- Tujuan Umum Sete Setela lah h menda mendapa patk tkan an penyu penyulu luha han, n, kelu keluar arga ga pasi pasien en lebi lebih h meng menger erti ti dan dan memahami tentang TB MDR dan mau turut serta memberikan motivasi pada pasien untuk menjalani pengobatan sampai selesai. - Tujuan Khusus Keluarga pasien mampu: •
Menyebutkan definisi TB MDR
•
Menyebutkan penyebab terjadinya TB MDR
•
Menyebutkan hal yang harus dilakukan apabila terkena TB MDR
•
Menyebutkan cara mencegah penularan TB MDR
•
Menyebutkan tahap pengobatan TB MDR
•
Menyebutkan akibat pengobatan yang tidak teratur
•
Menyebutkan efek samping pengobatan
•
Menyebutkan gaya hidup yang baik untuk mendukung pengobatan
•
Menyebutkan peran keluarga bagi pasien TB MDR
•
Menyebutkan kriteria penghentian terapi TB MDR
B. Sub Pokok Bahasan •
Definisi TB MDR
•
Penyebab terjadinya TB MDR
•
Cara mencegah penularan TB MDR
•
Tahap pengobatan TB MDR
•
Efek samping pengobatan
•
Gaya hidup yang baik untuk mendukung pengobatan
•
Peran keluarga bagi pasien TB MDR
•
Kriteria penghentian terapi TB MDR
C. Manfaat Penyuluhan
a.
Bagi penyuluh Meningkatkan kemampuan komunikasi
b.
Bagi klien Meningkatkan
pengetahuan
keluarga
klien
tentang
TB
MDR
dan
penanganannya Keluarga termotivasi untuk turut serta memotivasi pasien menjalani terapi
pengobatan TB MDR secara teratur
D. Materi •
Definisi TB MDR
•
Penyebab terjadinya TB MDR
•
Cara mencegah penularan TB MDR
•
Tahap pengobatan TB MDR
•
Efek samping pengobatan
•
Gaya hidup yang baik untuk mendukung pengobatan
•
Peran keluarga bagi pasien TB MDR
•
Kriteria penghentian terapi TB MDR
E. Media dan metode
Media
: Flip chart
Metode
: Ceramah dan diskusi
TAHAP
WAKTU
Pendahuluan
± 5 menit
Penyajian
± 20 menit
KEGIATAN PENYULUH
Perkenalkan diri. • Menarik perhatian klien dengan topik penyuluhan. • Mengemukakan maksud dan tujuan •
Pembahasan pada materi. Definisi TB •
•
MDR Penyebab
•
terjadinya TB MDR Cara
•
mencegah penularan TB MDR Tahap
•
pengobatan TB MDR •
Efek samping pengobatan
•
Gaya hidup yang baik untuk mendukung
KEGIATAN SASARAN
METODE
Mendengarkan dan memperhatika n dengan seksama. • Bertanya mengenai perkenalan dan tujuan.
Tanya jawab
•
MEDIA
Flip chart
Memperhatik Tanya jawab Flip dan chart an dengan penjelasan seksama. • Bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti. •
pengobatan Peran
•
keluarga bagi pasien TB MDR Kriteria penghentian terapi TB MDR
•
Penutup
± 5 menit
Memberikan kesimpulan materi yang disampaikan. Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan sederhna.
•
•
•
•
Memperhatik Tanya jawab Flip dan chart an dengan penjelasan perasaan puas dan mengerti. menjawab soal evaluasi.
D. Evaluasi Evaluasi Struktur
•
1. Kesiapan peserta 2. Penerimaan peserta 3. Pengorganisasian tempat penyuluhan Evaluasi proses
•
1.
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2.
Peserta tidak meninggalkan tempat waktu penyuluhan
3.
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
•
Evaluasi hasil 1. Peserta mengerti tentang materi yang telah disampaikan
E. Materi (Terlampir)
F. Daftar Pustaka 1. World Health Organization. Guideline for the programmatic management of drugresistant tuberculosis . Emergency Update 2008 2. Priantini NN. MDR-TB masalah dan penanggulangannya. Medicinal 2003;4:27-33 3. Why DOTS-Plus for MDR-TB (cited 2008 april). http://www.who.int/gtb/publication/busdocs/index.html
MATERI PENYULUHAN
A.
Definisi
DRUG RESISTANT TUBERCULOSIS adalah suatu kasus dimana basil tuberculosis mengekskresikan zat yang membuat resisten terhadap satu atau lebih obat anti tuberculosis. Multi-drug resistant tuberculosis disebut sebagai penyakit dimana M. Tuberkulosis resisten terhadap Isoniazid (H) dan Rifampicin (R) dengan atau tanpa resisten terhadap obat lain. Secara umum resitensi terhadap obat anti tuberkulosis dibagi menjadi : - Resistensi primer ialah apabila pasien sebelumnya tidak pernah mendapat pengobatan OAT atau telah mendapat pengobatan OAT kurang dari 1 bulan - Resistensi initial ialah apabila kita tidak tahu pasti apakah pasien sudah ada riwayat pengobatan OAT sebelumnya atau belum pernah - Resistensi sekunder ialah apabila pasien telah mempunyai riwayat pengobatan OAT minimal 1 bulan
B.
Penyebab
Kegagalan
pada pengobatan poliresisten TB atau TB-MDR akan
menyebabkan lebih banyak OAT yang resisten terhadap kuman M. tuberculosis.
Kegagalan ini bukan hanya merugikan pasien tetapi juga meningkatkan penularan pada masyarakat. TB resistensi obat anti TB (OAT) pada dasarnya adalah suatu fenomena buatan manusia , sebagai akibat dari pengobatan pasien TB yang tidak adekuat
yang menyebabkan terjadinya penularan dari pasien TB-MDR ke.orang lain / masyarakat.
Faktor penyebab resitensi OAT terhadap kuman M. tuberculosis
antara lain : 1. FAKTOR MIKROBIOLOGIK •
Resisten yang natural
•
Resisten yang didapat
•
Ampli fier effect
•
Virulensi kuman
•
Tertular galur kuman –MDR
2. FAKTOR KLINIK a. Penyelenggara kesehatan •
Keterlambatan diagnosis
•
Pengobatan tidak mengikuti guideline
•
Penggunaan paduan OAT yang tidak adekuat yaitu karena jenis obatnya yang kurang atau karena lingkungan tersebut telah terdapat resitensi yang tinggi terhadap OAT yang digunakan misal rifampisin atau INH
•
Tidak ada guideline/pedoman
•
Tidak ada / kurangnya pelatihan TB
•
Tidak ada pemantauan pengobatan
•
Fenomena addition syndrome yaitu suatu obat yang ditambahkan pada satu paduan yang telah gagal. Bila kegagalan ini terjadi karena kuman tuberkulosis telah resisten pada paduan yang pertama maka ”penambahan” 1 jenis obat tersebut akan menambah panjang daftar obat yang resisten.
•
b.
Organisasi program nasional TB yang kurang baik
Obat
•
Pengobatan TB jangka waktunya lama lebih dari 6 bulan sehingga membosankan pasien
•
Obat toksik menyebabkan efek samping sehingga pengobatan kompllit atau sampai selesai gagal
•
Obat tidak dapat diserap dengan baik misal rifampisin diminum setelah makan, atau ada diare
•
Kualitas obat kurang baik misal penggunaan obat kombinasi dosis tetap yang mana bioavibiliti rifampisinnya berkurang
c.
•
Regimen / dosis obat yang tidak tepat
•
Harga obat yang tidak terjangkau
•
Pengadaan obat terputus
Pasien •
Kurangnya informasi atau penyuluhan
•
Kurang dana untuk obat, pemeriksaan penunjang dll
•
Efek samping obat
•
Sarana dan prasarana transportasi sulit / tidak ada
•
Masalah sosial
•
Gangguan penyerapan obat
3. FAKTOR PROGRAM •
•
Tidak ada fasilitas untuk biakan dan uji kepekaan Ampli fier effect
•
Tidak ada program DOTS-PLUS
•
Program DOTS belum berjalan dengan baik
•
Memerlukan biaya yang besar
4. FAKTOR AIDS–HIV •
Kemungkinan terjadi TB-MDR lebih besar
•
Gangguan penyerapan
•
C.
Kemungkinan terjadi efek samping lebih besar
Penegakan diagnosa TB MDR Langkah awal mendiagnosis resisten obat Tb adalah mengenal pasien dalam risiko dan mempercepat dilakukannya diagnosis laboratorium. Deteksi awal MDR Tb dan memulai sejak awal terapi merupakan faktor penting untuk mencapai keberhasilan terapi. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi sputum BTA, uji kultur M. Tb dan resistensi obat. Kemungkinan resistensi obat Tb secara simultan dipertimbangkan dengan pemeriksaan sputum BTA
sewaktu
menjalani
paduan terapi awal.
Kegagalan
terapi dapat
dipertimbangkan sebagai kemungkinan resisten obat Tb sampai ada hasil uji resistensi obat beberapa minggu kemudian yang menunjukkan terdapatnya paduan terapi yang tidak adekuat. Identifikasi cepat pasien resistensi obat Tb dilakukan terutama pasien memiliki risiko tinggi karena program pengendalian Tb lebih sering menggunakan paduan terapi empiris, minimalisasi penularan, efek samping OAT, memberikan terapi terbaik dan mencegah resistensi obat lanjut. Prediksi seseorang dalam risiko untuk melakukan uji resistensi obat adalah langkah awal deteksi resistensi obat. Prediktor terpenting resistensi obat adalah riwayat terapi Tb sebelumnya, progresiviti klinis dan radiologi selama terapi Tb, berasal dari daerah insidens tinggi resisten obat dan terpajan individu infeksi resisten obat Tb. Setelah pasien dicurigai MDR Tb harus dilakukan pemeriksaan uji kultur M. Tb dan resistensi obat.
D.
Cara Mencegah Penularan
1. Tidak membuang dahak dan ludah sembarangan 2. Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau sapu tangan ketika batuk atau bersin dan membuang tisu yang telah digunakan e tempat sampah yang tertutup 3. Menggunakan air mengalir dan sabun untuk mencuci tangan dan kemudian keringkan 4. Memakai masker ketika kontak dengan orang lain
E.
Tahap Pengobatan TB MDR 1. Fase Pengobatan intensif
Fase intensif adalah fase pengobatan dengan menggunakan obat injeksi (kanamisin atau kapreomisin) yang digunakan sekurang-kurangnya selama 6 bulan atau 4 bulan setelah terjadi konversi biakan. 2. Fase pengobatan lanjutan
Fase setelah pengobatan injeksi dihentikan
Fase lanjutan minimum 18 bulan setelah konversi biakan
Pasien yang memilih menjalani pengobatan di RS Rujukan TB MDR mengambil obat setiap minggu dan berkonsultasi dengan dokter setiap 1 bulan
F.
Efek Samping Pengobatan
Efek samping obat yang dapat dialami pasien antara lain :
G.
H.
1)
Mual muntah
2)
Diare
3)
Nyeri otot dan tulang
4)
Pusing dan sakit kepala
Gaya Hidup Sehat Bagi Penderita TB MDR
1)
Makan makanan bergizi
2)
Membuka jendela dan pintu setiap pagi agar udara dan sinar matahari masuk
3)
Olahraga teratur
4)
Tidak merokok
5)
Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
Peran keluarga dan kader kesehatan bagi pasien
1) Motivasi pasien untuk menjalani pengobatan sampai sembuh 2) Damping dan berikan dukungan moral kepada pasien agar dapat menjalani pengobatan secara lengkap dan teratur 3) Ingatkan pasien agar dating ke sarana pelayanan kesehatan untuk mendapatkan obat dan periksa ulang dahak sesuai jadwal 4) Temukan dan kenali gejala-gejala efek samping obat dan merujuk ke sarana pelayanan kesehatan
I.
Kriteria penghentian pengobatan
1) Pasien dinyatakan sembuh dari hasil pemeriksaan laboratorium 2) Pengobatan dinyatakan selesai oleh petugas kesehata