PENDAHULUAN sedimentasi adalah hasil suatu proses gejala alam yang sangat kompleks di atas permukaan bumi ini. Proses ini berlangsung secara menerus dan kadang kadang lebih diperparah oleh kegiatan manusia. Oleh aliran air hujan bahan bahan hasil sedimentasi tersebut dihanyutkan memasuki palung – palung sungai. Usaha – usaha yang dilakukan untuk memperlambat proses sedimentasi ini antara lain dengan mengadakan pekerjaan teknik sipil untuk mengendalikan gerakannya menuju bagian sungai di sebelah hilirnya. Seperti pembangunan Sabo dam, Check dam, dan juga Groundsill.
PENGERTIAN SABO DAM, CHECK DAM, DAN GROUNDSILL A. SABO DAM Sabo merupakan bangunan dam atau bangunan dengan pelimpas yang dibangun untuk mencegah bahaya banjir lahar gunung berapi. Selain sebagai pengendali lahar akibat letusan gunung berapi, sabo dam juga bermanfaat sebagai pengendali erosi hutan dan daerah pertanian serta mencegah bahaya longsor. Material pasir dan batu-batuan yang tertahan di sabo juga dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber penghasilan. Bangunan Sabo dam berfungsi untuk menahan sementara lahar yang akan turun dari hulu ke hilir semaksimal mungkin. Kemudian lahar ini dialirkan sesuai kapasitas tampung bangunan hilir.
Sabo Dam di lereng Gunung Merapi
B. CHECK DAM Check dam adalah bendungan kecil yang bersifat sementara atau permanen yang dibangun melintasi saluran kecil atau drainase. Bendungan ini berfungsi mengurangi erosi dalam saluran dan menurunkan kecepatan air pada saat badai. Bendungan dibangun dengan kayu, batu, atau karung pasir. Bendungan ini biasanya digunakan dalam skala kecil, saluran terbuka yang mengalirkan 10 hektar (0,040 km2) atau kurang, dan biasanya tinggi tidak melebihi dari 2 kaki (0,61 m).
Check dam sungai Otagiri.
C. GROUNDSILL Ground Sill (Ambang/drempel) adalah bangunan yang dibangun melintang sungai untuk menjaga agar dasar sungai tidak turun terlalu berlebihan yang terjadi karena berkurangnya pasokan sedimen dari hulu ataupun karena aktifitas penambangan yang berlebihan. Akibat dari aktifitas tersebut pada waktu banjir akan terjadi arus air yang tak terkontrol sehingga akan mengakibatkan rusak/hancurnya bangunan pondasi perkuatan lereng ataupun pilar-pilar jembatan. Akibat yang lebih parah adalah tergerusnya dasar sungai dan hancurnya tanggul-tanggul sungai. Penggerusan dasar sungai secara lokal dapat juga terjadi akibat berubahnya arus air di suatu lokasi akibat dibangunnya pilar jembatan ditengah alur sungai. Dalam keadaan seperti diatas perlu adanya pembangunan ground sill untuk menghindari terjadinya penurunan dasar sungai (degradasi).
Ground Sill di Sungai Progo
DATA- DATA YANG DIPERLUKAN UNTUK MELAKUKAN PERENCANAAN SABO DAM, CHECK DAM, DAN GROUNDSILL 1) Data Sedimentasi Data sedimentasi diperlukan untuk mengetahui besarnya sedimen agar bisa ditahan oleh bangunan tersebut. 2) Data hidrologi Data hidrologi sangat penting untuk memperkirakan debit banjir rencana. Debit banjir ini diperlukan untuk merencanakan tipe, bentuk, dan ukuran hidrolis bangunan pengendali sedimen ( sabo dam ). Data – data yang diperlukan adalah data-data mengenai debit aliran sungai dan curah hujan yang terjadi serta luas daerah aliran sungai.
3) Data peta topografi Data peta topografi sangat penting untuk Memberikan informasi mengenai keadaan permukaan dan elevasi, Sebagai dasar dalam pengeplotan data mengenai hal yang berhubunga dengan sungai. 4) Data mekanika tanah Data mekanika tanah sangat penting untuk mengetahui jenis tanah dan daya dukung tanah pada daerah yang akan direncanakan bangunan. Analisa tanah dilakukan dengan pengambilan sampel yang ada di lokasi yang akan dibangun. 5) Data upah dan bahan Data upah dan bahan diperlukan untuk menghitung Rencana Anggaran Biaya bangunan tersebut.
JENIS TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN DALAM TAHAP PERENCANAAN SABO DAM, CHECK DAM, DAN GROUNDSILL 1) Tenaga ahli geodhesi Diperlukan untuk mendapatkan data-data dilapangan seperti keadaan permukaan dan elevasi, mengeplotkan data mengenai hal yang berhubungan dengan sungai. 2) Tenaga ahli geologi (khususnya sedimentologi) Diperlukan untuk mendapatkan data-data sedimentasi. 3) Konsultan perencana Untuk merencanakan dan menghitung struktur bangunan dan rencana anggaran biaya.
4) Tenaga ahli hidrologi Untuk mengumpulkan data-data hidrologi (curah hujan, iklim) dan melakukan analisa hidrologi. 5) Tenaga ahli Geoteknik Membuat analisa terhadap data lapangan dan hasil test laboratorium. Dan juga membuat rekomendasi mengenai data-data yang akan digunakan untuk perencanaan.