengan penduduk.
4
Erosi Permukaan
Kenampakan erosi: semakin bebas erosi semakin nyaman untuk bermukim. Survei lapangan identifikasi ada tidaknya singkapan batuan, alur/parit akibat air permukaan, kenampakan akar tanaman
5
Bahaya Longsor
Gerakan massa batuan. Semakin stabil semakin aman untuk bermukim. Diidentifikasi dari peta topografi, jenis tanah/batuan dan survei lapangan.
6
Drainase
Genangan air: tanah lembab tergenang tidak sehat untuk bermukim. Survei lapangan.
7
Kekuatan Batuan
Batuan yang kuat akan menopang pondasi bangunan dengan kokoh. Survei lapangan, test kekuatan batuan dengan pukulan.
8
Pelapukan Batuan
Batuan sangat lapuk kuang kuat menopang bangunan di atasnya. Survei lapangan, pengamatan kesegaran batuan.
9
Daya Dukung Tanah
Kekuatan tanah menahan beban. Pengukuran lapangan menggunakan penetrometer
10
Kedalaman Air Tanah
Kemudahan mendapatkan air tanah dangkal. Survei lapangan, pengukuran pada sumur yang ada, pengeboran.
11
Tekstur Tanah
Tanah yang mudah kembang-kerut akan cepat merusak bangunan di atasnya. Survei laboratorium dari sampel.
1. Kemiringan lereng Sudut Lereg
Kriteria
Nilai
0-2
Datar
5
2-8
Landai
4
8 - 21
Miring
3
21 - < 40
Terjal
2
> 40
Sangat terjal
1
Kedalaman Alur Sungai
Jumlah Alur Sungai
Nilai
<1
0 – 1
5
2 – 4
2 – 4
4
5 – 8
5 – 10
3
9 – 15
11 – 15
2
> 16
> 15
1
2. Alur sungai
3. Kerawanan banjir/genangan Kriteria
Nilai
Tidak pernah banjir
5
Tergenang <2 bulan/tahun
4
Tergenang 2-6 bulan/tahun
3
Tergenang 6-8 bulan/tahun
2
Tergenang >8 bulan/tahun
1
Kriteria
Nilai
Tdak ada kenampakan erosi
5
Kenampakan erosi ringan
4
Kenampakan erosi sedang
3
Kenampakan erosi berat
2
Kenampakan erosi sangat berat
1
4. Erosi permukaan
5. Kerawanan longsor Kriteria
Nilai
Tanpa bahaya longsor
5
Ada gerakan massa batuan/tanah voume kecil
4
Gerakan massa batuan/tanah resiko sedang
3
Gerakan massa batuan/tanah resiko tinggi
2
Gerakan massa batuan/tanah resiko sangat tinggi
1
Kriteria
Nilai
Lahan kering, pengatusan sangat baik
5
Pengatusan baik
4
Pengatusan sedang
3
Pengatusan jelek
2
Pegatusan sangat jelek
1
6. Drainase/pengatusan
7. Kekuatan batuan Kriteria
Nilai
Tidak mudah pecah oleh pukulan palu geologi sangat kuat
5
Sukar pecah oleh pukulan palu geologi
4
Pecah oleh pukulan palu geologi
3
Mudah pecah oleh pukulan palu geologi ringan
2
Mudah dipecah dengan tangan
1
Kriteria
Nilai
Batu segar
5
Batu lapuk ringan
4
Batu lapuk sedang
3
Batu lapuk kuat
2
Batu lapuk sangat kuat
1
8. Pelapukan batuan
9. Daya dukung tanah Beban titik (kg/cm2)
Kriteria
Nilai
> 1,5
Sangat kuat
5
1,4 - 1,5
Kuat
4
1,2 - 1,4
Sedang
3
1,1, - 1,2
Lemah
2
<1,1
Sangat lemah
1
Kedalaman air tanah (m)
Kriteria
Nilai
<7
Sangat dangkal
5
7-14
Dangkal
4
15-25
Sedang
3
26-50
Dalam
2
>50
Sangat Dalam
1
10. Kedalaman air tanah
11. Tekstur tanah Kriteria
Nilai
Geluh
5
Geluh berpasir
4
Geluh berlempung
3
Lempung berpasir
2
Lempung, pasir
1
Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman Kelas
I (S1,S2) II (S3) III (N1,N2)
Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman
Harkat (Jumlah harkat dari seluruh parameter)
Sangat baik hingga baik, lahan sangat sesuai untuk permukiman
>35
Sedang, lahan mempunyai beberapa faktor penghambat non permanen
31-35
Jelek hingga sangat jelek, lahan memiliki banyak faktor penghambat atau beberapa faktor penghambat mutlak dan permanen.
25-30
Jumlah nilai dari masing-masing satuan lahan (kemiringan lereng + kerapatan alur sungai + Banjir atau Penggenangan + Tingkat erosi permukaan + Tingkat bahaya longsor + Drainase + Kekuatan Batuan + Pelapukan Batuan + Daya dukung tanah + Kedalaman air tanah + Tekstur tanah).
Jumlah nilai tertinggi – jumlah nilai terendah Interval kelas
= Jumlah kelas
Sumber: Nusha, Fakultas Geografi, UMS, 2009, Evaluasi kesesuaian lahan untuk lokasi permukiman diKecamatan selogiri kabupaten wonogiri Propinsi jawa tengah
Contoh Lain Parameter Kesesuaian Lahan untuk Permukiman (pada penelitian lai nnya) Kriteria Kesesuaian Lahan No
Parameter
S1
S2
S3
N1
N2
KEKASARAN MEDAN 1
Kemiringan Lereng
0% - 8%
> 8% - 25%
> 25% - 40%
> 40 %
> 40 %
KEKUATAN BATUAN 2
Posisi jalur patahan
tidak ada
tidak ada
ada pengaruh
Tepat pada jalur
Tepat pada jalur
3
Kekuatan batuan (kg/cm2)
> 75
> 30 - 75
> 10 - 30
> 3 - 10
<3
KEKUATAN TANAH 4
Kembang kerut tanah (nilai cole)
< 0,001-0,03
0,031-0,060
0,061-0,090
> 0,091
> 0,091
5
Daya dukung tanah (kg/cm2)
> 7,11 - 8,53
> 5,69 - 7,11
> 4,27 - 5,69
0 - 4,27
0 - 4,27
Baik Sekali
Baik
Agak baik
Tidak teratur
Tidak ada
< 15 m
15-25
25-50
>50
>50
erosi berat
PEMATUSAN DRAINASE 6
Saluran permukaan tanah
KETERSEDIAAN AIR 7
Kedalaman Air Tanah
BAHAYA ALAM 8
Erosi
Tidak ada
< 25 % erosi
> 75% erosi
erosi berat
9
Longsor/Gerakan Tanah
Tidak ada
Tidak ada
Ada, ringan
Ada, resiko berat
10
Banjir
Tidak pernah
Pernah ada
Tergenang Ringan, < 2 bulan per tahun
Tergenang berat, 2-6 bulan pertahun
Tergenang sangat berat, >6 bulan per tahun